TTS matematika Filsafat Matematika (1) Filsafat Matematika (1)

Penggunaan Teka-teki Silang (TTS) Matematika sebagai
Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
saat Mempelajari Kompetensi Barisan dan Deret
Penulis : Nadia Cassinie, M.M.Pd.
SMK PRAKARYA INTERNASIONAL BANDUNG
ABSTRACS
This study starts from the problems many students who feel lazy to
study mathematics especially material Sequences and Series because
of the many terms that must be memorized to define the formulas and
rules which must be used when working on so that students have
difficulty in calculating the sequence and series of arithmetic and
geometry , The purpose of this study was to assess the effectiveness
of the use of the puzzle sequence and series in creating a learning
environment that is fun and can help students to memorize the terms
relating to the sequence and series of arithmetic and geometry in ways
other than normal. The method used was classroom action research to
be carried out in class XI TKJ (Computer Network) 2 SMK Prakarya
International Bandung with the number of students 36 people. The use
of the learning model "Fun with Math" is expected to be very useful for
improving student activity, because with this model math will not feel
stiff, difficult, and tedious.

Keywords: ability, memorization, methods, models of learning.

I. PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah

Terkait dengan mutu pendidikan
terutama
pendidikan
pada
jenjang SMK yang menuntut
siswa
lulusannya
memiliki
keahlian dalam bidangnya serta
mempunyai wawasan luas yang
dapat dijadikan sebagai modal
dalam
menghadapi

masa
depan, maka guru sebagai
ujung tombak pendidikan yang
berhubungan langsung dengan
siswa sebagai subjek dan objek
belajar harus dapat mengimplementasikan
kurikulum
pendidikan melalui peningkatan

dan perbaikan
pembelajaran.

dalam

proses

Dari
sekian
banyak
mata

pelajaran yang menjadi beban
salah satunya adalah mata
pelajaran
Matematika
yang
selama ini sering dianggap
sebagai pelajaran “angker” oleh
sebagian besar siswa.
Hasil
belajar
siswa
selain
dipengaruhi oleh model pembelajaran juga dipengaruhi oleh
partisipasi siswa. Jika siswa aktif
dan berpartisipasi dalam proses
pembelajaran maka tidak hanya
aspek
prestasi
saja
yang

diraihnya tapi juga aspek lain

yang diperoleh yaitu aspek
afektif
dan
aspek
sosial.
Mengingat
pentingnya
partisipasi
siswa
dalam
pembelajaran,
maka
guru
diharapkan dapat mencip-takan
situasi pembelajaran yang lebih
banyak melibatkan partisipasi
siswa,
sedangkan

siswa
hendaknya dapat me-motivasi
dirinya sendiri agar aktif di
dalam proses pem-belajaran.
Dengan
meningkatnya
partisipasi siswa dalam pembelajaran
maka
diharapkan
prestasi belajar siswa akan
semakin meningkat.
Menurut Anita Lie (2004 : 3)
paradigm lama dimana guru
memberikan
pengetahuan
kepada siswa yang pasif sudah
tidak bisa dipertahankan lagi.
Untuk itu guru perlu menyusun
dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran

berdasarkan
beberapa
pokok
pemikiran,
yaitu:
1. Pengetahuan
ditemukan,
dibentuk,
dan
dikembangkan oleh siswa
2. Siswa
membangun
pengetahuan secara aktif
3. Guru
perlu
berusaha
mengembangkan
kompetensi
dan
kemampuan siswa

4. Pendidikan adalah interaksi
pribadi diantara para siswa
dan interaksi antara guru
dan siswa.
Kendala yang sering ditemui
pada saat mengajar mata
pelajaran matematika antara
lain adalah :

1. Siswa
pasif
pada
mengikuti pelajaran.

saat

2. Siswa cepat merasa jenuh.
3. Setelah melewati 45 menit
pertama, siswa banyak yang
memperlihatkan sikap malas

bahkan mengantuk.
4. Siswa tidak tertarik untuk
mengerjakan
soal-soal
latihan.
Selama
ini
pembelajaran
matematika
lebih
banyak
menggunakan metode ceramah,
Tanya jawab, dan tugas yang
mempunyai kelemahan antara
lain :
1. Siswa
yang
mempunyai
kemampuan visual akan
sulit

untuk
mengikuti
pelajaran, sebaliknya yang
auditif (mendengar), akan
lebih
mudah
menerima
pelajaran.
2. Metoda
ini
apabila
digunakan terlalu lama akan
membosankan.
3. Akan sulit bagi guru untuk
menyimpulkan bahwa siswa
mengerti dan tertarik pada
materi
pelajaran
yang
disampaikan.

4. Menyebabkan siswa menjadi
pasif karena tidak mungkin
cukup
waktu
untuk
memberikan
pertanyaan
atau
menanggapi
pertanyaan
dari
setiap
siswa.
Berbeda
dengan
metode
ceramah yang lebih banyak
menuntut
keaktifan
guru

daripada anak didik, maka
penggunaan teka-teki silang

dalam metode pembelajaran ini
menuntut anak didik untuk lebih
aktif dalam berdiskusi dengan
teman, membaca, dan mencari
jawaban untuk menyelesaikan
setiap soal yang ada. Metode ini
merupakan
gabungan
dari
metode diskusi, problem solving
(metode pemecahan masalah),
dan metode TGT (The Teams
Games Tournament).
Melihat rendahnya minat untuk
mempelajari matematika yang
berdampak pada prestasi dan
hasil
belajar
siswa,
maka
beberapa upaya yang ada
kaitannya
dengan
strategi
pembelajaran
harus
dicoba
untuk diterapkan, salah satunya
adalah dengan menggunakan
sistem permainan otak (Brain
Games) yaitu teka-teki silang
matematika (TTS Matematika)
yang
diharapkan
dapat
membantu
siswa
dalam
memahami
dan
menguasai
istilah-istilah dan aturan-aturan
yang
merupakan
konsep
matematika dasar.
B. Rumusan Masalah
1. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang saya
diajukan dalam adalah :
“Apakah
penggunaan
Teka teki Silang (TTS)
Matematika
sebagai
media
pembelajaran
dapat
meningkatkan
prestasi
belajar
saat
mempelajari kompetensi
Barisan dan Deret siswa
kelas XI Jurusan Teknik
Pemesinan
di
SMK
Prakarya
Internasional
Kota Bandung?”

2. Usulan
Masalah

Pemecahan

Dalam proses belajar mengajar
penggunaan hanya satu metode
saja
dapat
menciptakan
suasana belajar yang tidak
kondusif
dan
cenderung
membosankan,
untuk
itu
diperlukan perubahan sua-sana
agar jalannya pelajaran da-pat
berlangsung dengan
efeltif,
efisien, dan menyenangkan.
Penggunaan media, alat bantu,
gaya mengajar guru, pola
interaksi antara guru dan siswa
yang bervariasi akan meningkatkan perhatian siswa didik
terhadap materi yang sedang
dipelajari,
dan
permainan
Matematika
dalam
hal
ini
berupa teka-teki silang dapat
dijadikan sebagai metode dalam
men-ciptakan suasana belajar
yang menyenangkan.
Mula-mula pengerjaan dilakukan
secara berkelompok yang terdiri
dari 2 atau 3 orang, disini siswa
bisa mengerjakannya sambil
berdiskusi dan saling berbagi
pengetahuan, selanjutnya apabila
siswa
sudah
terbiasa
dengan pola pengerjaannya,
siswa bisa dikondisikan untuk
menger-jakannya
sendiri
(individual). Dan apabaila siswa
sudah
mahir
dengan
cara
belajar
seperti
itu,
TTS
Matematika
dapat
dijadikan
sebagai ajang kompetisi antar
siswa (Tournament).
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan
dan tidak membosankan.

2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan
khusus dari penelitian ini
adalah :
 Meningkatkan
pemahaman
siswa
mengenai
istilah-istilah dan aturanaturan pada kompetensi
Barisan dan Deret.
 Membiasakan siswa untuk
berdiskusi memecahkan
masalah.
 Membiasakan siswa aktif
 Meningkatkan
belajar siswa

pestasi

 Pembelajaran bagi guru
untuk mengarahkan dan
mengkondisikan siswa dengan metode pembelajaran yang berbeda dari
biasanya.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi :
1. Siswa
 Matematika tidak akan
lagi dianggap sebagai
pelajaran yang menakutkan.
 Sebagai bahan masukan
untuk
memanfaatkan
metode
pembelajaran
yang bervariasi dalam
rangka
meningkatkan
prestasi belajarnya.
2. Guru
Sebagai bahan masukan
untuk meningkatkan mutu

pendidikan di
dikelolanya.

kelas

yang

3. Sekolah
Hasil
penelitian
ini
diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas guru
dan siswa lulusan SMK
Prakarya Internasional.

II. LANDASAN TEORI
Dalam proses belajar sehari-hari
kebanyakan
orang
hanya
menggunakan setengah dari
kemampuannya saja yaitu otak
kiri. Misalnya pada saat belajar,
kita dituntut untuk berpikir urut
dan logis saja, padahal kita juga
perlu menggunakan setengah
kemampuan otak yang lainnya
yaitu otak kanan. Kita memang
membutuhkan keberanian untuk
mencoba
menggunakan
otak kanan yang berpikir secara
acak, menyeluruh, dan kreatif.
Pada
situasi
yang
membosankan dan jenuh, otak
seseorang akan bekerja secara
negatif. Se-baliknya apabila otak
seseorang
dibuat
tergugah,
termotivasi, terpancing, dan
bersemangat, maka kita akan
mampu
me-nyelesaikan
beragam
persoalan
dengan
lebih baik dan kita dapat
mengoptimalkan kerja otak kiri
dan otak kanan. Untuk itu
semua seorang guru dituntut
untuk lebih cermat dalam
menerapkan metode pembelajaran pada kelas yang dikelolanya
karena
pengelolaan
kelas
yang
baik
akan
melahirkan
interaksi
belajar
mengajar yang baik pula.
1. Fungsi Matematika

Menurut Dikmenum (2005 : 2)
matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan
dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari melalui
materi pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan
statistika, kalkulus dan trigonometri. Matematika juga berfungsi
mengembangkan
kemam-puan
mengkomunikasikan gaga-san
melalui model matematika yang
dapat berupa kalimat dan
persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel.
2. Standar
Kompetensi
Bahan Kajian Matematika
Menurut Dikmenum (2005 : 3)
kecakapan
atau
kemahiran
matematika yang diharapkan
dapat tercapat dalam belajar
matematika adalah :
a. Menunjukkan
pemahaman
konsep matematika yang
dipelajari,
menjelaskanketerkaitan
antar
konsep
dan
mengaplikasikan
konsep
atau
algoritma,
secara
luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam memecahkan
masalah.
b. Memiliki
kemampuan
mengkomunikasikan
gagasan dengan symbol,
tabel, grafik atau diagram
untuk memperjelas keadaan
atau masalah.
c.

Menggunakan penalaran pada pola, sifat, atau melakukan manipulasi matematika
dalam
membuat
generalisasi,
menyusun
bukti, atau men-jelaskan

gagasan dan
matematika.

per-nyataan

d. Menunjukkan
kemampuan
strategic dalam membuat
(merumuskan),
menafsirkan,
dan
menyelesaikan
model
matematika dalam pemecahan masalah.
e.

Memiliki sikap menghargai
keguanaan matematika dalam kehidupan.

3. Teka-teki sebagai Media
Pembelajaran
Teka-teki
silang
merupakan
sebuah permainan yang cara
memainkannya adalah dengan
mengisi ruang-ruang kosong
yang berbentuk kotak-kotak
dengan huruf-huruf sehingga
membentuk sebuah kata sesuai
dengan petunjuk. Selain sangat
mengasyikan, mengisi TTS juga
berguna
untuk
mengingat
kosakata yang popular.
Melihat karakteristik TTS yang
santai
dan
lebih
mengedepankan
persamaan
dan perbedaan kata, maka
sangat
sesuai
apabila
dipergunakan sebagai sarana
bagi peserta didik untuk latihan
di kelas agar suasana belajar
tidak monoton karena hanya
berupa pertanyaan-pertanyaan
baku
saja.
(erlina.wordpress.com/2011/05/
20/teka-teki-sebagai-mediapembelajaran/).
TTS dapat dikategorikan sebagai
stimulan yang berfungsi mengelola stress dan menghubungkan
syaraf-syaraf
otak
yang terlelap. Sifat “fun” tapi
tetap
“learning”
dari
TTS

memberikan efek menyegarkan
ingatan, se-hingga fungsi kerja
otak kembali optimal karena
otak dibiasakan untuk terus
belajar dengan santai.
Kondisi pikiran yang jernih,
rileks, dan tenang akan membuat
memori
otak
kuat,
sehingga
daya
ingat
pun
meningkat. Wajar jika TTS
dikatakan
sebagai
me-dia
rekreasi otak karena selain
mengasah kemampuan kognitif,
meningkatkan daya ingat, memperkaya pengetahuan, TTS juga
menyenangkan.

Penelitian diadakan di SMK
Prakarya Internasional, Jl.
Inhoftank No. 46 Bandung.
C. Sumber Data
Yang menjadi sumber data
pada penelitian ini adalah
siswa kelas XI jurusan
Teknik Komputer Jaringan 2
SMK Prakarya Internasional
Bandung.
D. Teknik
Data

Teknik pengumpulan data
yang
digunakan
pada
penelitian ini adalah teknik
observasi
dengan
menggu-nakan
instrumen
berupa
kuis
untuk
mengetahui
pres-tasi
belajar matematika secara
individu maupun kelompok
pada setiap siklus, dan
catatan
lapangan
yang
digunakan untuk mengetahui partisipasi siswa dalam
pembelajaran kooperatif pada setiap siklus.

Mengisi TTS adalah ajang “latihan dan ujian tanpa beban”
karena
kecenderungannya
untuk hiburan. Dan pada saat
mengisi TTS seringkali sifat
dasar dan perannya membuat
kita “fun” dan penasaran untuk
mencari jawaban. Maka mengisi
TTS adalah cara sederhana
yang berdampak luar biasa.
(http://niahidayati.net/teka-tekisilang-cegah-otak-darikepikunan.html).
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah
metode
Eksperimental,
karena melalui penelitian ini
diharapkan dapat menemukan pengaruh dari satu variabel terhadap variabel yang
lainnya,
dalam
hal
ini
pengaruh teka-teki silang
sebagai
media
pembelajaran
terhadap
prestasi belajar.
B. Tempat Penelitian

Pengumpulan

IV. HASIL PENELITIAN
A. Rekapitulasi
rata-rata
skor partisipasi siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran

Ratarata
skor
parti
sipas
i

Tes
awal

Siklus
I

Siklus
II

Siklus
III

62,13

71,58

73,28

78,67

Terjadi peningkatan rata-rata
skor partisipasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan media TTS untuk
membantu siswa menghafal
istilah-istilah pada materi Ba-

risan dan Deret.
tersebut dalam hal :

Partisipasi

1) memberikan
pendapat
untuk pemecahan masalah.
2) memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain.
3) mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
4) motivasi
mengerjakan tugas.

dalam

5) toleransi
dan
mau
menerima pendapat orang
lain.
6) mempunyai tanggung jawab
sebagai anggota kelompok.
B. Rekapitulasi hasil angket
respon
siswa
dalam
mengikuti pembelajaran

Ratarata
skor
respon
siswa

Siklus
I

Siklus
II

Siklus
III

3,17

3,20

3,29

Berdasarkan catatan lapangan
dan wawancara dengan siswa
pada saat mengikuti pembelajaran menunjukkan bahwa :
1. Terjadi peningkatan respon
siswa pada setiap siklusnya.
2. Pembelajaran
matematika
lebih menyenangkan daripada biasanya.
3. Membantu
siswa
lebih
mudah dalam memahami
materi.
4. Mendorong
lebih giat.

siswa

5. Membuat berani
pada guru.

belajar
bertanya

6. Menciptakan
belajar
menyenangkan.

suasana
yang

7. Menimbulkan
keberanian
dalam
mengemukakan
pendapat.
8. Menumbuhkan rasa percaya
diri.
9. Menjadi lebih tertantang
dalam menyelesaikan soal.
10. Melatih
kreatifitas
dan
menumbuhkan sifat kritis.
11. Lebih terasa manfaatnya
dalam kehidupan seharihari.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan
maka
dapat
disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan
TTS
sebagi
media pembelajaran dapat
meningkatkan
partisipasi
siswa dalam hal :
 Memberikan
untuk
masalah.

pendapat
pemecahan

 Memberikan
tanggapan
terhadap pendapat orang
lain.
 Mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
 Motivasi
dalam
mengerjakan tugas.
 Toleransi
menerima
orang lain.

dan
mau
pendapat

 Mempunyai
tanggung
jawab sebagai anggota
kelompok.
2. Prestasi
belajar
matematika
,
yang
ditunjukkan oleh skor dasar
hasil tes awal, kuis I, kuis II,
kuis
III
mengalami
peningkatan pada setiap
siklusnya. Dengan demikian
pembelajaran
dengan
menggunakanTTS
dapat
meningkatkan
prestasi
belajar matematika.
3. Guru matematika sebagai
pelaksana tindakan menjadi
lebih terampil dalam melaksanakan
pembelajaran
Barisan dan Deret.
4. Selama mengerjakan TTS
siswa merasa senang, aktif
dalam berdiskusi, memiliki
keberanian dalam menyampaikan
pendapat,
dan
keterampilan-keterampilan
lain dalam pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian
dan simpulan di atas maka
peneliti menyarankan :
1. Kepada pihak terkait, dalam
hal ini Departemen Pendidikan Nasional agar dapat
mensosialisasikan
hasil
penelitian ini kepada guruguru matematika sebagai
bahan informasi dalam meningkatkan partisipasi dan
prestasi belajar matematika.
2. Kepada guru-guru matematika digarapkan dapat mencoba untuk menciptakan
pembelajaran
yang
matema-tika
yang
aktif,

kreatif,
efektif,
dan
menyenangkan
dengan
menggunakan
TTS
matematika.
LAMPIRAN 1 :
Soal pra dan pasca
penelitian
1. Dari sebuah deret hitung
diketahui suku ke – 3
sama dengan 9, sedangkan jumlah suku ke – 5
dan ke – 7 sama dengan
36. Tentukan jumlah 10
suku pertama dari deret
tersebut !
2. Suku ke–n suatu deret
geometri adalah
3−n .
Berapakah jumlah tak
hingga deret tersebut?
3. Keuntungan seorang pedagang bertambah setiap
bulan
dengan
jumlah
yang sama. Bila keuntungan sampai bulan ke – 4
sebesar 30 ribu rupiah
dan sampai bulan ke – 8
sebesar 172 ribu rupiah,
berapakah
keuntungan
yang didapat pedagang
tersebut sampai bulan
ke–18?
4. Tentukan suku ke–11 dari
barisan 256, 128, 64, …
5. Sebuah mobil dibeli dengan
harga
Rp.
80.000.000,00. Setiap tahun nilai jualnya menjadi

3
4

dari

harga

sebelumnya. Berapakah
nilai jual mobil tersebut
sesudah dipakai selama 3
tahun?

Catatan :

2. Hafal setiap istilah yang
digunakan untuk barisan
dan deret.

Untuk
dapat
menyelesaikan
bentuk-bentuk
soal
seperti
diatas, siswa dituntut untuk :

3. Memahami dan dapat
menggunakan semua rumus untuk barisan dan
deret

1. Dapat membedakan barisan dan deret untuk aritmatika dan geometri.

LAMPIRAN 2 :
1
2
3

4

6

7

8

9

5

1
0

1
1
1
2

1
3

1
4
1
5

MENDATAR
3.
r dari BG 256, 64, 16, …
7.

U1
n
U n=2 . 3

pada Barisan Geometri

8.

Suku ke-4 dari

9.

Suku ke-2 dari

n−1

U n=2
U n=2 a+1

U n−U n−1
10.
11. Hasil penjumlahan
12.

5
1
4

MENURUN
1.
2.
3.
4.

(ditulis dari belakang)

13. Suku ke-3 dari
14.

15. Kumpulan bilangan yang disusun
menurut suatu pola tertentu

2

U n=n −1

Himpunan

{ … ,−3,−2,−1, 0, 1,2, 3, … }

bilangan

5.
6.

n
S n= ( a+U n )
2
Suku ke-4 dari U n=2 n+1
Rasio dari barisan geometri 81,
729, 6561, …
Tiga bilangan yang sama yang
merupakan jumlah 3 bilangan asli
pertama
Suku ke-3 untuk Barisan Aritmatika
dengan rumus U n=3 n−1

DAFTAR PUSTAKA

Team Pustaka Phoenix. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007). Jakarta :
Pustaka Phoenix.
Wiyoto, Drs. Matematika Teknik Untuk Sekolah Menengah Kejuruan
Kelompok Teknologi dan Industri Jurusan Mesin Jilid 1 (1996).
Bandung : Penerbit Angkasa.
Supadi, M.Si., Rangkuman Pelajaran Lengkap Matematika SD Kelas 4,
5, dan 6 (2010). Jakarta : Penerbit Cmedia.
Cassinie Schiele, Nadia, S.Pd., M.M.Pd., Ringkasan Lengkap Matematika
SMK Kelas 1, 2, dan 3 (2010). Jakarta : Penerbit Ruang Kata.
Hirji Badruzzaman, Farid. Rumus Saku Matematika SMA Kelas 1, 2, dan
3 (2009). Jakarta : Penerbit Kawan Pustaka.
Rusinoff, S.E., Mathematics for Industry (1979). USA : American
Technical Society.
Setiadi, Rahmat. Pengantar Logika Matematika (2004). Bandung :
Informatika.
J. Paecell, Edwin. Kalkulus dan Geometri Analitik Jilid I Edisi V
(terjemahan). (1993). Jakarta : Erlangga.
Sugiyono, Prof., Dr., Statistika untuk Penelitian (2009). Bandung :
Alfabeta.
Sutarman, Encu. Matematika Teknik (2010). Yogyakarta : Penerbit
ANDI.
Alamsyah, M.K. Memahami Matematika SMK Untuk Kelas X Bidang
Keahlian Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Bangunan
(2007). Bandung : Armico.
Alamsyah, M.K. Memahami Matematika SMK Untuk Kelas XI Bidang
Keahlian Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Bangunan
(2007). Bandung : Armico.
Alamsyah, M.K. Memahami Matematika SMK Untuk Kelas XII Bidang
Keahlian Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Bangunan
(2007). Bandung : Armico.
E. S. Pesta. Matematika Aplikasi Untuk SMA dan MA Program Studi Ilmu
Alam (2009). Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, diperbanyak oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Priyadi, P. Gendra. Seri Pendalaman Materi Matematika SMK dan MAK
Kelompok
Pariwisata,
Seni
dan
Kerajinan,
Teknologi

Kerumahtanggaan,
Pekerjaan
Sosial,
Perkantoran (2010). Jakarta : Erlangga.

dan

Administrasi

Masrihani, Tuti. Matematika Program Keahlian Akuntansi dan Penjualan
untuk SMK dan MAK (2008). Jakarta : Erlangga.
Simangunsong, Wilson. Program Pemantapan Kemampuan Siswa PKS
Matematika Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program
Ilmu Alam (2005). Jakarta : Penerbit Gematama.