HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP

  

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA PADA SISWA SMP

  Wilibaldus Bhoke Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Citra Bakti, NTT

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar (X) dengan hasil belajar matematika (Y) pada siswa kelas VII SMP. Jenis penelitian ini yaitu penelitian ex post facto. Metode yang digunakan adalah korelasional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Gugus 2 Soa. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 52 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan angket dan dokumentasi. Uji prasyaratan analisis dengan menggunakan

  

SPSS 16,0 for windows. Hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh

xy tabel

  nilai r = 0,198 kemudian dibandingkan dengan r pada taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,279. Karena hasil r xy sebesar 0,198 < r tabel sebesar 0,279 maka H

  1 ditolak, dengan

  demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara motivasi dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP.

  Kata-kata Kunci : hubungan, motivasi belajar, hasil belajar

  PENDAHULUAN

  Pendidikan merupakan media yang memiliki peranan penting dalam menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi baik dalam kemampuan intelektual, kemampuan emosional dan kemampuan spiritual. Pendidikan tentunya dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing. Menurut Raka Joni (Margaretha Dhiu 2012:33), pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat, berlangsung seumur hidup, dan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip- prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.

  Sedangkan Hamalik (2014), menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi adekwat dalam kehidupan masyarakat.

  Selain itu, Koban Uer (2014), mendefenisikan pendidikan adalah suatu proses perubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dan usaha pendewasaan melalui upaya pengajaran dan pelatihan, serta dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berbudi pekerti luhur, miliki pengetahuan dan keterampilan.

  Dari beberapa pengertian pendidikan menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan merupakan suatu proses interaksi manusia yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal, untuk memanusiakan manusia serta mempersiapkan peserta didik agar mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari- hari.

  Pendidikan itu pada dasarnya membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang lebih baik. Pemerintah telah mengupayakan dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan formal maupun non formal. Salah satu lembaga pendidikan formal yaitu pendididikan Sekolah Dasar. Lembaga pendidikan sekolah dasar merupakan suatu lembaga yang diyakini sangat penting keberadaannya. Lembaga ini memiliki peranan sangat penting setelah pendidikan dalam keluarga. Dalam dunia pendidikan, lembaga pendidikan sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang bersifat mendasar untuk melatih, membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan ilmu serta keterampilan sebagai bekal untuk mengenyam pendidikan pada sekolah lanjutan serta interaksi dalam hubungan sosial kemasyarakatan.

  Di dalam lembaga pendidikan dasar memiliki beberapa mata pelajaran yang wajib diterapkan kepada siswa, salah satunya adalah pelajaran matematika. Matematika adalah mata pelajaran yang wajib dibelajarkan oleh setiap jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Menurut Sundayana (2015) matematika merupakan salah satu komponen dan serangkaian mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun sampai saat ini masih banyak siswa yang merasa matematika sebagai mata pelajaran yang paling sulit, tidak menyenangkan, bahkan menakutkan. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika.

  Marti mengemukakan bahwa meskipun matematika dianggap memiliki tinggkat kesulitan yang tinggi, namun setiap orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari. Pemecahan masalah tersebut meliputi penggunaan informasi dan pengunaan pengetahuan tentang menghitung (Sundayana 2015)

  Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di Gugus 2 Soa, diperoleh bahwa hasil belajar matematika di kelas VII SMP Gugus 2 Soa masih rendah, dengan rata-rata persentasenya adalah 65% yang seharusnya KKM mencapai 70%. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika, salah satunya adalah rendahnya motivasi belajar dalam diri peserta didik. Siswa merasa matematika adalah mata pelajaran yang sangat sulit. Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi belajar yang dimilikinya. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi cendrung hasil belajarnya akan tinggi pula, sebaliknya siswa yang motivasi belajarnya rendah akan rendah pula hasil belajarnya. Karena itu peran motivasi menjadi sangat penting, karena motivasi merupakan penggerak atau pendorong untuk melakukan tindakan tertentu.

  Atas dasar itu, maka dilakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas

V II SMP Gugus 2 Soa Kabupaten Ngada”. Rumusan masalah yang diambil adalah apakah terdapat hubungan antara motivasi dengan hasil belajar

  matematika Kelas VII SMP Gugus 2 Soa. Sedangkan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan hasil belajar matematika pada siswa kelas VII SMP Gugus 2 Soa. Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain sebagai berikut. (1) sebagai masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan, (2)memberikan pengetahuan kepada pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan, (3)membantu pembinaan murid untuk mendapatkan prestasi yang optimal

  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ex post facto dengan desain yang digunakan adalah desain korelasi sederhana. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Gugus 2 Soa dengan jumlah siswa 52 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Teknik ini digunakan supaya sampel yang dipakai dalam penelitian sesuai dengan tujuan penelitian, serta berdasarkan pertimbangan yaitu keterbatasan tenaga dalam peneliti.

  METODE

  Setelah data hasil hasil belajar matematika dan data motivasi dikumpulkan selanjutnya data dianalisis menggunakan statistik deskripsif untuk mengetahui tinggi rendahnya motivasi siswa dan tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Untuk menentukan tinggi rendahnya kedua variabel tersebut dapat dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata-rata (mean) (Mi) dan standar deviasi (SD) ideal sebagai berikut.

Mi + 1,5 Sdi ≤ Mi + 3,0 Sdi

  Tinggi Mi + 0,5 Sdi ≤ Mi + 1,5 Sdi Mi - Sedang 0,5 Sdi ≤ Mi + 0,5 Sdi Mi - Rendah 1,5 Sdi ≤ Mi - 0,5 Sdi

Mi - Sangat Rendah 3,0 SDi ≤ Mi - 1,5 SDi

  

(Koyan, 2012:25)

  Keterangan: Mi = Rata-rata ideal dihitung dengan rumus: (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) SDi = Standar deviasi ideal dihitung dengan rumus:

  (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diperoleh data hasil penelitian pada variabel motivasi belajar matematika siswa kelas

  VII SMP Gugus 2 Soa menunjukkan hasil yang beragam. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai maksimum 120; nilai minimum 82; mean 103,42,

  median 102,92, modus 101,9 dan standar deviasi 9.

  Dari hasil di atas, distribusi data motivasi belajar matematika siswa dapat disajikan pada Tabel 1 berikut ini.

  

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Matematika

Kelas interval F Xi F kumulatif fixi

  82-87 3 84,5 3 253,5 88-93 2 90,5 5 181 94-99 12 96,5 18 1158

  100-105 14 102,5 31 1435 106-111 11 108,5 42 1193,5 112-117 8 114,5 50 916 118-123 2 120,5 52 241 52 5378

  Untuk mengetahui tinggi rendahnya motivasi siswa dan tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Untuk menentukan tinggi rendahnya kedua variabel tersebut akan dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata-rata (mean) (Mi) dan standar deviasi (SD) ideal sebagai berikut. Mi = ( skor maksimal idel + skor minimal ideal ) = ( 150 + 30 ) = 90, Sdi = ( skor maksimal ideal (

  • – skor minimal ideal ) = 150 – 30) = 20.

  Rentangan Skor Predikat Mi + Sangat Tinggi 1,5 SDi ≤ Mi + 3,0 SDi 120 ≤150

  Tinggi Mi + 0,5 SDi ≤ Mi + 1,5 SDi 100 ≤ 120 Mi -

  Sedang 0,5 SDi ≤ Mi + 0,5 SDi 80 ≤ 100 Mi -

  Rendah 1,5 SDi ≤ Mi - 0,5 Sdi 60 ≤ 80 Mi -

Sangat Rendah 3,0 SDi ≤ Mi - 1,5 SDi 30 ≤60

  Berdasarkan konversi menggunakan kriteria rata-rata dan sesuai dengan hasil analisis data bahwa rerata hitung motivasi belajar matematika adalah 103,42 dan terletak pada kategori tinggi. Sedangkan Distribusi data hasil belajar matematika disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

  Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas interval F Xi F.kumulatif fixi

  f. relatiff(%) 73-76

  5 74,5 5 372,5 9,61 77-80

  7 78,5 12 549,5 13,46 81-84

  9 82,5 21 742,5 17,30 85-88 10 86,5 31 865 19,23 89-92

  8 90,5 39 724 15,38 93-96

  7 94,5 46 661,5 13,46 97-100

  6 98,5 52 591 11,53 52 4506

  Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa, digunakan kriteria rata-rata (mean) (Mi) dan Standar Deviasi (SD) ideal sebagai berikut. Mi = ( skor maksimal idel + skor minimal ideal ) = (100 + 0) = 50, Sdi = ( skor maksimal ideal – skor minimal ideal ) = (100 – 0) = 16,6.

  

Tabel 4 Kriteria Rata-rata

Rentangan Skor Predikat Mi + 1,5 S

  Sangat Tinggi Di ≤ Mi + 3,0 SDi 75 ≤ 100 Tinggi Mi + 0,5 SDi ≤ Mi + 1,5 SDi 58 ≤ 75

  Mi - Sedang 0,5 SDi ≤ Mi + 0,5 SDi 42 ≤ 58

  Mi - Rendah 1,5 SDi ≤ Mi - 0,5 SDi 25 ≤ 42

  Mi - Sangat Rendah 3,0 SDi ≤ Mi - 1,5 SDi 0 ≤ 25

  Berdasarkan konversi menggunakan kriteria rata-rata dan sesuai dengan hasil analisis data bahwa rerata hitung hasil belajar matematika adalah 85,05 dan terletak pada kategori sangat tinggi.

  Pembahasan

  Data hasil penelitian terdiri dari satu variabel bebas yaitu variabel Motivasi Belajar (X) dan variabel terikat Hasil Belajar (Y). Pada bagian ini akan digambarkan atau dideskripsikan dari data masing-masing variabel yang telah diolah dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, dan standar deviasi. Selain itu juga disajikan tabel distribusi frekuensi dan diagram batang dari distribusi frekuensi masing-masing variabel. Data variabel motivasi belajar diperoleh melalui angket yang terdiri dari 30 item dengan jumlah responden 52 siswa.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi matematika siswa kelas V SMP Gugus 2 Soa sebagian besar berada pada kategori tinggi, begitu pula dengan hasil belajar matematika siswa yang berada pada kategori sangat tinggi dengan nilai rata-rata 85,03. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tingkat motivasi matematika dan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Gugus 2 Soa berada pada kategori tinggi. Telah diketahui bahwa r hitung yang diperoleh adalah sebesar (0,198). Untuk uji signifikan koefisien korelasi, digunakan nilai Product Moment untuk n = 50 pada taraf signifikan 5%. Nilai r tabel untuk n = 50 pada taraf signifikan 5% = 0,279. Dengan demikian r hitung lebih kecil dari nilai r tabel pada taraf signifikan 5%. Berarti nilai r hitung adalah tidak signifikan pada taraf signifikan 5%. Dengan menggunakan rumus korelasi product moment, memberikan indikasi bahwa tidak ada hubungan antara motivasi dengan hasil belajar matematika siswa. Kesimpulannya; H0 diterima, dan H1 ditolak, yang artinya tidak terdapat hubungan positif antara motivasi belajar matematika dan hasil belajar matematika.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh I Gede Jaka Mahendra dengan judul Hubungan Disiplin Belajar dan motivasi belajar dengan hasil belajar teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas VIII Tahun Ajaran 2009/2010 di SMP negeri 5 Abang, karangasam, menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif antara motivasi dengan hasil belajar teknologi informasi dan komunikasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 abang. Dalam arti semakin tinggi tingkat motivasi maka semakin tinggi pula tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan

  reg

  komunikasi dengan hasil perhitungan ( F = 0,204 dan signifikansi 3,99 > 0,05.

  Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Prasedis Toyo dengan judul Hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SD Segugus V kecamatan mauponggo kabupaten nagekeo tahun pelajaran 2015/2016. Menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika. Dengan hasil perhitungan r hitung (-0,237) < r tabel (0,361) maka, kesimpuannya H0 diterima dan H1 ditolak.

  Menurut pengamatan bahwa SMP yang terdapat di gugus 2 Soa kabupaten Ngada, memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi. Motivasi merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri individu maupun dari luar individu untuk melakukan segala sesuatu yang baik. Motivasi yang diperoleh dari siswa SMP Gugus 2 Soa tidak berpengaruh langsung terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor lain, diantaranya adalah dilihat dari cita-cita siswa, kondisi siswa, kemampuan belajar siswa, kondisi lingkungan siswa serta upaya-upaya guru dalam mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikan materi menarik perhatian siswa.

  KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi matematika dengan hasil belajar matematika. Ini berarti motivasi matematika tidak memberikan kontribusi yang bermakna terhadap hasil belajar matematika. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika adalah kecerdasan yang dimiliki oleh anak itu sendiri, sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi matematika tidak memiliki hubungan dengan hasil belajar matematika.

  Berdasarkan beberapa temuan yang diperoleh dari penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut. Bagi siswa hendaknya hendaknya selalu memiliki motivasi yang baik dalam belajar agar dapat memperoleh hasil belajar yang tinggi. Kepada guru hendaknya menempuh cara-cara alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dengan menggali dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena dengan rangsangan belajar yang intensif dan menarik sehingga menyenangkan, motivasi belajar dapat ditingkatkan. Sedangkan untuk sekolah diharapkan melalui penelitian ini menjadi pedoman bagi sekolah dalam pembelajaran matematika sehingga berguna dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

  Dhiu Margretha. (2012). Pengantar Pendidikan. Jogjakarta. Nusa Indah Hamalik. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. PT Bumi Aksara

  I Gede Jaka. (2010). Hubungan disiplin belajar dan motivasi berprestasi

  dengan hasil belajar teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas

  VIII tahun ajaran 2009/2010 SMP Negri 5 Abang Karang asam. skripsi

  (tidak diterbitkan). Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha Koban Uer. (2014). Landasan Pendidikan. Jogjakarta: Nusa Indah Koyan, I Wayan. (2012). Statistik Pendidikan. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha Press.

  Prasedis Toyo. (2015). Hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil

  belajar matematika pada siswa kelas IV SD Segugus V kecamatan mauponggo kabupaten nagekeo tahun pelajaran 2015/2016. Skripsi

  (tidak diterbitkan). Bajawa. STKIP Citra Bakti Sundayana. (2015). Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran

  Matematika. Bandung. Alfabeta