HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS
EKONOMI IBU HAMIL DENGAN KEHAMILAN
RESIKO TINGGI DI PUSKESMAS
SUNGAI SARIK KABUPATEN
PADANG PARIAMAN
TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Oleh :
SEPRIA ROZA
NIM : 070201045

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
STIKES PIALA SAKTI
PARIAMAN
2010


PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya tulis ilmiah berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan
Status Ekonomi Ibu Hamil dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas
Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010” ini telah diperiksa,
disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Seminar Karya Tulis Ilmiah
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN.

Pariaman, Agustus 2010

Pembimbing 1

(Renika Putri Kastyaningrum, SST)

Pembimbing II

(Ns. Sylvia Oktamurni, S. Kep)

Akademi Kebidanan
STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN

KETUA

(Prof. Dr. H. Yunazar Manjang)

PERNYATAAN PENGUJI

Karya tulis ilmiah berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan
Status Ekonomi Ibu Hamil dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas
Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010” ini telah
dipertahankan di hadapan Tim Penguji Seminar Karya Tulis Ilmiah PROGRAM
STUDI DIII KEBIDANAN STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN.

Tim Penguji
Ketua

(RENIKA PUTRI KASTYANINGRUM, SST)

Anggota/Penguji I

(SRI WAHYUNI, SSiT)


Anggota/Penguji II

(Ns. SYLVIA OKTAMURNI, S. Kep)
STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN
PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN
Karya Tulis Ilmiah, Agustus 2010

Sepria Roza
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu Hamil dengan
Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang
Pariaman tahun 2010
viii, 40 halaman + 7 tabel + 11 lampiran
ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih merupakan yang
tertinggi dibandingkan dengan AKI negara-negara ASEAN lainnya. Untuk
mencapai kehamilan dan persalinan yang aman dan sehat perlu pemahaman
tentang kehamilan resiko tinggi. Faktor penyebab terjadinya kehamilan resiko
tinggi tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana
dan prasarana kesehatan, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan,

dan lingkungan sosial perempuan yang masih rendah. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu
Hamil dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten
Padang Pariaman tahun 2010.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan
rancangan penelitian cross sectional study. Populasi dalam penelitian berjumlah
523 orang. Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling, didapat
sampel sebanyak 54 orang. Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi
menggunakan program SPSS dengan analisa data uji statistik Chi Square.
Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa 66% responden memiliki
pengetahuan yang rendah, 63% memiliki status ekonomi yang masih rendah,
53,7% responden memiliki kehamilan yang tidak beresiko. Pada analisa bivariat
didapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kehamilan beresiko
dengan nilai p value P value 0,007 < 0,05. Pada faktor ekonomi dengan kehamilan
beresiko tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai p value 1,000 >
0,05
Diharapkan pada responden untuk lebih memperhatikan usia yang tepat bagi
kehamilan, karena kehamilan pada usia yang beresiko bisa membahayakan pada
diri dan janin yang dikandung. Responden bisa lebih banyak bertanya pada
petugas ataupun berkonsultasi pada bidan desa tentang kehamilan yang sehat

Daftar bacaan 16 (1998 – 2010)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu Hamil Dengan
Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang
Pariaman Tahun 2010”.
Karya tulis ilmiah ini diajukan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan program Diploma III Kebidanan STIKES Piala Sakti Pariaman.
Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini penulis telah banyak mendapatkan
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapan terima kasih kepada :
1.

Ibu Renika Putri Kastyaningrum, SST dan Ibu Ns. Sylvia Oktamurni, S.Kep
selaku pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan
dukungan dengan penuh kesabaran, ketekunan dan perhatian sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.


2.

Ibu Dina Maspitaria selaku Komisaris utama PT. Piala Sakti Pariaman.

3.

Bapak Mezra Mahyudin Koto selaku Direktur Utama PT. Piala Sakti
Pariaman.

4.

Ibu Hj. Nurtati, SE, MM selaku Direktur STIKES Piala Sakti Pariaman.

5.

Bapak Prof. Dr. H.Yunazar Manjang selaku Ketua STIKES Piala Sakti
Pariaman.

6.


Ibu Rice Haryati, SE. Msi selaku Sekretaris STIKES Piala Sakti Pariaman.

7.

Ibu Sriwahyuni, SSiT, dan Ibu Ns. Sylvia Oktamurni, S. Kep selaku penguji
yang telah banyak memberi masukan dan saran serta bimbingan pada penulis
dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

8.

Staf dan Dosen STIKES Piala Sakti Pariaman yang telah memberikan
dorongan dan memberikan berbagai ilmu selama pendidikan.

9.

Teristimewa kedua orang tua penulis beserta seluruh keluarga yang telah
memberikan dorongan baik moral maupun materil dan do’a restu serta
harapannya yang selalu menjadi semangat disetiap langkah penulis untuk
mencapai cita-citanya.


10. Semua teman-teman Mahasiswi Akbid STIKES Piala Sakti Pariaman
Angkatan 2007 yang sama-sama sedang berjuang, terima kasih atas
dorongan dan bantuannya.
Dalam penulisan karya tulis limiah ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin agar karya tulis limiah ini menjadi baik, namun dengan kodratnya
sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa karya tulis limiah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang
sifatnya membangun dari pembaca.
Pariaman, Agustus 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PERNYATAAN PENGUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian...............................................................................6
1.5. Ruang Lingkup Penelitian...................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis..................................................................................7
2.1.1 Pengetahuan...............................................................................7
2.1.2 Status Ekonomi........................................................................12
2.1.3 Kehamilan Resiko Tinggi.........................................................13

2.2. Kerangka Konsep...............................................................................21
2.3. Definisi Operasional...........................................................................21
2.4. Hipotesa..............................................................................................22

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian...............................................................................23
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................23
3.3 Populasi dan Sampel..........................................................................23
3.4 Teknik Pengumpulan Data.................................................................24
3.5 Teknik Pengolahan Data....................................................................24
3.6 Analisa Data.......................................................................................25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Penelitian...............................................................28
4.2 Hasil Penelitian...................................................................................30
4.3 Pembahasan.........................................................................................33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan..........................................................................................38

5.2 Saran....................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7

Halaman
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten
Padang Pariaman tahun 2010......................................................29
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik
Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010....................................29
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik
Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010....................................30
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Status
Ekonomi di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik
Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010....................................30
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Kehamilan
yang Beresiko di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik
Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010....................................31
Hubungan Pengetahuan dengan Kehamilan yang Beresiko
di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten
Padang Pariaman tahun 2010......................................................31
Hubungan Status ekonomi dengan Kehamilan yang Beresiko
di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten
Padang Pariaman tahun 2010......................................................32

DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Status Ekonomi Ibu Hamil
Dengan Kehamilan Resiko Tinggi Di Puskesmas Sungai Sarik
Kabupaten Padang Pariaman 2010.......................................................21

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran 2

: Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3

: Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden

Lampiran 4

: Kisi-Kisi Kuesioner

Lampiran 5

: Kuesioner Penelitian

Lampiran 6

: Tabel Deteksi Ibu Hamil Resiko Tinggi di Puskesmas
Kab. Padang Pariaman Tahun 2009

Lampiran 7

: Tabel Deteksi Ibu Hamil Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai
Sarik Kab. Padang Pariaman April 2010

Lampiran 8

: Master Tabel

Lampiran 9

: Lembaran Konsultasi KTI

Lampiran 10 : SPSS Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu
Hamil Dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai
Sarik Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010
Lampiran 11 : Manual Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu
Hamil Dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai
Sarik Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010
Lampiran

: UMR Sumatera Barat Tahun 2010

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pada tahun 1990 WHO meluncurkan strategi MPS (Making Pregnancy

Safer) di dukung oleh badan-badan internasional seperti UNFPA, UNICEF dan
Word Bank, sebagai upaya untuk menurunkan AKI dan AKB yang masih cukup
tinggi dan sebagian besar terjadi di negara-negara berkembang. Tiga pesan kunci
MPS adalah setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap
komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat dan setiap
wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran (Prawirohardjo, 2006: 4).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih merupakan yang
tertinggi dibandingkan dengan AKI negara-negara ASEAN lainnya. Pada tahun
2007 angka kematian ibu berkisar 228/100.000 kelahiran hidup dan angka
kematian bayi 34/1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2008:
25&27). Salah satu penyebabnya adalah komplikasi pada kehamilan, 90%
kematian ibu disebabkan komplikasi obstetric, 15% diantaranya kehamilan resiko
tinggi dan komplikasi obstetri (Prawirohardjo, 2006: 6).
Menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas penyebab
langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di negara lain adalah
perdarahan, infeksi dan eklampsia, penyebab tak langsung kematian ibu antara
lain adalah anemia, kurang energi kronis (KEK) dan keadaan “4 terlalu “ muda /
tua, sering dan banyak (Prawirohardjo, 2006: 6).
1

Untuk mencapai kehamilan dan persalinan yang aman dan sehat perlu
pemahaman tentang kehamilan resiko tinggi. Kehamilan resiko tinggi adalah
keadaan yang mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang
dihadapi (Manuaba, 2002: 33).
Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan resiko tinggi
antara lain : bayi lahir belum cukup bulan, bayi lahir dengan berat lahir rendah
(BBLR), keguguran (abortus), persalinan lama (macet), perdarahan sebelum dan
sesudah persalinan, janin mati dalam kandungan, ibu hamil / bersalin meninggal
dunia. Kehamilan resiko tinggi dapat dicegah apabila gejalanya ditemukan sedini
mungkin, pencegahannya yaitu : dengan memeriksakan kehamilan sedini
mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali
selama masa kehamilan, dengan mendapatkan imunisasi TT 2X, bila ditemukan
kehamilan resiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif, makan
makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna. Hal yang dapat
dilakukan seorang ibu untuk menghindari bahaya kehamilan resiko tinggi yaitu :
dengan mengenal tanda-tanda kehamilan risiko tinggi dan segera ke Posyandu,
Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat bila ditemukan tanda-tanda kehamilan
resiko tinggi (Mochamad, 7 Desember 2007, 18:38).
Faktor penyebab terjadinya kehamilan resiko tinggi tidak hanya ditentukan
oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan,
namun juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, dan lingkungan sosial
perempuan yang masih rendah. Kemiskinan, ketidaktahuan, kebodohan, dan
rendahnya status wanita merupakan faktor sosial budaya yang berperan pada

tingginya angka kematian maternal dan neonatal (Profil Kesehatan Indonesia,
2008: 24).
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2009 dari
114.624 orang ibu hamil terdapat 32,3 % ibu hamil dengan resiko tinggi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman tahun 2009 dari
9.102 orang ibu hamil terdapat 15,8 % ibu hamil dengan resiko tinggi. Sementara
dari data Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2009 dari
523 orang ibu hamil terdapat 145 orang ibu hamil dengan resiko tinggi atau 27,72
%. Sedangkan target ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi tahun 2010 yaitu
20% (Dinkes Padang Pariaman, 2010).
Dari wawancara awal yang penulis lakukan dengan sepuluh orang ibu
hamil yang melakukan kunjungan ke Puskesmas Sungai Sarik umumnya ibu
hamil tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan kehamilan resiko tinggi, dan
mereka juga tidak mengetahui dampak dari kehamilan resiko tinggi dan mereka
juga menganggap kehamilan tidak tergantung dari umur, berat badan dan tinggi
badan ibu. Mereka berpendapat berapapun umur mereka kalau ada rezeki dari
Allah mereka tidak berfikir tentang adanya kehamilan resiko tinggi.
Dari 24 Puskesmas yang ada di Kabupaten Padang Pariaman jumlah ibu
hamil dengan resiko tinggi yang ketiga tertinggi berada di Puskesmas Sungai
Sarik. Maka atas dasar itu penulis tertarik untuk melihat Hubungan Tingkat
Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu Hamil Dengan Kehamilan Resiko Tinggi di
Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini ialah Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu
Hamil Dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten
Padang Pariaman Tahun 2010.

1.3

Tujuan Penelitian

.3.1

Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan dan status ekonomi ibu hamil

dengan kehamilan resiko tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang
Pariaman tahun 2010.

.3.2

Tujuan Khusus

1.3.2.1 Diketahuinya tingkat pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Sungai Sarik
Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010
1.3.2.2 Diketahuinya status ekonomi ibu hamil di Puskesmas Sungai Sarik
Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010
1.3.2.3 Diketahuinya kejadian ibu hamil dengan resiko tinggi di Puskesmas
Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010.
1.3.2.4 Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kehamilan
resiko tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman
tahun 2010.

1.3.2.5 Diketahuinya hubungan status ekonomi ibu hamil dengan kehamilan
resiko tinggi di Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman
tahun 2010.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan baru tentang perawatan antenatal, khususnya tentang
hubungan status ekonomi dan pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan
resiko tinggi.
1.4.2. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan dan sebagai acuan dalam pembuatan penelitian adik
kelas selanjutnya.
1.4.3. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat memberikan masukan bagi bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya konseling tentang
pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi.
1.4.4. Bagi Masyarakat
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan
resiko tinggi.

1.5

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan status

ekonomi ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi di Puskesmas Sungai Sarik

Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010. Variabel yang digunakan adalah variabel
independen meliputi tingkat pengetahuan dan status ekonomi, sedangkan variabel
dependen resiko tinggi. Penelitian ini direncanakan pada bulan Februari sampai
Agustus 2010. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil yang melakukan
kunjungan ke Puskesmas Sungai Sarik. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan cara accidental sampling. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan
desain cross sectional.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Tinjauan Teoritis

2.1.1

Pengetahuan

2.1.1.1 Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
(Notoatmodjo, 2003: 127).
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Penelitian Rongers yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003: 128)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri
seseorang tersebut terjadi proses berurutan yaitu :
1. Awareness (Kesadaran)
yaitu orang tersebut menyadari arti mengetahui objek terlebih dahulu.
2. Interest (merasa tertarik)
yaitu orang mulai tertarik kepada objek.
3. Evaluation (menimbang-nimbang)
yaitu menimbang-nimbang baik dan tidaknya objek tersebut bagi dirinya.
4. Trial
yaitu dimana orang telah mencoba perilaku baru.
5. Adaption

7

yaitu subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
sikapnya terhadap objek.

2.1.1.2 Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005) ada beberapa cara untuk memperoleh
pengetahuan, yaitu :
1. Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba
kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and errol (gagal atau
salah) atau metode coba-salah/ coba-coba.
2. Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan
tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang
dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan
turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Dengan kata lain,
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu
pengetahuan.
Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh
orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan
kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran

sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut
menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.
3. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan,
atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
4. Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut
berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi
maupun deduksi.
5. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis,
logis, dan ilmiah. Cara ini disebut ”metode penelitian ilmiah”.

1.1.1.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan
Menurut

Notoatmodjo

pengetahuan adalah :

(2005)

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

1. Pengalaman
Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari
pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara
pengulangan

kembali

pengalaman

yang

diperoleh

dalam

memecahkan

permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara
tersebut dan bila gagal tidak akan mengulangi cara itu.
2. Pendidikan
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima
informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.
3. Kepercayaan
Adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa
menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari orang tua,
kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan
dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang dalam
masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Kepercayaan
dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama.

1.1.1.4 Tingkat Pengetahuan

Tingkat ini bertujuan untuk mengelompokkan tingkah laku suatu
masyarakat atau individu yang diinginkan, bagaimana individu itu berfikir,
berbuat sebagai hasil dari suatu unit pengetahuan yang telah diberikan.
Menurut Notoatmodjo (2003: 128) pengetahuan yang dicakup di dalam
domain kognitif mempunyai enam tingkat, yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang
diterima. Untuk mengetahui orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
dengan menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.
Contohnya : dapat menyebutkan tentang persiapan persalinan.
2) Memahami (Comprehensive)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat mengintervensikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Application)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari dalam situasi yang real. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi
atau pengumuman hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. Kemampuan analisis dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan,
memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas,
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan

dengan kemampuan unuk melakukan penilaian terhadap suatu

objek. Penilaian ini berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang ada.
Pengukuran pengetahuan responden diteliti hanya sampai tahu (know) dan
memahami (comprehensive) saja. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan menggunakan kuisioner yang menanyakan tentang pengetahuan ibu hamil
tentang kehamilan resiko tinggi.

2.1.2 Status Ekonomi
Ekonomi pada pembahasan ini mengacu pada ekonomi kependudukan.
Ekonomi kependudukan adalah ilmu yang menganalisis dinamika penduduk.
Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah, struktur dan persebaran penduduk
yang diakibatkan oleh variabel fertilitas, mobilitas dan mortalitas.

Menurut standar internasional yang digunakan PBB ataupun Bank Dunia
keluarga miskin adalah mereka yang berpenghasilan kurang dari $2 perhari atau
Rp.18.000,- perhari atau Rp.540.000,- perbulan (Fuad Bawazier, 11 September
2006, 11:58:30). Status ekonomi diukur berdasarkan upah minimum regional
(UMR). Sedangkan upah minimum regional (UMR) Provinsi Sumatera Barat
tahun 2010 adalah Rp. 940.000,- (Solikhun, 23 Februari 2010).

2.1.3

Kehamilan Resiko Tinggi

2.1.3.1 Pengertian
Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi
optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 2002:
33).
Kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mengalami resiko atau
bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan, bila
dibandingkan dengan ibu hamil yang normal (Mochamad, 7 Desember 200,
18:38).
Kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan dimana jiwa dan
kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam (Mochtar, 1998: 201).
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan satu atau lebih faktor
resiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya yang memberikan dampak yang
kurang menguntungkan baik bagi maupun janinnya, memiliki resiko kegawatan
tetapi tidak darurat, dengan jumlah skor 6-10 (Poedji Rochjati, 2003: 28).

2.1.3.2 Faktor-faktor Penyebab Kehamilan Resiko Tinggi
Menurut Mochtar (1998 : 203) faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya kehamilan resiko tinggi pada seorang ibu pada saat kehamilannya
yaitu :
1. Faktor Non-Medis
Yang termasuk kedalam faktor non medis diantaranya adalah kemiskinan,
ketidaktahuan, adat, tradisi, kepercayaan, status gizi buruk, sosial ekonomi yang
rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk memeriksakan kehamilan secara
teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba kekurangan.
2. Faktor Medis
Penyakit-panyakit ibu dan janin, kelainan obstetric, gangguan plasenta,
gangguan tali pusat, komplikasi persalinan, penyakit neonatus, dan kelainan
genetik.

2.1.3.3 Kriteria Kehamilan Resiko Tinggi
Kriteria kehamilan resiko tinggi diperoleh dari anamnesa tentang umur,
paritas, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, pemeriksaan kehamilan yang
sekarang dan pemeriksaan laboratorium penunjang bila diperlukan. Kriteria
kehamilan resiko tinggi menurut Poedji Rochjati yang dikutip oleh Manuaba
(2002: 33) yaitu :
a. Primipara muda ≤ 16 tahun
b. Primipara tua ≥ 35 tahun
c. Primipara sekunder dengan persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu

d. Grande multipara, ibu pernah hamil/melahirkan anak 4 kali atau lebih
e. Tinggi badan < 145 cm
f. Riwayat kehamilan yang buruk; pernah keguguran, pernah mengalami
persalinan prematur, lahir mati, persalinan dengan tindakan, preeklamsiaeklamsia, gravida serotinus, kehamilan dengan perdarahan antepartum,
kehamilan dengan kelainan letak, kehamilan dengan penyakit ibu yang
mempengaruhi kehamilan.
g. Kehamilan dengan penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan
Sementara menurut Mochtar (1998: 203) akibat atau dampak dari
kehamilan resiko tinggi pada janin yaitu :
1.

Kematian janin intra uterin

2.

Gangguan

pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam

kandungan
3.

Bayi lahir dengan berat badan rendah (< 2500 gr)

4.

Bayi lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gr

5.

Nilai apgar saat lahir < 7

6.

Adanya infeksi intra partal saat bayi lahir

7.

Bayi lahir dengan kelainan kongenital

2.1.3.4 Faktor Pencetus Kehamilan Resiko Tinggi
Menurut Hartanto (2004: 23) kehamilan resiko tinggi dapat timbul pada
keadaan ”4 terlalu” yaitu :
1. Terlalu muda (kehamilan < dari usia 18 tahun)

2. Terlalu tua (kehamilan > dari usia 35 tahun)
3. Telalu banyak (kehamilan > dari 4 anak)
4. Terlalu dekat jaraknya (jarak kehamilan < dari 2 tahun)

2.1.3.5 Skrining Antenatal Pengenalan Dini Ibu Dengan Kehamilan Resiko
Tinggi
Pengenalan adanya resiko tinggi pada ibu hamil dilakukan melalui
skrining atau deteksi dini adanya faktor resiko secara proaktif pada semua ibu
hamil, sedini mungkin pada awal kehamilan oleh petugas kesehatan atau non
kesehatan yang terlatih di masyarakat, misalnya ibu-ibu PKK, Kader Karang
Taruna, ibu hamil sendiri, atau suaminya. Bidan melakukan pemeriksan klinis
terhadap kondisi kehamilannya. Bidan memberikan KIE kepada ibu hamil, suami
dan keluarganya tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya (Poedji Rochjati,
2003: 39).
Tujuan Skrining Antenatal adalah menjaring, menemukan dan mengenal
ibu hamil yang mempunyai faktor resiko, yaitu ibu resiko tinggi. Batasan
pengisian skrining antenatal deteksi dini ibu hamil resiko tinggi dengan
menggunakan kartu skor Poedji Rochjati berupa kartu skor yang digunakan
sebagai alat skrining (Poedji Rochjati, 2003: 40).
Skor merupakan bobot perkiraan dari berat atau ringannya resiko. Jumlah
skor memberikan pengertian tingkat resiko yang dihadapi oleh ibu hamil. Nilai
skor bermanfaat dalam menentukan tempat dan penolong persalinan yang sesuai
(Poedji Rochjati, 2003: 27).

1.

Tujuan sistem skor :
a) Membuat pengelompokkan dari ibu hamil (Kehamilan resiko rendah,
kehamilan resiko tinggi dan kehamilan resiko sangat tinggi) agar
berkembang perilaku kebutuhan tempat dan penolong persalinan yang
sesuai dari kondisi ibu hamil.
b) Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat
agar peduli dan memberikan dukungan dan bantuan untuk kesiapan
mental, biaya dan transportasi untuk melakukan rujukan terencana.

2.

Fungsi Skor :
a)

Alat komunikasi informasi dan Edukasi/KIE bagi klien/ibu hamil, suami,
keluarga dan masyarakat.

b)

3.

Alat peringatan bagi petugas kesehatan.

Cara pemberian skor
Tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan faktor resiko diberi nilai 2, 4

dan 8. Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor 2 sebagai skor awal.
Tiap faktor resiko skornya 4, kecuali bekas operasi sesar, letak sungsang, letak
lintang, perdarahan antepartum dan pre-eklamsi berat/eklamsi diberi skor 8
(Poedji Rochjati, 2003: 126).
4.

Pembagian kehamilan berdasarkan jumlah skor
Menurut Poedji Rochjati (2003: 27) berdasarkan jumlah skor kehamilan

dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :

a) Kehamilan resiko rendah (KRR) dengan jumlah skor 2
Kehamilan tanpa masalah/faktor resiko, fisiologis dan kemungkinan besar
di ikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat.
b) Kehamilan resiko tinggi (KRR) dengan jumlah skor 6-10
Kehamilan dengan satu atau lebih faktor resiko, baik dari pihak ibu
maupun janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi
ibu maupun janinnya, memiliki resiko kegawatan tetapi tidak darurat.
c) Kehamilan resiko sangat tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12
Kehamilan dengan faktor resiko :
a. Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat
bagi jiwa ibu atau bayinya, membutuhkan dirujuk tepat waktu dan
tindakan segera untuk penanganan adekuat dalam upaya penyelamatan
nyawa ibu dan bayinya.
b. Ibu dengan faktor resiko atau lebih, tingkat resiko kegawatannya
meningkat, membutuhkan pertolongan persalinan oleh dokter spesialis.

5.

Pengelompokkan faktor resiko
Menurut Poedji Rochjati (2003: 32) faktor risiko dikelompokkan atas :
I. Kelompok Faktor Resiko I ( ada potensi risiko ), terdiri dari :
1. Primi Muda
Terlalu Muda hamil pertama umur 16 tahun atau kurang.
2. Primi Tua Primer
a. Terlalu tua, hamil pertama umur 35 tahun atau lebih.

b. Terlalu lambat hamil. Setelah kawin 4 tahun lebih.
3. Primi Tua Sekunder
Terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih.
4. Terlalu cepat punya anak lagi, anak terkecil usia kurang 2 tahun.
5. Grande Multi
Terlalu banyak punya anak 4 atau lebih.
6. Terlalu Tua
a. Umur ≤ 35 tahun.
b. Hamil umur 35 tahun atau lebih.
7. Terlalu pendek
a. Tinggi Badan ≤ 145
b. Pada hamil pertama, kedua atau lebih belum pernah melahirkan
normal dengan bayi cukup bulan dan hidup.
8. Pernah gagal pada kehamilan yang lalu. Hamil yang pertama gagal,
hamil
ketiga atau lebih mengalami gagal 2 kali.
9. Pernah melahirkan dengan :
a. Tarikan.
b. Uri dikeluarkan oleh penolong dari dalam rahim.
c. Pernah diinfus atau transfusi pada pendarahan post partum.
10. Bekas Operasi Sesar
Pernah melahirkan bayi dengan operasi sesar sebelum kehamilan ini.

II. Kelompok Faktor Resiko II ( Ada Risiko )
1. Ibu Hamil Dengan Penyakit :
a. Anemia : Pucat, lemas badan lekas lelah.
b. Malaria : Panas tinggi, menggigil keluar keringat, sakit kepala.
c. Tuberculosa Paru : Batuk lama tidak sembuh-sembuh, batuk darah
badan lemah lesu dan kurus.
d. Payah Jantung : Sesak nafas, jantung berdebar, kaki bengkak.
e. Penyakit lain : HIV-AIDS, penyakit menular seksual (PMS).
2. Pre eklampsia Ringan
3. Hamil Kembar/Gemelli : Perut ibu sangat membesar, gerak anak terasa
di beberapa tempat.
4. Kembar Air/Hidramnion : Perut ibu sangat membesar, gerak anak tidak
begitu terasa, karena air ketuban terlalu banyak, biasanya anak kecil.
5. Bayi mati dalam : Ibu hamil tidak terasa gerakan anak lagi kandungan.
6. Hamil lebih bulan (Serotinus) : Ibu hamil 9 bulan dan lebih 2 minggu
belum melahirkan.
7. Letak Sungsang
8. Letak Lintang

III. Kelompok Faktor Resiko III ( Ada Gawat Darurat )
1.

Perdarahan sebelum bayi lahir
Mengeluarkan darah pada waktu hamil, sebelum kelahiran bayi

2.

Pre eklamsia berat dan atau eklamsia

2.2

Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep yang dapat penulis gambarkan adalah sebagai

berikut (Notoatmodjo, 2002: 68).
Variabel Independen

Variabel Dependen

Tingkat pengetahuan
Kehamilan Resiko Tinggi
Status ekonomi

Gambar 2.2
Hubungan tingkat pengetahuan dan status ekonomi ibu hamil dengan kehamilan
resiko tinggi di Puskesmas Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010

2.3

Hipotesa

Hipotesa
Ha : - Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kehamilan resiko
tinggi
-

Ada hubungan status ekonomi ibu hamil dengan kehamilan resiko
tinggi

Ho : - Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kehamilan
resiko
tinggi

- Tidak ada hubungan status ekonomi ibu hamil dengan kehamilan resiko
tinggi

2.4

Defenisi Operasional

N
o

Variabel

Defenisi
Operasional

Alat
ukur

Cara ukur

Hasil ukur

Skala
ukur

1

Tingkat
Pengetahu
an

Kuesioner

Ordinal

Status
Ekonomi

Dengan
mengajukan
pertanyaan
tertutup dari
20 pertanyaan
betul bernilai
1 dan salah 0
Diketahui dari
identitas
responden

Kategori
1. Tinggi
jika
nilai > 50%
2. Rendah
jika
nilai ≤ 50 %

2

Kehamilan
resiko
tinggi

Penghasilan
perbulan
1.Tinggi : ≥
Rp. 940.000,2. Rendah : < Rp.
940.000,Kategori
1. Ya : Skor ≥ 6-10
2. Tidak : Skor <
6

Ordinal

3

Tingkat
pengetahuan ibu
hamil
dalam
memahami
terhadap
kehamilan
resiko tinggi
Keadaan
ekonomi suatu
keluarga
berdasarkan
upah minimum
regional (UMR)
Keadaan yang
dapat
mempengaruhi
optimalisasi ibu
maupun
janin
pada kehamilan
yang dihadapi

Upah
minimum
regional
(UMR)

Kuesioner

Skor menurut
Poedji
Rochjati

Ordinal

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Desain penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif analitik dan

desain penelitian penelitian cross sectional dimana variabel independen yaitu
tingkat pengetahuan dan status ekonomi dan variabel dependen kehamilan resiko
tinggi dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2002: 26).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sungai Sarik
Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari tanggal
3 Februari sampai tanggal 24 Juli 2010.

3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1

Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di wilayah

kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2010 yang
berjumlah 523 orang.
3.3.2

Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang dipilih oleh peneliti untuk

berpartisipasi dalam suatu penelitian. Sampel pada penelitian ini di ambil dengan
menggunakan teknik ”accidental sampling” artinya sampel yang diambil yaitu

23

ibu hamil yang datang ke Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman
saat penelitian berlangsung, yang berjumlah 54 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1

Data Primer
Data yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang diisi

langsung oleh responden.
3.4.2

Data Sekunder
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sumatera Barat, Dinas

Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman dan Puskesmas Sungai Sarik .

3.5 Teknik Pengolahan Data
3.5.1

Pemeriksaan Data (Editing)
Setelah kuesioner diisi dan dikembalikan oleh responden, kemudian

diperiksa untuk memastikan data yang benar, bersih dan terisi lengkap. Yang
dilakukan pada kegiatan pemeriksaan data ini ialah menjumlah dan melakukan
korelasi. Menjumlah ialah menghitung banyaknya lembaran daftar pertanyaan
apakah sesuai denagn jumlah yang telah ditentukan. Korelasi ialah proses
membenarkan atau menyelesaikan hal-hal yang salah atau kurang jelas.

3.5.2

Pengkodean Data (Coding)
Setelah dilihat data yang diisi dengan lengkap lalu dilakukan pemberian

nomor pada setiap jawaban agar mempermudah dalam mengolah data. Tingkat

pengetahuan kalau benar di beri kode 1 dan salah di beri kode 0, status ekonomi
di beri kode tinggi jika penghasilan perbulan keluarga ≥ Rp. 940.000,- dan rendah
jika penghasilan perbulan keluarga < Rp. 940.000,- sedangkan kehamilan resiko
tinggi di beri kode ya jika skor ≥ 6-10 dan tidak jika skor < 6.
3.5.3

Memasukkan Data (Entry)
Memasukkan data yang telah diberi kode kedalam tabel dan diolah melalui

komputer, dengan menggunakan program SPSS ( Statistical Product And Service
Solutions ).
3.5.4

Pembersihan Data (Cleaning)
Setelah dientry, data diperiksa kembali sehingga benar-benar bersih dari

kesalahan.

3.6

Analisis Data

3.6.1 Analisis Univariat
Analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian, yaitu tingkat pengetahuan dan status ekonomi ibu hamil terhadap
kehamilan resiko tinggi (Notoatmodjo, 2002: 187). Untuk menentukan persentase
digunakan rumus sebagai berikut :

P=

F
x 100
n
%

Keterangan :
P = Persentase data yang dicari
F = Jumlah frekuensi nilai jawaban yang benar (jumlah skor)

n = Jumlah seluruh item yang dinilai (jumlah sampel)
(Arikunto, 2002: 37).

3.6.1.1 Tingkat Pengetahuan
Untuk mengetahui pengetahuan responden terlebih dahulu diberi skor pada
setiap pertanyaan yang terdiri dari 20 item pertanyaan. Jawaban yang dianggap
benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.
Menurut Arikunto (2006: 253) penilaian tingkat pengetahuan dibagi 2 yaitu :
a. Tinggi : Jika nilai > 50%
b.

Rendah : Jika nilai ≤ 50%

3.6.1.2 Status Ekonomi
Status ekonomi masyarakat diukur dari upah minimun regional Provinsi
Sumatera Barat dikategorikan atas :
a. Tinggi : ≥ Rp. 940.000,b. Rendah : < Rp. 940.000,-

3.6.1.3 Kehamilan Resiko Tinggi
Kehamilan resiko tinggi di lihat dari skor Poedji Rochjati :
a. Ya

: Skor ≥ 6-10

b. Tidak

: Skor < 6

3.6.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan
program SPSS ( Statistical Product And Service Solutions ) untuk menguji
hipotesis, apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan status ekonomi ibu
hamil dengan kehamilan resiko tinggi dengan menggunakan uji chi- square ( x2 )
dengan derajat kepercayaan 95 %.
Rumus Uji Chi-Squere menurut Eko Budiarto (2002: 216) :
2

(0−E )
X =∑
E
2

Keterangan :
X2 = Chi-squere
0 = Nilai pengamatan
E = Nilai harapan
Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas
kemaknaan α = 0,05 sehingga bila :
P ≤ 0,05 hasil statistik dinilai bermakna, jika P > 0,05 maka hasil statistik tidak
bermakna.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian
4.1.1 Gambaran lokasi penelitian
Puskesmas Sungai Sarik merupakan puskesmas yang berada dalam
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman. Berdirinya pada
tahun 1976. Terletak di Korong Buluh Kasok Nagari Sungai Sarik Kecamatan VII
Koto Kabupaten Padang Pariama. Jumlah Penduduk 22.282 jiwa.
Tenaga kesehatan terdiri dari tenaga, Dokter 2 orang, Dokter gigi 1 orang,
Akademi Perawat 3 orang, Bidan 15 orang ( Pusk, Pustu & Polindes ), Perawat
kesehatan 1 orang, Perawat gigi 2 orang, Sanitarian 1 orang, Farmasi 1 orang,
Pekarya kesehatan 1 orang, Penjaga Puskesmas 1 orang dan Sopir 1 orang.
Fasilitas kesehatan yang tersedia :
Puskesmas
: 1 buah
Pustu
: 2 buah
Puskesmas Keliling : 1 buah
Kendaraan Roda
: 5 buah
Dengan batas-batas wilayah kerjanya sebagai berikut :
Sebelah utara
: Wilayah Kerja Puskesmas Patamuan
Sebelah selatan
: Kecamatan Nan Sabaris
Sebelah barat
: Wilayah Kerja Puskesmas Ampalu
Sebelah timur
: Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung
4.1.2 Karakteristik Responden
4.1.2.1 Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.1
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan
Pekerjaan di Wilayah Kerja
28
Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun 2010
Pekerjaan
Frekwensi
IRT
48
Tani
3
Swasta
1
PNS
2
Jumlah
54
Sumber : Data primer tahun 2010

%
88,9
5,6
1,9
3,7
100

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan dari 54 orang responden ternyata
responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 48 orang (88,9%).
4.1.2.2 Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.2
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman
tahun 2010
Pendidikan
Frekwensi
SD
9
SMP
15
SMA
26
PT
4
Jumlah
54
Sumber : Data primer tahun 2010

%
16,7
27,8
48,1
7,4
100

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan dari 54 orang responden ternyata yang
memiliki latar belakang pendidikan SMA sebanyak 26 orang (48,1%).

4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisa Univariat
4.2.1.1 Pengetahuan
Tabel 4.3
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman tahun
2010
Pengetahuan
Frekwensi
Rendah
25
Tinggi
29
Jumlah
54
Sumber : Data primer tahun 2010

%
46,3
53,7
100

Berdasarkan tabel 4.3 ditemukan bahwa dari 54 orang responden memiliki
pengetahuan yang tinggi tentang kehamilan beresiko sebanyak 25 orang (53,7%).
4.2.1.2 Status Ekonomi

Tabel 4.4
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Status Ekonomi di Wilayah
Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten
Padang Pariaman tahun 2010
Status ekonomi
Frekwensi
Rendah
34
Tinggi
20
Jumlah
54
Sumber : Data primer tahun 2010

%
63,0
37,0
100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 54 orang responden
memiliki status ekonomi yang tergolong masih rendah sebanyak 34 orang (63%).

4.2.1.3 Resiko Kehamilan
Tabel 4.5
Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Kehamilan yang Beresiko di
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten
Padang Pariaman tahun 2010
Kehamilan
Frekwensi
Beresiko
25
tidak beresiko
29
Jumlah
54
Sumber : Data primer tahun 2010

%
46,3
53,7
100

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki kehamilan yang tidak beresiko yaitu sebanyak 29 orang (53,7%)

4.2.2 Analisa Bivariat
4.2.2.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Kehamilan Beresiko
Tabel 4.6
Hubungan Pengetahuan dengan Kehamilan yang Beresiko di Wilayah Kerja
Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten
Padang Pariaman tahun 2010
No

Kehamilan

Jumlah

OR

Pengetahua
n

1
2

Beresiko

F
%
Rendah
17 31,5
Tinggi
8
14,8
Jumlah
25 46,3
Sumber : Data primer tahun 2010

Tidak
beresiko
F
%
8 14,8
21 38,9
29 53,7

F
25
29
54

P
value

%
46,3
53,7
100

0,007

5,57

P value 0,007

Analisa bivariat yang diuji pada hubungan pengetahuan dengan kehamilan
beresiko diperoleh data bahwa dari 25 orang responden yang berpengetahuan
rendah, 17 orang (31,5%) diantaranya memiliki kehamilan yang beresiko, 8 orang
(14,8%) tidak memiliki kehamilan yang tidak beresiko. Dari 29 orang responden
yang berpengetahuan tinggi 8 orang responden (14,8%) memiliki kehamilan yang
beresiko dan 21 orang (38,9%) memiliki kehamilan yang tidak beresiko.
Dilihat dari hasil uji kemaknaan terhadap hubungan kedua variabel ini
didapatkan nilai P value 0,007 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dengan kehamilan beresiko di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman.

4.2.2.2 Hubungan Status Ekonomi Dengan Kehamilan Beresiko
Tabel 4.7
Hubungan Status ekonomi dengan Kehamilan yang Beresiko di Wilayah
Kerja Puskesmas Sungai Sarik Kabupaten
Padang Pariaman tahun 2010
Kehamilan
Status
Tidak
No
Beresiko
ekonomi
beresiko
F
%
F
%
1
Rendah 16 29,6
18 33,3
2
Tinggi
9
16,7
11 20,4
Jumlah
25 46,3
29 53,7
Sumber : Data primer tahun 2010

Jumlah
F
34
20
54

%
63
37
100

P
value

OR

1,000

1,08

P value 1,000

Hasil penelitian terhadap hubungan status ekonomi dengan kehamilan
beresiko diperoleh data bahwa dari 34 orang responden yang status ekonomi
rendah, 16 orang (29,6%) diantaranya memiliki kehamilan yang beresiko, 18
orang (33,3%) tidak memiliki kehamilan yang tidak beresiko. Dari 20 orang
responden yang status ekonomi tinggi 9 orang responden (16,7%) memiliki
kehamilan yang beresiko dan 11 orang (20,4%) memiliki kehamilan yang tidak
beresiko.
Uji kemaknaan terhadap hubungan kedua variabel ini didapatkan nilai P
value 1,000 > 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
status ekonomi dengan kehamilan beresiko di wilayah kerja Puskesmas Sungai
Sarik Kabupaten Padang Pariaman.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Analisa Univariat
4.3.1.1 Pengetahuan
Hasil penelitian pada tingkat pengetahuan responden didapatkan data
bahwa 25 responden (46,3%) masih memiliki pengetahuan yang rendah tentang
kehamilan beresiko dan 29 orang lagi (53,7%) memiliki pengetahuan yang tinggi.
Tingkat pendidikan seseorang akan membantu orang untuk lebih mudah
menangkap dan memahami suatu informasi. Makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula
pengetahuan

yang

dimiliki.

Sebaliknya

pendidikan

yang

kurang

akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang
diperkenalkan (Notoatmodjo, 2003)

Pengetahuan responden mengenai kehamilan beresiko tampak sudah
banyak yang tinggi, namun persentase responden yang memiliki pengetahuan
yang rendah mengenai kehamilan yang beresiko cukup tinggi juga. Padahal
pengetahuan mengenai kehamilan beresiko merupakan hal yang perlu dipahami
oleh ibu, hal ini bukan saja berguna bagi kesehatan sang ibu, namun juga akan
bermanfat juga bagi kesehatan janin yang dikandung.
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Iin Nuryati (2006). Pada hasil penelitiannya tentang pengetahuan ibu hamil
tentang kehamilan resiko tinggi di Polindes Kemuning Desa Tasikmadu
Kecamatan Palang Tuban, juga didapatkan pengetahuan responden yang tinggi
lebih banyak daripada responden yang berpengetahuan rendah.

4.3.1.2 Status Ekonomi
Hasil penelitian terhadap analisa univariat terhadap status ekonomi
menunjukkan bahwa sebagian besar responden, yaitu 34 orang (63%) memiliki
status ekonomi yang tergolong masih rendah dan 20 orang responden (37%)
memiliki status ekonomi yang tergolong tinggi.
Martaadi S (1982), mengatakan bahwa ekonomi diartikan sebagai setiap
kegiatan manusia yang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya guna mencapai
kemakmuran. Keadaan ekonomi keluarga yang rendah berakibat terhadap
penggunaan pelayanan kesehatan. Apabila ekonomi seseorang tinggi maka
penggunaan pelayanan kesehatan akan bertambah dan sebaliknya apabila ekonomi
seseorang rendah maka penggunaan pelayanan kesehatan akan berkurang.

Hampir keseluruhan responden ditemukan masih tergolong pada ekonomi
rendah. Ini bisa berdampak pada sulitnya responden dalam memenuhi biaya hidup
maupun dalam pelayanan kesehatan. Banyaknya responden yang memiliki status
ekonomi rendah dikarenakan hampir keseluruhan responden hanya berprofesi
sebagai ibu rumah tangga dan hanya mengandalkan suami sebagai tumpuan untuk
mencari nafkah.
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Risma Dewi (2009). Pada hasil penelitiannya tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kehamilan dengan resiko tinggi di wilayah kerja Puskesmas Batu
Basa, juga didapatkan status ekonomi responden banyak yang rendah.

4.3.1.3 Kehamilan Resiko Tinggi
Hasil penelitian terhadap resiko kehamilan menunjukkan bahwa sebagian
besar responden, yaitu 29 orang (53,7%) memiliki kehamilan yang tidak beresiko
dan 25 orang responden (46,3%) memiliki kehamilan yang beresiko.
Kehamilan yang beresiko tinggi ini bisa menjad