Pemanfaatan Gelombang Bunyi dalam Teknology

Pemanfaatan Gelombang Bunyi
dalam Teknologi

Disusun Oleh;
Nama : Muh.Qadri
Kelas : XII IPA 5
No.Urut : 20

BAB I
PENDAHULUAN
Bunyi merupakan salah satu bentuk gelombang. Tidak seperti gelombang pada tali atau
gelombang pada air, gelombang bunyi tidak dapat dilihat mata, melainkan dapat didengar telinga.
Gelombang bunyi adalah salah satu dari gelombang mekanik yang merambat dalam medium dalam
hal ini mediumnya adalah bisa udara, air atau zat padat. Berdasarkan arah getarnya bunyi termasuk ke
dalam kelompok gelombang longitudinal yaitu gelombang yang merambat dengan arah getar searah
arah perambatannya. Pemanfaatan teknologi pada gelombang bunyi salah satunya ialah seismograf.

1.1 Pengertian Seismograf
Seismograf juga sering disebut dengan sebutan sismometer. Sismometer berasal dari
bahasa Yunani: seismos gempa bumi dan metero: mengukur. Menurut Giancoli (2001 : 78)
menyatakan : “Secara umum seismograf adalah alat atau sensor getaran, yang biasa

digunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah”. Hasil
rekaman dari alat ini disebut seismogram.
Sebuah seismograf dapat mencatat gempa berbentuk vertical dan gempa berbentuk
horizontal. Ketika terjadi gempa, getaran yang terekam adalah gelombang primer, karena
kecepatan rambatnya paling tinggi, lalu diikuti oleh rekaman gelombang sekunder yang
memiliki kecepatan rambat lebih rendah dari gelombang primer. Gelombang permukaan
datangnya paling akhir karena memiliki kecepatan rambat paling rendah. Seismograf
mencatat semua getaran dan kecepatan rambat gempa bumi dalam bentuk seismogram. Alat
ini sangat sensitif terhadap gelombang seismik yang ditimbulkan karena gempa bumi,
ledakan nuklir dan sumber gelombang seismik lainnya.
Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Skala
Mercalli, Omori, Cancani, dan skala Richter, namun skala Richter adalah yang paling popular
untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang disebut dengan magnitude (M). Berdasarkan
skala-skala ini orang dapat mengenali kekuatan gempa yang pada akhirnya berguna untuk
mengantisipasi seperti desain konstruksi bangunan dan jalan raya.

1.2 Sejarah Penemuaan Seismograf
Menurut Asti (2009:89), “Seismograf pertama kali ditemukan oleh Zhang Heng seorang
astronom, matematik, engineer dan pelukis pada masa pemerintahan Dinasti Han awal abad
kedua. Pada masa itu Zhang Heng tidak mengatakan dengan pasti bagaimana sebuah gempa

diukur dengan satuan skala richter (skala richter belum ditemukan sampai 1935), tapi tercatat
berhasil menciptakan detector gempa pertama di dunia, yaitu seismograf”.
Bangsa Cina termasuk salah satu bangsa yang mempunyai budaya sangat tinggi,
banyak penemuan-penemuan yang ditemukan oleh bangsa Cina pada waktu zaman dulu yang
menjadi teknologi hingga sekarang sekarang. Diantara lain yaitu :
1.

Serbuk Mesiu

2.

Kompas

3.

Kertas

4.

Pasta


5.

Seismograf

Menurut refrerensi Indra, pada zaman Dinasti Han Timur Tiongkok, sering terjadi
gempa bumi di ibukota Luoyang dan daerah sekitarnya. Menurut catatan buku sejarah,
selama 50 tahun dari tahun 89 hingga 140, pernah terjadi 30 kali gempa bumi di daerah
tersebut. Maka rakyat setempat sangat takut. Kemudian seorang ilmuwan bernama Zhang
Heng melakukan penelitian bidang gempa bumi tersebut. Akhirnya pada tahun 132 M, Zhang
Heng berhasil membuat alat pertama yang dapat meramalkan gempa bumi di Tiongkok
bahkan di seluruh dunia, dan dinamakan “ seismograf”.
Seismograf itu dibuat dari perunggu berbentuk seperti guci (lihat gambar 1.1) yang di
tengahnya terdapat batangan tembaga dan di luarnya terdapat 8 ekor naga yang di kepalanya
tersambung pada 8 batang tembaga tipis yang menghadap ke arah-arah timur, selatan, barat,
utara, timur laut, tenggara, barat laut dan barat daya.
Didalam mulut setiap naga terdapat bola tembaga yang kecil, di bawah kepala setiap
naga mendekam seekor katak tembaga, mereka semua membuka mulut besar-besar, yang
sewaktu-waktu dapat menyambut bola tembaga kecil yang dilontarkan dari mulut naga.
Seandainya terjadi gempa bumi, maka batang tembaga seismograf itu akan condong ke

arah asal gempa bumi tersebut, kemudian menggerakkan kepala naga dan naga yang berada
di arah itu akan membuka lebar mulutnya, maka bola tembaga kecil itu akan keluar dari
mulut naga tersebut dan jatuh ke dalam mulut katak yang justru mendekam di bawahnya.
Dengan demikian, akan diketahui di mana terjadinya gempa bumi.

Beberapa abad kemudian pada tahun 1855, Luigi Palmieri dari Italia merancang sebuah
seismometer merkuri. Seismometer buatan Palmieri ini memiliki tabung berbentuk U (lihat
gamabar 1.2) diisi dengan merkuri dan disusun di sepanjang titik-titik kompas.

Kemudian pada tahun1880, John Milne seorang ahli seismologi dan geologi
berkebangsaan Inggris menemukan seismograf modern pertama. Alat ini merupakan sebuah
seismograf pendulum horizontal sederhana (lihat gamabar 1.3), sebuah mesin yang mencatat
getaran yang terjadi dengan gerakan tiba-tiba di sepanjang garis patahan bumi.Dia juga yang
pertama kali mempromosikan pembangunan stasiun seismologi.

Setelah Perang Dunia II, seismograf pendulum horizontal itu dikembangkan lagi
menjadi Press-Ewing seismograf. Alat ini dikembangkan di Amerika Serikat dan digunakan
untuk merekam periode panjang gelombang. Seismograf ini kemudian digunakan secara
meluas di seluruh dunia hingga saat ini.


BAB II
SEISMOGRAF
2.1

Fungsi Seismograf

Pada seismograf terdapat dua bagian, yaitu bagian horizontal dan vertikal, fungsi
keduanya adalah sebagai berikut :
2.1.1 Seismograf Horizontal
Seismograf horizontal berfungsi untuk mencatat getaran bumi pada arah mendatar.
Pada Seismograf horizontal, massa stasioner digantung dengan sebuah tali. Dibagian bawah
terdapat jarum yang ujungnya menyentuh roll pita, yang selalu berputar searah jarum jam.
Tiang penompang roll pita terpancang pada tanah. Pada waktu terjadi gempa, roll pita
bergetar, sedang massa stasioner dan jarum jam tetap. Maka terbentuklah goresan pada roll
pita tersebut yang disebut seismogram.
2.1.2 Seismograf Vertikal
Seismograf Vertikal berfungsi untuk mencatat getaran gempa vertikal. Massa Stasioner
pada Seismograf vertikal ditahan oleh sebuah pegas (P) dan sebuah tangkai berengsel. Ujung
massa stasioner yang berjarum disentuhkan pada roll pita yang selalu bergerak searah jarum
jam. Jika terjadi getaran gempa, maka roll pita akan bergerak sehingga akan terbentuk

seismogram pada roll pita tersebut.
Dengan menggunakan alat pengukur gempa, seismograf vertikal dan seismograf
horizontal gempa yang terjadi baik gempa vertikal maupun gempa horizontal akan tercatat
dan terdeteksi. Untuk mengetahui keakuratan data gempa yang diperoleh, maka lebih baik
jika pada sebuah stasion BMG di pasang 3 alat pengukur gempa atau Seismograf. Yaitu 2
pasang seismograf Horizontal yang dipasang arah utara-selatan dan arah timur–barat, serta
satu seismograf Vertikal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dari arah mana getaran gempa
terjadi.

2.2 Jenis Seismograf Berdasarkan Pembacaan Sklar
Berdasarkan cara pembacaan data, sesmograf terdiri atas 2 yaitu :
2.2.1 Seismograf Manual (mekanikal)
Jenis gerakan mekanikal dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan
horizontal tergantung dari pendular yang digunakan apakah vertikal atau horizontal.
Pada komponen horizontal utara-selatan, arah gempa yang dicatat adalah arah gempa
pada posisi utara atau selatan sedangkan pada komponen horizontal timur-barat, arah gempa

yang dicatat adalah arah gempa pada posisi timur atau barat, dan pada komponen vertikal
arah gempa yang dicatat adalah arah gempa dilatasi atau kompresi.


2.2.2

Seismograf Digital (elektromagnetik)
Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk memindahkan
volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-peristiwa yang
menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui spelgavanometer.Selain itu, seismograf
digital modern menambahkan komponen keempat yaitu layar, "user-friendly", dan cepat
transfer data.

2.3

Prinsip Kerja Seismograf

Menurut Andrew Langley (2007: 67), menyatakan : “ Prinsip kerja dari alat ini yaitu
mengembangkan kerja dari bandul sederhana. Ketika mendapatkan usikan atau gangguan dari
luar seperti gelombang seismik maka bandul akan bergetar dan merekam datanya seperti
grafik”.
Pada bandul matematis, berat tali diabaikan dan panjang tali jauh lebih besar dari pada
ukuran geometris dari bandul. Pada posisi setimbang, bandul berada pada titik A. Sedangkan
pada titik B adalah kedudukan pada sudut di simpangan maksimum (θ). Kalau titik B adalah

kedudukan dari simpangan maksimum, maka gerakan bandul dari B ke A lalu ke B’ dan
kemudian kembali ke A dan lalu ke B lagi dinamakan satu ayunan. Waktu yang diperlukan
untuk melakukan satu ayunan ini disebut periode (T).

f = Komponen w menurut garis singgung pada lintasan bandul
P = Gaya tegang tali
N = Komponen normal dari W = m . g
l = Panjang tali
θ = Sudut simpangan

Gaya pemulih yang bekerja pada bandul yaitu -mg sin θ. Sehingga persamaannya dapat
ditulis sbb :
F = – mg sin θ
Tanda negatif diatas menunjukkan bahwa gaya mempunyai arah yang berlawanan dengan
simpangan sudut θ. Karena gaya pemulih F berbanding lurus dengan sin θ bukan
dengan θ, maka gerakan tersebut bukan merupakan Gerak Harmonik Sederhana. Jika sudut θ
kecil, maka panjang busur x (x = L kali θ) hampir sama dengan panjang L sin θ. Dengan
demikian untuk sudut yang kecil, menggunakan pendekatan :
Sin θ ≈ θ
Sehingga persamaan gaya pemulih menjadi :

F = – mg Sin θ ≈ -mg θ
Karena :
x = Lθ
maka persamaan diatas menjadi persamaan yang sama seperti dengan hukum Hooke :
F = -kx
Periode pendulum sederhana dapat kita tentukan menggunakan persamaan :

Konstanta gaya efektif k kita ganti dengan mg/L :

sehingga frekuensi pendulum sederhana

Berdasarkan persamaan di atas, tampak bahwa periode dan frekuensi getaran pendulum
sederhana bergantung pada panjang tali dan percepatan gravitasi. Karena percepatan gravitasi
bernilai tetap, maka periode sepenuhnya hanya bergantung pada panjang tali (L). Dengan kata
lain, periode dan frekuensi pendulum tidak bergantung pada massa beban alias bola
pendulum.

2.4 Komponen-Komponen Seismograf
Menurut Olivia N. Harahap (1994:93) : “Seismograf adalah sebuah alat elektronika
yang berfungsi sebagai pencatat gempa bumi. Dalam sebuah seismograf terdiri dari beberapa

bagian, yaitu sebuah sensor, amplifier dan pengkondisi sinyal, ADC, Time System, Rekorder,
dan tentunya power supply. Gabungan antara amplifier dan pengkondisi sinyal, ADC, dan
time system biasa disebut dengan Digitizer”.
2.4.1 Sensor
Sensor untuk sebuah Seismograph disebut Seismometer. Seismometer diartiakan
sebuah sensor yang menangkap gelombang seismik yang berbentuk besaran fisik. Bentuk
output dari seismometer adalah tegangan listrik. Seismometer sendri terbagi dua jenis yaitu
Short Period dan Broadband.
2.4.2 Amplyfier / Pengkondisi sinyal
Output dari seismometer yang berupa tegangan tersebut merupakan input dari bagian
ini. Seperti namanya Amplyfier, berfungsi sebagai penguat tegangan dari seismometer. Sebab
tegangan yang dihasilkan oleh seismometer belum dapat diolah secara langsung oleh ADC,
Jadi perlu dikuatkan dan dipilih (difilter) oleh pengkondisi sinyal. Hasil dari bagian
Amplyfier dan Pengkondisi Sinyal inilah yang menjadi input bagi ADC.
2.4.3 ADC
ADC atau Analog to Digital Converter adalah sebuah bagian yang berfungsi sebagai
perubah dari sinyal analog, berupa tegangan listrik yang dikeluarkan oleh pengkondisi sinyal
menjadi sebuah bentuk digital. Bentuk digital inilah nantinya yang akan diproses menjadi
sebuah informasi. Digitizer juga diintegrasikan dengan sebuah logger sebagai media
penyimpan data. Sehingga data tersebut tidak hilang dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu.

2.4.4 Time System
Time System atau sistem pewaktu dalam sebuah Seismograf sangat penting sebagai
penyedia informasi waktu dari parameter gempa bumi. Sistem pewaktu dapat diperoleh dari
sebuah RTC (Real Time Clock), biasanya berupa IC, dan sebuah GPS (Global Position

system). Pada masa sekarang ini RTC dan GPS keduanya dibutuhkan dalam seismograf untuk
saling melengkapi.
2.4.5 Recorder
Recorder di dalam sebuah seismograf berfungsi sebagai pencatat atau perekam untuk
selanjutnya di lakukan analisa lanjutan. Sudah jamak di sini bahwa recorder berupa sebuah
PC atau laptop. Selain sebagai recorder, peran PC bisa juga sebagai data logger dan juga
analisis data. Hal tersebut dimungkinkan karena dilengkapi dengan software analisa.
2.4.6 Power Supply
Sebuah alat elektronika tidak dapat bekerja tanpa diberi power supply. Power supply
yang digunakan adalah tegangan DC atau searah. Untuk sebuah seismograf tegangan dari
sumber masuk ke digitizer untuk selanjutnya didistribusikan ke semua bagian.

BAB III
PENGGUNAAN SEISMOGRAF
3.1 Cara menggunakan Seismograf
Seismograf horizontal dan vertical, mempunyai tugas masing-masing. Seismograf
horizontal bertugas untuk mengukur atau mencatat getaran bumi pada arah horizontal.
Sedangkan seismograf vertikal untuk mencatat getaran bumi pada vertikal. Mengetahui
getaran yang dirasakan yaitu dengan pendalar, dengan adanya pendalar tersebut dapat
mengetahui seberapa besar tekanan yang diberikan oleh getaran tersebut.
Menurut Paz (1996:23) : “Cara kerjanya adalah apabila pada massa stasioner dipasang
pena tajam dan ujung pena itu disinggungkan pada benda lain yang dipancangkan di tanah,
maka pada saat bumi bergetar, akan terjadi goresan antara massa stasioner dan benda
tersebut. Goresan tersebut merupakan wujud dari gambaran getaran bumi. Dari goresangoresan itu para ahli dapat membaca tekanan dan frekuensi suatu gempa”.
Seismograf modern dan Seismograf yang belum moderen, mempunyai tugas yang
sedikit berbeda, dikarenakan seismograf modern adalah gabungan dari seismograf
lama. Seismograf menggunakan dua gerakan mekanik dan elektromagnetik seismographer.
Kedua jenis gerakan tersebut dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan
horizontal tergantung dari pendulum (pemberat) yang digunakan apakah vertikal atau
horizontal. Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk
memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetik.
3.2 Proses Kerja (Sistem Pengukuran)
Gempa bumi adalah getaran atau vibrasi permukaan bumi. Perhatikan kata. Permukaan
berarti hanya kerak bumi, suatu patahan di mana satu bongkah batu telah bergesekan dengan
batu lain dengan kekuatan dan gesekan yang sangat besar. Energi dari gesekan ini diubah
menjadi getaran di dalam batu-batuan. Yang dapat terasa sampai ribuan mil.
Sekarang getaran-getaran gempa bumi merupakan sejenis gerakan gelombang yang
bergerak pada kecepatan yang berbeda-beda melalui kerak bumi yang berbatu-batu. Karena
getaran-getaran itu mencapai jarak yang jauh dan merambat melalui batu-batuan, pada waktu
getaran-getaran ini sampai disebabkan seismograf dapat mendeteksinya.
Bayangkan sebuah balok atau pelat beton. Sebuah grafik yang ditempelkan balok atau
pelat itu menonjol keluar. Grafik itu sejajar dengan tanah, seperti lembaran kertas. Di atasnya,
sebuah balok menonjol keluar dari tempat tergantungnya suatu beban. Pada dasar beban itu
terdapat sebuah pena, yang menyentuh grafik itu. Sekarang muncul gelombang gempa bumi.
Balok beton bergerak dan demikian juga grafik yang menempel padanya. Tetapi beban yang
digantung tidak bergerak. Jadi, pena itu membuat tanda-tanda pada grafik itu pada waktu
pena itu bergerak dan kita memperoleh catatan tentang gempa bumi. Tentu saja alat ini dibuat
dengan sangat teliti sehingga gerakan yang pling kecil sekalipun dapat dicatat. Jadi, sistem
pengukuran yang terjadi pada seismograf ada 3 tingkatan :
3.2.1 Tingkat 1 : tingkat pendeteksi
Fungsinya adalah untuk untuk mendeteksi getaran di bawah tanah oleh alat yang
tertancap di tanah.
3.2.2
Tingkat 2 : tingkat perantara getaran
Fungsinya adalah menyalurkan getaran dari alat yang tertancap di tanah, biasanya
berbentuk tali atau semacamnya yang dapat menyalurkan getaran.
3.2.3
Tingkat 3 : tingkat penerima getaran

Fungsinya adalah menerima getaran dari perantara ke massa yang jadi satu dengan
pena, sehingga pena tersebut bergerak sesuai getaran yang diterima.

3.3 Klasifikasi Besaran Gempa
Besaran (magnnitudo) gempa yang didasarkan pada amplitude gelombang tektonik
dicatat oleh seismograf dengan menggunakan skala ritcher. Selain itu, ada massa yang bebas
sari getaran gempa yang disebut massa stasioner. Cara kerjanya : apabila pada massa
stasioner tadi dipasang pena tajam dan ujung pena itu disinggungkan pada benda lain yang
dipancangkan di tanah, maka pada saat bumi bergetar, akan terjadi goresan antara
massastasioner dan benda tersebut. Goresan tersebut merupakan wujud dari gambaran
getaran bumi. Dari goresan-goresan itu para ahli dapat membaca tekanann dan frekuensi
suatu gempa.
Skala
Ciri-ciri
2,0 – 3,4
Tidak terasa, tapi terekam seismograf
3,5 – 4,2

Hanya terasa oleh beberapa orang

4,3 – 4,8

Terasa oleh banyak orang

4,9 – 5,4

Terasa oleh senua orang

5,5 – 6,1

Sedikit merusakkan bangunan

6,2 – 6,9

Merusak bangunan

7,0 – 7,3

Rel kereta api bengkok

7,4 – 7,9

Kerusakan hebat

≥ 8,0
Kerusakan luar biasa
A. Persamaan Perhitungan Kekuatan Gempa (agnitudo Skala Richter)
Magnitudo gempa bumi dihitung dengan menggunakan rumus : m = 1,3 + 0,6 Io.
Dalam rumus ini, m = magintudo, Io adalah intensitas Ms yang didasarkan pada skala
Mercalli. Sebagai contoh, jika Anda memiliki gempa bumi dengan intensitas XII (12), maka
magnitudonya adalah m = 1,3 + 0,6 x 12 = 8,5 Skala Richter.
Cara kedua menghitung magnitudo adalah dengan menggunakan rumus berikut: m =
2,2 +1,8 log ao. Dalam rumus ini m adalah magintudo dan “ao” adalah akselerasi dalam
cm/det2. Sebagai contoh, jika kita memiliki gempa bumi dengan akselerasi 1400 cm/det 2,
magnitudonya adalah m = 2,2 + 1,8 x log 1400 = 7,8.
Jika kita sudah berhasil menentukan besaran magnitudo, kita dapat menghitung besaran
energi yang terbuang. Untuk menghitung energi E, kita menggunakan rumus: log E = 11,4 +
1, 5m. Sebagai contoh, jika kekuatan gempa yang dihitung sekitar 7,6, maka rumusnya
adalah: Log E= 11,4 +1,5 x 7,6 = 22. Ini adalah nilai dari logaritma energi.
Cara kedua untuk menghitung besaran energi adalah dengan menggunakan rumus log
E = 16,4 + 1,5 log A / T) + 2,5 log D . Formula A ini memiliki amplitudo yang lebih baik
daripada yang lain, misalnya menyebut bahwa gelombang permukaan menunjukkan
akselerasi microns (1/1000 mm); T adalah periode gelombang dalam detik; D adalah jarak
episentrum dalam derajat.
Untuk mencari D , digunakan rumus : D = Ec/110.6 yaitu jarak ke episentrum (dalam
km). Sebagai contoh, jika amplitude A adalah 1070 microns, T adalah 20 detik dan D adalah

115 km. Kemudian akan dihasilkan log E = 16,4 + 1,5 x log (1070 / 20) + 2,5 x log 115 = 24.
Dengan inv log 24 dapat menghitung energi yang dilepas adalah 1,4 x 1024 J.
3.4. Cara Menghitung Kekuatam Gempa
3.4.1 Dengan menggunakan hasil pencatatan seismograf, yang satu seismograf vertical, satu
seismograf horizontal yang berarah utara-selatan, dan satu lagi seismograf horizontal yang
berarah timur-barat. Dengan tiga seismograf aini akan ditemukan letak episentrum.
3.4.2 Dengan menggunakan tiga tempat yang terletak dlam satu homoseista. Ketiga tempat
yang terletak dalam satu homoseista itu dihubungkan, kemudian ditarik garis sumbu pada
garis yang menghubungkann tempat-tempat pencatatan.
3.4.3 Dengan menggunakan tiga tempat yang mencatat jarak episentrum. Cara ini dicari
dengan rumus Laska, yaitu:

3.5 Kelebihan dan Kekurangan
Setiap alat seismograf dibuat secara perhitungan khusus. Tetapi kelebihan dan
kekurangan alat tersebut pasti ada, itu dikarenakan alat tersebut berfungsi untuk mengetahui
atau mendekteksi getaran, atau gempa bumi. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan
seismograf :
3.5.1 Kelebihan
Kelebihan seismograf termasuk dari fungsi seismograf itu sendiri. Karena seismograf
terdapat banyak jenis dan macamnya. Jadi, seismograf mempunyai tugas masing-masing.
Berikut adalah kelebihan seismograf :
3.5.1.1 Seismograf menggunakan dua klasifikasi yang berbeda untuk mengukur Gelombang
seismik yang dihasilkan gempa, yaitu besaran gempa dan intensitas gempa. Kedua klasifikasi
pengukuran ini menggunakan skala pengukuran yang berbeda pula. Skala pengukuran gempa
tersebut terdiri dari skala Richter dan Skala Mercalli . Skala Richter digunakan untuk
menggambarkan besaran gempa, sedangkan Skala Mercalli digunakan untuk menunjukkan
intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah, gedung, dan manusia.
3.5.1.2 Karena seismograf lama terdiri dari 2 macam yaitu Seismograf horizontal bertugas
untuk mengukur atau mencatat getaran bumi pada arah horizontal. Sedangkan seismograf
vertikal untuk mencatat getaran bumi pada vertikal.
3.5.2 Kekurangan

Alat seismograf dapat mengetahui getaran sekecil mungkin, tetapi bukan berarti
seismograf tidak mempunyai kelemahana atau kekurangan. Kekurangan seismograf tersebut
disebabkan oleh;
3.5.2.1 Jika getaran yang terlalu kuat membuat seismograf tidak mampu membuat catatan,
karena tangkai alat pencatat bisa mengalami kerusakan.
3.5.2.2 Karena seismograf adalah alat yang selalu didekatkan dengan lokasi getaran. Jadi,
ada peraturan yang memasang seismograf tersebut pada saat getaran besar terjadi, karena
melalui beberapa pertimbangan.

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Seismograf adalah alat atau sensor getaran, yang biasa digunakan untuk mendeteksi
gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini
disebut seismogram. Sebuah seismograf dapat mencatat gempa komponen vertical dan gempa
komponen horizontal.
Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Skala
Mercalli, Omori, Cancani, dan skala Richter, namun skala Richter adalah yang paling popular
untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Prinsip kerja yang digunakan pada seismograf yaitu
mengembangkan kerja dari bandul sederhana.
Dalam sebuah seismograf terdiri dari beberapa bagian, yaitu sebuah sensor, amplifier
dan pengkondisi sinyal, ADC, Time System, Rekorder, dan power supply. Gabungan antara
amplifier dan pengkondisi sinyal, ADC, dan time system biasa disebut dengan Digitizer.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.duniapendidikan.net/2016/05/pengertian-gelombang-bunyi-danperambatan-bunyi.html
http://penyeara.blogspot.co.id/2013/08/seismograf.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Seismometer
http://www.faktalink.dk/publish.php?linknavn=jordmaal.html
http://www.thetech.org/exhibits/online/quakes/seismo .html
http://www.reindo.co.id/gempa/Reference/pengertian_gempa.html

http://www.seismo.unr.edu/ftp/pub/louie/class/100/magnitude.html