HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN DAN MOTIVASI K

HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA
PERAWAT DI RUMAH SAKIT TINGKAT III R.W.MONGISIDI MANADO
Kasubay Indah*,Adisty A.Rumayar*,Nancy S.H.Malonda*
*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado
ABSTRAK
Sumber daya manusia adalah suatu unsur yang menentukan keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai
tujuannya. Rumah sakit merupakan salah satu organisasi yang melalui tenaga medis professional yang terorganisir,
serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran (Azwar, 2010). Menghadapi era
globalisasi saat ini Rumah Sakit dituntut untuk memiliki kinerja baik dalam rangka untuk memberikan pelayanan
yang baik kepada masyarakat. Meningkatkan kinerja dibutuhkan pelatihan agar dapat meningkatkan kompetensi,
karena pelatihan diharapkan mampu mendukung tujuan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara pelatihan dan motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Tingkat III R.W.Mongisidi
Manado. Penelitian ini adalah merupakan penelitian survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross
sectional atau potong lintang.Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Maret-April 2017 di Rumah Sakit Tingkat III R.W.Mongisidi Manado. Sampel penelitian yaitu 89 perawat
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hubungan antara pelatihan dengan kinerja perawat diperoleh p= 0,000 dan nilai OR= 97,125.
Hasil penelitian antara motivasi dengan kinerja perawat diperoleh p= 0,000 dan nilai OR= 17,986. Kesimpulannya
adalah terdapat hubungan antara pelatihan dengan kinerja perawat. Terdapat hubungan antara motivasi dengan
kinerja perawat. Saran dalam penelitian ini adalah pihak manajemen Rumah Sakit agar dapat
memberikankesempatan kepada perawat untuk mengikuti pelatihan sesuai dengan bidangnya.

Kata Kunci: Pelatihan, Motivasi, Kinerja
ABSTRACT
Human resources is an element that determines the success of an organization to achieve its objectives. The hospital
is an organizations that by organized medical professionals, as well as medical facilities provides medical services
permanently (Azwar, 2010). Facing the current era of globalization, hospital is demanded to have good
performance in order to provide good service to the community. To improve the performance trainingsare required
to upgrade competency, because the training is expected to support organizational goals. This study was aim to
analyze the relationship between training and work motivation with the performance of nurses at R.W.Mongisidi
Level III Hospital Manado. The research was an analytic survey research using cross sectional or cross sectional
approach. The research instrument used was questionnaire. This research was conducted in March until April 2017
at RW.Mongisidi Level III Hospital in Manado. The samples were 89 nurses who fulfilled inclusion and exclusion
criteria. Bivariate analysis was done using Chi Square test. The results showed that the relationship between
training and nurse performance was obtained at p = 0,000 and OR = 97,125. Result of research between motivation
with nurse performance was obtained at p = 0,000 and value OR = 17,986. The conclusion is that there is
relationship between training and nurse performance. There is relationship between motivation and nurse
performance. Suggestions in this study is that the Hospital management to provide opportunities for nurses to attend
training suitable to their fields of work.
Keywords: Training, Motivation, Performance

PENDAHULUAN


(selama 24 jam), melalui perawatlah rumah sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang

akan mendapat banyak masukan

melalui

tenaga

terorganisir

serta

permanen

medis

professional


yang

maupun ktitikan dari pasien dan keluarganya

kedokteran

yang

maupun pengunjung tentang baik tidaknya

pelayanan

pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.

sarana

menyelenggarakan

yang


Sehingga baik buruknya pelayanan rumah sakit

berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan

sangat tergantung dari pelayanan para petugas

penyakit yang diderita oleh pasien (Azwar,

perawat (Anggoronggang, 2013).

2010).

Semua tim yang menangani pasien di rumah

kedokteran,

asuhan

Berbagai


penghalang

bagi

keperawatan

kendala
mulusnya

yang

menjadi

jalannya

roda

sakit, perawatlah yang paling banyak dan sering


organisasi harus dicari terutama pada unsur

berhubungan

manusia itu, karena dengan lenyapnya faktor-

seringnya pertemuan tersebut, maka perawatlah

faktor penghalang yang bersumber pada unsur

yang melihat tanda-tanda permulaan dari suatu

manusia dalam organisasi, faktor-faktor lainnya

penyimpangan.

akan dengan mudah teratasi,bahkan sangat

penyimpangan


yang

mungkin

penyembuhan

maupun

akan

lenyap

dengan

sendirinya

dengan

pasien.


Setiap

perubahan

terjadi

dalam

proses

proses

penyesuaian

pasien,

Profesi perawat sebagai pemberi pelayanan jasa

pengetahuan yang cukup agar cepat mengenal


berada di garis terdepan terutama dalam

kebutuhan pasien yang memerlukan pertolongan

mempertahankan serta meningkatkan kualitas

segera. Perawat perlu mengetahui bantuan

pelayanan

era

apakah yang harus diberikan yang bermanfaat

globalisasi saat ini, Rumah sakit dituntut

dan dimanakah bantuan tersebut dapat diperoleh

memiliki kinerja dalam memberikan pelayanan


bagi pasiennya (Gunarsa,2008).

Menghadapi

kepada masyarakat terutama pasien sebagai

perawat

atau

(Siagian, 2004).

kesehatan.

seorang

Mengingat

harus


dibekali

Berdasarkan hasil pra observasi peneliti

objek pelayanan. Dalam rangka meningkatkan

menurunnya

kinerja dibutuhkan pelatihan guna meningkatkan

kurangnya pemberian reward terhadap perawat

kompetensi, dimana pelatihan diharapkan dapat

sehingga menurunnya keinginan perawat untuk

mendukung tujuan organisasi

melaksanakan tugasnya dengan baik.Kurangnya

(Mangkunegara 2003). Sumber daya manusia

perawat yang mengikuti pelatihan membuat

yang berkualitas sangat menentukan kinerja dari

pelayanan

rumah sakit. Khususnya sumber daya manusia

maksimal sehingga

yang berprofesi sebagai perawat, karena perawat

hari melayani pasien hanya menggunakan ilmu

merupakan ujung tombak tenaga yang paling

dasar yang mereka peroleh sewaktu mereka

lama kontrak atau berhubungan dengan pasien

menempu pendidikan. Oleh karena itu timbul

kinerja

kepada

perawat

pasien

dikarenakan

menjadi

belum

para perawat yang setiap

pemikiran bagaimana faktor-faktor tersebut

HASIL DAN PEMBAHASAN

dapat

Tabel

saling

berkesinambungan

sehingga

1.

Distribusi

mempengaruhi kinerja perawat. Selain itu

kelompok umur

berdasarkan hasil pra observasi dan wawancara

Kelompok umur
≤ 29
> 29
Total

dengan pihak Rumah Sakit bahwa belum pernah
dilakukan

penelitian

sebelumnya

mengenai

responden

n
48
41
89

menurut

%
53,9
46,1
100

hubungan antara pelatihan dan motivasi dengan
kinerja perawat. Berdasarkan latar belakang

Berdasarkan hasil tabel yang didapat dalam

diatas maka penulis tertarik ingin melakukan

penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok

penelitian tentang hubungan antara pelatihan dan

umur yang paling banyak adalah kelompok

motivasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit

umur ≤ 29 tahun sebanyak 48 orang (53,9%),

Tingkat III R.W.Mongisidi Manado.

kemudian diikuti kelompok umur >29 tahun
sebanyak 41 orang (46,1%).

METODE PENELITIAN
Jenis

penelitian

penelitian

yang

analitik

digunakan

dengan

adalah

menggunakan

pendekatan cross sectional atau potong lintang.
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit
Tingkat

III

R.W.Mongisidi

Manado.Waktu

Tabel 2. Distribusi responden menurut jenis
kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

n
14
75
89

%
15,7
84,3
100

pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan pada
bulan Maret – April

2017. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh perawat yang
bekerja

di

Rumah

Sakit

Tingkat

III

R.W.Mongisidi Manado berjumlah 135 orang
perawat. Jumlah sampel dalam penelitian ini
berjumlah 89 orang

penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
besar responden berjenis kelamin perempuan
yaitu 75 orang (84,3%) dan laki-laki 14 orang
(15,7%)

yang telah memenuhi

kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Instrumen
penelitian ini dengan menggunakan kuesioner.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
uji Chi-Square.

Berdasarkan hasil tabel yang didapat dalam

Tabel 3. Distribusi Responden Menurut tingkat
pendidikan
Tingkat Pendidikan
SPK
DIII Keperawatan
Sarjana
Keperawatan (S1)
Total

N
12
45
32

%
13,5
50,6
36,0

89

100

Berdasarkan hasil tabel yang didapat dalam

pernah mengikuti pelatihan yaitu sebanyak 50

penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian

responden (56,2%), dan responden yang pernah

besar responden ialah D-III Keperawatan yaitu

mengikuti pelatihan sebanyak 39 responden

sebanyak

(43,8%).

45

responden

(50,6%),

Sarjana

Keperawatan (S1) sebanyak 32 responden

Tabel

(36,0%) dan yang berpendidikan SPK sebanyak

Motivasi

12 responden (13,5%)

Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Masa

6.

Distribusi

Responden

Menurut

Motivasi Kerja
Baik

n
46

%
51,7

Kurang baik

43

48,3

Total
89
100
Distribusi motivasi pada tabel 6 menunjukkan

Kerja
Masa Kerja
n
%
1-5 Tahun
54
60,7
6-10 Tahun
35
39,3
Total
89
100
Berdasarkan hasil tabel yang didapat dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa masa kerja

bahwa sebagian besar masuk dalam kategori
baik yaitu berjumlah 46 responden (51,7%), dan
sisanya masuk pada kategori kurang baik
berjumlah 43 responden (48,3%).

responden yang bekerja 1-5 tahun sebanyak 54
responden (60,7%) lebih banyak dibandingkan
dengan responden yang bekerja selama 6-10
tahun yaitu sebanyak 35 responden (39,3%).

Tabel

5.

Distribusi

Responden

Menurut

Pelatihan
Pelatihan
Pernah
Tidak Pernah
Total

Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Kinerja
Kinerja
Baik
Kurang Baik
Total

n
45
44
89

%
50,6
49,4
100

Distribusi kinerja pada tabel 7 menunjukkan
bahwa kinerja sebagian besar masuk pada

n
39
50
89

%
43,8
56,2
100

Distribusi pelatihan pada tabel 5 menujukkan
sebagian besar responden masuk kategori tidak

kategori baik 45 responden (50,6%) dan yang
memiliki kinerja kurang baik yaitu sebanyak 44
responden (49,4%).

Tabel 8. Hubungan Antara Pelatihan Dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Tingkat III R.W.Mongisidi
Manado
Kategori Kinerja
Pelatihan

Baik

Pernah
Tidak pernah
Jumlah

Kurang Baik

ρ

Total

n

%

n

%

n

%

37
8
45

94,9
16,0
50,6

2
42
44

5,1
84,0
49,4

39
50
89

100
100
100

OR

0,000

di

97,125

Berdasarkan hasil pengujian antara Pelatihan

perawat

Rumah

Sakit

Tingkat

III

dengan Kinerja perawat di Rumah Sakit Tingkat

R.W.Mongisidi Manado (ρ value = 0,000 dan

III R.W.Mongisidi Manado bahwa terdapat

OR = 97,125).

hubungan antara pelatihan dengan kinerja

Tabel 9. Hubungan antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Tingkat III
R.W.Mongisidi Manado.
Kategori Kinerja
Motivasi

Baik
Kurang Baik
Jumlah

Baik

Kurang Baik

ρ

Total

n

%

n

%

n

%

37
8
45

80,4
18,6
50,6

9
35
44

19,6
81,4
49,4

46
43
89

100
100
100

OR

0,000

17,986

Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan

PEMBAHASAN

Chi-Square dengan bantuan program Statistical

Hubungan antara Pelatihan Dengan KInerja

Program For Social Science (SPSS) 22. Dengan

Perawat

tingkat kemaknaan 95% dan tingkat kesalahan

R.W.Mongisidi Manado Berdasarkan hasil

0,05 dimana nilai probabilitas yang di peroleh ρ

penelitian terdapat hubungan antara pelatihan

= 0,000 lebih kecil dari 0,05 (ρ < 0,05 ), maka

dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Tingkat

Ho ditolak atau ada hubungan antara motivasi

III R.W. Mongisidi. Penelitian ini sejalan

dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Tingkat

dengan penelitian yang dilakukan oleh Buheli

III R.W. Mongisidi. Hasil analisis diperoleh nilai

(2008) tentang faktor yang mempengaruhi

OR = 17,986, artinya memiliki motivasi baik

kinerja perawat dalam proses keperawatan di

mempunyai peluang 17,986 kali lebih besar

Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabupaten

memiliki kinerja baik.

Bone Bolango Gorontalo, rancangan cross

di

Rumah

Sakit

Tingkat

III

sectional atau potong lintang yang digunakan

bahwa motivasi merupakan pemberian daya

pada penelitian ini dan dengan jumlah sampel 51

untuk menggerakkan dan menciptakan semangat

orang

kerja

pelaksana,

dari

hasil

penelitian

seseorang,

agar

mau

bekerjasama.

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

Penelitian yang dilakukan oleh Zuhrina (2012),

signifikan

menunjukkan

karier,

antara

dengan

Hasibuan

pelatihan,
kinerja

(2011)

pengembangan

perawat.

bermakna

antara

ada

hubungan

motivasi

dengan

yang
kinerja

karyawan

perawat di unit rawat inap RSUD Bula dengan

mutlak diperlukan dalam tujuan peningkatan

hasil menunjukkan nilai ρ = 0,019 (