KOMUNIKASI BISNIS KOMUNIKASI LINTAS BUDA

KOMUNIKASI BISNIS
KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
KELOMPOK 4
Disusun Oleh :
Nama : 1. Siti Nurafiyah

NPM : 1. 143112340350002

2. Aditya Aliendia

2. 143112340350019

3. Yuni Astuti

3. 143112340350022

4. Nurul Sheila

4. 143112340350023

5. Eko Prasetyo Putro


5. 143112340370074

Dosen : Qanita Rachmat S. S.IP, M.M.

UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan judul “Komunikasi Lintas Budaya” yang merupakan tugas pada mata
kuliah Komunikasi Bisnis.
Dan penulis sebelumnya mengucapkan terima kasih kepada dosen kami, Qanita
Rachmat S. S.IP, M.M. yang telah memberikan bimbingan dalam proses penyelesaian tugas
ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kesalahan yang lakukan dalam penyusunan
makalah ini, sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
para pembaca agar makalah ini dapat diperbaiki kembali pada makalah berikutnya.

Demikian penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Jakarta, 12 September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

PEMBAHASAN
Pentingnya Komunikasi Lintas Budaya......................................................................1
Memahami Budaya dan Perbedaannya.......................................................................6
Komunikasi dengan Orang Berbudaya Asing..............................................................9

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................12


PEMBAHASAN

KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA

Komunikasi digunakan dalam setiap aspek kehidupan kita, dari segi bisnis, ilmu komunikasi
mempunyai peranan penting bagaimana melobi pelanggan yang berbeda budaya dengan kita semua
itu mempunyai trik tersendiri, dibawah ini akan dijelaskan mengenai apa itu komunikasi bisnis lintas
budaya.
Di dalam dunia Bisnis, komunikasi lintas budaya menjadi elemen yang sangat penting.
Pertumbuhan komunikasi antar budaya dalam dunia bisnis memiliki tempat yang utama, Terutama
perusahaan – perusahaan yang melakukan ekspansi pasar ke luar negaranya yang memiliki aneka
ragam budaya. Perusahaan – perusahaan yang memiliki cabangnya di luar negeri, tentunya merupakan
syarat mutlak bagi para karyawannya untuk memiliki bekal pengetahuan yang cukup mengenai situasi
dan kondisi budaya yang akan dihadapinya. Jika mereka gagal berkomunikasi dengan budaya yang
dihadapinya, perusahaan hanya akan bertahan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.

Dengan mempelajari komunikas lintas budaya, otomatis kita juga harus mempelajari bahasa
dimana kita akan berbisnis, supaya komunikasi mencapai goalsnya, yaitu menimbulkan persamaan
persepsi antara komunikan dengan komunikator. Kebutuhan untuk mempelajari komunikasi lintas
budaya ini semakin terasakan karena semakin terbukanya pergaulan dengan orang-orang dari berbagai

budaya yang berbeda secara regional maupun internasional, latar belakang pendidikan, dan
sebagainya. Pembelajaran terhadap komunikasi lintas budaya dilakukan untuk mengindari berbagai
kemungkinan negative yang muncul dalam proses komunikasi (seperti kesalahpahaman, dan
pertentangan).

A. Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis
baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di
suatu daerah, wilayah atau negara. Pengertian lintas budaya bukanlah semata-mata

budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan berkembang di
berbagai daerah dalam wilayah suatu negara.
Apabila para pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah lain atau ke negara
lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau negara tersebut menjadi sangat penting artinya,
termasuk bagaimana memahami produk-produk musiman di suatu negara. Hal ini dimaksudkan agar
jangan sampai terjadi kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan kegagalan bisnis.

B. Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya


Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas budaya
sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara mereka. Bagaimanapun diperlukan
suatu pemahaman bersama antara dua orang atau lebih dalam melakukan komunikasi lintas budaya,
baik melalui tulisan maupun lisan. Semakin banyaknya pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi
di berbagai kawasan dunia saat ini akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting.
Pendek kata, dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke wilayah suatu
negara dan didorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi,
maka pada saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi semakin penting
artinya.

Semakin banyaknya pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagi kawasan
dunia saat akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting, saat ini ada
beberapa pola kerja sama ekonomi diberbagai kawasan dunia seperti kawasan ASEAN

( AFTA/ASEAN Free Trade Area), kawasan Asia Pasifik (APEC ), Kawasan Amerika Utara
(NAFTA/North American Free Trade Area), Kawasan Eropa Tengah ( CEFTA/Central
European Free Agreement ), kawasan Eropa ( EFTA/Latin European Free Trede Area ), dan
kawasan Amerika Latin (LAFTA/ Latin American Free Trade Association).

MEMAHAMI BUDAYA DAN PERBEDAANNYA


1.

Definisi Budaya
a. Menurut Lehman, Himstreet dan Batty, budaya sebagai sekumpulan pengalaman hidup
yang ada dalam masyarakat mereka sendiri.

b. Menurut Hofstede, budaya diartikan sebagai pemrograman kolektif atas pikiran yang
membedakan anggota-anggota suatu kategori orang dari kategori lainnya.

c. Menurut Bovee dan Thill, Budaya adalah sistem sharing atas symbol-simbol, kepercayaan,
sikap, nilai-nilai, harapan, dan norma-norma untuk berperilaku.

d.

Menurut Murphy dan Hildebrandt, budaya diartikan sebagai tipikal karakteristik perilaku
dalam suatu kelompok.

e. Menurut Mitchel, budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar,
pengetahuan, moral, hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu-individu

masyarakat yang menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang
dirinya serta orang lain.

2. Komponen Budaya
a. Menurut Lehman, Himstreet dan Baty, setiap elemen terbangun oleh beberapa komponen
utamanya, yaitu nilai-nilai, norma-norma, symbol-simbol, bahasa, dan pengetahuan.

b. Menurut Mitchell, komponen budaya mencakup antara lain; bahasa, kepercayaan/keyakinan,
sopan santun, adat istiadat, seni, pendidikan, humor, dan organisasi sosial.
c. Menurut Cateora, budaya memiliki beberapa elemen, yaitu:
 Budaya Material (material culture), dibedakan dalam dua bagian yaitu teknologi dan
ekonomi. Teknologi mencakup teknik atau cara yang digunakan untuk mengubah atau
membentuk material menjadi suatu produk yang dapat berguna bagi masyarakat pada
umumnya. Sedangkan ekonomi dimaksudkan suatu cara orang menggunakan segala
kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang
lain.


Organisasi sosial (social institution), dan pendidikan adalah suatu lembaga yang berkaitan
dengan cara bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain, mengorganisasikan

kegiatan mereka untuk dapat hidup secara harmonis dengan yang lain, dan mengajar
perilaku yang dapat diterima oleh generasi berikutnya.

• Sistem kepercayaan atau keyakian (belief sistem) yang dianut oleh suatu masyarakat akan
berpengaruh terhadap sistem nilai yang ada di masyarakat tersebut.
• Estetika (aesthetics), nilai nilai estetika yang ditunjukkan masyarakat dalam berbagai
peran tentunya perlu dipahami secara benar, agar pesan yang disampaikan mencapai
sasaran secara efektif.


Bahasa (language), adalah suatu cara yang digunakn seseorang dalam mengungkapkan
sesuatu melalui symbol-simbol tertentu kepada orang lain.

3. Tingkatan Budaya
Menurut Murphy dan Hildebrandt, dalam dunia praktis terdapat tiga tingkatan budaya, yaitu:

a. Formal
Budaya pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan yang dilakukan oleh
suatu masyarakat yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan hal itu bersifat
formal atau resmi. Dalam dunia pendidikan, tata bahasa Indonesia adalah termasuk budaya tingkat

formal yang mempunyai suatu aturan yang bersifat formal dan terstruktur dari dulu hingga sekarang.

b. Informal
Pada tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari generasi ke generasi
berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai (digunakan) dan dilakukan, tanpa diketahui
alasannya mengapa hal itu dilakukan.
c. Teknis
Pada tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan hal yang terpenting. Terdapat suatu
penjelasan yang logis mengapa sesuatu harus dilakukan dan yang lain tidak boleh dilakukan. Pada
tingkatan formal pembelajaran dalam budaya mencakup pembelajaran pola perilakunya, sedangkan
pada tingkatan teknis, aturan-aturan disampaikan secara logis dan tepat.

4. Mengenal perbedaan Budaya

Mengenal perbedaan budaya, dalam kehidupan sehari-hari, orang akan selalu
berhubungan dengan orang lain yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang
berbeda. Di samping itu orang juga berbeda dalam suku, agama, ras/etnis pendidikan, usia,
pekerjaan, status, dan jenis kelamin. Perbedaan berbagai macam latar belakang budaya yang
ada akan mempengaruhi cara seseorang mengirim, menerima, dan menafsirkan pesan-pesan
kepada orang lain. Perbedaan budaya dapat dilihat dari:


a. Nilai Sosial ( nilai –nilai sosial yang tumbuh dan berkembang di suatu negara bisa
jadi beberapa dengan negara lain )

b. Peran dan Status ( peran wanita dalam dunia bisnis di negara maju sangat cukup
dominan di banding dengan negara yang berkembang )
c. Kebiasaan Pengambilan Keputusan ( proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh para manajemen puncak antara negara yang satu dengan negara yang
lain itu berbeda, ada yang cepat ada juga yang lambat )
d. Sikap Terhadap Waktu (penilaian terhadap waktu antara negara yang satu dengan
negara yang lain juga berbeda, ada juga yang ketat dan ada juga yang
longgar/luwess)
e. Penggunaan Ruang/Jarak Komunikasi ( menjaga jarak komunikasi untuk suatu
budaya yang berbeda )
f. Konteks Budaya (berbagai macam cara orang untuk menyampaikan pesanannya
kepada orang lain sangat ditentukan pada konteks budaya, pemanfaatan sinyal
komunikasi verbal dan nonverbal sangat tergantung pada konteks budaya )
g. Bahasa Tubuh ( penggunaan bahasa tubuh yang sama antara negara yang satu
dengan negara yang lain yang dapat diartikan berbeda, sehingga bisa menimbulkan
kesalahpahaman )

h. Perilaku Sosial ( perilaku sosial antara negara yang satu dengan negara yang lain
bisa menjadi hambatan dalam berkomunikasi )
i. Perilaku Etis ( perilaku yang etis dan tidak etis antara antara negara yang satu
dengan negara yang lain itu berbeda, dan kita dapat mempelajari sebuah etika bisnis
di negara yang akan lebih maju )
j. Perbedaan Budaya Perusahan ( budaya organisasi suatu perusahaan tumbuh dan
berkembang melalui suatu proses yang lama )
KOMUNIKASI DENGAN ORANG YANG BERBUDAYA ASING
1. Belajar Tentang Budaya

Ketika tinggal di negara lain alangkah baiknya seseorang sedikit banyak mengenal budaya
maupun adat istiadat yang berlaku dinegara tersebut. Mengenal beberapa kata bahasa asing untuk
sesuatu pergaulan di lingkuang bisnis merupakan langkah baik yang senantiasa perlu dikembangkan.
Jadi belajar tentang budaya negara lain juga bisa dijadikan sebagai langkah awal untuk berkomunikasi
dengan orang yang berbudaya asing.

2. Mengembangkan Ketrampilan Komunikasi Lintas Budaya
Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seorang tentang budaya tertentu sebenarnya
merupakan cara yang baik untuk menemukan bagaiman mengirim dan menerima pesan-pesan lintas
budaya secara efektif. Mempelajari ketrampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan
membantu seseorang beradaptasidalam setiap budaya, khususnya jika seseorang berhubungan dengan
orang lain yang memiliki budaya berbeda.

3. Negosiasi Lintas Budaya
Membedakan budaya dalam dua kelompok yaitu budaya permukaan (surface culture) seperti
makanan, liburan, gaya hidup, dan buday tinggi (deep culture), yang terdiri atas sikap nilai-nilai yang
menjadi dasar budaya tersebut.
Orang yang berasal dari budaya yang berbeda seringkali mempunyai pendekatan negosiasi
yang berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu ketidaksetujuan pun bervariasi. Seseorang harus dapat
menumbuhkan hubungan personal sebagai dasar membangun kepercayaan dalam proses negosiasi.
Negosiator dari budaya yang berbeda mungkin menggunakan teknik pemecahan masalah dan metode
pengambilan keputusan yang berbeda. Jika mempelajari budaya partner sebelum bernegosiasi, akan
lebih mudah untuk dapat memahami pandangan mereka. Menunjukkan sikap yang luwes, hormat,
sabar dan sikap bersahabat akan membawa pengaruh yang baik bagi proses negosiasi yang sedang
berjalan, yang pada akhirnya dapat ditemukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.

Contoh komunikasi lintas budaya ketika melakukan perjalanan ke suatu negara:
1) Jangan memberi hadiah minuman-minuman beralkohol di negara-negara Arab.

2) Di spanyol, orang berjabat tangan paling lama antara lima sampai tujuh ayunan,
melepas jabat tangan segera dapat diartikan sebagai suatu bentuk penolakan. Di Prancis,
orang berjabat tangan cukup dengan hanya sekali ayunan atau gerakan.
3) Di Pakistan atau negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim, jangan heran jika
di tengah-tengah suatu pertemuan bisnis mereka meminta izin keluar untuk menunaikan
ibadah sholat karena setiap muslim wajib menjalankan sholat lima waktu.
Negoisasi lintas budaya mencoba membeli, menjual perusahaan, atau menyewa kantor,
negoisasi dengan orang lain memiliki budaya yang berbeda merupakan suatu bentuk ujian
seberapa baik keterampilan dalam komunikasi.
Moran, Stahl, dan Boyen Internasional sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pelatihan lintas budaya dapat membedakan budaya dalam dua kelompok yaitu budaya dalam
permukaan ( makanan, liburan, dan gaya hidup ) sedangkan budaya tinggi ( sikap dan nilainilai yang menjadi dasar tersebut ).

Cara untuk mengatasi kesulitan dalam mempraktekkan komunikasi lintas budaya dalam
bisnis Internasional antara lain:
1.
2.
3.
4.

Memelihara iklim komunikasi terbuka
Bertekad memegang teguh etika berkomunikasi
Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerima
Menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab untuk memperoleh dan

5.

membagi informasi
Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien (memahami penerima
pesan, menyesuaikan pesan dengan penerima, mengembangkan dan menghubungkan
gagasan, mengurangi jumlah pesan, memilih saluran atau media yang tepat,
meningkatkan keterampilan berkomunikasi)
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.google.co.id/#q=pentingnya+komunikasi+lintas+budaya
2. http://cyntiamanajemen-umg.blogspot.co.id/2013/10/komunikasi-bisnis.html