HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN DAN MOTIVASI K
HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA
PERAWAT DI RUMAH SAKIT TINGKAT III R.W.MONGISIDI MANADO
Kasubay Indah*,Adisty A.Rumayar*,Nancy S.H.Malonda*
*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado
ABSTRAK
Sumber daya manusia adalah suatu unsur yang menentukan keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai
tujuannya. Rumah sakit merupakan salah satu organisasi yang melalui tenaga medis professional yang terorganisir,
serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran (Azwar, 2010). Menghadapi era
globalisasi saat ini Rumah Sakit dituntut untuk memiliki kinerja baik dalam rangka untuk memberikan pelayanan
yang baik kepada masyarakat. Meningkatkan kinerja dibutuhkan pelatihan agar dapat meningkatkan kompetensi,
karena pelatihan diharapkan mampu mendukung tujuan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara pelatihan dan motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Tingkat III R.W.Mongisidi
Manado. Penelitian ini adalah merupakan penelitian survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross
sectional atau potong lintang.Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Maret-April 2017 di Rumah Sakit Tingkat III R.W.Mongisidi Manado. Sampel penelitian yaitu 89 perawat
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hubungan antara pelatihan dengan kinerja perawat diperoleh p= 0,000 dan nilai OR= 97,125.
Hasil penelitian antara motivasi dengan kinerja perawat diperoleh p= 0,000 dan nilai OR= 17,986. Kesimpulannya
adalah terdapat hubungan antara pelatihan dengan kinerja perawat. Terdapat hubungan antara motivasi dengan
kinerja perawat. Saran dalam penelitian ini adalah pihak manajemen Rumah Sakit agar dapat
memberikankesempatan kepada perawat untuk mengikuti pelatihan sesuai dengan bidangnya.
Kata Kunci: Pelatihan, Motivasi, Kinerja
ABSTRACT
Human resources is an element that determines the success of an organization to achieve its objectives. The hospital
is an organizations that by organized medical professionals, as well as medical facilities provides medical services
permanently (Azwar, 2010). Facing the current era of globalization, hospital is demanded to have good
performance in order to provide good service to the community. To improve the performance trainingsare required
to upgrade competency, because the training is expected to support organizational goals. This study was aim to
analyze the relationship between training and work motivation with the performance of nurses at R.W.Mongisidi
Level III Hospital Manado. The research was an analytic survey research using cross sectional or cross sectional
approach. The research instrument used was questionnaire. This research was conducted in March until April 2017
at RW.Mongisidi Level III Hospital in Manado. The samples were 89 nurses who fulfilled inclusion and exclusion
criteria. Bivariate analysis was done using Chi Square test. The results showed that the relationship between
training and nurse performance was obtained at p = 0,000 and OR = 97,125. Result of research between motivation
with nurse performance was obtained at p = 0,000 and value OR = 17,986. The conclusion is that there is
relationship between training and nurse performance. There is relationship between motivation and nurse
performance. Suggestions in this study is that the Hospital management to provide opportunities for nurses to attend
training suitable to their fields of work.
Keywords: Training, Motivation, Performance
PENDAHULUAN
(selama 24 jam), melalui perawatlah rumah sakit
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang
akan mendapat banyak masukan
melalui
tenaga
terorganisir
serta
permanen
medis
professional
yang
maupun ktitikan dari pasien dan keluarganya
kedokteran
yang
maupun pengunjung tentang baik tidaknya
pelayanan
pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.
sarana
menyelenggarakan
yang
Sehingga baik buruknya pelayanan rumah sakit
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
sangat tergantung dari pelayanan para petugas
penyakit yang diderita oleh pasien (Azwar,
perawat (Anggoronggang, 2013).
2010).
Semua tim yang menangani pasien di rumah
kedokteran,
asuhan
Berbagai
penghalang
bagi
keperawatan
kendala
mulusnya
yang
menjadi
jalannya
roda
sakit, perawatlah yang paling banyak dan sering
organisasi harus dicari terutama pada unsur
berhubungan
manusia itu, karena dengan lenyapnya faktor-
seringnya pertemuan tersebut, maka perawatlah
faktor penghalang yang bersumber pada unsur
yang melihat tanda-tanda permulaan dari suatu
manusia dalam organisasi, faktor-faktor lainnya
penyimpangan.
akan dengan mudah teratasi,bahkan sangat
penyimpangan
yang
mungkin
penyembuhan
maupun
akan
lenyap
dengan
sendirinya
dengan
pasien.
Setiap
perubahan
terjadi
dalam
proses
proses
penyesuaian
pasien,
Profesi perawat sebagai pemberi pelayanan jasa
pengetahuan yang cukup agar cepat mengenal
berada di garis terdepan terutama dalam
kebutuhan pasien yang memerlukan pertolongan
mempertahankan serta meningkatkan kualitas
segera. Perawat perlu mengetahui bantuan
pelayanan
era
apakah yang harus diberikan yang bermanfaat
globalisasi saat ini, Rumah sakit dituntut
dan dimanakah bantuan tersebut dapat diperoleh
memiliki kinerja dalam memberikan pelayanan
bagi pasiennya (Gunarsa,2008).
Menghadapi
kepada masyarakat terutama pasien sebagai
perawat
atau
(Siagian, 2004).
kesehatan.
seorang
Mengingat
harus
dibekali
Berdasarkan hasil pra observasi peneliti
objek pelayanan. Dalam rangka meningkatkan
menurunnya
kinerja dibutuhkan pelatihan guna meningkatkan
kurangnya pemberian reward terhadap perawat
kompetensi, dimana pelatihan diharapkan dapat
sehingga menurunnya keinginan perawat untuk
mendukung tujuan organisasi
melaksanakan tugasnya dengan baik.Kurangnya
(Mangkunegara 2003). Sumber daya manusia
perawat yang mengikuti pelatihan membuat
yang berkualitas sangat menentukan kinerja dari
pelayanan
rumah sakit. Khususnya sumber daya manusia
maksimal sehingga
yang berprofesi sebagai perawat, karena perawat
hari melayani pasien hanya menggunakan ilmu
merupakan ujung tombak tenaga yang paling
dasar yang mereka peroleh sewaktu mereka
lama kontrak atau berhubungan dengan pasien
menempu pendidikan. Oleh karena itu timbul
kinerja
kepada
perawat
pasien
dikarenakan
menjadi
belum
para perawat yang setiap
pemikiran bagaimana faktor-faktor tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat
Tabel
saling
berkesinambungan
sehingga
1.
Distribusi
mempengaruhi kinerja perawat. Selain itu
kelompok umur
berdasarkan hasil pra observasi dan wawancara
Kelompok umur
≤ 29
> 29
Total
dengan pihak Rumah Sakit bahwa belum pernah
dilakukan
penelitian
sebelumnya
mengenai
responden
n
48
41
89
menurut
%
53,9
46,1
100
hubungan antara pelatihan dan motivasi dengan
kinerja perawat. Berdasarkan latar belakang
Berdasarkan hasil tabel yang didapat dalam
diatas maka penulis tertarik ingin melakukan
penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok
penelitian tentang hubungan antara pelatihan dan
umur yang paling banyak adalah kelompok
motivasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit
umur ≤ 29 tahun sebanyak 48 orang (53,9%),
Tingkat III R.W.Mongisidi Manado.
kemudian diikuti kelompok umur >29 tahun
sebanyak 41 orang (46,1%).
METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian
penelitian
yang
analitik
digunakan
dengan
adalah
menggunakan
pendekatan cross sectional atau potong lintang.
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit
Tingkat
III
R.W.Mongisidi
Manado.Waktu
Tabel 2. Distribusi responden menurut jenis
kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
n
14
75
89
%
15,7
84,3
100
pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan pada
bulan Maret – April
2017. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perawat yang
bekerja
di
Rumah
Sakit
Tingkat
III
R.W.Mongisidi Manado berjumlah 135 orang
perawat. Jumlah sampel dalam penelitian ini
berjumlah 89 orang
penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
besar responden berjenis kelamin perempuan
yaitu 75 orang (84,3%) dan laki-laki 14 orang
(15,7%)
yang telah memenuhi
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Instrumen
penelitian ini dengan menggunakan kuesioner.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
uji Chi-Square.
Berdasarkan hasil tabel yang didapat dalam
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut tingkat
pendidikan
Tingkat Pendidikan
SPK
DIII Keperawatan
Sarjana
Keperawatan (S1)
Total
N
12
45
32
%
13,5
50,6
36,0
89
100
Berdasarkan hasil tabel yang didapat dalam
pernah mengikuti pelatihan yaitu sebanyak 50
penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
responden (56,2%), dan responden yang pernah
besar responden ialah D-III Keperawatan yaitu
mengikuti pelatihan sebanyak 39 responden
sebanyak
(43,8%).
45
responden
(50,6%),
Sarjana
Keperawatan (S1) sebanyak 32 responden
Tabel
(36,0%) dan yang berpendidikan SPK sebanyak
Motivasi
12 responden (13,5%)
Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Masa
6.
Distribusi
Responden
Menurut
Motivasi Kerja
Baik
n
46
%
51,7
Kurang baik
43
48,3
Total
89
100
Distribusi motivasi pada tabel 6 menunjukkan
Kerja
Masa Kerja
n
%
1-5 Tahun
54
60,7
6-10 Tahun
35
39,3
Total
89
100
Berdasarkan hasil tabel yang didapat dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa masa kerja
bahwa sebagian besar masuk dalam kategori
baik yaitu berjumlah 46 responden (51,7%), dan
sisanya masuk pada kategori kurang baik
berjumlah 43 responden (48,3%).
responden yang bekerja 1-5 tahun sebanyak 54
responden (60,7%) lebih banyak dibandingkan
dengan responden yang bekerja selama 6-10
tahun yaitu sebanyak 35 responden (39,3%).
Tabel
5.
Distribusi
Responden
Menurut
Pelatihan
Pelatihan
Pernah
Tidak Pernah
Total
Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Kinerja
Kinerja
Baik
Kurang Baik
Total
n
45
44
89
%
50,6
49,4
100
Distribusi kinerja pada tabel 7 menunjukkan
bahwa kinerja sebagian besar masuk pada
n
39
50
89
%
43,8
56,2
100
Distribusi pelatihan pada tabel 5 menujukkan
sebagian besar responden masuk kategori tidak
kategori baik 45 responden (50,6%) dan yang
memiliki kinerja kurang baik yaitu sebanyak 44
responden (49,4%).
Tabel 8. Hubungan Antara Pelatihan Dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Tingkat III R.W.Mongisidi
Manado
Kategori Kinerja
Pelatihan
Baik
Pernah
Tidak pernah
Jumlah
Kurang Baik
ρ
Total
n
%
n
%
n
%
37
8
45
94,9
16,0
50,6
2
42
44
5,1
84,0
49,4
39
50
89
100
100
100
OR
0,000
di
97,125
Berdasarkan hasil pengujian antara Pelatihan
perawat
Rumah
Sakit
Tingkat
III
dengan Kinerja perawat di Rumah Sakit Tingkat
R.W.Mongisidi Manado (ρ value = 0,000 dan
III R.W.Mongisidi Manado bahwa terdapat
OR = 97,125).
hubungan antara pelatihan dengan kinerja
Tabel 9. Hubungan antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Tingkat III
R.W.Mongisidi Manado.
Kategori Kinerja
Motivasi
Baik
Kurang Baik
Jumlah
Baik
Kurang Baik
ρ
Total
n
%
n
%
n
%
37
8
45
80,4
18,6
50,6
9
35
44
19,6
81,4
49,4
46
43
89
100
100
100
OR
0,000
17,986
Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan
PEMBAHASAN
Chi-Square dengan bantuan program Statistical
Hubungan antara Pelatihan Dengan KInerja
Program For Social Science (SPSS) 22. Dengan
Perawat
tingkat kemaknaan 95% dan tingkat kesalahan
R.W.Mongisidi Manado Berdasarkan hasil
0,05 dimana nilai probabilitas yang di peroleh ρ
penelitian terdapat hubungan antara pelatihan
= 0,000 lebih kecil dari 0,05 (ρ < 0,05 ), maka
dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Tingkat
Ho ditolak atau ada hubungan antara motivasi
III R.W. Mongisidi. Penelitian ini sejalan
dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Tingkat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Buheli
III R.W. Mongisidi. Hasil analisis diperoleh nilai
(2008) tentang faktor yang mempengaruhi
OR = 17,986, artinya memiliki motivasi baik
kinerja perawat dalam proses keperawatan di
mempunyai peluang 17,986 kali lebih besar
Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabupaten
memiliki kinerja baik.
Bone Bolango Gorontalo, rancangan cross
di
Rumah
Sakit
Tingkat
III
sectional atau potong lintang yang digunakan
bahwa motivasi merupakan pemberian daya
pada penelitian ini dan dengan jumlah sampel 51
untuk menggerakkan dan menciptakan semangat
orang
kerja
pelaksana,
dari
hasil
penelitian
seseorang,
agar
mau
bekerjasama.
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
Penelitian yang dilakukan oleh Zuhrina (2012),
signifikan
menunjukkan
karier,
antara
dengan
Hasibuan
pelatihan,
kinerja
(2011)
pengembangan
perawat.
bermakna
antara
ada
hubungan
motivasi
dengan
yang
kinerja
karyawan
perawat di unit rawat inap RSUD Bula dengan
mutlak diperlukan dalam tujuan peningkatan
hasil menunjukkan nilai ρ = 0,019 (
PERAWAT DI RUMAH SAKIT TINGKAT III R.W.MONGISIDI MANADO
Kasubay Indah*,Adisty A.Rumayar*,Nancy S.H.Malonda*
*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado
ABSTRAK
Sumber daya manusia adalah suatu unsur yang menentukan keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai
tujuannya. Rumah sakit merupakan salah satu organisasi yang melalui tenaga medis professional yang terorganisir,
serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran (Azwar, 2010). Menghadapi era
globalisasi saat ini Rumah Sakit dituntut untuk memiliki kinerja baik dalam rangka untuk memberikan pelayanan
yang baik kepada masyarakat. Meningkatkan kinerja dibutuhkan pelatihan agar dapat meningkatkan kompetensi,
karena pelatihan diharapkan mampu mendukung tujuan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara pelatihan dan motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Tingkat III R.W.Mongisidi
Manado. Penelitian ini adalah merupakan penelitian survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross
sectional atau potong lintang.Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Maret-April 2017 di Rumah Sakit Tingkat III R.W.Mongisidi Manado. Sampel penelitian yaitu 89 perawat
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hubungan antara pelatihan dengan kinerja perawat diperoleh p= 0,000 dan nilai OR= 97,125.
Hasil penelitian antara motivasi dengan kinerja perawat diperoleh p= 0,000 dan nilai OR= 17,986. Kesimpulannya
adalah terdapat hubungan antara pelatihan dengan kinerja perawat. Terdapat hubungan antara motivasi dengan
kinerja perawat. Saran dalam penelitian ini adalah pihak manajemen Rumah Sakit agar dapat
memberikankesempatan kepada perawat untuk mengikuti pelatihan sesuai dengan bidangnya.
Kata Kunci: Pelatihan, Motivasi, Kinerja
ABSTRACT
Human resources is an element that determines the success of an organization to achieve its objectives. The hospital
is an organizations that by organized medical professionals, as well as medical facilities provides medical services
permanently (Azwar, 2010). Facing the current era of globalization, hospital is demanded to have good
performance in order to provide good service to the community. To improve the performance trainingsare required
to upgrade competency, because the training is expected to support organizational goals. This study was aim to
analyze the relationship between training and work motivation with the performance of nurses at R.W.Mongisidi
Level III Hospital Manado. The research was an analytic survey research using cross sectional or cross sectional
approach. The research instrument used was questionnaire. This research was conducted in March until April 2017
at RW.Mongisidi Level III Hospital in Manado. The samples were 89 nurses who fulfilled inclusion and exclusion
criteria. Bivariate analysis was done using Chi Square test. The results showed that the relationship between
training and nurse performance was obtained at p = 0,000 and OR = 97,125. Result of research between motivation
with nurse performance was obtained at p = 0,000 and value OR = 17,986. The conclusion is that there is
relationship between training and nurse performance. There is relationship between motivation and nurse
performance. Suggestions in this study is that the Hospital management to provide opportunities for nurses to attend
training suitable to their fields of work.
Keywords: Training, Motivation, Performance
PENDAHULUAN
(selama 24 jam), melalui perawatlah rumah sakit
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang
akan mendapat banyak masukan
melalui
tenaga
terorganisir
serta
permanen
medis
professional
yang
maupun ktitikan dari pasien dan keluarganya
kedokteran
yang
maupun pengunjung tentang baik tidaknya
pelayanan
pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.
sarana
menyelenggarakan
yang
Sehingga baik buruknya pelayanan rumah sakit
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
sangat tergantung dari pelayanan para petugas
penyakit yang diderita oleh pasien (Azwar,
perawat (Anggoronggang, 2013).
2010).
Semua tim yang menangani pasien di rumah
kedokteran,
asuhan
Berbagai
penghalang
bagi
keperawatan
kendala
mulusnya
yang
menjadi
jalannya
roda
sakit, perawatlah yang paling banyak dan sering
organisasi harus dicari terutama pada unsur
berhubungan
manusia itu, karena dengan lenyapnya faktor-
seringnya pertemuan tersebut, maka perawatlah
faktor penghalang yang bersumber pada unsur
yang melihat tanda-tanda permulaan dari suatu
manusia dalam organisasi, faktor-faktor lainnya
penyimpangan.
akan dengan mudah teratasi,bahkan sangat
penyimpangan
yang
mungkin
penyembuhan
maupun
akan
lenyap
dengan
sendirinya
dengan
pasien.
Setiap
perubahan
terjadi
dalam
proses
proses
penyesuaian
pasien,
Profesi perawat sebagai pemberi pelayanan jasa
pengetahuan yang cukup agar cepat mengenal
berada di garis terdepan terutama dalam
kebutuhan pasien yang memerlukan pertolongan
mempertahankan serta meningkatkan kualitas
segera. Perawat perlu mengetahui bantuan
pelayanan
era
apakah yang harus diberikan yang bermanfaat
globalisasi saat ini, Rumah sakit dituntut
dan dimanakah bantuan tersebut dapat diperoleh
memiliki kinerja dalam memberikan pelayanan
bagi pasiennya (Gunarsa,2008).
Menghadapi
kepada masyarakat terutama pasien sebagai
perawat
atau
(Siagian, 2004).
kesehatan.
seorang
Mengingat
harus
dibekali
Berdasarkan hasil pra observasi peneliti
objek pelayanan. Dalam rangka meningkatkan
menurunnya
kinerja dibutuhkan pelatihan guna meningkatkan
kurangnya pemberian reward terhadap perawat
kompetensi, dimana pelatihan diharapkan dapat
sehingga menurunnya keinginan perawat untuk
mendukung tujuan organisasi
melaksanakan tugasnya dengan baik.Kurangnya
(Mangkunegara 2003). Sumber daya manusia
perawat yang mengikuti pelatihan membuat
yang berkualitas sangat menentukan kinerja dari
pelayanan
rumah sakit. Khususnya sumber daya manusia
maksimal sehingga
yang berprofesi sebagai perawat, karena perawat
hari melayani pasien hanya menggunakan ilmu
merupakan ujung tombak tenaga yang paling
dasar yang mereka peroleh sewaktu mereka
lama kontrak atau berhubungan dengan pasien
menempu pendidikan. Oleh karena itu timbul
kinerja
kepada
perawat
pasien
dikarenakan
menjadi
belum
para perawat yang setiap
pemikiran bagaimana faktor-faktor tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat
Tabel
saling
berkesinambungan
sehingga
1.
Distribusi
mempengaruhi kinerja perawat. Selain itu
kelompok umur
berdasarkan hasil pra observasi dan wawancara
Kelompok umur
≤ 29
> 29
Total
dengan pihak Rumah Sakit bahwa belum pernah
dilakukan
penelitian
sebelumnya
mengenai
responden
n
48
41
89
menurut
%
53,9
46,1
100
hubungan antara pelatihan dan motivasi dengan
kinerja perawat. Berdasarkan latar belakang
Berdasarkan hasil tabel yang didapat dalam
diatas maka penulis tertarik ingin melakukan
penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok
penelitian tentang hubungan antara pelatihan dan
umur yang paling banyak adalah kelompok
motivasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit
umur ≤ 29 tahun sebanyak 48 orang (53,9%),
Tingkat III R.W.Mongisidi Manado.
kemudian diikuti kelompok umur >29 tahun
sebanyak 41 orang (46,1%).
METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian
penelitian
yang
analitik
digunakan
dengan
adalah
menggunakan
pendekatan cross sectional atau potong lintang.
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit
Tingkat
III
R.W.Mongisidi
Manado.Waktu
Tabel 2. Distribusi responden menurut jenis
kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
n
14
75
89
%
15,7
84,3
100
pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan pada
bulan Maret – April
2017. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perawat yang
bekerja
di
Rumah
Sakit
Tingkat
III
R.W.Mongisidi Manado berjumlah 135 orang
perawat. Jumlah sampel dalam penelitian ini
berjumlah 89 orang
penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
besar responden berjenis kelamin perempuan
yaitu 75 orang (84,3%) dan laki-laki 14 orang
(15,7%)
yang telah memenuhi
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Instrumen
penelitian ini dengan menggunakan kuesioner.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
uji Chi-Square.
Berdasarkan hasil tabel yang didapat dalam
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut tingkat
pendidikan
Tingkat Pendidikan
SPK
DIII Keperawatan
Sarjana
Keperawatan (S1)
Total
N
12
45
32
%
13,5
50,6
36,0
89
100
Berdasarkan hasil tabel yang didapat dalam
pernah mengikuti pelatihan yaitu sebanyak 50
penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
responden (56,2%), dan responden yang pernah
besar responden ialah D-III Keperawatan yaitu
mengikuti pelatihan sebanyak 39 responden
sebanyak
(43,8%).
45
responden
(50,6%),
Sarjana
Keperawatan (S1) sebanyak 32 responden
Tabel
(36,0%) dan yang berpendidikan SPK sebanyak
Motivasi
12 responden (13,5%)
Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Masa
6.
Distribusi
Responden
Menurut
Motivasi Kerja
Baik
n
46
%
51,7
Kurang baik
43
48,3
Total
89
100
Distribusi motivasi pada tabel 6 menunjukkan
Kerja
Masa Kerja
n
%
1-5 Tahun
54
60,7
6-10 Tahun
35
39,3
Total
89
100
Berdasarkan hasil tabel yang didapat dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa masa kerja
bahwa sebagian besar masuk dalam kategori
baik yaitu berjumlah 46 responden (51,7%), dan
sisanya masuk pada kategori kurang baik
berjumlah 43 responden (48,3%).
responden yang bekerja 1-5 tahun sebanyak 54
responden (60,7%) lebih banyak dibandingkan
dengan responden yang bekerja selama 6-10
tahun yaitu sebanyak 35 responden (39,3%).
Tabel
5.
Distribusi
Responden
Menurut
Pelatihan
Pelatihan
Pernah
Tidak Pernah
Total
Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Kinerja
Kinerja
Baik
Kurang Baik
Total
n
45
44
89
%
50,6
49,4
100
Distribusi kinerja pada tabel 7 menunjukkan
bahwa kinerja sebagian besar masuk pada
n
39
50
89
%
43,8
56,2
100
Distribusi pelatihan pada tabel 5 menujukkan
sebagian besar responden masuk kategori tidak
kategori baik 45 responden (50,6%) dan yang
memiliki kinerja kurang baik yaitu sebanyak 44
responden (49,4%).
Tabel 8. Hubungan Antara Pelatihan Dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Tingkat III R.W.Mongisidi
Manado
Kategori Kinerja
Pelatihan
Baik
Pernah
Tidak pernah
Jumlah
Kurang Baik
ρ
Total
n
%
n
%
n
%
37
8
45
94,9
16,0
50,6
2
42
44
5,1
84,0
49,4
39
50
89
100
100
100
OR
0,000
di
97,125
Berdasarkan hasil pengujian antara Pelatihan
perawat
Rumah
Sakit
Tingkat
III
dengan Kinerja perawat di Rumah Sakit Tingkat
R.W.Mongisidi Manado (ρ value = 0,000 dan
III R.W.Mongisidi Manado bahwa terdapat
OR = 97,125).
hubungan antara pelatihan dengan kinerja
Tabel 9. Hubungan antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Tingkat III
R.W.Mongisidi Manado.
Kategori Kinerja
Motivasi
Baik
Kurang Baik
Jumlah
Baik
Kurang Baik
ρ
Total
n
%
n
%
n
%
37
8
45
80,4
18,6
50,6
9
35
44
19,6
81,4
49,4
46
43
89
100
100
100
OR
0,000
17,986
Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan
PEMBAHASAN
Chi-Square dengan bantuan program Statistical
Hubungan antara Pelatihan Dengan KInerja
Program For Social Science (SPSS) 22. Dengan
Perawat
tingkat kemaknaan 95% dan tingkat kesalahan
R.W.Mongisidi Manado Berdasarkan hasil
0,05 dimana nilai probabilitas yang di peroleh ρ
penelitian terdapat hubungan antara pelatihan
= 0,000 lebih kecil dari 0,05 (ρ < 0,05 ), maka
dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Tingkat
Ho ditolak atau ada hubungan antara motivasi
III R.W. Mongisidi. Penelitian ini sejalan
dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Tingkat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Buheli
III R.W. Mongisidi. Hasil analisis diperoleh nilai
(2008) tentang faktor yang mempengaruhi
OR = 17,986, artinya memiliki motivasi baik
kinerja perawat dalam proses keperawatan di
mempunyai peluang 17,986 kali lebih besar
Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabupaten
memiliki kinerja baik.
Bone Bolango Gorontalo, rancangan cross
di
Rumah
Sakit
Tingkat
III
sectional atau potong lintang yang digunakan
bahwa motivasi merupakan pemberian daya
pada penelitian ini dan dengan jumlah sampel 51
untuk menggerakkan dan menciptakan semangat
orang
kerja
pelaksana,
dari
hasil
penelitian
seseorang,
agar
mau
bekerjasama.
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
Penelitian yang dilakukan oleh Zuhrina (2012),
signifikan
menunjukkan
karier,
antara
dengan
Hasibuan
pelatihan,
kinerja
(2011)
pengembangan
perawat.
bermakna
antara
ada
hubungan
motivasi
dengan
yang
kinerja
karyawan
perawat di unit rawat inap RSUD Bula dengan
mutlak diperlukan dalam tujuan peningkatan
hasil menunjukkan nilai ρ = 0,019 (