Hubungan antara Keterlibatan Orang Tua

Hubungan antara Keterlibatan Orang Tua dan Status Sosial Ekonomi
dengan Pencapaian Belajar
Uwais Qorni, Rahmad Santosa, Mintarti
Email: uwaislockhart@yahoo.co.id

Abstract
The purpose of this research was to determine the correlation between parents participation
and socioeconomic status with the studies achievement of students in SLB C Yakut Purwokerto. This
research used mixed method and embedded konkuren strategy which quantitative method as the main
method, and qualitative method as support method. The sampel collecting technique that used in this
research was stratified random sampling. Research Instrument that used was questionnaire and
interview, and then would be analyzed with tau kendall test. Research results about parents of mental
retardated students in SLB C Yakut Purwokerto shows three things. The first is there was very strong
and significant correlation between parents participation and studies achievement on students in SLB
C Yakut Purwokerto. The second is there was very strong and significant correlation between parents
socio economic status and studies achievement on students in SLB C Yakut Purwokerto. The last is
there was strong and significant correlation between parents participation and socioeconomic status
with studies achievement on students in SLB C Yakut Purwokerto.

Keywords: parents participation, socio economic status, studies achievement.


Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan orang tua dan
status sosial ekonomi dengan pencapaian belajar anak di SLB C Yakut Purwokerto. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan dengan strategi penelitian menggunakan
embedded konkuren. Metode kuantitatif diposisikan sebagai metode utama, sementara metode
kualitatif sebagai pendukung. Teknik pengambilan Sampel penelitian menggunakan metode
stratified random sampling. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan
wawancara, lalu kemudian dianalisis dengan korelasi Tau Kendall. Hasil penelitian menunjukkan
tiga hal. Pertama adalah terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara keterlibatan
orang tua dengan pencapaian belajar murid. Kedua adalah terdapat hubungan yang sangat kuat dan
signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan pencapaian belajar murid. Terakhir yaitu
terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara keterlibatan orang tua dan status
sosial ekonomi dengan pencapaian belajar.
Kata kunci : Keterlibatan orang tua, status sosial ekonomi, pencapaian belajar.

A. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Keberadaan anak tunagrahita sebagai bagian dari generasi penerus Indonesia masih
dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Hal tersebut terlihat dari perlakuan dan anggapan
masyarakat yang cenderung diskriminatif terhadap anak tunagrahita dalam berbagai bidang. Pada

lingkungan keluarga sendiri, keberadaan anak tunagrahita bahkan dianggap memalukan, beban,
tidak berguna dan tidak memiliki harapan oleh anggota keluarganya. Penelitian yang dilakukan
oleh para psikolog dari Universitas Sumatra Utara menunjukkan bahwa orang tua menjadi mudah
stres karena harga diri ketika mendapati anaknya memiliki kekurangan fisik / mental (cacat)1.
Sampai saat ini jumlah tunagrahita atau cacat mental di Indonesia cukup tinggi, mencapai
sekitar 6,6 juta orang atau tiga persen dari total jumlah penduduk sekitar 220 juta jiwa 2. Fakta lain
juga menunjukkan bahwa perbandingan jumlah anak tunagrahita lebih banyak bertempat di daerah
pedesaan daripada daerah perkotaan. Faktor yang dominan menyebabkan hal tersebut adalah
kesadaran masyarakat di daerah pedesaan akan gizi, kesehatan reproduksi masih rendah, dan
fasilitas kesehatan di daerah pedesaan juga kurang memadai.
Secara fisik atau mental memang terdapat perbedaan antara anak normal dengan anak
tunagrahita. Akan tetapi masih banyak dari anak tunagrahita yang mampu bertahan dan
berprestasi. Beberapa contoh nyata anak tunagrahita yang mampu berprestasi antara lain;
Stephanie Handojo yang meraih emas Olimpiade khusus anak tunagrahita di cabang renang, Beni
Kurniawan yang meraih juara 4 tenis meja tingkat nasional, dan masih banyak lagi.
Kehadiran Sekolah Luar Biasa C (SLB C) merupakan wadah bagi anak tunagrahita supaya
dapat berkembang dan mandiri. Selain itu, keterlibatan dan status sosial ekonomi orang tua anak
juga memiliki pengaruh terhadap perkembangannya. Oleh karena itu dengan adanya SLB ini,
peneliti ingin mengetahui hubungan antara keterlibatan orang tua, status sosial, dan pencapaian
belajar anak tunagrahita yang bersekolah di SLB C Yakut Purwokerto. Yakut adalah singkatan dari

Yayasan Kesejahteraan Usaha Tama. Yayasan ini berdiri tahun 1967 dan kemudian diperbaharui

1

Untuk penjelasan lebih lanjut, lihat penelitian Bania Maulina dan Raras Sutatminingsih dengan judul Stres Dintinjau
Dari Harga Diri Pada Ibu Yang Memiliki Anak Penyandang Retardasi Mental Universitas Sumatra Utara.
2

http://www.antaranews.com/berita /1195207146/tunagrahita-di-indonesia-capai-66-juta-orang, diakses pada
tanggal 10 Februari 2013.

tahun 1987. Yakut merupakan yayasan yang bergerak di bidang sosial, terutama mengenai
kesempatan pendidikan untuk anak-anak cacat.
Rumusan Masalah:
1.

Bagaimana karakteristik orang tua murid tunagrahita SLB C Yakut Purwokerto ?

2.


Bagaimana hubungan antara keterlibatan orang tua dan status sosial ekonomi dengan
pencapaian belajar murid tunagrahita SLB C Yakut Purwokerto ?

3.

Seberapa besar hubungan secara bersama-sama antara keterlibatan orang tua dan status
sosial ekonomi dengan pencapaian belajar murid tunagrahita SLB C Yakut Purwokerto ?

Tujuan
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu;
1.

Mengetahui Karakteristik orang tua murid tunagrahita SLB / C Yakut Purwokerto.

2.

Menjelaskan bagaimana hubungan antara keterlibatan orang tua dan status sosial ekonomi
dengan pencapaian belajar murid SLB / C Yakut Purwokerto.

3.


Mengetahi seberapa besar hubungan antara keterlibatan orang tua dan status sosial ekonomi
dengan pencapaian belajar murid tunagrahita SLB / C Yakut Purwokerto.

A. TINJAUAN PUSTAKA
Teori Peran
Teori peran beranggapan bahwa orang dalam hidup bermasyarakat senantiasa berusaha
melakukan peran seperti dikehendaki oleh orang lain (Usman 2012 : 61). Peran dibutuhkan
masyarakat untuk menjaga stabilitas dan konsensus di dalam sebuah masyarakat. Peran dan
keterlibatan orang tua adalah sebagai pendamping sekaligus pembimbing yang penting dalam
perkembangan anak. Sebagai orang tua, keterlibatan dan perilaku mereka semestinya berorientasi
kepada kebutuhan anak. Kebutuhan yang dimaksud seperti kebutuhan fisik, psikis, emosional,
intelektual, dan spiritual. Peran tersebut pada hakikatnya tidak dapat digantikan oleh anggota lain
di dalam keluarga. Sementara di sisi lain peran dari seorang anak di dalam sebuah keluarga lebih
kepada memberikan apresiasi kepada keluarga khususnya orang tua yang telah bekerja keras
menjalankan perannya. Bentuk apresiasi bisa bermacam-macam misalnya saja kepatuhan dan
prestasi.

Tunagrahita
Tunagrahita menurut konsep diagnostik mengacu pada individu yang secara signifikan

berada di bawah angka rata-rata (mean) populasi dalam tingkat fungsi intelektualnya dan yang
menunjukkan kekurangmampuan dalam perilaku adaptif (mcGhie 1996 :51). Menurut Kartini
(Kartono 1986 : 106) bentuk gangguan pada intelegensi juga dibagi menjadi 3 bentuk :
Idiot / idiocy : IQ (Inteligency Quotient) kurang dari 25
Imbesil / imbecility : IQ (Inteligency Quotient) rata-rata antara 25 – 49
Debil (moron, lemah ingatan) : rata-rata IQ 50 – 70

Umumnya kondisi seorang tunagrahita adalah perkembangan mental dan intelegensinya
terhambat serta terjadi ketidaksesuaian perkembangan mental dengan perkembangan usianya.
Seorang anak tunagrahita memiliki ciri-ciri umum, yaitu;
Mengalami keterlambatan dalam segala hal jika dibandingkan dengan anak-anak normal
sebaya, baik ditinjau dari segi psikis, sosial, fisik, dan lain-lain.
Tidak dapat menyelesaikan studinya sampai tamat SD.
Daya abstraksi kurang.
Perbendaharaan kata sangat terbatas (Rumini 1980 : 4).
Keterlibatan Orang Tua
Keterlibatan orang tua berarti peran dan partisipasi orang tua di dalam setiap kegiatan
bersama anak. Keterlibatan orang tua memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan seorang
anak. Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni
ada perubahan struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan,

misalnya perkembangan

intelektual, emosional, spiritual, maupun hubungan satu sama lain

(Hamalik 2008 : 94).
Secara umum tidak ada perbedaan yang berarti antara kebutuhan anak normal dengan anak
tunagrahita, namun secara khusus perbedaan kebutuhan antara anak normal dan anak tunagrahita
terletak pada perlakuan dan intensitas keterlibatan orang tua terhadap kegiatan mereka. Anak
tunagrahita adalah anak yang awalnya secara secara sosial belum mandiri dan belum mampu
beradaptasi, oleh karena itu perlu kontrol dan keterlibatan orang tua yang lebih jauh dibanding
anak normal. Proses perkembangan anak yang lambat merupakan tantangan bagi para orang tua,

oleh karena itu dibutuhkan kesabaran ketika ikut terlibat dalam kegiatan anak. Keterlibatan orang
tua dibagi menjadi 3 hal;
Keterlibatan orang tua dalam memberikan pendidikan.
Keterlibatan orang tua dalam memberikan perawatan.
Keterlibatan orang tua dalam memberikan perhatian.
Kerangka konsep keterlibatan orang tua
Keterlibatan Orang
Tua


Intensitas
(frekuensi )

Memberi anak
pendidikan

Memberi anak
perawatan

Memberi anak
perhatian

1. Bermain dengan anak

1. Menyuapi anak

2. Memberi tugas singkat

2. Membantu berpakaian


3. Latihan ingatan

3. Membantu berdandan

1. Memberi pujian

4. Latihan merangsang indra

4. Membantu cuci tangan , muka,
gosok gigi, dan mandi

2. Memberi hadiah

5. Menggunakan kosakata
sederhana

5. Menemani ke toilet

6. Menggunakan peragaan


6. Membantu merawat diri

7. Membimbing belajar (PR, tugas,)

7. Mengobati anak

8. Menemani menonton TV

8. Berolahraga bersama

Apresiasi positif

3. Memberi semangat
4. Memberi nasihat
5. Memberi kecupan, pelukan
6. Melakukan pengawasan

Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Status sosial memiliki arti suatu kedudukan atau posisi yang diatur secara sosial dan

menempatkan seseorang pada posisi tertentu di dalam struktur sosial masyarakat. Status sosial
berkaitan erat dengan kedudukan seseorang dan stratifikasi sosial di dalam masyarakat. Ketika
berbicara mengenai stratifikasi sosial kita memberi perhatian pada posisi yang tidak sederajat dari
individu di dalam masyarakat. . Para sosiolog menggunakan penghasilan, pendidikan, dan prestise
pekerjaan untuk mengukur status sosial (Hensiln 2006 : 216).

Status sosial ekonomi orang tua berhubungan di dalam perkembangan seorang anak.
Tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang tua akan berpengaruh kepada fasilitas-fasilitas,
akses, dan pergaulan yang menunjang perkembangan anak. Selain itu Status sosial ekonomi yang
stabil dari sebuah keluarga membawa kenyamanan, sikap positif dan lingkungan yang sehat yang
mengarah ke prestasi akademik yang tinggi sebagai bagian dari siswa3.
Pencapaian Belajar Murid SLB C Yakut Purwokerto
Pencapaian belajar formal
Perkembangan seorang anak di sekolah salah satunya ditentukan dari prestasi
belajarnya. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai
yang diberikan guru Tulus tu’u 200 :7 . Pencapaian formal yang dimaksud adalah raport dan
jumlah penghargaan yang pernah diraih sebagai murid.

Pencapaian belajar informal
Perkembangan

merupakan

perubahan

dari

keadaan

ketergantungan

menuju

kemandirian dalam kedewasaan sosial yang bertanggung jawab. Ketergantungan seseorang
berkurang sejalan dengan perkembangan kemampuan berbagai aspek kepribadian.
Perkembangan bagi anak tunagrahita secara umum dapat dilihat dari tingkat kemandiriannya,
sosialisasi, dan proses adaptasi mereka di dalam lingkungan keluarganya.

Kerangka konsep Pencapaian Belajar

Formal
(sekolah )

Guru

1. Raport anak
2. Piagam Penghargaan anak

Pencapaian
belajar
anak

1. Kemandirian anak
Non formal
(diluar sekolah )

Orang tua

2. Adaptasi anak
3. Sosialisasi anak

3

http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=02160013 , Diakses pada tanggal 6 Agustus 2013

B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method dengan strategi
penelitian menggunakan embedded konkuren. Metode kuantitatif diposisikan sebagai metode
utama, sementara metode kualitatif sebagai pendukung.
Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian dalam penelitian ini adalah orang tua murid SLB C Yakut Purwokerto.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SLB C Yakut Purwokerto, yang beralamat di Jl. Kolonel Sugiri no.10
Purwokerto, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Sampel penelitian
yang diambil sebanyak 52 responden dari 106 populasi murid SLB C Yakut Purwokerto.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis Nol (Ho)
o

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan orang tua dengan pencapaian
belajar formal.

o

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan
pencapaian belajar formal.

o

Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara keterlibatan orang tua
dan status sosial ekonomi dengan pencapaian belajar formal.

Hipotesis kerja (Hk)
o

Terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan orang tua dengan pencapaian belajar
formal.

o

Terdapat hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan pencapaian
belajar murid tunagrahita SLB / C Yakut Purwokerto.

o

Terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara keterlibatan orang tua dan
status sosial ekonomi dengan pencapaian belajar formal

Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara, dan dokumentasi.

Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi, korelasi Tau Kendall, korelasi
Konkordansi Kendall, dan analisis kualitatif.
C. PEMBAHASAN
Profil SLB C Yakut
SLB C Yakut beralamat di Jl. Kolonel Sugiri no.10 Purwokerto, Kecamatan Purwokerto
Timur. Bangunan sekolah SLB C Yakut terdiri atas 13 ruangan : 7 ruang kelas, 1 kantor, 1 ruang
boga, 1 perpustakaan, 1 ruang ketrampilan, 1 ruang penjas adaptis, dan 1 musholla. Kurikulum
pendidikan yang diterapkan di SLB C Yakut terdiri dari 9 mata pelajaran, muatan lokal, program
khusus, dan pengembangan diri. Standar kelulusan SLB C Yakut memiliki perbedaan dengan
sekolah lain, yakni pada batas nilai 60 -65 di hampir semua mata pelajaran, kecuali program khusus
yakni pada batas nilai 75.
Karakter Responden

Bagan 1.

Orang Tua murid SLB C Yakut Purwokerto
50%

50%

Usia orang tua : Dewasa = 26 orang
Lansia = 26 orang
Dewasa

Lansia

Berdasarkan bagan 1. terjadi perimbangan jumlah antara dewasa dan lansia, berarti
pertumbuhan penduduk tidak ideal. Perimbangan ideal prtumbuhan masyarakat menempatkan
usia produktif sebagai usia yang dominan daripada usia lansia. Dalam konteks peran orang tua
dalam perkembangan anak, perbedaan umur berpengaruh kepada pemenuhan kebutuhan anak.
Semakin bertambah usia orang tua secara fisik akan berakibat pada terbatasnya aktivitas orang tua
dengan anak.

Bagan 2.
Jenis kelamin orang tua : Ayah = 35 orang
33%

Ibu = 17 orang

67%

Ayah

Ibu

Berdasarkan bagan 2. jenis kelamin yang paling banyak memberikan penilaian adalah ayah.
Padahal fakta yang di SLB menunjukkan kuesioner lebih banyak diterima oleh ibu. Pembedaan
gender terlihat dalam jumlah partisipan kuesioner. Posisi ayah di keluarga cukup dominan dalam
memberi penilaian. Dalam konteks peran orang tua dalam perkembangan anak, peran orang tua
seharus tidak saling mendominasi. Keberhasilan atau prestasi yang dicapai anak memperlihatkan
keberhasilan keluarga dalam memberikan anak-anak persiapan dalam pendidikannya.

Tabel 1. Hubungan antara keterlibatan orang tua (X1) dengan pencapaian belajar formal
murid (Y)

Ke te rl i bata n ora ng tu
Ke n da l l's tau _b
Pe n capai an be l a jar

Ke te rl i bata n
or an g tua

Pe n capai an
be l ajar

C or re l ati o n
C oe ffi ci e n t

1.00 0

.877**

S i g. (2 -ta i l e d)

.

.000

N

52

52

C or re l ati o n
C oe ffi ci e n t

.877**

1.00 0

S i g. (2 -ta i l e d)

.000

.

N

52

52

** . C or re l ati o n i s si gn i fi can t a t th e 0.01 le ve l (2-ta il e d).

Dari tabel 1. tampak hubungan antara variabel X1 dengan Y mempunyai nilai sebesar
0,877. Artinya posisi kekuatan hubungan antara variabel X1 dengan Y adalah sangat kuat. Selain itu
berdasar aturan signifikasi hubungan variabel X1 dan Y adalah signifikan. Dari tabel diketahui p
value (Sig) sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari 0,05, Jadi dapat disimpulkan Hipotesis yang
berbunyi Terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan orang tua dengan pencapaian
belajar murid SLB C Yakut Purwokerto DITERIMA.

Ya lumayan…. anak udah mengenal huruf, angka, dan bersosialisasi tahu
peraturan, dan disiplin. )bu S.U
Anak sudah mulai banyak mengenal huruf dan angka. Sudah bisa membaca, namun
kami masih perlu bantuan supaya anak lebih bisa mengembangakn bakat dan
kemampuan yang dipunyai anak. Bapak T.W.S.P
Keterlibatan orang tua memiliki pengaruh dan kontribusi yang besar bagi perkembangan
anak. Semakin tinggi keterlibatan orang tua, maka semakin tinggi pula pencapaian belajar
formalnya. Perkembangan murid tunagrahita menunjukkan adanya peningkatan pada aspek
keilmuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bapak berinisial W.J orang tua dari murid
berinisial E.M.R memiliki keterlibatan orang tua dalam memberi pendidikan tinggi , dalam
memberi perawatan sedang dan dalam memberi perhatian tinggi , anaknya pun juga
memiliki nilai raport yang termasuk tinggi yaitu dengan rata-rata 80. Sebaliknya, semakin rendah
keterlibatan orang tua, maka pencapaian belajarnya juga akan semakin rendah. Sebagai contoh
hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu berinisial E. orang tua dari A.H memiliki keterlibatan
orang tua dalam memberi pendidikan rendah , dalam memberi perawatan sedang dan
dalam memberi perhatian rendah oleh sebab itu nilai raport anaknya juga tergolong rendah
yakni 65.
Tabel 2. Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua (X2) dgn pencapaian belajar
formal (Y)

Status So sial Ekonomi

Status So sial
Ekonomi

Pencapa ian
belajar

C orrelation Coef f icient

1.000

.9 43 **

Sig. (2-tailed)

.

.0 00

N

52

52

C orrelation Coef f icient

.9 43 **

1.000

Sig. (2-tailed)

.0 00

.

N

52

52

Kendall's tau_ b
Pencapa ian belajar

**. C orrelation is signif icant at the 0.0 1 level (2 -tailed).

Dari tabel 2. Tampak hubungan antara variabel X2 dengan Y mempunyai nilai sebesar
0,943. Artinya hubungan antara X2 dengan Y berhubungan sangat kuat. Selain itu Berangkat dari
aturan signifikasi, hubungan variabel X2 dan Y adalah signifikan. Dari tabel diketahui p value (Sig)
sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari 0,05, Jadi dapat disimpulkan hipotesis yang berbunyi

Terdapat hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan pencapaian

belajar murid SLB C Yakut Purwokerto DITERIMA.

“Cukup bagus, anak lebih bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan
lingkungan, berbudi pekerti, mampu latih didik formal sederhana.” (Ibu K)
“Lumayan,,, anak jadi tidak minder dan selalu berkomunikasi dengan tementemennya…..” ( Bapak I. H)

Status sosial ekonomi orang tua memiliki pengaruh yang sangat kuat di dalam pencapaian
belajar formal. Status sosial ekonomi orang tua dan pencapaian belajar formal murid memiliki
hubungan POSITIF, artinya semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua maka semakin tinggi
pula pencapaian belajarnya. Sebagai contoh hasil penelitian menunjukkan bahwa bapak
berinisial D. orang tua dari murid berinisial W.A.N, memiliki pekerjaan PNS, yang berpenghasilan
lebih dari 2 juta rupiah, dan tingkat pendidikannya adalah perguruan tinggi, dengan status sosial
ekonomi yang tergolong tinggi, nilai raport anaknya pun juga termasuk tinggi yaitu dengan ratarata 84. Sebaliknya, semakin rendah status sosial ekonomi orang tua, maka pencapaian belajarnya
juga akan semakin rendah. Sebagai contoh hasil penelitian menunjukkan bahwa bapak
berinisial K. orang tua dari F.F adalah seorang buruh, dengan penghasilan kurang dari 1 juta,
serta tingkat pendidikannya adalah SD. Bapak K. tergolong status sosial ekonomi rendah, oleh
sebab itu nilai raport anaknya juga tergolong rendah yakni 61.
Tabel 3. Hubungan antara keterlibatan orang tua (X1) dan status sosial ekonomi (X2)
dengan pencapaian belajar formal murid (Y) SLB C Yakut Purwokerto
Test Sta tistics
N

52
a

Kend all's W
Chi- Squ are
df

. 771
80 .1 67
2

Asymp. Sig.

. 000

a. Kend all's Co efficient of Co ncord an ce

Dari tabel 3. tampak hubungan antara X1dan X2 dengan Y sebesar 0,771. Artinya
hubungan antara X2 dengan Y berhubungan kuat. Selain itu Berangkat dari aturan signifikasi,
hubungan variabel X1 dan X2 dengan Y adalah signifikan. Dari tabel diketahui p value (Sig)
sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari 0,05, Jadi dapat disimpulkan hipotesis yang berbunyi
Terdapat (ubungan yang Signifikan antara Keterlibatan Orang Tua dan Status Sosial Ekonomi

dengan Pencapaian Belajar Formal Murid SLB C Yakut Purwokerto DITERIMA.

Keterlibatan orang tua dan Status sosial ekonomi memiliki pengaruh positif terhadap
pencapaian belajar anak. Semakin tinggi keterlibatan orang tua dan status sosial ekonominya, maka
semakin tinggi pula pencapaian belajarnya, begitu pula sebaliknya. sebagian besar orang tua murid
memiliki keterlibatan yang tinggi, namun mayoritas mereka tergolong SSE rendah, Kedua hal itu
mempengaruhi pencapaian belajar formal murid SLB C Yakut. Meskipun semua murid berhasil
melewati standar kurikulum, namun nilai diperoleh termasuk sedang, karena nilai mereka sedikit
di atas batas standar penilaian. Ditambah hampir semua murid SLB C Yakut Purwokerto belum
memiliki piagam penghargaan. Ini berarti secara keseluruhan pencapaian belajar mereka belum
begitu memuaskan.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara keterlibatan orang tua dengan pencapaian belajar
formal dan informal murid tunagrahita SLB C Yakut Purwokerto sebesar 0,877.
2. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara status sosial ekonomi orang tua dengan
pencapaian belajar formal dan informal murid tunagrahita SLB C Yakut Purwokerto sebesar
0,943.
3.

Terdapat hubungan bersama-sama yang kuat antara keterlibatan orang tua dan status sosial
ekonomi dengan pencapaian belajar formal dan informal murid tunagrahita sebesar 0,771.

Saran
1. SLB C Yakut Purwokerto hendaknya meningkatkan kualitas sekolah, baik itu melalui
peningkatan fasilitas-fasilitas yang menunjang kebutuhan anak tunagrahita ataupun
penambahan tenaga kerja guru bagi SLB.
2. Pemerintah hendaknya memberikan bantuan nyata berupa bantuan finansial kepada SLB C
Yakut untuk mengembangkan kualitas sekolah. Selain itu, pemerintah hendaknya juga
memberikan apresiasi lebih kepada murid tunagrahita berprestasi, seperti
kompetisi dan pemberian piagam penghargaan.

mengadakan

3. Sebagai pembimbing bagi anak tunagrahita guru dan orang tua semestinya meningkatkan
keterlibatan mereka dalam pengawasan aktivitas anak, baik di dalam maupun diluar sekolah.
Perkembangan IPTEK dapat menjadi pisau bermata dua bagi anak tunagrahita karena di satu
sisi IPTEK dapat mempermudah anak untuk menambah informasi, namun disisi lain akan
menjadi negatif jika tidak dilakukan pengawasan dengan baik

Daftar Pustaka
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Henslin, M.James. 2006. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kartono, Kartini. 1996. Patologi Sosial 3 Gangguan – Gangguan Kejiwaan. CV. Rajawali, Jakarta.
McGhie, Andrew. 1996. Penerapan Psikologi Dalam Perawatan. Yayasan Essentia Medica dan
Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Rumini, Sri. 1980. Pengetahuan Subnormal mental. Fakultas Ilmu Pendidikan Institut Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan, Yogyakarta.
Tu’u, Tulus. 200 . Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Grasindo, Jakarta.

Usman, Sunyoto. 2012. Sosiologi : Sejarah, Teori, dan Metodologi. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Bania Maulina, dan Raras Sutatminingsih. 2005. Stres Dintinjau Dari (arga Diri Pada )bu Yang
Memiliki Anak Penyandang Retardasi Mental . Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Sumatra
Utara.

Dikutip dari http://www.antaranews.com/berita /1195207146/tunagrahita-di-indonesia-capai66-juta-orang, diakses pada tanggal 10 Februari 2013.

Dikuto dari http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=02160013, Diakses pada tanggal 6
Agustus 2013.