BIOLOGI DASAR DAN BIOLOGI PERKEMBANGAN

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR DAN

BIOLOGI PERKEMBANGAN

DISUSUN OLEH TIM PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

TAHUN 2013

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM TUBUH MANUSIA YANG BERKAITAN DENGAN PROSES REPRODUKSI PENDAHULUAN

Manusia adalah mahluk hidup yang unik dan kompleks, yang dipengaruhi oleh ingkungan internal dan eksternal dan berespon terhadap stimulus lingkunga n internal dan eksternal. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsure-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. manusia dapat memenuhi secara mandiri ataupun dengan bantuan orang lain. Terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar sseoraang menentukan tingkat kesehatan seseorang dan posisinya dalam rentang sehat-sakit Ciri kebutuhan dasar mansia: Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan

memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Asuhan kebidanan klien yang holisrik mempertimbangkan semua dimensi yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia dalam rentang sehat sakit. Kebutuhan fisik meliputi oksigen, nutris i, cairan dan elektrolik, intake dan output, eliminasi, personal hygiene dan body mekanik.

KOMPETENSI DASAR

Diharapkan peserta didik dapat mengetahui biologi reproduksi pada kasus kebidanan.

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mengetahui tentang alat-alat reproduksi wanita

2. Mahasiswa mengetahui tentang alat-alat reproduksi laki-laki

KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1 : Anatomi dan Fisiologi Sistem Tubuh Manusia yang Berkaitan dengan Proses Reproduksi

1. Uraian Materi

a. Definisi Reproduksi merupakan ciri utama makhluk hidup yang bertujuan untuk mempertahankan kelestarian jenisnya.

b. Persiapan Alat Dan Bahan

1. Phantom alat reproduksi wanita dan pria

c. Macam-Macam Alat Reproduksi Tubuh Manusia

1. Alat reproduksi wanita

A. Alat reproduksi bagian dalam terdiri dari:

1) Bibir kemaluan (labia mayora)

2) Bibir dalam kemaluan (labia minora)

3) Vagina

B. Alat reproduksi bagian luar terdiri dari:

1) Vagina bagian luar

2) Leher rahim

3) Rahim (uterus)

4) Saluran telur (tuba falopi)

5) Dua buah indung telur (ovarium)

2. Alat reproduksi laki-laki

a. Testis (buah pelir)

b. Penis (zakar)

PERKEMBANGAN SIKLUS KEHIDUPAN MANUSIA PENDAHULUAN

Manusia adalah mahluk hidup yang unik dan kompleks, yang dipengaruhi oleh ingkungan internal dan eksternal dan berespon terhadap stimulus lingkunga n internal dan eksternal. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsure-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. manusia dapat memenuhi secara mandiri ataupun dengan bantuan orang lain. Terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar sseoraang menentukan tingkat kesehatan seseorang dan posisinya dalam rentang sehat-sakit Ciri kebutuhan dasar mansia: Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan

memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Asuhan kebidanan klien yang holisrik mempertimbangkan semua dimensi yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia dalam rentang sehat sakit. Kebutuhan fisik meliputi oksigen, nutris i, cairan dan elektrolik, intake dan output, eliminasi, personal hygiene dan body mekanik.

KOMPETENSI DASAR

Diharapkan peserta didik dapat mengetahui biologi reproduksi pada kasus kebidanan.

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mengetahui definisi perkembangan siklus kehidupan manusia

2. Mahasiswa mengetahui tahap perkembangan siklus kehidupan manusia

KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 2 : Perkembangan Siklus Kehidupan Manusia

2. Uraian Materi

d. Definisi Siklus kehidupan manusia adalah perjalanan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada kehidupan manusia. Dan prosesnya melalui tahapan-tahapan yang sama terjadi antara satu individu dengan individu yang lain.

Perkembangan adalah proses dimana makhluk hidup (manus ia) mengalami bertambah berkembang dari segi intelektual, perilaku, dan kehidupan psikologinya.

e. Persiapan Alat Dan Bahan

2. Ilustrasi siklus kehidupan manusia

f. Siklus Kehidupan Manusia

Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu:

1) Konsepsi

a) Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan

b) Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir

c) Masalah yang mungkin terjadi pada tahan ini: pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi)

d) Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

2) Bayi dan anak Bawah lima tahun atau sering disingkat balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunaka n perhitungan bulan yaitu 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.

3) Remaja Masa remaja adalah masa transisi diri periode anak ke dewasa.

4) Usia subur Usia dewasa muda, yaitu antara 18-40 tahun, sering dihubungankan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamila n sehat paling mungkin terjadi.

5) Usia lanjut Pada lanjut usia akan merasakan rasa loneliness yaitu suatu pengalaman yang tidak menyenangkan muncul dari hubungan sosial seseorang mengalami kekurangan dalam berbagai aspek, baik dalam kuantitas maupun kualitas.

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR KLIEN PENDAHULUAN

Manusia adalah mahluk hidup yang unik dan kompleks, yang dipengaruhi oleh ingkungan internal dan eksternal dan berespon terhadap stimulus lingkunga n internal dan eksternal. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsure-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. manusia dapat memenuhi secara mandiri ataupun dengan bantuan orang lain. Terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar sseoraang menentukan tingkat kesehatan seseorang dan posisinya dalam rentang sehat-sakit Ciri kebutuhan dasar mansia: Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan

memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Asuhan kebidanan klien yang holisrik mempertimbangkan semua dimensi yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia dalam rentang sehat sakit. Kebutuhan fisik meliputi oksigen, nutris i, cairan dan elektrolik, intake dan output, eliminasi, personal hygiene dan body mekanik.

KOMPETENSI DASAR

Diharapkan peserta didik dapat melakukan pemenuhan kebutuhan pada klien dengan kasus kebidanan.

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu mengenal dan mengoperasikan alat-alat kebutuhan pemenuhan oksigen

2. Mahasiswa mampu mengetahui bagian-bagian dari struktur sel

KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar 4 : Kebutuhan Pemenuhan Oksigen

1. Uraian Materi

a. Definisi Pemberian terapi oksigen adalah suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru melalui saluran pernafasan denganmenggunakan alat khusus.

b. Tujuan

1. Memenuhi kekurangan oksigen

2. Membantu kelancaran metabolism

3. Sebagai tindakan pengobatan

4. Mencegah hipoksia

5. Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung

c. Indikasi Terapi ini dilakukan pada penderita :

1. Dengan anoksia atau hipoksia

2. Dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan

3. Selama dan sesudah dilakukan narcose umum

4. Mendapat trauma paru

5. Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda shock, dispneu, cyanosis, apneu

6. Dalam keadaan coma

d. Persiapan Alat Dan Bahan

1. Tabung oksigen

2. Flowmeter oksigen

3. Humidifier

4. Nasal kanul

5. Plester 2 buah

6. 2 buah waskom / kom berisikan Nacl 0,9 %

7. Cotton bad / lidi waten dan sarung tangan dalam bak instrumen

8. Tanda peringatan (dilarang merokok, menyalakan api karena oksigen sedang digunakan

9. Senter pen light

10. Jam dengan hitungan detik

11. Alat tulis untuk mencatat

12. Aquadets

e. Macam-Macam Alat Dalam Pemberian O2

1. Nasal kanula

A. Indikasi :

1) Flow rate: 1-6 L/menit

2) Konsentrasi O2 : 20-45%

B. Keuntungan :

1) Pasien dapat makan dan bicara tanpa melepas canula

2) Nyaman untuk semua usia

C. Kerugian :

1) Mudah terlepas / salah posisi

2) Harus punya lubang hidung yang paten

3) Flow rate > 6L/menit tidak dapat diberikan,

4) karena dapat menimbulkan rasa tidak nyaman

2. Simple face mask

a. Indikasi :

1) Flow rate: 5-8 L/menit

2) Konsentrasi O2 : 40-60 2) Konsentrasi O2 : 40-60

c. Kerugian : Penggunaan flow rate sedikitnya 5L/menit mencegah rebreatheing CO2

3. Partial rebreather mask

a. Indikasi :

1. Flow rate: 8-12 L/menit

2. Konsentrasi O2 : 50-80%

b. Keuntungan : Mengirimkan O2 dalam konsentrasi tinggi

c. Kerugian : Kantong harus tidak melintir / melipat, dan hindari obstruksi oksigen

4. Non rebreather mask

a. Indikasi :

1) Flow rate: 10-15 L/menit

2) Konsentrasi O2 : 60-80%

b. Keuntungan :

Mengirimkan konsentrasi oksigen yang paling tinggi

c. Kerugian : Mati lemas jika aliran oksigen terobstruksi dan masker rapat menempel, kecuali jika masker dilengkapi dengan suatu mekanisme katup spring (spring valve) yang dapat membuka manakala pasien inspirasi.

5. Flow meter

6. Humidifier

7. Tabung Oksigen

f. Tempat – Tempat Pemberian Oksigen Proses oksigenasi dapat dilakukan melalui :

g. Hal Yang Perlu Diperhatikan Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian oksigen

1) Amati tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah pemberian

oksigen

2) Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan misalnya : api, yang dapat menimbulkan kebakaran

3) Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada pada botol

4) Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak dipakai.

5) Nasal prong dan masker harus dibersihkan, didesinfeksi dan disimpan kering.

6) Pemberian oksigen harus hati-hati terutama pada penderita penyakit paru kronis karena pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hipoventilasi,hypercarbia diikuti penurunan kesadaran.

7) Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1 – 2 liter/menit, kemudian dinaikkan pelan-pelan sesuai kebutuhan

8) Terapi O2 merupakan salah satu intervensi pemberian tindakan yang bersifat kolaboratif yang diberikan kepada klien dengan kasuss berdasarkan diagnosa yang dirumuskan.

9) Oleh karena itu maka langkah pertama yang bidan lakukan adalah melakukan pengkajian.

2. Petunjuk Praktikum

a. Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur

b. Lakukan prosedur pelaksanaan pemberian oksigen melalui kanula

c. Lakukan prosedur pelaksanaan pemberian oksigen melalui masker

3. Prosedur Pelaksanaan Penilaian :

0 Jika tidak dilakukan

1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna

2 Jika dilakukan dengan benar

a. Prosedur Pemberian Oksigen melalui kanula

NILAI NO

LANGKAH KERJA

1. Memberitahu dan menjelaskan prosedur kepada pasien

2. Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat pasien :  Tabung oksigen atau Oksigen sentral lengkap dengan flow

meter, humidifier  Kanula nasal

3. Mencuci tangan

4. Mengontrol apakah peralatan berfungsi dengan: Cek Volume tabung oksigen, Flow meter (pengaturan kecepatan aliran) , dan humidifer (air bergelembung) volume air cukup.

5. Hubungkan kanul dengan sumber oksigen

6. Alirkan oksigen dosis kecil dan cek apakah oksigen mengalir

7. Pasangkan kanula nasal pada hidung pasien dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien

8. Mencuci tangan dgn sabun dan air mengalir, mengeringkan dgn handuk bersih

9. Mendokumentasikan hasil tindakan 9. Mendokumentasikan hasil tindakan

NILAI NO

LANGKAH KERJA

1. Memberitahu dan menjelaskan prosedur kepada pasien

2. Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat pasien :  Tabung oksigen atau Oksigen sentral lengkap dengan flow meter, humidifier  Kanula nasal / masker

3. Mencuci tangan

4. Mengontrol apakah peralatan berfungsi dengan: Cek Volume tabung oksigen, Flow meter (pengaturan kecepatan aliran) , dan humidifer (air bergelembung) volume air cukup.

5. Hubungkan masker oksigen dengan sumber oksigen

6. Alirkan oksigen dosis kecil dan cek apakah oksigen mengalir

7. Pasangkan masker di atas mulut dan hidung, atur pengikat untuk kenyamanan pasien

8. Atur kecepatan aliran oksigen sesuai dosis yang diminta.

9. Mencuci tangan dgn sabun dan air mengalir, mengeringkan dgn handuk bersih

10. Mendokumentasikan hasil tindakan

Kegiatan Belajar 2 : Praktikum Pemasangan NGT

1. Uraian Materi

a. Definisi NGT NGT adalah kependekan dari Nasogastric tube. alat ini adalah alat yang digunakan untuk memasukkan nutsrisi cair dengan selang plasitic yang dipasang melalui hidung sampai lambung.

b. Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:

1) Dewasa ukurannya 16-18 Fr

2) Anak-anak ukurannya 12-14 Fr

3) Bayi ukuran 6 Fr

c. Indikasi pemasangan NGT indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:

1) Pasien tidak sadar

2) pasien Karena kesulitan menelan

3) pasien yang keracunan

4) pasien yang muntah darah

5) Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut

d. Tujuan Pemasangan NGT Tujuan pemasangan NGT adalah sebagai berikut:

1) Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan menelan

2) Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar

3) Untuk melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan

4) Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau pendarahan pada lambung

e. Kontraindikasi pemasangan NGT

1) Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus

2) Pasien yang mengalami cidera serebrospinal

Peralatan yang dipersiapkan diantaranya adalah;

1) NGT No.14 atau 16 (untuk anak-anak ukurannya lebih kecil)

2) Jelly

3) Sudip lidah (tougue spatel)

4) Sepasang sarung tangan

5) Senter

6) Spuit ukuran 50 – 100 cc

2. Petunjuk Praktikum

a. Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur

b. Lakukan prosedur pemasangan NGT dengan benar

3. Prosedur Pelaksanaan Penilaian :

0 Jika tidak dilakukan

1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna

2 Jika dilakukan dengan benar

NILAI NO

LANGKAH KERJA

1 Menjelaskan tidakan yang akan dilakukan kepada pasien maupun keluarga pasien Menyiapkan alat dan bahan, membawa ke dekat pasien :

 NGT No.14 atau 16 (untuk anak-anak ukurannya lebih kecil)  Jelly  Sudip lidah (tougue spatel)

 Sepasang sarung tangan  Senter  Spuit ukuran 50 – 100 cc  Plester  Stetoskop  Handuk  Tissu  Bengkok  Sampiran

2 Memasang sampiran

3 Mengatur posisi pasien senyaman (setengah duduk/semi fowler)

4 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringka n dengan handuk bersih

5 Memesang pengalas diatas dada pasien

6 Membuka kemasan NGT, dan meletakan pada bak instrume n steril

7 Memakai sarung tangan

8 Mengambil NGT, mengukur panjang slang NGT, menguk ur panjang selang NGT mulai dari epigastrium, ke hidung kemudian ke telinga memberi tanda pada selang NGT

9 Melicinkan ujung pipa dengan air/jely dan mengeklem pipa 10 – 20 cm

10 Memasuki NGT perlahan-lahan melalui hidung dengan posisi kepala ekstensi (pasien yang sadar dianjurkan untuk menelan), bila ada tahanan mengeluarkan NGT dan mengganti kelubang hidung satunya

11 Memastikan slang NGT benar-benar masuk lambung anjurkan pasien untuk bernafas rileks dan normal.

12 Periksa letak selang untuk memastikan bahwa selang sudah masuk lambung dengan benar carang:

 Memasang spuit pada ujung NGT, memasang bagian diafragma stetoskop pada perut kuadran kiri atas pasien

(gaster), kemudian suntikkan 10-20 cc udara bersamaan dengan auskultasi abdomen

 Aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan cairan / isi lambung

 Masukkan ujung bagian luar selang NGT, kedalam mangkuk yang berisi air, jika ada gelambung udara berarti

masuk kedalam paru-paru dan jika tidak ada berarti masuk lambung

13 Oleskan alkohol pada ujung hidung pasien dan biarkan kering bila perlu untuk membantu merekatkan plester dengan baik

14 Memasang corong/spuit pada pangkal pipa

15 Memasukan/mendorong makanan secara perlahan-la ha n dengan spuit

16 Mengeklem dulu pipa bila cairan habis dan mengisap cairan lagi dengan spuit, sampai dosis yang ditentukan

17 Meninggikan pangkal pipa apabila cairan tidak lancer

18 Membilas pipa dengan air matang dan segera mengeklem pipa

19 Melekatkan pipa di pipi bila NGT dipasang permanen

20 Membereskan alat dan merapikan pasien

21 Mencuci tangan dgn sabun dan air mengalir, mengeringkan dgn handuk bersih

22 Mendokumentasikan

KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 2 Struktur Sel

1. Uraian Materi

a. Definisi Setiap hal didunia ini memiliki struktur, tentunya unit terkecil yang menyusun tubuh kita atau yang biasa disebut sel juga memiliki struktur. Struktur sel merupakan bagian-bagian sel yang terdiri atas membran sel, sitoplasma, dan organ-organ sel.

b. Bagian-bagian sel

1) Membran sel

Membran sel merupakan bagian terluar dari sel. Fungsinya antara lain sebagai berikut:

a) Mengontrol atau mengendalikan pertukaran sat anatara sitoplasma dengan lingkungan

b) Menjadi tempat reaksi, seperti reaksi terhadap cahaya matahari dan reaksi oksida dalam respirasi.

c) Sebagai reseptor atau penerima rangsangan dari luar, seperti hormon dan bahan kimia lainnya, baik sat tersebut berasal dari lingkungan luar sel ataupun bagian lain dari dalam sel itu sendiri.

d) Sebagai pelingdung sel agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel.

e) Mengontrol zat-zat yang akan masuk maupun yang akan keluar meninggalkan sitoplasma.

2) Sitoplasma

Sitoplasma adalah cairan beserta zat-zat terlarut yang mengis i ruangan didalam sel dan dibatasi oleh membran sel. Sitoplasma merupakan sistem koloid yang amat dinamis dan senantiasa bergerak. Cairan yang mengisi organel dikenal dengan sitosol.

Di dalam sitoplasma maupun sitosol terlalu senyawa organik yang utama untuk kehidupan ion-ion, gas, molekul- molekul kecil seperti garam, asam lemak, asam amino, gula nukleotida, vitamin, serta protein dan RNA yang membentuk larutan koloid.

3) Nukleus

Nukleus merupakan organel sel tersbesar yang mengand ung informasi genetik berupa DNA, dan berbentuk bulat hingga oval bergantung jenis selnya. Nukleus adalah organel yang amat vital bagi kehidupan, yaitu mengendalikan seluruh kegiatan sel.

Beberapa bagian penting dari nukleus yaitu:

a) Membran inti : terdiri atas dua lapisan yang berfungsi sebagai pembungkus sekaligus sebagai pelingdung inti. Membran luarnya mempunyai hubungan langsung dengan retikulum endoplasma. Pada membran inti terdapat pori-pori yang memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara membran inti dengan sitoplasma.

b) Nukleo plasma merupakan cairan inti berbentuk gel yang kaya akan ion-ion, protein, enzim, nukleotida, dan benang-benang kromatin.

c) Nukleotus: bagian ini tersusun atas kumpulan gen-gen yang memberikan kode RNA ribosom.

PRINSIP FISIKA KESEHATAN DALAM PRAKTIK KEBIDANAN PENDAHULUAN

Manusia adalah mahluk hidup yang unik dan kompleks, yang dipengaruhi oleh ingkungan internal dan eksternal dan berespon terhadap stimulus lingkunga n interna l dan eksternal. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsure-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. manusia dapat memenuhi secara mandiri ataupun dengan bantuan orang lain. Terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar sseoraang menentukan tingkat kesehatan seseorang dan posisinya dalam rentang sehat-sakit Ciri kebutuhan dasar mansia: Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan

memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Asuhan kebidanan klien yang holisrik mempertimbangkan semua dimensi yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia dalam rentang sehat sakit. Kebutuhan fisik meliputi oksigen, nutris i, cairan dan elektrolik, intake dan output, eliminasi, personal hygiene dan body mekanik.

KOMPETENSI DASAR

Diharapkan peserta didik dapat mengertahu dan memahami prinsip fisika kesehatan dalam praktik kebidanan.

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menggunakan alat-alat pemasangan infus

2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menggunakan alat EKG

3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menggunakan alat USG

4. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan tekanan darah

Kegiatan Belajar 1 : Praktikum Pemasangan Infus

1. Uraian Materi

a. Pengertian Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh

b. Tujuan pemasangan infus Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air, elektrolit, vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral Memperbaiki keseimbangan asam basa Memperbaiki volume komponen-komponen darah Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh Memonitor tekan Vena Central (CVP) Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan.

c. Indikasi pemasangan infus

1) Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam Intra Vena.

2) Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti furosemid, digoxin).

3) Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus- menerus melalui Intra vena.

4) Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit.

5) Pasien yang mendapatkan tranfusi darah.

6) Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahka n pemberian obat).

7) Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan injeksi intramuskuler.

d. Kontraindikasi

1) Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.

2) Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan

digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).

3) Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang

aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).

e. Persiapan Alat dan Bahan

1) Larutan Intra Vena / IV

2) Jarum / kateter untuk pungdi vena yang sesuai

3) Untuk Infus caira IV :  Perangkat pemberian (tergantung pada tipe larutan dan kecepatan

pemberian : bayi dan anaka kecil memerlukan selang mikrodrip, yang memberika 60 tetes/m)

 Filter 0,22 µm ( bila diperlukan oleh kebijakan institusi atau bila bahan berpartikel akan diberikan)

 Tambahan selang (digunakan bila jalur IV lebih panjang perlu)

4) Untuk heparin lock  Steker IV  Loop IV atau selang pendek (bila perlu)

 Normal salin heparisasi 1 sampai 3 ml (10 sampai 100 U/ml)

5) Spuit

6) Torniquet

7) Sarung tangan sekali pakai

8) papan tangan

9) Kassa 2x2 cm dan salep povidon yodin; atau untuk balutan transparan, larutan povidon yodin

10) Plester yang telah dipotong dan siap digunakan

11) Pengalas untuk diletakkan dibawah tangan klien

12) Tiang intravena

13) pakaian khusus dengan kancing dilapisan bahu (membuat pelepasan selang infus lebih mudah) bila tersadia atau baju dengan kancing didepan

2. Petunjuk Praktikum

a) Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur

b) Lakukan prosedur pemasangan Infus dengan Benar

c) Lakukan prosedur Pelepasan Infus dengan Benar

3. Prosedur Pelaksanaan Penilaian :

0 Jika tidak dilakukan

1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna

2 Jika dilakukan dengan benar

a) Prosedur Pemasangan Infus NILAI

NO

LANGKAH KERJA

1. Mempersiapkan alat:

1. Larutan Intra Vena / IV

2. Jarum / kateter utuk pungdi vena yang sesuai

3. Untuk Infus caira IV :  Perangkat pemberian (tergantung pada tipe larutan dan

kecepatan pemberian : bayi dan anaka kecil memerlukan selang mikrodrip, yang memberika 60 tetes/m)

 Filter 0,22 µm ( bila diperlukan oleh kebijakan institusi atau bila bahan berpartikel akan diberikan)  Tambahan selang (digunakan bila jalur IV lebih panjang perlu)

4. Untuk heparin lock  Steker IV  Loop IV atau selang pendek (bila perlu)

 Normal salin heparisasi 1 sampai 3 ml (10 sampai 100 U/ml)  Spuit

5. Torniquet

6. Sarung tangan sekali pakai

7. papan tangan

8. Kassa 2x2 cm dan salep povidon yodin; atau untuk balutan transparan, larutan povidon yodin

9. Plester yang telah dipotong dan siap digunakan

10. Pengalas untuk diletakkan dibawah tangan klien

11. Tiang intravena

12. pakaian khusus dengan kancing dilapisan bahu (membuat pelepasan selang infus lebih mudah) bila tersadia atau baju dengan kancing didepan.

2. Memberitahu dan menjelaskan prosedur kepada pasien tindakan yang akan dilakukan dan membawa kedekat pasien

3. Memasang sampiran / menjaga privasi

4. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

5. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih

6. Buka kemasan steril dengan menggunakan teknik aseptic

7. Untuk pemberian cairan IV:  Periksa larutan, menggunkan ”five right” pemberian obat.

Pastikan aditif yang diresepkan seperti kalium dan vitamin, telah ditambahkan. Periksa larutan terhadap warna, kejernihan dan tanggal kadaluarsa

 Bila menggunkan larutan IV dalam botol, lepaskan penutup logam dan lempeng karet dan logam dibawah penutup. Untuk kantung larutan IV plastik lepaskan lapisan plastik diatas port selang IV

 Buka set infus, mempertahankan sterilitas pada kedua ujung  Pasang klem rol sekitar 2 – 4cm (1 – 2 inci) dibawah bilik drip dan pindahkan klem rol pada posisi off  Tusukkan set infus kedalam kantung atau botol cairan - Lepaskan penutup pelindung kantung IV tanpa

menyentuh lubangnya - Lepaskaan penutup pelindung dari paku penusuk selang, jangan menyentuh paku penusuk dan tusukan paku kedalam lubang kantug IV atau tusukan penusuk kepenyumbat karet hitan dari botol. Bersihkan karet penyumbat dengan antiseptik sebelum menusukka n paku penusuk.

 Isi selang infus - Tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan terisi 1/3 samapi ½ penuh. - Lepaskan pelindung jarum dan klem rol untuk memungkinkan cairan memenuhi dilik drip melalui selang ke adapter jarum. Kembalikan klem rol ke posisi Off setelah selang terisi

- Pastikan selang bersih dari udara dan gelembung udara - Lepaskan pelindung jarum

8. Pilih jarum yang tepat

9. Pilih tempat distal vena yang digunakan

10. Bila banyak rambut pada tempat pebusukan maka digunting terlebih dahulu

11. Meletakan torniquet 10-12 cm diatas tempat yang akan ditusuk, menganjurkan pasien menggenggamkan tangannya. Torniquet harus menyumbat aliran vena bukan arteri

12. Menggunkan sarung tangan sekali pakai. Pelindung mata dan masker dapat digunakan untuk mencegah cipratan daarah pada membran mukosa tenaga kesehatan

13. Pilih vena yang terdilatasi baik. Metode-metode untuk membantu mendilatasi vena :  Menggosok ekstermitas dari distal ke proksimal dibawah tempat vana yang dimaksud

 Menggenggam dan melepaskan regangan  Menepuk dilatasi diatas vena  Memasang kompres hangat pada ekstermitas misalnya

waslap hangat

14. Melakukan disinfeksi daerah penusukan dengan kepas alkohol 70% secara sirkuler denagn diameter 5 cm , hindari menyent uh tempat yang sudah dibersihkan, biarkan tempat tersebut mengering selama 60 detik.

15. Lakukan pungsi vena. Tahan vena dengan meletakkan ibu jari diatas vena dan dengan meregangkan kulit berlawanan arah penusukan 5 – 7,5 cm kearah distal tempat penusukan. Jarum kupu-kupu / abbocath : pegang jarum pada sudut 20 – 30 derajad dengan bevel kearah atas

16. Perhatikan keluarnya darah melalui selang abbocath yang menandakan bahwa jarum telah memasuki vena. Turunkan jarum sampai hampir menyentuh kulit. Dorong abbocath secara pelan-pelan serta menarik secara pelan-pelan jarum yang ada pada abbocath, hingga plastik abocath masuk semua dalam vena, dan jarum keluar semua

17. Segera menyambungkan abbocath dengan selang infus

18. Melepaskan torniquet, menganjurkan pasien membuka tangannya dan melonggarkan klem untuk melihat kelancaran tetesan

19. Melekatkan pangkal jarum pada kulit dengan plester

20. Mengatur tetesan sesuai kebutuhan

21. Menutup tempat tusukan dengan kasa steril, dan direkatkan dengan plester

22. Mengatur letak anggota badan yang dipasang infus supaya tidak digerak-gerakan agar jarum infus tidak bergeser dan bila perlu memasang spalk

23. Membereskan alat dan merapikan pasien

24. Melepas sarung tangan, merendam dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit

25. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih

26. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

b) Prosedur Pelepasan Infus

NILAI NO

LANGKAH KERJA

1. Mempersiapkan alat:

1. Plester

2. Gunting Plester

6. Sarung tangan

2. Memberitahu dan menjelaskan prosedur kepada pasien tindakan yang akan dilakukan dan membawa kedekat pasien

3. Memasang sampiran

4. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

5. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih

6. Menggunakan sarung tangan

7. Membasahi plester yang melekat pada kulit dengdan kapas alcohol melepas plester, dan kassa dari kulit

8. Menekan tempat tusukan dengan kapas alkohol dan mencabut infus pelen-pelan.

9. Merekatkan kapas alkohol dengan plester

10. Membereskan alat dan merapikan pasien

11. Melepas sarung tangan, merendam dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit

12. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih

13. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

JUMLAH SCORE

Kegiatan Belajar 2 : Praktikum EKG

1. Uraian Materi

a. EKG (Elektokardiografi) adalah alat bantu diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas listrik jantung berupa grafik yang merekam perubahan potensial listrik jantung yang dihubungkan dengan waktu.

b. Tujuan pemasangan infus Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air, elektrolit, vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral Memperbaiki keseimbangan asam basa Memperbaiki volume komponen-komponen darah Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh Memonitor tekan Vena Central (CVP) Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan.

c. Indikasi pemasangan infus

4) Pasien dengan kelainan irama jantung

5) Pasien dengan kelaian miokard seperti infart

6) Pasien dengan pengaruh obat-obatan jantung terutama digitalis

7) Pasien dengan gangguan elektrolit

8) Pasien perikarditis

9) Pasien dengan pembesaran jantung

10) Pasien dengan kelainan penyakit inflamasi pada jantung

11) Pasien diruangan ICU

d. Persiapan Alat dan Bahan

1) Mesin EKG

2) Plat elektrode

3) Jelly elektrode

4. Petunjuk Praktikum

a) Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur

b) Lakukan prosedur pemasangan Infus dengan Benar

c) Lakukan prosedur Pelepasan Infus dengan Benar

5. Prosedur Pelaksanaan Penilaian :

0 Jika tidak dilakukan

1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna

2 Jika dilakukan dengan benar

6. Prosedur Pemeriksaan USG NILAI

NO

KOMPONEN

0 1 2 A Fase orientasi

1. Salam terapeutik 2. Evaluasi/validasi kondisi pasien

3. Kontrak: topik/waktu/tempat

B. Fase kerja persiapan alat

1. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel. Sebagai berikut

a. Satu kabel untuk listrik (power) b. Satu kabel untuk bumi (ground)

c. Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang 2. dan diberi tanda dan warna. Plat elektrode yaitu:

a. 4 buah elektrode extremitas dan manset 3. b. 6 buah elektrode dada dengan balon penghisap

Jelly elektrode/ kapas alkohol, tisu, handuk a. 4 ketas EKG (telah siap pada alat EKG) dan kertas tissue

C. Langkah-langkah

1. Mempersiapkan alat dan bahan 2. Memasang sampiran 3. Mencuci tangan 4. Pasang semua komponen/ kabel-kabel pada mesin EKG 5. Nyalakan mesin EKG

7. Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas. Tangan dan kaki tidak saling bersentuhan 8. Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan 9. dengan kapas alkohol (kalau perlu dada dan pergelangan kaki dicukur) 10. Keempat elektrode ekstremitas diberi jelly Pasang keempat electrode ekstremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan kaki. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi electrode V1 s/d V6 V1: sela iga ke 4 garis sternal kanan V2: sela iga ke 4 garis sternal kiri 11. V3: terletak diantara V2 dan V4 12. V4: ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri 13. V5: garis aksilla anterior sejajar dengan V4 V6: garis aksillatengah sejajar dengan V4 14. Pasang electrode dada dengan menekan karet penghidap 15. Buat kalibrasi 16. Rekam setiap lead 3-4 beat (gelombang), kalau perlu lead

17. II panjang (minimal 6 beat) 18. Kalau perlu buat kalibrasi setelah selesai perekaman Semua electrode dilepas Jelly dibersihkan dari tubuh pasien 19. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai 20. Tulis pada hasil perekaman: nama, umur, jenis kelamin, 21. jam, tanggal, bulan dan tahun pembuatan, nama masing- masing lead serta nama orang yang merekam Bersihkan dan rapikan alat Mencuci tangan. Dokumentasi

D. Fase terminasi

1. Evaluasi respon klien a. Evaluasi subjektif b. Evaluasi objektif

2. Tindak lanjut klien 3. Kontrak: topik/ waktu/ tempat

SIKAP : (hanya di pilih yang berkaitan saja) - Hati-hati

- Sabar dan tidak tergesa-gesa - Bersikap sopan dan ramah - Teliti dan cermat dalam menjaga sterilitas - Peka terhadap reaksi klien - Bertanggung jawab

Kegiatan Belajar 3 : Praktikum USG

1. Uraian Materi

b. USG (Ultrasonografi) merupakan salah satu imaging diagnosis(pencintraan diagnostik) untuk pemeriksanaan alat-alat dalam tubuh manusia, dimana kita dapat mempelajari bentuk ukuran anatomis, gerakan serta hubunga n dengan jaringan sekitarnya.

c. Prinsip USG (Ultrasonig) adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi dari pada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali.

d. USG digunakan antara lain:

1) Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis

2) Membedakan kista dengan massa yang solid

3) Mempelajari pergerakan organ (jantung, aorta, vena cava), maupun pergerakan janin dan jantungnya.

4) Pengukuran dan penentuan volume. Pengukuran aneorisma arterial, vetalcevalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk bioksi. Menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dll).

5) Bioksi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat dimonitor pada layar USG.

6) Menentukan perencanaan dalam suatu radio terapi. Berdasarkan besar tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat. Selain itu setelaah radioterapi, besar dan posisi tumor dapat pula di ikuti.

e. Sumber Cahaya Teknologi radiasi yang diyakini paling kecil bahayanya atau bahkan tidak ada sama sekali adalah MRI. Pasalnya, diagnostik imaging berteknologi tinggi ini menggunakan medan magnet, frekuensi radio, dan seperangkat komputer untuk menghasilkan gambar berupa potongan- potongan penampang tubuh manusia.

e. Indikasi Pemeriksaan USG janganlah dilakukan secara rutin atau setiap melakukan pemeriksaan pasien, terutama bila pasien hamil.

f. Persiapan Alat dan Bahan

1) Transducer

2) Tissue

3) Monitor USG

4) Mesin USG

2. Petunjuk Praktikum

a) Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur

b) Lakukan prosedur USG dengan Benar

c) Lakukan prosedur USG dengan Benar

3. Prosedur Pelaksanaan Penilaian :

0 Jika tidak dilakukan

1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna

2 Jika dilakukan dengan benar

4. Prosedur Pemeriksaan USG NILAI

NO

KOMPONEN

0 1 2 A Fase orientasi

1. Salam terapeutik 2. Evaluasi/validasi kondisi pasien

3. Kontrak: topik/waktu/tempat

Fase kerja persiapan alat

1. Mesin USG 2. Tranducer 3. Monitor USG 4. Jelly elektrode/ kapas alkohol, tisu, handuk

C. Langkah-langkah

1. Mempersiapkan alat dan bahan 2. Memberikan Informed Consent 3. Memasang sampiran 4. Mencuci tangan 5. Oleskan jelly konduktif pada permukaan kulit yang akan dilakukan USG 6. Transduser dipegang dengan tangan dan gerakkan ke depan dan ke belakang di atas permukaan kulit 7. Lakukan antara 10-30 menit 8. Premedikasi jarang dilakukan hanya bila pasien dalam 9. keadaan gelisah Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk 10. mencegah masuknya udara Bila pada pemeriksaan obstetrik (trimester pertama dan kedua), pelvis dan ginjal pasien dianjurkan untuk minum

4 gelas air dan tidak boleh berkemih sementara untuk 11. trimester tiga, pemeriksaan pada saat kandung kemih 12. kosong 13. Beritahu ibu pemeriksaan telah selesai 14. Merapikan peralatan Cuci tangan Dokumentasi SIKAP : (hanya di pilih yang berkaitan saja)

- Hati-hati - Sabar dan tidak tergesa-gesa - Bersikap sopan dan ramah - Teliti dan cermat dalam menjaga sterilitas - Peka terhadap reaksi klien - Bertanggung jawab

Kegiatan Belajar 4 : Praktikum Antropometri

1. Uraian Materi

a. Tujuan pengukuran berat badan Tujuan dari pengukuran kesehatan adalah mengetahui kondisi pertumbuha n dan gizi anak. Penilaian pertumbuhan pada anak sebaiknya dilakukan dengan jarak yang teratur disertai dengan pemeriksaan serta pengamatan fisik. Pengukuran berat badan digunakan untuk mengukur

b. Pengukuran suhu badan Berbagai cara bisa dilakukan untuk mengukur suhu tubuh yaitu:

1) Termometer telinga: sesuai namanya, termometer berbentuk kerucut kecil ini digunakan pada telinga.

2) Termometer elektronik: terbuat dari plastik dan ujungnya menyerupai pensil. termometer ini dapat digunakan di ketiak, mulut, atau rektum (anus).

3) Termometer dahi: termometer ini menggunakan suhu kulit untuk menentukan suhu tubuh. Penggunaan termometer berbentuk tipis ini cukup ditempel pada dahi.

4) Termometer arteri temporal: bisa digunakan untuk mengukur suhu tubuh pada bagian dahi.

5) Termometer sekali pakai: jenis ini bisa dipakai sekali dimulut atau rektum. Bisa juga dipakai untuk mengukur suhu terus menerus selama

48 jam pada kulit bayi.

6) Termometer dot: berbentuk seperti dot bayi. Cukup letakkan termometer ini di mulut bayi saat mengukur suhu.

c. Penyebab tidak akuratnya termometer

1) Tidak menggunakan termometer pada bagian tubuh yang tepat.

2) Terlalu cepat mengangkat termometer dari tubuh.

3) Baterai termometer lemah atau mati.

4) Tidak mengikuti petunjuk penggunaan termometer yang baik dan benar.

5) Mulut terbuka saat pengambilan suhu tubuh secara oral.

6) Pengambilan suhu tubuh dalam kurun waktu satu jam setelah olahraga berat atau setelah mandi air panas.

7) Pengambilan suhu tubuh secara oral dalam waktu 20 menit setelah merokok atau minum cairan panas atau dingin.

d. Persiapan Alat dan Bahan

4) Mesin USG

2. Petunjuk Praktikum

1. Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur

2. Lakukan Prosedur Antropometri

3. Prosedur Pelaksanaan Penilaian :

0 Jika tidak dilakukan

1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna

2 Jika dilakukan dengan benar

4. Prosedur Pemeriksaan Pengukuran Berat Badan, Tekanan Darah, Suhu Badan dan Perhitungan Denyut Nadi

NILAI No. Langkah klinik / Kegiatan

A. MENIMBANG BERAT BADAN

I. PERSETUJUAN PEMERIKSAAN

1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri

2. Menciptakan suasana yang menyenangkan bagi ibu

3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan ini kepada ibu.

II. PERSIAPAN ALAT

1. Alat pengukur berat badan

2. Catatan III.PELAKSANAAN

1. Memastikan jarum timbangan pada posisi nol

2. Memberitahu ibu

3. Mempersilahkan ibu melepaskan sepatu, sandal, pakaian dan perlengkapan karena dapat mempengaruhi hasil timbangan.

4. Memberitahu ibu agar berdiri tepat di tengah timbangan, tidak bersandar dan tidak berpegangan pada sesuatu.

5. Membaca dan mencatat hasil penimbangan

6. Memberitahu ibu berapa berat badannya

7. Memberitahu ibu bahwa penimbangan selesai.

B. MENGUKUR TINGGI BADAN

I. PERSETUJUAN PEMERIKSAAN

1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan ini kepada ibu

2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan ini

II. PERSIAPAN ALAT

1. Alat pengukur tinggi badan

2. Catatan

3. Memberitahu ibu

4. Mempersiapkan pengukur tinggi badan

5. Meminta ibu melepaskan sepatu/sandal

6. Mempersilahkan ibu agar berdiri tegak lurus di depan alat

membelakangi alat pengukur dan dada dibusungkan.

7. Meletakkan penggaris di atas kepala (angka yang didapat pada alat pengukur saat penggaris diletakkan di atas kepala merupakan hasil pengukuran tinggi badan).

8. Memberitahu ibu berapa tinggi badannya.

9. Memberitahu ibu bahwa pengukuran sudah selesai

10. Mencatat hasil kegiatan.

C. MENGUKUR TEKANAN DARAH

I. PERSETUJUAN PEMERIKSAAN

1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan pada ibu

2. Menjelaskan tujuan dari pemeriksaan ini

II. PERSIAPAN ALAT

1. Tensi meter

2. Stetoskop

3. Catatan

III. PELAKSANAAN

1. Memberitahu ibu

2. Menyesuaikan posisi ibu dengan situasi dan kondisi (duduk/tidur)

3. Lengan baju dibuka atau singkirkan ke arah atas.

4. Letakkan tensi meter di tempat yang aman dan tegak lurus agar air raksa mudah dibaca.

5. Manset dipasang pada lengan atas dengan kedua pipa karet tensi meter tepat berada di atas arteri brachialis dan tidak menutup lipatan siku.

6. Memasang manset tidak terlalu kencang atau longgar

7. Memastikan air raksa berada pada angka nol dengan membuka pengunci air raksa.

8. Menutup pengunci pada pompa karet.

9. Memasang stetoskop di telinga sambil meraba arteri brachialis.

10. Meletakkan stetoskop di atas arteri tersebut dan melakukan pemompaan sampai denyut nadi tidak terdengar.

11. Membuka pengunci bola karet pelan-pelan untuk menurunkan air raksa sambil tetap mendengarkan denyut nadi. (Denyut nadi yang didengar pertama pada saat penurunan air raksa merupakan angka systole dan denyut nadi yang terdengar terakhir angka diastole).

12. Mengulang perasat ini 2-4 kali untuk meyakinkan hasilnya.

13. Mengunci pompa bola karet dan air raksa

14. Memperhatikan ibu agar tidak kesakitan pada waktu memompa air raksa.

15. Memberitahu hasil pemeriksaan tekanan darah kepada ibu.

16. Buku manset dan tensimeter dirapikan kembali

17. Mencatat hasilnya

18. Meminta ibu agar ibu merapikan pakaiannya kembali

19. Cuci tangan

20. Apabila tensinya tidak normal lakukan rujukan.

D. MENGUKUR SUHU BADAN

I. PERSETUJUAN PEMERIKSAAN

1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan ini kepada ibu.

2. Menjelaskan tujuan dari pemeriksaan ini.

II. PERSIAPAN ALAT

1. Termometer dalam tempatnya

2. Botol berisi larutan sabun

3. Botol larutan lisol 5 % di dalamnya diberi kain kasa/kapas.

4. Botol berisi air bersih, di dalamnya diberi alas kain kasa/kapas.

5. Potongan tissue dalam tempatnya

6. Vaselin dalam tempatnya

7. Catatan suhu

8. Bengkok

III. PELAKSANAAN  PENGUKURAN SUHU PADA KETIAK

1. Bila perlu lengan baju pasien dibuka dan ketiaknya harus dikeringkan.

2. Thermometer diperiksa apakah air raksa tepat pada angka nol, lalu jepitkan dengan resevoarnya tepat di tengah ketiak dan lengan pasien dilipatkan di dada.

3. Setelah 5 sampai 10 menit thermometer diangkat dan langdung dibaca dengan teliti kemudian hasilnya dicatat pada buku.

4. Thermometer dicelupkan ke dalam larutan sabun, dilap dengan potongan kertas/tissue, kemudian dimasukkan ke dalam larutan 4. Thermometer dicelupkan ke dalam larutan sabun, dilap dengan potongan kertas/tissue, kemudian dimasukkan ke dalam larutan

5. Air raksa diturunkan kembali pada angka nol dan thermometer diletakkan pada tempatnya serta siap dipakai untuk pasien berikutnnya.

E. MENGHITUNG DENYUT NADI

I. PERSETUJUAN PEMERIKSAAN

1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan ini kepada ibu.

2. Menjelaskan tujuan dari pemeriksaan ini.

II. PERSIAPAN ALAT

1. Arloji tangan dengan petunjuk detik atau dengan polsteller

2. Catatan

III. PELAKSANAAN

1. Menghitung denyut nadi dilakukan bersama dengan pengukuran suhu tubuh.

2. Pada waktu menghitung denyut nadi, pasien harus benar-benar istirahat dalam posisi berbaring atau duduk.

3. Perhitungan dilakukan dengan menempelkan jari telunjuk dan jari tengah di atas arteri selama setengah menit dan hasilnya dikalikan dua. (khusus pada anak-anak perhitunga n dilakukan selama satu menit).

4. Hasil perhitungan dicatat pada buku catatan nadi.

PRINSIP MIKROBIOLOGI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN PENDAHULUAN

Manusia adalah mahluk hidup yang unik dan kompleks, yang dipengaruhi oleh ingkungan internal dan eksternal dan berespon terhadap stimulus lingkunga n internal dan eksternal. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsure-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. manusia dapat memenuhi secara mandiri ataupun dengan bantuan orang lain. Terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar sseoraang menentukan tingkat kesehatan seseorang dan posisinya dalam rentang sehat-sakit Ciri kebutuhan dasar mansia: Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan

memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Asuhan kebidanan klien yang holisrik mempertimbangkan semua dimensi yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia dalam rentang sehat sakit. Kebutuhan fisik meliputi oksigen, nutris i, cairan dan elektrolik, intake dan output, eliminasi, personal hygiene dan body mekanik.

KOMPETENSI DASAR

Diharapkan peserta didik dapat mengetahui biologi reproduksi pada kasus kebidanan.

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Mahasiswa mampu mengetahui dan menggunakan mikroskop

KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1 : Prinsip Mikrobiologi dalam Praktik Kebidanan

1. Uraian Materi

a. Definisi Mikroskop adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat dan mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang.

b. Fungsi Mikroskop