SINERGI ANTARA PERDAGANGAN INVENSTASI DA

SINERGI ANTARA PERDAGANGAN, INVENSTASI, DAN
INDUSTRIALISASI SEBAGAI PILAR UTAMA KEKUATAN PASAR DOMESTIK
INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
Proses globalisasi ekonomi adalah perubahan perekonomian dunia yang bersifat
mendasar atau struktural dan proses ini akan berlangsung terus dengan laju yang akan
semakin cepat mengikuti perubahan teknologi yang juga akan semakin cepat dan peningkatan
serta perubahan pola kebutuhan masyarakat dunia. Perkembangan ini telah meningkatkan
kadar hubungan saling ketergantungan ekonomi dan juga mempertajam persaingan
antarnegara, tidak hanya dalam perdagangan internasional tetapi juga dalam investasi,
keuangan, dan produksi. Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batasbatas geografi dari kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional atau regional, tetapi semakin
mengglobal menjadi “satu” proses yang melibatkan banyak negara. Globalisasi ekonomi
biasanya dikaitkan dengan proses internasionalisasi produksi, 2perdagangan dan pasar uang.
Dalam tingkat globalisasi yang optimal arus produk dan faktor-faktor produksi
(seperti tenaga kerja dan modal) lintas negara atau regional akan selancar lintas kota di dalam
suatu negara atau desa di dalam suatu kecamatan. Pada tingkat ini, seorang pengusaha yang
punya pabrik di Surakarta atau Jawa Tengah setiap saat bisa memindahkan usahanya ke
Serawak atau Filipina tanpa halangan, baik dalam logistik maupun birokrasi yang berkaitan
dengan urusan administrasi seperti izin usaha dan sebagainya.
Oleh karena itu kemandirian ekonomi telah menjadi suatu keniscayaan atau tuntutan

yang harus segera diwujudkan. Menurut Swasono ketergantungan pada keterdiktean oleh
pihak luar-negeri digugat sebagai penyelewengan mendasar dari cita-cita kemerdekaan
nasional, sekaligus memperpuruk martabat, prestise dan harga diri bangsa.
Noorsy (2007) menggunakan istilah perekonomian terjajah untuk membuat kontra istilah
kemandirian ekonomi. Lebih lanjut Noorsy (2007) menyatakan bahwa suatu perekonomian
disebut terjajah diukur lima indikator. Pertama, kepemilikan sumberdaya, produksi dan distribusi.
Kedua, bagaimana suatu bangsa memenuhi kebutuhan sektor pangan, enerji, keuangan, dan
infrastruktur. Ketiga, pasar domestik untuk kebutuhan primer dan sekunder dipasok siapa dan
siapa yang mendominasi. Keempat, apakah suatu pemerintahan mempunyai kemerdekaan dan

kebebasan mengambil kebijakan ekonomi dan terlepas dari pengaruh penguasa ekonomi dunia.
Kelima, bagaimana sumber-sumber pendanaan APBN, dan apakah APBN memberikan hak-hak
ekonomi sosial budaya.
kekuatan pasar domestik adalah kekuatan utama perekonomian Indonesia. Oleh karena
itu, perlu pengembangan pasar lebih lanjut demi menjadikan kekuatan tersebut sebagai pelindung
dari krisis global. Untuk menuju kepada kemandirian, Indonesia harus menjadi Negara yang
memiliki serta mampu berdaya saing. Untuk mencapai hal tersebut, di antara komponen utama
arah pembangunan yang harus dicapai adalah adanya penguatan perekonomian domestik dengan
orientasi dan berdaya saing global dimana pembangunan perdagangan berperan penting dalam
kerangka mewujudkannya.

Perdagangan dan investasi merupakan dua faktor penting bagi perekonomian suatu
negara. Terlebih dalam sistem perekonomian dunia yang saling terkoneksi satu dengan yang lain.
Bagi Indonesia, strategi keterkaitan antara perdagangan, investasi, dan industrialisasi merupakan
sinergi tiga pilar untuk mendorong ekonomi domestik lebih berdaya saing sekaligus resilient
terhadap dampak krisis global. Kekuatan ekonomi domestik dan daya beli masyarakat perlu
diimbangi kekuatan produksi nasional. Kalau tidak, pasar Indonesia akan mendapatkan serbuan
produk impor sehingga membuat neraca perdagangan defisit. Ditambah pula, struktur barang
ekspor nasional yang didominasi produk tambang dan mineral yang secara volume dan harga di
pasar global saat ini turun akibat perlambatan ekonomi dunia.

Kesepakatan penundaan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) oleh para
pemimpin negara di Asia Tenggara sampai pada 2015 menjadi dentum untuk segera menata
kekuatan pasar domestik. Sebuah langkah membangun kekuatan ekonomi kawasan yang jelas
harus dimaksudkan untuk meningkatkan produk domestik Indonesia, bukan sekadar
membuka lebar-lebar produk asing sedangkan kekuatan ekonomi dalam negeri hanya menjadi
penonton sebagaimana telah diperingatkan melalui gempuran produk asing.

BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk lebih

dari 230 juta jiwa yang menempati peringkat ke-4 di dunia memiliki cita-cita pembangunan
nasional seperti yang tercantum di dalam Undang-Undang Dasar 1945. Melalui cita-cita
tersebut, pembangunan nasional diimplementasikan melalui visi serta arah pembangunan
jangka panjang (tahun 2005–2025), yaitu menjadi “INDONESIA YANG MANDIRI,
MAJU, ADIL DAN MAKMUR.”
Untuk menuju kepada kemandirian, Indonesia harus menjadi Negara yang memiliki
serta mampu berdaya saing. Untuk mencapai hal tersebut, di antara komponen utama arah
pembangunan yang harus dicapai adalah adanya penguatan perekonomian domestik dengan
orientasi dan berdaya saing global dimana pembangunan perdagangan berperan penting
dalam kerangka mewujudkannya.
Sesuai dengan arahan pembangunan nasional jangka panjang tahun 2005-2025 yang
tercantum di dalam Undang-undang nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN), untuk menuju kepada kemandirian, Indonesia harus
menjadi Negara yang memiliki serta mampu berdaya saing. Untuk mencapai Negara yang
berdaya saing, di antara komponen utama arah pembangunan yang harus dicapai adalah
adanya penguatan perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global dimana
pembangunan perdagangan berperan penting dalam mewujudkan arah tersebut.
Terkait langsung dengan pembangunan perdagangan, pembangunan jangka panjang
menekankan pada 2 (dua) komponen penting yaitu di bidang perdagangan luar negeri dan
perdagangan dalam negeri. Di bidang perdagangan luar negeri, proses maupun kebijakan

perdagangan harus lebih mendatangkan keuntungkan dan mendukung perekonomian nasional
agar mampu memaksimalkan manfaat sekaligus meminimalkan efek negatif dari proses
integrasi dengan dinamika globalisasi.
Sedangkan di bidang perdagangan dalam negeri proses dan kebijakan perdagangan
diarahkan untuk memperkokoh sistem distribusi nasional yang efisien dan efektif yang
menjamin kepastian berusaha dalam kerangka mewujudkan berkembangnya lembaga
perdagangan yang efektif dalam perlindungan konsumen dan persaingan usaha secara

sehat,terintegrasinya

aktivitas perekonomian

nasional dan terbangunnya

kesadaran

penggunaan produksi dalam negeri, meningkatnya perdagangan antar wilayah/daerah, serta
terjaminnya ketersediaan bahan pokok dan barang strategis lainnya dengan harga yang
terjangkau.
Untuk mencapai arahan pembangunan perdagangan seperti yang ditentukan melalui

RPJMN tersebut, strategi yang dilakukan adalah melalui: Meningkatkan produk ekspor
bernilai tambah tinggi, terutama untuk produk-produk yang berbasis pada sumber daya alam
serta memanfaatkan teknologi tingkat menengah; Mendorong ekspor produk kreatif dan jasa
yang terutama dihasilkan oleh usaha kecil menengah (UKM); Mengupayakan diversifikasi
pasar ekspor agar tidak bergantung pada negara tertentu dan mengupayakan melakukan
ekspor pada negara tujuan akhir dimana produk akan dikonsumsi; Mendorong pemanfaatan
berbagai skema preferensi perdagangan dan kerjasama perdagangan internasional yang lebih
menguntungkan kepentingan nasional; Mendorong pengembangan ekspor wilayah perbatasan
yang dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan
negara tetangga; serta Memperkuat kelembagaan perdagangan luar negeri yang mendorong
efektivitas pengembangan ekspor nonmigas.
Penguatan perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global seperti
yang ditetapkan dalam kerangka mencapai arah pembangunan Indonesia mensyaratkan
adanya pembangunan perdagangan dalam negeri yang kokoh. Karenanya, di dalam RPJMN
kebijakan pembangunan perdagangan dalam negeri diarahkan untuk meningkatan penataan
sistem distribusi nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan jasa, kepastian usaha,
dan daya saing produk domestik
Sesuai

Bagi Indonesia, strategi keterkaitan antara perdagangan, investasi, dan industrialisasi


merupakan sinergi tiga pilar untuk mendorong ekonomi domestik lebih berdaya saing
sekaligus resilient terhadap dampak krisis global. Kekuatan ekonomi domestik dan daya beli
masyarakat perlu diimbangi kekuatan produksi nasional. Kalau tidak, pasar Indonesia akan
mendapatkan serbuan produk impor sehingga membuat neraca perdagangan defisit. Ditambah
pula, struktur barang ekspor nasional yang didominasi produk tambang dan mineral yang
secara volume dan harga di pasar global saat ini turun akibat perlambatan ekonomi dunia.
Namun membangun dan memperkuat sistem produksi nasional membutuhkan
investasi, baik untuk pembangunan infrastruktur maupun sektor riil. Perlu waktu agar
infrastruktur yang terbangun dapat meningkatkan sistemproduksi. Selain itu, strategi

industrialisasi dan hilirisasi yang saat ini berlangsung membutuhkan barang modal yang
masih perlu diimpor. Tekanan terhadap defisit perdagangan nasional menjadi semakin besar
baik lantaran dorongan konsumsi maupun kebutuhan investasi domestik.dengan arahan
pembanOleh karena itu, percepatan pembangunan infrastruktur untuk menopang investasi
sektor riil dan industrialisasi perlu terus kita tingkatkan. Posisi defisit perdagangan yang
seperti ini dalam jangka panjang akan menemukan keseimbangan (ekuilibrium) ketika
kapasitas produksi nasional berjalan secara optimal. Strategi industrialisasi dan hilirisasi akan
semakin memperkuat sistem produksi nasional.
Produksi nasional dapat diekspor (export oriented) atau juga memenuhi kebutuhan

barang/jasa yang dulunya diimpor (import substitution). Kedua-duanya dapat mengembalikan
neraca perdagangan dan pembayaran menjadi lebih berimbang dan positif. Dua strategi
perdagangan investasi menjadi semakin penting di tengah perlambatan ekonomi dunia.
Meskipun begitu, Indonesia termasuk salah satu negara dengan resiliensi ekonomi cukup
kuat.
Struktur ekonomi domestik yang dicirikan dengan konsumsi rumah tangga yang
tinggi

telah

menjaga

laju

pertumbuhan

ekonomi

Indonesia


positif

di

atas

6

persen (consumption led-growth). Untuk terus memperkuat ekonomi domestik dan tidak
hanya bergantung pada konsumsi rumah tangga, Indonesia juga terus mendorong investasi
sebagai sumber baru pertumbuhan domestik(investment led-growth).nan nasiona

I

BAB III

SARAN DAN KESIMPULAN
A. KESIMPULAN

1. Untuk menuju kepada kemandirian, Indonesia harus menjadi Negara yang

memiliki serta mampu berdaya saing.
2. Untuk mencapai Negara yang berdaya saing, di antara komponen utama arah
pembangunan yang harus dicapai adalah adanya penguatan perekonomian
domestik dengan orientasi dan berdaya saing global dimana pembangunan
perdagangan berperan penting dalam mewujudkan arah tersebut.
3. Untuk mendorong perekonomia domestik Indonesia tidak hanya bergatung pada
komsumsi rumah tangga tetapi juga bergantung pada investasi.
4. Strategi perdagangan, investasi, dan industri adalah strategi yang penting di
tengah perlambatan perekonomian dunia, karena dengan 3 hal tersebut suatu
negara dapat menjalankan roda perekonomian dengan mandiri tanpa bergantung
pada negara lain.
B. SARAN

1. Peningkatan daya saing indutri untuk menanggapi isu-isu strategis seperti
penataan lahan industri dan perbaikan infrastruktur serta perbaikan sumber daya
manusia.
2. Penguatan pasar domestik dengan cara meningkatkan pengawasn terhadp ekspor
dan impor sesuia dengan peraturan yang telah disepakiti serta melakukan early
warning system untuk pemantauan lonjakan impor dan label yang mengguanakan
bahasa indonesia.

3. Meningkatkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri serta menghilangkan rasa
gengsi untuk menggunakan produk dalam negeri dan cenderung menggunakan
produk dalam negeri.
4. Melakukan pemetaan produk-produk unggulan serta mealakukan pemberdayaan
usaha kecil dan menengah khusunya industri kreatif. Serta mealukan percepatan
sertifikasi produk dana jasa nasioanal untuk memperoleh standar
Indonesia.

nasional

5. Mereduksi ekspor barang komoditas dan meningkatkan ekspor barang-barang
yang bernilai tambah agar mendorong sektor industri sehingga mendorong
perdagangan nasional.
6. Melakukan percepatan pembangunan infrastruktur supaya dapat menopang
investasi pada sektor rill.
7. Melakukan dan mempertahankan stabilatas ekonomi melalui iklam investasi yang
mendukung agar para investor memliki keterraikan terhadap iklmi investasi di
Indonesia.
berdaya saing. Untuk mencapai Negara yang
berdaya saing, di antara komponen utama arah pembangunan yang harus dicapai

adalah
adanya penguatan perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global
dimana pembangutanan perdagangan berperan
tersebut.

penting dalam mewujudkan arah

DDAFTAR PUSTAKA

Tambunan, Tulus, 2008, Pengusaha Kadin Brebes Di Dalam Era Globalisasi:
Tantangan Dan Ancaman. Jakarta.
Banerjee, Shuvojit (2002), “Recovery And Growth In Indonesia Industry. Elements Of
A Future Policy Framework"” Working Paper Series No.02/08, September, Jakarta: Unsfir
Sandra Karina, Percaya Diri Dengan Industri, Seputar Indonesia Tanggal 19
Desember 2014.
Heridiansyah, Jefri Dan Dwi Prawani. 2011, Kemana Arah Perekonomian Indonesia,
Jurnal Stie Semarang,Vol 3, No 3, Edisi Oktober 2011.
Sujadi, Edi Priyono, Dkk. 2008. Membangun Sinergi Bagi Pengembangan Produk
Ukm Berbabis Ekspor Di Klaster Ukm, Serenan, Klaten, Yogyakarta, IST AKPRIND
Yogyakarta.
Triyowati, Hermien dan Khomsiyah,2013, Membangun Kemandirian Ekonomi
Melalui Pembangunanan Ekonomi Lokal Berkelanjutan Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup
Manusia, Jakarta, Universitas Trisakti.
Avilliani, 2012, Kemandirian Ekonomi, UIN Online–Institute for Development of
Economics and Finance (INDEF).
Chairil Abdini/Adyawarman, 2012, Analisis Kebijakan Ketahanan Ekonomi
Indonesia, Jurnal on line
Lemhanas RI, 2012, Peningkatan Daya Saing Industri Indonesia Guna Menghadapi
Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA) Dalam Rangka Memperkokoh Ketahanan
Nasional, Jurnal kajian Lemhanas edisi 14
Kementrian Perdagangan RI, 2012, Pilar-Pilar Peningkatan Daya Saing &
Perlindungan Konsumen, Indonesia, Serkertariat Direktorat Jendral Standarisasi dan
Perlindungan Konsumen.
http://economy.okezone.com/read/2013/07/10/279/834636/perdagangan-investasidan-industri.

http://dikti.go.id/blog/2013/03/04/kedaulatan-pasar-tradisional/
https://andibarker32.wordpress.com/2013/04/09/perdagangan-dalam-negeri-tumpuankekuatan-perekonomian-nasional-2013/