Makna Kata عذاب ‘Ażāb Dalquran Ditinjau Dari Segi Makna Gramatikal

2. Mengumpulkan data yang akan dijadikan bahan penelitian dengan menggunakan kitab
Almu’jamul Mufarras Li’alfazil Qur’an,Kamus kosa kata Alquran danAl-Kalam Digital
Versi 1.0 ©2009 Penerbit Diponegoro dan tetap berpedoman pada Alquran
3. Membaca, mempelajari, dan mencatat data-data yang telah terkumpul.
4. Mengklasifikasikan data-data yang telah terkumpul
5. Menganalisis data yang terkumpul dan menyusunnya secara sistematis dalam bentuk
laporan ilmiah berupa skripsi
Untuk memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan latin,peneliti menggunakan Sistem
Transliterasi Arab Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu
Adapun kajian tentang semantik yang telah diteliti oleh mahasiswa Prodi bahasa Arab
yaitu : (1) Analisis Makna Kata Wajhun Dalam Alquran. Oleh Rukiyah NIM 07070400
penelitian ini menunjukkan bahwasanya jumlah Kata ‫ﻭﺟﻪ‬/wajhun/ dan ‫ﻭﺟﻮﻩ‬/wujūhun/ dalam AlQur’an terdapat 57 kata pada 35 surat. Kata ‫ﻭﺟﻪ‬/wajhun/ dan ‫ ﻭﺟﻮﻩ‬/wujūhun/ dalam Al- Qur’an
yang mengandung makna leksikal berjumlah 41 kata dari 29 surat yang bermakna wajah atau
muka. Adapun Kata ‫ﻭﺟﻪ‬/Wajhun/ dan ‫ ﻭﺟﻮﻩ‬/wujūhun/ dalam Al- Qur’an yang mengalami proses

komposisi berjumlah 15 kata dan afiksasi 1 kata pada 13 surat. Sedangkan bagian gramatikal
yang paling dominan itu merupakan komposisi yang ditemukan sebanyak 15 kata, dan afiksasi 1
kata yang terdapat pada 13 surat.
(2) Analisis Makna Kata Ruh Dalam Alquran, oleh Uswatun Hasanah NIM 990704023
penelitian mengkaji tentang makna kata ‫ﺭﻭﺡ‬/ruh/ yang artinya ‘ruh’ atau ‘nyawa’ secara
polisemi makna ruh ada 3 yaitu wahyu, pertolongan dan malaikat faktor makna polisemi kata
16

ruh disebabkan oleh konteks ajaran, perjuangan dan Malaikat. (3) Terjemahan Kata Rabb Dan
Illah Dalam Alquran Ditinjau- Dari Segi Semantik. oleh Ishaq Daulay NIM 930704010
penelitian ini menjelaskan

makna ‫ ﺭﺏ‬/rabb/

adalah pengatur,pendidik, pengasuh pemilik,

pembimbing,pemelihara, pemimpin, dan ‫ﺍﻟﻪ‬/ilah/ adalah sembahan pelindung penjamin tempat
mengabdikan diri dan memperhambakan diri jumlah kata ‫ ﺭﺏ‬/rabb/ 972 kata sedangkan kata
‫ﺍﻟﻪ‬/ilah/ 147 kata. Analisis Semantik Kata Farada, Kataba, Dan Kutiba Dalam Alquran. oleh
Halomoan Noor Lubis NIM 940704020 memaparkan mengenai ‫ ﻓﺮﺽ‬/faraḍa/ ‫ﻛﺘﺐ‬/kataba/


‫ﻛﺘﺐ‬/kutiba/ ditinjau dengan semantik dari sudut leksikal dan gramatikal dalam Alquran.
Sudaryat ( 2008: 3 ) kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema (nomina) ‘tanda’
atau ‘lambang’ yang verbanya semaino ‘menandai’ atau ‘melambangkan’. Tanda atau lambang
ini dimaksudkan tanda linguistik (Perancis: signe linguistique).
Dalam Kamus Linguistik, disebutkan semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang
berhubungan dengan makna dari ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara
(Kridalaksana, 1993: 174 ). Semantik adalah cabang linguistik yang meneliti tentang arti atau
makna, dan membagi jenis makna semantik menjadi dua, yaitu : makna leksikal dan makna
gramatikal (Verhaar, 2001: 385 ). Makna Leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada
leksem meski tanpa konteks apapun (Chaer,1994: 289).
Verhaar (2001: 9) menambahkan bahwa satu kamus merupakan contoh yang tepat dari
semantik leksikal. Makna Gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses
gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi (Chaer, 1994: 290). Dengan pengertian bahwa
setiap kata mempunyai makna asli menurut kamus dan makna gramatikal sesuai dengan konteks
kalimat.
Semantik adalah cabang ilmu linguistik yang meneliti tentang arti atau makna (Verhaar,
2001 : 328). Komaruddin (1993) Semantik berasal dari bahasa Yunani yaitu Semantikos yaitu
berkaitan dengan arti kata.Ilmu Semantik adalah ilmu yang berkenaan dengan arti kata, ilmu
yang mempelajari makna kata-kata umum.Maka, dari beberapa defenisi diatas, dapat

disimpulkan bahwa semantik adalah cabang ilmu linguistik yang menelaah tentang makna atau
arti kata setelah dirangkai menjadi kalimat.
Semantik adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda dalam bahasa.Dalam bahasa Arab
disebut `ilm ad-dalalah.`ilm-ad-dalalah ini terdiri atas dua kata: `ilm yang berarti ilmu
pengetahuan, dan al-dilalah yang berarti penunjukkan atau makna. Jadi, ‘ilm al-dilalah menurut
17

bahasa adalah ilmu pengetahuan yang mengetahui tentang makna. Secara terminologis, ilm- addalalah sebagai salah satu cabang linguistik (`ilm al-lughoh) yang telah berdiri sendiri yaitu ilmu
yang mempelajari tentang makna suatu bahasa, baik pada tataran makna mufrodat (kosa kata)
maupun

pada

makna

dalam

tataran

tarokib


(struktur

atau

gramatikal

bahasa)(http://www.falaahisme.blogspot.com/2013/04/pengertian-ilmu-semantik-atau-ilmuad.html).
Menurut Umar, (1998:11)‘ilm ad-dilalah adalah sebagai berikut:
ْ ‫َﺎﻭ ُﻝ ﻧ‬
ُ ْ‫ﻚ ﺍﻟﻔَﺮ‬
‫َﻈ ِﺮﻳَﺔَ ﺍﻟ َﻤ ْﻌﻨَﻰ‬
ُ ‫ﻳً َﻌ ﱠﺮﻓُﻪُ ﺑَ ْﻌ‬
َ ِ‫ﻀﻬُ ْﻢ ﺑِﺎَﻧﱠﻪُ ِﺩ َﺭﺍ َﺳﺔُ ْﺍﻟ َﻤ ْﻌﻨَﻰ ﺍَﻭْ ﺍَ ْﻟ ِﻌ ْﻠ ُﻢ ﺍﻟّ ِﺬﻱْ ﻳَ ْﺪﺭُﺱُ ْﺍﻟ َﻤ ْﻌﻨَﻰ ﺍَﻭْ َﺫﻟ‬
َ ‫ﻉ ِﻣ ْﻦ ِﻋ ْﻠ ِﻢ ﺍﻟﻠّﻐَﺔ ﺍﻟّ ِﺬﻱْ ﻳَﺘَﻨ‬
/yuʻarrifuhu baʻḍuhum bi`annahu dirāsatu al-maʻnā au al-ʻilmu al-lażī yadrusu al-ma`nā au
żalika al-farʻu min ʻilmi al-lugati al-lażī yatanāwalu naẓriyata almaʻnā/“
didefenisikan sebagian mereka dengan studi tentang makna atau ilmu yang memepelajari tentang
makna, atau merupakan cabang linguistik yang mengkaji tentang teori makna.


2.1 Pengertian Makna
Menurut Aristoteles dalam Chaer (1989, 13) Kata adalah satuan terkecil yang
mengandung makna. Malah dijelaskannya juga bahwa kata itu memiliki dua macam makna,
yaitu (1) makna yang hadir dari kata itu sendiri secara otonom, dan (2) makna yang hadir sebagai
akibat terjadinya proses gramatikal.
Makna merupakan persoalan yang paling inti dalam semantik. Makna adalah segi yang
menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karena rancangan aspek bentuk
(Keraf, 1987 : 25). Makna adalah hakikat yang dimaksudkan, (Cahyono, 2002 : 199). Menurut
Verhaar (2001 : 124), persoalan makna merupakan tataran besar dalam tataran linguistik. Oleh
karena itu, beliau membagi makna dalam dua jenis, yaitu : makna leksikal dan makna
gramatikal. Dalam bahasa Arab disebut dengan ‫ ﻣﻌﻨﻰ ﻣﻔﺮﺩﺗﻲ‬/ma’nā mufradatiyyi /, (Khulli, 1982
: 153) dan makna gramatikal disebut dengan ‫ ﻣﻌﻨﻰ ﻗﻮﺍﻋﺪﻱ‬/ma’nā qawā’idiyyi/, (Khulli : 1982
:111). Adapun makna menurutKBBI ( 2010- 2011 ) : (1) arti: ia memperhatikan setiap kata yg
terdapat dalam tulisan kuno itu; (2) maksud pembicara atau peneliti; pengertian yang diberikan
kepada suatu bentuk kebahasaan.
Makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam fikiran pendengar atau pembaca
karena rancangan aspek bentuk ( Gorys Keraf, 1987 : 25 ). Makna adalah hakikat yang
dimaksudkan, (Cahyono, 2002 : 199). Menurut Verhaar (2001 : 124), persoalan makna
merupakan tataran besar dalam tataran linguistic. Oleh karena itu, beliau membagi makna dalam
18


dua jenis, yaitu : makna leksikal dan makna gramatikal. Dalam bahasa Arab disebut dengan ‫ﻣﻌﻨﻰ‬
‫ ﻣﻔﺮﺩﺗﻲ‬/ma’nā mufradatiyyun /, (Khuli, 1982 : 153) dan makna gramatikal disebut dengan ‫ﻣﻌﻨﻰ‬
‫ ﻗﻮﺍﻋﺪﻱ‬/ma’nā qawā’idiyyun/, (Khuli : 1982 :111).
Pateda (2001:79) :“Istilah makna (meaning) merupakan kata dan istilah yang
membingungkan. Bentuk makna diperhitungkan sebagai istilah sebab bentuk ini mempunyai
konsep dalam bidang ilmu tertentu yakni dalam bidang linguistik. Ada tiga hal yang coba
dijelaskan oleh para filsuf dan linguis sehubungan dengan usaha menjelaskan istilah makna.
Ketiga hal itu, yakni (i)menjelaskan kata secara alamiah,(ii) mendeskripsikan kalimat secara
alamiah dan (iii) menjelaskan makna dalam proses komunikasi(Kempson,1977:11). Dalam
hubungan ini kempson berpendapat untuk menjelaskan istilah makna harus dilihat dari segi: (i)
kata; (ii) kalimat; dan (iii) apa yang dibutuhkan oleh pembicara untuk berkomunikasi”.

2.2.1 Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal
seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi (Chaer,2009:62) makna
gramatikal baru ada kalau terjadi proses gramatikal seperti afiksasi,reduplikasi,komposisi atau
kalimatisasi (Chaer,2012:290). Ramlan (1983:47) afiksasi adalah suatu satuan gramatik terikat
yang didalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang
memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan untuk membentuk kata atau pokok kata baru

. Komposisi adalah hasil dan proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik
yang bebas maupun yang terikat , sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas
leksikal yang berbeda atau yang baru ( Chaer, 2012 : 185).
Berikut adalah contoh makna gramatikal komposisi dan afiksasi yang masih penulis
temukan adalah Alquran (QS-Albaqarah : 7 ,284.)
………………….
//Wa Lahum `Ażābun `Aẓīmun//
“Dan bagi mereka siksa yang amat berat”
Dari makna gramatikal dia atas misalnya makna kata ‫ ﻋﺬﺍﺏ‬/ ‘ażāb / yang bergabung dengan
kata ‫ ﻋﻈﻴﻢ‬/‘aẓīmun secara komposisi ( QS: 2: 7) ‫ ﻋﺬﺍﺏ ﻋﻈﻴﻢ‬/’ażāb ‘aẓīmun “siksa yang amat
pedih” . Kata ‫ﻋﺬﺍﺏ‬/ ‘ażāb /: yang memiliki makna siksa secara umum berubah menjadi makna
khusus “ siksa yang amat pedih”, ini terjadi karena adanya proses penggabungan morfem dasar

19

kata ‫ﻋﺬﺍﺏ‬/ ‘ażāb /

dengan morfem dasar

kata ‫ ﻋﻈﻴﻢ‬/aẓīmun /


yang secara komposisi

menyatakan bentuk frasa nomina yaitu ‫ ﻋﺬﺍﺏ ﻋﻈﻴﻢ‬/’ażāb ‘aẓīmun/.
………………….
…../Wa Yu`ażżibu Man Yasyā'u/……
“Dan menyiksa siapa yang di kehendakinya" dari contoh diatas makna gramatikal yang
terjadi adalah proses afiksasi ya dan zal ini belaku juga pada ism (nomina) yang menunjukkan
mušannā dalam status nasab dan kasrah (posisi tempat ‘irab yang mewajibkan baris kasrah atau
fathah. Selain pada mušannā , konfiks ya dan zal juga berlaku pada

‫ ﺟﻤﻊ ﻣﺬﻛﺮ ﺳﺎﻟﻢ‬/jamak

mużakkar sālim/ yang berada dalam status nasab dan kasrah seperti pada mušannā. Namun
bedanya kalau pada mušannā sebelum huruf ya’ berbaris fathah sedangkan pada ‫ﺟﻤﻊ ﻣﺬﻛﺮ ﺳﺎﻟﻢ‬
/jamak mużakkar sālim/ sebelum huruf ya’ berbaris kasrah. (Yāsīn, 1996 : 50) //‫ﻋﺬﺍﺏ‬//’ siksa’ +
konfiks ya dan zal = ‫ ﻳﻌﺬﺏ‬// yu’ażżibu // “menyiksa’ Penambahan morfem ya’dan zal pada kata
‫ﻋﺬﺍﺏ‬/ ‘ażāb // “siksa’ menjadi yang mengandung makna sedang melakukan penyisaan dan akan
melakukan penyiksaan.
Dalam bahasa Arab afiks dapat diistilahkan dengan ‫ ﺣﺮﻑ ﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓ‬/harf-l-ziyādah/, Afiksasi

adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur
(1) bentuk dasar, (2) afiks, dan (3) makna gramatikal yang dihasilkan. Afiks adalah sebuah
bentuk, biasanya berupa morfem terikat, yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses
pembentukan kata. Dilihat dari posisi melekatnya pada bentuk dasar dibedakan adanya prefiks,
infiks, konfiks, interfiks, dan transfiks (Caher,2003:94). Huruf-huruf tambahan yang masuk
dalam sebuah kalimat bahasa Arab sehingga dari penambahan tersebut akan muncul berbagai
makna yang berbeda. (Nāşif, 1994 : 8). Kata ‫ﻋﺬﺍﺏ‬/ ‘ażāb / dilihat dari kelas kata merupakan kata
sifat (adjektiva), berikut ini jenis-jenis afiksasi dari bentuk dasar adjektiva.

1. Prefiks
Prefiks

:

afiks

yang

diimbuhkan


di

muka

bentuk

dasar

: me-

pada

kata menghibur (Chaer,2003:94). Prefiks disebut juga awalan. Prefiks adalah afiks yang
ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar (Alwi dll, 1998: 31).Contoh:Bahasa Arab: Kata
‫ﻋﺬﺍﺏ‬/ ‘ażāb / ‘azab’ + ‘s,w,`’ /su`al‘ażāb/ siksaan yang seberat-beratnya.
2. Sufiks
Sufiks

:


afiks

yang

diimbuhkan

di

belakang

bentuk

dasar : -an

pada

kata bagian (Chaer,2003:94). Sufiks atau akhiran adalah afiks yang digunakan di bagian
20

belakang kata (Alwi dll, 1998:31). Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti
melekat (fixus, figere) di bawah (sub) . Ketiga bahasa yang dianalisis di sini semuanya memiliki
sufiks.Contoh:Bahasa Arab: ‫ﻋﺬﺍﺏ‬/ ‘ażāb / ‘azab’ + -an/‘ażāban/ ‘rontokkan’
3. Konfiks
Konfiks : afiks yang berupa morfem terbagi yang berposisi di muka dan belakang bentuk dasar :
ke-/-an

kata keterangan (Chaer,2003,94).

pada

Konfiks

disebut

juga

ambifiks

atau

sirkumfix.Secara etimologis dari bahasa Latin, ketiga istilah ini memiliki kesamaan arti.Konberasal dari kata confero yang berarti secara bersamaan (bring together), ambi- berasal dari kata
ambo yang berarti kedua-duanya (both), dan sirkum- berasal dari kata circumdo yang berarti
ditaruh disekeliling (put around) (Gummere dan Horn, 1955). Menurut Alwi dll (1198:32)
konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk suatu kesatuan dan secara serentak
diimbuhkan.Bahasa Arab memiliki kata yang dibentuk dengan prefiks dan sufiks.Contoh: Bahasa
Arab: ‫ﻋﺬﺍﺏ‬/ ‘ażāb / ‘azab’ + bi- dan -i/bil‘ażābi/‘bencana kelaparan’
Peneliti menggunakan buku Chaer, Alwi dan yang ada kaitannya dengan pembahasan
untuk meneliti makna gramatikal komposisi dan afiksasi yaitu makna yang setelah adanya proses
komposisi dan afiksasi pada bentuk dasarnya, sehingga maknanya akan berobah dengan makna
sebenarnya diakibatkan adanya proses gramatikal berupa komposisi dan afiksasi.
Untuk memudahkan pembaca peneliti membuat tabel sementara terkait makna dalam kata
‫ﻋﺬﺍﺏ‬/ ‘ażāb / mengalami proses gramatikal komposisi dan

afiksasi dalam Alquran. Data

sementara kata ‫ﻋﺬﺍﺏ‬/ ‘ażāb /dalam Alquran
1.

Kata ‫ﻋﺬﺍﺏ‬/ ‘ażāb / didalam Alquran

SURAT

AYA
T

Al Anam

Al Anam

Al A’raf
An Nur

KATA

MAKNA
Siksa dunia

65

/‘ażāban/

93

/‘ażāba/

Siksa kubur

165

 /bi‘ażāb/

Bencana

2

/‘ażābahumā /

21

atau azab

Hukuman
zina