Karya Tulis Ilmiah CITRA KEBAHASAAN DALA

CITRA KEBAHASAAN DALAM SURAT KABAR KOMPAS
TANGGAL 27 OKTOBER 2017

Disusun oleh:
Yunita Wahyu Medyawati
205170241

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
TAHUN AJARAN 2017/2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan judul
“Citra Kebahasaan dalam Surat Kabar KOMPAS 27 November 2017” tepat pada
waktu yang ditentukan dengan hasil yang insyaallah baik. Karya tulis ini dibuat
untuk melengkapi tugas-tugas yang diwajibkan dalam mata kuliah Bahasa
Indonesia
Saya menulis karya tulis ini pada hari minggu setelah beraktivitas kuliah
dari hari Senin sampai Sabtu. Penulisan karya tulis ini membutuhkan energi yang

banyak karena saya cukup kelelahan setelah kuliah. Akan tetapi, saya tetap
semangat menyelesaikan karya tulis ini sampai selesai. Saya menulis karya tulis
ini di rumah tempat saya beristirahat dan mengerjakan segala tugas, karena
tersedia fasilitas yang cukup seperti laptop,internet dan tempat yang cukup
nyaman untuk mengerjakan tugas sehingga mempermudah saya dalam mencari
informasi untuk penulisan karya tulis ini.
Dalam menulis karya tulis ini, saya mendapat bantuan dari dosen Bahasa
Indonesia, Bapak S. Amran Tasai. Berkat bimbingan beliau saya dapat menyelesaikan karya tulis ini. Kemudian, saya juga mendapat bantuan dari Agen surat
kabar di Perumnas dalam menyediakan surat kabar yang saya butuhkan.
Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada
1) Bapak S. Amran Tasai yang telah memberikan bimbingan kepada saya;
2) Ibu dan Saudara-saudari saya yang selalu mendorong agar saya terus semangat
menyelesaikan karya tulis saya;
3) Bapak Jayadi, pemilik agen koran, di Daerah Perumnas;
4) Semua pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian karya tulis ini
yang tidak sempat saya sebutkan pada kesempatan ini.
Bekasi, 12 November 2017

Yunita Wahyu Medyawati


i

DAFTAR ISI
PENGANTAR…………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………... 3
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………… 3
1.4 Kerangka Teori………………………………………………………………3
1.5 Sumber Data………………………….………………………………………3
1.6 Metode dan Teknik………………………………………………………….3
BAB II CITRA KEBAHASAAN DALAM SURAT KABAR KOMPAS 27
Oktober 2017..………………………………………………………4
2.1 Gambaran Muatan Surat Kabar KOMPAS 27 Oktober
2017…………………………………………………………………..4
2.2 Tanggapan terhadap Artikel Penting dalam Surat Kabar KOMPAS 27 Oktober
2017………………………….……………………………………….…5
2.3 Kesalahan Kebahasaan dalam Surat Kabar KOMPAS 27 Oktober

2017…………………………..……………………………………….5
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..8
3.1 Simpulan…………………………..……………………………..…………..8
3.2 Saran………………………………………………………………...…………8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..9

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai
media cetak selalu identik dengan tulisan dan gambar-gambar yang dicetak pada
lembaran kertas berukuran besar dan dapat dilipat-lipat. Sebagai media cetak surat
kabar memiliki nilai lebih dalam penyajian berita. Sebagai contoh, surat kabar
memiliki nilai ekonomia karena harga relatif terjangkau. Surat kabar juga lebih
fleksibel dalam pemakaiannya dibanding dengan media informasi yang lain. Oleh
sebab itu, dalam penelitian ini akan dilakukan terhadap surat kabar KOMPAS edisi
27 Oktober 2017.
Karya tulis ini memberikan informasi tentang persoalan-persoalan kehidupan di Indonesia. Dalam kajian ini terdapat berbagai kesalahan kebahasaan

yang sangat baik untuk dihindari pada saat kegiatan menulis dilakukan.
Penelitian seperti yang dilakukan ini, terhadap objek, Surat Kabar
KOMPAS 27 Oktober 2017, belum pernah dilakukan. Penelitian ini merupakan
penelitain pertama untuk surat kabar tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam poenelkitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana gambaran artikel dalam surat kabar KOMPAS edisi Jumat 27
Oktober 2017.
2. Bagaimana wacana tanggapan terhadap artikel yang dimuat dalam surat kabar
KOMPAS edisi Jumat 27 Oktober 2017.
3. Seberapa banyak kesalahan kebahasaan dalam artikel yang dimuat dalam surat
kabar KOMPAS edisi Jumat 27 Oktober 2017.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Ingin mengetahui gambaran artikel dalam surat kabar KOMPAS edisi Jumat 27
Oktober 2017.
2. Ingin memberikan tanggapan terhadap artikel yang dimuat dalam surat kabar
KOMPAS edisi Jumat 27 Oktober 2017.
3. Ingin mengungkapkan kesalahan kalimat dalam surat kabar KOMPAS edisi
Jumat 27 Oktober 2017 dan perbaikannya.


1.4 Kerangka Teori
Sugono (1999:10) berpendapat bahwa berdasarkan pokok persoalan yang
dibicarakan, ragam bahasa dapat dibedakan atas bidang-bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi, seperti ragam bahasa hokum, ragam bahasa niaga, ragam bahasa
sastra dan ragam bahasa jurnalistik. Yamilah dan Samsoerizal (1994:10)
mengklasifikasikan ragam bahasa dengan nama istilah ragam fungsiolek. Ragam
fungsiolek adalah ragam berdasarkan sikap penutur mencangkup daya ucap secara
khas. Ragam ini digunakan antara lain dalam kegiatan: kesehatan, susastra,
olahraga, jurnalistik, lingkungan dan karya ilmiah.
1.5 Sumber Data
Sumber data yang saya pakai adalah surat kabar KOMPAS edisi Jumat 27 Oktober
2017.
1.6 Metode dan Teknik
Metode yang saya gunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode
deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan data adalah teknik studi pustaka.

BAB II
CITRA KEBAHASAAN DALAM SURAT KABAR KOMPAS
27 OKTOBER 2017

2.1

Gambaran

Muatan

Surat

Kabar

KOMPAS

Tanggal

27

November 2017
Surat

kabar


telah

menjadi

media

dalam

bentuk

cetak

yang

memberikan informasi-informasi terkini kepada pembacanya. Meskipun
banyak informasi-informasi terkini tersedia di internet, akan tetapi
surat kabar tetap menjadi media informasi kepercayaan pembacanya.
Me-dia cetak memiliki legalitas yang jelas sedangkan media online
banyak yang tidak memiliki legalitas sehingga kadang menyajikan

informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Surat kabar KOMPAS adalah salah satu media cetak yang
memberikan

informasi-informasi

terkini

yang

dapat

dipertanggungjawabkan. Berita yang dimuat di dalamnya berisi fakta
dan opini dari pihak yang bersangkutan dengan berita yang akan
dimuat. Surat kabar KOMPAS menyediakan berbagai informasi seperti
politik, otomotif, hiburan, olahraga, bisnis dan iklan mobil. Dalam surat
kabar KOMPAS Edisi 27 Oktober 2017 terdapat beberapa kesalahan
kalimat

yang


dapat

membingungkan

pembacanya.

Selain

dari

penulisan, banyak cuplikan dialog yang membingungkan pembaca.
Pembaca

dapat

mengartikan

berbeda


dengan

yang

dimaksud

narasumber.
2.2 Tanggapan Terhadap Artikel Penting dalam Surat Kabar
KOMPAS 27 November 2017

Artikel 1.

Jamur Kotoran Sapi “Ngetren” Lagi
Kompas, 27 Oktober 2017

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Eko Daniyanto
(kanan) bersama jajaran merilis tersangka dan barang bukti narkoba jenis baru
magic mushroom di Direktorat Tindak Pidana Narkoba, Cawang, Jakarta, Kamis
(26/10). Polisi menangkap satu tersangka dengan barang bukti 51 kilogram magic
mushroom dari jamur kotoran sapi.

Ruang rapat di gedung Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim, Cawang,
Jakarta, Kamis (26/10), beraroma makanan. Aroma sedap itu berasal dari camilan
yang menjadi barang bukti penggerebekan anggota Direktorat Tindak Pidana
Narkoba, Rabu lalu di Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Bahan baku camilan berasal dari jamur yang tumbuh di tanah bekas kotoran sapi
dan kerbau. Jamur dipetik, dicuci, kemudian digoreng. Jamur jenis Panaeolus
cinetulus itu mengandung zat psilosina yang termasuk narkotika golongan 1.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Brigadir Jenderal (Pol) Eko
Daniyanto menjelaskan, pengungkapan kasus itu berawal dari laporan masyarakat
tentang peredaran jamur memabukkan yang dijual secara daring. Polisi
menemukan produsen sekaligus kurir di daerah Lembang. Pemilik usaha camilan
jamur itu telah ditetapkan sebagai tersangka, yaitu EH alias C (52).
Di rumah tersangka, polisi menemukan 47,5 kilogram camilan jamur siap edar
dan empat kilogram jamur segar sebagai bahan baku. Selain itu, ikut disita plastik
pembungkus, timbangan, resi pengiriman barang, dan stiker merek bertuliskan
“snack good”. Tersangka meminta bantuan dua orang untuk mengumpulkan
jamur. Di Lembang banyak tanah untuk menggembalakan ternak sehingga tidak
sulit mencari jamur tersebut.

Tanggapan/opini:
Tanggapan saya terhadap artikel ini, jamur jenis Paneolous Cinctulus
sangat berbahaya. Karena, jamur ini hanya terdapat pada kotoran hewan seperti
sapi atau kerbau. Saya menyarankan untuk menjauhinya, bukan karena Jamur ini
berbahaya tapi agar tidak menambah buruk citra Jamur ajaib ini karena
dikonsumsi sembarangan, ditambah lagi Jamur ini ilegal di Indonesia dan dapat
membuat anda dihukum secara pidana. Efek yang ditimbulkan oleh Jamur ajaib
ini bisa dibagi dalam beberapa tingkatan tergantung dosis yang dikonsumsi, mulai
dari merasakan peningkatan mood, hilangnya persepsi waktu, suara-suara
terdengar lebih luas, warna menjadi lebih hidup, benda-benda seperti bergerak
hidup dan bernafas, halusinasi, memikirkan segala sesuatu tentang hidup sampai
raibnya ego diri sendiri, hal ini lah yang membuat sebagian besar penggunanya
seperti merasakan pengalaman yang religius.
Di Indonesia sendiri menurut UU No.35 2009 tentang Narkotika, Jamur ajaib ini
juga digolongkan sebagai Narkotika golongan I tetapi yang tertulis hanyalah zat

yang terkandung didalamnya saja. Namun masyarakat yang hidup dalam
peradaban modern saat inilah yang justru menyalahgunakan hanya untuk sekedar
rekreasi dan bersenang-senang yang akhirnya merusak nama Jamur ajaib ini.Tapi
bagi mereka yang benar-benar paham betul konsekuensinya dan siap bertanggung
jawab atas dirinya sendiri, Saya hanya bisa menyarankan perhatikan dosis
konsumsi, jangan mengkonsumsi ketika anda sedang terpuruk dalam hidup, tetap
low-profile, tidak heboh dan selalu ditemani oleh keluarga atau seorang teman
yang sehat dan bisa dipercaya untuk melindungi anda dari diri anda sendiri saat
anda tidak sadar sedang melakukan hal bodoh.
Dalam surat kabar ini, tersangka mengedarkan Jamur tersebut berbentuk snack
atau camilan jamur. Bagaimana jika ada konsumen yang membeli camilan
tersebut, kemudian merasakan efek halusinasi setelah mengkonsumsi cemilan
tersebut? Tentu sangat kasihan sekali para konsumen yang tidak tahu apa-apa
tentang kandungan zat berbahaya yang terdapat pada snack itu. Sebenarnya yang
diperlukan untuk meredam semua ini hanyalah regulasi dan edukasi, agar zat-zat
yang sebenarnya bisa bermanfaat tidak disalahgunakan dan dikendalikan oleh
masyarakat, lebih mudah diawasi secara ketat peredarannya daripada beredar
secara liar dipasar gelap. Saya berharap sekali untuk warga Indonesia agar tidak
memiliki ,menyebar luaskan, dan mengkonsumsi jamur tersebut. Semoga kasus
ini menjadi kasus terakhir yang dialami di Indonesia.

Artikel 2.
Banjir Landa Dua Kabupaten di Lampung
Kompas, 27 Oktober 2017
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Hujan deras menyebabkan Sungai
Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Lampung, meluap, Kamis (26/10).
Sedikitnya 11 desa yang tersebar di dua kabupaten di Lampung terendam banjir
setinggi 2 meter.
Kedua kabupaten yang dilanda banjir itu adalah Kabupaten Pesawaran dan
Tanggamus. Banjir terparah melanda enam desa di Kecamatan Punduh Pidada,
Pesawaran. Di Kecamatan Marga Punduh, banjir melanda dua desa. Hingga
Kamis malam, petugas masih mendata jumlah rumah yang terendam.
Camat Punduh Pidada Thamrin mengatakan, banjir terjadi setelah hujan deras
mengguyur daerah itu selama 4 jam. Hujan deras itu menyebabkan Sungai
Kelumbayan yang melintasi Kabupaten Tanggamus dan Pesawaran meluap hingga
menggenangi rumah warga. Banjir juga merendam tiga desa di Kecamatan

Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus. Selain merusak permukiman dan fasilitas
umum, banjir juga menyebabkan jembatan penghubung antar- desa terputus.
Kepala Pos SAR Kabupaten Tanggamus Adi Ayang Syah mengatakan, akses jalan
yang terputus membuat petugas kesulitan mengevakuasi warga dan menyalurkan
bantuan logistik ke lokasi banjir. Untuk sampai ke Kecamatan Kelumbayan, tim
SAR dan BPBD Tanggamus harus memutar melewati Kabupaten Pesawaran.

Tanggapan/opini:
Bila kita perhatinkan selama beberapa hari ini,sejumlah wilayah di
Indonesia sedang mendapatkan suatu teguran berupa bencana alam banjr.
Intensitas hujan yang semakin tinggi diperkirakan sebagai salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya banjr di sejumlah wilayah di Indonesia. Tidak
sedikit dari anggota masyarakat mengeluhkan hal ini. Aktivitas mereka terganggu,
harta benda dan nyawa mereka pun terancam. Ada pula beberapa orang yang
semakin menyalahkan Pemerintah karena tidak mampu menanggulangi
permasalahan banjir. Sadarkah bahwa mengeluh dan menyalahkan Pemerintah
tidak akan membawa solusi?Sadarkah bahwa hal tersebut justru hanya akan
memperbesar masalah?
Berdasarkan fakta tersebut dapat kita pelajari bahwa pada dasarnya banjir yang
terjadi beberapa hari terakhir ini tidak luput dari aktivitas manusia. Perlu
digarisbawahi bahwa pola hidup atau aktivitas manusia lah yang sebeanarnya
sangat mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar termasuk kondisi banjir yang
dialami oleh sejumlah masyarakat di Indonesia saat ini. Tanpa disadari, banyak
hal-hal kecil yang telah kita lakukan justru berdampak besar sehingga akhirnya
merusak lingkungan sekitar. Perilaku buang sampah misalnya, bila hal ini
dilakukan secara tidak benar seperti dengan membuang sampah ke sungai tentu
pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas sungai itu sendiri.
Selain itu, bencana banjir ini tidak hanya mengganggu manusia, binatang pun tak
luput dari ancaman. Berbagai binatang seperti tikus, kucing dan anjing dapat mati
karena bencana ini. Bangkai binatang ini lebih lanjut dapat menimbulkan masalah
kesehatan lainnya. Beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan di saat bencana
banjir seperti infeksi saluran pencernaan, infeksi mata, infeksi pernapasan, infeksi
kulit, bahkan infeksi otak dapat ditularkan lewat air. Penyakit infeksi saluran cerna
dengan gejala demam, diare dan muntah sering ditularkan melalui air.

Artikel 3.

Raih Simpati Publik Jadi Strategi
JAKARTA, KOMPAS — Penegakan hukum yang menjunjung tinggi asas
keadilan merupakan langkah paling ideal untuk meredam propaganda jaringan
teroris. Pasalnya, strategi kontraterorisme sebenarnya merupakan perang untuk
mendapatkan simpati public. Dalam orasi ilmiah pengukuhan Guru Besar Ilmu
Kepolisian Studi Strategis Kajian Kontraterorisme di Sekolah Tinggi Ilmu
Kepolisian (STIK), Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Tito Karnavian
mengatakan, ancaman terorisme atau yang lebih luas disebut insurgensi perlu
ditangani secara tepat.
“Kunci utama untuk mengalahkan insurgent atau teroris adalah negara harus
mampu merebut simpati publik, baik lokal maupun internasional. Untuk itu,
negara harus memegang prinsip penggunaan kekuatan minimum untuk
menghindari korban masyarakat yang tidak perlu, sebab itu dapat mengakibatkan
masyarakat antipati terhadap negara,” ujar Tito dalam orasi ilmiah berjudul “Peran
Polri dalam Penanganan Teror di Indonesia”, Kamis (26/10), di Auditorium STIK,
Jakarta.
Keputusan pengukuhan Tito sebagai guru besar ditandatangani Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir dengan Surat Keputusan Nomor
98876/A2.3/KP/2017 tertanggal 19 Oktober 2017. Acara pengukuhan dilakukan
dalam sidang senat terbuka dipimpin Gubernur STIK Inspektur Jenderal Remigius
Sigid Tri Harjanto. Pernyataan pengukuhan dilakukan Inspektur Jenderal Iza Fadri
selaku perwakilan guru besar kepada senat akademik. Acara itu dihadiri Menteri
Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Politik, Hukum, dan
Keamanan Wiranto, Jaksa Agung HM Prasetyo, Ketua DPR Setya Novanto, Ketua
Majelis Ulama Indonesia KH Ma’ruf Amin, sejumlah anggota Komisi III DPR,
semua pejabat utama Polri, dan semua kepala kepolisian daerah.
Tito menjelaskan, kehadiran kelompok teroris pasca-Orde Baru tak semata untuk
melakukan teror, tetapi juga melakukan insurgensi dengan taktik menyerang
masyarakat. Taktik itu dilakukan karena mereka tidak memiliki kekuatan dan
sumber daya sebanding dengan pemerintah. Dengan menyerang warga sipil,
diharapkan wibawa dan legitimasi pemerintah runtuh. Untuk meraih simpati
publik, Tito mengungkapkan, Polri sebagai aparat penegak hukum menggunakan
kekuatan hukum yang taat aturan dan menghormati perlindungan hak asasi para
tersangka teror. Langkah itu membuat publik menganggap pelaku teror adalah
pelanggar hukum, bukan pejuang agama.

Tanggapan/opini:
Tanggapan saya untuk artikel ini yang mempermasalahkan tentang
datangnya teroris, perlu kita waspadai karena begitu sulitnya mendeteksi tindakan
terorisme yang dapat menimbulkan suatu hal buruk yang sangat besar itu. Efek

selanjutnya yang timbul setelah tindakan terror baik yang berakibat fisik atau non
fisik itu terjadi adalah rasa tidak aman dan nyaman serta bercampur dengan
perasaan takut (traumatis) dalam diri seseorang atau masyarakat yang nantinya
akan berlanjut pada dampak yang lebih luas lagi, seperti pada kehidupan ekonomi,
sektor politik dan kedaulatan suatu Negara. Oleh karenanya tidak cukup hanya
tindakan pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah saja,
akan tetapi juga dari pihak masyarakatnya pun turut serta dalam mencegah serta
menanggulangi terorisme secara serius dan maksimal. Seharusnya antara
pemerintah dan masyarakat ada rasa satu kesatuan dalam mencegah maupun
menangani terorisme agar terbentuk kekutan yang semakin besar dan maksimal
sehingga hasilnya pun pasti akan maksimal pula.
Hal yang dapat dilkukan dalam rangka melawan teroris baik itu dari pihak
pemerintah ataupun masyarakat bahkan seluruh aspek kehidupan yang ada
diantaranya dengan memberikan pendidikan moral yang istimewa, dalam artian
pendidikan yang dapat membentuk jiwa yang luhur, adil, bermoral, baik dan
penuh cinta sehingga dapat menjamin bahwa mereka tidak akan pernah
mengacaukan kedamaian orang lain karena teroris adalah musuh dari kedamaian.
Oleh karenanya dengan membentuk karakter dan jiwa para penerus perjuangan
bangsa kita menjadi penerus yang bermoral, berbudi luhur, berkepribadian baik,
cinta damai dan memiliki jiwa yang bertanggung jawab serta mengamalkan nilainilai kemanusiaan yang tinggi terlebih-lebih mengamalkan nilai-nilai ketuhanan.
Dimanapun kedamaian dikacaukan, lakukan tukar pikiran dan pendapat dengan
pelaku kejahatan yang terjadi dalam artian bukan kita ikut campur atau ingin ikut
serta dalam kelompok mereka, akan tetapi tujuanya yaitu untuk merubah jalan
hidup yang telah atau sedang mereka tempuh, dan dengan do’a yang tulus untuk
mereka agar dapat diberi petunjuk menuju jalan yang benar. Apabila dengan jalan
tukar pikiran dan argument tersebut gagal, maka dengan menggabungkan seluruh
kekuatan dengan semua orang baik untuk bertempur dengan para pembuat
kekacauan tersebut hingga tidak ada lagi istilah “kekacauan” terjadi, yang ada
yaitu unkapan “damai” dimana-mana, tetapi hal tersebut tetap harus dilakukan
dengan ketentuan-ketentuan keadilan.
2.3 Kesalahan Kebahasaan dalam Surat Kabar KOMPAS 27 Oktober 2017
1. Anonym (2017:1) dalam artikel yang berjudul “Tragedi di Kosambi”
terdapat kalimat sebagai berikut:
Dari jumlah korbanyang sudah dievakuasi dari lokasi, masih tersisa 10
pegawai yang belum ditemukan. Dalam kalimat tersebut, kata |10| salah penulisan.

Penulisan yang benar adalah |sepuluh| ,karena lambang bilangan dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata ditulis huruf.
Jadi kalimat yang benar adalah Dari jumlah korbanyang sudah dievakuasi
dari lokasi, masih tersisa sepuluh pegawai yang belum ditemukan.
2. Anonym (2017:2) dalam artikel yang berjudul “Suap Jual-Beli Jabatan
Terus Terjadi” terdapat kalimat sebagai berikut:
KPK mengimbau praktik korupsi terkait perekrutan , promosi, mutasi dan
pengelolaan managemen pegawai negeri sipil di lingkungan daerah harus
diberhentikan. Dalam kalimat tersebut, kata |managemen| salah penulisan.
Penulisan yang benar adalah |manajemen|, karena kata managemen tersebut
berasal dari bahasa asing penyerapan yang salah.
Jadi kalimat yang benar adalah KPK mengimbau praktik korupsi terkait
perekrutan , promosi, mutasi dan pengelolaan manajemen pegawai negeri sipil di
lingkungan daerah harus diberhentikan.
3. Anonym (2017:18) dalam artikel yang berjudul “Surplus 6,3 Juta Ekor
Bibit Ayam ” terdapat kalimat sebagai berikut:
Selama oktober 2017, realisasi pengurangan setidaknya mencapai 6,5 juta
butir telur siap tetas atau setara 5,2 juta ekor indukan. Dalam kalimat tersebut,
kata |oktober| salah penulisan. Penulisan yang benar adalah |Oktober|, karena
nama bulan selalu diawali dengan huruf besar.
Jadi kalimat yang benar adalah Selama Oktober 2017, realisasi
pengurangan setidaknya mencapai 6,5 juta butir telur siap tetas atau setara 5,2 juta
ekor indukan.
4. Arif Budiman (2017:18) dalam artikel yang berjudul “Angkutan Logistik
Melalui Laut Menghadapi Kendala ” terdapat kalimat sebagai berikut:
Untuk mendatangkan kapal roro yang sesuai dengan angkutan truk,
pelayaran harus membeli kapal, tidak bisa menyewa karena terkena asas cabotage.
Dalam kalimat tersebut, kata |cabotage| salah penulisan. Penulisan yang benar
adalah |cabotage |, karena cabotage adalah bahasa asing yang harus ditulis dengan
garis miring.
Jadi kalimat yang benar adalah Untuk mendatangkan kapal roro yang
sesuai dengan angkutan truk, pelayaran harus membeli kapal, tidak bisa menyewa
karena terkena asas cabotage.

5. Ahmad Maulana (2017:19) dalam artikel yang berjudul “Kebutuhan
Rumah Bisa Ditopang ” terdapat kalimat sebagai berikut:
Dengan harga yang terjangkau, di harapkan lebih banyak orang yang dapat
membeli rumah. Dalam kalimat tersebut, kata |di harapkan| salah penulisan.
Penulisan yang benar adalah | diharapkan|, karena kata setelah “di” harus di
gabung kecuali kata “di” untuk tempat.
Jadi kalimat yang benar adalah Dengan harga yang terjangkau, diharapkan
lebih banyak orang yang dapat membeli rumah.
6.Budi Mulya (2017:20) dalam artikel yang berjudul “Pertamina Diharapkan
Lebih Efisien ” terdapat kalimat sebagai berikut:
Ongkos distribusinya (diwilayah terpencil) lebih tinggi daripada di Jawa.
Dalam kalimat tersebut, kata |diwilayah| salah penulisan. Penulisan yang benar
adalah | di wilayah|, karena kata depan “di” ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Jadi kalimat yang benar adalah Ongkos distribusinya (di wilayah terpencil)
lebih tinggi daripada di Jawa.
7. Budiharto Widodo (2017:20) dalam artikel yang berjudul “Pengusaha
Swasta Ingin Peran Lebih Besar” terdapat kalimat sebagai berikut:
Presiden didampingi setidaknya 10 menteri. Dalam kalimat tersebut, kata |
10| salah penulisan. Penulisan yang benar adalah | sepuluh|, karena lambang
bilangan dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis huruf.
Jadi kalimat yang benar adalah Presiden didampingi setidaknya sepuluh
menteri.
8. Herman Wibowo (2017:22) dalam artikel yang berjudul “Tarif Tol Cipali
Naik Mulai 30 Oktober” terdapat kalimat sebagai berikut:
Jumlah ini dapat meningkat lebih dari 2x lipat pada puncak arus mudik.
Dalam kalimat tersebut, kata |2x| salah penulisan. Penulisan yang benar adalah |
dua kali|,karena dalam ejaan Bahasa Indonesia yang benar, setiap kata tidak boleh
disingkat-singkat.
Jadi kalimat yang benar adalah Jumlah ini dapat meningkat lebih dari dua kali
lipat pada puncak arus mudik.
9. Mushalin Arifin (2017:23) dalam artikel yang berjudul “5 Terpidana
Dieksekusi” terdapat kalimat sebagai berikut:

5 terpidana itu divonis Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Palu pada
Oktober 2012. Dalam kalimat tersebut, kata |5| salah penulisan. Penulisan yang
benar adalah |lima|, karena lambang bilangan dapat dinyatakan dengan satu atau
dua kata ditulis huruf.
Jadi penulisan yang benar adalah Lima terpidana itu divonis Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi Palu pada Oktober 2012.
10. Lukman Arif (2017:34) dalam artikel yang berjudul “Abai Standar
Profesional” terdapat kalimat sebagai berikut:
Posisi banding hanya dimaksudnkan untuk menguji kembali dokumen
dokumen yang telah dikirim. Dalam kalimat tersebut, kata |dokumen dokumen|
salah penulisan. Penulisan yang benar adalah |dokumen-dokumen|,karena kata
yang banyak atau kata yang diulang harus menggunakan tanda strip (-)
Jadi kalimat yang benar adalah Posisi banding hanya dimaksudnkan untuk
menguji kembali dokumen-dokumen yang telah dikirim.

BAB III
PENUTUP

3.1

Simpulan

Simpulan yang dapat dipapatrkan pada bab ini adalah berupa simpulan
dari bab analisis, yaitu bab kedua. Simpulan yang dimaksud adalah
sebagai berikut.
1) Dalam surat kabar KOMPAS edisi 27 Oktober 2017 ini terdapat 11
rubbrik dengan 81 artikel.
2) Dalam surat kabar

edisi 27 Oktober 2017 terdapat tiga artikel

penting.
3) Dalam surat kabar ini banyak sekali terdapat kesalahan bahada
yang berupa kesalahan kalimat, kesalahan diksi, dan kesalahan
ejaan.
3.2

Saran

Saran yang ingin saya kemukakan dalam kesempatan ini adalah
sebagai berikut.
Untuk membina dan menyebarkan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, diharapkan agar pihak media massa menempatkan penyunting
yang andal pada penanganan ejaan, diksi, dan kalimat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym . 2017. “Jamur Kotoran Sapi “Ngetren” Lagi”. Dalam Surat Kabar
KOMPAS. 27 Oktober. Jakarta
Defrianto, Ahmad . 2017. “Banjir Landa Dua Kabupaten di Lampung”. Dalam
Surat Kabar KOMPAS. 26 Oktober. Lampung
Reza, Muhammad. 2017. “Raih Simpati Publik Jadi Strategi”. Dalam Surat Kabar
KOMPAS. 27 Oktober. Jakarta
Anonym. 2017. “Tragedi di Kosambi”. Dalam Surat Kabar KOMPAS.
Oktober. Jakarta

27

Anonym. 2017. “Suap Jual-Beli Jabatan Terus Terjadi”. Dalam Surat Kabar
KOMPAS. 27 Oktober. Jakarta

Anonym. 2017. “Surplus 6,3 Juta Ekor Bibit Ayam”. Dalam Surat Kabar
KOMPAS. 27 Oktober. Jakarta

Budiman, Arif. 2017. “Angkutan Logistik Melalui Laut Menghadapi Kendala”.
Dalam Surat Kabar KOMPAS. 27 Oktober. Jakarta

Maulana, Ahmad. 2017. “Kebutuhan Rumah Bisa Ditopang”. 26 Oktober. Jakarta:
Kompas.

Budi, Mulya. 2017. “Pertamina Diharapkan Lebih Efisien”. Dalam Surat Kabar
KOMPAS. 27 Oktober. Jakarta

Widodo, Budiharto. 2017. “Pengusaha Swasta Ingin Peran Lebih Besar” Dalam
Surat Kabar KOMPAS. 27 Oktober. Jakarta

Wibowo, Herman. 2017. “Tarif Tol Cipali Naik Mulai 30 Oktober”. Dalam Surat
Kabar KOMPAS. 27 Oktober. Jakarta

Mushalin, Arifin. 2017. “5 Terpidana Dieksekusi”. Dalam Surat Kabar KOMPAS.
27 Oktober. Jakarta.

Arif, Lukman. 2017. “Abai Standar Profesional” Dalam Surat Kabar KOMPAS. 27
Oktober. Jakarta.

Dokumen yang terkait

PESAN SOSIAL DALAM FILM (Sebuah Analisis Isi pada Film Me vs High Heels Karya Pingkan Utari)

0 45 2

MANAJEMEN BERITA TELEVISI PADA MEDIA NUSANTARA CITRA (MNC) NEWS CENTER BIRO SURABAYA (Studi Pada Pengelola Berita Lokal di RCTI, TPI, dan Global TV

2 40 2

"REPRESENTASI BUDAYA JEPANG DALAM FILM MEMOIRS OF A GEISHA"(Analisis Semiotika pada Film Memoirs Of a Geisha Karya Rob Marshall)

11 75 2

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIK DALAM IKLAN SAMSUNG GALAXY S7 VERSI THE SMARTES7 ALWAYS KNOWS BEST)

132 481 19

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

CITRA PEREMPUAN BERCADAR DALAM FILM (Analisis Semiotika Pada Film Khalifah Karya Nurman Hakim 2011)

2 44 53

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN PEMBENTUKAN CITRA POSITIF RUMAH SAKIT Studi pada Keluarga Pasien Rawat Jalan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tentang Pelayanan Poliklinik

2 56 65

Makna Kekerasan Pada Film Jagal (The Act Of Killing) (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Dokumenter "Jagal (The Act of Killing)" tentang Pembunuhan Anti-PKI pada Tahun 1965-1966, Karya Joshua Oppenheimer)

17 109 98

Kolokial Bahasa Inggris Dalam Novel A Diary OF Wimpy Kid Karya Jeff Kinney Dan Terjemehannya Diary Bocah Tengil

4 132 1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60