Corporate Social Responsibility PT Pupuk Iskandar Muda dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitarnya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Komunikasi salah satu dari aktivitas dasar manusia pada umumnya. Di
kehidupan sehari-harinya, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain
baik secara individu maupun kelompok dengan cara melakukan komunikasi.
Komunikasi menurut hakikatnya adalah proses pernyataan antara manusia
dengan manusia yang lainnya (Effendy, 2003:8). Komunikasi juga dapat
dimaknai sebagai bentuk interaksi manusia yang saling memiliki pengaruh
satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Komunikasi dalam bentuknya
tidak hanya terbatas menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dapat dilihat
dari ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi (Cangara, 2002:20).
Organisasi ataupun perusahaan juga membutuhkan komunikasi dalam
beraktivitas. Komunikasi ini digolongkan dalam salah satu bidang
komunikasi yaitu komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi adalah
komunikasi antar manusia (human communication) yang berlangsung dalam
lingkungan organisasi (Sendjaja, 1994:133). Komunikasi dapat terjadi
antara pimpinan dan bawahan (komunikasi vertikal), antar karyawan
(komunikasi horizontal) dan antara perusahaan dengan masyarakat umum
(komunikasi eksternal) atau sering disebut juga komunikasi antara pimpinan

perusahaan dan khalayak diluar organisasi/ perusahaan (Effendy, 2007).
Khalayak di luar organisasi/ perusahaan yang dimaksud yaitu pelanggan,
masyarakat sekitar, pemerintahan, dan media massa.

1
Universitas Sumatera Utara

2

Perusahaan adalah tempat berlangsung kegiatan produksi dan tempat
berkumpulnya semua faktor produksi. Dalam Undang-undang No. 3 Tahun
1982 Pasal 1 Huruf (b) disebutkan, bahwa perusahaan adalah bentuk usaha
yang menjalankan jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan
didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia untuk
tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba .
Pada

prinsipnya,

perusahaan


didirikan

dengan

tujuan

untuk

mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Sebagai salah satu pelaku
ekonomi, perusahaan mempunyai peranan yang penting demi kelangsungan
hidup perekonomian nasional dan masyarakat luas. Mereka telah berperan
penting bagi negara dalam menciptakan lapangan kerja, pembayaran pajak,
kekayaan, produk dan jasa. Namun di sisi lain, aktivitas perusahaan
khususnya di bidang industri telah menyebabkan permasalahan baru pada
lingkungan dan terjadinya kesenjangan perekonomian antara masyarakat
dan perusahaan. Kejadian ini menyebabkan adanya tekanan pada bisnis
untuk berperan dalam isu-isu sosial yang melibatkan karyawan, stakeholder,
masyarakat, lingkungan, dan pemerintah terus meningkat.
Saat ini, konsep tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility) mengalami perkembangan pesat dalam dunia usaha. Salah
satu ide pokoknya terkait dengan perusahaan untuk tidak hanya mencari
keuntungan, namun harus juga bersikap etis dan berperan dalam
menciptakan investasi sosial. Di antaranya, yang sering dilakukan oleh
perusahaan

adalah

melaksanakan

program

pengembangan

dan

pemberdayaan masyarakat serta kegiatan karitas (Nursahid, 2006: 48).

Universitas Sumatera Utara


3

Ide Corporate Social Responsibility (CSR) mulai dikenal sejak tahun
1970-an, dan sampai sekarang ide ini masih dianggap relevan digunakan
oleh perusahaan. Namun di Indonesia, penerapan CSR baru digunakan pada
tahun 1990-an. Di Indonesia, CSR saat ini merupakan kebijakan dari
Pemerintah yang telah dirumuskan dalam Undang-Undang No 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 dalam Undang-Undang tersebut
mengamanahkan bahwa setiap perusahaan berkewajiban melaksanakan
CSR. Pasal tersebut mencantumkan bahwa perseroan yang menjalankan
kegiatan/usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam
wajib menyisihkan dana sebesar 5-10% dari laba bersih untuk dialokasi
sebagai aktivitas kepedulian terhadap lingkungan perusahaan dan sosial atau
dalam konsepnya sebagai tanggung jawab sosial perusahaan (Susanto,
2009: 19).
Konsep CSR dapat menguntungkan bagi pemerintah setempat karena
merupakan konsep pembangunan baru dalam menggalang dukungan dari
pihak swasta, sehingga pemerintah dan swasta dapat bekerja bersama-sama
dalam penyelenggaraan program pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan, Puan Maharani (2015) mengemukakan hal yang sama,
pihaknya berharap program corporate social responsibility (CSR)
perusahaan swasta dapat terintegrasi dengan pemerintah. Khususnya dalam
pembangunan wilayah-wilayah

yang masih

terpencil di

Indonesia

(ekbis.sindonews.com).
“Kami berharap CSR perusahaan swasta ini bisa membantu pemerintah
dalam membangun daerah terpencil, seperti halnya pembangunan

Universitas Sumatera Utara

4

perumahan, sanitasi, dan air bersih. Menyejahterakan masyarakat tidak

hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi kami juga perlu dukungan
dari pihak swasta,”
Selama ini hanya pemerintah yang memiliki tanggung jawab terhadap
pembangunan khususnya pembangunan masyarakat. Walaupun ada pihak
swasta yang turut andil dalam berpartisipasi namun hanya berbentuk hibah
dan bantuan sekedarnya. Kekurangannya, kegiatan yang dilaksanakan tidak
berkelanjutan
mengedepankan

(Fadhli,

2011).

pembangunan

Konsep
yang

CSR


berkelanjutan

seharusnya
dan

lebih

penguatan-

penguatan ekonomi kerakyatan berupa program-program sosial jangka
panjang.
CSR juga merupakan suatu sikap yang diambil pelaku dunia usaha
melalui perilaku yang secara sosial bertanggung jawab kepada masyarakat,
karena mereka telah mencemari lingkungan sekitar perusahaan. Biasanya
terjadi pada perusahaan industri, karena perusahaan industri menghasilkan
limbah yang merupakan sisa dari proses produksi perusahaan tersebut.
Sesuai dengan pernyataan Moertinah (2010) yang mengatakan akibat
pesatnya pembangunan industri, selain memiliki dampak positif namun juga
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Suatu fakta yang harus
diselesaikan bahwa dalam proses produksi suatu industri selain produk yang

bernilai juga dihasilkan limbah. Limbah tersebut berdampak sangat luas dan
mengancam kehidupan masyarakat, baik langsung maupun jangka panjang
apabila tidak dikelola dengan benar (Moertinah, 2010: 104-104).
Perusahaan memiliki peran terhadap kemerosotan kualitas lingkungan
hidup, seperti timbulnya polusi, adanya eksploitasi tenaga kerja dan

Universitas Sumatera Utara

5

eksploitasi sumber energi besar-besaran, kerusakan lingkungan sekitar dan
penggunaan energi yang tidak bertanggung jawab. Kemerosotan kualitas
lingkungan hidup seperti tersebut sebelumnya ini

membawa dampak

negatif terhadap kehidupan sosial masyarakat (Sukarno,2006:62). Sehingga
dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya pada kehidupan dan
kesejahteraan manusia di sekitar perusahaan itu, pelaku dunia usaha atau
pemilik perusahaan memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal utama,

yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan, hal ini difokuskan sebagai kegiatan
yang berkesinambungan atau berkelanjutan (Sari, 2013:107-108).
Budimanta, A., Prasetijo, A., Rudito, B. (2004:28) menyatakan bahwa
CSR pada perusahaan adalah suatu komitmen perusahaan untuk
menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bersama stakeholder terkait,
terutama masyarakat di sekeliling perusahaan tersebut berada. Seyogjanya
program CSR dapat dilakukan secara terpadu dengan kegiatan usahanya
secara berkelanjutan.
CSR yang awalnya hanya untuk memperoleh “izin sosial” dari
masyarakat, saat ini peran CSR semakin penting dalam menganjurkan
semakin luasnya tanggung jawab sosial perusahaan demi terciptanya
keseimbangan

pembangunan

ekonomi,

sosial

maupun


lingkungan

(Irwandar, 2014: 21). Hal ini juga menyadarkan kita bahwa perusahaan
bukan hanya sebuah wujud bisnis belaka, tetapi juga wujud sosial sehingga
keberadaannya dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar (Budimanta, et al., 2004).

Universitas Sumatera Utara

6

Program CSR pada sebuah perusahaan biasanya berada di bawah
Departemen Hubungan Masyarakat (Humas)/ Departemen Public Relations
(PR). Hal ini dikarenakan Program CSR selain dilaksanakan dengan baik
namun harus dapat dikomunikasikan dengan pihak lain. Divisi humas
bertanggung jawab agar program-program yang ada di perusahaan dapat
tersampaikan informasinya kepada stakeholder internal dan juga eksternal
dari perusahaan itu sendiri. Salah satunya program CSR ini karena penting
untuk diketahui oleh karyawan perusahaan yang merupakan internal

stakeholder perusahaan (www.strategidanbisnis.com).
Sejak tahun 1976 telah berdiri perusahaan-perusahaan bertaraf
international di daerah Aceh, khususnya Kota Lhokseumawe dan Aceh
Utara. Salah satunya adalah PT Arun Natural Gas Liquefaction (PT Arun
NGL). Perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan minyak dan gas yang
dimiliki dan dibangun oleh Pertamina yang berlokasi di Desa Blang
Lancang, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Kilang ini dicatatkan sebagai
yang paling modern hasil temuan ‘revolusioner’ teknologi minyak dan gas.
Teknologi kilang ini dibangun dengan rekayasa konstruksi oleh perusahaan
ternama dunia “Bechtel”. Pada tahun berdirinya, kilang tersebut merupakan

sebuah terobosan diversifikasi energy untuk mendapatkan gas alam guna
memisahkan unsur “consedate” sejenis minyak lainnya yang pengapalannya

diekspor ke Selandia Baru, serta elpiji yang dijual ke pasar domestik sebagai
produk ikutan (www.id.wikipedia.org).
Berdirinya PT Arun, NGL menjadi magnet bagi industri-industri yang
lainnya, seperti berdirinya industri Pupuk PT Pupuk Iskandar Muda (PT

Universitas Sumatera Utara

7

PIM) dan PT Asean Aceh Fertilizer (PT AAF) serta Industri Kertas PT
Kertas Kraft Aceh (PT KKA). Ini dikarenakan bahan baku untuk
memproduksi pupuk dan kertas tersebut berasal dari gas alam hasil
pengolahan dari perusahaan ExxonMobil Oil Indonesia-Inc yang merupakan
operator lapangan gas PT Arun, NGL.
Menurut buku Aceh Utara “Dari Kerajaan Samudera Pasai Menuju Era
Industrialisasi”, PT AAF dibangun pada 12 April 1979 oleh Toyo
Engineering Corporation, perusahaan asal Jepang. PT AAF dibangun pada
lahan seluas 307 hektare, masing-masing pabrik dan pelabuhan seluas 130
hektare, perumahan karyawan 88 hektare, jalur hijau 60 hektare, dan jalur
pipa 29 hektare (www.pantau.or.id).
Pada pada tahun 1982 berdiri Pabrik PT Pupuk Iskandar Muda
disingkat PT PIM. Pabrik ini merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk
Indonesia. PT. Pupuk Indonesia merupakan perusahaan yang membidangi
industri pupuk urea dan industri kimia lainnya. PT PIM adalah pabrik pupuk
urea pertama di Indonesia. Perusahaan ini dibangun oleh PT Rekayasa
Industri yang merupakan kontraktor nasional. Pemerintah mempercayakan
PT Rekayasa Industri

sebagai kontraktor nasional

pertama

yang

melaksanakan proyek berskala besar. Pada tanggal 24 Februari 1982 dengan
nama PT Pupuk Iskandar Muda, PT PIM resmi didirikan berdasarkan akta
notaris Soeleman Ardjasasmita, SH No. 54. Penentuan lokasi pembangunan
pabrik PT PIM ditetapkan di Lhokseumawe-Aceh Utara. Hai ini didasarkan
karena area Lhokseumawe-Aceh Utara memiliki faktor ketersediaan
cadangan gas bumi sebagai sumber bahan baku, fasilitas “water intake” dan

Universitas Sumatera Utara

8

adanya sarana pelabuhan sebagai tempat bongkar muat peralatan pabrik,
serta letak yang sangat strategis bagi negara tujuan ekspor (PT
PIM,2015:16).
Setahun berselang, pada tahun 1985 PT Kertas Kraft Aceh (Persero)
juga dibangun. PT Kertas Kraft Aceh (Persero) disingkat dengan PT KKA
adalah salah satu perusahaan BUMN yang menghasilkan kertas kantong
semen. Kompleks perumahan karyawan dan pabrik PT KKA dibangun
dengan nilai investasi USD 424,650,151,- pada Tahun 1985. Lokasinya
terletak di atas lahan seluas 219,2 ha di desa Jamuan, Kecamatan Banda
Baro, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. PT KKA mengoperasikan
mesinnya pada tahun 1989 dan mulai berproduksi secara komersil pada
tahun 1990.
Sejak berdirinya pabrik-pabrik di atas, Aceh Utara terkenal dengan
julukan kota Petro Dollar, bagaimana tidak? Terlepas dari konflik yang
terjadi di Aceh sejak tahun 1976, wilayah Kabupaten Aceh Utara berubah
menjadi kawasan industri dengan berdirinya pabrik-pabrik besar yang
disebutkan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi di kawasan Aceh Utara terus
meningkat di setiap tahun. Sehingga Kota Lhokseumawe sebagai Ibukota
Aceh Utara pada saat itu menjadi kota kedua terbesar setelah Kota Banda
Aceh yang merupakan Ibukota Provinsi Aceh (www.atjehpost.co).
Kemegahan pabrik-pabrik ini harus berakhir pada Tahun 2005. Satu per
satu pabrik-pabrik tersebut berhenti beroperasi bahkan ditutup. Seperti
disampaikan sebelumnya, bahwa untuk mengoperasikan pabrik tersebut
sangat bergantung dari ketersediaan pasokan gas dari PT Arun. Sejak tahun

Universitas Sumatera Utara

9

2004 terjadi penurunan produksi gas oleh PT Arun sehingga prioritas utama
pasokan gas hanya akan diekspor ke jepang dan Korea Selatan yang kontrak
kerjanya berakhir sampai dengan tahun 2014 (www.pim.co.id).
Pada tahun 2005 pabrik pupuk PT AAF harus tutup, karena pasokan gas
dari Arun sudah tidak didistribusikan lagi ke perusahaan yang sahamnya
dimiliki oleh negara-negara Asean tersebut. Disusul pabrik kertas PT KKA
yang menghentikan operasionalnya di tanggal 31 Desember 2007, karena
kekurangan bahan baku dan gas (www.pim.co.id).
Saat ini hanya Pabrik Pupuk PT PIM yang masih beroperasi untuk
memproduksi urea. PT PIM menjadi satu-satunya pabrik yang tersisa
setelah pada tanggal 15 Oktober 2014 menjadi hari terakhir bagi PT Arun
mengapalkan gasnya ke luar negeri. Dan hari itu juga menjadi hari dimana
pabrik PT Arun menghentikan operasionalnya (www.atjehpost.co).
Dalam perjalanan beroperasinya pabrik-pabrik di atas, banyak manfaatmanfaat yang diterima oleh masyarakat sekitar seperti: terbukanya lapangan
kerja, (2) Terpenuhi kebutuhan masyarakat, (3) Peningkatan kesejahteraan/
pendapatan, (4) penghematan devisa negara, (5) Mendorong masyarakat
untuk berfikir maju, (6). Terbukanya usaha-usaha lain diluar bidang
perusahaan tersebut (Irwandar, 2014: 25).
Bantuan sosial dan dana Program CSR pun sangat banyak dialokasikan
untuk lingkungan di sekitar perusahaan. Program CSR ini tidak hanya
berupa sumbangan material namun bersifat memberdayakan masyarakat
agar masyarakat dapat berdiri sendiri, dapat mengembangkan keterampilan,
dan kualitas yang dimilikinya dengan berbagai macam program CSR yang

Universitas Sumatera Utara

10

dikhususkan kepada masyarakat agar terciptanya masyarakat yang sejahtera
dan mengurangi kemiskinan (Nursahid, 2006:54). Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Agustien (2010) menemukan bahwa peranan
program CSR bidang pemberdayaan manusia dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningrum,
T., Noor, I, dan Wachid, A juga menemukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan secara simultan dan parsial antara Program CSR di bidang sosial,
ekonomi dan lingkungan dengan pemberdayaan masyarakat.
Menurut Anwas (2014), CSR hendaknya dilakukan dalam bentuk
pemberdayaan. Potensi dan kebutuhan yang ada dalam diri dan lingkungan
masyarakat yang perlu dibangun dan diberdayakan. Masyarakat perlu
disadarkan agar berkeinginan membangun dirinya sendiri dan mampu
membangun dirinya, dapat meningkatkan nilai kehidupannya ke arah yang
lebih baik. CSR harus diarahkan untuk menggali potensi-potensi yang ada di
masyarakat untuk dikembangkan (Anwas, 2014: 144).
Potensi-potensi tersebut berasal dari sumber daya manusia, potensi
sumber daya alam, potensi budaya, dan juga potensi sosial kemasyarakatan.
Potensi itu selanjutnya dibina melalui berbagai kegiatan yang berkelanjutan
dan berkesinambungan di dalam masyarakat. Tujuan pembinaan potensi ini
adalah peningkatan kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat serta
peningkatan kemandirian, dan pada akhirnya kesejahteraannya juga
meningkat. CSR harus memiliki peran yang nyata dalam masyarakat yaitu
membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan melalui pembangunan

Universitas Sumatera Utara

11

manusia yang mandiri dan mampu bersaing di era global (Anwas, 2014:
145).
Dalam menjalankan Program CSRnya, perusahaan memfokuskan pada
tiga hal utama yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan (Budimanta, et al.,
2004). Menurut Anwas (2014) Implementasi pemberdayaan CSR dapat
dilakukan melalui beberapa bentuk/ model. Model ini harus ditemukan
berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan potensi sasaran. Seperti penelitian
yang dilakukan oleh Kurniasari (2015) menemukan bahwa model CSR yang
sesuai untuk Usaha Mikro Kecil Menengah di Madura adalah mengadakan
pelatihan desain, pemberian permodalan

dan promosi/

pemasaran

(Kurniasari,2015).
PT PIM sangat yakin bahwa kegiatan CSR tidak hanya pemberian
sukarela, juga merupakan komitmen setiap kegiatan bisnis perusahaan
(www.pim.co.id). Menurut mereka, perusahaan yang bertanggung jawab
sudah semestinya memberikan sumbangsih dan pengabdian yang nyata bagi
kemaslahatan masyarakat di sekitar tempat perusahaan tersebut beroperasi.
PT PIM telah menjalankan program tanggung jawab sosial (CSR) untuk
peningkatan taraf hidup masyarakat dan menjadi nilai tambah bagi
kehidupan ekonomi masyarakat. Program CSR perusahaan ini meliputi
bidang pendidikan, kesehatan, keagamaan dan budaya (Sosial), pelestarian
alam (lingkungan), dan pengembangan masyarakat (ekonomi) (PT PIM,
2015:94).
PT PIM membagi daerah-daerah untuk diprioritaskan dalam hal
mengalokasikan program CSR yang akan dilaksanakan, pembagian wilayah

Universitas Sumatera Utara

12

tersebut terdiri dari Lingkaran I, Lingkaran II dan Lingkaran III (PT PIM,
2015: 94-95), berikut rinciannya:
1) Lingkaran I yaitu wilayah yang paling dekat dengan lokasi areal
pabrik dan perumahan PT PIM, terdiri dari 5 desa, antara lain:
Tambon Tunong, Tambon Baroh, Keude Krueng Geukueh, Paloh
Gadeng dan Blang Naleung Mameh.
2) Lingkaran II yaitu wilayah selain desa Lingkaran I yang masih
berada dalam wilayah kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara.
3) Lingkaran III, yaitu seluruh wilayah yang ada diluar Lingkaran I dan
Lingkaran II tetapi masih berada di Provinsi Aceh.

Program CSR PT PIM di bidang pendidikan memiliki tujuan untuk
meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia) dengan memprioritaskan
bantuan kepada anak yatim dan fakir miskin yang berprestasi untuk seluruh
tingkat pendidikan. Bantuan diberikan berupa perlengkapan sekolah bagi
anak yatim piatu, beasiswa pendidikan, pelatihan bagi pemuda putus
sekolah, pembangunan sarana prasarana sekolah, dan bekerjasama dengan
perguruan tinggi. Di bidang kesehatan, Program CSRnya berupa bantuan
biaya

pengobatan

fakir

miskin,

bantuan

pengobatan

massal,

menyelenggarakan sunat massal, dan bantuan obat-obatan melalui lembaga
swadaya masyarakat (www.pim.co.id).
CSR PIM juga berpartisipasi untuk membantu pembangunan di
lingkungan sekitar perusahaan, khususnya pembangunan yang berkaitan
langsung dengan kepentingan masyarakat seperti membantu pengadaan
sarana dan pemeliharaan fasilitas umum, bantuan bencana alam, bantuan

Universitas Sumatera Utara

13

fasilitas dan perlengkapan olah raga khususnya pemuda, penanaman pohon
trembesi dan pohon mangrove, bantuan bibit tanaman penghijauan, bantuan
sarana dan fasilitas ibadah, serta bantuan kegiatan keagamaan dan bantuan
hewan qurban (www.pim.co.id).
Dalam pengembangan masyarakat sekitarnya, CSR PT PIM juga
melakukan program di bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat. Program
tersebut bertujuan untuk menciptakan usaha dan lapangan kerja baru.
Terciptanya usaha dan lapangan kerja diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial.
Bantuannya seperti: bantuan modal usaha kecil kepada para janda dan fakir
miskin, membantu modal usaha kelompok pertanian dan peternakan, dan
mengadakan fasilitas perlengkapan kelompok tani (www.pim.co.id).
Namun demikian, walaupun dana dan Program CSR telah bergulir
sedemikian banyaknya, belum tentu dapat meningkatkan pemberdayaan
masyarakat sekitarnya. Karena menurut temuan peneliti dari Buku Indikator
Kesejahteraan

Masyarakat Provinsi Aceh 2015, angka kemiskinan di

Kabupaten Aceh Utara masih tinggi. Data BPS Aceh dalam Buku Indikator
Kesejahteraan Masyarakat Provinsi Aceh 2015 menunjukkan pada tahun
2013 persentase penduduk miskin di Kabupaten Aceh Utara sebesar 20,34.
Lebih tinggi dibandingkan dengan persentase penduduk miskin Aceh
sebesar 17,60 dan persentase penduduk miskin secara nasional 11,13. (BPS
Aceh, 2015).

Universitas Sumatera Utara

14

25,00%
20,34%
20,00%

17,60%

15,00%
11,13%
10,00%
5,00%
0,00%
Penduduk Miskin
Kabupaten Aceh Utara

Popinsi Aceh

Nasional

Gambar 1.1 Perbandingan Penduduk Miskin Tahun 2013
Di sektor ketenagakerjaan, ketenagakerjaan juga merupakan gambaran
aktivitas masyarakat dalam mencapai kesejahteraan dan kelancaran
ekonomi. Indikator ketenagakerjaan dapat memberikan gambaran tentang
daya serap ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk dan produktivitas
tenaga kerja. Besaran Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan
salah satu indikator untuk melihat Angka ketenagakerjaan. TPT adalah
persentase jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang menjadi
pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Besaran TPT di Aceh Utara
sebesar 8,68 persen, lebih tinggi apabila dibandingkan dengan TPT Aceh
sebesar 7,43 persen dan Nasional sebesar 6,18 persen (BPS Aceh, 2015).

Universitas Sumatera Utara

15

8,68%
10,00%

7,43%

6,18%

8,00%

Kabupaten Aceh
Utara
Propinsi Aceh

6,00%
4,00%
2,00%
0,00%
Tingkat Pengangguran Terbuka

Gambar 1.2 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2015

Didasarkan atas hal tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk
meneliti kembali berkenaan dengan terdapatnya hubungan antara Program
Corporate Social Responsibility PT PIM di bidang sosial, ekonomi, dan
lingkungan dengan pemberdayaan masyarakat di sekitarnya.
Program CSR pada PT PIM dan wilayah Lingkaran I PT PIM
ditentukan sebagai lokasi penelitian ini, mengingat PT PIM merupakan satusatunya perusahaan industri raksasa yang masih beroperasional yang berada
di Kota Lhokseumawe – Aceh Utara. Alokasi dana yang dianggarkan PT
PIM pada Program CSR bagi masyarakat sekitar periode tahun 2014 sebesar
Rp. 1.803.462.000,-. Pemilihan PT PIM sebagai objek penelitian juga tidak
lepas dari berbagai prestasi yang diraih pada tahun 2014 (www.pim.co.id),
antara lain:
1) Mendapatkan predikat dengan sertifikat Proper Biru oleh Kementerian
Lingkungan Hidup.

Universitas Sumatera Utara

16

2) Realisasi Hari Tanpa Kecelakaan Kerja tahun 2014 mencapai 1015 hari,
dan tercatat hari tanpa kecelakaan kerja fatal dari tahun 2010.
3) Realisasi Survey Kepuasan Lingkungan tahun 2014 mendapat skor,
85.22 % dan masuk dalam Kategori Sangat Baik.
4) Realisasi Survey Kepuasan Karyawan tahun 2014 mendapat skor,
74,79% dan masuk dalam Kategori “Puas”.
5) Realisasi Assessment Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) tahun
2014 oleh Tim Eksternal PT Pupuk Indonesia (Persero) mendapat skor
479,75 Poin dan masuk dalam kategori band Good Performance.

Wilayah Lingkaran I PT PIM yang terdiri dari 5 (lima) desa ini
merupakan prioritas pertama ketika perusahaan tersebut menyusun dan
merencanakan Program CSR. Lokasi penelitian ini dipilih oleh peneliti
dengan pertimbangan bahwa lokasi penelitian mudah diakses oleh peneliti.
Lokasi penelitian juga mudah ditempuh, karena hanya berjarak 20-30 km
dari tempat domisili peneliti. Sehingga keterbatasan biaya dan waktu dalam
pelaksanaan penelitian ini juga dapat ditanggulangi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut:
1.

Apa saja Program-Program CSR yang dilakukan oleh PT PIM kepada
masyarakat sekitarnya?

2.

Seberapa

besar

hubungan

antara

program

Corporate

Social

Responsibility PT PIM di Bidang Sosial, Lingkungan dan Ekonomi
dengan pemberdayaan masyarakat sekitar?

Universitas Sumatera Utara

17

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas yang telah saya uraikan, maka
tujuan penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengetahui Program-Program CSR yang dilakukan oleh PT PIM
kepada masyarakat sekitarnya.

2.

Untuk melihat seberapa besar hubungan Program CSR PT PIM di
Bidang Sosial, Lingkungan dan Ekonomi dengan pemberdayaan
masyarakat sekitar.

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.

Bagi Peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai pelatihan
intelektual, mengembangkan wawasan berfikir yang dilandasi konsep
ilmiah khususnya ilmu komunikasi.

2.

Bagi praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan,
acuan dan referensi pelaksanaan program yang akan dilakukan
perusahaan di dalam memberdayakan masyarakat dan menjadi evaluasi
serta acuan dalam mengimplementasikan CSR sehingga bermanfaat
bagi masyarakat secara berkesinambungan .

3.

Bagi Pemerintah, hasil penelitian ini menjadi titik awal bagi Pemerintah
untuk dapat memanfaatkan program CSR dari berbagai perusahaan
yang berada di wilayahnya sebagai program tambahan dalam mencapai
tujuannya yaitu untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

4.

Bagi akademik, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk
menambah wacana dalam perkembangan ilmu komunikasi.

Universitas Sumatera Utara