Pengaruh Kompensasi Langsung dan Tidak Langsung terhadap Kinerja Dokter di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan. Chapter III VI

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei explanatory, yang bertujuan menganalisis
pengaruh kompensasi langsung dan tidak langsung terhadap kinerja dokter di Rumah
Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan. Survei explanatory adalah penelitian yang
dirancang untuk menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti dan pengaruh
antara satu variabel dengan variabel yang lain melalui pengujian hipotesis (Sugiyono,
2006).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
dengan pertimbangan bahwa kinerja dokter dalam memberikan pelayanan langsung
kepada pasien belum optimal, hal ini terkait dengan pencapaian BOR (Bed
Occupancy Rate) relatif rendah selama tiga tahun terakhir, yaitu tahun 2009, sebesar
31,1%, 2010, sebesar 33,3 %, 2011, sebesar 51,0%, dan belum pernah dilaksanakan
penelitian yang serupa.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan melakukan survei awal sampai selesai, yaitu

bulan Maret sampai dengan Juli 2012.

Universitas Sumatera Utara

3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dokter di Rumah Sakit
Bhayangkara Tingkat II Medan yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien,
meliputi: tenaga medis (dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis) sebanyak 49
orang.
3.3.2 Sampel
Sesuai dengan kepentingan penelitian maka sampel dalam penelitian ini
adalah tenaga dokter (dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi). Berdasarkan
data dari Urusan Kepegawaian Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan Tahun
2012, jumlah tenaga dokter adalah sebanyak 49 orang. Mengingat jumlah populasi
relatif kecil maka seluruh populasi dijadikan sebagai sampel.

3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pada

responden dengan berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih
dahulu. Adapun sumber data primer diperoleh dari hasil jawaban responden yang
diteliti adalah identitas responden, kompensasi langsung dan tidak langsung serta
kinerja dokter.

Universitas Sumatera Utara

3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan atau dokumen dari
Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan serta data lainnya yang mendukung
pembahasan hasil penelitian terkait dengan data kompensasi dan kinerja dokter yang
diperoleh dari bagian personalia meliputi data (1) jumlah dokter, (2) laporan tahunan
dan dari jurnal/hasil penelitian.
3.4.3 Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Kelayakan menggunakan instrumen yang akan dipakai untuk penelitian
diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan kepada
30 orang responden di RS. Putri Hijau Kodam I Bukit Barisan Medan dengan alasan
memiliki karakteristik yang sama dan relatif dekat. Uji validitas dan reliabilitas
dengan mengukur korelasi antar butir variabel menggunakan uji statistik korelasi

Pearson Product Moment Correlation Coeficient (r), dengan ketentuan nilai koefisien
korelasi >0,3 (valid) (Ghozali, 2001).
Adapun hasil uji validitas variabel bebas sebagai berikut :
(1) Variabel Kompensasi Langsung
Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan korelasi Pearson Product
Moment Correlation diketahui bahwa seluruh variabel kompensasi langsung (gaji
sebanyak 4 pernyataan, insentif sebanyak 4 pernyataan, tunjangan kinerja sebanyak 4
pernyataan) mempunyai nilai koefisien korelasi (r) >0,3, maka dapat disimpulkan
bahwa seluruh pertanyaan variabel kompensasi langsung valid (Lampiran-2).

Universitas Sumatera Utara

(2) Variabel Kompensasi Tidak Langsung
Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan uji korelasi Pearson Product
Moment Correlation diketahui bahwa seluruh variabel kompensasi tidak langsung
(THR sebanyak 5 pernyataan, pakaian dinas sebanyak 3 pernyataan, penghargaan masa
kerja sebanyak 4 pernyataan) mempunyai nilai koefisien korelasi (r) >0,3, maka dapat

disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel kompensasi tidak langsung valid
(Lampiran-2).

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini menggunakan koefisien
Alpha Cronbach, apabila nilai Alpha Cronbach > 0,6 dikatakan reliabel (Ghozali,
2001).
Hasil uji reliabilitas untuk variabel bebas kompensasi langsung dan tidak
langsung mempunyai nilai r-alpha cronbach >0,6, maka dapat disimpulkan bahwa
seluruh pertanyaan pada variabel kompensasi langsung dan tidak langsung reliabel
(Lampiran-2).
3.5 Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Bebas
Variabel bebas (Independent Variable) dalam penelitian ini adalah variabel
kompensasi. Kompensasi terdiri dari kompensasi langsung dan kompensasi tidak
langsung. Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Kompensasi langsung adalah penghargaan berbentuk uang berupa gaji yang
dibayar secara tetap berdasarkan tenggang waktu yang tetap dan tunjangan kinerja
serta insentif dibayar secara tetap namun fleksibel sesuai dengan ketentuan di

lingkungan Polri.
(a) Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang dibayarkan secara tetap
kepada dokter di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
(b) Insentif adalah imbalan langsung yang dibayarkan kepada dokter dalam
bentuk uang karena kinerjanya melebihi standar sesuai dengan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan.
(c) Tunjangan kinerja merupakan imbalan dalam bentuk uang yang dibayarkan
secara tetap kepada dokter berdasarkan pangkat dan jabatan struktural di
Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
2. Kompensasi tidak langsung adalah pemberian imbalan diluar gaji tetap, yang
terdiri dari :
(a). Tunjangan hari raya (THR) menjelang hari raya keagamaan di Rumah Sakit
Bhayangkara Tingkat II Medan
(b). Pakaian dinas yang digunakan sehari-hari dalam bekerja di Rumah Sakit
Bhayangkara Tingkat II Medan
(c). Penghargaan masa kerja selama bekerja di Rumah Sakit Bhayangkara
Tingkat II Medan.

Universitas Sumatera Utara


3.5.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja dokter. Kinerja merupakan
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas berpedoman pada tupoksi dokter dalam
memberikan pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II
Medan.
3.6 Metode Pengukuran
3.6.1 Metode Pengukuran Variabel Bebas
Pengukuran variabel bebas, yaitu kompensasi langsung dan kompensasi tidak
langsung seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Bebas
Variabel

Jumlah
Indikator

Kompensasi
A Kompensasi Langsung (X 1 )
a. Gaji
4
b. Insentif

4
c. Tunjangan kinerja
4

Jawaban

Kategori

Skala
Ukur

a.Setuju
b.Kurang setuju
c.Tidak setuju
a.Setuju
a.Baik
(30-36)
b.Kurang setuju b.Kurang baik (21-29) Interval
c.Tidak setuju c.Tidak baik (12-20)
a.Setuju

b.Kurang setuju
c.Tidak setuju

B. Kompensasi tidak langsung (X 2 )
a. THR
a.Setuju
5
b.Kurang setuju
c.Tidak setuju
b. Pakaian dinas
a.Setuju
a.Baik
(30-36)
3
b.Kurang setuju b.Kurang baik (21-29) Interval
c.Tidak setuju c.Tidak baik (12-20)
c. Penghargaan masa
a.Setuju
kerja
4

b.Kurang setuju
c.Tidak setuju

Universitas Sumatera Utara

3.6.2 Metode Pengukuran Variabel Terikat
Pengukuran variabel terikat dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Pengukuran Variabel Terikat
Variabel
Kinerja (Y)
Tupoksi
Dokter

Indikator

23

Jawaban

Kategori


Skala
ukur

a. Sering dilakukan
a.Baik
(55b. Kadang-kadang dilakukan 69)
Interval
b.Kurang baik (39
c. Tidak Pernah dilakukan
54)
c.Tidak baik (2338)

3.7 Metode Analisis Data
Setelah diperoleh data primer dan data sekunder, maka data diolah melalui
bantuan program komputer. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat,
bivariat dan multivariat dengan teknik analisa sebagai berikut:
1. Analisis univariat merupakan analisis yang menitikberatkan pada deskripsi data
yang disajikan dalam distribusi frekuensi dari masing-masing variabel bebas dan
variabel terikat, sehingga diperoleh distribusi frekuensi tentang variabel

kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung di Rumah Sakit
Bhayangkara Tingkat II Medan
2. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel
bebas, yaitu variabel kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung
dengan variabel terikat, yaitu kinerja dokter di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat
II Medan. Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel

Universitas Sumatera Utara

bebas dengan variabel terikat di gunakan analisis korelasi Product Moment pada
batas kemaknaan α (0,05).
3.

Analisis multivariat bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas, yaitu
kompensasi kangsung dan kompensasi tidak langsung terhadap variabel terikat,
yaitu kinerja dokter secara simultan sekaligus menentukan variabel yang lebih
berpengaruh di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan. Uji statistik yang
digunakan adalah regresi linear berganda pada α (0,05) dengan persamaan :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + μ

Dimana:
Y

= Kinerja dokter

b0

= Konstanta

X1

= Kompensasi langsung

X2

= Kompensasi tidak langsung

b 1 – b 2 = Koefisien regresi
μ

= error of term

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan didirikan pada tahun 1966 oleh
Brimob Resimen V yang berlokasi di Jl. Putri Hijau Medan dan pada tahun dan pada
tahun 1972 dipindahkan ke Jl. KH. Wahid Hasyim No. 1 Medan. Berdasarkan
Keputusan Kapolri No.Pol:Skep/1549/X/2010 tentang Pengesahan Peningkatan/
Penetapan dan Pembentukan Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II, III dan IV, maka
rumah sakit ini juga melayani masyarakat umum di luar anggota Polri/PNS dan
keluarganya.
4.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan mempunyai visi: ” memberikan
pelayanan kesehatan yang profesional, proporsional, bermoral dan modern melalui
peran yang dibangun secara kemitraan. Berdasarkan visi tersebut maka ditetapkan
misi sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang optimal dan berkualitas
b. Menyelenggarakan dan meningkatkan fungsi kedokteran Kepolisian dalam
rangka mendukung tugas-tugas Kepolisian.
c. Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan sumber daya manusia Rumah Sakit
Bhayangkara Tingkat II Medan sesuai dengan standar yang berlaku di
Indonesia

Universitas Sumatera Utara

d. Mempersiapkan fasilitas pelayanan medis secara optimal dan tepat guna serta
merawat sarana yang telah ada guna memperpanjang usia pakai.
Tugas pokok Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan adalah:
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna
b. Merebut kepercayaan masyarakat
c. Meningkatkan kualitas pelayanan dan perlindungan terhadap masyarakat
d. Memberikan dukungan pada tugas operasional kepolisian
e. Mewujudkan rasa aman dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia di Rumah Sakit Bhayangkara
Tingkat II Medan:
a. Pelayanan rawat jalan meliputi: Poliklinik Umum, Gigi, Penyakit Dalam,
Anak, Kebidanan dan penyakit kandungan, Mata, Paru, THT, Jiwa/Psikiatri,
Kulit

Kelamin,

Orthopedi,

Bedah

Umum,

Bedah

Syaraf,

Bedah

Thoraks/Kardiovaskuler, Bedah Urologi dan Phisioterapi.
b. Pelayanan rawat inap dengan kapasitas 120 tempat tidur terdisi dari: Kelas
Utama, Kelas I, Kelas III, Kelas, VIP, Isolasi, Tahanan dan Anak
c. Pelayanan Penunjang : Laboratorium, Apotik, Radiologi, USG, Kamar
Operasi, ICU, Kamar Mayat/Forensik, PPT, Klinik VCT dan CST serta
Ambulance.
d. Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam
Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan mempunyai pelayanan
unggulan:

Universitas Sumatera Utara

a. Pusat Pelayanan Terpadu, merupakan tempat pengaduan dan perlindungan
terhadap korban tindak kekerasan terhadap anak-anak dan perempuan.
b. Klinik VCT/CST, merupakan pusat informasi pelayanan konseling, testing
dan perawatan infeksi virus HIV.
c. Laboratorium, melayani pasien dalam 24 jam, melayani general chek-up:
hepatitis, diabetes ginjal, screening narkoba dan HIV
d. Kamar mayat/forensik, melaksanakan dukungan tugas terhadap operasional
kepolisian
Jumlah tenaga medis dokter spesialis full timer sebanyak 7 orang dan part
timer sebanyak 20 orang, dokter umum full timer sebanyak 18 orang dan dokter gigi
full timer sebanyak 4 orang. Ketenagaan yang melaksanakan pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, seperti pada Tabel 4.1:
Tabel 4.1 Distribusi Jenis Tenaga di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II
Medan
No
A
1
2
3
B
1
2
3
C
1
2

Jenis Tenaga
Tenaga Medis
Dokter Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Tenaga Paramedis
Perawat
Bidan
Paramedis non perawatan
Tenaga Non Medis
Apoteker
Tenaga administrasi dan lain-lain
Jumlah

Jumlah (orang)
27
18
4
67
9
25
1
72
223

Sumber : Profil Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, 2012

Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Sumber : Urmin Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, 2012

Pelayanan manajemen di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
dijalankan berdasarkan tatanan struktur organisasi “hybrid” yaitu gabungan antara
sistem manajemen hirarki garis dan fungsional. Model ini tetap mengadopsi model
struktur organisasi rumah sakit yang berlaku umum di Indonesia. Bila di beberapa
bagian ada dicantumkan beberapa pelayanan yang tidak umum bagi rumah sakit NonPolri, hal tersebut dibuat karena terkait dengan fungsi Rumah Sakit Bhayangkara
Tingkat II Medan menjalankan misi dukungan terhadap tugas-tugas Polri.
Dilihat dari struktur organisasi Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
dapat dikatakan bahwa pada dasarnya struktur organisasi tersebut tidak jauh berbeda

Universitas Sumatera Utara

dengan struktur organisasi Rumah Sakit umumnya, perbedaannya hanya pada
pemakaian istilah yang khas di lingkungan Polri. Pada Struktur organisasi Rumah
Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan fungsi Komite Medis dan SPI (Staf Pengawasan
Internal) termasuk dalam hirarki struktural.
Komite Medis dan SPI adalah bagian fungsional yang bekerja membantu
Direktur dalam pengendalian manajemen Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II
Medan, namun mereka tidak langsung memiliki kewenangan struktural memutuskan
suatu kebijakan melainkan hanya memberi masukan pada Direktur. Pada Komite
Medis semua dokter, baik yang umum, residen ataupun non-residen bernaung dan
berkoordinasi secara profesional. Tidak ada dokter spesialis non-residen yang bekerja
di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan memiliki jabatan struktural
melainkan hanya memiliki tugas profesi yang fungsional saja, yaitu pelayanan
spesialisasi di bidang masing-masing. Dengan sendirinya bila dilihat dari tugas dan
kewenangan, bahwa tidak semua para dokter ahli diberi kewenangan manajemen
tertentu, namun ada juga yang dituntut memberikan bantuan tanpa pamrih, yaitu
menjalankan tugas-tugas manajemen pengembangan rumah sakit.
4.2 Karakteristik Responden
Responden yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah dokter yang
bekerja di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan. Karakteristik responden
terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama kerja. Hasil penelitian diketahui
responden yang berusia 43-60 tahun (dewasa tua) lebih banyak daripada yang

Universitas Sumatera Utara

berumur 27-43 tahun (dewasa tengah), yaitu 59,2%. Responden berjenis kelamin lakilaki lebih banyak dari pada perempuan, yaitu 65,7%.
Responden dengan tingkat pendidikan dokter spesialis lebih banyak daripada
pendidikan dokter umum dan dokter gigi, yaitu 55,1%. Dokter yang berstatus non
Polisi lebih banyak dari dokter yang berstatus Polisi, yaitu sebanyak 73,5%. Lama
kerja responden > 5 tahun sebanyak 75,5%. Distribusi

karakteristik

responden

disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden di Rumah Sakit Bhayangkara
Tingkat II Medan
No
1

2

3

4

5

Karakteristik
Usia
27-43 tahun (Dewasa tengah)
44-60 tahun (Dewasa tua )
Jumlah
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Pendidikan
Dokter Umum
Dokter Gigi
Dokter Spesialis
Jumlah
Status
Polisi
Non polisi
Jumlah
Masa kerja
≤ 5 Tahun
> 5 Tahun
Jumlah

Jumlah

Persentase

20
29
49

40,8
59,2
100,0

32
17
49

65,7
34,3
100,0

18
4
27
49

36,7
8,2
55,1
100,0

13
36
49

26,5
73,5
100,0

12
37
49

24,5
75,5
100,0

Universitas Sumatera Utara

4.3 Analisis Univariat
4.3.1 Kompensasi Langsung
Kompensasi langsung dalam penelitian diukur melalui indikator; a) gaji,
b) insentif, dan c) tunjangan kinerja, dengan rincian hasil sebagai berikut :
a. Gaji
Hasil penelitian indikator gaji diketahui:
a. Sebanyak 16 orang (44,4%) dokter karir non polisi dan 6 orang (46,2%) dokter
karir polisi menyatakan kurang setuju bahwa selama ini besar gaji yang diterima
setiap bulan sesuai dengan harapan.
b. Sebanyak 15 orang (41,7%) dokter karir non polisi dan 9 orang (69,2%) dokter
karir polisi menyatakan setuju bahwa selama ini pembayaran gaji yang diterima
tepat waktu setiap bulan.
c. Sebanyak 27 orang (75,0%) dokter karir non polisi menyatakan kurang setuju
bahwa selama ini jumlah kenaikan gaji disesuaikan dengan pangkat dan sebanyak
13 orang (100,0%) dokter karir polisi menyatakan setuju.
d. Sebanyak 24 orang (66,7%) dokter karir non polisi menyatakan kurang setuju
bahwa selama ini jumlah kenaikan gaji disesuaikan dengan jabatan secara
struktural dan sebanyak 13 orang (26,5%) dokter karir polisi menyatakan setuju
Distribusi berdasarkan indikator gaji disajikan pada Tabel 4.3.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Gaji

No

Pernyataan

1 Selama ini besar gaji yang
diterima setiap bulan sesuai
dengan harapan
Jumlah
2 Selama ini pembayaran gaji
yang diterima tepat waktu
setiap bulan

Jawaban
Tidak setuju
Kurang setuju
Setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Setuju

Jumlah
3 Selama ini jumlah kenaikan Tidak setuju
gaji disesuaikan dengan Kurang setuju
pangkat
Setuju
Jumlah
4 Selama ini jumlah kenaikan Tidak setuju
gaji disesuaikan dengan Kurang setuju
jabatan secara struktural
Setuju
Jumlah

Status
Polisi Non Polisi
n %
n
%
3 23,1 10 27,8
6 46,2 16 44,4
4 30,8 10 27,8
13 100,0 36 100,0
1 7,7
9 25,0
3 23,1 12 33,3
9 69,2 15 41,7
13 100,0 36 100,0
0 0,0
9 25,0
0 0,0 27 75,0
13 100,0 0
0,0
13 100,0 36 100,0
0 0,0 12 33,3
0 0,0 24 66,7
13 100,0 0
0,0
13 100,0 36 100,0

Jumlah
n
3
6
4
49
10
15
24
49
9
27
13
49
12
24
13
49

%
26,5
44,9
28,6
100,0
20,4
30,6
49,0
100,0
18,4
55,1
26,5
100,0
24,5
49,0
26,5
100,0

b. Insentif
Hasil penelitian indikator insentif diketahui:
a. Sebanyak 30 orang (83,3%) dokter karir non polisi dan 7 orang (53,8%) dokter
karir polisi menyatakan tidak setuju bahwa selama ini pemberian insentif
disesuaikan dengan jumlah pasien yang ditangani.
b. Sebanyak 33 orang (91,7%) dokter karir non polisi dan 8 orang (61,5%) dokter
karir polisi menyatakan tidak setuju bahwa selama ini pembayaran insentif tepat
waktu setiap bulan.

Universitas Sumatera Utara

c. Sebanyak 36 orang (100,0%) dokter karir non polisi dan 9 orang (69,2%) dokter
karir polisi menyatakan tidak setuju bahwa selama ini pemberian insentif sesuai
dengan yang diharapkan.
d. Sebanyak 36 orang (100,0%) dokter karir non polisi dan 11 orang (84,6%) dokter
karir polisi menyatakan tidak setuju bahwa selama ini kenaikan insentif
berdasarkan tingkat pencapaian atas target pekerjaan yang diberikan atasan.
Distribusi berdasarkan indikator insentif disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Insentif

No

Pernyataan

1 Selama
ini
pemberian
insentif disesuaikan dengan
jumlah
pasien
yang
ditangani
Jumlah
2 Selama ini pembayaran
insentif tepat waktu setiap
bulan

Jawaban
Tidak setuju
Kurang setuju
Setuju

Status
Polisi Non Polisi
n %
n
%
7 53,8 30 83,3
5 38,5 6 16,7
1 7,7
0
0,0

13
8
4
1
Jumlah
13
3 Selama
ini
pemberian Tidak setuju
9
insentif sesuai dengan yang Kurang setuju 3
diharapkan
Setuju
1
Jumlah
13
4 Selama ini kenaikan insentif Tidak setuju
11
berdasarkan
tingkat Kurang setuju 2
pencapaian
atas
target
0
pekerjaan yang diberikan Setuju
atasan
Jumlah
13
Tidak setuju
Kurang setuju
Setuju

100,0
61,5
30,8
7,7
100,0
69,2
23,1
7,7
100,0
84,6
15,4
0,0

36
33
3
0
36
36
0
0
36
36
0
0

100,0
91,7
8,3
0,0
100,0
100,0
0,0
0,0
100,0
100,0
0,0
0,0

Jumlah
n
37
11
1

%
75,5
22,4
2,0

49 100,0
41 83,7
7 14,3
1
2,0
49 100,0
45 91,8
3
6,2
1
2,0
49 100,0
47 95,9
2
4,1
0
0,0

100,0 36 100,0 49 100,0

Universitas Sumatera Utara

c. Tunjangan Kinerja
Hasil penelitian indikator tunjangan kinerja diketahui:
a. Sebanyak 22 orang (61,1%) dokter karir non polisi menyatakan kurang setuju
bahwa selama ini pemberian tunjangan kinerja dibayarkan secara tetap berdasarkan
jabatan secara struktural dan sebanyak 13 orang (100,0%) dokter karir polisi
menyatakan setuju.
b. Sebanyak 20 orang (55,6%) dokter karir non polisi menyatakan tidak setuju bahwa
selama ini pemberian tunjangan kinerja dibayarkan secara tetap berdasarkan
pangkat dan sebanyak 13 orang (100,0%) dokter karir polisi menyatakan setuju.
c. Sebanyak 23 orang (63,9%) dokter karir non polisi menyatakan tidak setuju bahwa
selama ini pembayaran tunjangan kinerja dibayarkan secara tetap tepat waktu
setiap bulan dan sebanyak 6 orang (46,2%) dokter karir polisi menyatakan setuju.
d. Sebanyak 24 orang (66,7%) dokter karir non polisi menyatakan tidak setuju bahwa
selama ini kenaikan tunjangan kinerja berdasarkan tingkat pencapaian atas target
pekerjaan yang diberikan atasan dan sebanyak 5 orang (38,5%) dokter karir polisi
menyatakan kurang setuju.
Distribusi berdasarkan indikator tunjangan kinerja disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tunjangan Kinerja
Status
Pernyataan
Jawaban
Polisi Non Polisi
No
n % n %
1 Selama ini pemberian tunjangan Tidak setuju
0 0,0 14 38,9
kinerja dibayarkan secara tetap Kurang setuju 0 0,0 22 61,1
berdasarkan jabatan struktural
Setuju
13 100,0 0 0,0
Jumlah
13 100,0 36 100,0

Jumlah
n
14
22
13
49

%
28,6
44,9
26,5
100,0

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5 (Lanjutan)
Status
Polisi Non Polisi
n % n %
2 Selama ini pemberian tunjangan Tidak setuju
0 0,0 20 55,6
kinerja dibayarkan secara tetap Kurang setuju 0 0,0 16 44,4
berdasarkan pangkat
Setuju
13 100,0 0 0,0
Jumlah
13 100,0 36 100,0
3 Selama ini pembayaran tunjangan Tidak setuju
3 23,1 23 63,9
kinerja dibayarkan secara tetap Kurang setuju 4 30,8 4 11,1
tepat waktu setiap bulan
Setuju
6 46,2 9 25,0
Jumlah
13 100,0 36 100,0
4 Selama ini kenaikan tunjangan Tidak setuju
4 30,8 24 66,7
kinerja yang dibayarkan secara Kurang setuju 5 38,5 4 11,1
tetap
berdasarkan
tingkat
4 30,8 8 22,2
pencapaian atas target pekerjaan Setuju
yang diberikan atasan
Jumlah
13 100,0 36 100,0

No

Pernyataan

Jawaban

Jumlah
n
20
16
13
49
26
8
15
49
28
9
12

%
40,8
32,7
26,5
100,0
53,1
16,3
30,6
100,0
57,1
18,4
24,5

49 100,0

Hasil pengukuran kompensasi langsung kemudian dikategorikan. Kompensasi
langsung pada kategori kurang baik sebanyak 25 orang (51,0%) dapat dilihat pada
Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kompensasi Langsung
Kategori Kompensasi Langsung
a. Baik
b. Kurang baik
c. Tidak baik
Jumlah

n
2
25
22
49

%
4,1
51,0
44,9
100,0

Berdasarkan skor rata-rata pencapaian responden tentang kompensasi
langsung indikator (gaji, insentif, dan tunjangan kinerja) diperoleh skor total 20,2,
skor tertinggi 8,4 (gaji) dan skor terendah 4,6 (insentif) (Lampiran 3).

Universitas Sumatera Utara

4.3.2

Kompensasi Tidak Langsung
Kompensasi tidak langsung dalam penelitian ini diukur melalui indikator;

a) THR, b) pakaian dinas, dan c) penghargaan masa kerja dengan rincian hasil
sebagai berikut :
a. THR
Hasil penelitian indikator THR diketahui;
a. Sebanyak 15 orang (41,7%) dokter karir non polisi menyatakan kurang setuju
bahwa selama ini pemberian pemberian THR jumlahnya disesuaikan dengan hasil
kerja dan sebanyak 7 orang (53,8%) dokter karir polisi menyatakan tidak setuju.
b. Sebanyak 19 orang (52,8%) dokter karir non polisi dan 7 orang (53,8%) dokter
karir polisi menyatakan tidak setuju bahwa selama ini pemberian THR disesuaikan
dengan pangkat.
c. Sebanyak 18 orang (50,0%) dokter karir non polisi dan 7 orang (53,8%) karir polisi
menyatakan tidak setuju bahwa selama ini pemberian THR disesuaikan dengan
jabatan secara struktural.
d. Sebanyak 20 orang (55,6%) dokter karir non polisi dan 8 orang (61,5%) dokter
karir polisi menyatakan tidak setuju bahwa selama ini pembayaran THR tepat
waktu
e. Sebanyak 20 orang (55,6%) dokter karir non polisi dan sebanyak 9 orang (69,2%)
dokter karir polisi menyatakan setuju bahwa selama ini jumlah THR yang
dibayarkan sesuai dengan yang diharapkan.
Distribusi berdasarkan indikator THR disajikan pada Tabel 4.7.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan THR
Status
No

Pernyataan

1 Selama ini pemberian THR
jumlahnya disesuaikan dengan
hasil kerja
Jumlah
2 Selama ini pemberian THR
disesuaikan dengan pangkat

Jawaban
Tidak setuju
Kurang setuju
Setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Setuju

Jumlah
3 Selama ini pemberian THR Tidak setuju
disesuaikan
dengan
jabatan Kurang setuju
secara struktural
Setuju
Jumlah
4 Selama ini pembayaran THR Tidak setuju
tepat waktu
Kurang setuju
Setuju
Jumlah
5 Selama ini jumlah THR yang Tidak setuju
dibayarkan sesuai dengan yang Kurang setuju
diharapkan
Setuju
Jumlah

Polisi
n
7
2
4
13
7
0
6
13
7
0
6
13
8
2
3
13
9
1
3
13

%
53,8
15,4
30,8
100,0
53,8
0,0
46,2
100,0
53,8
0,0
46,2
100,0
61,5
15,4
23,1
100,0
69,2
7,7
23,1
100,0

Non
Polisi
n %
11 30,5
15 41,7
10 27,8
36 100,0
19 52,8
11 30,6
6 16,6
36 100,0
18 50,0
13 36,1
5 13,9
36 100,0
20 55,6
8 22,2
8 22,2
36 100,0
20 55,6
7 19,4
9 25,0
36 100,0

Jumlah
n
18
17
14
49
26
11
12
49
25
13
11
49
28
10
11
49
29
8
12
49

%
36,7
34,7
28,6
100,0
53,1
22,4
24,5
100,0
51,0
26,5
22,4
100,0
57,2
20,4
22,4
100,0
59,2
16,3
24,5
100,0

b. Pakaian Dinas
Hasil penelitian indikator pakaian dinas diketahui ;
a. Sebanyak 19 orang (52,8%) dokter karir non polisi menyatakan kurang setuju
bahwa selama ini kualitas bahan pakaian dinas diperhatikan oleh manajemen
rumah sakit dan sebanyak 5 orang (38,4%) dokter karir polisi menyatakan tidak
setuju.

Universitas Sumatera Utara

b. Sebanyak 13 orang (36,1%) dokter karir non polisi menyatakan kurang setuju
bahwa selama ini kualitas bahan pakaian dinas sesuai dengan yang diharapkan dan
sebanyak 6 orang (46,2%) dokter karir polisi menyatakan tidak setuju.
c. Sebanyak 24 orang (66,7%) dokter karir non polisi dan sebanyak 8 orang (61,5%)
dokter karir polisi menyatakan setuju bahwa selama ini pakaian dinas diberikan
rutin setiap tahun.
Distribusi berdasarkan indikator pakaian dinas disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pakaian Dinas
Status
Polisi Non Polisi
n % n %
1 Selama ini kualitas bahan Tidak setuju
5 38,4 9 25,0
pakaian dinas diperhatikan oleh Kurang setuju 4 30,8 19 52,8
manajemen rumah sakit
Setuju
4 30,8 8 22,2
Jumlah
13 100,0 36 100,0
2 Selama ini kualitas bahan Tidak setuju
6 46,2 11 30,6
pakaian dinas sesuai dengan yang Kurang setuju 3 23,1 13 36,1
diharapkan
Setuju
4 30,8 12 33,3
Jumlah
13 100,0 36 100,0
3 Selama ini pakaian dinas Tidak setuju
2 15,4 8 22,2
diberikan rutin setiap tahun
Kurang setuju 3 23,1 4 11,1
Setuju
8 61,5 24 66,7
Jumlah
13 100,0 36 100,0

No

Pernyataan

Jawaban

Jumlah
n
14
23
12
49
17
16
16
49
10
7
32
49

%
28,6
46,9
24,5
100,0
34,7
32,7
32,7
100,0
20,4
14,3
65,3
100,0

c. Penghargaan Masa Kerja
Hasil penelitian indikator penghargaan masa kerja diketahui :
a. Sebanyak 14 orang (38,9%) dokter karir non polisi menyatakan setuju bahwa
pemberian penghargaan masa kerja disesuaikan dengan hasil kerja dan sebanyak 7
orang (53,8%) dokter karir polisi menyatakan tidak setuju.

Universitas Sumatera Utara

b. Sebanyak 13 orang (36,1%) dokter karir non polisi menyatakan tidak setuju bahwa
pemberian penghargaan masa kerja disesuaikan dengan pangkat dan sebanyak 11
orang (84,6%) dokter karir polisi menyatakan setuju.
c. Sebanyak 18 orang (50,0%) dokter karir non polisi menyatakan tidak setuju bahwa
pemberian penghargaan masa kerja disesuaikan dengan jabatan struktural dan
sebanyak 6 orang (46,2%) dokter karir polisi menyatakan setuju.
d. Sebanyak 18 orang (50,0%) dokter karir non polisi menyatakan setuju bahwa
pemberian penghargaan masa kerja disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan
sebanyak 8 orang (61,5%) dokter karir polisi menyatakan tidak setuju.
Distribusi berdasarkan indikator penghargaan masa kerja disajikan pada Tabel
4.9.
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Penghargaan Masa Kerja
No

Pernyataan

1 Pemberian
penghargaan
masa kerja disesuaikan
dengan hasil kerja
Jumlah
2 Pemberian
penghargaan
masa kerja disesuaikan
dengan pangkat

Jawaban
Tidak setuju
Kurang setuju
Setuju
Tidak setuju
Kurang setuju
Setuju

Status
Polisi Non Polisi
n %
n
%
7 53,8 12 33,3
1 7,7 10 27,8
5 38,5 14 38,9
13 100,0 36 100,0
2 15,4 13 36,1
0 0,0 10 27,8
11 84,6 13 36,1
13 100,0 36 100,0
2 15,3 18 50,0
5 38,5 8 22,2
6 46,2 10 27,8
13 100,0 36 100,0
8 61,5 18 50,0
1 7,7
0
0,0
4 30,8 18 50,0

Jumlah
n
%
19 38,8
11 22,4
19 38,8
49 100,0
15 30,6
10 20,4
24 49,0
49 100,0
20 40,8
13 26,5
16 32,7
49 100,0
26 53,1
1
2,0
22 44,9

Jumlah
3 Pemberian
penghargaan Tidak setuju
masa kerja disesuaikan Kurang setuju
dengan jabatan struktural
Setuju
Jumlah
4 Pemberian
penghargaan Tidak setuju
masa kerja disesuaikan Kurang setuju
dengan
kebutuhan
Setuju
organisasi
Jumlah
13 100,0 36 100,0 49 100,0

Universitas Sumatera Utara

Hasil pengukuran kompensasi tidak langsung kemudian dikategorikan,
sebanyak 24 orang (49,0%) pada kategori tidak baik. Distribusi berdasarkan kategori
dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kompensasi Tidak
Langsung
Kategori Kompensasi Tidak Langsung
a. Baik
b. Kurang baik
c. Tidak baik
Jumlah

n
14
11
24
49

%
28,6
22,4
49,0
100,0

Berdasarkan skor rata-rata pencapaian responden tentang kompensasi tidak
langsung indikator (THR, pakaian dinas, dan penghargaan masa kerja) diperoleh skor
total 23,0, skor tertinggi 8,6 (THR) dan skor terendah 6,5 (pakaian dinas) (Lampiran
3).
4.3.3 Kinerja
Kinerja dokter diukur secara kualitas dan kuantitas dalam memberikan
pelayanan pasien rawat inap dengan cara observasi. Observasi lebih dari (1 kali),
sehingga peneliti mengetahui apakah kadang-kadang dilakukan sampai dengan sering
dilakukan. Uraian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut :
1. Kualitas
a. Reliability (Kehandalan)
Hasil penelitian indikator reliability (kehandalan) diketahui bahwa sebanyak
25 orang (51,0%) responden kadang-kadang melakukan sesegera mungkin visite

Universitas Sumatera Utara

pasien baru, sebanyak 27 orang (55,1%) responden kadang-kadang melakukan
anamnesa dan pemeriksaan pasien baru dengan teliti, sebanyak 28 orang (57,1%)
responden kadang-kadang melakukan penegakan diagnosa tepat waktu.
Sebanyak 24 orang (49,0%) responden kadang-kadang melakukan pengobatan
tepat waktu, dan sebanyak 20 orang (40,8%) responden kadang-kadang melakukan
visite kepada pasien setiap hari. Distribusi berdasarkan indikator reliability
(kehandalan) disajikan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Reliability (Kehandalan)

No

Pernyataan

Sering
dilakukan
n

1 Sesegera mungkin visite pasien
baru
2 Anamnesa
dan
pemeriksaan
pasien baru dengan teliti
3 Melakukan penegakan diagnosa
tepat waktu
4 Melakukan pengobatan tepat
waktu
5 Melakukan visite kepada pasien
setiap hari

%

KadangTidak
kadang
pernah
Total
dilakukan dilakukan
n
%
n
% n %

24 49,0 25

51,0

0

0,0

49 100,0

22 44,9 27

55,1

0

0,0

49 100,0

19 38,8 28

57,1

2

4,1

49 100,0

21 42,9 24

49,0

4

8,2

49 100,0

15 30,6 20

40,8

14

28,6 49 100,0

b.Responsiveness (Ketanggapan)
Hasil penelitian indikator responsiveness (ketanggapan) diketahui bahwa
sebanyak 26 orang (53,1%) responden kadang-kadang menyediakan waktu yang
cukup berkomunikasi dengan pasien setiap visite, sebanyak 21 orang (43,8%)
responden kadang-kadang menyediakan waktu bila pasien bertanya diluar jam visite, dan

Universitas Sumatera Utara

sebanyak 29 orang (59,2%) responden kadang-kadang menanggapi keluhan pasien
dengan cepat dan tepat.
Sebanyak 22 orang (44,9%) responden kadang-kadang menanggapi keluhan
pasien dengan penuh perhatian, sebanyak 22 orang (44,9%) responden kadangkadang memberikan penjelasan selengkap-lengkapnya kepada pasien, dan sebanyak
21 orang (42,9%) responden kadang-kadang memberi pelayanan tanpa membedakan
status sosial pasien. Distribusi berdasarkan indikator responsiveness (ketanggapan)
disajikan pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Responsiveness (Ketanggapan)

No

Pernyataan

1 Menyediakan waktu yang cukup
berkomunikasi dengan pasien setiap
visite
2 Menyediakan waktu bila pasien
bertanya diluar jam visite
3 Menanggapi keluhan pasien dengan
cepat dan tepat
4 Menanggapi keluhan pasien dengan
penuh perhatian
5 Memberikan penjelasan selengkaplengkapnya kepada pasien
6 Memberi
pelayanan
tanpa
membedakan status sosial pasien

Kadang- Tidak
Sering
kadang pernah
Total
dilakukan
dilakukan dilakukan
n % n % n % n %
22 44,9 26 53,1

1

2,0 49 100,0

19 39,6 21 43,8

8

16,6 49 100,0

16 32,6 29 59,2

4

8,2 49 100,0

15 30,6 22 44,9 12 24,5 49 100,0
15 30,6 22 44,9 12 24,5 49 100,0
15 30,6 21 42,9 13 26,5 49 100,0

c. Assurance (Jaminan)
Hasil penelitian indikator Assurance (jaminan) diketahui sebanyak 21 orang
(42,9%) responden sering melakukan penatalaksanaan pengobatan sesuai standard,

Universitas Sumatera Utara

sebanyak 20 orang (40,8%) responden sering melakukan penatalaksanaan tindakan medis
sesuai standard, sebanyak 21 orang (42,9%) responden kadang-kadang melakukan

kerjasama dengan tim medis lain bila dibutuhkan, dan sebanyak 21 orang (42,9%)
responden kadang-kadang melakukan pencatatan medis dengan benar dan lengkap
Distribusi berdasarkan indikator assurance (jaminan) disajikan pada Tabel
4.13.
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Assurance (Jaminan)

No

Pernyataan

1 Melakukan
penatalaksanaan
pengobatan sesuai standard
2 Melakukan
penatalaksanaan
tindakan medis sesuai standard
3 Melakukan kerjasama dengan
tim medis lain bila dibutuhkan
4 Melakukan pencatatan medis
dengan benar dan lengkap

KadangTidak
Sering
kadang
pernah
Total
dilakukan
dilakukan dilakukan
n % n % n
% n
%
21 42,9 15 30,6 13

26,5 49 100,0

20 40,8 16 32,7 13

26,5 49 100,0

15 30,6 21 42,9 13

26,5 49 100,0

15 30,6 21 42,9 13

26,5 49 100,0

d. Tangibles (Penampilan Pelayanan)
Hasil penelitian indikator tangibles (penampilan pelayanan) diketahui
sebanyak 26 orang (53,1%) responden kadang-kadang ramah melakukan konsultasi
dengan pasien,dan sebanyak 27 orang (55,1%) responden kadang-kadang rapi dalam
penampilan. Distribusi berdasarkan indikator tangibles (penampilan pelayanan)

disajikan pada Tabel 4.14.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.14 Distribusi Responden
Pelayanan)

No

Pernyataan

1 Ramah melakukan konsultasi
dengan pasien
2 Rapi dalam penampilan

Berdasarkan

Tangibles

(Penampilan

KadangTidak
Sering
kadang
pernah
Total
dilakukan
dilakukan dilakukan
n % n % n
% n %
16 32,7 26 53,1

7

14,3 49 100,0

15 30,6 27 55,1

7

14,3 49 100,0

e. Emphaty (Empati)
Hasil penelitian indikator emphaty (empati) diketahui sebanyak 21 orang
(42,9%) responden kadang-kadang memberikan perhatian kepada pasien, dan
sebanyak 24 orang (49,0%) responden kadang-kadang sabar menanyakan keluhan
pasien. Distribusi berdasarkan indikator emphaty (empati) disajikan pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Emphaty (Empati)
KadangSering kadang
dilakukan dilakuka
Pernyataan
No
n
n % n %
1 Memberikan perhatian kepada pasien 15 30,6 21 42,9
2 Sabar menanyakan keluhan pasien
12 24,5 24 49,0

Tidak
pernah
Total
dilakuka
n
n % n %
13 26,5 49 100,0
13 26,5 49 100,0

2. Kuantitas
Hasil penelitian tentang indikator kuantitas diketahui sebanyak 21 orang
(42,9%) responden kadang-kadang menerapkan tupoksi (SOP) masing-masing dokter
kepada pasien setiap hari, dan sebanyak 23 orang (47,0%) responden kadang-kadang
hasil kerja dapat dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan pimpinan,

Universitas Sumatera Utara

sebanyak 25 orang (51,0%) responden kadang-kadang menyiapkan laporan medis
pasien tepat waktu, dan sebanyak 26 orang (53,1%) responden kadang-kadang
proporsi waktu yang digunakan untuk kegiatan pelayanan langsung lebih banyak
dibandingkan waktu untuk administrasi.
Distribusi berdasarkan indikator kuantitas disajikan pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Kuantitas

No

Pernyataan

KadangTidak
Sering
kadang
pernah
Total
dilakukan
dilakukan dilakukan
n %
n % n
% n %

Hasil kerja
1 Menerapkan tupoksi (SOP) masingmasing dokter kepada pasien setiap 15 30,6
hari
2 Hasil kerja dapat dicapai sesuai
dengan
rencana
yang
telah 13 26,5
ditetapkan pimpinan
Penyelesaian kerja
1 Menyiapkan laporan medis pasien
15 30,6
tepat waktu
2 Proporsi waktu yang digunakan
untuk
kegiatan
pelayanan
langsung
lebih
banyak 11 22,4
dibandingkan
waktu
untuk
administrasi

21 42,9 13

26,5 49 100,0

23 47,0 13

26,5 49 100,0

25 51,0 9

18,4 49 100,0

26 53,1 12

24,5 49 100,0

Hasil pengukuran kinerja kemudian dikategorikan. kinerja pada kategori
kurang baik sebanyak 20 orang (40,8%) dapat dilihat pada Tabel 4.17.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kinerja
Kategori Kinerja

n
16
20
13
49

a. Baik
b. Kurang baik
c. Tidak baik
Jumlah

%
32,7
40,8
26,5
100,0

Berdasarkan skor rata-rata pencapaian responden tentang kinerja indikator
(kualitas dan kuantitas) diperoleh skor total 49,6, skor tertinggi 11,7 dan skor
terendah 4,0 untuk kualitas dan untuk kuantitas skor tertinggi 4,1 dan skor terendah
4,0.) (Lampiran 3).

4.4 Analisis Bivariat
Mengidentifikasi

variabel

kompensai

langsung

dan

tidak

langsung

berhubungan atau tidak dengan kinerja dokter dalam memberikan pelayanan kepada
pasien rawat inap, dilakukan uji bivariat menggunakan uji statistik product moment
Pearson Correlation. Hasil uji masing-masing variabel disajikan sebagai berikut :
4.4.1

Hubungan Kompensasi Langsung dengan Kinerja Dokter
Hasil penelitian berdasarkan uji statistik product moment Pearson correlation

diperoleh nilai r=0,300; p=0,036

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kompensasi Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Kinerja Dokter Di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan

2 31 138

Pengaruh Kompensasi Langsung dan Tidak Langsung terhadap Kinerja Dokter di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan.

0 0 17

Pengaruh Kompensasi Langsung dan Tidak Langsung terhadap Kinerja Dokter di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan.

0 0 11

Pengaruh Kompensasi Langsung dan Tidak Langsung terhadap Kinerja Dokter di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan.

0 0 33

Pengaruh Kompensasi Langsung dan Tidak Langsung terhadap Kinerja Dokter di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan.

0 2 3

Pengaruh Kompensasi Langsung dan Tidak Langsung terhadap Kinerja Dokter di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan.

0 0 23

Pengaruh Kompensasi Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Kinerja Dokter Di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan

0 2 23

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia - Pengaruh Kompensasi Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Kinerja Dokter Di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan

1 2 33

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Kompensasi Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Kinerja Dokter Di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan

0 0 11

PENGARUH KOMPENSASI LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KINERJA DOKTER DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT II MEDAN TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

0 0 17