Penyebab Cacar Adalah Virus Variola

Penyebab Cacar Adalah Virus Variola
by yusri on May 27, 2011
Penyebab cacar adalah virus Variola.Virus penyebab
cacar ini adalah anggota dari genus orthopoxvirus, yang
juga termasuk virus seperti cacar sapi, cacar monyet, dan
kontagiosum moluskum. Tidak ada hewan reservoir atau
vektor serangga penyebab cacar, dan tidak ada carrier
(periode dimana virus cacar tersebut dalam tubuh, tetapi
orang itu tidak aktif sakit) terjadi. Sebelum cacar sembuh,
penyakit ini dapat menular dari orang ke orang terusmenerus. Wanita hamil dan anak-anak memiliki resiko
tinggi untuk penyakit cacar. Penyebab penyakit cacar
juga dipengaruhi dari kebiasaan hidup.
Virus variola diperoleh dari inhalasi (pernafasan ke paru-paru). Partikel virus cacar dapat
tetap pada benda seperti pakaian, tempat tidur, dan permukaan hingga 1 minggu. Virus
dimulai di paru-paru, dari sana virus menyerang aliran darah dan menyebar ke kulit, usus,
paru-paru, ginjal, dan otak. Aktivitas virus dalam sel-sel kulit menciptakan ruam yang disebut
makula (karakteristik : datar, lesi merah). Setelah itu vesikel (lepuh mengangkat) terbentuk.
Kemudian, pustula (jerawat berisi nanah) muncul sekitar 12-17 hari setelah seseorang
menjadi terinfeksi. Sembuh dari cacar sering meninggalkan bekas di kulit oleh karena
pustula.


Penularan virus penyebab cacar
Cacar sangat menular. Dalam kebanyakan kasus, penularan cacar terjadi melalui menghirup
air liur, paparan udara, kontak dengan orang yang terinfeksi, dan sebagainya. Melihat
penyebab penyakit cacar yang menginfeksi anak-anak dan cara penualarannya yang sangat
mudah, semestinya cacar menjadi perhatian bagi masyarakat. Namun pada kenyataannya
masih banyak masyarakat kita menganggap penyakit cacar adalah penyakit yang sepele.

Sejarah penyebab cacar
Dari segi historis, penyebab cacar memiliki kisah yang cukup buruk, namun ditemukannya
vaksin cacar merupakan babak baru dari kisah penyakit ini. Penyakit cacar telah terjadi sejak
lama selang beberapa ribu tahun yang lalu, akibat merebaknya penyebab cacar yang semakin
berkembang maka hingga sekarang diberantas setelah program vaksinasi sukses di seluruh
dunia. Setelah penyakit tersebut dieliminasi dari dunia, vaksinasi rutin terhadap cacar di
kalangan masyarakat umum dihentikan karena tidak lagi diperlukan untuk pencegahan.
Jika terdapat diantara anggota keluarga yang terkena penyakit cacar, penting untuk
memutuskan penularan penyebab cacar baik dengan menjaga hygene penderita maupun
mengisolasi benda-benda sekitar yag berpotensi menularkan penyakit tersebut
(http://www.kesehatan123.com/1237/penyebab-cacar)

5.


Variola

Masa tunas 10-14 hari terdapat 4 stadium :
1. Stadium prodromal/invasi ditandai dengan :
1. Suhu tubuh naik (40oC)
2. Nyeri kepala
3. Nyeri tulang
4. Sedih dan gelisah
5. Lemas
6. Muntah-muntah
2. Stadium macula – popular /erupsi
Suhu tubuh kembali nomal, tetapi timbul makula-makula eritematosa dengan
cepat akan berubah menjadi papula-papula terutama dimuka dan ektremitas
(termasuk telapak tangan dan kaki) dan timbul lesi baru.
3. Stadium vesikula – pusfulosa / supurasi

Dalam waktu 5 – 10 hari timbul vesikula-vesikula yang cepat berubah menjadi
pustule. Pada saat ini suatu tubuh akan meningkat dan lesi-lesinya akan
mengalami umblikasi.

4. Stadium resolusi
Berlangsung dalam 2 minggu, stadium ini dibagi menjadi 3 :
1. Stadium krustasi
Suhu tubuh mulai menurun, pustule-pustula mengering menjadi krusta.
2. Stadium dekrustasi
Krusta-krusta mengelupas, meninggalkan bekas sebagai sifakriks atrofi.
Kadang-kadang ada rasa gatal dan stadium ini masih menular.
3. Stadium rekon valensensi.
Lesi-lesi menyembuh, semua krusta rontok, suhu tubuh kembali normal,
penderita betul-betul sembuh dan tidak menularkan penyakit lagi.
(Prof. dr. Marwali Harahap, 2000 : 97)
(http://dc314.4shared.com/doc/y4FPXSfe/preview.html)

Penyakit Cacar (Variola = Smallpox)
Etiologi (penyebab) : virus variola
Masa inkubasi : antara 7-14 hari. Menurut undang-undang karantina ditetapkan 14 hari.
Cara penularan : penularannya melalui kontak langsung ataupun tak langsung tapi infeksi
primernya selalu melalui hawa napas. Virusnya yang terdapat di udara, berasal dari debu
pakaian, tempat tidur dari keropeng yang jatuh di tanah ataupun dari hawa napas sipenderita,
terhirup bersama hawa pernapasan sehingga terjadi penularan. Cacar adalah penyaki yang

sangat menular.
Gejala penyakit : penyakit cacar adalah suatu penyakit infeksi yang akut dengan gejalagejala berupa demam, sakit kepala, sakit pinggang dan anggota gerak, kadang-kadang
menggigil disertai rasa mual atau muntah yang berlangsung selama 3-4 hari. Kemudian
panasnya menurun dan timbul kelainan-kelainan pada kulit berturut-turut: erythem (titik-titik
kemerahan pada kulit), macula (bercak-bercak kemerahan pada kulit), papula (bercak
kemerahan pada kulit yang agak menonjol dari permukaan kulit/ bentolan), vesikula
(gelembung berisi cairan jernih), pustule (gelembung berisi nanah), crusta (keropeng, terjadi
karena nanah pada pustule menering). Erupsi (ruam) pada kulit biasanya simetris dan
mengenai seluruh tubuh terutama muka, lengan dan kaki. Bila sembuh akan meninggalkan
bekas pada kulit yang tidak hilang seluruh hidup (bopeng)
Perbedaan cacar (variola) dan cacar air (varicella) : cacar adalah penyakit yang sangat
menular dan berbahaya. Karena itu janganlah sampai keliru dengan cacar air yang merupakan
penyakit yang ringan. Untuk amannya, bila terjadi kematian karena penyakit ruam (rash) kulit

anggaplah penyakit itu sebagai penyakit cacar.
Gejala Cacar (variola):
1. Penderita mulai sakit antara hari ke 7-17 sesudah kontak erat dengan penderita cacar.
2. 2-4 hari sebelum rash penderita biasanya demam dan merasa lemah.
3. Kelainan kulit (macula – papula dan lain-lain) lebih banyak terdapat di muka, tangan dan
kaki.

4. Keopeng biasanya terbentuk antara hari ke 10-14 sesudah rash.
5. Keripeng mulai terlepas dalam waktu 14-28 hari sesudah rash.
Gejala Cacar air (vericella) :
1. Penderita mulai sakit antara hari ke 14-21 sesudah kontak erat dengan penderita cacar air.
2. Penderita umumnya tidak menunjukkan gejala apa-apa sebelum kelainan kulit (rash)
timbul.
3. Kelainan kulit (macula – papula dan lain-lain) lebih banyak terdapat dibandingkan dengan
dibagian tungkai (lengan-kaki).
4. Kelainan biasanya tidak terdapat ditelapak tangan dan kaki.
5. Keropeng biasanya terbentuk antara hari ke 4-7 sesudah rash.
6. Keropeng mulai terlepas dalam waktu 14 hari sesudah rash.
Usaha pencegahan dan pemberantasannya yaitu dengan meningkatkan kekebalan masyarakat
dengan melaksanakan vaksinasi rutin yang sebaik-baiknya (setiap bayi di cacar pada umur 12 bulan)
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2154308-penyakit-cacar-variolasmallpox/#ixzz2tpawyAwF
Referensi : Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat, Oleh dr. Indan Entjang, PT. Citra Aditya Bakti,
2000
di Kesehatan - 0 komentar
Perbedaan
Cacar(smallpox),
Cacar

Api(impetigo/cacar ular/cacat monyet)

Air(chickenpox/variola),

dan

Cacar

Cacar yang disebut juga dengan smallpox atau variola berasal dari bahasa latin “varius” yang
berarti bercak atau gelembung kulit merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus dan
disertai keadaan umum yang yang buruk dan dapat mengakibatkan kematian. Smallpox
dalam bahasa inggris digunakan pertama kali di Eropa pada abad ke-15 untuk membedakan
cacar dengan Greatpox (sifilis). Penyebab dari penyakit ini adalah virus Variola, anggota dari
Genus Orthopoxvirus, Subfamili Chordopoxviridae dari Famili Poxviridae. Virus ini relatif
stabil di lingkungan alam namun tidak tahan oleh sinar matahari dan panas. 2 virus yang
hampir identik tapi menghasilkan 2 tipe penyakit yang berbeda, yaitu variola mayor dan
minor (i have no idea ‘bout this, tolong beri komentar!). Penyebaran penyakit ini bersifat
kosmopolit (tersebar di area yang luas), tapi pada daerah tertentu memberi insidens (frekuensi
penderita baru di suatu waktu di satu kelompok masyarakat) yang tinggi, misalnya di
Amerika Selatan dan Tengah, Hindia Barat dan Timur. Gejala terjangkitnya mirip gejala flu,

termasuk demam tinggi, keletihan, sakit kepala, sakit punggung, dan diikuti munculnya ruam
(kemerahan di kulit) di kulit. Virus cacar menempatkan diri di dalam pembuluh darah kecil di

baah kulit, mulut, dan tenggorokan. Pada kulit, penyakit ini menyebabkan ruam bebentuk
makulopapular (bintik dan benjolan kecil kemerahan), kemudian membentuk gelembung
kulit berisi cairan. Transmisi (penularan) penyakit ini terjadi dari manusia ke manusia.
Reservoir (inang) hewan atau serangga tidak mempunyari peranan dalam penularan penyakit
ini. Mekanisme tranmisinya dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung misalnya lewat udara yang terkontaminasi virus variola, yang selanjutnya terhirup
oleh orang lain. Selain itu adanya kontak atau tatap muka dengan orang yang terinfeksi,
bersentuhan langsung mengani ruam dan cairan tubuh si penderita. Secara tidak langsung
misalnya melalui benda atau obyek yang terkontaminasi seperti pakaian atau tempat tidur.
Seseorang yang berada pada fase demam (prodromal) terkadang dapat menularkan penyakit
ini pada orang lain, tapi yang berpotensi paling besar adalah pada fase munculnya ruam.
Masa inkubasi rata-rata sekitar 12-14 hari tetapi dapat berkisar 7-17 hari. Selama waktu ini.
Orang yang terserang penyakit ini terlihat dan terasa sehat serta tidah dapat menginfeksi
orang lain. Masa inkubasi diikuti dengan timbulnya gejala klinis seperti flu, termasuk
demam, sakit kepala, nyeri punggung, kadang-kadang sakit perut dan muntah. Masa Laten
atau Infeksi biasanya 2-4 hari, pada waktu ini orang biasanya terlalu sakit untuk melakukan
kegiatan nirmal mereka. Ditandai dengan munculnya ruam dan dapat berlangsung sekitar 20

hari sejak mulai munculnya ruam hingga berakhir, tapi masa yang paling menular adalah
selama 7-10 hari pertama. Meskpun WHO telah menyatakan bahwa kita telah bebas dari
cacar sejak tahun 1980 (terakhir kali ditemukan di Somalia) kita tetap harus waspada
terhadap penyakit ini. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi di usia dini.
Pemberian vaksinasi sebelum sesorang terkena cacar akan benar-benar memberikan
kekebalan, jika diverikan 3 hari setelah terpapar cacar dapat mencegah atau sangat menguragi
keparahan, 4-7 hari dapat menawarkan beberapa perlindungan atau menurunkan tingkat
keparahan, dan setelah muncul ruam, vaksinasi tidak akan menghasilkan apa-apa. Selain
vaksinasi, hindari kontak langsung dan tatap muka dengan penderia, serta hindari bendabenda yang terkontaminasi. Pengobatan untuk penyakit ini tidak ada metode khusus.
Penderita dapat dibantu dengan cairan intravena (pemberian cairan melalui jarum ke
pembuluh vena untuk menggantikan cairan atau zat-zat makan dalam tubuh), obat-obatan
yang dapat mengontrol demam atau nyeri, dan antibiotik untuk infeksi bakteri sekunder yang
mungkin terjadi.
Salah satu jenis cacar lain yang diketahui adalah Cacar Air dengan nama lain varisela atau
lebih dikenal dengan chickenpox merupakan suatu infeksi virus menular, yang menyebabkan
ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan
berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal. Penyebab penyakit ini adalah
virus Varisela-Zoster. Transmisi (penularan) penyakit ini melalui percikan ludah penderita
atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita bisa
menularkan penyakitnya, mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah

mengering. Untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan). Jika
seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan
menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu
kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster. Yang rentan terhadap
penyakit ini bisa siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, dewasa maupun kanak-kanak dan
tidak mengenal musim. Perlu diwaspadai jika penyakit ini menyerang ibu yang sedang hamil.
Ibu hamil termasuk dalam kelompok orang dewasa yang rentan terhadap penyakit ini, apabila
di masa mudanya belum pernah mengalaminya. Bagi ibu hamil dengan usia kehamilan 1
hingga 3 bulan, memang bisa terjadi komplikasi terhadap janin bayi, seperti keguguran,
kelahiran mati atau bayi terkena sindrom congenital varicella (infeksi pada janin kuartal

pertama kehamilan) yang cukup berbahaya baik bagi sang janin maupun si ibu. Namun
memang prevalensi ibu hamil penderita cacar air yang mendapat komplikasi ini masih rendah
(sekitar 2 dari 100 kasus). Gejala mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi.
Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala, demam
sedang dan rasa tidak enak badan. Gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak
yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih berat. 24-36 jam setelah timbulnya
gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula). Kemudian bintik tersebut menonjol
(papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan
mengering. Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam. selanjutnya akan terbentuk bintikbintik dan lepuhan yang baru. Pada hari ke-5, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan

yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan menghilang dalam waktu
kurang dari 20 hari. Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut. Kalaupun
ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan
dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus (sel sferis gram-positif, biasanya tersusun dalam
kelompok seperti anggur yang tidak teratur). Cacar air juga dapat menyebabkan komplikasi,
yang diantaranya adalah pneumonia yang disebabkan virus, peradangan jantung, peradangan
sendi, peradangan hati, infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa), ensefalitis
(infeksi otak). Pengobatan yang dapat dilakukan adalah untuk mengurangi rasa gatal dan
mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga dioleskan lotion
kalamin, antihistamin atau lainnya yang mengandung mentol atau fenol. Untuk mengurangi
resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan
sabun, menjaga kebersihan tangan, kuku dipotong pendek, pakaian tetap kering dan bersih.
Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat antivirus asiklovir. Untuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan aspirin.
Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Asiklovir
biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat. Asikloir bisa
mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam wakatu 24 jam setelah munculnya ruam
yang pertama. Obat anti-virus lainnya adalah vidarabin. Pencegahan dapat dilakukan dengan
melakukan vaksinasi. Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan
memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem
kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster.

Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan.

Selain cacar air atau chickenpox, ada satu jenis cacar lain yang tidah boleh dianggap remeh,
yaitu Cacar Api/Cacar Ular atau lebih sering disebut Impetigo/Herpes-Zoster. Jenis
penyakit ini meripakan reaktivitas dari cacar air, dengan kata lain, penyebabnya adalah virus
varisela. Perlu diketahui, bila seseorang terkena infeksi virus varisela-zoster untuk pertama
kali, maka akan timbul penyakit cacar air. Setelah sembuh, virus tersebut tidaklah musnah
seluruhnya dari tubuh penderita, melainkan berdiam di dalam tubuh penderita, tepatnya di
ganglion saraf tepi penderitanya. Virus yang berdiam dalam tubuh penderita ini dapat
sewaktu-waktu muncul kembali dan menyebabkan penyakit yang dinamai Herpes Zoster.
Walau di dalam tubuhnya terdapat virus ini, namun kebanyakan orang memang tidak
mengalami penyakit Herpes Zoster. Hal ini disebabkan daya tahan tubuh yang baik yang
dapat menekan virus ini berkembang. Sebaliknya, pada orang yang daya tahannya sedang
menurun, tak jarang penyakit ini tiba-tiba muncul menyerang. Gejala yang terjadi pada
penyakit ini awalnya hampir sama dengan cacar air, yaitu terjadi demam dan badan terasa
pegal-pegal. Selanjutnya sedikit berbeda dengan penyakit cacar air, walaupun virus
penyebabnya sama. Pada Herpes Zoster, gelembung muncul dalam suatu kelompok yang

menyerupai garis lebar dengan dasar kulit kemerahan, yang muncul dari bagian belakang
tubuh dan menjalar ke arah depan pada salah satu sisi tubuh. Mungkin karena gambaran
kelainan yang seperti gambar ular ini, maka ada yang menemakannya cacar ular. Sebenarnya
gelembung ini bisa muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk wajah, namun yang paling
sering adalah dari punggung ke bagian dada. Usia yang rentan terhadap penyakit ini
biasanya pada “lansia” atau seseorang yang mengalami penurunan sistem imun yang
disebabkan oleh suatu penyakit atau stress. Mengingat penyakit ini disebabkan bakteri,
penanganannya dengan antibiotik. Yang juga perlu diperhatikan adalah senantiasa menjaga
kebersihan diri, dan selalu mencuci tangan dengan teliti. Goresan ringan atau luka lecet
sebaiknya dicuci bersih dengan sabun dan air, bila perlu olesi dengan zat anti-bakteri. Untuk
pencegahan, hindari kontak dengan cairan yang berasal dari lepuhan di kulit. Hindari
pemakaian bersama handuk, pisau cukur atau pakaian dengan penderita. Selalu mencuci
tangan setelah menangani lesi kulit.
(http://seaellen-fst09.web.unair.ac.id/artikel_detail-62733-Kesehatan-Cacar%20%28smallpox
%29.html)

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Berbagai usaha untuk menanggulangi atau mencegah penyakit enterik dapat ditempuh, antara
lain : perbaikan kesehatan perorangan, penyediaan air minum yang sehat, pembuangan
kotoran dan limbah rumah tangga dengan baik, dan pemberian vaksin berisi kuman penyebab
penyakit enterik tersebut.
Yang disebut terakhir merupakan usaha yang paling ampuh apabila daya lindung (daya
proteksi) vaksin tersebut cukup tinggi. Pemberian vaksin untuk pemberantasan penyakit menular merupakan senjata ampuh dan hal ini
telah terbukti.
Salah satu contoh yang dapat dikemukakan di sini ialah punahnya penyakit cacar (VARIOLA
vera) dari muka bumi akibat keberhasilan usaha vaksi.Diajukan pada Pertemuan Ilmiah
Berkala BKGAI (Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia). Jakarta, 29 Juni – 1
Juli 1989. nasi cacar kira-kira 10 tahun yang lalu. Penyakit ini lenyap setelah dua kasus
terakhir yaitu kasus alami di Etiopia dan kasus kontaminasi laboratorium di Birmingham,
Inggris pada tahun 1978.
Sejak dilaksanakannya program PPI (Pengembangan Program Immunisasi), yang meliputi
vaksin DPT, TT, BCG, Poliomielitis dan Campak, penurunan insidensi penyakit yang
bersangkutan sangat terasa dengan jelas.
2.TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini asuhan keperawatan ini adalah untuk membahas
mengenai cara mendiagnosis dini dan mekanisme terjadinya penyakit variola pada anak.

1. Manfaat
Manfaat dari asuhan keperawatan anak dengan variola ini bermanfaat untuk melakukuan
askep yang valid mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, proses kaperawatan,
implementasi, evaluasi.
A. DEFINISI
Variola adalah penyakit menular pada manusia yang disebabkan oleh virus variola major atau
variola minor.Penyakit ini dikenal dengan nama Latinnya, variola atau variola vera, yang
berasal dari kata Latin varius, yang berarti “berbintik”, atau varus yang artinya “jerawat”.
Variola muncul pada pembuluh darah kecil di kulit serta di mulut dan kerongkongan. Di kulit,
penyakit ini menyebabkan ruam, dan kemudian luka berisi cairan. V. major menyebabkan
penyakit yang lebih serius dengan tingkat kematian 30–35%. V. minor menyebabkan penyakit
yang lebih ringan (dikenal juga dengan alastrim, cottonpox, milkpox, whitepox, dan Cuban
itch) yang menyebabkan kematian pada 1% penderitanya.Akibat jangka panjang infeksi V.
major adalah bekas luka, umumnya di wajah, yang terjadi pada 65–85% penderita
B. ANATOMI FISIOLOGI
organ kulit
1)Epidermis (Kutilkula) Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki
struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain
seperti berikut :
a) Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk.
Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini disusun
oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami pengelupasansecara perlahan-lahan,
digantikan dengan sel telur yang baru.
b) Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan rambut.
Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi
semakin gelap. Coba Anda perhatikan kulit orang “suku Dani di Irian dengan suku Dayak di
Kalimantan pada Gambar 7.8!
Jika dikaitkan dengan hal ini apa yang terjadi pada kulit dari kedua suku tersebut? Selain
memberikan warna pada kulit, melanin ini juga berfungsi untuk melindungi sel-sel kulit dari
sinar ultraviolet matahari yang dapat membahayakan kulit. Walaupun sebenarnya dalam
jumlah yang tepat sinar ultraviolet ini bermanfaat untuk mengubah lemaktertentu di kulit
menjadi vitamin D, tetapi dalam jumlah yang berlebihan sangat berbahaya bagi kulit.
Kadang-kadang seseorang menghindari sinar matahari di siang hari yang terik, karena ingin
menghindari sinar ultraviolet ini. Hal ini disebabkan karena ternyata sinar ultraviolet ini dapat
membuat kulit semakin hitam. Berdasarkan riset, sinar ultraviolet
dapat merangsang pembentukan melanosit menjadi lebih banyak untuk tujuan perlindungan
terhadap kulit. Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit kuning langsat, ini
disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten. c) Stratum granulosum, yang
menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel

hidup dan terletak pada bagian paling bawah dari jaringan epidermis. d) Stratum
germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan lapisan yang
aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk membentuk sel-sel kulit teluar. Selsel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang ada di atasnya selanjutnya sel ini juga
akan didorong dari bawah oleh sel yang lebih baru lagi. Pada
saat yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan gugur.
2)
Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas
banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis
dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen,
yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan
berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang
sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah
lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut. Folikel rambut dan
struktur sekitarnya
a)Akar Rambut
Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor pili), dan ujung
saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot ini berkontraksi dan
mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri
apabila rambut dicabut.
b)Pembuluh Darah
Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh darah ini akarakar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh.
c)Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut.
Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga agar rambut tidak kering.
d)Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol dan
bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat
adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat
dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.
e)Serabut Saraf
Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris.
Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya.
Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang memiliki bau
khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat memikat lawan jenisDermis
(Kulit Jangat)

c. ETIOLOGI
Virus poxvirus dikenal 2 tipe virus yang hamper identik tetapi menyebabkan 2 tipe variola
,variola mayor dan variola minor.
D. GEJALA KLINIS
1. Panas
2. Pusing
3. Tidak ada nafsu makan
4. Nyeri diotot dan tulang
5. Ruam dikulit
6. Berwarna kemerahan
7.Bentol-bentol
Terdapat cairan , nanah, dan darah
E. PATOFISIOLOGI
VIRUS
Transmisi secara aerogen
Di pakaian penderita

di saluran nafas bagian atas

Kedalam tubuh
Virus multifikasi
Sistem retikuloendoteal
Darah

melepaskan diri

Kapiler drmis menuju sel epidermis
Badan inklusi intra sitoplasma
Inti sel ke
VARIOLA
1. gangguan integritas kulit b/d Trauma
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d kerusakan kulit/jaringan

3. Potensial penularan infeksi b/d kerusakan perlindungan kulit
4. Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi
F.PENATALAKSANAAN
1. Anak usia 12-18 bulan yang belum terkena cacar air harus mendapatkan satu dosis
vaksinasi.
2. Anak usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum terinfeksi cacar air harus mendapatkan
satu dosis vaksinasi.
3. Orang dewasa yang belum mengalami cacar air dan bekerja atau tinggal di lingkungan
yang rentan penularan cacar air, seperti di sekolah, panti penitipan anak, rumah sakit, asrama,
penjara, atau barak militer.
4. Wanita usia produktif yang belum pernah terkena cacar air dan tidak sedang hamil.
5. Orang dewasa dan remaja yang belum terkena cacar air dan tinggal dengan anak-anak.
6. Orang yang hendak bepergian ke luar negeri dan belum mengalami cacar air.
2. KONSEP DASAR ASKEP

2. KONSEP DASAR ASKEP
1. PENGKAJIAN
1. Biodata
2.Riwyat kesehatan
3.Pola fungsi kesehatan
4.Pola persepsi terhadap kesehatan
5.Pola aktivitas latihan
6.Pola istirahat tidur
7.Pola nutrisi metabolik
8.Pola elimnesi
9.Pola kognitif perceptual
10.Pola peran hubungan
11.Pola nilai dan kepercayaan
12.Pola konep diri
13.Pola seksual reproduksi

1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. gangguan integritas kulit b/d Trauma
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d kerusakan kulit/jaringan
3. Potensial penularan infeksi b/d kerusakan perlindungan kulit
4. Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi
C INTERVENSI KEPERAWATAN
DX1
1. gangguan integritas kulit b/d Trauma
tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam diharapkan masalah bisa teratasi
Kh :
Mencapai penyembuhan tepat waktu
Menunjukan regenerasi jaringan
Intervensi :
Kaji ukuran warna kedalaman luka
R/memberikan informasi dasar
Siapkan dan bantu prosedur balutan
R/dibunakan untuk penutupN
Tinggikan area graft bila mungkin/tepat
R/menurunkan pembekakan
Berikan perawatan luka
R/nenyiapkan jaringan baru karena infeksi
1. Gan gguan rasa nyaman : nyeri b/d kerusakan kulit/jaringan
tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam diharapkan masalah bisa teratasi

KH :
Nyeri berkurang dan terkontrol
Ekspresi wajah rileks
Intervensi :
Berikan tempat tidur yang nyaman
R/membantu menurunkan nyeri
Tutup luka sesegera mungkin
R/Perubahan suhu dapat menyebabkan nyeri hebat
Berikan analgesik
R/untuk menurunkan nyeri
Kaji keluhan nyeri
R/mengetahui seberapa darajat nyeri yang dirasakan
1. Kurang pengetahuan b/d salah interpretasi informasi
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam diharapkan masalah bisa teratasi
KH :
Menatakan pemahaman kondisi prognosis dan pengobatan
Melakukan dengan benar tindakan tertentu
Intervensi :
Kaji ulang prognosis dan harapan yang akan datang
R/Memberikan dasar pengetahuan dan informasi
Diskusikan harapan pasien untuk kembali kerumah
R/Pasien sering kali sulit memutuskan untuk pulsng
Diskusiksn perawatan kulit
R/luka pada kulit dapat sembuh

Jelaskan proses terbentuknya jaringan
R/menungkatkan pertumbuhan kulit kembali yang optimal
D.IMPLEMENTASI
Untuk meringankan gangguan tersebut, orangtua bisa melakukan kiat-kiat berikut:
- Beri kompres dingin yang telah dibubuhi obat antigatal setiap 3-4 jam pada beberapa hari
pertama. Mandi air hangat yang telah diberi obat antigatal setiap hari juga diperbolehkan.
Mandi tidak membuat cacar menyebar.
- Keringkan tubuh dengan cara menekan-nekannya dengan handuk, bukan menggosoknya.
- Beri lotion atau bedak antigatal pada area yang gatal, tetapi tidak untuk muka, terutama di
dekat mata.
- Ganti baju setiap hari.
- Cacar yang tumbuh di mulut membuat penderita sulit makan. Pilih makanan yang dingin,
lembut, atau sudah diblender. Hindari makanan asam seperti jus jeruk atau asin karena bisa
membuat luka di mulut makin perih.
- Tanyakan kepala dokter tentang krim pereda nyeri untuk dioleskan pada luka di daerah
genital jika cacar juga muncul di area intim tersebut.
- Hindari pemberian aspirin karena berkaitan dengan sindroma Reye, yang bisa mengarah
pada gangguan lever.
- Potong kukunya agar tidak menggaruk ruam di kulit untuk menghindari timbulnya infeksi.
Mungkin perlu memakai kaus tangan.
- Pisahkan dari orang sehat agar mereka tidak tertular.
E. EVALUASI
Masalah gangguan integritas kulit b/d Trauma dikatakan teratasi apabila integritas kulit
tersebut telah Mencapai penyembuhan tepat waktu dan mampu menunjukan regenerasi
jaringan.
Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis