Perbub nomor 33 Tahun 2013
BUPATI BIMA
PERATURAN BUPATI BIMA
NOMOR 33 TAHUN 2013
TENTANG
JENJANG NILAI PENGADAAN BARANG/JASA
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BIMA,
Menimbang
:
a. bahwa
dalam
rangka
efektivitas
dan
efisiensi
pengadaan barang/jasa yang bersumber pada jasa
layanan, hibah tidak terikat, hasil kerjasama dengan
pihak lain, dan lain-lain pendapatan yang sah pada
RSUD
Bima,
perlu
diatur
jenjang
nilai
yang
dikecualian dari ketentuan peraturan perundangundangan terkait pengadaan barang/jasa instansi
pemerintah;
b. bahwa berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Jenjang Nilai Pengadaan Barang/Jasa
pada Rumah Sakit Umum Daerah Bima;
1.
Mengingat
:
Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958
tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II Dalam
Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara
barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
2.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3347)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan
Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2008
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 59,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 4484);
5.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
6.
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3348);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang
Kesehatan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2009, Nomor, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor);
7.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009, Nomor, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor);
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
9.
Indonesia Nomor 4502) ;
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008;
10.
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
11.
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua
kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011;
12.
Peraturan
Menteri
Dalam
Negeri
Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
13.
Peraturan
Menteri
Dalam
Negeri
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
14.
Pengelolaan Barang Milik Daerah;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
08/PMK.02/2006
15.
tentang
Kewenangan
Pengadaan
Barang jasa pada Badan Layanan Umum;
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 703/ MENKES/SK/IX/2006 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa pada
Instansi Pemerintah Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum di Lingkungan Departemen Kesehatan;
16.
Peraturan Daerah Kabupaten Bima
Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah;
17.
Peraturan
Daerah
Kabupaten
Bima
Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah
Daerah Kabupaten Bima (Lembaran Daerah Kabupaten
Bima
18.
Tahun
2008
Nomor
2,Tambahan
Lembaran
Daerah Kabupaten Bima Nomor 25);
Peraturan Daerah Kabupaten
Bima
Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan,
Kedudukan,
Tugas
Pokok
dan
Fungsi
Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Bima (Lembaran Daerah
Kabupaten Bima Tahun 2008 Nomor 3 Tambahan
Lembaran
Daerah
Kabupaten
Bima
Nomor
26)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor 7 Tahun 2010;
19.
Peraturan
Bupati
Bima
Nomor
27
Tahun 2013 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan
Barang Milik Daerah;
MEMUTUSKAN:
PERATURAN BUPATI TENTANG JENJANG NILAI PENGADAAN
BARANG/JASA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA
BAB I
Menetapkan
:
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah
Daerah.
2. Bupati adalah Bupati Bima.
3. Direktur adalah direktur rumah sakit umum daerah
Bima.
4. Badan Layanan Umum Daerah, yang selanjutnya
disebut BLUD adalah Rumah Sakit Umum Daerah
Bima sebagai satuan kerja perangkat daerah yang
menerapkan
Layanan
Pola
Umum
Pengelolaan
Daerah
Keuangan
Badan
dibentuk
untuk
dan
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan
melakukan
mencari
kegiatannya
keuntungan
didasarkan
dan
dalam
pada
prinsip
efisiensi dan produktivitas.
5. Pejabat pengelola BLUD adalah Pimpinan BLUD yang
bertanggung
jawab
terhadap
kinerja
operasional
BLUD yang terdiri dari Pemimpin, Pejabat Keuangan
dan
Pejabat
Teknis,
yang
sebutannya
dapat
disesuaikan dengan nomenklatur yang berlaku pada
BLUD yang bersangkutan.
6. Penyedia barang/jasa adalah Badan usaha atau orang
perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan
barang/layanan jasa.
7. Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan
fungsi
organisasi
berdasarkan
kaidah-kaidah
manajemen yang baik dalam rangka pemberian
layanan yang bermutu dan berkesinambungan.
BAB II
PRINSIP PENGADAAN BARANG/JASA
Pasal 2
Dengan Peraturan ini diberikan kewenangan pengadaan
barang/jasa pada RSUD sebagai bentuk fleksibilitas BLUD.
Pasal 3
Kewenangan
Pengadaan
barang/jasa
pada
RSUD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan
berdasarkan
prinsip
efisiensi,
efektivitas,
transparan,
bersaing, adil, akuntabel dan praktek bisnis yang sehat.
Pasal 4
(1) RSUD dengan status BLUD Secara Penuh diberikan
fleksibilitas
berupa
pembebasan
sebagian
atau
seluruhnya dari ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 apabila terdapat alasan efektivitas
dan/atau efisiensi.
(2) Fleksibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan
terhadap
pengadaan
barang/jasa
yang
sumber dananya berasal dari:
a. jasa layanan;
b. hibah tidak terikat;
c. hasil kerjasama dengan pihak lain; dan
d. lain-lain pendapatan BLUD yang sah;
(3) Khusus untuk jenjang nilai Pengadaan barang/jasa
yang dananya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan bupati
ini.
(4) Untuk pengadaan barang/jasa yang sumber dananya
berasal dari APBD/APBN, hibah, dan pinjaman luar
negeri dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-
undangan
tentang
pengadaan
barang/jasa pemerintah.
Pasal 5
(1) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4 dilakukan oleh Panitia
Pengadaan/Pejabat Pengadaan.
(2) Panitia Pengadaan terdiri dari
memahami
tata
cara
personil
pengadaan,
yang
substansi
pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang
lain yang diperlukan.
(3) Panitia sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
BAB III
JENJANG NILAI DAN METODE PEMILIHAN PENYEDIA
BARANG/JASA
(1)
Pasal 6
Jenjang
nilai
Pengadaan
barang/jasa
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3), diatur sebagai berikut :
a. Untuk pengadaan barang/jasa dengan nilai sampai
dengan Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah),
dilakukan langsung ke penyedia barang/jasa dengan
bukti
pertanggungjawaban
berupa
kwitansi
pembayaran disertai materai secukupnya;
b. Untuk pengadaan barang/jasa dengan nilai diatas
Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), sampai
dengan Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah),
dilakukan dengan pengadaan langsung oleh pejabat
pengadaan
c.
yang
ditunjuk,
dengan
pertanggung
jawaban berupa Surat Perintah Kerja;
Untuk pengadaan barang/jasa dengan nilai diatas
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), sampai
dengan Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah),
dilakukan dengan metode penunjukan langsung yang
dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan melalui agen
tunggal, distributor dan/atau penyedia barang/jasa
lainnya tanpa membedakan golongan pengusaha
kecil
atau
non
klarifikasi/negosiasi
kecil,
dengan
melalui
proses
pertanggungjawaban
berupa kontrak;
d. Jenjang nilai biaya yang dikelola secara swakelola
tidak lebih dari Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah);
e. Untuk pengadaan barang/jasa dengan nilai diatas
Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah), dilakukan
dengan cara pelelangan/tender yang dilaksanakan
oleh Panitia Pengadaan.
Pasal 7
Dalam
penetapan
Pengadaan
penyedia
terlebih
dahulu
barang/jasa,
harus
Panitia
memperoleh
persetujuan tertulis dari:
a. Direktur RSUD Bima selaku pengguna Anggaran
untuk pengadaan barang/jasa yang bernilai di atas
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); atau
b. Pejabat
lain
yang
ditunjuk
oleh
Direktur
untuk
pengadaan yang bernilai Rp. 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Peraturan
Bupati
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
orang
pengundangan
mengetahuinya,
Peraturan
Bupati
memerintahkan
ini
dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bima.
Ditetapkan di Bima
pada tanggal 17 Desember 2013
BUPATI BIMA,
ttd
H. FERRY ZULKARNAIN
Diundangkan di Bima
pada tanggal 17 Desember 2013
Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BIMA
ttd
Drs. H. ABDUL WAHAB
NIP. 195712221986111001
PEMBINA UTAMA MUDA (IVc)
BERITA DAERAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2013 NOMOR 224
PERATURAN BUPATI BIMA
NOMOR 33 TAHUN 2013
TENTANG
JENJANG NILAI PENGADAAN BARANG/JASA
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BIMA,
Menimbang
:
a. bahwa
dalam
rangka
efektivitas
dan
efisiensi
pengadaan barang/jasa yang bersumber pada jasa
layanan, hibah tidak terikat, hasil kerjasama dengan
pihak lain, dan lain-lain pendapatan yang sah pada
RSUD
Bima,
perlu
diatur
jenjang
nilai
yang
dikecualian dari ketentuan peraturan perundangundangan terkait pengadaan barang/jasa instansi
pemerintah;
b. bahwa berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Jenjang Nilai Pengadaan Barang/Jasa
pada Rumah Sakit Umum Daerah Bima;
1.
Mengingat
:
Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958
tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II Dalam
Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara
barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
2.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3347)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan
Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2008
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 59,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 4484);
5.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
6.
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3348);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang
Kesehatan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2009, Nomor, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor);
7.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009, Nomor, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor);
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
9.
Indonesia Nomor 4502) ;
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008;
10.
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
11.
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua
kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011;
12.
Peraturan
Menteri
Dalam
Negeri
Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
13.
Peraturan
Menteri
Dalam
Negeri
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
14.
Pengelolaan Barang Milik Daerah;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
08/PMK.02/2006
15.
tentang
Kewenangan
Pengadaan
Barang jasa pada Badan Layanan Umum;
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 703/ MENKES/SK/IX/2006 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa pada
Instansi Pemerintah Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum di Lingkungan Departemen Kesehatan;
16.
Peraturan Daerah Kabupaten Bima
Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah;
17.
Peraturan
Daerah
Kabupaten
Bima
Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah
Daerah Kabupaten Bima (Lembaran Daerah Kabupaten
Bima
18.
Tahun
2008
Nomor
2,Tambahan
Lembaran
Daerah Kabupaten Bima Nomor 25);
Peraturan Daerah Kabupaten
Bima
Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan,
Kedudukan,
Tugas
Pokok
dan
Fungsi
Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Bima (Lembaran Daerah
Kabupaten Bima Tahun 2008 Nomor 3 Tambahan
Lembaran
Daerah
Kabupaten
Bima
Nomor
26)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor 7 Tahun 2010;
19.
Peraturan
Bupati
Bima
Nomor
27
Tahun 2013 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan
Barang Milik Daerah;
MEMUTUSKAN:
PERATURAN BUPATI TENTANG JENJANG NILAI PENGADAAN
BARANG/JASA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA
BAB I
Menetapkan
:
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah
Daerah.
2. Bupati adalah Bupati Bima.
3. Direktur adalah direktur rumah sakit umum daerah
Bima.
4. Badan Layanan Umum Daerah, yang selanjutnya
disebut BLUD adalah Rumah Sakit Umum Daerah
Bima sebagai satuan kerja perangkat daerah yang
menerapkan
Layanan
Pola
Umum
Pengelolaan
Daerah
Keuangan
Badan
dibentuk
untuk
dan
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan
melakukan
mencari
kegiatannya
keuntungan
didasarkan
dan
dalam
pada
prinsip
efisiensi dan produktivitas.
5. Pejabat pengelola BLUD adalah Pimpinan BLUD yang
bertanggung
jawab
terhadap
kinerja
operasional
BLUD yang terdiri dari Pemimpin, Pejabat Keuangan
dan
Pejabat
Teknis,
yang
sebutannya
dapat
disesuaikan dengan nomenklatur yang berlaku pada
BLUD yang bersangkutan.
6. Penyedia barang/jasa adalah Badan usaha atau orang
perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan
barang/layanan jasa.
7. Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan
fungsi
organisasi
berdasarkan
kaidah-kaidah
manajemen yang baik dalam rangka pemberian
layanan yang bermutu dan berkesinambungan.
BAB II
PRINSIP PENGADAAN BARANG/JASA
Pasal 2
Dengan Peraturan ini diberikan kewenangan pengadaan
barang/jasa pada RSUD sebagai bentuk fleksibilitas BLUD.
Pasal 3
Kewenangan
Pengadaan
barang/jasa
pada
RSUD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan
berdasarkan
prinsip
efisiensi,
efektivitas,
transparan,
bersaing, adil, akuntabel dan praktek bisnis yang sehat.
Pasal 4
(1) RSUD dengan status BLUD Secara Penuh diberikan
fleksibilitas
berupa
pembebasan
sebagian
atau
seluruhnya dari ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 apabila terdapat alasan efektivitas
dan/atau efisiensi.
(2) Fleksibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan
terhadap
pengadaan
barang/jasa
yang
sumber dananya berasal dari:
a. jasa layanan;
b. hibah tidak terikat;
c. hasil kerjasama dengan pihak lain; dan
d. lain-lain pendapatan BLUD yang sah;
(3) Khusus untuk jenjang nilai Pengadaan barang/jasa
yang dananya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan bupati
ini.
(4) Untuk pengadaan barang/jasa yang sumber dananya
berasal dari APBD/APBN, hibah, dan pinjaman luar
negeri dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-
undangan
tentang
pengadaan
barang/jasa pemerintah.
Pasal 5
(1) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4 dilakukan oleh Panitia
Pengadaan/Pejabat Pengadaan.
(2) Panitia Pengadaan terdiri dari
memahami
tata
cara
personil
pengadaan,
yang
substansi
pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang
lain yang diperlukan.
(3) Panitia sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
BAB III
JENJANG NILAI DAN METODE PEMILIHAN PENYEDIA
BARANG/JASA
(1)
Pasal 6
Jenjang
nilai
Pengadaan
barang/jasa
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3), diatur sebagai berikut :
a. Untuk pengadaan barang/jasa dengan nilai sampai
dengan Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah),
dilakukan langsung ke penyedia barang/jasa dengan
bukti
pertanggungjawaban
berupa
kwitansi
pembayaran disertai materai secukupnya;
b. Untuk pengadaan barang/jasa dengan nilai diatas
Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), sampai
dengan Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah),
dilakukan dengan pengadaan langsung oleh pejabat
pengadaan
c.
yang
ditunjuk,
dengan
pertanggung
jawaban berupa Surat Perintah Kerja;
Untuk pengadaan barang/jasa dengan nilai diatas
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), sampai
dengan Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah),
dilakukan dengan metode penunjukan langsung yang
dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan melalui agen
tunggal, distributor dan/atau penyedia barang/jasa
lainnya tanpa membedakan golongan pengusaha
kecil
atau
non
klarifikasi/negosiasi
kecil,
dengan
melalui
proses
pertanggungjawaban
berupa kontrak;
d. Jenjang nilai biaya yang dikelola secara swakelola
tidak lebih dari Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah);
e. Untuk pengadaan barang/jasa dengan nilai diatas
Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah), dilakukan
dengan cara pelelangan/tender yang dilaksanakan
oleh Panitia Pengadaan.
Pasal 7
Dalam
penetapan
Pengadaan
penyedia
terlebih
dahulu
barang/jasa,
harus
Panitia
memperoleh
persetujuan tertulis dari:
a. Direktur RSUD Bima selaku pengguna Anggaran
untuk pengadaan barang/jasa yang bernilai di atas
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); atau
b. Pejabat
lain
yang
ditunjuk
oleh
Direktur
untuk
pengadaan yang bernilai Rp. 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Peraturan
Bupati
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
orang
pengundangan
mengetahuinya,
Peraturan
Bupati
memerintahkan
ini
dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bima.
Ditetapkan di Bima
pada tanggal 17 Desember 2013
BUPATI BIMA,
ttd
H. FERRY ZULKARNAIN
Diundangkan di Bima
pada tanggal 17 Desember 2013
Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BIMA
ttd
Drs. H. ABDUL WAHAB
NIP. 195712221986111001
PEMBINA UTAMA MUDA (IVc)
BERITA DAERAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2013 NOMOR 224