MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF D

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF
DENGAN METODE PEMBELAJARAN LATIHAN KETERAMPILAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah perencanaan dan pembelajran inovatif

Disusun Oleh :
Ahmad Rifai

(5201413061)

M. Zulfahmi

(5201413086)

Sahidul Hamzah

(5201413047)

Gifta Afka A Y

(5201413079)


Septyayu Catur P

(5201413069)

Ray Catur Pamungkas

(5201413054)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas segala berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas uji bahan melakukan uji
kekerasan di laboratorium
uji bahan ini dengan baik. Pada kesempatan ini pula tidak lupa kami

ucapkan terima kasih atas segala bantuan moril maupun materil yang telah
diberikan dalam penyelesian tugas perencanaan pembelajaran inovatif ini pada:
Bapak Agus Suharmanto,.Mpd. selaku dosen perencanaan pembelajaran inovatif
yang memberikan ilmunya di prodi PTM,dan Orang tua, mahasiswa serta semua
pihak yang telah turut membantu dalam pembuatan makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan laporan ini tidak
terlepas dari kesalahan-kesalahan, oleh sebab itu kami mengharapkan koreksi dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak sehingga dapat membantu
penyempurnaan makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
memenuhi tugas pengujian bahan sebagaimana mestinya dan bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya.

Semarang, 28 September 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu aspek yang wajib dipenuhi oleh setiap

orang disetiap Negara. Apalagi, di era globalisasi seperti ini semua aspek
kehidupan dituntut untuk terus maju dan berkembang dengan cepat. Peningkatan
sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan
merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa
berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya
pengembangan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar
anak didik dapat merima pendidikan dengan baik. Dalam kegiatan belajar
mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid yang memiliki
tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri,
maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid.
Proses interaksi inilah yang disebut dengan pembelajaran. Dalam interaksi ini,
sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan
dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai
target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan
belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.
Sehingga dalam mengajar diperlukan pendekatan, strategi, model dan metode
dalam pembelajaran yang tepat, pendidik harus pandai menggunakan hal tersebut
secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan
sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang
sama dalam hal mendidik anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan dan

strategi mana yang pendidik ambil dalam pembelajaran.
Persoalan berikut ini adalah bagaimana melaksanakannya di dalam
proses belajar mengajar atau proses pembelajaran agar tujuan atau kompetensi
yang diharapkan tercapai. Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan
pokok ialah bagaimana memilih dan menentukan strategi pembelajaran atau
strategi belajar mengajar (SBM), karena SBM menentukan jenis interaksi di
dalam proses pembelajaran.

B. Studi Kasus metode pembelajaran latihan keterampilan
Berikut merupakan contoh metode pembelajaran yang dikutip dari rancangan
pembelajaran gambar teknik
A. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari sempurnanya konsep Tuhan tentang benda-benda

dengan

fenomenanya untuk dipergunakan sebagai aturan garis-garis gambar
teknik dan cara proyeksi untuk menggambarkan benda.
1.2 Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai tuntunan dalam
pembuatan gambar konstruksi geometris dan gambar proyeksi untuk

menggambarkan benda.
2.1 Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu,
inovatif dan tanggung jawab dalam menerapkan aturan garis gambar
dalam tugas menggambar konstruksi garis dan gambar proyeksi.
2.2 Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam
menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikir dan cara menggambar
konstruksi geometris dan gambar proyeksi.
2.3 Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam melakukan tugas menggambar konstruksi geometris
dan gambar proyeksi.
3.1 Memilih peralatan dan kelengkapan gambar teknik berdasarkan fungsi
dan cara penggunaan.
1.1 Menggunakan peralatan dan kelengkapan gambar teknik sesuai fungsi
dan prosedur penggunaan
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mengaplikasikan sikap disiplin, toleransi dan bertanggungjawab dalam
penggunaan alat dan bahan gambar teknik.
2. Memahami dan membuat konsep tentang alat-alat gambar teknik dengan
benar.


3. Menggunakan peralatan dan kelengkapan gambar teknik dalam
menggambar.
4. Menggambar huruf dan angka menggunakan peralatan dan kelengkapan
gambar teknik.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu :
1. Memahami peralatan dan kelengkapan garis teknik melalui pengamatan.
2. Terlibat aktif dan mandiri mengajukan pertanyaan tentang jenis peralatan
dan kelengkapan gambar serta fungsinya.
3. Menjawab pertanyaan yang diajukan tentang jenis peralatan dan
kelengkapan gambar serta fungsi dan cara penggunanannya.
4. Mengkatagorikan data dan menentukan hubungan jenis dan fungsi
peralatan gambar, selanjutnyanya menyimpulkan dengan urutan dari yang
sederhana sampai pada yang lebih kompleks terkait dengan penggunaan
peralatan dan kelengkapan gambar teknik.
5. Menyampaikan hasil konseptualisasi berupa penggunaan peralatan dan
kelengkapan gambar teknik dalam bentuk lisan, tulisan, dan gambar.

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Metode Pembelajaran Latihan Keterampilan
Berikut pengertian menurut beberapa buku, antra lain :
Roestiyah N K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1985),
hlm. 125. Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana
siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau
ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
Pasaribu, U dan B. Simanjuntak Didaktik dan Metodik, (Bandung: Tarsito,
1986), hlm. 25 Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan
melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah di berikan.
Abdul

Majid,

Perencanaan

Pembelajaran

Mengembangkan


Study

Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2006), hlm. 133. Suatu rencana
menyeluruh tentang penyajian materi secara sistematis dan berdasarkan
pendekatan yang ditentukan dengan cara latihan agar pengetahuan dan kecakapan
tertentu dapat dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik.
(Gifta Afka 5201413079)
2.2 Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai sudut pandang mengenai
proses pembelajaran/proses belajar mengajar yang mengarah kepada pandangan
terjadinya proses yang sifatnya masih umum yang didalamnya mewadahi,
memberi

inspirasi,

menguatkan

dan


melatari

atau

mendasari

metode

pembelajaran.
Terdapat dua jenis pendekatan dilihat dari segi pendekatannya, yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach)
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach)

2.3 Contoh Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Individual : Pendekatan ini dilakukan oleh guru/pengajar dengan
memahami karakter dari masing masing siswa. Didalam sebuah kelas terdapat
siswa-siswi yang memiliki karakter berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya. Pendekatan ini bertujuan agar guru/pengajar dapat memahami karakter

dari setiap siswa.
2. Pendekatan Kelompok : Pendekatan ini berguna dan diperlukan untuk membina
dan mengembangkan sikap-sikap sosial dari siswa agar siswa dapat memiliki jiwa
sosial yang tinggi.
3. Pendekatan Bervariasi : Pendekatan ini menggunakan variasi teknik bermacammacam yang berguna menghadapi permasalahan dari para siswa yang bermacammacam dan bervariasi. Dengan menggunakan pendekatan ini diharapkan guru
dapat memunculkan motivasi dari pari siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Pendekatan Edukatif : Pendekatan ini adalah tindakan, sikap dan perbuatan dari
seorang guru harus memiliki nilai-nilai pendidikan dengan tujuan mendidik siswa
agar siswa dapat menghargai norma-norma yang ada di lingkunagn masyarakat
yang berguna dalam membina watak dari siswa masing-masing.
Contoh kasus: Seorang guru mata pelajaran Teori Pengelasan memberikan tugas
melakukan

penelitian

terhadap

peralatan

K3


di

lingkungan

civitas

akademik/kampus kepada siswanya namun sebelumnya guru membentuk sebuah
kelompok-kelompok belajar. Maka yang diterapkan oleh guru tersebut adalah
Pendekatan kelompok dan pendekatan yang berpusat pada murid (student centered
approach).
2.4 Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang telah disusun ke dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis agar mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nana Sudjana (2005:76)
metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Terdapat beberapa
metode pembelajaran yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana

pembelajaran

yang

telah

disusun

sebelumnya

yaitu

diantaranya:

1. Metode Ceramah
2. Metode Diskusi
3. Metode Demokrasi
4. Metode Ceramah Plus
5. Metode eksperimental
6. Metode Resitasi
7. Metode Study Tour
8. Metode Latihan Keterampilan
9. Metode Pengajaran Beregu
10. Peer Theaching Method
11. Metode Pemecahan Masalah
12. Project Method
13. Taileren Method
14. Metode Global
15. Teknik Pembelajaran
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar, dimana siswa
diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat
sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apadibuat, apa manfaatnya dan
sebagainya.
2.5 Teknik Pembelajaran
Pengertian dari Teknik Pembelajaran yaitu sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
pengunaan metode ceramah pada suatu kelas dengan jumlah siswa yang relative
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah dengan skelas yang memiliki jumlah siswa
yang terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
menggunakan teknik yang berbeda pada kelas yang tingkat keaktifan siswanya
tinggi dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru
diharapkan dapat berganti-ganti teknikmeskipun dalam koridor metode yang
sama.

Teknik pembelajaran adala cara yang konkret yang dipakai saat proses
pembelajaran berlangsung.
1) Teknik Umum
Teknik umum adalah cara-cara yang dapat digunakan semua bidang studi.
Contoh teknik umum yaitu antara lain:
a. Teknik Ceramah
Teknik ini paling banyak diterapkan oleh para guru dan teknik ini
menggunakan sumber referensi hampir 80% dari buku lalu sisanya siswa
melakukan observasi di laboratorium dll.
b. Teknik Tanya Jawab
Teknik tanya jawab adalah teknik yang menerapkan tanya jawab antara
guru dengan peserta didik. Teknik ini juga banyak diterapkan oleh para guru.
Dengan teknik ini diharapkan guru dapat langsung mengevaluasi proses belajar
mengajarnya terhadap siswa.
c. Teknik Diskusi
d. Teknik Ramu Pendapat
e. Teknik Latihan
f. Teknik Inquiri
g. Teknik Demostrasi
h. Teknik Simulasi
2) Teknik Khusus
Teknik khusus adalah cara mengajarkan(menyajikan atau memantapkan) bahanbahan pelajaran bidang studi tertentu. Contohnya adalah teknik meringkas, teknik
medekripsikan objek, teknik menyadur, dll dalam teknik pembelajaran menulis.

BAB III
PELAKSANAAN
3.1 Langkah-langkah
Tahapan dalam metode latihan keterampilan:
 Fase

Pemberian

Latihan.

Latihan

yang

diberikan

kepada

siswa

hendaknya mempertimbangkan: tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang
jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan, sesuai dengan
kemampuan siswa, ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan
siswa, sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
 Langkah

Pelaksanaan

Latihan.

Fase

ini

meliputi:

diberikan

bimbingan/pengawasan oleh guru, diberikan dorongan sehingga anak mau
bekerja, diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain,
dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan
sistematik.
 Fase mempertanggungjawabkan latihan. Fase ini meliputi: laporan siswa
secara tertulis dari apa yang telah dikerjakannya, ada tanya jawab/diskusi
kelas, penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes atau
cara lainnya.
Selain ketiga langkah tersebut, ada langkah langkah yang biasa digunakan oleh
guru, secara runtut sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain :
1)

Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa

2)

Tentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan

3) Tentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus dikerjakan untuk
menghindari kesalahan
4)

Lakukan kegiatan pradrill sebelum menerapkan metode ini secara penuh

b.

Tahap Pelaksanaan
1)

Langkah pembukaan
Dalam langkah pembukaan, beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh guru
diantaranya mengemukakan tujuan yang harus dicapai, bentuk-bentuk latihan
yang akan dilakukan.

2)

Langkah pelaksanaan

3)

a.

Memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana dulu

b.

Ciptakan suasana yang menyenangkan/menyejukkan

c.

Yakinkan bahwa semua siswa tertarik untuk ikut

d.

Berikan kesempatan \kepada siswa untuk terus berlatih

Langkah mengakhiri
Apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus memberikan
motivasi untuk siswa terus melakukan latihan secara berkesinambungan
sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan terbiasa.

(Ahmad Rifai 5201413061)
3.2 Teknik Pelaksanaan
Bentuk- bentuk Metode Drill dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik,
yaitu sebagai berikut :
a.

Teknik Inquiry (kerja kelompok)

Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik untuk
bekerja sama dan memecahakan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang
diberikan.
b.

Teknik Discovery (penemuan)

Dilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses kegiatan mental
melalui tukar pendapat, diskusi.
c.

Teknik Micro Teaching

Digunakan untuk mempersiapkan diri anak didik sebagai calon guru untuk
menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai
tambah atau pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru.
d.

Teknik Modul Belajar

Digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar berdasarkan
performan (kompetensi)
e.

Teknik Belajar Mandiri

Dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri, baik di
dalam kelas maupun di luar kelas.
(Sahidul Hamzah 5201413047)
3.3 Taktik Pembelajaran
Pengertian taktik pembelajaran gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Contohnya
terdapat dua orang guru yang menggunakan metode yang sama seperti metode
ceramah, tetapi mungkin proses dari pembelajarannya akan sangat berbeda karena
taktik yang digunakannya. Dalam penyajiaanya mungkin guru yang satu
cenderung diselingi humor namun mendidik sementara guru yang satunya krena
kurang memiliki selera humor akan menggunakan alat bantu atau media
pembelajaran lainnya. Dalam gaya pembelajaran kan nampak keunikan atau
kekhasan dari masing-masing guru sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan
tipe kepribadian dari sang guru yang bersangkutan.
Contoh taktik pembelajaran selanjutnya yaitu seorang siswa yang nakala
dan sangat usildapat diatasi dengan taktik pembelajaran memberikan kepercayaan
yang lebih kepada siswa tersebut untuk menjawab pertanyaan soal matematika
ataupun mata pelajaran lainnya di depan kelas sehingga dapat menciptakan
kepercayaan diri yang baik terhadap siswa tersebut. Namun apabila siswa tersebut
merasa cemas atau takut maka guru dapat mengatasinya dengan membuat suasana
menjadi riang gembira melalui humor dan media pembelajaran lainnya.
(Ray Catur Pamungkas, 5201413054)

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Implikasi
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar, dimana siswa
diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat
sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan
sebagainya.
Strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu,
Dari kalimat ini dapat disimpulkan bahwa yang lebih ditekankan pada strategi
pembelajaran adalah perencanaannya. Sedangkan

pendekatan pembelajaran

adalah cara memandang terhadap pembelajaran , serta cara kerja untuk
memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna
membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga yang lebih
ditekankan dalam pendekatan sudah bukan merupakan perencanaan, tetapi
bagaimana

seorang

pendidik

dapat

memandang

suatu

masalah

dalam

pembelajaran, unuk kemudian ditemukan solusinya dalam metode pembelajaran.
Jadi dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan tindak lanjut dari
pendekatan pembelajaran. Yang tidak kalah pentingnya lagi adalah model
pembelajaran, diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentukkurikulum, merancang bahan-bahan

pembelajaran, dan

membimbing pembelajaran di kelas.
Meskipun pengertiannya hamper sama dengan strategi pembelajaran,
model pembelajaran mempunyai ruang lingkup yang lebih sempit. Hal tersebut
disebabkan

oleh

model

pembelajaran

merupakan

bagian

dari

strategi

pembelajaran. Begitupun dengan metode dan pendekatan pembelajaran, ketiga
aspek tersebut merupakan pengembangan dari strategi pembelajaran.Dengan kata
lain, gabungan dari ketiga aspek tersebutlah yang dikatakan strategi pembelajaran.
(Septyayu CP 5201413069)

4.2 Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan Metode Latihan
 Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis,
melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
 Peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian,
penjumlahan,

pengurangan,

pembagian,

tanda-tanda/simbol,

dan

sebagainya.
 Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan
pelaksanaan.
Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan
sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya.
 Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil
dalam belajar telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak
dikemudian hari.
 Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang
disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan
tindakan dan perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran.
2. Kelemahan Metode Latihan
 Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
 Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat
menghapal. Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan
pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada
pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses
berfikir secara logis.
 Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik
melakukan sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus
peserta didik bertindak secara otomatis.
 Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta
didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh guru.

3. Usaha Mengatasi Kelemahan Metode Latihan
 Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih hal-hal yang bersifat
motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan grafik, kesenian dsb.
 Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang
mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang
harus dikuasai.
 Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada
latihan pertama, pelajar tidak berhasil, maka guru harus mengadakan
perbaikan, lalu penyempurnaan.
 Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan dari halhal yang bersifat keterpaksaan.
Sifat latihan, yang pertama bersifat ketepatan kemudian kecepatan, yang keduanya
harus dimiliki oleh peserta didik.
(M.Zulfahmi 5201413086)

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Study
Kompetensi Guru. , hlm. 133 . Bandung: PT. Rosda Karya
Hartoko, Dick. 1984 . Manusia dan Seni. Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
Liang Gie, 1976, Garis Besar strategi Belajar (Filsafat Pembelajaran), Fakultas
Filsafat Universitas gajah Mada, Yogyakarta.
Pasaribu, U dan B. Simanjuntak , 1986 . Didaktik dan Metodik, Bandung: Tarsito,
, hlm. 25
Roestiyah N K, 1985. Strategi Belajar Mengajar. , hlm. 125 .Jakarta: Bina Aksara,
Rohendi R, Tjejep, 2000, Metode pelatihan Kesenian Dalam Pendekatan
Kebudayaan, STSI, Bandung.
Summahamijaya, Suparman. 2004. Pembangunan Karakter Peserta didik melalui
latihan keterampilan .Jakarta: Lembaga Bina insan cendekia.
Sutrisno, Muji, 1993. Model Belajar: Filsafat Pembelajaran, Yogyakarta:
Kanisius.
Sutjipto, Katjik, 1973, Seni Rupa sebagai Alat Peraga Pendidikan, sub Proyek
Penulisan Buku Pelajaran, IKIP Malang.