PERAN LAYANAN INFORMASI DALAM MEMANTAPKAN PEMINATAN JURUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA 6 SURABAYA.

(1)

i

PERAN LAYANAN INFORMASI DALAM MEMANTAPKAN PEMINATAN JURUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA 6 SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

BETY DWI PRATIWI NIM. D73211065

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2015


(2)

ii

PERAN LAYANAN INFORMASI DALAM MEMANTAPKAN PEMINATAN JURUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA 6 SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam

Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :

BETY DWI PRATIWI NIM. D73211065

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2015


(3)

PERI\IYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama

NIM

Jurusan

Fakultas

Bety Dwi Pratiwi D73211065

Kependidikan Islam Tarbiyah dan Keguruan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar - benar

hasil karya saya sendiri bukan merupakan pengambil- alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya. Apabila dikemudian hari terbukti atau

dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakaq maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Surabaya, 05 Februari 2015

Bety Dwi Pratiwi NrM. D732r1065


(4)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi Oleh :

Nama : BETY DWI PRATIWI

NIM : D73211065

Fakultas : TARBIYAH DAN KEGURUAN Jurusan : KEPENDIDIKAN ISLAM (KI)

Judul Skripsi : PERAN LAYANAN INFORMASI DALAM

MEMANTAPKAN PEMINATAN JURUSAN DI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA 6 SURABAYA

Ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Surabaya, 16 Januari 2015 Pembimbing

Dr. Ali Maksum, M.Ag. M.Si NIP. 197003041995031002


(5)

iv

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi oleh Bety Dwi Pratiwi ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi.

Surabaya, 05 Februari 2015

Mengesahkan fakultas Tarbiyah dan Keguruan Dekan,

Prof. Dr. H. Ali Mudhofir, M.Ag NIP. 196311161989031003

Ketua,

Dr. Ali Maksum, M.Ag, M.Si NIP. 197003041995031002

Sekretaris,

Hilda Izzati Madjid, M.A NIP. 198602102011012000

Penguji I,

Dr. H. AZ. Fanani, M.Ag NIP. 195501211985031002

Penguji II,

Dr. Lilik Huriyah, M.Pd. NIP. 198002102011012005


(6)

v

MOTTO

اًﺮْﺴُﯾ ِﺮْﺴُﻌْﻟا َﻊَﻣ ﱠنِإ


(7)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Ibu dan Ayahku,

Yang telah membesarkan dan merawatku dari kecil, selalu mendoakanku,

memberikan kasih sayang dan memberikan dukungan yang terhingga

Kakakku,

Yang selalu memberikan motivasi dan membantuku berupa moral dan materiil

dalam hal apapun

Bapak dan Ibu guru/dosen

Di SDM 5, SMPM 9, dan SMK N 10 danKI yang selalu membimbing dan

memberikan ilmunya kepadaku

Keluarga Besarku,

Yang telah memberikan semangat dan motivasi kepadaku

Sahabat-sahabatku,

Yang selalu memberikan dukungan dan menemani dikala duka maupun suka

selama menyelesaikan skripsi


(8)

xiii

ABSTRAK

Judul : Peran Layanan Informasi dalam memantapkan peminatan jurusan di SMK PGRI 6 Surabaya

Peneliti : Bety Dwi Pratiwi – 2015 Pembimbing : Dr. Ali Maksum, M.Ag, M.Si.

Kata Kunci : Layanan Informasi, Memantapkan peminatan jurusan di SMK Saat ini banyak siswa yang melanjutkan pendidikan tidak berdasarkan minat dan bakat peserta didik. Hal ini terjadi di SMK PGRI 6 Surabaya yang peminatan jurusan tidak berdasarkan minat siswa dan peminatan jurusan berdasarkan faktor ekstern. Faktor ekstren seperti ikut-ikutan, paksaan dari orang tua, jurusan yang ingin sudah penuh. Hal ini akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar siswa, banyak yang bolos, sukar memahami pelajaran jurusan, sampai ada yang pindah jurusan bahkan ingin keluar dari sekolah tersebut. Dengan adanya masalah tersebut, maka pihak guru bimbingan konseling melakukan layanan informasi sebanyak-banyaknya untuk memantapkan peminatan jurusan. Hal bertujuan agar siswa dapat mengetahui dan mengenali dirinya dan lingkungan sekitarnya. Peneliti mengangkat judul “Peran Layanan Informasi dalam memantapkan peminatan jurusan di SMK PGRI 6 Surabaya”. Masalah yang diteliti adalah 1) bagaimana pelaksanaan layanan informasi di SMK PGRI 6 Surabaya?, 2) bagaimana cara memantapkan peminatan jurusan di SMK PGRI 6 Surabaya?, dan 3) bagaimana peran layanan informasi dalam memantapkan peminatan jurusan di SMK PGRI 6 Surabaya?.

Terkait dengan penelitian diatas, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif untuk menjawab pertanyaan yang ada diatas. Penelitian ini untuk memberikan gambaran atau fakta mengenai peran layanan informasi dalam memantapkan peminatan jurusan di SMK PGRI 6 Surabaya. Teknik Pengumpulan data adalah Observasi, Wawancara dan Dokumentasi.

Temuan dalam skripsi ini berdasarkan rumusan masalah diantaranya sebagai berikut 1) layanan informasi sudah diberikan secara maksimal namun siswa banyak yang belum paham dan mengerti. 2) ada beberapa cara yakni menyebarkan data individu, motivasi, pendalaman materi, kunjungan ke dunia industri, dan memberikan layanan khusus (layanan konseling). 3) Peran layanan informasi dalam mematapkan peminatan jurusan, dalam hal peranan dari guru bimbingan konseling sudah dilakukan dengan baik, namun dalam tindak lanjut kurang dilakukan secara maksimal sehingga masih belum afektif.


(9)

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR... i

SAMPUL DALAM... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

ABSTRAK... xiii

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 8

C. Tujuan Penelitian... 9

D. Manfaat Penelitian... 9

E. Definisi Konseptual... 10

F. Kajian Pustaka Terdahulu... 15

G. Sistematika Penulisan... 18

BAB II : KAJIAN TEORI... 20

A. Tinjauan tentang Layanan Informasi... 20


(10)

2. Tujuan Layanan Informasi... 23

3. Macam-macam Layanan Informasi... 27

4. Metode Layanan Informasi... 36

5. Pelaksanaan Layanan Informasi... 39

6. Indikator Layanan Informasi... 43

B. Tinjauan tentang Peminatan Jurusan... 44

1. Pengertian Peminatan Jurusan SMK... 44

2. Tujuan Peminatan Jurusan SMK... 46

3. Komponen-komponen peminatan jurusan SMK... 48

4. Pelaksanaan Layanan peminatan jurusan SMK... 53

5. Peran guru Bimbingan Konseling dalam peminatan jurusan SMK... 54

C. Tinjauan tentang Peran Layanan informasi dalam memantapkan peminatan jurusan SMK... 58

BAB III : METODE PENELITIAN... 65

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 65

B. Objek Penelitian... 67

C. Informan Penelitian... 67

D. Tahap-tahap penelitian... 69


(11)

F. Analisis Data... 72

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN... 75

A. Gambaran Umum Penelitian... 75

1. Deskripsi Objek Penelitian... 75

2. Keberadaan SMK PGRI 6 Surabaya... 77

B. Penyajian Data... 81

C. Analisis Data... 100

BAB V : PENUTUP... 117

A. Kesimpulan... 117

B. Saran... 118

Daftar Pustaka... 120 Lampiran-lampiran


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam pendidikan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tingkat pendidikan setinggi mungkin sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Arah ini menimbulkan kebutuhan akan bimbingan yaitu dalam memilih kelanjutan sekolah yang paling tepat, serta menilai kemampuan siswa yang bersangkutan.1

Namun siswa tamatan SMP/MTs yang memasuki SMK, dan tamatan SMK yang memasuki perguruan tinggi ataupun dunia kerja belum semuanya didasarkan atas minat peserta didik yang didukung oleh potensi dan kondisi diri, seperti kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kondisi fisik serta sosial budaya dan minat karir mereka. Akibatnya perkembangan mereka kurang optimal, tidak seperti yang diharapkan. Untuk mengantisipasinya guru Bimbingan Konseling melakukan layanan peminatan.

Layanan Peminatan merupakan layanan yang lebih sensitif dan respek terhadap perbedaan kemampuan dan kecepatan belajar peserta didik, dan untuk SMA/MA dan SMK memberikan peluang yang lebih terbuka kepada peserta didik untuk memilih mata pelajaran yang diminati, mendalami

1 Ahmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam berbagai latar belakang (Bandung:Refika Aditama,2006) hal 2.


(13)

materi mata pelajaran dan mengembangkan berbagai potensi sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan karakteristik.2

Tujuan dari layanan peminatan yang ada di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah 1) Menyiapkan peserta didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat. 2) Pada kematangan pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir. 3) Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memilih mata pelajaran program keahlian dan mendalami materi mata pelajaran program keahlian tertentu sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat 4) Setelah tamat dari SMK peserta didik dapat bekerja atau melanjutkan ke Perguruan Tinggi di bidang tertentu sesuai dengan bidang studi keahlian/kejuruan yang telah dipelajarinya sewaktu di SMK.3 Permasalahan

yang terjadi bahwa peminatan jurusan harus dimantapkan melalui layanan informasi.

Layanan informasi adalah layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan infomasi jabatan) yang dapat

2 Kementerian pendidikan dan kebudayaan badan pengembangan sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan dan penjaminan mutu pendidikan pusat pengembangan tenaga kependidik, Peminatan Peserta Didik (jakarta: 2013).

3 Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peminatan Peserta Didik (2013), hal 12.


(14)

dipergunakan sebagai bahan pertimbanganan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.4 Maka dari itu

peneliti menghubungkan apakah layanan informasi yang dilakukan saat KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dapat memantapkan peminatan jurusan apa tidak.

Ada tiga alasan layanan informasi perlu diselenggarakan di sekolah. Pertama, membekali individu dengan berbagai pengetahuan. Kedua, memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya. Syarat dasar untuk menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis. Ketiga, setiap individu adalah unik. Keunikan itu akan membawakan pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda disesuaikan dengan masing-masing individu.5

Dengan ketiga alasan itu, layanan informasi merupakan kebutuhan yang amat tinggi tingkatannya. Lebih-lebih apabila diingat bahwa masa “masa depan adalah abad informasi”, maka barang siapa tidak memdapatkan informasi, maka ia akan tertinggal dan akan kehilangan masa depan.6

4 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Tabanan, Rineka Cipta: 1996), hal 44

5 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994. Hal 260.

6 Mukhlisah, Administrasi dan Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah,Surabaya: Dwiputra Pustaka Citra, 2012. Hal 101


(15)

Adapun jenis layanan informasi dibedakan menjadi tiga yaitu 1) informasi pendidikan, 2) informasi pekerjaan, 3.) informasi sosial budaya. Informasi Pendidikan merupakan informasi yang diberikan mengenai pemilihan program studi, pemilihan sekolah dan jurusannya, penyesuaian diri dengan program studi, dan penyesuaian diri dengan suasana belajar. Informasi Pekerjaan merupakan informasi yang diberikan mengenai jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan, mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan. Informasi Sosial Budaya merupakan informasi yang diberikan mengenai pemahaman terhadap sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai tahap tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis

Adapun proses pemilihan dan penetapan peminatan di SMK bersamaan dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Untuk kelancaran proses dan ketepatan hasil kerja, maka perlu dilaksanakan oleh kepala sekolah, guru BK/Konselor, orang tua, dan guru mata pelajaran serta peserta didik dalam menentukan peminatan (jurusan).7

Tetapi kenyataannya terdapat masalah pada layanan peminatan. Peneliti melakukan observasi di SMK PGRI 6 Surabaya, SMK merupakan sekolah yang mengembangkan dan melanjutkan pendidikan dasar dan mempersiapkan peserta didiknya untuk dapat bekerja, baik bekerja sendiri atau bekerja sebagai bagian dari suatu kelompok sesuai bidangnya

7Opcit, hal 30


(16)

masing. Di setiap SMK peminatan jurusan sudah dilakukan saat PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Saat PPDB, guru bimbingan konseling tidak dilibatkan karena yang terlibat dalam peminatan penjurusan adalah kepala sekolah, panitia dan wakil kepala sekolah.

Pada kurikulum 2013 khususnya layanan peminatan, setiap peserta didik SMK dalam pembelajaran melakukan aktivitas sebagai berikut: a) memilih dan menempuh satu bidang studi keahlian, b) memilih dan menempuh satu program studi keahlian yang tercakup dalam bidang studi keahlian, c) memilih dan menempuh satu kompetensi keahlian yang tercakup dalam program studi keahlian.

Berdasarkan hasil observasi di SMK PGRI 6 Surabaya bahwa layanan peminatan diberikan secara klasikal dan disesuaikan dengan kelas/kebutuhan siswa : Pertama, Siswa kelas X diberikan layanan berupa “Peminatan Jurusan”. Hal ini bertujuan agar siswa yang baru masuk sudah mengenali, memahami dan memantapkan jurusan yang sudah dipilihnya. Karena banyak kasus siswa baru, dalam pemilihan jurusan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya dipaksa orang tua, ikut-ikutan, jurusan yang diingini sudah penuh dan masih banyak lagi. Sehingga siswa banyak yang kaget dan tidak nyaman ketika sudah mengikuti KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) sehingga mengalihkan ketidaknyamanan dengan cara membolos, prestasi yang pas-pasan, sering telat dan yang paling parah bisa pindah jurusan bahkan keluar dari sekolah tersebut. Kedua, siswa kelas XI


(17)

diberikan layanan berupa “Peminatan Pendalaman Mata Pelajaran”. Hal ini bertujuan agar siswa tersebut dapat mengenali, memahami, dan mendalami mata pelajaran yang sudah diajarkan oleh guru mata pelajaran agar bisa mempratekkan di lapangan pelajaran yang sudah dipelajari saat di sekolah atau istilahnya PSG (Pendidikan Sistem Ganda). Karena banyak kasus, siswa sudah mulai menunjukan penurunan semangat pada mata pelajaran dengan cara bolos, keluar saat jam pelajaran, bermain bola dan lain sebagainya. Hal ini bisa berpengaruh pada PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) jika siswa tersebut tidak segera untuk diatasi. Ketiga, siswa kelas XII diberikan layanan berupa “Peminatan Karier”. Hal ini bertujuan agar sebelum lulus sudah memiliki pandangan kedepan apakah mau bekerja, masuk ke Perguruan Tinggi dan bisa kedua-duanya. Karena diketahui melalui penyebaran angket, banyak siswa yang masih belum tahu apa yang dilakukan setelah lulus nanti.

Namun, peneliti lebih fokus objek penelitian mengenai peminatan jurusan di kelas X. Alasan peneliti memilih masalah tersebut karena 1) di kelas X merupakan kelas trasisi; 2) di kelas X belum banyak mengenal dan mengerti mengenai jurusan yang ada di sekolah tersebut; 3) rata-rata siswanya masuk sekolah tersebut karena faktor eksternal seperti ikut-ikutan, pendapat dari orang tua, jurusan yang diinginkan sudah penuh.

Agar pemantapan peminatan jurusan bisa berjalan baik maka Pendekatan dan teknik layanan informasi harus memiliki kesiapan


(18)

kematangan meliputi 1) Ceramah, tanya jawab, dan Diskusi adalah Cara penyampaian informasi yang paling biasa dipakai 2) Media, ada dua media yang biasa digunakan yaitu a) media pembantu berupa alat peraga, media tulis dan grafis serta perangkat dan program elektronik b) Informasi dikemas dalam rekaman dengan perangkat kerasnya (rekaman audio, video, komputer); 3) Acara khusus, Melalui acara khusus di sekolah misalnya “Hari Kartini, Hari Keberhasilan Lingkungan” yang didalamnya ditampilkan informasi tentang karir; 4) Narasumber, Penyelenggaraan layanan informasi tidak dimonopoli oleh konselor, pihak-pihak lain dapat diikutsertakan. Dalam hal ini peranan narasumber sangat dominan; 5) Waktu dan Tempat, Pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal pembelajaran; 6) Penilaian, penilaian difokuskan kepada pemahaman para peserta didik.8

Tetapi pelaksanaan layanan informasi yang terjadi di kelas X di SMK PGRI 6 Surabaya, dilakukan pada jam pelajaran Bimbingan Konseling selama 1x45 menit yang bersifat klasikal. Pendekatan/teknik yang digunakan adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, dan memberikan motivasi. Guru bimbingan konseling memberikan materi salah satunya dengan pengenalan diri melalui Who Am I. Tujuannya untuk mengetahui bakat dan minat siswa kemudian guru bimbingan konseling memberikan layanan

8 http://ajenganjar.blogspot.com/2012/03/makalah-layanan-informasi.html diunduh tanggal 14-2-2014, pukul 10.22.


(19)

informasi mengenai seluk beluk jurusan dan memberikan motivasi tentang pendidikan.

Ukuran pemantapan peminatan jurusan dilihat dari minat terhadap mata pelajaran produktif, absensi dan perilaku siswa saat Kegiatan Belajar Mengajar. Oleh karena itu memantapkan peminatan jurusan melalui layanan informasi diharapkan mampu memberikan spirit (semangat), memberikan materi dan pemahaman sebanyak-banyaknya mengenai jurusan (produktif), dan menumbuhkan jiwa kemandirian. Mengingat betapa pentingnya peran guru bimbingan konseling melalui layanan infomasi dalam permasalahan peminatan jurusan, maka peneliti mengangkat judul yakni Peran Layanan Informasi Dalam Memantapkan Peminatan Jurusan Di Sekolah Menengah Kejuruan Pgri 6 Surabaya

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang dipaparkan diatas maka peneliti mengangkat rumusan masalah diantarasebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan layanan informasi di Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 6 Surabaya ?

2. Bagaimana cara memantapkan peminatan jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 6 Surabaya ?

3. Bagaimana peran layanan informasi dalam memantapkan peminatan jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 6 Surabaya ?


(20)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelaksanaan layanan informasi di Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 6 Surabaya

2. Untuk mengetahui cara memantapkan peminatan jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 6 Surabaya

3. Untuk mengetahui peran layanan informasi dalam memantapkan peminatan jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 6 Surabaya

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dunia penelitian serta memberikan teori tentang pentingnya pembelajaran bimbingan konseling yang diterapkan dalam membentuk karakter siswa terutama di Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 6 Surabaya.

2. Secara Praktis a) Bagi Peneliti

Sebagai pelatihan bagi peneliti dalam menyelesaikan problematika siswa

b) Bagi Sekolah

Diharapkan dengan adanya penelitian ini sekolah dapat meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana layanan


(21)

bimbingan konseling untuk memperlancar kinerjanya dan mampu memperkuat pemahaman serta keterampilan para guru berkenaan dengan pelayanan bimbingan konseling di sekolah.

c) Bagi Lembaga

Diharapkan dengan adanya penelitian ini lembaga memahami pentingnya sebuah layanan informasi yang diadakan di kampus sebagai ajang untuk membentuk dan mengarahkan agar menjadi mahasiswa yang berkualitas.

E. Definisi Konseptual

1. Peran Layanan Informasi

Peran adalah Sesuatu yang ikut membantu dalam melancarkan usaha, sehingga dapat dicapai apa yang menjadi tujuannya.9 Keikut sertaaan person dalam mengambil keputusan.10

Layanan Informasi adalah Layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan

9 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,1987) hal 73.


(22)

keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien). Klien tidak hanya peserta didik tetapi bisa juga orang tua atau wali.11

Adapun jenis-jenis layanan informasi adalah a) informasi pendidikan, b) informasi jabatan , dan c) informasi sosial-budaya.12

Infomasi pendidikan, dalam bidang pendidikan, terkadang terdapat masalah atau kesulitan yang dihadapi peserta didik. Masalah itu berhubungan dengan (a) pemilihan program studi, (b) pemilihan sekolah dan jurusannya, (c) penyesuaian diri dengan program studi, (d) penyesuaian diri terhadap suasana belajar, dan (e) putus sekolah.

Informasi Jabatan, Saat-saat transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja sering merupakan masa yang sangat sulit bagi banyak orang muda. Kesulitan itu terletak tidak saja dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga dalam penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan pengembangan diri selanjutnya.

Infomasi Sosial Budaya perlu dilakukan dengan membekali tentang pengetahuan dan pemahaman isi informasi tentang keadaan sosial-budaya berbagai daerah. Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial-budaya.

11 Prayitno, Panduan Kegiatan pengawasan Bimbingan dan Konseling di sekolah. (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 1999)

12 http://counselingndut.blogspot.com/2013/02/layanan-informasi-bk.html diunduh tanggal 14-12-2014, pukul 10.49 .


(23)

Sedangkan bidang-bidang pada layanan informasi adalah sebagai berikut:13

a. Informasi kondisi pribadi, seperti: Kecerdasan, Bakat, Minat, Karakteristik pribadi; pemahaman diri, Tugas perkembangan, tahap perkembangan peserta didik SMP/MTs, Gejala perkembangan tertentu, Perbedaan individual, Keunikan diri;

b. Informasi tentang kondisi hubungan sosial, seperti: Pemahaman terhadap orang lain, Kiat berteman, Hubungan antar remaja, Hubungan dalam keluarga, Hubungan dengan guru, orangtua, pimpinan masyarakat;

c. Informasi tentang kondisi hasil belajar, seperti: Kiat belajar, Kegiatan belajar di dalam kelas, Belajar kelompok, Belajar mandiri, Hasil belajar mata pelajaran, Persiapan ulangan, ujian UAS dan UN; d. Informasi tentang kondisi karir, seperti: Hubungan antara bakat,

minat, pekerjaan, dan pendidikan, Persyaratan karir, Pendidikan umum dan pendidikan kejuruan, Informasi karir/pekerjaan/ pendidikan, dan Sistem Penerimaan Siswa Baru (PSB).

13http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ved=0CDsQFjAF&

url=http%3A%2F%2Fmintotulus.files.wordpress.com%2F2012%2F04%2Fmodul-7-

pelaksanaan-program-bimbingan-dan-konseling.docx&ei=rQuNVM7YGcvbuQS79ICgBA&usg=AFQjCNFJI9izZzfA333EN5PpizyYl 2s7Bg&sig2=PGOD6Ka7sVME24fZ5gGOzQ diunduh tanggal 14-12-2014, pukul 11.98


(24)

2. Peminatan jurusan

Peminatan adalah (1) Suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada dalam satuan pendidikan; (2) suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik pada kelompok mata pelajaran atau bidang kompetensi keahlian yang ditawarkan oleh satuan pendidikan; (3) suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik tentang peminatan kelompok mata pelajaran, mata pelajaran, bidang keahlian atau kompetensi keahlian yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang diselenggarakan pada satuan pendidikan; (4) dan suatu proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar serta perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. 14

Sedangkan jurusan sendiri adalah Arah, tujuan15. Atau sekolah yg

bertanggung jawab untuk mengelola dan mengembangkan suatu bidang studi.

Bisa disimpulkan bahwasannya peminatan jurusan adalah suatu proses yang dilakukan siswa yang berfungsi untuk mengambil, memutuskan jurusan (program studi) yang dipilihnya sesuai dengan potensi, minat, dan prestasi. Hal ini bertujuan agar peserta didik mampu

14 http://suaidinmath.wordpress.com/2014/05/25/arah-peminatan-siswa/ diunduh tanggal 14-12-2014, pukul 11.12 WIB

15 http://artikata.com/arti-366931-jurusan.html diunduh pada tanggal 09-12-2014, pukul 19.34 WIB


(25)

mencapai keberhasil dalam proses belajar mengajar dan mengembangkan tujuan pendidikan secara maksimal.

Adapun komponen-komponen penjurusan/peminatan jurusan adalah sebagai berikut :16

a) Prestasi Belajar

Kriteria untuk prestasi belajar ini disesuaikan dengan jurusan yang dipilihnya.

b) Hasil Tes Bakat

Bahan pertimbangan lain dalam penjurusan adalah hasil pengukuran bakat. Dalam penjurusan lebih baik bila bakat-bakat tersebut dipertimbangkan; sebab bakat ini termasuk kecakapan potensial, sedangkan prestasi belajar adalah kecakapan nyata. Sedangkan langkah-langkah pelayanan peminatan secara sistematik dimulai, mengikuti sejumlah langkah diantaranya sebagai berikut : 1) Pengumpulan Data meliputi Data pribadi siswa (kemampuan dasar (intelegensi), bakat dan minat serta kecenderungan potensi), Keluarga, Kondisi lingkungan, Mata pelajaran wajib dan pilihan, Sistem pembelajaran, Informasi pekerjaan/karir, Bahan informasi karir, Bahan informasi pendidikan lanjutan, Data kegiatan belajar, Data hasil belajar dan Data khusus tentang siswa. 2) Layanan informasi/orientasi arah peminatan, dengan langkah ini kepada para siswa diberikan informasi


(26)

selengkapnya, sesuai dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan siswa, 3) Identifikasi dan Penetapan Arah Peminatan, Terfokus pada kecocokan antara kondisi pribadi siswa atau tuntutan mata pelajaran pilihan dan/atau sekolah/madrasah, arah pengembangan karir, kondisi orang tua dan lingkungan pada umumnya, terutama dalam rangka peminatan akademik, vokasional, dan studi lanjutan. 4) Penyesuaian, Langkah ketiga di atas dapat menghasilkan pilihan yang tepat bagi siswa dan orang lain yang berkepentingan (terutama orang tua), atau pilihan yang tepat bagi siswa tetapi tidak disetujuioleh orang tuanya. Apabila ketidakcocokan itu terjadi maka perlu dilakukan peninjauan kembali melalui layanan konseling perorangan baik terhadap siswa dan/ataupun orang tuanya. 5) Monitoring dan Tindak Lanjut, Guru BK atau Konselor memonitor penampilan dan kegiatan siswa asuhnya secara keseluruhan dalam menjalani program pendidikan yang diikutinya, khususnya berkenaan dengan arah peminatan yang dipilihnya.17

F. Kajian Pustaka Terdahulu

Pertama, Pengaruh Layanan Informasi dalam Bimbingan Pribadi terhadap Konsep Diri Siswa Kelas XII Di SMK Negeri 1 Rembang” Peneliti Ida Fitriana – 2011, Isi dari deskripsi ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh layanan informasi dalam bimbingan pribadi


(27)

terhadap pembentukan konsep diri siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Rembang karena disana layanan informasi diperuntukkan agar siswa mampu mengenali dirinya atas masalah pribadi khususnya masalah karir sehingga peneliti melakukan layanan informasi.

Persamaannya adalah 1) menggunakan teknik/pendekatan yang sama melalui layanan informasi yang diharapkan mampu menyelesaikan masalah siswa 2) Tujuan informasinya sama-sama agar siswa dapat mengenali dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya; 3) sasaran penelitian sama-sama dilakukan di SMK.

Perbedaannya adalah 1) Pendekatan penelitian yang digunakan berbeda kalau Ida menggunakan pendekatan kuantitaf sedangkan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif; 2) objeknya yang dilakukan Ida pada kelas XII sedangkan peneliti dilakukan di kelas X; 3) permasalahannya berbeda kalau Ida masalah siswa yang akan mau lulus sedangkan peneliti permasalahan mengenai permasalahan peminatan jurusan.

Kedua, dengan judul Pengaruh Persepsi dan Motivasi Mahasiswa Jurusan Akuntansi yang Sedang Mengambil Skripsi terhadap Peminatan Karir dalam Bidang Perpajakan (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro), oleh Istina Dewi Findi, 2014. Isi dari skripsi ini penelitian sintesa yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi dan motivasi mahasiswa akuntansi yang sedang mengambil


(28)

skripsi terhadap peminatan karir dalam bidang perpajakan. Penelitian ini menggunakan 130 responden mahasiswa jurusan akuntansi yang sedang mengambil mata kuliah skripsi pada Universitas Dian Nuswantoro. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Incidental Sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Dan Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa secara simultan persepsi, motivasi kualitas, motivasi karir, motivasi ekonomi berpengaruh signifikan terhadap peminatan karir dalam bidang perpajakan dan secara parsial presepsi dan motivasi kualitas berpengaruh signifikan terhadap peminatan karir dalam bidang perpajakan. Sedangkan motivasi karir dan motivasi ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap peminatan karir dalam bidang perpajakan.

Persamaannya adalah 1) permasalahannya mengenai peminatan; 2) sama-sama mengenai jurusan; 3) objek penelitian dilakukan kepada tingkatan pemula (semester awal).

Perbedaannya adalah 1) Pendekatannya dan jenis penelitian berbeda yakni penelitian yang saya gunakan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif Sedangkan Istina menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis Incidental Sampling; 2) Objek penelitian Istina adalah mahasiswa sedangkan saya adalah siswa; 3)


(29)

Solusi yang digunakan berbeda, kalau Istina menggunakan Persepsi dan Motivasi sedangkan peneliti menggunakan layanan informasi.

G) Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan : Bab Ini Peneliti Menguraikan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Konseptual, Kajian Pustaka Terdahulu, dan Sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teori : Bab ini membahas secara tuntas tentang Peran Layanan Informasi dalam memantapkan peminatan jurusan, yang diawali dengan pengertian Layanan Informasi, Tujuan Layanan Informasi, Macam-macam layanan informasi, Metode Layanan Informasi, Pelaksanaan Layanan informasi, Indikator keberhasilan layanan informasi. Penjelasan mengenai peminatan jurusan SMK, yang diawali dengan pengertian peminatan jurusan SMK, Tujuan Peminatan Jurusan SMK, Komponen Peminatan Jurusan SMK, Pelaksanaan Peminatan Jurusan SMK dan peran guru BK dalam peminatan jurusan. Yang terakhir Penjelasan mengenai peran layanan informasi dalam memantapkan peminatan jurusan SMK


(30)

Bab III Metode Penelitian: Bab ini menjelaskan tentang bagaimana cara penulis memperoleh hasil penelitian yang bertujuan mempermudah dalam penelitian di lapangan. Bab ini meliputi jenis dan pendekatan penelitian, subjek dan objek penelitian, tahap-tahap penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, serta pengecekan keabsahan data.

Bab IV Hasil Penelitian : Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang didapatkan oleh penulis di lapangan. Bab ini meliputi gambaran umum obyek penelitian yang dimulai dengan sejarah singkat dan letak geografis SMK PGRI 6 Surabaya, visi dan misi, tujuan, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa dan juga keadaan sarana dan prasarana yang ada di sana. Setelah itu penulis memaparkan penyajian data dan juga analisis data yang sangat erat kaitannya dengan penulisan ini.

Bab V Penutup : Bab ini menjelaskan secara global dari semua pembahasan skripsi dengan menyimpulkan semua pembahasan dan memberi beberapa saran dalam meningkatkan layanan informasi dalam memantapkan peminatan jurusan. Tujuannya untuk mempermudah pembaca mengambil inti sari dari pembahasan skripsi ini.


(31)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Layanan Informasi

1. Pengertian Layanan Informasi

Dalam menjalani kehidupan dan perkembangan diri, individu memerlukan berbagai informasi baik untuk keperluan kehidupannya sehari-hari, sekarang, maupun untuk perencanaan kehidupannya kedepan. Individu bisa mengalami masalah dalam kehidupannya di masa depan, karena tidak mengusai dan tidak mampu mengakses informas.18

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian layanan informasi diantaranya sebagai berikut :

Menurut Jogiyanto HM, Informasi secara umum definisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian–kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.19 Sedangkan layanan informasi adalah layanan

yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu. Informasi

18 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Pekanbaru: Raja Grafindo Persada, 2007), hal 147.

19 HM Jogiyanto, Analisis dan Disain Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek


(32)

yang diperoleh individu sangat diperlukan agar individu lebih mudah dalam membuat perencanaan dan mengambil keputusan.20

Pengertian layanan informasi menurut pendapat Yusuf Gunawan adalah layanan yang membantu siswa untuk membuat keputusan yang bebas dan bijaksana. Informasi tersebut harus valid dan dapat digunakan oleh siswa untuk membuat berbagai keputusan dalam kehidupan mereka.21

Sedangkan menurut Tohirin mengungkapkan bahwa Layanan informasi merupakan layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Layanan informasi juga bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda. 22

Slameto mengungkapkan Layanan informasi adalah layanan yang diberikan untuk memberikan berbagai keterangan, data, dan fakta tentang dunia luar (dunia pendidikan dan dunia kerja) kepada siswa dengan maksud agar ia mempunyai pemahaman yang betul tentag dunia

20 Ahmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam berbagai latar belakang (Bandung: Refika Aditama, 2006), hal 19.

21 Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987), hal 88.

22 Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intergrasi) (Pekanbaru: PT Raja Gafindo Persada, 2007) hal 147.


(33)

sekitarnya. Pemahaman ini selanjutnya penting untuk mengambil keputusan atau menentukan pilihan.23

Sedangkan Prayitno & Erman Amti menjelaskan bahwa Layanan informasi adalah kegiatan memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dengan demikian, layanan informasi itu pertama-tama merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman dalam bimbingan dan konseling.24

Berkaitan dengan hal diatas Budi Purwoko mengungkapkan bahwa Penyajian informasi dalam rangka program bimbingan ialah kegiatan membantu siswa dalam mengenali lingkungannya, terutama tentang kesempatan-kesempatan yang ada didalamnya, yang dapat dimanfaatkan siswa baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang.25

Winkel & SriHastuti juga menjelaskan bahwa Layanan Informasi adalah usaha untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan

23 Slameto, Bimbingan di Sekolah (Salatiga: PT Bina Aksara, 1986), hal 60.

24 Prayitno dan Amti, Erman, Dasar-Dasar BK (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal 259-260. 25 Budi Purwoko, Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling (Surabaya: Unesa


(34)

kehidupannya sendiri.26 Namun, mengingat luasnya informasi yang

tersedia dewasa ini, mereka harus mengetahui pula informasi manakah yang relevan untuk mereka dan mana yang tidak relevan, serta informasi macam apa yang menyangkut data dan fakta yang tidak berubah dan yang dapat berubah dengan beredarnya roda waktu.

Dari berbagai pengertian tentang layanan informasi yang telah dikemukakan diatas dapatlah diartikan sebagai salah satu kegiatan bimbingan konseling yang mampu mencakup kegiatan lainnya. Karena layanan ini memberikan berbagai informasi, baik informasi pribadi, sosial, karier maupun belajar. Hal ini secara tidak langsung dapat menyelesaikan masalah yang dialami siswa secara keseluruhan. Layanan ini dapat menambah wawasan siswa, mengenali dirinya (konsep diri) dan mampu menata masa depannya sebaik mungkin.

2. Tujuan Layanan Informasi

Penguasaan akan berbagai informasi dapat digunakan untuk mencegah timbulnya masalah, pemecahan suatu masalah, untuk memelihara dan mengembangkan potensi individu serta memungkinkan individu (peserta didik) yang bersangkutan membuka diri dalam

26 Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan Dan Konseling di Institusi Pendidikan (Yogjakarta: Media Abadi, 2006), hal 316.


(35)

mengaktualisasikan hak-haknya.27 Ada beberapa pendapat mengenai

tujuan layanan informasi, diantaranya sebagai berikut :

Menurut Yusuf Gunawan, ada dua tujuan layanan informasi yang bersifat umum dan khusus diantaranya sebagai berikut :28

Tujuan layanan informasi yang bersifat umum adalah :

a) Mengembangkan pandangan yang luas dan realistis mengenai kesempatan-kesempatan dan masalah-masalah kehidupan pada setiap tingkatan pendidikan

b) Menciptakan kesadaran akan kebutuhan dan keinginan yang aktif untuk memperoleh informasi yang tepat mengenai pendidikan, pekerjaan dan sosial pribadi

c) Mengembangkan ruang lingkup yang luas mengenai kegiatan pendidikan, pekerjaan dan sosial budaya

d) Membantu siswa untuk untuk menguasai teknik memperoleh dan menafsirkan informasi agar siswa semakin maju dalam mengarahkan dan memimpin dirinya sendiri

e) Mengembangkan sifat dan kebiasaan yang akan membantu siswa dalam mengambil keputusan, penyesuaian, yang produktif dan memberikan kepuasan pribadi

27 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, hal 148.

28 Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987), hal 89.


(36)

f) Menyediakan batuan untuk membuat pilihan tertentu yang progresif terhadap aktivitas khusus sesuai dengan kemampuan bakat dan minat individu.

Sedangkan tujuan khusus dari layanan informasi adalah sebagai berikut : a) Memberikan pengertian tentang lapangan pekerjaan yang luas

dimasyarakat

b) Mengembangkan sarana yang dapat membentu siswa untuk mempelajari secara intensif beberapa lapangan pekerjaan atau pendidikan yang tersedia dan yang selektif

c) Membantu siswa agar lebih mengenal/dekat dengan kesempatan kerja dan pendidikan dilingkungan masyarakat

d) Mengembangkan perecanaan sementara dalam bidang pekerjaan dan pendidikan yang didasarkan pada belajar eksplorasi sendiri

e) Memberikan teknik-teknik khusus yang dapat membantu para siswa untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah setelah meninggalkan sekolah, seperti memperoleh pekerjaan, melanjutkan program berikutnya atau membentuk rumah tangga Sedangkan menurut Slameto Tujuan layanan Informasi adalah agar siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai situasi pendidikan yang akan ditempuhnya. 29


(37)

Budi Purwoko berpendapat bahwa tujuan yang ingin dicapai dengan penyajian informasi adalah sebagai berikut:30

a) Para siswa dapat mengorientasikan dirinya kepada informasi yang diperolehnya terutama untuk kehidupannya, baik semasa masih sekolah maupun setelah menamatkan sekolah.

b) Para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlukan. c) Para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana

memperoleh informasi.

d) Para siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang ada dalam lingkungannya sesuai dengan minat dan kemampuanya.

Sementara menurut Ifdil tujuan layanan informasi ada dua macam yaitu secara umum dan khusus. Secara umum agar terkuasainya informasi tertentu sedangkan secara khusus terkait dengan fungsi pemahaman (paham terhadap informasi yang diberikan) dan memanfaatkan informasi dalam penyelesaian masalahnya. Layanan informasi menjadikan individu mandiri yaitu memahami dan menerima diri dan lingkungan secara positif, objektif dan dinamis, mampu mengambil keputusan, mampu mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhannya tersebut dan akhirnya dapat mengaktualisasikan dirinya.31

30 Budi Purwoko, Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling (Surabaya: Unesa University Press, 2008), hal 52.


(38)

Sedangkan menurut Winkel, tujuan diberikannya layanan informasi adalah membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan, dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri”.32

Bisa disimpulkan, bahwa tujuan layanan informasi adalah membekali siswa agar mampu merencanakan, dan memutuskan rencana masa sekarang maupun masa depan dengan mandiri dan bertanggung jawab sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya secara positif, objektif dan dinamis. Secara tidak langsung,hal ini dapat menyelesaikan masalah siswa baik masalah pribadi, sosial, belajar maupun karier.

3. Macam – macam Layanan Informasi

Macam-macam informasi yang menjadi isi layanan ini bervariasi. Demikian juga keluasan dan kedalamannya. Hal ini tergantung kepada kebutuhan para peserta layanan (tergantung kebutuhan siswa). Informasi yang menjadi isi layanan harus mencakup seluruh bidang pelayanan bimbingan dan konseling.33 Secara lebih rinci, ada beberapa pendapat

32 Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Yogjakarta: Media Abadi, 2006) hal 316.


(39)

para ahli mengenai macam-macam layanan informasi diantaranya sebagai berikut :

Ada tiga macam layanan informasi menurut Slmeto diantaranya sebagai berikut:34

a) Informasi tentang pekerjaan : 1) Jenis-jenis pekerjaan

2) Syarat-syarat suatu pekerjaan b) Informasi tentang cara-cara belajar :

1) Cara membagi waktu

2) Cara menyunsun jadwal kegiatan 3) Cara belajar yang afektif

4) Cara memilih teknik belajar

5) Informasi tentang lingkungan sekitar 6) Informasi tentang tata tertib sekolah

Menurut Prayitno & Erman Amti pada dasarnya jenis dan jumlah informasi tidak terbatas. Namun, khusunya dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling, hanya akan dibicarakan tiga jenis informasi, yaitu (a) informasi pendidikan, (b) informasi pekerjaan, (c) informasi sosial budaya.35

a) Informasi pendidikan

34 Slameto, Bimbingan di Sekolah (Jakarta: Bina Aksara, 1986), hal 147.


(40)

Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau calon siswa yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah atau kesulitan. Diantara masalah atau kesulitan tersebut berhubungan dengan (a) pemilihan program studi, (b) pemilihan sekolah fakultas dan jurusannya, (c) penyesuaian diri dengan program studi, (d) penyesuaian diri dengan suasana belajar, dan (e) putus sekolah. Mereka membutuhkan adanya keterangan atau informasi untuk dapat membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana.

b) Informasi jabatan

Saat-saat transisi dari dunia pendidikan kedunia kerja sering merupakan masa yang sangat sulit bagi banyak orang muda. Kesulitan itu terletak tidak saja dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga dalam penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan pengembangan diri selanjutnya.

c) Informasi sosial budaya

Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial budaya yang meliputi, macam-macam suku bangsa, adat istiadat, agama dan kepercayaan, bahasa, potensi-potensi daerah dan kekhususan masyarakat atau daerah tertentu.


(41)

Sedangkan menurut Yusuf Gunawan, layanan informasi dikelompok menjadi tiga golongan besar, yaitu: Informasi pendidikan, informasi pekerjaan dan informasi sosial pribadi. 36

a) Informasi Pendidikan

Informasi pendidikan sebagai data yang valid berguna tentang semua jenis pendidikan sekarang dan yang akan datang serta kesempatan-kesempatan latihan dan tuntutannya. Informasi yang diberikan meliputi peraturan dan jam sekolah, kegiatan kurikuler yang tersedia dan mata pelajaran, organisasi sekolah dan aktivitas sosialnya, nilai pendidikan, kredit yang yang diambil, program pendidikan setelah tamat sekolah, mata pelajaran yang dituntut untuk memasuki perguruan tinggi, tuntutan dan persyaratan masuk perguruan tinggi, biaya untuk memasuki perguruan tinggi, surat menyurat disekolah, dan lain sebagainya.

b) Informasi Pekerjaan

Informasi pekerjaan sebagai data yang valid dan berguna tentang posisi pekerjaan dan lapangan kerja. Termasuk didalam tugas-tugas, tuntutan dan persyaratan masuk, kondisi pekerjaan, imbalan pekerjaan, pola kemajuan, kebutuhan tenaga kerja dan sumber informasi yang lebih lanjut.37Informasi pekerjaan akan termasuk data

36 Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987), hal 91.


(42)

yang relevan dengan item-item diantaranya sebagai berikut : tenaga kerja, struktur dunia kerja dan kelompok, kecenderungan kerja, UUD (Undang-Undang) perburuan, sumber informasi mempelajari pekerjaan, pekerjaan yang utama dan penting, kriteria untuk menilai bahan informasi pekerjaan dan lain sebagainya.

c) Informasi Sosial Pribadi

Informasi sosial pribadi berkaitan dengan pemahaman diri sendiri dan pemahaman orang lain. Informasi sosial pribadi sebagai data yang valid dan berguna tentang kesempatan dan pengaruh dari manusia dan lingkungan fisik terhadap pertumbuhan pribadi dan hubungan interpersonalnya dengan orang lain. Informasi ini barkaitan dengan faktor-faktor diantaranya sebagai berikut : Mencapai pemahan diri, mencapai tingkat kematangan hubungan baik dengan lawan jenis maupun sama jenis, mengerti peranan pria dan wanita, pengembangan kepribadian yang sehat, mengerti sifat dan tingkah laku orang lain, perkembangan fisik dan mental yang sehat.

Sementara menurut Budi Purwoko juga menjelaskan, jenis-jenis informasi yang penting bagi para siswa waktu masih sekolah, misalnya informasi tentang:

a) Kondisi fisik sekolahnya, fasilitas yang tersedia, guru-gurunya, para karyawan, bagian administrasi, dan sebagainya.


(43)

b) Informasi tentang program studi disekolahnya, yang bersumber dari kurikulum yang berlaku.

c) Informasi tentang cara belajar yang efisien, yang bersumber dari para pembimbingnya.

d) Informasi tentang usaha kesehatan sekolah yang bersumber dari doktor, para perawat kesehatan

Sedangkan menurut Winkel &Sri Hastuti memberikan gambaran bahwa data dan fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya dibedakan atas tiga tipe dasar, yaitu :38

a) Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data mengenai variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan prajabatan dari berbagai jenis, mulai dari semua persyaratan penerimaan sampai dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat. b) Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data

mengenai jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, mengenai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan, mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan/corak pekerjaan tertentu.

38 Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan Dan Konseling di Institusi Pendidikan (Yogjakarta: Media Abadi, 2006), hal 318.


(44)

c) Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman terhadap sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai tahap-tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis, bersama dengan hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian dan pergaulan sosial diberbagai lingkungan masyarakat.

Depdiknas juga berpendapat bahwa tujuan layanan informasi adalah :a) Informasi Pendidikan, meliputi data dan keterangan yang valid dan berguna tentang kesempatan dan syarat-syarat berkenaan dengan berbagai jenis pendidikan yang ada sekarang dan yang akan datang b)

Informasi Jabatan, meliputi penyampaian tentang, pengetahuan dan penghayatan tentang pekerjaan atau jabatan yang akan dimasuki. c)

Informasi Sosial Budaya adalah informasi yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial budaya yang perlu dipahami oleh siswa untuk menyesuaikan diri dan membuat keputusan.39

Pada hal ini, Mukhlishah juga mengungkapkan bahwa materi yang diangkat melalui layanan informasi, diantaranya sebagai berikut :40

a) Informasi pengembangan diri

b) Informasi kurikulum dan proses belajar mengajar c) Informasi pendidikan tinggi

39 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Pendidikan Nasional. (Jakarta), hal 11.

40 Mukhlishah, Administrasi dan Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah (Surabaya: Dwiputra Pustaka Jaya, 2012), hal 35.


(45)

d) Informasi jabatan

e) Informasi kehidupan keluarga, sosial-kemasyarakatan, sosial budaya dan lingkungan.

Sedangkan menurut Prayitno dan Erman Amti, jenis-jenis layanan informasi dibedakan tiap tingkatan khususnya Memasuki SMA/SMK/MA ialah :41

a) Jurusan atau program-program yang telah disediakan

b) Mata pelajaran dan pembidangnya, seperti mata pelajaran umum, persiapan ke Perguruan Tinggi, keterampilan

c) Hubungan antara satu jurusan atau program dengan pekerjaan atau kegiatan di masyarakar yang lebih luas

d) Tersedianya latihan-latihan khusus e) Jadwal kegiatan belajar dan latihan f) Kegiatan ko dan ekstrakulikuler

g) Tuntutan pengembangan sikap dan kebiasaan belajar h) Peraturan sekolah, hak dan kewajiban siswa

i) Fasilitas sumber belajar (perpustakaan, laboratorium, bengkel dan lain sebagainya)

j) Pelayanan bimbingan dan konseling

41 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hal 262.


(46)

k) Fasilitas penunjang (pelayanan kesehatan, makanan, bursa, buku/alat-alat pelajaran, transpotasi)

l) Kemungkinan beasiswa

m) Kemungkinan melanjutkan ke perguruan tinggi n) Ingin bekerja

o) Keadaan fisik sekolah p) Prosedur penerimaan.

Bisa disimpulkan bahwa macam-macam layanan informasi adalah materi layanan informasi pada dasarnya tidak terbatas. Khusus dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, layanan informasi yang diberikan kepada siswa dibedakan menjadi empat bidang yaitu, informasi dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karier. Namun demi tercapainya tujuan dari layanan informasi maka materi informasi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dari pelaksanaan layanan informasi itu sendiri.

Kaitannya dengan penelitian ini maka materi layanan informasi yang akan diberikan adalah informasi tentang berbagai macam jenis minat dan bakat sesuai dengan jurusan yang dipilih oleh siswa yang sangat mungkin untuk dikembangkan guna mencapai prestasi dan kualitas hidup yang terbaik.


(47)

4. Metode Layanan Informasi

Layanan informasi dapat diselenggarakan secara langsung dan terbuka oleh pembimbing atau konselor kepada seluruh siswa di sekolah. Metode yang digunakan bervariasi serta flexibel dapat digunakan melalui format klasikal maupun kelompok. Format mana yang akan digunakan tergantung jenis informasi dan karakteristik peserta layanan. Beberapa teknik yang biasa digunakan untuk layanan informasi menurut beberapa ahli,42 diantara sebagai berikut :

Menurut Prayitno dan Erman Anti, dalam pemberian layanan informasi kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti metode ceramah, diskusi

panel, wawancara, karya wisata, alat-alat peraga, dan alat-alat bantu lainnya, buku panduan, kegiatan sanggar karier, dan sosiodrama.43

Tohirin, berpendapat bahwa ada beberapa teknik yang biasa digunakan untuk layanan informasi diantaranya sebagai berikut:44

a) Ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Melalui teknik ini, para peserta (klien) mendengarkan atau menerima ceramah dari guru Bimbingan Konseling. Selanjunya diikuti dengan tanya jawab. Untuk pendalaman diikuti tanya jawab.

42 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, hal 149.

43 Prayitno dan Amti Erman, Dasar-Dasar BK (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal 275.

44 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Pekanbaru: Grafindo Persada, 2007), hal 149-150.


(48)

b) Melalui media. Penyampaian informasi bisa dilakukan melalui media tertentu seperti alat peraga, media tertulis, media gambar, poster dan media elektronik lainnya.

c) Acara khusus. Layanan informasi melalui cara ini dilakukan dengan acara khusus di sekolah. Dalam acara hari tersebut, disampaikan dengan berbagai informasi berkaitan dengan hari-hari tersebut dan dilakukan berbagai kegiatan yang terkait yang diikuti oleh seluruh siswa

d) Narasumber. Layanan informasi juga bisa diberikan kepada peserta didik dengan mengundang narasumber. Dengan perkataan lain tidak semua informasi diketahui oleh pembimbing. Untuk informasi yang tidak diketahui oleh pembimbing, harus didatangkan atau diundang pihak lain yang lebih mengetahui. Pihak yang diundang, tentu disesuaikan dengan jenis informasi yang akan diberikan.

Sementara menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang menjelaskan bahwa teknik yang digunakan dalam layanan informasi adalah sebagai berikut :45

a) Ceramah

b) Diskusi atau Tanya jawab

c) Bacaan buku, selebaran dan brosur

45 Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Bimbingan Konseling Sekolah (Semarang: IKIP Semarang Press, 1993), hal 82.


(49)

d) Gambar, slide, pemutaran film e) Karyawisata

f) Melalui mata pelajaran tertentu g) Melalui kelas khusus

h) Hari karier

i) Hari perguruan tinggi

j) Wawancara dalam rangka konseling

Sedangkan menurut Slameto, teknik atau metode yang dapat dipergunakan dalam layanan informasi adalah sebagai berikut :46

a) Secara kelompok

1) Ceramah (oleh petugas bimbingan atau sumber) 2) Diskusi dan tanya jawab

3) Bacaan buku, selebaran dan brosur 4) Gambar, slide pemutaran film b) Secara perorangan

1) Wawancara dalam rangka konseling

Dari berbagai jenis metode layanan informasi, maka dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah diskusi, ceramah, tanya jawab.


(50)

5. Pelaksanaan Layanan Informasi

Pelaksanaan layanan informasi menempuh tahapan-tahapan sebagai berikut:47

a) Perencanaan : Identifikasi kebutuhana akan informasi bagi calon peserta layanan, menetapkan materi sebagai isi layanan, menetapkan subjek penelitian, menetapkan narasumber, menyiapkan prosedur, perangkat dan media layanan dan menyiapkan kelengkapan administrasi.

b) Pelaksanaan : Mengorganisasikan kegiatan layanan, mengaktifkan peserta layanan, mengoptimalkan penggunaan metode dan media.

c) Evaluasi : Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur evaluasi, menyusun instrument evaluasi, mengaplikasikan instrumen evaluasi, mengolah hasil aplikasi instrument

d) Analisis hasil evaluasi : Menetapkan norma atau standar evaluasi, melakukan analisis, menafsirkan hasil analisis

e) Tindak lanjut : Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait dan melaksanakan rencana tindak lanjut

47 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Pekanbaru: Grafindo Persada, 2007), hal 152.


(51)

f) Laporan : Menyusun laporan layanan informasi, menyampaikan laporan kepada pihak terkait (kepala sekolah), dan mendokumentasikan laporan

Adapun langkah-langkah layanan informasi menurut Dewa Ketut Sukardi, pada bukunya yang berjudul Pedoman Praktis Bimbingan Penyuluhan di Sekolah adalah sebgai berikut :48

a) Langkah Persiapan

1) Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya 2) Mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima

informasi

3) Mengetahui sumber-sumber informasi 4) Menetapkan teknik penyampaian informasi 5) Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan 6) Menetapkan ukuran keberhasilan b) Langkah Pelaksanaan

Pelaksanaan penyajian informasi tentu saja tergantung pada langkah persiapan, terutama pada teknik yang digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penyajian informasi adalah sebagai berikut :

1) Usahakan menarik minat dan perhatian para siswa

48 Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati, Pedoman Praktis Bimbingan dan Penyuluhan


(52)

2) Berikan informasi secara sistematis, dan sederhana sehingga jelas isi dan manfaatnya

3) Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari

4) Bila menggunakan yang berpusat pada siswa (karyawisata dan pemberian tugas), harus dipersiapkan sebaik mungkin sehingga setiap siswa mengetahui apa yang harus dipersiapkan, apa yang harus dicatat dan apa yang harus dilakukan

5) Bila menggunakan teknik langsung atau tak langsung usahakan tidak terjadi kekeliruan. Informasi yang keliru dan diterima siswa, sukar untuk mengubahnya

6) Usahakan selalu bekerja sama dengan guru mata pelajaran, dan wali kelas, agar isi informasi yang diberikan guru, wali kelas dan guru Bimbingan Konseling tidak saling bertentangan atau ada keselarasan antara sumber informasi

c) Langkah Evaluasi

Pembimbing hendaknya mengevaluasi tiap kegiatan penyajian informasi. Langkah evaluasi ini acap kali dilupakan sehingga tidak diketahui sampai seberapa jauh siswa mampu menangkap informasi. Manfaat dari langkah evaluasi adalah sebagai berikut :

1) Pembimbing mengetahui hasil pemberian informasi 2) Pembimbing mengetahui efektifitas suatu teknik


(53)

3) Pembimbing mengetahui apakah persiapannya sudah cukup matang atau masih banyak kekurangan

4) Pembimbing mengetahui kebutuhan siswa akan informasi lain atau informasi yang sejenis

5) Bila dilakukan evaluasi, siswa merasa perlu memperhatikan lebih serius, bukan sambil lalu. Dengan demikian timbul sikap positif dan menghargai isi informasi yang diterimanya.

Sedangkan menurut Kartini Kartono, guru bimbingan konseling perlu menyiapkan (mengumpulkan, menginventarisasi) informasi yang dibutuhkan secara lengkap dan disusun secara teratur, agar dapat diberikan kepada peserta didik dengan cara yang mudah dimengerti. Informasi yang berguna adalah informasi yang singkat, jelas dan lengkap serta sesuai dengan kebutuhan. Perlu diingat, bahwa memberikan informasi itu sebaiknya dilakukan sebelum peserta didik menemui kesulitan “Pencegahan lebih penting dari pada pengobatan”.49

49 Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-dasar pelaksanaannya (Salatiga: CV Rajawali, 1985), hal 149.


(54)

6. Indikator Keberhasilan Layanan Informasi

Menurut Yusuf Gunawan, layanan informasi dikatakan berhasil apabila :50

a) Mudah masuk dan menyesuaikan diri pada kelas atau sekolah baru

b) Memilih secara tepat kurikulum, jurusan, mata pelajaran, sekolah baru yang sesuai dengan minat dan kemampuannya

c) Mengembangkan kariernya setelah tamat sekolah

d) Mengembangkan pengertian dirinya sendiri dan perkembangan proses kesadarannya dalam hubungannya dengan orang lain Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi, layanan penyajian informasi dikatakan berhasil dengan kriteria sebagai berikut :51

a) Jika para siswa telah dapat menyesuaikan diri dengan sebaik mungkin dengan lingkungan yang baru

b) Jika para siswa telah memperoleh sebanyak mungkin sumber informasi tentang : cara belajar, informasi sekolah sambungan, informasi pemilihan jurusan/program.

Bisa disimpulkan bahwa layanan informasi berhasil apabila 1) Siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru (sekolah, guru, mata pelajaran, jurusan) sesuai dengan minat, bakat

50 Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1987), hal 90-91.

51 Dewa ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Tabanan: Rineka Cipta, 1993), hal 96.


(55)

dan kemampuannya; 2) Siswa mampu membuat dan mengambil keputusan yang tepat mengenai kaier; 3) Siswa mampu mengembangkan dirinya dengan sebaik mungkin sesuai dengan perkembangan yang terjadi.

B. Peminatan Jurusan SMK

1. Pengertian Peminatan Jurusan SMK

Peminatan berasal dari kata “Minat. Minat bisa timbul karena adanya senang dan tidak senang, suka tidak suka terhadap sesuatu pekerjaan, benda, situasi dan sebagainya. Minat bisa timbul karena adanya informasi, atau pekerjaan, benda dan situasi.52

Sedangkan peminatan adalah proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan pendidikan nasional, dan oleh karena itu peminatan harus berpijak pada kaidah-kaidah dasar yang secara eksplisit dan implisit, terkandung dalam kurikulum.53 Sedangkan jurusan khususnya pada SMK, lebih dikenal

dengan penjurusan.

Penjurusan adalah suatu proses penempatan dalam memilih program studi para siswa. Penjurusan ini merupakan suatu proses yang akan menetukan keberhasilan para siswa; baik pada waktu belajar di

52 Ruslan A. Gani, Bimbingan Penjurusan (Bandung: Angkasa, 1986), hal 9. 53 Opcit, hal 7.


(56)

Sekolah maupun setelah lulus nanti baik melanjutkan Perguruan Tinggi maupun bekerja. 54

Sedangkan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menurut Uwe adalah pendidikan kejuruan tingkat dasar yang berorientasi pada praktik dalam bidang-bidang pertukangan, kesehatan, bisnis, industri, pertanian, transportasi, pelayanan jasa, kesehatan, teknik, perkapalan, teknologi dan lain sebagainya. 55

Sedangkan menurut Undang – Undang No.2 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwasannya Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan perserta didik untuk dapat berkerja dalam bidang tertentu dan mempersiapkan perserta didiknya untuk memasuki lapangan kerja. 56

Dapat disimpulkan bahwa SMK adalah pendidikan yang mempersiapkan perserta didik sebagai calon tenaga kerja dan mengembangkan eksistensi peserta didik, untuk kepentingan peserta didik, masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan jurusan yang dipilihnya.57

Bisa disimpulkan peminatan jurusan SMK adalah proses untuk menfasilitasi peserta didik dalam pemilihan, penempatan dan

54 Ibid hal 13.

55 Uwe Schippers, Pendidikan Kejuruan di Indonesia (Bandung: Angkasa, 1994), hal 19. 56 Undang – Undang No.2.

57 mazmuhtar.files.wordpress.com/2011/05/bab-i.docx, diunduh tanggal 16-12-2014, pukul 13.12 WIB.


(57)

penyesuaian dengan jurusan yang diminati agar mampu mempersiapkan dan mengembangkan potensi sesuai dengan jurusan yang dipilihnya serta mampu menentukan masa depan tentunya di dunia kerja. Peminatan jurusan ini berorientasi pada praktik seperti perkapalan, teknik, ekonomi dan bisnis, perkapalan dan lain sebagainya.

2. Tujuan peminatan jurusan SMK

Tujuan peminatan jurusan di SMK secara umum diarahkan untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa :58

a) Pendidikan SMK/MAK merupakan pendidikan untuk menyiapkan siswa menjadi manusia

b) Kemandirian tersebut didasarkan pada kemantangan pemenuhan potensi dasar, bakat, minat dan keterampilan pekerjaan/karier c) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih dan

mendalami mata pelajaran tertentu sesuai dengan kecenderungan dasar bakat, minat siswa

d) Setelah lulus SMK/MAK siswa dapat bekerja dibidang tertentu sesuai dengan bidang pekerjaan/kejuruan yang telah dipelajarinya atau melanjutkan.

58 Musyawarah Guru Pembimbing SMK Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Petunjuk Teknis


(58)

Adapun dua tujuan peminatan jurusan menurut kementrian pendidikan yakni sebagai berikut :

a) Tujuan umum

Membantu peserta didik SMA/MA dan SMK menetapkan minat pilihan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran serta pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang sedang ditempuh, pilihan karir dan/atau pilihan studi lanjutan sampai ke perguruan tinggi.

b) Tujuan Khusus

Mengarahkan peserta didik SMK untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa :

1) Pendidikan di SMK merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.

2) Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir.

3) Kurikulum SMK memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memilih mata pelajaran program keahlian dan mendalami materi mata pelajaran program keahlian tertentu sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat,


(59)

minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik.

4) Setelah tamat dari SMK peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu sesuai dengan bidang studi keahlian/kejuruan yang telah dipelajarinya, atau melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan dan pendalaman materi mata pelajaran sewaktu di SMK

Bisa disimpulkan bahwa tujuan peminatan jurusan SMK adalah SMK merupakan lembaga jurusan yang menyiapkan peserta didiknya agar mampu mengembangkan dan mempersiapkan diri sesuai dengan bakat dan minat; Mampu mendalami materi diutamakan materi praktek/jurusan; Ketika lulus/tamat SMK, mampu bersaing di DU/DI (Dunia Usaha/Dunia Industri).

3. Komponen-komponen peminatan jurusan SMK

Berikut ini disajikan uraian peran masing-masing komponen dalam penetapan peminatan peserta didik diantaranya sebagai berikut :59

a) Prestasi belajar yang telah dicapai selama proses pembelajaran merupakan cerminan kecerdasan dan potensi akademik yang


(60)

dimiliki. Prestasi belajar peserta didik merupakan profil kemampuan akademik peserta didik, yang dapat dijadikan dasar pertimbangan pokok dalam peminatan

b) Prestasi non akademik merupakan cerminan bakat tertentu pada diri peserta didik. Prestasi non akademik yang telah dicapai, seperti kejuaraan dalam lomba melukis, menyanyi, menari, pidato, bulu tangkis, tenis meja, dll., merupakan indikasi peserta didik memiliki kemampuan khusus/bakat tertentu.

c) Nilai ujian nasional (UN) yang dicapai merupakan cerminan kemampuan akademik mata pelajaran tertentu berstandar nasional. Prestasi belajar dapat sebagai pertimbangan untuk pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik.

d) Minat belajar tinggi ditunjukkan dengan perasaan senang yang mendalam terhadap peminatan tertentu (mata pelajaran, bidang studi keahlian, program studi keahlian, kompetensi keahlian) berkontribusi positif terhadap proses dan hasil belajar.

e) Cita-cita peserta didik untuk studi lanjut, pekerjaan, dan jabatan erat hubungannya dengan potensi yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh hasil pengamatan terhadap figur dan keberhasilan seseorang/sekelompok dalam kehidupannya. Di samping itu, atas dasar informasi yang diperoleh baik secara


(61)

langsung maupun tidak langsung juga berpengaruh terhadap munculnya cita-cita peserta didik.

f) Perhatian orang tua, fasilitasi dan latar belakang keluarga berpengaruh positif terhadap kesungguhan-ketekunan-kedisiplinan dalam belajar. Restu orang tua merupakan kekuatan spiritual yang dapat memberikan kemudahan yang dirasakan oleh peserta didik dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar. Sedangkan komponen-komponen penjurusan menurut Ruslan A. Gani adalah sebagai berikut :60

a) Prestasi Belajar

Kriteria untuk prestasi belajar ini disesuaikan dengan jurusan yang dipilihnya

b) Hasil Tes Bakat

Bahan pertimbangan lain dalam penjurusan adalah hasil pengukuran bakat. Dalam penjurusan lebih baik bila bakat-bakat tersebut dipertimbangkan; sebab bakat ini termasuk kecakapan potensial, sedangkan prestasi belajar adalah kecakapan nyata Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi, beberapa Faktor yang mempengaruhi peminatan jurusan diantaranya sebagai berikut :61

60 Ruslan A. Gani, Bimbingan Penjurusan (Bandung: Angkasa, 1986), hal 20-21. 61 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karier di sekolah-sekolah (Denpasar: 1984), hal 44.


(62)

a) Kemampuan intelegensi

Kemampuan intelegensi yang dimiliki oleh individu memegang peranan penting, sebab kemampuan intelegensi yang dimiliki seseorang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memasuki sebuah sekolah dan juga sebagai pelengkap dalam memasuki suatu pekerjaan, jabatan, atau karier

b) Bakat

Bakat ialah suatu kondisi, suatu kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan individu itu untuk berkembang pada masa mendatang. Untuk itulah kirannya perlu sedini mungkin bakat-bakat yang dimiliki anak-anak disekolah diketahui dalam bimbingan karier.

c) Minat

Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderunganlain yang bisa mengarahkan individu kepada sesuatu pilihan tertentu.

Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai memilih atau menentukan karier (jurusan)

d) Sikap

Sikap ialah suatu kesiapan pada seseorang anak untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Reaksi positif dari


(63)

individu terhadap suatu karier merupakan suatu yang berpengaruh terhadap keberhasilan untuk mencapai prestasi belajar

e) Kepribadian

Kepribadian diartikan sebagai suatu organisasi yang dinamis di dalam individu dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya. Setiap orang pada hakikatnya berbeda dari pada manusia yang lain. Faktor kepribadian ini memiliki peranan yang berpengaruh bagi seseorang dalam menentukan arah pilihannya.

f) Nilai

Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting tau berguna bagi kemanusiaan . Nilai bagi manusia dipergunakan sebagai suatu patokan dalam melakukan tindakan. Faktor nilai memiliki pengaruh penting bagi individu dalam menentukan karier.

g) Hobi dan Kegemaran

Hobi adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan individu karena kegiatan tersebut merupakan kegemarannya atau kesenangnya. Dengan hobi yang dimilikinya seseorang memilih jurusan yang sesuai dan akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya


(64)

Penguasaan terhadap materi pelajaran dalam pendidikan yang sedang ditekuninya oleh individu berpengaruh terhadap arah pilih karir dikemudian hari.

4. Pelaksanaan Layanan Peminatan SMK

Layanan peminatan bagi peserta didik baru di SMK dilaksanakan dengan menggunakan pemilihan dan penetapan pemilihan peminatan bersamaan dengan proses penerimaan peserta didik baru atau pada awal tahun pelajaran baru setelah calon peserta didik baru dinyatakan diterima sebagai peserta didik baru.

Proses pemilihan dan penetapan peminatan bersamaan dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Di SMK memiliki efisiensi kerja sebab sekali bekerja sekaligus dapat 2 (dua) hasil yaitu proses penerimaan peserta didik baru dan pemilihan peminatan dapat terselesaikan. Peserta didik yang tidak diterima karena macam peminatannya tidak sesuai, maka peserta didik yang bersangkutan masih ada kesempatan mendaftar ke sekolah lain. Untuk kelancaran proses dan ketepatan hasil kerja, maka ada beberapa kegiatan yang p perlu dilaksanakan oleh kepala sekolah, guru BK/Konselor, orang tua, dan guru mata pelajaran serta peserta didik.62


(65)

Dalam pelaksanaan peminatan di sekolah meliputi beberapa aspek, diantaranya sebagai berikut :63

a) Peminatan melibatkan : 1) Siswa

2) Guru mata pelajaran 3) Wali kelas

4) Orang tua/wali 5) Kepala sekolah

6) Guru Bimbingan Konseling

b) Pengaturan jadwal kegiatan pelaksanaan tugas siswa

c) Mengumpulkan data (prestasi akademik maupun non akademik dan lain sebagainya

d) Kunjungan diberbagai Dunia Usaha/Dunia Industri e) Konsultasi

5. Peran guru Bimbingan Konseling dalam peminatan jurusan SMK

a) Peran Guru Bimbingan Konseling

Menurut Dewa Ketut Sukardi, Peran guru bimbingan konseling adalah memasyaratkan pelayanan bimbingan konseling, merencanakan program bimbingan konseling, melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan konseling, menilai proses dan


(1)

informasi sudah dilakukan dengan baik namun untuk tindak lanjut guru

bimbingan konseling terhadap layanan informasi dalam memantapkan

peminatan jurusan kurang begitu afektif.


(2)

117

BAB

V

PENUTUP

A.

Kesimpulan

D

a

ri pembahasan skripsi ini dan juga sebagai jawaban dari rumusan

masalah yang ada, dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut :

1.

Pelaksanaan layanan informasi di SMK PGRI 6 Surabaya pada

dasarnya sudah dilakukan dengan semaksimal mungkin dan sesuai

dengan program sekolah maupun guru bimbingan konseling namun

siswa banyak yang belum yang mengerti dan paham atas layanan

informasi. Sehingga dengan ketidakpahaman siswa, siswa banyak

ketinggalan informasi yang telah diberikan. Dengan hal tersebut,

guru bimbingan konseling bersama dengan pihak sekolah bekerja

sama untuk meningkatkan program yang menarik untuk siswa

seperti adanya web khusus seputar siswa, pelatihan khusus dan lain

sebagainya.

2.

Cara memantapkan peminatan jurusan di SMK PGRI 6 Surabaya

dilakukan dengan berbagai macam diantaranya 1) menyebarkan data

seperti data pribadi, who am i, siapa temanmu; 2) memberikan

motivasi dan gambaran mengenai sekolah disini 3) pendalaman

materi mengenai jurusan; 4) kunjungan ke dunia usaha/dunia industri

sekaligus berwisata; 5) memberikan layanan khusus (konseling

individu).


(3)

3.

Peran layanan informasi dalam mematapkan peminatan jurusan di

SMK PGRI 6 Surabaya dalam hal peranan sudah dilakukan dengan

baik, tetapi tindak lanjut tidak dilakukan secara maksimal sehingga

masih belum afektif. Dalam menyesuaikan dan memantapkan

jurusan tertentu siswa haruslah tahu informasi yang jelas mengenai

jurusan yang telah dipilihnya, namun informasi yang ada di SMK

PGRI 6 Surabaya belum memungkinkan siswa untuk dapat

mengenali potensi diri yang menyangkut bakat, bakat, minat,

kepribadian, ketertiban diri, kesenangan, serta kondisi, sosial

ekonomi dengan tuntutan yang dibutuhkan untuk jurusan studi, jenis

sekolah dan karier.

B

.

Saran

1.

Bagi kepala sekolah, hendaknya lebih dapat meningkatkan teknik,

metode dan pengawasan dalam menyampaikan informasi yang

diberikan pihak sekolah kepada para siswa agar SMK PGRI 6

Surabaya dapat maju dan berkembang pesat di masa mendatang.

2.

Bagi guru bimbingan konseling hendaknya dapat megembangkan

dan memperkenalkan semua layanan khususnya layanan informasi

dalam memantapkan peminatan jurusan di SMK PGRI 6 Surabaya.

Bila perlu tanamkan rasa kesadaran diri dan kemandirian dikalangan

peserta didik agar mereka menjadi orang yang kuat akan


(4)

119

pendiriannya, dan mampu menjadi contoh bagi orang-orang

sekitarnya.

3.

Bagi siswa hendaknya siswa mau memperbaiki diri, membuka diri,

dan berusaha untuk mengikuti semua layanan yang diberikan oleh

pihak guru bimbingan konseling sehingga meningkatkan prestasi

belajarnya baik di sekolah maupun di tengah masyarakat dan

berprilaku sesuai dengan norma yang ada.

4.

Bagi mahasiswa, untuk selalu meningkatkan tingkat keilmuaannya

khususnya ketika informasi yang sudah diberikan oleh pihak

universitas dalam pemberian informasi akademik, hal itu diharapkan

agar mahasiswa dapat mengarahkan diri dan orang lain sehingga

terwujud kehidupan yang terarah dan teratur.


(5)

120

DAFTAR PUSTAKA

A. Gani, Ruslan. 1986.

Bimbingan Penjurusan

, Bandung: Angkasa

Amti, Prayitno dan Erman. 1994.

Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling

,

Jakarta: PT Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 1991.

Prosedur Penelitian,

Jakarta: PT Rineka Cipta

Gunawan, Yusuf. 1987.

Pengantar Bimbingan dan Konseling

. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Juntika Nurihsan, Ahmad. 2006.

Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai

Latar Belakang

, Bandung: Refika Aditama

Juntika Nurihsan, Ahmad. 2005.

Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling

.

Bandung: Refika Aditama

Kartono, Kartini , 1985.

Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya

. Salatiga:

CV Rajawali

Kartono, Kartini. 1985,

Menyiapkan dan Memandu Karier

, Salatiga: CV

Rajawali

Kasiram, Moh. 2007,

Metodologi Penelitian

. Malang:Uin Maliki Press

Manrihu, Muhammad Thayyeb. 1988.

Pengantar Bimbingan dan Konseling

Karier

. Jakarta: Bumi Aksara

Moleong, Lexy J. 2006,

Metodologi Penelitian Kualitatif

, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Mukhlishah. 2012,

Administrasi dan Manajemen Bimbingan Konseling di

Sekolah

. Surabaya: Dwiputra Pustaka Jaya

Mukhtar, 2013.

Metode Praktis Penelitian Deskripitif Kualitatif

,

Jakarta:Referensi

Nasution, 1996,

Metode Research.

Jakarta: Bumi Aksara

Pembimbing SMK, Musyawarah Guru. 2014.

Petunjuk Teknis Pedoman BK

.

Surabaya: MGP SMK

Prayitno, 1999.

Panduan Kegiatan pengawasan Bimbingan dan Konseling di


(6)

121

Schippers, Uwe. 1994.

Pendidikan Kejuruan di Indonesia

. Bandung: Angkasa

Slameto. 1986.

Bimbingan di Sekolah

, Salatiga: PT Bina Aksara

Sukardi, Dewa Ketut. 1996.

Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah

. Jakarta: Rineka Cipta

Sukardi, Dewa Ketut. 1984.

Bimbingan Karier di sekolah-sekolah

. Denpasar

Sukardi, Dewa Ketut. 1993.

Proses Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah

.

Jakarta: Rineka Cipta

Sukardi dan Desak Made Sumiati, Dewa Ketut. 1989.

Pedoman Praktis

Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah

, Denpasar: Rineka Cipta

Suprayogo, Imam. 2001.

Metodologi Penelitian Sosial-Agama

, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Tohirin. 2007.

Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis

Intergrasi),

Pekanbaru: PT Raja Gafindo Persada

Yatim Riyanto, 2007.

Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan

Kuantitatif

, Surabaya: UNESA University Press

KEMENTERIAN

PENDIDIKAN

DAN

KEBUDAYAAN

BADAN

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN

DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIK, 2013,

Peminatan Peserta Didik.

Pusat

Pengembangan

Tenaga

KependidikanBadan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan

dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan

https://wahid07.wordpress.com/2011/09/28/layanan-informasi-dalam-bimbingan-konseling/ diunduh tanggal 6-12-2014, pukul 15.08 WIB

http://artikata.com/arti-366931-jurusan.html diunduh pada tanggal 09-12-2014,