PEMBESARAN ALAT VITAL PRIA SEBAGAI UPAYA MENGHARMONISKAN RUMAH TANGGA DALAM PERSPEKTIF ANALISIS AL MASLAHAH AL MURSALAH.

(1)

Oleh

Muhamad Abdul Mufid NIM. C31212114

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syari´ah dan Hukum

Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Hukum Keluarga SURABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

v

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Pembesaran Alat Vital Pria sebagai Upaya Mengharmoniskan Rumah Tangga dalam Perspektif Maslahat Mursalah ini merupakan hasil penelitian pustaka untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana upaya memperbesar alat vital pria?, Bagaimana analisis memperbesar alat vital pria sebagai upaya mengharmoniskan rumah tangga dalam perspektif Maslahat Mursalah?.

Data penelitian dihimpun dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui pengumpulan data dengan teknik studi dokumen. Selanjutnya data yang telah dihimpun diatur dan di sesuaikan dengan akar permasalahannya kemudian dianalisis menggunakan teori Maslahat Mursalah. Adapun metodenya adalah deskriptif analisis dan menggunakan pola pikir deduktif yakni memaparkan teori Maslahat Mursalah sebagai teori dalam menganalisis problematika memperbesar alat vital pria sebagai upaya mengharmoniskan rumah tangga secara lebih mendalam.

Berdasarkan penelitian ini menunjukkan beberapa di antara pria dewasa atau yang pria sudah menikah, umumnya banyak yang mengeluhkan soal ukuran alat vital mereka yang tidak ideal sehingga berakibat pada kualitas hubungan seksual yang kurang menyenangkan. Kemudian, seorang suami merasa tidak percaya diri untuk memberikan kepuasan kepada seorang istri, sehingga mengakibatkan kehidupan rumah tangga pasangan suami-istri tersebut menjadi kurang harmonis.

Hasil analisis menggunakan teori usul fikih Maslahat Mursalah memberikan jawaban bahwa memperbesar alat vital pria dihukumi boleh dan sah manakala dilakukan dengan prosedural dari dokter dan semata-mata untuk menjaga keutuhan keluarga. Pelaksanaan pembesaran alat vital pria dengan tujuan seperti ini tidak bertentangan dengan rumusan ilmu fikih yang menjadi cikal bakal terbentuknya hukum Islam. Pembesaran alat vital pria tidak keluar dari sunah Rasulullah saw., karena beliau memerintahkan umat manusia untuk menikah dan memperoleh keturunan. Beliau juga mendambakan pernikahan yang sakinah, mawadah, dan rahmat. Sejalan dengan perkembangan waktu, era modernisasi dan globalisasi menuntut adanya pengembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada hakikatnya suatu hukum harus merelevansikan dengan kebutuhan dan situasi zaman. Sehingga semua lapisan masyarakat menjadi paham akan pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi disandingkan dengan ilmu fikih.


(7)

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

PERSEMBAHAN ... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TRANSLITERASI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Kajian Pustaka... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

G. Definisi Operasional... 10

H. Metode Penelitian ... 12

I. Sistematika Pembahasan... 16

BAB II DISKURSUS TENTANG MASLAHAT MURSALAH A. Pengertian Maslahat Mursalah ... 18

B. Jenis-Jenis Maslahat Mursalah ... 23

C. Status Hukum Maslahat Mursalah... 27

D. Pendapat Ulama Terkait Maslahat Mursalah dan Kaidah Fikih ... 29

E. Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Hal Kepuasan Seksual Melalui Pembesaran Alat Vital Pria ... 36


(8)

x

BAB III PEMBESARAN ALAT VITAL PRIA

A. Pengertian Pembesaran Alat Vital Pria ... 40

B. Cara-cara Memperbesar Alat Vital Pria ... 43

C. Dasar Hukum Memperbesar Alat Vital Pria... 48

D. Dampak Memperbesar Alat Vital Pria ... 56

BAB IV ANALISIS PEMBESARAN ALAT VITAL PRIA SEBAGAI UPAYA MENGHARMONISKAN RUMAH TANGGA DALAM MASLAAH AL-MURSALAH ………... 62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69

B. Saran... 70


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkawinan merupakan sunnatul-lāh dan berlaku pada semua makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Perkawinan adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah Swt. sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk berkembang biak dan melestarikan hidup. Inilah cara makhluk dalam reproduksi keturunan, memperbanyak populasi, dan mempertahankan kehidupannya.1

Pernikahan merupakan akad yang menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban serta tolong-menolong antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bukan mahram.2 Pernikahan sebagai

ibadah yang disyariatkan untuk manusia di sepanjang masa, selain sebagai wadah untuk menyalurkan kebutuhan biologis setiap manusia, juga mengandung dua dimensi, yaitu dimensi ibadah dan dimensi sosial.

Dengan pernikahan, Islam ingin menempatkan manusia pada derajat kemanusiaannya yang membedakannya dengan hewan, yakni dalam menyalurkan kebutuhan seksual tanpa adanya aturan tersendiri.

1Sayyid Sabiq,Fiqh al-Sunnah, juz II, (Beirūt: Dār al-Fikr, 2008), 453. 2Sulaiman Rasjid,Fiqh Islam,(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), 374.


(10)

Dengan pernikahan yang mengatur dalam penyaluran kebutuhan seksual, ingin memberikan perlindungan pada diri umatnya yang pada akhirnya akan mendatangkan kemanfaatan serta menolak kerusakan baik di dunia ini, maupun setelah di akhirat.

Dalam pandangan Islam, perkawinan merupakan suatu ikatan yang sakral. Oleh karena itu, Islam telah meletakkan aturan yang bijak dan baku serta sesuai dengan fitrah manusia. Ketetapan itu berupa rukun-rukun dan syarat-syarat pernikahan. Hal tersebut tertera dalam kitab-kitab maupun buku-buku fikih Islam, yang dijadikan pedoman dalam menentukan hukum dari pernikahan tersebut.3

Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. :

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Q.S. Ar-Rum: 21).4

Ayat di atas menjelaskan secara khusus tentang tujuan disyariatkan perkawinan dengan diciptakannya manusia secara berpasangan yaitu untuk menciptakan suasana yang sakinah. Sebagian

3Moh. Idris Ramulyo,Tinjauan Beberapa Pasal Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Dari Segi

Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta: Hillco, 1986), 52.


(11)

mufassir mengartikan sakinah sebagai ketenangan. Selanjutnya lafal mawadah dan rahmat diartikan dengan cinta dan kasih sayang. Cinta berarti kerinduan yang mendalam dari masing-masing pasangan dengan disertai keinginan menumpahkan kasih melalui kepuasan bersetubuh sehingga semakin termateri wujud cinta tersebut. Sedangkan rahmat muncul ketika umur semakin menua dan anak cucu telah tumbuh menjadi orang sukses. Dari situ kasih sayang bermekaran, karena kasih sayang lebih dalam dari pada cinta.5

Imam al-Ghazali berrkata bahwa nafsu syahwat (seks) selamanya tidak dapat dikontrol oleh akal pikiran maupun agama. Dia hanya dapat dikelola dengan cara menyalurkan melalui perkawinan yang sah.6 Seks

merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Dan Rasulullah Muhammad saw. yang diutus sebagai teladan telah mendiskuksikan banyak aspek kehidupan seksual dengan para sahabatnya.7

Islam mengakui kekuatan dorongan seksual, sehingga dalam rangka penyaluran hasrat seksual secara halal, Islam mengaturnya dengan pernikahan. Salah satu tujuan pernikahan adalah membentuk keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmat. Dalam rumah tangga pun kepuasan seksual sangatlah penting. Karena terbentuknya keluarga yang harmonis dimulai dari hubungan seks yang baik.

5 M. Quraish Shihab, T afsir A l-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian A l-Qur’an, V ol 11

(Jakarta: Lentera Hati, 2003), 35-36.

6 Al-Ghazali, Tentang Perkawinan Sakinah, alih bahasa Kholila Marhijanto, dikutip dari buku

Rahmat Sudirman, Konstruksi Seksualitas Islam, (Yogyakarta: Media Pressindo, 1999), 39.


(12)

Selain menciptakan rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rahmat, kemampuan seksual yang ada pada diri manusia adalah dengan tujuan rangka memperbanyak keturunan dari jenis manusia. Sehingga dengan adanya hubungan seks antara suami dan istri yang sah menjadikan penghalang keburukan syahwat serta terpeliharanya pandangan juga terjaganya kelamin dan hal ini merupakan suatu yang penting dalam agama bagi setiap orang yang tidak berada dalam kelemahan untuk menikah.8

Namun keharmonisan keluarga yang terintegrasi dari tiga tujuan perkawinan berupa sakinah mawadah dan rahmat sejatinya tidak dapat hanya diukur dengan pelampiasan seksual saja. Apalagi manusia setiap hari semakin bertambah umur yang berarti gairah seksual suami ataupun gairah seksual istri semakin hari semakin berkurang. Hal ini merupakan hukum alam yang seringkali terjadi, sehingga seringkali dalam suatu perkawinan yang telah berlangsung lama, kebosanan dan kekecewaan terhadap pasangannya sering terjadi terutama ketika berhubungan intim. Hal ini merupakan satu pemicu penyebab pertikaian dalam berumah tangga yang berujung pada perceraian.

Sebagian wanita yang merasa kurang puas oleh pasangannya akibat ukuran kelamin suaminya tidak terlalu besar, maka istri tersebut menyarankan suaminya untuk merubah ukuran alat kelaminnya menjadi lebih besar. Tujuan pembesaran alat vital untuk menyenangkan hati istri.

8Ali Yusuf As-Subki, Fiqh Keluarga Pedoman Berkeluarga dalam Islam, (Jakarta: Amzah, 2010),


(13)

Ini merupakan sesuatu yang amat sulit dilakukan oleh suami, karena selain kehawatiran akan berhasil dan tidaknya, hal ini tidak hanya membutuhkan waktu yang singkat serta tidak hanya membutuhkan biaya yang sedikit. Namun apabila dengan adanya merubah ukuran alat vital suami menjadi lebih besar dapat melanggengkan keharmonisan dalam rumah tangga, maka hal ini harus dilakukan. Mengingat ini merupakan keharusan suami dalam melaksanakan hak-hak bagi istrinya dan kewajiban bagi suami tersebut.

Seiring dengan itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang maju dengan sangat pesat, terutama di bidang kedokteran, telah memiliki banyak alternatif jasa kedokteran yang ditawarkan untuk menciptakan suasana keluarga yang lebih harmonis. Mulai dari operasi kecantikan, bayi tabung, operasi rekonstruksi selaput dara, serta operasi dan pengobatan untuk membesarkan alat kelamin pria yang sampai saat ini masih menjadi kontroversi di kalangan ulama’ kontemporer. Banyak motif yang melatar belakangi seorang suami melakukan hal ini dan berbagai macam pula tujuan mereka yang hendak melakukan hal ini.

Menurut para ilmuwan dan National A cademy of Surgery di Perancis, mengatakan “perasaan bahwa penisnya terlalu kecil adalah sumber kegelisahan dan penderitaan psikhologi pada seorang pria”. Kecenderungan seperti itu diberi istilah “locker room syndrome”, istilah


(14)

tersebut diambil dari kegiatan di ruang loker atau di ruang ganti di saat pria bisa saling melihat serta membandingkan penis masing-masing.9

Berbagai macam cara dalam merubah ukuran alat kelamin pria, dari melalui operasi, pengobatan tradisonal, senam serta media-media atau alat-alat tertentu yang menunjang akan keberhasilan merubah ukuran suatu ukuran alat kelamin pria. Walaupun dengan adanya berbagai macam alternatif tersebut, tidak memungkinkan akan berhasil sempurna. Malah ada yang mengakibatkan kecelakaan yang fatal, sehingga alat kelamin pria tersebut tidak bisa difungsikan sampai jangka waktu tertentu bahkan tidak bisa difungsikan selamanya.

Dengan mempertimbangkan dari berbagai pandangan tentang cara memperbesar alat kelamin pria, permasalahan ini akan lebih mudah untuk dipahami dan dianalisis dengan pendekatan maslahat mursalah, sehingga hasil dari penelitian ini akan dapat dipahami dan diamalkan oleh masyarakat.

Bertumpu pada permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai memperbesar alat kelamin pria yang dituangkan dalam judul, “Pembesaran Alat Vital Pria sebagai Upaya Mengharmoniskan Rumah Tangga dalam Perspektif Maslahat Mursalah”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

9 Team DuniaPria.net “Pembesar Penis”, dalam http://artikel.duniapria.net/pembesar-penis/,


(15)

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis mengidentifikasi beberapa masalah terkait dengan judul skripsi yang diangkat, antara lain:

1. Syarat dan rukun pernikahan

2. Hal-hal yang menjadikan rumah tangga tetap harmonis, sehingga menjadikan keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmat

3. Pemenuhan kewajiban dan hak suami-istri 4. Konsep pemuasan kebutuhan seksual 5. Upaya memperbesar alat kelamin pria

6. Upaya memperbesar alat vital pria sebagai upaya mengharmoniskan rumah tangga dalam perspektif maslahat mursalah

Mengingat luasnya masalah yang tercakup dalam studi penelitian ini, maka diperlukan adanya pembatasan objek penelitian, agar pembahasannya lebih terfokus, yaitu pada:

1. Upaya memperbesar alat vital pria

2. Analisis upaya memperbesar alat vital pria sebagai upaya mengharmoniskan rumah tangga dalam perspektif maslahat mursalah.

C. Rumusan Masalah

Untuk menghindari adanya keluasan serta multitafsir dalam pembahasan penelitian nanti, maka Peneliti memiliki suatu fokus penelitian, yakni:


(16)

2. Bagaimana Analisis upaya memperbesar alat vital pria sebagai upaya mengharmoniskan rumah tangga dalam perspektif maslahat mursalah ?

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian yang sudah pernah dilakukan seputar permasalahan yang akan diteliti penulis. Kajian pustaka dilakukan untuk menegaskan bahwa kajian penelitian ini bukan merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian/penelitian sebelumnya.10

Di bawah ini dijelaskan beberapa judul penelitian beserta fokus pembahasannya dari masing-masing sudut pandang penulisnya:

1. Nur Zulaikha yang skripsinya berjudul “Hubungan Antara Kepuasan Seksual dengan Kepuasan Pernikahan”. Yang di dalamnya berisis uraian bahwasanya kepuasan pernikahan didapatkan bahwa salah satu faktor kepuasan pernikahan adalah kepuasan seksual. Berkaitan dengan kepuasan seksual semestinya dapat menjadi sesuatu yang menyenagkan bagi pasangan suami istri, sekaligus bentuk pelepasan cinta. Artinya, hubungan seks yang didasari oleh rasa saling cinta akan lebih menyenangkan dimana masing-masing berusaha memuaskan pasangannya.11

10Fak. Syariah IAIN Sunan Ampel,Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, (Surabaya: IAIN Sunan

Ampel, 2015), 8.

11Nur Zulaikha “Hubungan Antara Kepuasan Seksual Dengan Kepuasan Pernikahan” (Skripsi—


(17)

2. Rita Eka Chandrasari yang skripsinya berjudul “Hubungan Antara Kualitas Komunikasi Seksual dengan Kepuasan pernikahan ”. Yang di dalamnya berisi uraian bahwasanya rahasia pernikahan yang sukses, diantaranya komunikasi yang baik, kecocokan sifat, seks, sikap religious, waktu luang, anak, keuangan dan sanak keluarga. Bahwasanya masih banyak pasangan suami istri yang tidak menyadari bahwa aktivitas seks dalam pernikahan sangat penting demi tercapainya kepuasan pernikahan. Oleh karena itu komunikasi seksual harus selalu dijaga oleh pasangan.12

Dari berbagai uraian judul penelitian diatas berbeda dengan penelitian ini, yang fokus kajiannya tentang upaya mengharmoniskan hubungan rumah tangga suami-istri yang terutama pada hubungan seksual melalui praktek upaya pembesaran alat vital pria yang dianalisis melalui pendekatan maslahat mursalah.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui upaya pembesaran alat vital pria.

2. Untuk mengetahui tentang upaya pembesaran alat vital pria sebagai upaya mengharmoniskan rumah tangga dalam perspektif maslahah mursalah.

12 Rita Eka Chandrasari, “Hubungan Antara Kualitas Komunikasi Seksual Dengan Kepuasan


(18)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Kedua manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan sehingga berkembang menjadi lebih luas.

b. Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi bagi mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya khususnya mahasiswa Prodi Hukum Keluarga Islam dalam hal pengharmonisan rumah tangga melalui upaya pembesaran alat vital pria.

2. Manfaat praktis

a. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi para pembaca dan bagi penulis sendiri, bahwa pembesaran alat vital pria yang baik dan sesuai prosedur akan meningkatkan kualitas rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rahmat.

b. Di samping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi yang membutuhkan, terutama bagi yang sedang melakukan penelitian yang berkaitan kepuasan pernikahan suami istri.


(19)

Definisi operasional adalah memuat penjelasan tentang pengertian dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Guna mempermudah dalam memahami maksud dari penelitian ini, maka berikut ini akan dipaparkan beberapa definisi tersebut guna menemukan maksud dari penelitian ini: 1. Pembesaran alat vital pria : suatu tindakan atau upaya untuk

merubah ukuran alat kelamin pria, baik dari segi diameter maupun panjang.

2. Keharmonisan rumah tangga : keluarga yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat dalam beribadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu pengetahuan dan memanfaatkan dengan hal yang positif dan mampu memenuhi dasar keluarga.13

3. Maslahah mursalah : kemaslahatan yang keberadaanya tidak didukung syarak dan tidak pula dibatalkan atau ditolak syarak melalui dalil yang rinci, tetapi didukung oleh sekumpulan makna nas (ayat atau hadis).


(20)

Dari definisi-definisi di atas dapat diambil makna secara keseluruhan bahwa penelitian ini merupakan upaya pemecahan masalah yang dilakukan oleh penulis secara mendalam dan menyeluruh.

H. Metode Penelitian

Jenis penelitain ini adalah kualitatif, yaitu penelitian yang lebih menekankan analisisnya serta pada analisis terdapat dinamika hubungan antarfenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.14 Jenis

penelitiannya adalah menggunakan penelitian kepustakaan (library research).

Oleh karena itu, agar penulisan penelitian ini dapat tersusun dengan baik dan benar, maka penulis memandang perlu untuk mengemukakan metode penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Data yang dikumpulkan

Data-data yang dibutuhkan penulis untuk menunjang penelitian ini antara lain:

a. Data mengenai upaya pembesaran alat vital pria baik secara tradisional maupun secara medis.

b. Data mengenai keharmonisan keluarga.

c. Data tentang maslahat mursalah dan ujah dalam mengeluarkan dan menetapkan hukum, sebagai pisau analisis dalam penelitian ini.


(21)

2. Sumber data

Yang dimaksud sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh.15

1) Sumber primer

Sumber data primer adalah data yang bersifat utama dan penting atau dasar (primary data atau basic data) yang akan memungkinkan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan berkaitan langsung dengan pembahasan penelitian ini, diantaranya:

a. pria sejati, dalam artikelnya yang berjudul Program Khusus Memperbesar Penis Dan Meningkatkan Seksualitas A nda Serta Menjadikan A nda Pria Multi Orgasme, 100% A lamiah.

b. Fatwa Islamiyah No.101567, tentangHukum Pakai Obat Kuat Dan Pembesar Penis.

c. Fatawa Syabakah Islamiyah No 63096, tentang Hukum Menggunakan Obat Untuk Memperbesar Penis.

2) Sumber sekunder

Sumber data sekunder ialah sumber data yang diambil dan diperoleh dari bahan pustaka yang relevan (terkait) dengan masalah yang diteliti. sebagai pendukung guna melengkapi data yang penulis peroleh dari data primer. Dalam penelitian ini data ditelusuri melalui buku dan karya tulis yang membahas tentang upaya pembesaran alat vital pria, keharmonisan keluarga serta tentang maslahah mursalah.

15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka


(22)

3. Teknik pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang dipakai pada penelitian ini adalah metode dokumenasi yaitu dengan mencari data dari beberapa buku yang berkaitan dengan tema yang akan diteliti. Adapun sumber yang berkaitan adalah buku buku yang memuat permasalahan pembesaran alat vital pria, termasuk pula undang undang atau peraturan yang terkait, dan buku buku tentang maslahat mursalah. Metode dokumentasi diharapkan mampu mendukung pengumpulan data yang akan dibahas dalam penelitian ini. 4. Teknik pengolahan data

Setelah data-data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Adapun teknik pengolahan data menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing

Yaitu, pemeriksaan kembali semua data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara data yang ada dan relevansi penelitian.16

b. Organizing

Yaitu, menyusun kembali data-data yang telah didapat dalam penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis.17

c. Penemuan hasil

16Sugiyono,Metodologi Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung : Alfa Beta, 2008), 243. 17Ibid., 245.


(23)

Pada tahapan ini penulis menganalisis data-data yang telah diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari rumusan masalah.18 Ini merupakan tahapan terakhir dari

proses pengolahan data. 5. Teknik analisis data

Analisis data merupakan proses pengaturan urutan data, mengorganisir kedalam pola, kategori, dan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang digunakan untuk menganalisis data.19 Untuk menganalisis data yang terkumpul,

penyusun menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh berupa kumpulan karya tulis, komentar orang atau perilaku yang diamati serta didokumentasikan melalui proses pencatatan akan diperluas dan disusun dalam teks. Cara berfikir yang dipakai dalam penelitian ini adalah instrument berfikir induktif dan deduktif.20 Selain itu, data yang

terkumpul tersebut juga akan dianalisis menggunakan pendekatan maslahah, serta uji data tersebut menggunakan lima unsur pokok al-maqās}id al-shari>´ah yang harus dipelihara yaitu: agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Untuk memudahkan proses analisis yang berurutan dan interaksionis, maka analisis data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: dimulai dari pengumpulan data. Setelah data selesai dikumpulkan,

18Ibid., 246.

19Lexy Moloeng,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2002), 112. 20Syaifuddin Azwar,Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), 40.


(24)

kemudian dilakukan penyusunan data dengan cara menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisir sehingga data terpilah pilah untuk selanjutnya dilakukan analisis. Tahap berikutnya, data tersebut diinterprestasikan, lalu diambil kesimpulan.21

I. Sistematika Pembahasan

Agar pembahasan dalam penelitian ini mempunyai alur pikiran yang jelas dan terfokus pada pokok permasalahan, maka penulis menyusun sistematika dalam lima bab dari judul ini, meliputi :

Bab Pertama: pendahuluan yang berisi tentang gambaran umum yang memuat pola dasar penulisan skripsi ini yaitu latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan metode penelitian yang meliputi: data yang dikumpulkan, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data dan sistematika pembahasan.

Bab Kedua: membahas tentang hak dan kewajiban suami istri, yang meliputi pengertian hak dan kewajiban, nafkah, mahar dan kepuasan berhubungan seksual melalui upaya pembesaran alat vital pria.

Bab Ketiga: membahas tentang pembesaran alat vital pria yang meliputi pengertian pembesaran alat vital pria, cara-cara memperbesar alat


(25)

vital pria, dasar hukum pembesaran alat vital pria, dan dampak dari pembesaran alat vital pria.

Bab Keempat: mambahas tentang analisis pembesaran alat vital pria guna mengharmoniskan rumah tangga dalam perspektif maslahat mursalah.

Bab Kelima: membahas tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.


(26)

18 BAB II

DISKURSUS TENTANG MASLAHA#T MURSALAH

A. Pengertian Maslahat Mursalah

Kata “mas}lah}}ah” merupakan bentuk mas}dar dari kata kerja s}alah}a dan yas}luh}u yang secara etimologis berarti manfaat, faedah, bagus, baik, patut, layak, sesuai. Dari sudut pandang ilmu s}araf (morfologi), kata “mas}lah}ah” satu pola dan semakna dengan katamanfa´ah. Kedua kata ini (mas}lah}ahdanmanfa´ah) telah diubah ke dalam bahasa Indonesia menjadi ‘maslahat’ dan ‘manfaat’.1

Dari segi bahasa, kata al-mas}lah}ahadalah seperti lafal al-manfa´ah, baik artinya maupun wazannya (timbangan kata), yaitu kalimat masdar yang sama artinya dengan kalimat al-s}alah} seperti halnya lafal al-manfa´ah sama artinya dengan al-naf´u. Bisa juga dikatakan bahwa al-mas}lah}ah itu merupakan bentuk tunggal dari kata al-mas}a>lih}. Sedangkan arti dari manfa´ah sebagaimana yang dimaksudkan oleh pembuat hukum syarak yaitu sifat menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan hartanya untuk mencapai ketertiban nyata antara Pencipta dan

makhluk-1


(27)

Nya. Ada pula ulama yang mendefinisikan kata manfa´ah sebagai kenikmatan atau sesuatu yang akan mengantarkan kepada kenikmatan.2

Rachmat Syafe’i dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Us}u>l Fiqh” menjelaskan arti maslahah mursalah secara lebih luas, yaitu suatu kemaslahatan yang tidak mempunyai dasar dalil, tetapi juga tidak ada pembatalnya. Jika terdapat suatu kejadian yang tidak ada ketentuan syariat dan tidak ada ilat yang keluar dari syarak yang menentukan kejelasan hukum kejadian tersebut, kemudian ditemukan sesuatu yang sesuai dengan hukum syarak, yakni suatu ketentuan yang berdasarkan pemeliharaan kemudaratan atau untuk menyatakan suatu manfaat maka kejadian tersebut dinamakan maslahah mursalah. Tujuan utama maslahat mursalah adalah kemaslahatan, yakni memelihara dari kemudaratan dan menjaga kemanfaatannya.3

Menurut ahli usul fikih, maslahat mursalah ialah kemaslahatan yang telah disyariatkan oleh sha>ri´ dalam wujud hukum, di dalam rangka menciptakan kemaslahatan, di samping tidak terdapatnya dalil yang membenarkan atau menyalahkan. Karenanya, maslahat mursalah itu disebut mutlak lantaran tidak terdapat dalil yang menyatakan benar dan salah.4

2

Rachmat Syafe’i,Ilmu Ushul Fiqh,(Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), 117.

3Ibid.

4


(28)

Berdasarkan pada pengertian tersebut, pembentukan hukum berdasarkan kemaslahatan ini semata-mata dimaksudkan untuk mencari kemaslahatan manusia. Artinya, dalam rangka mencari sesuatu yang menguntungkan, dan juga menghindari kemudharatan manusia yang bersifat sangat luas. Maslahat itu merupakan sesuatu yang berkembang berdasar perkembangan yang selalu ada disetiap lingkungan. Mengenai pembentukan hukum ini, terkadang tampak menguntungkan pada suatu saat, akan tetapi pada suatu saat yang lain justru mendatangkan mudarat. Begitu pula pada suatu lingkungan terkadang menguntungkan pada lingkungan tertentu, tetapi mudarat pada lingkungan lain.5#

Adapun dalil tentang kehujahan maslahat mursalah adalah sebagai berikut:6

1.

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (Q.S. Al-Anbiya’: 107)

2.

ﺎﯾ

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman (Q.S. Yunus: 57)

5

Miftahul Arifin,Ushul fiqh Kaidah-Kaidah Penerapan Hukum Islam, (Surabaya: Citra Media, 1997), 143.


(29)

3. Sesungguhnya permasalahan tentang perbaikan manusia selalu muncul dan tidak pernah berhenti. Jika seandainya tidak menggunakan maslahat mursalah maka tidak dapat mengatur permasalahan-permasalahan yang baru yang timbul untuk memperbaiki manusia.

4. Sesungguhnya sudah banyak orang yang menggunakan maslahat mursalah, yakni dari para Sahabat, para Tabi’in dan para mujtahid. Mereka menggunakan maslahat mursalah untuk kebenaran yang dibutuhkan.

Mengenai berbagai persyaratan untuk membuat dalil maslahat mursalah yang akan diterapkan untuk menggali suatu hukum, ialah: 1. Hendaknya maslahat mursalah digunakan pada suatu obyek kebenaran

yang nyata, tidak kepada obyek yang kebenarannya hanya dalam dugaan. 2. Hendaknya maslahat mursalah digunakan pada obyek yang bersifat

universal bukan pada obyek yang bersifat individual/khusus.

3. Hendaknya tidak bertentangan dengan hukum syarak yang sudah ditetapkan oleh nas atau ijmak.7

Pendapat lain, dikemukakan oleh Imam Maliki sebagaimana yang tertuang dalam kitab karangan Abu Zahrah yang berjudul “Us}ul

7

Said Agil Husin Al-Munawar,Membangun Metodologi Ushul fiqh,(Jakarta: PT. Ciputat Press, 2014), 14.


(30)

Fiqh” menjelaskan bahwa syarat-syarat maslahat mursalah bisa dijadikan dasar hukum ialah :

1. Kecocokan/kelayakan diantara kebaikan yang digunakan secara pasti menurut keadaannya dan antara tujuan-tujuan orang-orang yang menggunakan maslahat mursalah. Sementara maslahat mursalah sendiri tidak meniadakan dari dalil-dalil pokok yang telah ditetapkan dan tidak pula bertentangan dengan dalil-dalilqat}’i> yyah.

2. Hendaknya maslahat mursalah dapat diterima secara rasional didalam keadaannya terhadap permasalahan yang ada. Artinya terhadap permasalahan yang sesuai secara akal.

3. Hendaknya menggunakan maslahat mursalah itu tidak menghilangkan yang sudah ada, dan sekiranya apabila tidak menggunakan teori itu secara rasional, maka manusia akan mengalami kesempitan dalam berpikir. Allah Swt. dalam firmannya

Allah Swt. tidak menjadikan agama bagi kalian secara sempit (Qs. Al-Hajj: 78)8

Terkait beberapa golongan yang tidak mau menggunakan maslahat mursalah sebagai landasan dan pijakan dalam menetapkan hukum, Alasannya sebagaimana berikut :


(31)

a. Sesungguhnya syariat Islam sudah cukup mengatur setiap permasalahan manusia dengan petunjuk yang dihasilkan dariqiya>s. b. Sesungguhnya hukum syarak sudah dapat menetapkan kepastian akan

sebuah kebenaran.

c. Sesungguhnya maslahat mursalah tidak dapat mendatangkan dalil yang khusus, yang dalam keadaannya maslahat mursalah itu hanya semacam kesenangan yang sesuai dengan keinginan.

d. Penggunaan maslahat mursalah tersebut merupakan tindakan yang tidak berpedoman pada nas, sehingga akan mendatangkan atau mengakibatkan kedzaliman pada manusia, sebagaimana yang dijalankan penguasa-penguasa yang zalim.

e. Apabila maslahat mursalah diambil dengan alasan apa adanya, pasti akan membawa perbedaan baik perbedaan suku, daerah atau dalam perkara yang sama. Hal ini tentu akan menciptakan dualisme solusi hukum yang berlawanan. Satu daerah memandang satu perkara diharamkan sementara daerah lain memandang boleh karena ada manfaatnya. Ini jelas tidak sesuai dengan jiwa-jiwa hukum syarak yang bersifat abadi dan diperuntukkan bagi semua manusia.9

B. Jenis-Jenis Maslahat Mursalah

9 A. Faishal Haq, Ushul fiqh Kaidah-Kaidah Penerapan Hukum Islam,(Surabaya: Citra Media,


(32)

Menurut teori usul fikih, jika ditinjau dari segi ada atau tidaknya dalil yang mendukung terhadap suatu kemaslahatan, maslahat terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. al-Mas}lah}ah al-Mu´tabarah

al-mas}lah}ah al-mu´tabarah yakni al-mas}lah}ah yang diakui secara eksplisit oleh syarak dan ditunjukkan oleh dalil (nas) yang spesifik. Disepakati oleh para ulama, bahwa maslahah jenis ini merupakan hujah shar´iyyah yang valid dan otentik. Manifestasi organik dari jenisal-mas}lah}ahini ialah aplikasiqiya>s.

Sebagai contoh, di dalam QS. Albaqarah [2]: 222 Allah Swt. berfirman:                                                         

Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka Telah suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Albaqarah : 222).10

Dari ayat tersebut terdapat norma bahwa isteri yang sedang menstruasi (haid) tidak boleh (haram) disetubuhi oleh suaminya karena faktor adanya bahaya penyakit yang ditimbulkan.

10


(33)

2. al-Mas}lah}ah al-Mulgha>h

al-mas}lah}ah al-mulgha>h merupakan al-mas}lah}ah yang tidak diakui oleh syarak, bahkan ditolak dan dianggap batil oleh syarak. Sebagaimana halnya porsi hak kewarisan laki-laki harus sama besar dan setara dengan porsi hak kewarisan perempuan, dengan mengacu kepada dasar pikiran semangat kesetaraan gender. Dasar pemikiran yang demikian memang mengandung maslahat, tetapi tidak sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah Swt., sehingga maslahat yang seperti inilah yang disebut denganal-mas}lah}ah al-mulgha>h.

3. al-Mas}lah}ah al-Mursalah

al-mas}lah}ah al-mursalah yaitu al-mas}lah}ah yang tidak diakui secara eksplisit oleh syara’ dan tidak pula ditolak dan dianggap batil oleh syarak, akan tetapi masih sejalan secara substantif dengan kaidah-kaidah hukum yang universal. Sebagaimana contoh, kebijakan hukum perpajakan yang ditetapkan oleh pemerintah.11

Kebijakan pemerintah tersebut mengenai perpajakan tidak diakui secara eksplisit oleh syara’ dan tidak pula ditolak dan dianggap palsu oleh syarak.12

Dilihat dari segi kekuatannya sebagai hujah (tendensi) dalam menetapkan hukum, maslah}at terbagi menjadi tiga macam :13

11

Muhammad bin Husain bin Hasan Al-Jizani,Mu‘a>lim Us}u>l A l-Fiqh,(Riya>d}: Dar Ibnu Al-Jauzi, 1996), 243.

12Asmawi,Perbandingan Ushul…, 129.


(34)

1. al-Mas}lah}ahal-D}aru>riyat

al-mas}lah}ah al-daru>riyat merupakan kemaslahatan yang menduduki kebutuhan primer. Kemaslahatan ini erat kaitannya dengan terpeliharanya unsur agama maupun dunia. Keberadaan

al-mas}lah}ah al-daru>riyat ini bersifat penting dan merupakan suatu keharusan yang menuntut setiap manusia terlibat didalamnya dan merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia.

2. al-Mas}lah}ah al-H{a>>jiyat

al-mas}lah}ah al-ha>>jiyat adalah kemaslahatan yang menduduki pada taraf kebutuhan sekunder. Artinya suatu kebutuhan yang diperlukan oleh manusia agar terlepas dari kesusahan yang akan menimpa mereka. al-mas}lah}ah al-ha>>jiyat

jika seandainya tidak terpenuhi maka tidak sampai mengganggu kelayakan, substansi serta tata sistem kehidupan manusia, namun dapat menimbulkan kesulitan dan kesengsaraan bagi manusia dalam menjalani kehidupannya.14

Contoh sederhana dari al-mas}lah}ah al-h}a>jiyat yaitu Allah Swt. telah memberikan keringanan-keringanan dalam beribadah dikhususkan terhadap mereka yang melakukan perjalanan jauh sehingga mereka mengalami kesulitan apabila melakukan

14


(35)

ibadah secara normal, dalam hal ini menjamak serta mengqashar salat lima waktu.

3. al-Mas}lah}ah al-Tah}{siniyat

al-mas}lah}ah al-tah}{siniyat adalah kemaslahatan yang menempati pada posisi kebutuhan tersier yang dengan memenuhinya dapat menjadikan kehidupan manusia terhindar dan bebas dari keadaan yang tidak terpuji. Dengan memenuhi mas{lah{at ini, seseorang dapat menempati posisi yang unggul. Ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi mas{lah{at ini tidak mengakibatkan rusaknya tatanan kehidupan dan hubungan antar sesama manusia serta tidak menyebabkan kesulitan yang berarti untuk kehidupan manusia.

C. Status Hukum Maslahat Mursalah

Menurut ulama usul, sebagian ulama menggunakan istilah

al-mas}}lah}}ah al-mursalah itu dengan kata al-muna>>sib al-mursal. Ada pula yang menggunakan al-istis}la>h}dan ada pula yang menggunakan istilah al-istidla>l al-mursal. Istilah-istilah tersebut walaupun tampak berbeda namun memiliki satu tujuan, masing-masing mempunyai tinjauan yang berbeda-beda. Setiap hukum yang didirikan atas dasar maslahat dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu:


(36)

Misalnya pembuatan akta nikah sebagai pelengkap administrasi akad nikah di masa sekarang. Akta nikah tersebut memiliki kemaslahatan. Akan tetapi, kemaslahatan tersebut tidak didasarkan pada dalil yang menunjukkan pentingnya pembuatan akta nikah tersebut. Kemaslahatan ditinjau dari sisi ini disebut al-mas}}lah}}ah al-mursalah.

2. Melihat sifat yang sesuai dengan tujuan syarak (al-was}f al-muna>>sib) yang mengharuskan adanya suatu ketentuan hukum agar tercipta suatu kemaslahatan. Misalnya surat akta nikah tersebut mengandung sifat yang sesuai dengan tujuan syarak, antara lain untuk menjaga status keturunan. Akan tetapi sifat kesesuaian ini tidak ditunjukkan oleh dalil khusus. Inilah yang dinamakan al-muna>sib al-mursal.

3. Melihai proses penetapan hukum terhadap suatu mas}lah}at yang ditunjukkan oleh dalil khusus. Dalam hal ini adalah penetapan suatu kasus bahwa hal itu diakui sah oleh salah satu bagian tujuan syara’. Proses seperti ini dinamakanistis}la>h(menggali dan menetapkan suatu mas}lah}at).15

Apabila hukum itu ditinjau dari segi yang pertama, maka dipakai istilah a l -mas}}lah}}ah al-mursalah. Istilah ini yang paling terkenal. Bila ditinjau dari segi yang kedua, dipakai istilah al-muna>>sib al-mursal.

15


(37)

Istilah tersebut digunakan oleh Ibnu Hajib dan Baidawi. Untuk segi yang ketiga dipakai istilah al-istis}la>h yang dipakai oleh Imam Ghazali dalam kitab al-Mustashfa atau dipakai istilah al-istidla>l al-mursal, seperti yang dipakai oleh al-Shatibi dalam kitab al-Muwa>faqat.16

Jika melihat permasalahan umat yang semakin kompleks, teori maslahat mursalah bisa dijadikan untuk menetapkan hujah dari istinbat hukum karena pada dasarnya Allah Swt. telah menciptakan segala hal di dunia ini tidak sia-sia sehingga tidak ada manfaat yang tidak bisa diperoleh darinya, sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS. Ali Imra>n : 191,                                    

Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.17

D. Pendapat Ulama Terkait Maslahat Mursalah dan Kaidah Fikih

Terdapat perbedaan pandangan di antara beberapa ulama ahli usul fikih terkait mas}lah}at mursalah. Akan tetap pada hakikatnya adalah satu, yaitu setiap manfaat yang didalamnya terdapat tujuan syarak secara umum, namun tidak terdapat dalil yang secara khusus menerima atau

16

Abi Isha>q Al-Shatibi,A l-Muwafaqat(Kairo:Dar al-Hadis, 2006) , 39.


(38)

menolaknya. Berikut adalah beberapa ulama yang berpendapat dalam menanggapi hakikat dan pengertian maslah}at mursalah :

1. Abu Nur Zuhair dalam pendapatnya mengatakan bahwa maslah}at mursalah adalah suatu sifat yang sesuai dengan hukum, tetapi belum tentu diakui atau tidaknya oleh syarak.

2. Abu Zahrah mendefinisikan maslah}at mursalah sebagai suatu maslahat yang sesuai dengan maksud-maksud pembuat hukum (Allah Swt.) secara umum, tetapi tidak ada dasar yang secara khusus menjadi bukti diakui atau tidaknya.

3. Al-Ghazali menyatakan bahwa setiap maslahat yang kembali kepada pemeliharaan maksud syara’#k yang diketahui dari Alquran, sunah dan ijmak, tetapi tidak dipandang dari ketiga dasar tersebut secara khusus dan tidak juga melalui metode qiya>s, maka dipakailah maslahat mursalah. Dari pernyataan Imam Al-Ghazali tersebut dapat disimpulkan bahwa maslahat mursalah (istis}la>h}) menurut pandangannya ialah suatu metode Istidla>l (mencari dalil) dari nas syarak yang tidak merupakan dalil tambahan terhadap nas syarak, tetapi ia tidak keluar dari nas syarak. Menurut pandangannya, mas}lah}at mursalah merupakan hujahqat}´iyyat selama mengandung arti pemeliharaan maksud syarak, walaupun dalam penerapannya z}anni. Sehingga Al-Ghazali menegaskan kembali bahwa jika mas}lah}}ah al-mursalah ditafsirkan untuk pemeliharaan maksud syarak maka tidak


(39)

ada jalan bagi siapapun untuk berselisih dalam mengikutinya, bahkan wajib meyakini bahwa maslahat seperti itu adalah hujah agama.

4. Al-Shatibi, salah seorang ulama mazhab Maliki mengatakan, maslah}at mursalah merupakan setiap prinsip syarak yang tidak disertai bukti nas khusus, namun sesuai dengan tindakan syarak serta maknanya diambil dari dalil-dalil syarak. Prinsip yang dimaksud tersebut adalah sah sebagai dasar hukum dan dapat dijadikan rujukan sepanjang ia telah menjadi prinsip dan digunakan syarak yang qat}´i>. Adapun kesimpulan dari pendapat Imam al-Shatibi terkait mas}lah}at mursalah, yaitu :

a. Maslah}at mursalah adalah suatu maslahat yang tidak ada nas tertentu, tetapi sesuai dengan tindakan syarak.

b. Kesesuaian maslahah dengan syarak tidak diketahui dari satu dalil dan tidak dari nas yang khusus, melainkan dari beberapa dalil dan nas secara keseluruhan yang menghasilkan hukum qat}´i>

walaupun secara bagian-bagiannya tidak menunjukkanqat}´i>.18

5. Imam Malik menganggap ada i´tibarterhadap maslahat mursalah,dan ia banyak menentukan hukum berdasarkan maslahat mursalah secara mutlak.19

18 Restu “Maslahah Mursalah dalam Kedudukannya sebagai Sumber Hukum Islam” dalam http://m.forum.liputan6.com//maslahah-mursalah-dan-kedudukannya-dalam-sumber-hukum-islam173498 diakses pada 15 Juli 2016.

19Abu Ishaq Ibrahim bin Musa bin Muhammad Al-Lakhmi Al-Shatibi,A l-I´tis}am, (Shalahuddin


(40)

Perselisihan pendapat tentang kehujahan maslahat mursalah yang dijadikan sumber hukum oleh kalangan para ulama memicu perhatian para ulama ahli ushul fiqh untuk mengkaji teori fiqh tersebut lebih lanjut. Beberapa pendapat para ulama yang dianggap paling kuat adalah sebagai berikut :

1. Al-Qa>d}i> dan beberapa ahli fikih lainnya menolak kehujahan maslahat mursalah menjadi sumber hukum Islam dan menganggap sebagai sesuatu yang tidak ada dasarnya.

2. Imam Malik menganggapnya ada dan memakainya menjadi sumber hukum Islam secara mutlak.

3. Imam Syafi´i dan para pembesar mazhab Hanafi memakai maslahat mursalah dalam permasalahan yang tidak dijumpai dasar hukumnya yang sahih. Namun mereka mensyaratkan dasar hukum yang mendekati hukum yang sahih. Hal ini senada dengan pendapat Al- Juwaini.

4. Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa bila munasib (pertalian) berada ada tingkat membaikkan dan memerindah, maka ia tidak di anggap sampai ada penguat dari dasar pokok tertentu.20

Selain istilah usul fikih, istilah lain yang harus dipahami adalah istilah al-qawa>´id al-fiqhi>yah. Istilah al-qawa>´id al-fiqhi>yah dipahami


(41)

sebagai hukum-hukum yang bersifat menyeluruh (kulli) yang dijadikan jalan untuk tercipta darinya hukum-hukumjuz´i.21

Hal senada juga di sampaikan oleh ‘Ali bin Muhammad al-Jurjani yang menyatakan bahwa kaidah adalah hukum- hukum yang bersifat umum yang meliputi semua bagian-bagian kecil yang lebih terperinci (al-juz´iya>t).22 Dalam dua perspektif ini dapat dipahami

bahwa kaidah fikih merupakan sebuah kaidah besar yang mampu menghasilkan hukum-hukum fikih dalam beragam bentuk.

Ilmu al-qawa>´id al-fiqhi>yah dipahami sebagai sebuah ilmu pengetahuan tentang kumpulan dari kaidah-kaidah hukum syarak yang dikembalikan pada sebuah istilah umum yang diketahui oleh sebagian besar kalangan. Kaidah al-kulliyah al-fiqhi>yah adalah kaidah umum yang meliputi seluruh cabang masalah-masalah fikih yang menjadi pedoman dalam menetapkan hukum pada setiap peristiwa fikih, baik yang ditunjuk oleh nas yang jelas maupun yang belum ada hukumnya.23

Kaidah al-kulliyah al-fiqhi>yah ini tidak lain adalah prinsip-prinsip umum yang harus menampung kebanyakan dari bagian-bagian (juz’i>yah) yang terperinci. Oleh karena itu, walaupun kaidah ini

21

Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi, “Pengantar Ilmu Kaidah Fikih”,Majalah A l-Furqan Gresik,No. 161, (2015), 1.

22

‘Ali bin Muh}ammad Al-Jurjani,Kitab al-Ta´ri>fa>t, (Beirut: Maktabah Libanon, 1958), 177. 23Ach. Fajruddin Fatwa,Usul Fiqh Dan Kaidah Fiqhiyah, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013), 146.


(42)

berjumlah 5 (lima), tetapi dapat dijadikan alat untuk memecahkan masalah-masalah yang sangat banyak, terutama masalah yang kontemporer. Imam ‘Izzuddin bin Abd. Al-Salam mengatakan bahwa seluruh masalah fiqh hanya dikembalikan kepada “dar’u al-mafa>sid” (menolak segala yang merusak) dan “jalb al-mas}a>lih}” (mendatangkan kemaslahatan). Bahkan, ada yang mengembalikan masalah-masalah fikih itu hanya kepada kaidah “jalb al-mas}a>lih}” (mendatangkan segala kemaslahatan), yang di dalamnya sudah terkandung “dar’u al-mafa>sid’

(menolak segala kerusakan).24

Abu Sa’id mengatakan, bahwa mazhab Syafi´i mengembalikan seluruh ajaran Syafi´i ke dalam 5 (lima) kaidah :

1. Seluruh urusan bergantung tujuannya

2. Keyakinan tidak dapat dihilangkan dengan keragu-raguan 3. Kesulitan dapat mendatangkan kemudahan

4. Seluruh bahaya harus dihilangkan/disingkirkan

5. Adat kebiasaan dapat dijadikan pertimbangan hukum

Jumhur ulama, ulama Syafi´i dan ulama Mutakallimin yang juga diikuti oleh ulama al-Dhahir kecuali Ibnu Hazm, berpendapat bahwa dalam meniadakan hukum juga diharuskan adanya dalil. Mereka mengatakan bahwa dalam meniadakan suatu hukum itu sama dengan menetapkan suatu hukum, yakni harus ada dalil.

24


(43)

Toha Andiko di dalam bukunya yang berjudul “Fiqh Kontemporer” beliau mengatakan bahwa dalil tidaklah berfungsi menetepkan hukum, tetapi dalil hanyalah berfungsi sebagai penunjuk atau tanda adanya hukum. Oleh sebab itu dalil kedudukannya hanya sebagai petunjuk untuk mengetahui suatu hukum terhadap suatu masalah.25

Dalam menetapkan hukum, para ulama tidak jarang menyandarkan ketetapan argumentasi hukumnya pada kaidah-kaidah hukum atau lebih dikenal sebagai kaidah fikih. Berikut adalah kaidah tambahan yang oleh para ulama fikih juga dibuat sandaran argumentasi hukum, yaitu:

1. Y alzamu h{ura>‘a>hu lishartin biqadril imka>ni. Artinya hukum bersifat fleksibel manakala digantungkan dengan syarat yang disepakati.

2. A l-ta‘li>qu ‘ala> ka>inin tanji>zinn. Artinya, suatu perkara yang digantungkan terhadap keadaan, atau mensyaratkan suatu perkara dengan keadaan, maka gantungan atau syarat itu dianggap telah dapat berlaku sebagai ketentuan hukum.26

3. A l-h{ukmu yadu>ru bi ‘illatihi wuju>da>n wa ‘adama>n. Artinya hukum itu menyesuaikan ada tidaknya suatu alasan.

25

Toha Andiko,Fiqh Kontemporer, (Bogor: IPB Press, 2013), 20.


(44)

4. Taghayyuru al-h{ukmi bi taghayyuril azminah wal amkinah.

Artinya hukum bisa berubah mengikuti perubahan zaman dan waktu.

E. Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dalam Hal Kepuasan Seksual Melalui Pembesaran Alat Vital Pria

Dalil pokok dalam masalah ini adalah firman Allah dalam surah Albaqaraoh Ayat 228:

Sang istri memiliki hak (yang harus dipenuhi suami) sebagaimana kewajiban yg dia yang harus dia penuhi untuk suaminya, dengan baik (dalam batas wajar). (Q.S. Albaqarah: 228).27

Sebagaimana suami menginginkan kepuasan ketika melakukan hubungan badan dengan istrinya, demikian pula istri. Dia memiliki hak untuk mendapatkan kepuasan yang sama sebagaimana suaminya. Oleh karena itu, masing-masing memiliki hak dan kewajiban yang seimbang. Batasannya adalahbi al-ma´ruf (dalam batas wajar). Dan batasan ini dikembalikan menurut anggapan umumnya masyarakat.

Sikap sebagian pasangan yang hanya mementingkan diri sendiri, baik dalam pergaulan pada umumnya maupun ketika di atas ranjang,


(45)

termasuk bentuk pelanggaran hak sesama. Itu artinya, sikap semacam ini termasuk pelanggaran terhadap perintah sebagaimana pada ayat di atas.28

Ibnul Qayyim mengatakan, “Wajib bagi suami untuk melakukan hubungan dengan istrinya dalam batas “bi al-ma´ruf (dalam batas wajar), sebagaimana dia diwajibkan untuk memberi nafkah, memberi pakaian, dan bergaul dengan istrinya dalam batas sewajarnya. Inilah inti dari pergaulan dan tujuan kehidupan rumah tangga. Allah memerintahkan para suami agar bergaul dengan mereka dalam batas wajar. Dan hubungan badan jelas termasuk dalam hal ini. Mereka mengatakan, ‘Suami harus memuaskan istrinya dalam hubungan badan, jika memungkinkan, sebagaimana dia wajib memuaskannya dalam memberi makan.29

Jika dalam kondisi tertentu, baik karena sakit atau faktor lainnya, kemudian salah satu pihak tidak mendapatkan haknya atau merasa dikurangi haknya, maka penyelesaian dalam masalah ini dikembalikan kepada kerelaan masing-masing.30

Sebagaimana sang suami bisa jadi akan tertarik dengan wanita lain, karena tidak mendapatkan kepuasan yang wajar dari istrinya, demikian pula sebaliknya, bisa jadi sang istri tertarik dengan lelaki lain ketika dia tidak mendapatkan kepuasan yang wajar dari suaminya. Untuk

28 Nur Zulaikah, “Keharmonisan Hubungan Antara Kepuasan Seksual Dengan Kepuasan

Pernikahan” (Skripsi—Universitas Muhamadiyah Surakarta, Surakarta, 2008), 4-6.

29 Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Raudhatul Muhibbin W a Nuzhatul Musytaqin, (Jakarta:

Qisthi Press, 2011), 217.

30M. Kanedi Sutyarso,Disfungsi Seksual W anita Dan Kemungkinan Dampaknya Pada Kinerja


(46)

menghindari hal ini, Islam mengajarkan agar masing-masing berupaya memperbaiki diri, sehingga bisa memberikan yang terbaik bagi pasangannya.

Keintiman dan kepuasan seksual merupakan salah satu bagian penting dari sebuah hubungan atau pernikahan. Karena melalui hubungan seks, satu pasangan akan terhubung dengan satu sama lain pada tingkat yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Meskipun pernikahan adalah tidak semua tentang seks, ketidakpuasan seksual dapat menyebabkan masalah hubungan seperti perselingkuhan. Jika istri Anda tidak bahagia di kamar tidur, Anda perlu melakukan sesuatu dan memuaskan istri Anda secara seksual. Meningkatkan keterampilan Anda di kamar tidur atau mengetahui cara terbaik untuk memuaskan istrimu secara seksual tidak hanya akan membuat istri Anda senang tetapi juga akan menimbulkan keajaiban dalam hubungan Anda.31

Ketakutan dan kecemasan tentang ukuran penis mungkin juga timbul setelah istri menghina dan mengatakan hal yang menyakitkan kepada suaminya selama kegiatan seksual atau pun setelah melakukan hubungan seks. Hal ini dapat mengakibatkan rasa kurang percaya diri suami untuk melakukan hubungan seks lagi.

Kebanyakan wanita merasa sulit untuk mencapai orgasme saat bercinta sehingga seoranga istri tidak puas secara seksual. Akan tetapi,


(47)

hal ini tidak secara otomatis mengindikasikan bahwa suami atau pria tidak mampu atau mahir di kamar tidur. Ini merupakan tantangan bagi kaum pria untuk membuat wanita orgasme pada tingkat maksimal.32

Kabar baiknya adalah bahwa pria dapat belajar dan dapat mengakali hal-hal di kamar tidur untuk membawa wanita kepada tingkat orgasme ganda. Ada cara untuk memuaskan istri Anda secara seksual, dan untuk memunculkan gairah di kamar tidur dan memberikan istri Anda kepuasan yang belum pernah didapat sebelumnya.33

Dalam meningkatkan kepuasan seksual salah satu langkah yang ditempuh seorang suami adalah memperbesar alat vitalnya. Dengan langkah ini diharapkan suam-istri memperoleh kenikmatan di dalam berhubungan seksual. Namun pada hakikatnya kepuasan seks bisa diperoleh dari berbagai cara. Akan tetapi dengan adanya ukuran penis yang lebih besar akan memberikan kepuasan yang lebih bila digunakan secaratepat.34

32Matrama Group,Seks dalam Islam Seks Islami,(Banten: Matrama Group, 2015) 33Foredipria.com“Cara Bersetubuh Agar Tahan Lama Diranjang” , dalam

http://foredipria.com/cara bersetubuh-agar-tahan-lama/ diakses pada 15 juli 2016. 34

Dedi Efendi“Hukum Memperbesar Alat Vital”, dalam http:// seksislam.com/hukum-memperbesar-penis-kelamin-, diakses pada 15 Juli 2016.


(48)

Bab III

Pembesaran Alat Vital Pria

A. Pengertian Pembesaran Alat Vital Pria

Penis terutama dalam keadaan ereksi, adalah simbol maskulinitas. Dalam banyak budaya itu telah datang untuk melambangkan atribut seperti ’kebesaran, kekuatan, ketahanan, kemampuan, keberanian, kecerdasan, pengetahuan, dominasi atas laki-laki, kepemilikan perempuan; simbol cinta dan menjadi dicintai’. Ulasan direkomendasikan yang menggambarkan Sadhus India menggunakan bobot, laki-laki Dayak di Kalimantan menusuk kepala penis dan kemudian memasukkan item dalam lubang yang dihasilkan untuk merangsang pasangan, dan Topinama dari Brasil yang mendorong ular berbisa menggigit penis mereka untuk membuat itu memperbesar (selama 6 bulan).1

Beberapa konsep-konsep diatas sudah terjadi lebih dari ribuan tahun, dan ada bukti bahwa penghuni gua prasejarah dikaitkan nilai-nilai simbolik dari kekuatan dan kekuasaan untuk ukuran penis, serta orang-orang

1 Kevan R. Wylie dan Ian Eardley,Penile Size And The ‘Small Penis Syndrome” vol 99,BJU


(49)

kejantanan dan kesuburan, proses juga dianjurkan dalam Kama Sutra.2

Mengingat konteks historis itu mungkin tidak mengherankan jika saat ini banyak orang sangat mementingkan ukuran penis mereka. maskulinit as hegemonik didefinisikan oleh atribut seperti kekuatan fisik, heteroseksualitas dengan otoritas atas perempuan dan laki-laki lainnya, tidak menunjukkan emosi (seperti penyesalan dan ketidakpastian, yang mungkin menyarankan kerentanan), kemandirian ekonomi, dan kemampuan untuk menunjukkan ’penaklukan’ seksual. Sementara kebanyakan pria tidak mewujudkan semua sifat-sifat ini, masyarakat mendukung maskulinitas hegemonik dalam sebagian besar institusi.3

Hal ini mungkin menyatakan bahwa pria dengan penis yang lebih besar, panjang, memiliki citra tubuh yang lebih baik dan memiliki kecenderungan seksual yang lebih besar serta dapat memberikan kepuasan yang lebih terhadap pasangannya.4 Perempuan tidak harus percaya bahwa

penis yang lebih besar adalah ’lebih baik. Misalnya, hal itu menunjukkan bahwa 90% wanita lebih memilih penis lebar untuk satu panjang. Masalah daya tarik bagi perempuan adalah kompleks, tetapi sebagian besar data menunjukkan bahwa ukuran penis jauh lebih rendah ke bawah daftar prioritas

2Ibid.

3 Connell RW, Messerschmidt JW. Hegemonic Masculinity: Rethinking The Concept vol 19 no 6

(t.tp., Gender Soc, 2005), 1, 853–854.

4Winter H.C., @An Examination Of The Relationships Between Penis Size And Body Image, Genital

Image, And Perception Of Sexual Competency In The Male@(Disertation—New York University, New York, 1989), 1225.


(50)

bagi perempuan daripada isu-isu seperti kepribadian pria dan perawatan eksternal.5

Dilaporkan sendiri ukuran penis berkorelasi positif dengan tinggi dan negatif dengan tingkat lemak tubuh. Sekitar 85% wanita tidak puas dengan ukuran penis pasangan mereka, meskipun hanya 55% pria merasa puas, dengan 45% ingin menjadi lebih besar (dan 0,2% lebih kecil). Kebanyakan wanita yang melaporkan penis pasangan mereka kecil tidak puas. Pria melaporkan lebih besar dari rata-rata penis juga dinilai penampilan mereka yang paling menguntungkan. Sebaliknya; citra tubuh yang lebih umum laki-laki dipengaruhi perkiraan mereka ukuran penis.6 Selanjutnya, harga diri

dapat mempengaruhi perkiraan mereka ukuran penis. Temuan ini mirip dengan yang dilaporkan oleh Lee.7 Meskipun studi tersebut memiliki lebih

banyak orang yang melaporkan kecil daripada penis besar. Akhirnya, efek dari media dapat mempengaruhi laki-laki, yang memberikan penekanan yang lebih besar untuk sifat ini, bahwa perempuan mungkin ingin sesuatu yang

5 Eisenman R, Penis Size: Survey Of Female Perceptions Of Sexual Satisfaction vol 1: 1, BMC:

W omen’s Health, (Mey, 2001), 2.

6 Morrison TG et al. ”Correlates of genital perceptions among Canadian post -secondary students”

dalam http://www.ejhs.org/volume8/GenitalPerceptions.htm diakses pada 16 Juli 2016

7 Son H et al.,”Studies On Self-Esteem Of Penile Size In Young Korean Military Men”dalam


(51)

berbeda dari realitas, dan bahwa perempuan mungkin memiliki target pemasaran yang berbeda dengan laki-laki.8

B. Cara-cara Memperbesar Alat Vital Pria

Jika kita lihat di pinggir-pinggir jalan, koran, majalah dan internet, begitu banyak iklan yang menawarkan jasa untuk memperbesar alat vital pria, baik itu dengan menggunakan obat yang dikonsumsi ataupun dengan cara terapi fisik saja. Memang, bagi sebagian orang, ukuran kelamin bukanlah sebuah masalah. Akan tetapi bagi sebagian yang lain, itu bisa menjadi masalah, apalagi jika memang alat vitalnya lebih kecil dari ukuran normal pada umumnya. Karena setiap suami dituntut untuk memberikan pergaulan terbaik bagi istrinya dan memenuhi kebutuhan istri dalam berhubungan.

Ada beberapa metode pembesaran penis yang menyediakan berbagai tingkat keberhasilan. Berikut adalah penjelasan singkat dari masing-masing metode tersebut:9

1. Metode fisik

Untuk meningkatkan ukuran alat vital pria, pembesaran penis alami hanya menggunakan beberapa latihan setiap harinya. Alat vital pria

8 Frederick DA et al., “Do Representations Of Male Masculinity Differ In Men’s And Women’s

Magazines?” vol 2,Int J Res, 1 (Maret, 2005), 81–82.

9@Natural Penis Enlargement Exercises@dalam https://putawedgeinitblogs.files.wordpress.com/2013/08


(52)

sebagian besar terdiri dari jaringan ereksi, dan fungsi utama pembesaran penis alami untuk memperbesar dan mengembangkan jaringan di sekitar penis.10

Sebagai jaringan perlahan mengembang, kapasitas darah keseluruhan penis juga mengalami perkembangan, dan hasil ini biasanya dicapai pembesaran permanen baik dalam panjang penis dan ketebalan. Latihan dilakukan dengan fokus pada peningkatan ligamen dalam penis, yang memungkinkan jaringan ereksi untuk diperpanjang dengan maksimal.11

Dengan pembesaran alat vital pria alami, seseorang akan memiliki kontrol dari jumlah tekanan saat berolahraga, dan ini menghindari jenis cedera yang berhubungan dengan penggunaan pompa dan alat lainnya. Satu-satunya cara permanen untuk memperbesar alat vital pria adalah dengan latihan, dan pada saat yang sama mengembangkan kesehatan secara keseluruhan dan kebugaran alat vital pria dengan cara ini. Salah satunya adalah menggunakan metodeJILQ.12

Jilq adalah teknik-terapi fisik, dimaksudkan untuk mencapai "pembesaran penis alami" dengan meningkatkan tekanan darah dan sirkulasi. Hal ini dilakukan dengan berulang kali membelai penis dalam gerakan meremas dari dasar poros ke korona dari kepala penis; perangkat

10Dr. Brian Richards ,The Ultimate Jelqing Manual, (London: British Journal of Sexual Medicine,

2013), 5-6.

11John Lee,Penis Enlargement Exercises, (t.tp., t.p., 2006), 3-4. 12Ibid., 5.


(53)

juga telah dibuat untuk mencapai efek yang sama. gerak dapat digambarkan sebagai "memerah".13

Menurut sebuah artikel di BJUI, teknik ini memiliki asal-usul Arab kuno; dan kata Arab terkait dengan "memerah" kadang-kadang diklaim sebagai akar etimologis dari istilah, meskipun hal ini masih diperdebatkan dan asal sebenarnya dari sisa-sisa jangka jelas.14

2. Metode obat

Merupakan suatu cara yang digunakan oleh sebgaian pria untuk mempesar alat vitalnya dengan cara mengkonsumsi obat -obatan, baik obat tersebut atas resep dari dokter maupun obat-obatan yang marak diperjual belikan di pasaran. Bentuk pil atau tablet obat pembesar penis mengandung berbagai herbal prosexual yang memiliki dua efek utama. Pertama, mereka mengembangkan sirkulasi dan meningkatkan aliran darah ke penis dan kedua, mereka merangsang tubuh untuk memproduksi hormon seks ke tingkat yang lebih tinggi seperti testosterone. Dengan catatan, obat tersebut harus halal dan tidak member efek samping yang berbahaya baik bagi organ vital itu sendiri maupun organ lain pada tubuh,15contohnya adalah vimax.

13Mike SalviniSize Matters “ dalam http://www.salon.com/2005/04/12/salvini/ diakses pada 15 juli

2016.

14Kevan R. Wylie dan Ian Eardley, Penile Size…, 1453.

15 Rob Miller, “Simple Techniques For The Everyday Gu” dalam


(54)

Vimax adalah produk herbal untuk pria dewasa yang terbuat dari bahan-bahan alami yang dibuat oleh para dokter ahli di Canada untuk meningkatkan kemampuan seksual seperti miningkatkan libido (gairah seksual), stamina, dan ereksi. Namun tidak hanya meningkatkan atau mengembalikan keperkasaan pria, vimax juga bisa membantu menambah ukuran penis.16

3. Metode operasi

a. Menambah panjang penis dengan operasi

Proses yang digunakan untuk memperpanjang penis dengan cara operasi adalah dengan memberi sayatan pada daerah yang disebut

suspensory ligament. Jaringan ini mengikat penis pada tulang pinggul. Sebenarnya setengah dari total panjang alat vital pria tertanam di dalam tubuh, yang kita lihat sehari-hari hanyalah separuh dari panjang keseluruhan penis, dan separuhnya lagi tertanam di dalam tubuh dan terikat jaringansuspensory ligament.17

Ligament ini bertugas agar penis tetap ditempatnya. Jika dipotong maka penis bagian dalam akan keluar dari tunuh sehingga terlihat bertambah panjang. Untuk melakukan prosedur ini, maka

16PT Vimax,Distributor V imax Canada Di Indonesia, dalam http://www.vimaxindonesia.id diakses pada 20 September 2016.

17Chi –Ying Li et al.,Penile Suspensory Ligament Division For Penile A ugmentation: Indications


(55)

sayatan dibuat di bagian atas penis agar bekas luka nantinya akan tertutupi oleh rambut kemaluan. Setelah proses operasi dilakukan, maka penis akan bertambah panjang sekitar 1–7 cm. Prosedur ini tidak dianjurkan untuk semua orang dan umumnya dilakukan hanya pada pria dengan penis saat ereksi kurang dari 7 cm.18

b. Menambah lebar penis

Proses untuk menambah lebar atau ketebalan alat vital pria memerlukan proses yang berbeda dengan proses pemanjangan alat vital pria. Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menambah ukuran lebar alat vital pria, yakni:

1. Menggunakan lemak liposuctioned, seorang dokter akan mengambil lemak dari perut pasien atau paha kemudian menyuntikkan lemak tersebut dibawah kulit alat vital pria. Proses ini akan membuat alat vital pria tampak lebih besar, kelemahnnya proses ini adalah tidak bertahan lama, dan biasanya hanya bertahan sampi kirang lebih 1 tahun, karena lemak tersebut terserah oleh tubuh.19

18Ibid., 731-732.

19Dr. Rosenthal Dalam “Penis Widening” dalam http://Www.Beverlyhillssurgical.Com/Page21.Htm,


(56)

2. Cangkok kulit, seorang dokter akan melakukan operasi untuk meletakkan kulit tambahan di bawah kulit penis.20

4. Metode suntik

Ini merupak salah satu metode yang banyak dipercaya oleh orang yang awam, yaitu metode penyuntikan. Metode penyuntikan ini adalah metode menyuntik alat vital pria dengan sebuah cairan. Hal ini tentu sangat berbahaya mengingat penyuntikan yang tidak berada pada posisi yang benar bisa menyebabkan terjadinya malpraktek. Cairan yang biasanya digunakan untuk menyuntikan alat vital pria adalah menggunakan cairan silicon atau bahkan obat tradisional. Penggunaan cairan silicon memang dapat memperbesar alat vital seorang pria namun juga bisa menyebabkan malapetaka jika tidak dilakukan dengan benar. seperti silikon untuk memperbesar payudara.21

C. Dasar Hukum Pembesaran Alat Vital Pria

Dalam Alquran surah Almu’minun Ayat 1-6, yang berbunyi :

20 Hema J. Thakar dkk, “Skin Grafting Of The Penis” dalam

http://www.urologic.theclinics.com/article/S0094-0143%2813%2900037-2/pdf diakses pada 15 Juli 2016.

21 Ishandono Dachlan, Penile Granuloma Caused By Liquid Silicone Injection, (Yogyakarta:


(57)

)

(

)

(

)

(

)

(

)

(

)

(

1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, 2. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya, 3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, 4. dan orang-orang yang menunaikan zakat, 5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, 6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela (QS. Almu’minun: 1-6).22

Imam Ibnu Katsir menyebutkan bahwa menjaga kemaluan terkadang dengan mencegahnya dari zina dan terkadang menjaganya dari memandang kepada kemaluan orang lain.23

Dalam Alquran surah Annisa’ Ayat 118-119, yang berbunyi :

Yang dilaknati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya) (118). Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan

22Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, 475.

23M. Abdul Ghofar Et Al,.Terjemah Tafsir Ibnu Kasir,Jilid 5, (Bogor: Pustaka Imam Syafii, 2004),


(58)

menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya". Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata (119) (QS. Annisa’: 118-119).24

Dan pada hadits Nabi saw.:

Hidungnya terkena senjata pada peristiwa perang Al-Kulab di zaman jahiliyah. Kemudian beliau tambal dengan perak, namun hidungnya malah membusuk. Kemudian Nabi saw. memerintahkannya untuk menggunakan tambal hidung dari emas.25

Sahabat Ibnu Mas’ud ra. berkata,

Semoga Allah melaknat orang yang mentato, yang minta ditato, yang mencabut alis, yang minta dikerok alis, yang merenggangkan gigi, untuk memperindah penampilan, yang mengubah ciptaan Allah.26

Hadis riwayat Imam Nasai, Ibn Majah dan Hakim:27

24Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya…, 127.

25HR. An-Nasai 5161, Abu Daud 4232, dihasankan oleh Al-Albani dalam http://rowahu.info diakses

pada 20 september 2016.

26HR. Bukhari 4886 dalam http://rowahu.info diakses pada 20 september 2016. 27Fatwa MUI,Bank Mata,(t.tp., tp., 2009), 827.


(59)

Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menyertainya dengan menurunkan (obat) untuk kesembuhan, maka berobatlah.

Kaidah Fikih:

Darurat membolehkan sesuatu yang dilarang.28

Kaidah fikih:

Apabila dua kerusakan atau dua bahaya saling bertentangan, maka dijaga bahaya yang lebih besar dengan jalan melaksanakan perbuatan yang mengandung bahaya lebih kecil.29

Kaidah fikih:

Bahaya harus dihilangkan.30

Pada Fatawa Syabakah Islamiyah no. 63096 terdapat suatu fatwa yang membolehkan melakukan pembesaran alat vital pria, yang berbunyi:

28Ibid., 29Ibid., 30Ibdi.,


(60)

,

,

,

.

,

.

Bahwa memperbaiki bentuk penis atau menambah panjang ukurannya, jika tidak dilakukan dengan tidakan operasi, namun sebatas mengkonsumsi obat-obatan atau semacamnya maka termasuk bentuk menambahkan yang tidak diiringi campur tangan manusia. Karena itu hukumnya boleh, selama tidak menimbulkan bahaya lainnya.31

Bila seseorang berupaya untuk membesarkan zakarnya dengan menggunakan silikon yaitu dengan cara menyuntikan kepada zakarnya maka perlu dilihat, jika dia disuntikan oleh orang lain maka ini jelas keharamannya karena terkena larangan melihat atau memegang alat kelamin orang lain yang bukan perkara darurat, dan larangan ini telah diselisihi oleh seseorang dari kalangan hizbiyyin (kelompok dari orang-orang yang berkumpul di atas ide yang bertentangan dengan bimbingan nabi saw.) yang mengoperasi bagian dari auratnya supaya memiliki anak, dan ini adalah usaha mencari anak dengan cara batil dan ini jelas keharamannya.

Adapun bila dia sendiri atau istrinya yang menyuntikan ke zakarnya maka hukum asalnya boleh bagi dia atau istrinya untuk memegang dan

31Ammi Nur Baits”Obat untuk Memperbesar Penis” dalam http://konsultasisyariah.com/15907-jukum-menggunakan-obat-untuk-memperbesar -penis.html dikakses pada 16 Juli 2016.


(61)

melihat zakarnya, namun untuk melakukan penyuntikan seperti ini maka ini yang menjadi masalah, karena akan menimbulkan madarat, dan tentang silikon ini memiliki efek samping yang besar (madarat),32dari faktor

inilah yang menyebabkan bahwa merubah zakar dengan menggunakan silikon baik perubahan itu dari yang kecil ke yang besar atau sebaliknya adalah termasuk haram.33

Di dalam kitab“al-jawa>bul Ka>fi>”atau “al-da>´u wa al-dawakarya Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah terdapat sebuah pasal yang bertema Tahri>mul Fawa>h}Isa wa W uju>bu H}ifdil al-Farji yang artiya haramnya perbuatan keji dan wajibnya menjaga kehormatana (kemaluan).34

Dari keterangan tersebut maka sangatlah jelas bahwa menjaga kehormatan adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Adapun bila perkaranya memperbesar alat kelamin pria dengan menggunakan herbal yakni dengan cara merangsang sel-sel organ yang bersangkutan, karena yang digunakan untuk membesarkan zakar atau sejenisnya cara kerjanya adalah merangsang sel sehingga bisa menjadikan besar zakar tersebut, seperti herbar pelangsing atau penggemuk. Selagi obat tersebut tidak memberikan dampak

32Jonathan Silberstein, ‘’ Penile Injection with Silicone: Case Report and Review of the Literature’’, dalam http://www.jsm.jsexmed.org/article/S1743-6095%2815%2932164-0/pdf pada 16 Juli 2016. 33Viny Widyas ‘’Penggunaan Silikon’’ dalam

http://vinywidya.blogspot.co.id/2014/09/penggunaan-silicon.html diakses pada 16 Juli 2016.

34Ibnu Qayyim Al-Jauziyah,Al-Jawabul Kafi, (Salafudin Abu sayyid), (Sukoharjo: Al-Qowam, 2013),


(62)

negatif bagi dirinya sendiri maupun orang lain dan obat herbal tersebut telah disetujui oleh dokter yang ahli dalam bidangnya maka hal ini tidak menjadi masalah.35

Sedangkan diantara ketentuan Allah yang manusia tidak bisa ikut campur didalamnya atau tidak memiliki pilihan adalah seperti wajahnya yang cantik atau buruk, tubuhnya yang tinggi atau pendek, kehidupan dan kematian termasuk juga besar atau kecilnya alat vital seseorang. Dan Allah Swt. didalam menentukan hal-hal yang demikian tidak lepas dari sifat-Nya yang Maha Adil dan Bijaksana.36

Allah Swt. meminta kepada manusia untuk menerima dan rela terhadap ketentuan-Nya terhadap perkara-perkara demikian dan meyakini bahwa semua telah berjalan sesuai dengan Ilmu dan kebijakan-Nya. Didalam hal ini tidaklah ada dosa atau perhitungan (hisab) bagi manusia. Firman Allah Swt.:

Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai. (QS. Alanbiya’: 23)37

35Ammi Nur Baits, ‘’Hukum Menggunakan Obat Untuk Memperbesar Penis’’ dalam

http://konsultasisyariah.com/15907-hukum-menggunakan-obat-untuk-memperbesar-penis.html diakses pada 17 Juli 2016.

36 IslamPos ‘’Hukum Memperbesar Alat Vital Untuk Jimak’

www.islampos.com/hukum-memperbesar-alat-vital-untuk-jima-62199 diakses pada 16 Juli 2016.


(63)

Ibnu Juraih mengatakan bahwa arti dari ayat itu adalah bahwa manusia tidak perlu menanyakan tentang ketentuan-Nya terhadap makhluk-Nya akan tetapi Dia akan menanyakan mereka tentang amal-amal mereka karena mereka semua adalah hamba-Nya.38

Hal lain yang memperkuat bahwa ukuran besar kecilnya kemaluan adalah termasuk di dalam ketentuan Allah yang tidak memerlukan pilihan manusia untuk melakukan perubahannya adalah kenyataan dalam dunia kedokteran bahwa penis yang telah berkembang secara normal maka tidak perlu atau tidak dapat ditambah lagi.

Sedangkan menurut Fatwa Islam no.101567 bagi yang mengeluhkan alat vitalnya yang lebih kecil dari ukuran normal umumnya, sehingga mempengaruhi keharmonisan keluarga, dibolehkan untuk menggunakan obat yang bisa membantu memperbesar alat vitalnya. Ini jika mendapat rekomendasi dari ahli terkait dan tidak membahayakan dirinya. Bahkan dibolehkan menggunakan bahan tertentu yang membungkus organ vital, seperti kondom atau semacamnya. Apabila hal ini bisa meningkatkan kepuasan bagi istrinya. Karena setiap suami dituntut untuk memberikan

38Abi Abdillah Muhammad al-Qurubi,A l-Jamī’ Li A hkām A l-Qur’an, Juz 14 (Beirut : Muassasah


(1)

70

terhadap problematika kontemporer yang berbasis IPTEK dan berbekal IMTAQ.

Dengan demikian, kritikan terhadap semua organisasi

masyarakat dan lembaga yang kurang sependapat dengan penelitian ini supaya bias menyesuaikan diri dan mengambil intisari serta kemaslahatannya untuk dijadikan bahan analisa dan pertimbangan dalam menghadapi problematika hukum yang lain. Penyususn sadar diri, tiada mahkota nana menawan yang tak layu.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad At-Tilmisa>ni>, Abi Abdillah Muhammad bin. Miftah A l-W usul. Beiru : Muassasah Al-Rayyan, 2003.

Al Ami>di>, Sayfudin Abi Hasan. A l-A hkam fi usul al-A hkam, juz 3. Riyad: Muassasah Al-Habibi, 1972.

Al-Ghazali. Tentang Perkawinan Sakinah, alih Bahasa Kholila Marhijanto, dikutip dari buku Rahmat Sudirman, Konstruksi Seksualitas Islam. Yogyakarta: Media Pressindo, 1999.

Al-Ghazali, Muhammad bin Muhammad. A l-Mustashfa juz 1. Beirut: Dar Al-Fikr, 2013.

Al-Jauziyah, Imam Ibnul Qayyim. Raudhatul Muhibbin W a Nuzhatul Musytaqin. Jakarta: Qisthi Press, 2011.

---,A l-Jawabul Kaficet I. sukoharjo: Al-Qowam, 2013.

Al-Jizani, Muhammad bin Husain bin Hasan. Mu’a>lim Us}>ul A l-Fiqh. Riya>d: Dar Ibnu Al-Jauzi, 2008

Al-Jurjani, ‘Ali bin Muhammad.Kiatb al-Ta’rif.Jidda>h: al-Haramayn, t.t.

Al-Mat, Muhammad Faiz. 1100 Hadits Terpilih: Sinar A jaran Muhammad. Jakarta : Gema Insani, 2005.

Al-Munawar, Said Agil Husin.Membangun Metedologi Ushul Fiqh. Jakarta : PT. Ciputat Press, 2014

Al-Qurtubi, Abi Abdillah Muhammad. A l-Jami>’ Li A hka>m A l-Qur’an , juz X I. Beirut : Muassasah al-Risalah, 2006

Al-Shaukani, Muhammad bin ‘Ali. Irshad al-Fuhul Ila Tahqiq A l-Haq min ‘Ilmi A l-Ushul, jilid 2. Beirut : Da>r Al-Kutub Al-‘Ilmiyah, 1999

Al-Shatibi, Abi Isha>q.A l-Muwafaqat. Dar al-Bab al-Halabi II, Mesir, t.t.

Al-Syafi’I, Ahmad Muhammad. Us}ul al-Fiqh A l-Islami. Kairo: Muassasah Thaqawaf Al-Islamiyyah, 1983.

Arifin, Miftahul. Ushul fiqh Kaidah-Kaidah Penerapan Hukum Islam. Surabaya : Citra Media, 1997.

Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.


(3)

(4)

7✏

As-Subki, Ali Yusuf.Fiqh Keluarga Pedoman Berkeluarga Dalam Islam. Jakarta : Amzah, 2010.

Azwar, Syaifudin.Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Baits, Ammi Nur. “Hukum Menggunakan Obat Untuk Memperbesar Penis” dalam http://konsultasisyariah.com/1957-hukum-menggunakan-obat-untuk-memperbesar-penis.html diakses pada 17 Juli 2016

Basri, Hasan.Merawat Cinta Kasih.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Dachlan, Ishando. Penile Granuloma By Liquid Silicone Injection. Yogyakarta: Surgery Department Faculty Of Medicine Gadjah Mada University, 2007. Effendi Dedi, “Hukum Memperbesar Alat Vital”, dalam

http://seksislam.com/hukum-memperbesar-penis-kelamin, diakses pada 15 Juli 2016

Eisenmen, R. Penis Size: Survey Of Female Perceptions Of Sexsual Satisfaction vol 1.BMC: W omen’s Health, 2001.

Eardley, Kevan R. Wylie dan Ian. Penile Size And The Small Penis Syndrome vol 99, BJU International,6. Juni 2007.

Et al., Chi-Ying Li. Penile Suspensory Ligament Division For Penile A ugmentation: Indications A nd Result. London: Europen Association Of Urology, 2006.

Et al., Frederick DA. Do Representation Of Male Masculinity Differ In Men’s And Women Magazine? Vol 2, Int J Res,1 Maret, 2005

Et al., lever J. Does Size Matter? Men’s and Women’s Views On Penis Size Across The Lifespan.Psychol Men Masculinity,7, 2006.

Et al., M. Abdul Ghofar. Terjemah Tafsir Ibnu Katsir. Bogor : Pustaka Imam Syafii, 2004.

Et al., Morrison TG. “ Corrolates of Genital Perception among Canadian

Post-Secondary student” dalam

http://www.ejhs.org/volume8/Genitalperceptions.html diakses pada 16 Juli 2016.

Fak. Syariah IAIN Sunan Ampel. Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi. Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2015.

Fatwa, Ach Fajrudin. Ushul Fiqh Dan Kaidah Fiqhiyah. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013


(5)

Fatwa MUI,Bank Mata.t. tp., 2009. Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 63096

Foredipria.com ”cara bersetubuh agar tahan lama diranjang” dalam http:// foredipria.com/cara-bersetubuh-agar-tahan-lama/ dikases pada 15 Juli 2016.

Haq, A. Faishal.Ushul Fiqh kaidah-Kaidah Penerapan Hukum Islam. Surabayaa; Citra Media, 1997.

HR. An-Nasai 5161, Abu Daud 4232, dihasankan oleh Al-Abani dalam http://rowahu.info diakses pada 20 September 2016

HR. Bukhari 4886 dalam http://rowahu.info diakses pada 20 September 2016 IslamPos”Hukum Memperbesar Alat Vital Untuk Jimak” dalam

http://www.islampos.com/hukum-memperbesar-alat-vital-untuk-jimak-62199 diakses pada 16 Juli 2016

Izzudin, Abdul Aziz Abi Muhammad. Qawa’id al-A hkam fi Masalih al-A nam,

juz 1. Beirut: Al-Muassasah Al-Rayyan, 1990.

Jamaludin, Syakir.Etika Bercinta ala Nabi.Yogyakarta: LPPI UMY, 2009. Jonathan, Silberstein, “Penile Injection With Silicone: Case Report and review of

the Literature”,Sexual Medicine, 9. Juli, 2008

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid 8. Jakarta: Widya Cahaya, 2011.

Lee, John.{Penis Enlargement Exercises. T.tp., t.p., 2006.

Matrama Group.Seks Dalam Islam.Banten: Matrama Group, 2015. Martin, Frank, “Penis enlargement”BMJ Journal,330. Februari, 2005.

Mike, Salvini. “Size Matters” dalam http://www.salaon.com/2005/04/12/salvini diakses pada 15 Juli 2016

Miller, Rob. “Simple Techniques For The Everyday Guy” dalam http://www.supplementcritique.com/ diakses pada 16 Juli 2016

Moloeng, Lexy.Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya, 2002.

Natural Penis Enlargement Exercises dalam

http://putawedgeinitblogs.files.wordpress.com/2013/08/natural-penis-enlargement-exercisess-1.pdf hal 4 dikases pada 15 Juli 2016

Pembesar penis, dalam http://artikel.dunia.net/pembesar-penis/ diakses pada 06 April 2016


(6)

7✑

Program Rahasia”obat pembesar penis” dalam http://seks-obat-pembesar-penis- minyak-lintah-asli-lintah-oil-jual-obat-pembesar-penis-minyak-lintah- asli-terbukti-sangat-ampuh-memperbesar-dan-memperpanjang-penis-serta-menjadikannya-kuat-dan-tahan-lama.htm dikases pada 17 Juli 2016 Qudamah, Ahmad Bin. A l-Mughni. Beirut Lebanon: Dar al-Kutb Al-Ilmiyah,

t.th.,

R, Burton.The Kamasutra Of V atsayana.New York: Penguin Books, 1962 Ramulyo, Moh Idris. Tinjauan Beberapa Pasal Undang-Undang Nomor 1 Tahun