PROGRAM KEHUTANAN NASIONAL (PKN)

PROGRAM KEHUTANAN NASIONAL (PKN)
Dengan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi di bidang kehut anan baik pada t ingkat lokal, nasional dan int ernasional, maka harmonisasi kebij akan dan
perencanaan ant ar sekt or di berbagai t ingkat adalah krusial unt uk keseimbangan pembangunan, pert umbuhan ekonomi, dan lingkungan. Salah sat u pendekat an yang
diupayakan adalah dengan melakukan proses konsult asi ant ar pihak t erkait unt uk mencapai komit men dan kesepakat an bersama sebagai dasar dalam pemecahan masalah
yang saat ini dikembangkan Dephut melalui Program Kehut anan Nasional at au disingkat dengan PKN.
Proses konsult asi dan diskusi ini menj adi pent ing karena dalam pengembangannya Program Kehut anan Nasional j uga merupakan suat u proses yang melibat kan banyak pihak
yang berkepent ingan unt uk mencapai kesepakat an dalam pengelolaan hut an dan sumber daya alam. Unsur-unsur yang t erlibat dalam proses ini sepert i Pemerint ah, Sekt or
Swast a, Indust ri, LSM, Kelompok Masyarakat , Masyarakat Adat , Akademisi, Konsult an, Asosiasi, Individu dan lain-lain.

Apa itu PROGRAM KEHUTANAN NASIONAL ?

Kat a-kat a Program Kehut anan Nasional memang dapat memiliki pengert ian yang beragam. Sebagai cont oh adalah kat a “ Nasional” , yang dapat diart ikan oleh daerah sebagai
upaya Pemerint ah Pusat unt uk membuat program di bidang Kehut anan yang sent ralist ik dan bert ent angan dengan semangat sent ralisasi yang t ert uang dalam UU No. 22 t ahun
1999. Padahal dalam pengert ian sesungguhnya, t erminology Program Kehut anan Nasional sama sekali t idak bert ent angan dengan desent ralisasi namun karena ist ilah ini lahir
dari kesepakat an int ernasional, maka berada dalam kont eks pemahaman int ernasional (global), regional, nasional dan lokal.
Oleh karena it u, makna dari kat a-kat a PKN adalah :



PKN bukan (hanya) nasional, t et api j uga berdasarkan perat uran-perat uran int ernasional dan komit men bangsa Indonesia di dunia int ernasional




PKN bukan (hanya) milik kehut anan namun melalui pendekat an lint as sekt oral dengan melibat kan st akeholder yang berkait an dengan Kehut anan.


PKN bukan (hanya) sebuah program, namun merupakan sekumpulan proses yang berbeda di set iap t ingkat an : globa (dunia), kawasan (Asia Pasif ik), nasional,
provinsi, kabupat en dan lokal (set empat )


PKN bukan (hanya) milik pemerint ah, t et api pemerint ah sebagai akt or kunci.

Dengan demikian, Program kehutanan nasional merupakan kerangka kebij akan kehutanan komprehensif untuk pencapaian pengelolaan hutan lestari, berdasarkan
pendekatan lintas sektoral yang luas pada semua tingkat, termasuk perumusan kebij akan, strategi dan rencana kegiatan, serta implementasi, pemantauan dan
evaluasinya.
Program Kehutanan Nasional (PKN) merupakan suatu proses politik dalam arti bahwa pilihan yang ada merupakan hasil dari debat, negosiasi dan kompromi antar
stakeholder terkait. Hal ini menyangkut partisipasi semua pihak yang berawal dari proses klarifikasi peran dan tanggung j awab, penetapan hak-hak intervensi, cara
dan alat kolaborasi dan kerj asama pada tahap implementasi dan pemanfaatan hasil. Mengingat PKN merupakan proses yang iteratif mulai dari proses formulasi

kebij akan, penyusunan strategi, implementasi, dan evaluasi, maka proses ini harus terus berlanj ut dan memerlukan komitmen dari semua pihak di tingkat nasional,
propinsi dan kabupaten terhadap pentingnya pengelolaan sumber daya hutan dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

Dalam wacana internasional, PKN disebut Nat ional Forest Programme atau disingkat NFP. Sebagai suatu konsep, nfp merpakan suatu instrument kunci untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diusulkan dalam Proposal for Act ion Int ergovernment al Panel on Forest dan Int ergovernment al Forum on Forest (PfA IPF/ IFF).
Program Kehutanan Nasional merupakan berbagai pendekatan antar sektoral yang dilakukan oleh tiap Negara untuk merencanakan, memprogramkan dan
melaksanakan aktifitas yang berkenaan dengan Kehutanan untuk menuj u pengelolaan hutan lestari, di tingkat nasional, propinsi maupun kabupaten, atau unit
pengelolaan.
Program-program tersebut untuk diimplementasikan di dalam konteks situasi sosial-ekonomi, budaya, politik dan lingkungan di masing-masing negara (nasional dan
regional). Program tersebut perlu diintegrasikan ke dalam strategi pembangunan berkelanj utan negara (nasional dan regional).

Apa yang menj adi tuj uan PROGRAM KEHUTANAN NASIONAL ?

PKN disusun untuk menj amin konservasi, pengelolaan dan pembangunan hutan lestari untuk memenuhi kebutuhan lokal, nasional, regional dan global, untuk
kepentingan generasi sekarang dan mendatang.
PKN merupakan suatu pendekatan yang komprehensif dan holistik untuk mengatasi fragmentasi upaya menuj u pengelolaan hutan lestari dan untuk mengintegrasikan
semua tindakan yang terkait dengan hutan dengan mempertimbangkan kepentingan berbagai pihak
Tuj uan dari PKN adalah :

1.

Melakukan pendekatan antar sektor dengan melibatkan seluruh mitra dengan melibatkan seluruh mitra dalam perencanaan kebij akan dan program
untuk mengatasi berbagai konflik yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya hutan


2.
Membangun kesadaran dan komit men seluruh lapisan masyarakat dalam menangani berbagai masalah yang berkait an dengan pembangunan hut an secara
lest ari.
3.

Meningkakan ef ekt if it as dan ef f esiensi kegiat an publik maupun swast a dalam melakukan pembangunan menuj u hut an lest ari,

4.

Mendorong komit men local, nasional dan int ernasional

5.
Menggerakkan dan mengorganisasikan seluruh sumberdaya nasional dan (bila perlu) int ernasional yang ada sert a mendukung berbagai upaya dalam
mengimplement asikan rencana dan program secara t erkoordinasi.
6.
Merencanakan dan melaksanakan berbagai program kehut anan unt uk kont ribusi t erhadap inisiat if nasioal dan global sepert i yang t ercant um dalam For est
pr i nci pl es, chat er 11 agenda 21, Convent i on on Biodi ver si t y, Convent i on on Cl i mat e Change dan convent i on on combat i ng Di ser t i f i cat i on

Mengingat pendekat an holist ic dan komprehensif dalam pengelolaan hut an lest ari, maka PKN bukan hanya suat u proses dari Pemerint ah dan lembaga-lembaga t erkait ,

melainkan proses yang melibat kan seluruh pelaku yang berkepent ingan dengan hut an. Ini menyangkut t ransparansi di semua t ingkat an dalam proses t ersebut , dan
desent ralisasi perencanaan, implement asi, pemant auan dan evaluasi, sesuai prinsip subsidiarit as, yakni pengambilan keput usan pada t ingkat sedekat mungkin dengan obyek
kegiat an. Dalam konsep ini, keput usan diambil langsung oleh mereka yang merupakan pelaku dan penikmat manf aat pembangunan kehut anan, namun demikian harus dalam
kerangka inst it usional dan perat uran yang disepakat i bersama yang kompat ibel dengan kerangka PKN nasional.
Desent ralisasi pada prakt eknya menawarkan kemungkinan bagi pengembangan program kehut anan propinsi kabupat en, bahkan masyarakat yang sesuai dengan sit uasi ekologi,
sosial – ekonomi dan kebut uhan dan t unt ut an semua pelaku yang berkepent ingan. Pada t ingkat regional, semua prinsip dan elemen NFP sebagaimana dij elaskan di at as
berlaku secara analogi sebagaimana di t ingkat nasional.

PRINSIP-PRINSIP PROGRAM KEHUTANAN NASIONAL

Perumusan dan pelaksanaan Program Kehut anan Nasional di Indonesia perlu unt uk mengikut i prinsip-prinsip sebagai berikut :

1.

Kedaulatan nasional ( nat ional sovereignt y)

Program Kehut anan Nasional merupakan inisiat if at au prakarsa Indonesia sebagai negara yang berdaulat , karena pelaksanaan dan t anggung j awab at as kelest arian dan
pembangunan hut an Indonesia ada pada selruh komponen bangsa Indonesia

2.


Konsistensi dengan perundangan dan hukum nasional ( consist ent wit h t he const it ut ional and legal framework of each count ry )

Program Kehut anan Nasional merupakan implement asi dari kebij akan Pemerint ah yang sej alan dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

3.

Konsisten dengan komitmen internasional ( consist ent wit h int ernat ional agreement )

Program Kehut anan Nasional j uga harus sej alan dengan Bi odi ver si t y act i on pl an dan komit men-komit men int ernasional lainnya sepert i Convent i on on Bi odiver si t y
(CBD), convent i on t o combat Deser t i f icat i on (CCD) dan Convent ion on Cl i mat e Change (CCC) dan lain-lain.

4.

Kemitraan & partisipasi multi pihak ( part nership and part icipat ion of all ent it ies)

Proses-proses dalam Program Kehut anan Nasional harus melibat kan seluruh pihak yang berkepent ingan (st akeholders) sehingga dapat menumbuhkan kepedulian dan
komit men selurh pihak unt uk meningkat kan kapasit as mereka dalam pelest arian dan pembangunan smberdaya hut a Indonesia.

5.


Pendekatan holistik dan lintas sektoral ( holist ic and int er-sect oral approach)

Program Kehut anan Nasional harus memperhat ikan hut an sebagai suat u ekosist em yang kompleks yang t erdiri at as bermacam-macam elemen yang saling t erkait ,
dalam suat u keseimbangan dinamik.

6.

Merupakan proses perencanaan, implementasi & pemantauan j angka panj ang & iteratif ( long-t erm & it erat ive process of planning, implement at ion &
monit oring)

Program Kehut anan Nasional merupakan suat u siklus yang t erdiri at as kegiat an perencanaan, pelaksanaan sert a pemant auan dan eval uasi dalam suat u proses it erat if ,
di mana berbagai perubahan dapat selalu t erj adi pada saat implement asi, karena adanya perkembangan penget ahuan dan t ehnologi.

UNSUR-UNSUR UTAMA PKN

Unt uk mencapai t uj uan Program Kehut anan Nasional dit empuh melalui 9 unsur

A.


Pernyataan Kehutanan Nasional ( Nat ional Forest St at ement ) : suat u ungkapan polit is t ent ang komit men suat u negara t erhadap pengelolaan hut an lest ari
dalam rangka kesepakat an t ingkat int ernasional.

B.

Kaj ian sektor : Suat u proses unt uk mengembangkan pemahaman at as sekt or kehut anan dan kait annya dengan sekt or-sekt or lain dalam kont eks pembangunan
nasional dalam mengident if ikasi isu-isu kunci dan priorit as kegiat an lebih lanj ut . Tergant ung pada inf ormasi yang ada, t inj auan t ersebut bisa merupakan kegiat an
ut ama at au suat u proses yang t erus menerus.

C.

Reformasi kebij akan, legislasi dan institusi : Suat u proses lint as sekt oral dalam merumuskan kebij akan dan mengembangkan kelembagaan yang menunj ang
pengelolaan hut an lest ari, berdasarkan kaj ian sekt or kehut anan dan dialog dengan semua pelaku, t ermasuk klarif ikasi peran dan mandat masing-masing pelaku. Unsur
ini mencakup desent ralisasi, penguat an st rukt ur pemerint ah regional dan lokal, misalnya melalui penyerahan t anggung j awab perencanaan dan penganggaran kepada
daerah, desent ralisasi pembiayaan, sert a pengembangan kemampuan lokal.

D.
Pengembangan strategi : St rat egi unt uk menerapkan kebij akan menuj u pengelol aan hut an lest ari, t ermasuk st rat egi pembiayaan berkait an dengan peran
dan pot ensi sekt or pemerint ah dan swast a, invest asi dalam negeri dan int ernasional.
E.


Rencana kegiatan : serangkaian langkah yang didasarkan pada analisis kebut uhan dan urut an priorit as yang diset uj ui bersama, yang didef inisikan unt uk sat u
siklus perencanaan sesuai dengan rencana pembangunan nasional (misalnya Renst ra).

F.

Program Investasi : Invest asi sekt or pemerint ah yang dipriorit askan, t ermasuk bant uan luar negeri merupakan insent if bagi sekt or swast a dan nonpemerint ah dalam st rat egi pembiayaan unt uk pengelolaan hut an lest ari. Dalam kont eks ini, kemit raan pemerint ah-swast a bisa menj adi alat unt uk mengat asi
hambat an invest asi awal dan unt uk memanf aat kan pot ensi pembiayaan sekt or swast a unt uk kepent ingan kehut anan.

G.

Program peningkatan kapasitas : Program pendukung unt uk membant u sekt or pemerint ah dan non-pemerint ah dalam menj alankan peran dan mandat nya,
dengan perhat ian khusus pada penguat an kapasit as pada t ingkat lokal.

H.
Sistem pemantauan dan evaluasi : Pemant auan berlapis at as PKN dan program kehut anan t erdesent ralisasi unt uk memberikan umpan balik t erus-menerus
t erhadap perkembangan, dampak dan ef isiensi implement asi PKN.
I.
Mekanisme koordinasi dan partisipasi, termasuk skema penyelesaian konflik: koordinasi dan komunikasi vert i kal dan horisontal yang efektif, pada semua
tingkatan dan dalam interaksi dengan dunia internasional dalam kaitan dengan keterlibatan donor dan perj anj ian dan komitmen int ernasional dan regional

yang menyangkut kehutanan. Mekanisme tersebut harus melibatkan semua pihak yang terkait, untuk menj amin hak-hak intervensi dan proses negosiasi dan
kompromi yang adil, misalnya melalui debat publik, forum khusus dan kelompok-kelompok konsultatif. Ini mencakup definisi dan pembuatan perj anj ian

kemitraan kehutanan nasional dan internasional sebagai instrumen waj ib untuk menunj ang formulasi dan implementasi PKN secara partisipatif dan
terkoordinasi.
Dengan ciri-ciri sepert i diat as, pkn dapat berf ungsi sebagai alat unt uk meningkat kan, mempriorit askan dan mengkoordinasikan upaya pemerint ah dan swast a menuj u
pengelolaan hut an lest ari t anpa mengabaikan kebut uhan dan kepent ingan berbagai pelaku, keseimbangan ant ara kepent ingan swast a dan pemerint ah, dinamika ekonomi dan
pot ensi sekt or swast a dan f ungsi pemerint ah sebagai pengat ur.

FASE-FASE DALAM PROGRAM KEHUTANAN NASIONAL

Proses Persiapan
Pengorganisasian
Evaluasi dan
Revisi
Perencanaan
Strategis
Pelaksanaan
Program


Terdapat 4 f ase yang perlu dilakukan dalam proses Program Kehut anan Nasional yait u :

1.

Fase pengor gani sasi an, t erdiri dari :

(a) penent uan part ner nasional, int ernasional dan lokal,
(b) penet apan mekanisme koordinasi nasional (al. IDCF) dan
(c) penyusunan st rat egi komunikasi.

2.

Fase Per encanaan St r at egis, t erdiri dari :

(a) analisis umum,
(b) analisis sekt oral,
(c) analisis st rat egis dan
(d) f ormulasi NFP.

3.


Fase Pel aksanaan Pr ogr am , t erdiri dari:

(a) pelaksanaan, koordinasi dan monit oring,
(b) peningkat an kemampuan,
(c) ref ormasi kebij akan, hukum dan inst it usi, dan

(d) program invest asi

4.

Fase Eval uasi dan Revi si , t erdiri dari :

(a) evaluasi,
(b) penilaian (reassessment ), dan
(c) revisi NFP
Berdasarkan f ase-f ase di at as dapat dilaporkan kemaj uan dari pelaksanaan proses PKN di Indonesia sebagai berikut :
Kemaj uan yang t elah dicapai melalui f ase pengorganisasian yait u :

1.

Pembent ukan Gugus Proses dan Gugus Skenario yang dikerj akan oleh gugus t ugas (CGIF) dan mengembangkan CGIF sebagai f orum konsult asi

2.

Menindaklanj ut i sidang CGI IX, pada t anggal 1-2 Pebruari 2000, dengan membent uk Komit e ant ar Depart emen Bidang Kehut anan (IDCF) melalui Keppres
Nomor 80 Tahun 2000 t ent ang Komit e Ant ar Depart emen Bidang Kehut anan.

3.

Pembent ukan Tim kelompok Kerj a Program Kehut anan Nasional Depart emen Kehut anan melalui SK Menhut No. 256/ Kpt s-VII/ 2001 t anggal 23 Juli 2001.

4.

Pelaksanaan Dialog dengan st akeholders (Pemda, UPT Dephut , Bappedalda dan Bappeda, NGOs, Akademisi, Swast a dan Kelompok Masyarakat ) pada bulan Juli
2001 di Provinsi Kalimant an Timur, Sumat era Selat an, Goront alo, Jawa Timur, Papua dan NTB. Dan secara bersamaan j uga dilakukan sosialisasi dan penyebaran
inf ormasi t ent ang konsep, prinsip dan inf ormasi lain yang berkait an dengan proses NFP.

5.

Pelaksanaan lokakarya regional dalam rangka konsult asi publik di t iga propinsi yait u di Kalimant an Timur (Balikpapan), Sumat era Selat an (Palembang) dan di
Nusa Tenggara Timur (Kupang) pada t ahun 2001.

6.

Pelaksanaan lokakarya t ent ang perubahan iklim sebagai bagian dari Komit men Int ernasional dalam kerangka UNFCCC pada t ahun 2001.

7.

Pelat ihan unt uk Tim Pokj a NFP dalam rangka menggali bahan dan isu unt uk penyusunan Nat ional For est St at ement (NFS) pada t ahun 2001.

8.

Pelaksanaan Tr ai ni ng Wor kshop on Change Management unt uk Tim Pokj a NFP dan st af t erkait lingkup Dephut pada periode Juli –Agust us 2002 unt uk
meningkat kan kapasit as Tim Pokj a dalam manaj emen publik.

9.

Pendist ribusian draf t Tekad Rimbawan sebagai embrio Nat i onal For est St at ement (NFS) dalam momen Rakernas Kehut anan bulan Juni 2002 di Jakart a unt uk
mendapat kan t anggapan dan saran.

10.
Sosialisasi konsep NFP ke beberapa daerah yait u di Surabaya, Denpasar, Makassar, Jambi, dan Lampung sebagai langkah awal persiapan regional workshop
Nat ional For est Pr ogr am .
Sedang kemaj uan yang t elah dicapai melalui f ase perencanaan st rat egis adalah melakukan ident if ikasi 16 isu kunci oleh Tim Kelompok Kerj a Nat i onal For est Pr ogr am sebagai
bahan masukan unt uk perumusan Nat ional For est r y St at ement sebagai berikut :

(1)

Invent arisasi SDH dan Tat a Guna Lahan

(2)

Pengelolaan Hut an Produksi

(3)

Indust ri Hasil Hut an dan Perdagangan

(4)

Pengembangan Perhut anan Sosial

(5)

Part isipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Kehut anan

(6)

Penanggulangan Def orest asi dan Degradasi Lahan

(7)

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

(8)

Keanekaragaman Hayat i, Konservasi dan Ekot urisme

(9)

Tenurial

(10)

Penanganan Masalah illegal logging

(11)

Penanggulangan Kebakaran Hut an

(12)

Peningkat an Kemampuan dan Penguat an Kelembagaan

(13)

Desent ralisasi Pengelolaan Sumber Daya Hut an

(14)

Pendanaan Pengelolaan Hut an Berkelanj ut an

(15)

Pengembangan Penget ahuan Tradisional Kehut anan

(16)

Kewaj iban di Lingkungan Global

Lesson learn terkait dengan proses Program Kehutanan Nasional di Indonesia

Di Indonesia sesungguhnya proses-proses PKN t elah ada sej ak lama, walaupun secara dalam prosesnya t idak disebut dengan proses PKN. Di berbagai t empat t elah muncul
usaha-usaha dialog sekt or sosial, ekonomi, polit ik dan lain-lain yang dapat kit a sebut pkn, selama maih berhubungan dengan sekt or Kehut anan. Di Kabupat en Kut ai Barat ,
Taman Nasional Laut Bunaken, Kabupat en Serang, Kot a Cilegon, Kabupat en Sika, Propinsi Jawa Barat , Kabupat en Wonosobo dan banyak daerah lainnya t elah t erbent uk
f orum-f orum dialog/ f orum kumunikasi para pihak (st akeholders) yang menunj ukkan bahwa gairah proses PKN t elah ada dan berkembang seiring berkembang rasa kebut uhan
t erhadap hut an yang lest ari.
Proses-proses t ersebut ant ara lain adalah :

1.

Tersusunnya Tat a Guna Hut an Kesepakat an (TGHK)

Proses TGHK yang melibat kan semua pihak dalam membent k kesepakat an dalam penat agunaan hut an merupakan salam sat u bent uk proses PKN yang t idak disadari.
Karena pada prinsipnya PKN merupakan proses yang melibat kan set iap st akeholder dalam mencapai kesepakat an dalam kerangka pengelolaan hut an secar lest ari

2.

Penyusunan rencana pengelolaan hut an di Kut ai Barat

Proses ini dilakukan melalui pembuat an pot ret SDH (sebagai base-lne), penyusunan scenario masyarakat Kut ai Barat t erhadap SDH dalam kuru wakt u 2000-2011,
penyusunan rencana st rat egis dan program kegiat an yang melibat kan st akeholder dengan dif asilit asi oleh NRM. Proses penyusunan ini merupakan implement asi dari
j iwa PKN karena dalam prosesnya melibat kan para pihak dan hasil yang didapat kan merupakan kesepakat an para pihak.

3.

Pengelolaan DAS Bat ang Hari dengan Pendekat an Bio Region

WARSI dengan didukung oleh MFP memf asilit asi proses persamaan persepsi ant ara st akeolder Kehut anan di Sumat era Barat dan Jambi berkenaan dengan pent ingnya
menj aga kelest arian DAS Bat ang Hari. Proses ini dapat dianggap sebaai salah sat u dari proses PKN Karena dapat menghasilkan keput usan polit is di ant ara st akeholder
Kehut anan di Sumat era Barat dan Jambi.
Masih banyak lagi proses-proses PKN yang t elah t erj adi di Indonesia yang belum t erident if ikasi oleh secret ariat PKN Depart emen Kehut anan. Apabila ada proses serupa yang
anda ket ahui dan/ at au t erj adi di daerah anda, kami sangat senang apabila anda dapat menghubungi kami di wienny2000@yahoo. com at au chaer@dephut . cbn. net . id
Banyak sekali proses yang dilandasi oleh arus PKN, t ermasuk bagaimana para pihak baik di t ingkat pusat , propinsi, kabupat en dan daerah menempat kan diri dan
menyampaikan kepent inganya dalam rangka mewuj udkan pengelolaan hut an secara lest ari guna pengent asan kemiskinan dan mencapai kesej aht eraan masyarakat .