industri terhadap Pembangunan ekonomi (5)

Todaro (dalam Lepi T. Tarmidi, 1992:11), mengartikan pembangunan sebagai suatu proses
multidimensional yang menyangkut perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap
masyarakat, kelembagaan nasional maupun percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan
ketidakmerataan dan penghapusan dari kemiskinan mutlak.

Persamaan pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi


Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.



Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.



Kedua-duanya menjadi tanggungjawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat.



Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat.


Kehidupan yang lebih baik menurut Goulet pada dasarnya meliputi ( i) kebutuhan hidup
(ii) krbutuhan harga diri (iii) kebutuhan kebebasan. Oleh sebab itu sasaran pembangunan
yang minimal dan pasti harus ada menurut Todaro (1983:1280) adalah :
1.
Meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian /pemerataan bahan pokok yang
dibutuhkan untuk bisa hidup, seperti perumahan, kesehatan dan lingkungan.
2.
Mengangkat taraf hidup termaksut menambah dan mempertinggi pendapat dan
penyedian lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik, dan perhatian yang lebih besar
terhadap nilai-nilai budaya manusiawi, yang semata-mata bukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan materi, tetapi untuk meningkatka kesadaran akan harga diri baik individu maupun
nasional.
3.
Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua individu dan nasional
dengan cara membebaskan mereka dari sikap budak dan ketergantungan, tidak hanya
hubungan dengan orang lain dan negara lain, tetapi juga dari sumber-sumber kebodohan dan
penderitaan.

1. Tingkat pendapatan rendah,sekitar US$300 perkapita per tahu n.

2. Jumlah penduduknya banyak dan padat perkilo meter perseginya.
3. Tingkat pendidikan rakyatnya rendah dengan tingkat buta aksara tinggi.
4. Sebagian rakyatnya bekerja disektor pertanian pangan secara tak produktif,sementara
hanya sebagian kecil rakyatnya bekerja disektor industri.Produktifitas kerjanya rendah.
5. Kuantitas sumber-sumber alamnya sedikit serta kualitasnya rendah. Kalau mempunyai
sumber-sumber alam yang memadai namun belum diolah atau belum dimanfaatkan.
6. Mesin-mesin produksi serta barang-barang kapital yang dimiliki dan digunakan hanya
kecil atau sedikit jumlahnya.

7. Sebagian besar dari mereka merupakan negara-negara baru diproklamasikan
kemerdekaannya dari penjajahan kira-kira satu atau dua dekade.
Transisi demograf adalah istilah yang mengacu kepada transisi dari tingkat kelahiran dan kematian
yang tinggi menjadi rendah karena ekonomi suatu negara atau wilayah berkembang dari ekonomi
pra-industrial menjadi ekonomi yang terindustrialisasi. Model transisi demografi dapat digunakan
untuk memprediksi penurunan tingkat kelahiran apabila suatu masyarakat menjadi semakin kaya;
namun, beberapa data yang baru dikumpulkan tampaknya membantah hal ini, karena tingkat
kelahiran dapat kembali meningkat setelah tingkat kemajuan tertentu telah tercapai. [4] Selain itu,
dalam jangka panjang, transisi demografi akan dihentikan oleh tekanan evolusi yang menghasilkan
tingkat kelahiran dan kematian yang lebih tinggi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

1. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi
juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses
pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan
proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya
alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang
dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan
kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang
semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada
aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan
dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi
yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan
tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong
pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun

budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN,
dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah
pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup
untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah
negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk
mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.[1]

Sejarah

Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan seorang
ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan
Lord Meghnad Desai dari London School of Economics. Sejak itu indeks ini dipakai oleh
Program pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya.
Amartya Sen menggambarkan indeks ini sebagai "pengukuran vulgar" oleh karena

batasannya. Indeks ini lebih berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada
hanya sekadar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna
sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam
membuat laporan pembangunan manusianya.
IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar pembangunan
manusia:


hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran



Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa
(bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar , menengah , atas gross
enrollment ratio (bobot satu per tiga).



standard kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari produk domestik
bruto per kapita dalam paritasi daya beli.


Setiap tahun Daftar negara menurut IPM diumumkan berdasarkan penilaian di atas.
Pengukuran alternatif lain adalah Indeks Kemiskinan Manusia yang lebih berfokus kepada
kemiskinan.

Metodologi

IPM menggambarkan tiga indikator umum berikut:


Indeks Harapan Hidup =



Indeks Pendidikan =
o Angka melek huruf dewasa (ALI) =
o Gross Enrollment Ratio (GER) =




Indeks PDB =

LE: Angka harapan hidup
ALR: Angka melek huruf
CGER: Combined gross enrollment ratio
GDPpc: PDB perkapita berdasarkan PPP dalam USD

UNDP telah menciptakan catatan teknis penghitungan IPM (lihat pranala di bawah).
bahwa pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah sebuah upaya
pembangunan yang meliputi aspek ekonomi, sosial, lingkungan bahkan budaya untuk
kebutuhan masa kini tetapi tidak mengorbankan atau mengurangi kebutuhan generasi yang
akan datang. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
Sustainable Development Goals disingkat dengan SDGs adalah 17 tujuan dengan 169 capaian
yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan
untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi .[1] [2] Tujuan ini dicanangkan bersama oleh
negara-negara lintas pemerintahan pada resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015
sebagai ambisi pembangunan bersama hingga tahun 2030. [1] Tujuan ini merupakan
kelanjutan atau pengganti dari Tujuan Pembangunan Milenium yang ditandatangani oleh
pemimpin-pemimpin dari 189 negara sebagai Deklarasi Milenium di markas besar PBB pada
tahun 2000 dan tidak berlaku lagi sejak akhir 2015.

Tujuan
Pada bulan Agustus 2015, 193 negara menyepakati 17 tujuan berikut ini:[5]
Tujuan 1 - Tanpa kemiskinan
Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat.[6][7]
Tujuan 2 - Tanpa kelaparan
Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta
menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.[8]
Tujuan 3 - Kehidupan sehat dan sejahtera
Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.[9]
Tujuan 4 - Pendidikan berkualitas
Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang [10]
Tujuan 5 - Kesetaraan gender
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.[11]
Tujuan 6 - Air bersih dan sanitasi layak
Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.[12]
Tujuan 7 - Energi bersih dan terjangkau

Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan
modern untuk semua. [13]

Tujuan 8 - Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan
pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua. [14]
Tujuan 9 - Industri, inovasi dan infrastruktur
Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan
mendorong inovasi. [15]
Tujuan 10 - Berkurangnya kesenjangan
Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara. [16]
Tujuan 11 - Kota dan komunitas berkelanjutan
Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan. [17]
Tujuan 12 - Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab
Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan [18]
Tujuan 13 - Penanganan perubahan iklim
Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya. [19]
Tujuan 14 - Ekosistem laut
Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara
berkelanjutan [20]
Tujuan 15 - Ekosistem daratan
Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun,
menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan

keanekaragaman hayati. [21]
Tujuan 16 - Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh
Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif [22]
Tujuan 17 - Kemitraan untuk mencapai tujuan
Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.[23]