Digital 101995 Konten BAB II TUJUAN KEBI

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

BAB II
TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
WILAYAH PROVINSI

2.1
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
Tujuan disusun dengan mempertimbangkan visi-misi pembagunan wilayah provinsi, karakteristik wilayah, isu strategis
wilayah, dan hal-hal yang ingin dicapai.
Adapun tujuan penataan ruang provinsi Jawa Timur ditentukan atas dasar visi dan misi RPJP Jawa Timur 2005 – 2025. Visi
pembangunan jangka panjang Jawa Timur adalah ”Pusat Agrobisnis Terkemuka, Berdaya Saing Global dan Berkelanjutan
Menuju Jawa Timur Makmur dan Berakhlak”.
Berdasarkan visi tersebut, maka misi pembangunan Jawa Timur 20 Tahun kedepan adalah :
1.

Mengembangkan Perekonomian Modern Berbasis Agrobisnis, dicapai dengan cara mendorong pergeseran Agrobisnis
dari berbasis pada keunggulan komparatif (comparative advantage) ke arah Agrobisnis yang didorong oleh keunggulan
kompetitif (competitive advantage) melalui pengembangan modal dan peningkatan kemajuan teknologi pada setiap subsistemnya, serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia.

2.


Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Handal, Berakhlak Mulia dan Berbudaya, dicapai dengan cara
meningkatkan kualitas masyarakat Jawa Timur yang berakhlak, berpendidikan, berdaya, inovatif, dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

3.

Mewujudkan Kemudahan Memperoleh Akses Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup, dicapai dengan cara mengurangi
kesenjangan sosial, kemiskinan, pengangguran melalui kemudahan memperoleh akses terhadap berbagai bentuk
pelayanan sosial dasar masyarakat yang berkualitas.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 1

1

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

4. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Buatan dicapai dengan cara menjaga keseimbangan antara

ketersediaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui penataan ruang yang berkelanjutan.
5. Mengembangankan Infrastruktur Bernilai Tambah Tinggi, dicapai dengan cara pembangunan sarana dan prasarana
wilayah untuk mendorong pengembangan kawasan pusat-pusat produksi (agropolitan) dan distribusi (metropolitan) serta
mengurangi ketimpangan antar wilayah.
6. Mengembangkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dicapai dengan cara membangun transparansi, akuntabilitas dan
partisipasi masyarakat serta peningkatan kinerja pelayanan publik yang didukung profesionalisme aparatur, stabilitas
politik, ketentraman dan ketertiban serta konsistensi dalam penegakan hukum dan HAM.
Dalam mewadahi kepentingan penataan ruang sesuai dengan visi dan misi di atas, maka disusunlah visi dan misi penataan
ruang wilayah Jawa Timur sebagai berikut:
a. Visi misi penataan ruang wilayah provinsi:
Visi penataan ruang Jatim adalah “Terwujudnya ruang wilayah Provinsi Jawa Timur berbasis
komersial yang berdaya saing global dalam pembangunan berkelanjutan”.

agribisnis

dan jasa

Misi Penataan ruang Jatim adalah:
1. Mewujudkan optimasi fungsi budidaya kawasan dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dalam persaingan
global.

2. Mewujudkan pengembangan pusat pertumbuhan wilayah dalam meningkatkan daya saing daerah dalam kancah
Asia.
3. Mewujudkan pemantapan fungsi lindung dan kelestarian sumberdaya alam dan buatan.
4. Mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana wilayah secara berkeadlilan dan berhirarki, serta bernilai tambah
tinggi.
5. Mewujudkan berbagai kemudahan bagi pengembangan investasi daerah serta peningkatan kerjasama regional.
6. Mewujudkan keterpaduan program pembangunan yang didukung seluruh pemangku kepentingan.
7. Mewujudkan keseimbangan pemerataan pembangunan antarwilayah dan pertumbuhan ekonomi.
b. Karakteristik wilayah

RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 2

2

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

Karakteristik wilayah Provinsi Jatim adalah heterogen baik secara fisik, perkembangan sosial dan ekonomi, potensi sda
dan sdm. Akan tetapi, terdapat kecenderungan pola umum karakteristik wilayah Jatim yaitu sebagai berikut:

- Kawasan lindung memiliki luas kurang lebih 558.995 Ha atau sekitar 11,69%, lahan budidaya adalah seluas kurang
lebih 4.220.980 Ha atau 88,31% serta penggunaan lahan di Jawa Timur cenderungan menurunnya luas wilayah
pertanian.
- Terdapat ketidakmerataan persebaran penduduk sebagai human capital untuk modal pembangunan. Kondisi
kesenjangan kepadatan penduduk juga nampak, terutama antara wilayah yang termasuk kategori kota/perkotaan
dengan wilayah kabupaten-kota atau perkotaan perdesaan. Besaran angka IPM menurut wilayah kabupaten/kota
sangat bervariasi.
- Konsentrasi perkembangan kawasan perkotaan telah menimbulkan kesenjangan antar wilayah yang cukup signifikan
serta inefisiensi pelayanan prasarana dan sarana. Akan tetapi terdapat prospek untuk mengurangi kesenjangan, di
antaranya percepatan pembangunan di Kepulauan Madura, dengan strategi pembangunan infrastruktur seperti
pelabuhan internasional, Jembatan Suramadu, serta menjadikan Kep Madura terutama Kabupaten Bangkalan
sebagai pusat industri.
- Kualitas pembangunan prasarana transportasi menunjukkan bahwa terdapat permasalahan yaitu kurangnya
penyediaan pelayanan infrastruktur transportasi wilayah serta masih kurang terintegrasinya secara maksimal
pembangunan antar wilayah.
- Potensi-potensi bencana alam meningkat seiring dengan meningkatnya kerusakan lingkungan.
- Wilayah utara lebih berkembang daripada wilayah tengah ataupun wilayah selatan. Hal ini terutama didorong oleh
keberadaan infrastruktur utama perkembangan wilayah seperti pelabuhan, bandara, dan jalan tol yang relatif
tersedia di bagian wilayah utara, preferensi investasi berupa pembukaan industri-industri besar dan pertambangan
migas juga cenderung berkonsentrasi di daerah utara.

- Potensi pertanian merata hampir di setiap wilayah, terutama pertanian tanaman pangan. Hal ini perlu mendapat
perhatian dalam penataan ruang agar potensi ini menjadi kekuatan untuk mengembangkan kemandirian pangan di
daerah dan menopang perekonomian secara lebih luas.
- Potensi industri skala besar dan pertambangan migas cenderung beraglomerasi di wilayah utara, sedangkan
potensi pertambangan mineral cenderung beraglomerasi di wilayah selatan. Perbedaan nilai tambah sektor-sektor
tersebut tentu menyebabkan perbedaan potensi perkembangan wilayah. Dengan demikian, perlu diidentifikasi suatu

RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 3

3

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

upaya untuk mempercepat pembangunan di selatan serta meningkatkan nilai tambah dari sektor ekonomi yang
menjadi kekuatan utama wilayah, terutama di bagian selatan.
- Potensi pariwisata merata hampir di setiap wilayah. Potensi pariwisata ini beragam, baik yang bersifat wisata alam
dan bahari, wisata religi, wisata budaya, dan wisata urban. Beberapa objek utama telah “go internasional”. Hal ini
perlu didukung dengan keterkaitan yang lebih kuat antara potensi yang ada agar berkembang dan strategi

pemasaran yang profesional.
- Pembangunan spasial cenderung terjadi dengan pola linier-konsentris. Pertumbuhan transportasi jalan raya menjadi
faktor penarik pertumbuhan pembangunan spasial. Isu konektivitas menjadi hal utama bagaimana agar aksesibilitas
wilayah tetap berkembang secara seimbang.
- Kendala fisik dan aksesibilitas wilayah menjadi salah satu faktor penghambat perkembangan, terutama di sebagian
wilayah selatan serta Kep. Madura.
c. Isu strategis wilayah:
- Isu kemampuan lahan/carrying capacity dan isu konversi lahan
- Isu kesenjangan ekonomi, sarana dan prasarana, SDM
- Isu bencana alam dan kerentanan
- Isu bencana lumpur LAPINDO dan implikasi sosial ekonomi
- Isu konversi hutan lindung dan lahan sawah pertanian terutama yang beririgasi.
- Isu kurang terintegrasinya sektor-sektor pertanian, serta antara sistem produksi, koleksi, dan distribusi sehingga
belum optimal pengembangan dan peningkatan nilai tambah produksi sektor pertanian
- Isu globalisasi, urbanisasi, dan pertumbuhan perkotaan yang mengarah kepada urban sprawl dan megacities
terutama di kota-kota utama di Jatim
- Isu ketahanan pangan
- Isu pengembangan potensi-potensi infrastruktur strategis seperti infrastruktur transportasi, infrastruktur energi dan
telekomunikasi, seperti Suramadu, pengembangan pelabuhan di Tuban, Lamongan, Gresik, hingga Situbondo,
pengembangan sumber-sumber energi alternatif dan pengolahannya.

d. Hal-hal yang ingin dicapai:
- Wilayah Jawa Timur sebagai Pusat Agrobisnis Terkemuka, Berdaya Saing Global dan Berkelanjutan Menuju
Timur Makmur dan Berakhlak.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 4

Jawa

4

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

- Kondisi fisik spasial lingkungan yang tertata terutama adanya keseimbangan pemanfaatan ruang budidaya secara
optmila, keseimbangan antara ruang-ruang hijau dan/atau ruang terbuka serta kawasan terbangun; keseimbangan
spasial tata guna lahan dan transportasi.
- Terciptanya pusat-pusat pertumbuhan utama yang dapat menjadi orientasi kawasan secara regional-nasional.
- Perlindungan lingkungan yaitu perlindungan terhadap tata air, udara, tanah, akibat dampak negatif pembangunan
serta perlindungan terhadap pengurangan hutan dan sawah irigasi teknis.
- SDM dan wilayah yang berdaya saing global, terutama merespon tatanan globalisasi agar Jawa Timur dapat siap

menjadi bagian dari sistem global dan tidak menjadi objek globalisasi semata.
- Kemandirian pangan terutama untuk mengejawantahkan potensi pangan yang besar di Jawa Timur agar dapat
menyokong tujuan nasional di sektor pangan.
- Keseimbangan dan pemerataan pembangunan antarwilayah di Jawa Timur.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, tujuan penataan ruang Jawa Timur adalah : “Mewujudkan ruang
wilayah provinsi yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan melalui pengembangan sistem agropolitan dan sistem
metropolitan”.

2.2
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan tujuan penataan ruang Jatim, maka kebijakan dan strategi pengembangan wilayah Jawa Timur didefinisikan
sebagai berikut:
Kebijakan (1)
Pemantapan sistem perkotaan PKN sebagai perkotaan metropolitan di Jawa Timur.
Strategi :
a. Mengembangkan ekonomi wilayah berbasis strategi pemasaran kota (city marketing)
b. Memantapkan fungsi-fungsi perdagangan jasa berskala nasional dan internasional
c. Mengembangkan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi skala internasional
d. Meningkatkan kemudahan investasi untuk pembangunan infrastruktur metropolitan melalui deregulasi
e. Meningkatkan aksesibilitas barang, jasa, dan informasi antara perkotaan metropolitan dengan perkotaan lainnya

RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 5

5

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

f. Mengembangkan metropolitan berbasis ekologi atau eco-metropolis; dan
g. Mengembangkan revitalisasi kawasan kota bersejarah dan atau kota tua di kota-kota PKN sebagai daerah tujuan
wisata budaya yang bernilai ekonomi.
Kebijakan (2)
Peningkatan sistem keterkaitan antara kantong-kantong produksi utama di Jawa Timur dengan pusat pengolahan dan
pemasaran sebagai inti pengembangan agropolitan.
Strategi :
a. Memantapkan sentra-sentra produksi pertanian unggulan sebagai penunjang agribisnis dan agroindustri
b. Mengembangkan sarana dan prasarana produksi pertanian ke pusat-pusat pemasaran sampai terbuka akses ke
pasar eksport
c. Memantapkan suprastruktur pengembangan pertanian yang terdiri dari lembaga tani dan lembaga keuangan.
d. Mengembangkan pertanian dan kawasan perdesaan berbasis eco-region

2.3
Kebijakan dan Strategi Struktur Ruang Wilayah Provinsi
Kebijakan dan strategi struktur ruang wilayah terdiri atas : pengembangan sistem pusat pelayanan dan sistem prasarana
wilayah.
Kebijakan (1)
Mendorong pertumbuhan wilayah di perdesaan dan perkotaan dan juga pemerataan pelayanan agar tidak terjadi pemusatan
kegiatan di suatu wilayah, dengan cara :
a. Pembentukan sistem perkotaan.
b. Pengembangan sistem perdesaan.
c. Pembentukan sistem dan fungsi perwilayahan.
Strategi (1)
a. Menetapkan pusat-pusat kegiatan secara berhirarki dengan membentuk PKN, PKW, dan PKL yang meliputi PKN
Gerbangkertosusila dan Perkotaan Malang, serta pusat-pusat kegiatan regional dan pusat-pusat kegiatan di masingmasing Kabupaten/Kota.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 6

6


NASKAH KAJIAN AKADEMIS

b. Merevitalisasi dan melakukan percepatan pembangunan kawasan metropolitan sebagai pusat pertumbuhan utama
di Jawa Timur yang didukung oleh pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan pusat-pusat pertumbuhan lokal.
c. Mengembangkan kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan perannya.
Strategi (2)
a. Memperkuat dan memantapkan hubungan desa-kota (rural-urban linkage) melalui pemantapan sistem agropolitan.
b. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan pada kawasan perdesaan sebagai inti kawasan agropolitan.
c. Mengembangkan kawasan perdesaan berbasis agropolitan dapat dilaksanakan oleh kabupaten atau untuk dua atau
lebih wilayah kabupaten akan dilaksanakan oleh provinsi sebagai salah satu kawasan strategis ekonomi provinsi.
d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur terutama infrastruktur jalan untuk mendukung sistem agropolitan.
Strategi (3)
a. Membentuk WP (Wilayah Pengembangan) untuk mengendalikan perkembangan wilayah.
b. WP yang dibentuk berdasarkan kondisi eksisting serta fungsi dan perannya.
c. Membentuk struktur pusat permukiman perkotaan dan sistem kegiatan dari WP yang telah dibentuk.
d. Menciptakan pemerataan pembangunan wilayah.
Kebijakan (2)
Pemantapan penyediaan prasarana wilayah dengan meningkatkan kelengkapannya, skala pelayanannya, pemerataannya,
serta sistem interkonektivitas dan keterpaduan antar jenis prasarana dan dengan wilayah-wilayah yang dilayaninya secara
efisien, yang meliputi:
a. Sistem jaringan transportasi.
b. Sistem jaringan energi.
c. Sistem jaringan telekomunikasi.
d. Sistem jaringan sumberdaya air.
e. Sistem jaringan prasarana wilayah lainnya yang meliputi jaringan prasarana lingkungan.
Strategi (1)
Meningkatkan peranan sektor transportasi dalam mendorong percepatan dan pemerataan kegiatan pembangunan daerah,
melalui :
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 7

7

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

a. Meningkatkan integrasi sektor transportasi dengan pengembangan pusat-pusat kegiatan, kawasan strategis,
kawasan andalan, kawasan tertinggal, dan wilayah kepulauan.
b. Memantapkan dan mengembangkan jaringan transportasi darat, laut dan udara yang terintegrasi dengan kebijakan
pengembangan wilayah.
c. Meningkatkan integrasi inter dan antar moda yang didukung dengan prasarana, sarana dan manajemen yang
profesional sehingga mempunyai daya saing serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
d. Meningkatkan peranan berbagai stakeholders dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif.
e. Mengembangkan sistem insentif dan disinsentif sehingga dapat meningkatkan peranan masyarakat dalam pelayanan
transportasi.
Strategi (2)
Mengembangkan sistem penyediaan dan sistem penyaluran sumber daya energi listrik, minyak bumi, gas bumi, serta panas
bumi untuk memenuhi standar pelayanan dengan memperhatikan prinsip efisiensi dan keberlanjutan yang dicapai melalui:
a. Mengembangkan diversifikasi sumber energi baru antara lain: surya cell, energi panas bumi, energi mikro hidro,
energi angin dan biogas.
b. Mengembangkan instalasi dan jaringan distribusi untuk memenuhi standar mutu dan keandalan pelayanan listrik
yang berlaku baik di perkotaan maupun di perdesaan.
c. Meningkatkan eksplorasi dan eksploitasi migas untuk meningkatkan cadangan migas dengan teknologi dan metode
yang ramah lingkungan.
d. Mengembangkan energi panas bumi sebagai sumber energi baru masa depan yang ramah lingkungan secara
terpadu untuk meningkatkan daya tarik investasi.
Strategi (3)
Mengembangkan jaringan telekomunikasi secara terestrial dan satelit untuk meningkatkan pelayanan telekomunikasi melalui:
a. Mengembangkan jaringan primer dengan sistem kabel dan nirkabel.
b. Mengembangkan menara pemancar bersama (base transceiver station atau bts) secara terpadu yang didukung oleh
kerjasama antar daerah.
Strategi (4)
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 8

8

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

Meningkatkan kualitas dan kuantitas jaringan sumberdaya air berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan
umum, keterpaduan, keserasian, keadilan, dan keandalan air untuk memenuhi kebutuhan air irigasi, air baku industri, air
minum, melalui:
a. Mengembangkan pemanfaatan air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan sumber air permukaan lainnya.
b. Melindungi dan melestarikan sumber air melalui pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah
tangkapan air, pengaturan sarana dan prasarana sanitasi, pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu,
pengaturan daerah sempadan sumber air, pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian
alam, pelestarian sumber mata air di kawasan hutan produksi, hutan lindung, maupun hutan konservasi.
c. Meningkatkan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air untuk mempertahankan dan memulihkan
kualitas air yang masuk dan yang ada pada sumber-sumber air.
d. Meningkatkan pengelolaan air minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.
e. Mengembangkan dan mengelola sistem irigasi.
f.
Mengembangkan sarana pengendali banjir yang didukung kerjasama antara pemerintah, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota.
g. Mengendalikan daya rusak air dilakukan pada sungai, danau, waduk, dan/atau bendungan, rawa, cekungan air tanah,
sistem irigasi, mencakup upaya pencegahan, penanggulangan, pemulihan.
Strategi (5)
Meningkatkan kualitas lingkungan di Provinsi Jawa Timur dengan memperhatikan pengelolaan sampah dan limbah beracun,
meliputi :
a. Menentukan lokasi pembuangan sampah dengan tepat.
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan kerja sama antardaerah.
c. Meningkatkan kinerja operasi sistem pengangkutan sampah di perkotaan dan perdesaan hingga ke tps di lokasi
masing-masing;
d. Membangun tempat pembuangan akhir terpadu antar wilayah yang dikelola bersama.
e. Mengelola lingkungan buatan ditekankan pada pengendalian pencemaran.
f.
Memantapkan kapasitas kelembagaan pengelola persampahan dan drainase.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 9

9

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

g. Meningkatkan teknologi pengolahan limbah melalui pengkomposan sampah organik, teknologi daur ulang sampah
non organik, teknologi pembakaran sampah dengan incinerator serta teknologi sanitary landfill dengan prinsipprinsip “3r” reduse, reuse, recycle) serta prinsip pemulihan biaya (cost-recovery).

2.4
Kebijakan dan Strategi Penetapan Pola Ruang Wilayah Provinsi
Kebijakan pola ruang di wilayah Provinsi Jawa Timur mencakup kawasan lindung, budidaya, dan kebijakan kawasan pesisir
dan pulau-pulau kecil. Kawasan-kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung tidak boleh dialihfungsikan untuk
kegiatan budidaya, dan kawasan budidaya akan dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimum. Kawasan budidaya hutan
produksi dan lahan pertanian pangan berkelanjutan harus tetap dipertahankan. Pola pemanfaatan ruang wilayah di Provinsi
Jawa Timur diarahkan untuk menciptakan keseimbangan antara fungsi kawasan sebagai kawasan lindung dan kawasan
budidaya.
Kebijakan dan strategi penetapan pola ruang wilayah provinsi adalah sebagai berikut :
Kebijakan 1
Pemantapan pelestarian dan perlindungan kawasan lindung untuk mencapai perlindungan lingkungan sumberdaya
alam/buatan dan ekosistemnya, meminimalkan resiko dan mengurangi kerentanan bencana, mengurangi efek pemanasan
global yang berprinsip partispasi, menghargai kearifan lokal, serta menunjang pariwisata, penelitian, dan edukasi, yang
meliputi :
a. Kawasan hutan lindung.
b. Kawasan perlindungan setempat.
c. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya.
d. Kawasan rawan bencana alam.
e. Kawasan lindung geologi.
f.
Kawasan lindung lainnya.
Strategi 1:
Meningkatkan upaya preservasi dan konservasi hutan lindung untuk menjaga luasannya dan meminimalkan perusakannya
melalui:
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 10

10

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

a. Mengembangkan sistem tata batas (deliniasi) persebaran hutan lindung di seluruh wilayah Jawa Timur sehingga jelas
batasan antara kawasan hutan lindung dan sekitar untuk meminimalisir potensi perusakan oleh masyarakat.
b. Menetapkan luas kawasan hutan di Provinsi Jawa Timur kurang lebih 28% dari luas daratan dalam setiap daerah
aliran sungai (DAS) dan /atau pulau.
c. Mengembangkan upaya untuk mempertahankan luasan hutan, terutama hutan dengan fungsi lindung.
d. Memantapkan fungsi lindung dengan prinsip pengelolaan berkelanjutan.
e. Mengendalikan perubahan kawasan hutan lindung menjadi kawasan hutan produksi.

Strategi 2:
Memantapkan rencana pola ruang atau zonasi perlindungan kawasan perlindungan setempat yang meliputi pantai, sungai,
danau, waduk, kawasan sekitar mata air, kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal, melalui :
a. Membatasi kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan.
b. Meningkatkan nilai ekonomis kawasan.
c. Mengamankan kawasan perlindungan setempat sepanjang pantai dilakukan dengan mempertahankan ekosistem
pantai : hutan mangrove, terumbu karang, rumput laut dan estuaria disertai dengan pengaturan rencana pola ruang
di kawasan sempadan pantai agar penggunaan fungsional seperti pariwisata, pelabuhan, hankam, permukiman
harus memperhatikan kaidah lingkungan dan ekosistem pesisir pantai.
d. Menetapkan dan/atau mempertegas batas lapangan kawasan perlindungan sempadan sungai.
e. Menetapkan dan/atau mempertegas batas lapangan kawasan perlindungan sekitar mata air.
f.
Menetapkan dan/atau mempertegas batas lapangan kawasan perlindungan sekitar waduk/danau.
g. Menetapkan kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal sebagai aset budaya local heritage yang dipreservasi.
Strategi 3 :
Memantapkan batas-batas kawasan serta mempertahankan fungsi lindung kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar
budaya, disertai perlindungan ekosistem flora, fauna, pengembangan nilai budaya dan ilmu pengetahuan, dengan prinsipprinsip keterpaduan pembangunan kawasan konservasi dan pengembangan wilayah, kerja sama antar wilayah, serta
peningkatan kesejahteraan dan kepedulian masyarakat di sekitar kawasan konservasi, melalui :

RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 11

11

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

a. Memantapkan perlindungan kawasan suaka alam dan suaka alam laut dan perairannya disertai kerjasama

b.
c.

d.

e.
f.

g.
h.

pengelolaan antar pemerintah daerah dan dengan masyarakat, yang mengutamakan pelestarian habitat flora dan
fauna dan ekosistem khusus setempat.
Memantapkan perlindungan kawasan suaka marga satwa dan suaka marga satwa laut dengan pengawasan dan
pemantauan secara berkelanjutan untuk mengatasi meluasnya kerusakan terhadap ekosistem.
Memantapkan perlindungan kawasan cagar alam dan cagar alam laut dengan mengutamakan pelestarian
keanekaragaman hayati yang masih berkembang dan mempertahankan hutan hujan tropik, kelengkapan vegetasi,
serta ekosistemnya.
Meningkatkan pelestarian dan pengembangan budidaya mangrove untuk menjaga abrasi air laut dimana
penggunaan fungsional seperti pariwisata, pelabuhan, hankam, permukiman harus memperhatikan kaidah
lingkungan dan ekosistem mangrove.
Memantapkan perlindungan taman nasional dan taman nasional laut dengan partisipasi masyarakat dan
pemanfaatan terkendali untuk pariwisata dan penelitian.
Memantapkan pelestarian taman hutan raya (tahura) disertai dengan peningkatan keterpaduan pembangunan
kawasan konservasi taman hutan raya dengan pembangunan wilayah terutama terhadap peningkatan kesejahteraan
dan kepedulian masyarakat disekitar kawasan konservasi taman hutan raya.
Mengembangkan pariwisata di taman wisata alam dan wisata alam laut dengan tetap memperhatikan kelestarian
dan perlindungan kawasan serta perlindungan plasma nutfah.
Memantapkan nilai dan fungsi kawasan cagar budaya melalui pengembangan sebagai daya tarik wisata sejarah serta
untuk pengembangan penelitian dan pendidikan bagi masyarakat dengan mempertahankan keaslian dan kearifan
lokal.

Strategi 4 :
Menetapkan zonasi kawasan rawan bencana alam yang terdiri dari kawasan rawan longsor, kawasan rawan gelombang
pasang, dan rawan banjir disertai dengan pengaturan penggunaan lahan kawasan dan sekitarnya, pengelolaan kawasan,
serta upaya-upaya mitigasi bencana, melalui:
a. Menetapkan wilayah rawan longsor dan penetapan zona aman longsor dengan memantapkan upaya pencegahan
longsor serta pengelolaan wilayah rawan tanah longsor.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 12

12

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

b. Menetapkan wilayah rawan gelombang pasang dan penetapan zona aman gelombang pasang dengan peningkatan
upaya mitigasi baik preventif maupun kuratif.
c. Menetapkan wilayah rawan banjir dan peningkatan upaya-upaya untuk meminimalkan resiko dan kerentanan banjir.
Strategi 5 :
Memantapkan wilayah kawasan lindung geologi yang terdiri dari cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi,
dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah disertai dengan pemantapan zonasi di kawasan dan wilayah
sekitarnya serta pemantapan pengelolaan kawasan secara partisipatif disertai peningkatan upaya-upaya mitigasi bencana,
melalui:
a. Memantapkan upaya pelestarian cagar alam geologi untuk pengoptimalan penelitian dan pendidikan.
b. Menetapkan kawasan cagar rawan bencana alam geologi serta penetapan zona aman disertai upaya penyesuaian
secara fisik dan sosial untuk meminimalkan tingkat resiko dan kerentanan bencana.
c. Menetapkan kawasan yang memberi perlindungan air tanah dengan pengelolaan pemanfaatan guna lahan yang
terkoordinasi dan terkendali.
Strategi 6 :
Melestarikan ekosistem pada kawasan lindung lainnya yang meliputi ekosistem terumbu karang meliputi :
a. Memantapkan perlindungan terumbu karang.
b. Melarang pemakaian alat atau bahan berbahaya untuk mencari ikan.
c. Mempreservasi terumbu karang yang telah rusak.

Kebijakan 2
Pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan karakter dan daya dukung yang dimiliki terutama untuk mendukung
pemantapan sistem metropolitan dan sistem agropolitan dalam rangka peningkatan pertumbuhan dan pemerataan
kesejahteraan masyarakat, yang meliputi:
a. Kawasan peruntukan hutan produksi.
b. Kawasan peruntukan hutan rakyat.
c. Kawasan peruntukan pertanian.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 13

13

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

d. Kawasan peruntukan perkebunan.
e. Kawasan peruntukan peternakan.
f. Kawasan peruntukan perikanan.
g. Kawasan peruntukan pertambangan.
h. Kawasan peruntukan industri.
i. Kawasan peruntukan pariwisata.
j. Kawasan peruntukan permukiman.
k. Kawasan andalan.
l. Kawasan budidaya lainnya.
Strategi 1:
Mengembangkan kawasan peruntukan hutan produksi meliputi:
a. Mengembangkan kawasan hutan produksi dengan pemanfaatan secara lestari dan partisipatif.
b. Mencegah alih fungsi hutan untuk kegiatan non kehutanan.
c. Mengawasi pemanfaatan hutan produksi.
Strategi 2:
Mengembangkan kawasan peruntukan hutan rakyat adalah membangun dan mengembangkan kegiatan hutan rakyat secara
partisipatif.
Strategi 3:
Menetapkan wilayah Jatim sebagai lumbung pangan Nasional yang dicapai melalui:
a. Mempertahankan luasan sawah beririgasi dengan mengendalikan secara ketat alih fungsi sawah dan pertanian
produktif.
b. Mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil produksi pertanian lahan basah, pertanian lahan
kering, dan hortikultura melalui pengembangan agropolitan.
c. Meningkatkan upaya pengelolaan untuk mengoptimalkan hasil produksi komoditas pertanian lahan basah, pertanian
lahan kering, dan hortikultura.
d. Meningkatan pemasaran yang terintegrasi dengan kawasan agropolitan.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 14

14

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

e. Meningkatkan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan untuk pengembangan pertanian lahan basah, pertanian lahan
kering, dan hortikultura.
f.
Mengembangkan kemitraan masyarakat dan swasta dengan pendampingan pemerintah.
g. Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung kawasan agropolitan.

Strategi 4:
Mengembangkan komoditas-komoditas unggul perkebunan di setiap wilayah serta pengoptimalan pengolahan dan
peningkatan nilai tambah hasil perkebunan melalui pengembangan agropolitan.
Strategi 5:
Mengembangkan komoditas-komoditas unggul peternakan besar, kecil, unggas di setiap wilayah serta pengoptimalan
pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil peternakan melalui pengembangan agropolitan.
Strategi 6:
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk perikanan tangkap dan perikanan budidaya.
b. Membentuk sentra pengolahan hasil perikanan untuk mendukung pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai
tambah hasil perikanan melalui pengembangan minapolitan.
c. Mengembangkan pusat pembenihan (breeding centre) di kawasan pembudidayaan ikan.
d. Meningkatkan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan untuk pengembangan perikanan budidaya.
e. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk pengembangan perikanan tangkap dan teknologi penangkapan ikan yang
ramah lingkungan.
f.
Menata wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai daya dukungnya untuk menjamin keberlangsungan ekosistem
pada wilayah tersebut.
Strategi 7 :

RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 15

15

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

Mengembangkan kawasan pertambangan, yaitu melalui pengembangan potensi pertambangan strategis di mineral, batu
bara, minyak dan gas bumi dengan teknologi yang ramah lingkungan dan arah pengembangan yang berkelanjutan, yang
dicapai melalui:
a. Mengembangkan kawasan pertambangan mineral dan batubara berdasarkan potensi bahan galian, kondisi geologi
dan geohidrologi dengan prinsip kelestarian lingkungan.
b. Meningkatkan eksplorasi dan eksploitasi potensi minyak dan gas bumi dengan pengelolaan mandiri dan berwawasan
lingkungan;
c. Menjamin kelayakan lingkungan dan sosial.
d. mengelola potensi konflik pada pemanfaatan tambang bernilai ekonomis tinggi yang berada di kawasan lindung dan
permukiman.
e. Melindungi air tanah di kawasan pertambangan.
Strategi 8:
Mengembangkan industri yang terintegrasi dengan potensi sumberdaya Jawa Timur, melalui :
a. Mengembangkan industri skala besar di sentra-sentra utama di Jawa Timur.
b. Mengembangkan industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan di kawasan perkotaan.
c. Mengembangkan pembinaan industri kecil dan menengah.
d. Mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil industri kecil.
e. Mengembangkan industri yang mengolah hasil-hasil agro.
f. Mengembangkan industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan di kawasan industri metropolitan.
g. Menyediakan IPAL baik secara individual maupun komunal khususnya bagi industri berat dan/atau berpolusi.
h. Mengembangkan industri petrokimia, industri besar dan/atau berpolusi di kawasan industri serta pengintegrasian
kawasan industri dengan prasarana utama wilayah.
i.
Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan industri.
j.
Mengatur kembali (deregulasi) ketentuan peraturan perundang-undangan di daerah-daerah yang memiliki orientasi
pengembangan industri.
Strategi 9 :

RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 16

16

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

Mengembangkan sentra wisata meliputi sentra wisata alam, budaya, taman/rekreasi, dan wisata lainnya yang terintegrasi
secara spasial dan pengembangan wisata yang memperhatikan keunggulan dan daya saing secara global untuk
pengembangan ekonomi regional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang dicapai melalui:
a. Mengembangkan daya tarik wisata andalan prioritas yang terdiri dari wisata alam, budaya, taman rekreasi, dan
wisata lainnya;
b. Membentuk zona wisata disertai pengembangan paket wisata.
c. Mensinkronkan promosi wisata dengan agenda nasional dan global.
d. Melestarikan tradisi/kearifan masyarakat lokal (local indigenous).
e. Meningkatkan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan kepada masyarakat lokal dan atau pengrajin lokal untuk
pengembangan pariwisata.
Strategi 10 :
a. Mengembangkan kawasan permukiman perkotaan terutama pengembangan permukiman modern dan efisien serta
terintegrasi dengan sistem transportasi berkelanjutan (transit oriented development) di kawasan metropolitan.
b. Mengembangkan kawasan permukiman yang menyokong pengembangan agropolitan di kawasan perdesaan.
c. Meningkatkan penyediaan perumahan sesuai dengan tingkat permintaan masyarakat secara partisipatif.
d. menyediakan perumahan dan pelayanan infrastruktur yang berpihak pada masyarakat golongan ekonomi lemah
melalui pengembangan permukiman yang efisien dan berkelanjutan.
Strategi 11 :
Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk
mendorong pengembangan perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya.
Strategi 12 :
Mengoptimalkan fungsi dan peran kawasan budidaya lainnya meliputi pengembangan kawasan budidaya lainnya meliputi
kawasan latihan militer, melalui:
a.
Membatasi antara lahan terbangun di sekitar kawasan dengan kawasan lainnya yang belum terbangun sehingga
diperoleh batas yang jelas dalam pengelolaannya;
b.
Menetapkan jarak bebas aman kawasan dengan guna lahan lainnya, terutama permukiman;
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 17

17

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

c.

Memberikan hak pengelolaan kepada masyarakat atau pemerintah berdasarkan kerjasama yang sesuai
ketentuan yang disepakati sehingga menguntungkan kedua belah pihak; dan
d.
Mengendalikan kawasan sekitar secara ketat.

2.5
Kebijakan dan Strategi Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kebijakan dan strategi untuk pengembangan dan pengendalian di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi:
a. Peningkatan konservasi ekosistem kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang menjadi fungsi perlindungan, baik
perlindungan bagi kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, maupun cagar alam.
b. Pengoptimalan pengembangan Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
c. Peningkatan upaya-upaya untuk mempertahankan dan memperbaiki ekosistem pesisir.
d. Peningkatan operasionalisasi perwujudan pengembangan kawasan andalan dengan produk unggulan sektor kelautan
dan perikanan.
e. Pengembangan kota-kota pesisir di Kepulauan Provinsi Jawa Timur.
Strategi 1 :
a. Mempertahankan dan menjaga kelestariannya ekosistem.
b. Membatasi kegiatan yang mengakibatkan terganggunya ekosistem di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
c. Menjaga kelestarian berbagai kehidupan, utamanya satwa yang terancam punah.
Strategi 2 :
a. Melakukan optimasi pemanfaatan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai kawasan permukiman, pelabuhan
dan industri.
b. Melindungi ekosistem pesisir yang rentan terhadap perubahan fungsi kawasan.
c. Meningkatkan kegiatan kepariwisataan dan penelitian di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
Strategi 3 :
a. Meningkatkan kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat setempat dalam memelihara ekosistem pesisir dan
pulau-pulau kecil.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 18

18

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

b. Meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung melalui pemanfaatan bakau dan terumbu karang sebagai sumber
ekonomi perikanan dengan cara penangkapan yang ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan.
c. Menjadikan kawasan lindung sebagai obyek wisata dan penelitian ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil.
d. Menghindari penggunaan hutan mangrove untuk berbagai kegiatan yang mengakibatkan kerusakan di kawasan
tersebut.
Strategi 4 :
a. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi perikanan tangkap dan budidaya secara berkelanjutan.
b. Mengembangkan pusat-pusat kegiatan perikanan yang terpadu dengan pusat-pusat koleksi dan distribusi
(minapolitan).
c. Mendorong peningkatan nilai tambah manfaat hasil-hasil perikanan.
d. Meningkatkan fasilitas pelayanan informasi dan jasa terpadu.
e. Meningkatkan industri pengolahan ikan yang memiliki dukungan akses yang baik ke pasar.
f.
Mengembangkan kerjasama perdagangan atau pemasaran dengan daerah-daerah produsen lainnya dan kerjasama
perdagangan antarnegara.
Strategi 5 :
a. Meningkatkan akses menuju kota-kota pesisir yang menjadi orientasi utama di wilayah Jawa Timur.
b. Mengembangkan pelayanan penunjang kegiatan perdagangan internasional, berskala kecil hingga besar.
c. Mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan sosial – ekonomi masyarakat.
d. Mengembangkan kegiatan ekonomi dengan sebesar-besarnya memanfaatkan sumber daya lokal.
e. Meningkatkan industri di kota-kota pesisir secara ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan.
f.
Meningkatkan daya saing kota-kota pesisir sesuai dengan potensinya.
g. Meminimalkan aspek-aspek penyebab ketertinggalan.

2.6
Kebijakan Dan Strategi Penetapan Kawasan Strategis Provinsi
Kebijakan dan strategi penetapan kawasan strategis provinsi meliputi:

RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 19

19

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

a. Kawasan ekonomi high tech industrial park, kawasan ekonomi unggulan, kawasan agropolitan, kawasan koridor
metropolitan, dan kawasan kerjasama regional.
b. Kawasan tertinggal.
c. Kawasan strategis sosial dan budaya.
d. Kawasan strategis pendayagunaan SDA dan/atau teknologi tinggi.
e. Kawasan strategis perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup.
f. Kawasan Pengendalian Ketat (High Control Zone).
Strategi 1 :
Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan ekonomi high tech industrial park, kawasan ekonomi unggulan,
kawasan agropolitan, kawasan koridor metropolitan, dan kawasan kerjasama regional di Provinsi Jawa Timur.
a.
Mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis kawasan.
b.
Meningkatkan komoditas unggulan, sarana dan prasarana pendukung proses produksi.
c.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) baik sebagai tenaga ahli maupun
tenaga pendukung.
d.
Mempercepat alih teknologi yang lebih efisien dan efektif.
e.
Meningkatkan dukungan kebijakan melalui pemberian instrumen insentif, antara lain berupa
keringanan pajak dan bebas pajak (tax holiday).
f.
Menjalin kerjasama dengan pihak investor, terkait pemberian kredit/modal usaha.
g.
Mengembangkan potensi kawasan atau sub sektor strategis yang dapat dikembangkan dengan
penetapan kawasan ekonomi unggulan baru.
h.
Meningkatkan kerjasama antardaerah untuk mengoptimalkan pertumbuhan daerah perbatasan
baik antarkabupaten/kota di Jawa Timur maupun kawasan perbatasan provinsi.
Strategi 2 :
Mempercepat
a.
b.
c.

perkembangan dan kemajuan kawasan tertinggal di provinsi Jawa Timur.
Mengembangkan potensi kawasan atau sub sektor strategis yang dapat dikembangkan di kawasan tertinggal.
Menginputkan sub sektor strategis di kawasan tertinggal sebagai pemacu pertumbuhan wilayah.
Menyediakan infrastruktur strategis sebagai pemacu pertumbuhan wilayah.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 20

20

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

d.
e.

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) baik sebagai tenaga ahli maupun tenaga pendukung.
Meningkatkan dukungan kebijakan melalui pemberian instrumen insentif berupa keringanan pajak, dan
peningkatan program-program pembangunan strategis.

Strategi 3 :
Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis sosial dan budaya; yaitu pemeliharaan nilai sejarah dan
budaya yang tinggi serta nilai-nilainya yang asli dengan pengelolaan yang mengapreasiasi nilai tersebut melalui pariwisata.
a. Mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis kawasan, antara lain pemanfaatan
sebagai aset wisata, penelitian dan pendidikan.
b. Mengendalikan perkembangan lahan terbangun di sekitar kawasan.
c. Melestarikan kawasan sekitar.
d. memberikan gambaran berupa relief atau sejarah yang menerangkan obyek/situs tersebut.
e. Membina masyarakat sekitar untuk ikut berperan dalam menjaga peninggalan sejarah.
f.
Meningkatkan kegiatan festival wisata atau gelar seni budaya.
g. Melestarikan dan mempromosikan tradisi/kearifan masyarakat lokal (local indigenous).
h. Mengendalikan kawasan sekitar secara ketat.
Strategi 4 :
Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis pendayagunaan SDA dan/atau teknologi tinggi secara
optimal.
a.Mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis kawasan, antara lain pengembangan
kegiatan penunjang dan/atau kegiatan turunan dari pemanfaatan sumber daya dan/atau teknologi tinggi.
b.Meningkatkan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya dan/atau teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang
dan/atau turunannya.
c.Mencegah dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan
hidup, dan keselamatan masyarakat.
Strategi 5 :
Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 21

21

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

a. Membatasi dan mencegah pemanfaatan ruang yang berpotensi mengurangi fungsi perlindungan kawasan.
b. Melarang alih fungsi pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung.
c. Membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan yang ditetapkan untuk fungsi
lindung yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya.
d. Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam
dan di sekitar kawasan lindung.
e. Mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis kawasan lindung melalui pemanfaatan
untuk daya tarik wisata, pendidikan, dan penelitian berbasis lingkungan hidup, dan/atau pemanfaatan bakau dan
terumbu karang sebagai sumber ekonomi perikanan yang berkelanjutan.
f.
Meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat dalam memelihara ekosistem pesisir.
g. Mengembalikan kegiatan yang mendorong pengembangan fungsi lindung.
h. Meningkatkan keanekaragaman hayati kawasan lindung.
i.
Mengendalikan kawasan sekitar perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup secara ketat.
Strategi 6 :
Mengembangkan kawasan strategis terkait dengan pengembangan Kawasan Pengendalian Ketat (High Control Zone) untuk
penetapan kawasan dan pengembangan pengawasan kawasan secara khusus dan dibatasi pemanfaatannya untuk
mempertahankan daya dukung, mencegah dampak negatif, menjamin proses pembangunan yang berkelanjutan.
a. Mengembangkan pengawasan kawasan perdagangan regional untuk mencegah efek pengganda yang bersifat
negatif termasuk mengurangi adanya bangunan non formal yang cenderung berkembang.
b. Mengembangkan pengawasan terhadap kawasan kaki Jembatan Suramadu di Kota Surabaya dan Kabupaten
Bangkalan yang meliputi kawasan tertentu/fair ground, interchange jalan akses, dan/atau rencana reklamasi pantai
untuk meminimalkan dampak negatif dari percepatan pembangungan kawasan terhadap aspek lingkungan dan
sosial.
c. Mengembangkan pengawasan terhadap kawasan wilayah aliran sungai, sumber air, dan sempadan sungai untuk
mengkonservasi kawasan yang memerlukan perlindungan dari pencemaran, pendangkalan, abrasi, dan perlindungan
dari kegiatan budiaya;

RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 22

22

NASKAH KAJIAN AKADEMIS

d. Mengembangkan pengawasan terhadap kawasan yang berhubungan dengan aspek lingkungan hidup meliputi
kawasan resapan air atau sumber daya air, kawasan konservasi, hutan bakau/mangrove untuk mempertahankan
fungsi lindung kawasan.
e. Mengembangkan pengawasan terhadap kawasan sekitar jaringan transportasi terkait kawasan jaringan jalan,
perkeretaapian, area/lingkup kepentingan pelabuhan, kawasan sekitar bandara, kawasan sekitar jalan arteri/tol untuk
menjamin
kelancaran,
keselamatan,
kenyamanan,
ketepatan,
keamanan
dari
aliran
transportasi
moda/kendaraan/orang/barang dan meminimalkan dampak kegiatan non transportasi.
f.
Mengembangkan pengawasan terhadap kawasan sekitar prasarana wilayah dalam skala regional seperti area
sekitar jaringan pipa gas, jaringan SUTET, dan TPA terpadu untuk menjamin batas aman dari prasana wilayah
tersebut terhadap aktivitas budidaya dan permukiman penduduk serta meminimalkan gangguan terhadap
keberlangsungan fungsi prasarana.
g. Mengembangkan pengawasan terhadap kawasan rawan bencana sebagai bagian dari strategi mitigasi bencana.
h. Mengembangkan pengawasan terhadap kawasan lindung prioritas dan pertambangan skala regional lainnya untuk
menselaraskan pemanfaatan budidaya kawasan dengan aspek kelestarian lingkungan.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI JAWA TIMUR
II - 23

23

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA KOPER-X (KOTAK PERKALIAN) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI PERKALIAN SISWA KELAS II DI SD NEGERI MOJOLANGU 2

8 90 18

DISKRESI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN SEKOLAH DASAR (BSM-SD) (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Sebanen II Kalisat Kabupaten Jember)

1 35 17

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI (PTKLN) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NO.2 TAHUN 2004 BAB II PASAL 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO (Studi Kasus pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupa

3 68 17

Hubungan pH dan Viskositas Saliva terhadap Indeks DMF-T pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Baletbaru I dan Baletbaru II Sukowono Jember (Relationship between Salivary pH and Viscosity to DMF-T Index of Pupils in Baletbaru I and Baletbaru II Elementary School)

0 46 5

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL UNSUR BANGUN DATAR KELAS II SDN LANGKAP 01 BANGSALSARI

1 60 18

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

LATIHAN UJIAN NASIONAL SMA 2013 UNTUK KELAS IPA BAB 1. Pangkat, Akar, dan Logaritma

0 47 1

SOAL ULANGAN HARIAN IPS KELAS 2 BAB KEHIDUPAN BERTETANGGA SEMESTER 2

12 263 2

TINJAUAN TENTANG ALASAN PERUBAHAN KEBIASAAN NYIRIH MENJADI MEROKOK DI KALANGAN IBU-IBU DI DUSUN TRIMO HARJO II KELURAHAN BUMI HARJO KECAMATAN BUAY BAHUGA KABUPATEN WAY KANAN

3 73 70

TEKNIK REAKSI KIMIA II

0 26 55