Prilaku Politik Masyarakat Dalam Pilkada (Studi di Kecamatan Siantar Timur, Pematangsiantar Pada Pilkada Tahun 2016) Chapter III VI

BAB III
PILKADA TAHUN 2016 DI KECAMATAN SIANTAR TIMUR

3.1

Profil Kecamatan Siantar Timur
Kecamatan siantar timur merupakan salah satu dari 8 (delapan) kecamatan

yang terdapat di kota Pematangsiantar, kecamatan siantar timur juga dibagi
menjadi 7 (tujuh) kelurahan/desa dengan luas wilayah dan jumlah pendnduk nya
di tiap kelurahan diantaranya sebagai berikut :

Gambar 3.1. Peta Kecamatan Siantar Timur
Kecamatan Siantar Timur terletak antara : 3.01’09”-2.54’40” Lintang
Utara dan 99.06’23” – 99.01’10” Bujur Timur dengan ketinggian 400 meter diatas
permukaan laut, dengan luas wilayah 4.520 km2serta berbatasan dengan :
-

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Siantar Utara

-


Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Siantar Marihat

-

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Siantar Barat

-

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Simalungun

Universitas Sumatera Utara

Foto 3.2. Foto Kantor Kecamatan Siantar Timur

3.1.1

Luas Wilayah, dan jumlah penduduk di Kec. Siantar Timur
Tabel 3.1
Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk tiap kelurahan


No.
1
2
3
4
5
6
7

Luas Wilayah
Jumlah penduduk
2)
(Km
(Jiwa)
Kelurahan Kebun Sayur
0.375
4.248
Kelurahan Tomuan
0.910

9.575
Kelurahan Pahlawan
0,420
2.628
Kelurahan Siopat Suhu
1,870
10.882
Kelurahan Merdeka
0,230
3.508
Kelurahan Pardomuan
0,255
4.412
Kelurahan Asuhan
0,260
4.949
Jumlah
4,520
40,202
Sumber : Badan Pusat Statistik kota Pematangsiantar tahun 2016

Kelurahan

Dari daftar tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa diantara semua
kelurahan yang ada di Kec. Siantar Timur, kelurahan Siopat suhu menjadi
kelurahan dengan luas wilayah yang lebih luas mencapai 1,870 Km2 dan dengan
jumlah penduduk yang lebih banyak mencapai 10.882 ribu jiwa, dan kelurahan
dengan luas wilayah yang paling kecil adalah kelurahan Merdeka dimana luas
wilayah tersebut hanya 0.230 Km2 dengan jumlah penduduk mencapai 3.508 ribu
jiwa. Sedangan wilayah dengan jumlah penduduk yang paling sedikit diantara
ketujuh (7) kelurahan tesebut adalah Kelurahan Pahlawan denga luas wilayah
mencapai 0.420 Km2 dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu hanya 2.628
ribu jiwa.

Universitas Sumatera Utara

3.2 Jumlah dan Susunan Pemilih
3.2.1

Jumlah Pemilih
Pilkada yang dilaksanakan di kota Pematangsiantar dikuti oleh 56ublic


seluruh masyarakat kota Pematangsiantar, dimana masyarakat mengikuti dan
berpartisipasi terharap kegiatan tersebut. Berikut daftar jumlah Pemilih yang
terdaftar didalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) Komisi Pemilihan Umum Kota
Pematangsiantar
Tabel 3.2
Daftar Rekapitulasi DPT
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Kecamatan
Siantar Barat
Siantar Marihat

Siantar Marimbun
Siantar Martoba
Siantar Selatan
Siantar Sitalasari
Siantar Timur
Siantar Utara
Jumlah

Laki-laki
13.724
6.922
5.371
14.360
6.901
10.534
11.963
20.976
90.751

Perempuan

41.779
7.352
5.909
15.425
8.104
11.781
12.875
22.337
94.562

Jumlah
28.503
14.274
11.280
28.785
15.005
22.315
24.838
43.313
188.313


Sumber : KPU Kota Pematangsiantar 2017
Dari 56ubli diatas dapat dilihat bahwa jumlah DPT seluruh kota
Pematangsiantar berjumlah 188.313 jiwa, dan khusus untuk Kecamatan Siantar
Timur berjumlah 24.838 Jiwa dimana jumlah tersebut merupakan jumlah
penduduk yang berusia lebih dari 17 Tahun dan sudah didata sebelumnya Komisi
Pemilihan Umum (KPU) untuk nantinya ikut berpatisipasi memberikan hak
suaranya dalam pilkada. Seluruh yang masyarakat di Kecacmatan Siantar Timur
yang termasuk didalam Daftar Pemilih Tetap selanjutnya akan diberikan kartu
pemilih, dimana kartu pemilih tersebut nantinya akan digunakan pada saat hari
pelaksanaan Pilkada, kartu pemilih tersebut dapat dikatan sebagai tiket seseorang
untuk dapat berpartisipasi memberikan hak suaranya didalam pilkada yang akan
dilaksanakan, dan juga sebagai penanda bahwa orang yang sudah meggunakan
hak pilihnya hanya satu kali, dan tidak bisa memilih kembali atau menggunakan
hak suaranya lebih dari satu kali.

Universitas Sumatera Utara

3.2.2


Susunan Pemilih
Susuan Pemilih juga dapat dibagikan menjadi tiga kategori pemilih

didalam pilkada yaitu Pemilih Pemula Pemilih Manula, dan Pemilih Intelektual
ketiga kategori tersebut juga memilki pengaruh terhadap perilaku masyarakat
didalam pilkada baik dari segi partisipasi masyarakat maupun dari perilaku
masyarakat didalam menentukan kemana nantinya ia akan memberikah hak
suaranya dengan penilaian pribadinya.

3.2.2.1 Pemilih Pemula
Pemilih pemula mayoritas memiliki rentang usia 17-23 tahun. Dan
mayoritas pemilih pemula adalah pelajar (SMA), mahasiswa dan perkerja muda.
Pemilih pemula merupakan pemilih yang sangat potensial dalam perolehan suara
pada Pemilu. Perilaku pemilih pemula memiliki karakteristik yang biasanya masih
labil dan apatis, pengetahuan politiknya kurang, cenderung mengikuti kelompok
sepermainan dan mereka baru belajar politik khususnya dalam pemilihan umum.
Ruang-ruang tempat di mana mereka belajar politik biasanya tidak jauh dari ruang
yang dianggap memberikan rasa kenyamanan dalam diri mereka. Adapun ruangruang tempat belajar politik tersebut yaitu, pertama, ruang keluarga. Di dalam
lingkungan keluarga mereka belajar berdemokrasi pertama kali, faktor keluarga
sangat mempengaruhi cara pandang mengenai seluk-beluk kehidupan yang ada di

sekitarnya, termasuk pendidikan politik diperoleh pertamakali dari ruang
keluarga. Keluarga mempunyai kekuatan dalam mempengaruhi secara emosional,
sehingga faktor orang tua bisa membentuk perilaku pemilih mereka. Seperti yang
diungkapkan oleh informan berikut ini
Menurut Daniel Sipayung 22 Tahun pada Wawancara 26 Mei 2017. Pukul
17.30 WIB menyatakan bahwa:
“sebenarnya saya tidak tahu menahu dan tidak ingin terlibat atau
berpartisipasi dalam pemilukada namun karena orang tua mengajak untuk
memilih kandidat yang mereka pilih maka saya ikut saja, 57ublic bagaimanapun
kan itu sebuah kewajiban kita sebagai masyarakat untuk memberikan hak suara
kita untuk memilih walikota kita sendiri kan , kalo soal saya menentukan pilihan
ya saya kemarin pilih Manis bang, karena kan dia udah taulah orang popular lah

Universitas Sumatera Utara

bias dibilang dari hasil kerjanya kan, aman aman ajanya kota ini gak ada isu-isu
yang buruk lah selama ia menjabat jadi walikota sebelumnya”.jawabnya
Tidak berbeda dengan yang diutarakan Ruben Panjaitan 21 Tahun, pada
wawancara pukul 17.30 WIB, menyatakan bahwa: “
“ Aku kemarin kata orang bapak sudah memperoleh kartu pemilih, jadi

sebuah kewajiban lah untuk memilih. Meskipun aku tidak faham apa itu
pemilukada. Tapi orangtuaku menyuruh untuk memilih seorang kandidat, yaudah
asal kupilih ajalah situ siapa yang cocok kurasa, kalo soal cara saya menentukan
pilihan saya yaa kan saya tidak terlalu mengenal calon itu nya bang, paling saya
Tanya-tanya ke teman-teman yang lain dulu bang siapa yang kira-kira bagus jadi
walikota kita gitu nya bang, haha jawabnya, ”
Ada juga informan yang memang tidak ikut berpartisipasi dan sepertinya
tidak tertarik dengan kegiatan Pilkada karena menurutnya kegiatan tersebut tidak
terlalu penting untuk diikuti secara wajib

seperti yang diungkapkan oleh

informan berikut ini :
Menurut Samuel Simangunsong 23 Tahun, Mahasiswa, pada wawancara
tanggal 17 Juli 2017 Pukul 14.30 WIB mengatakan bahwa :
“ Aku kemarin sudah terdaftar di sebegai salah satu pemilih . Dan kartu
pemilihku juga sudah diantar kan sama orang KPU itu, tapi aku gak ikut memilih
bang,haha” ya kemarin aku juga sedang ada kerjaan makanya gak ikut memilih
bang, lagian kan tidak nya kita harus ikut kan, gak ada nya sanksinya kalo kita
gak ikut memilih kan bang. Haha. Jawabnya “
Hal yang sama juga disampaikan oleh infoman wanita yang juga lebih
memilih untuk tidak memberikan hak suaranya ataupun berpartisipasi didalam
pilkada , berikut wawancanya
Menurut Lusiana br. Sinaga 18 Tahun Siswa SMA, pada wawancara 17
Juli 2017 Pukul 15.00 WIB mengatakan bahwa :
“ iya bang tau saya pilkada kemarin bang. Iya saya juga udah dapat nya
kartu pemilihnnya diantarkan kerumah, tapi gak ikut aku kemarin itu bang. Ah
lagian gak nya pengaruh kali itu kan, lagian gak nya ada untungnya mau ikupun
atau atau tidak ikut kita, toh gini-gini ajanya kota kita ini bang. Sikit
kemajuannya” jawabnya
Salah satu Informan yang ikut memberikan hak suaranya dalam pemilu
juga memberikan informasi berbeda dari hasil wawancara, berikut informasi dari
informan berikut,
Menurut Irfan S. Purba 21 Tahun , Mahasiswa USI mengatakan bahwa :

Universitas Sumatera Utara

“ kalo soal pilkada kemarin saya tidak ikut bang, saya memang ikut
mencoblos salah satu calon, tapi ya namanya pengetahuan politik saya kan bias
dibilang kurang, masih belum paham-paham lah aku tentang politik ini bang jadi
yang mana yang kukenal itu nya kemarin kupilih bang, pas kali ada yang marga
purba kan bang wakilnya pak Tedy itulah kemarin kuambil bangcuma itunya yang
kukenal bang dan kuliat pun visi misinya yang lebih baik bang haha” jawabnya
Dari beberapa hasil wawancara di atas yang di utarakan Daniel bahwa
mereka diarahkan oleh orang tuanya kerena tidak tahu-menahu menunjukkan
karena mereka kurang paham atau mengetahui isu politik. Model perilaku ini
tidak banyak yang dialami oleh seorang anak terhadap orang tuanya karena
dengan sendirinya mereka akan senantiasa dan membenarkan apa yang menjadi
kehendak orang tuanya. Sementara itu informan lainya Samuel dan lusiana sinaga
lebih memilih untuk bersikap apatis terhadap pilkada kota pematangsiantar karena
mereka menilai bahwa pilkada tidak merupakan hal yang begitu penting dan harus
untuk diikuti oleh setiap masyarakat, dan kurangnya pengetahuan politik yang
juga berdampak pada pemngambilan keputusan yang dilakukan oleh masyarakat
pemilih pemula Kec. Siantar Timur
Pengaruh teman sebaya atau sepermainan menjadi faktor yang patut
dipertimbangkan, karena faktor eksternal ini bisa mempengaruhi informasi dan
pendidikan politik. Teman sebaya dipercaya tidak hanya bisa mempengaruhi
persepsi dan tindakan positif tetapi juga mempengaruhi persepsi dan tindakan
negatif. Sehingga kecenderungan perilaku politiknya berpotensi homogen dengan
perilaku politik teman dekatnya. Peran media massa juga memiliki pengaruh
terhadap pemilih pemula dimana media massa seperti Baliho ataupun spandukspanduk yang berisikan Nama Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota
mampu menyajikan sumber informasi politik kepada khalayaknya secara efektif
dan efisien dan pengetahuan politik pemilih pemula sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan kelompok pemilih lainnya. Perilaku pemilih masih erat dalam
menjatuhkan pilihan politiknya jika ditinjau dari studi voting behaviors. Namun
yang membedakan pemilih pemula dan kelompok lainnya adalah soal pengalaman
politik dalam menghadapi pemilu. Preferensi yang dijadikan sandaran dalam
melakukan pemilihan cenderung tidak stabil atau mudah berubah-rubah sesuai
dengan informasi atau preferensi yang melingkarinya.

Universitas Sumatera Utara

Faktor yang sangat penting adalah bagaimana pemilih pemula tak
menjatuhkan pilihan politiknya karena faktor popularitas belaka. Kecenderungan
pemilih pemula akan menaruh simpati kepada kandidat atau caleg dari kalangan
yang sudah dikenal dibandingkan dengan kandidat yang masih baru. Oleh karena
itu, segenap komponen atau orang yang memiliki otoritas wajib meliterasi
(politik) pemilih pemula supaya menjadi pemilih yang kritis dan rasional (critical
and rational voters). Artinya dalam menjatuhkan pilihannya bukan karena faktor
popularitas, kesamaan etnis dan kedekatan emosional, namun karena faktor rekam
jejak, visi misi, kredibilitas dan pengalaman birokrasi. Upaya tersebut adalah
bagian dari political empowerment bagi warga negara terutama perilaku pemilih
pemula dan karena melihat potensi suara pemilih pemula yang signifikan pada
Pilkada 2016. Hal itu penting karena pemilih pemula adalah pemilih yang ikut
andil menentukan pemimpin kota Pematangsiantar tidak hanya pada Pilkada 2016
namun juga pilkada-pilkada selanjutnya. Perilaku pemilih pemula menjadi
indikator kualitas demokrasi secara substansial pada saat ini dan masa akan
datang. Karena kondisinya masih labil dan mudah diberikan wawasan politik dan
demokrasi secara benar baik dari suprastruktur politik maupun infrastruktur
politik. Maka pemilih pemula masih terbuka menjadi pemilih yang cerdas dan
kritis dalam menentukan pemimpin di tempat mereka sendiri atau pun bahwa
dalam skala Pemilu yang lebih besar seperti pemilihan Gubernur ataupun
Presiden.
3.2.2.2 Pemilih Manula
Pemilih manula merupakan pemilih yang dikategorikan sebagai pemilih
yang memiliki usia diatas 24 tahun dan bahkan sudah Lansia yang sudah memiliki
pengalaman minimal 2 ataupun lebih banyak didalam setiap kegiatan Pilkada,
pemilih manula biasanya memiliki sikap yang andil dan tidak cangung didalam
pilkada karena memang sudah pernah bahkan sering dijalani nya. Pemilih manula
sudah merasa kalau pilkada merupakan tradisi tiap 5 tahunan untuk memilih
pemimpin daerah seperti yang diungkapkan oleh informan berikut ini :
Menurut Ibu T Tarigan 52 Tahun pada wawancara tanggal 19 Juli 2017
pada pukul 13.00 WIB mengatakan bahwa :

Universitas Sumatera Utara

“ iya ibu sudah sering lah mengikuti pilkada, pemilu, ataupun pilpres,
hampir setiap ada pemilihan ibu selalu ikut berpartisipasi sebagai pemiih, ya
memang sudah menjadi hal yang biasa, ya bagaimanapun itu kan memang
kewajiban kita untuk memberikan partisipasi hak suara kita kepada salah satu
calon yang kita piih, kalau ibu sendiri menentukan calon ya punya pertimbangan
tersendiri seperti dilihat dari kualitasnya dan pengalamannya dulu apakah sudah
pernah ataupun sudah memiliki integritas yang baik untuk menjadi pemimpin”
jawab ibu T. Tarigan
Sementara itu informan lainnya yang merupakan seorang Guru SMP
swasta di Kec. Siantar timur Bapak J silalahi 53 Tahun pada wawancara tanggal
19 Juli Pukul 14.00 WIB mengatakan :
“ iya saya sudah berkali-kali mengikuti pemilihan baik pemilihan presiden
partai, caleg, ataupun walikota, yang terakhir saya ikuti memang pemilihan
walikota kita kemarin ini lah, kalau soal mengapa saya ikut berpartisipasi ya
tentunya karna saya warga indonesia, seorang warga indonesia diberikan hak
untuk memberikan suaranya saat memilih pemimpin, betul kan? Jadi menurut
saya saya ikut berpartisipasi karena merupakan sudah kewajiiban yang diberikan
oleh negara kepada saya untuk saya ikuti. Begitulah. Kalau soal saya menentukan
pilihan atau calon yaa itu berbagai macam lah, tapi yang pasti saya melihat dulu
program-program yang akan dia berikan kepada kita nantinya., seperti kemarin
kalau tidak salah saya suka melihat program pasangan calon nomor urut 2 yaitu
bapak TRS-Zainal dimana mereka fokus ke pendidikan, jadi saya sebagai gutu
juga pasti memiliki tujuan yang sama dengan ia. Seperti itulah kita-kira. Jawab
Bapak J. Silalahi
Berbeda dengan yang diutarakan oleh Ibu S. Dalimunthe 51 Tahun pada
wawancara pada tanggal 19 Juli 2017 Pukul 15.30 WIB mengatakan :
“ iya saya tentunya sudah berkali-kali mengikuti Pilkada ini, ya sudah
banyak lah, tetapi untuk pemilu terakhit kemarin saya tidak ikuti gak ada yang
jelas kuliat, adek liat sendirilah sudah diundur satu tahun gak jelas lagi, macam
gak ada gunanya saya liat pilkada ini. Yang ada malah melahirkan konflik
dimana-mana. Kalau soal partisipasi ya tentunya saya tidak ikut berpartisipasi
pilkada terakhir ini, lebih baik golput toh juga akkana pamangus do sude i dang
porlu i. Haha í jawab ibu S. Dalimunthe
Menurut Bapak Radiman Sitanggang 52 Tahun, wawancara tanggal 19 Juli
2017 puul 16.20 WIB menyetakan :
“ iya saya juga turut berpartisipasi dalam pilkada kemarin, bahkan
didalam pilkada sebelumnya termasuk pemilihan caleg mauupun presiden saya
ikuti, ya kanrena itu memangsuatu kewajiban kita kan, baaimana kita
memberikan aspirasi kita dalam bentuk surat suara. Kalau soal menentukan
pilihan kita yaa kalau aku ya jujur aja kemrin saya pilih alm Hulman. Itu nya ya
karna penilaian saya dia baiknya dalam jabatan sebelumnya menjadi walikota
kita, lagian kita kan bisa dibilang masih bertetangga , orang kampung kitanya dia
masa kita tidak mendukung dia betul kan? Haha jawab bapak radiman

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pemilih manula
yang sudah memiliki pengalaman dalam mengikuti pilkada memiliki respon yang
hampir sama dengan lainnya, dimana mereka juga turut memilih ikut
berpartisipasi dalam pilkada disebebkan karena kewajiban yang harus diikuti oleh
setiap masyarakat. Walaupun masih ada informan juga yang memilih tidak
berpartisipasi ataupun bersikap apatis dikarenakan banyaknya konflik yang terjadi
dan ia menggangap itu tidak terlalu penting untuk selalu diikuti oleh masyarakat.
Namunn jika penulis sendiri mengambil kesimpulan dari beberapa informan yang
ada di Kecamatan Siantar Timur pemilih manula juga masih sangat berpartisipasi
dalam pilkada yang berlangsung. Dan memeiliki cara cara tersendiri dalam
menentukan pilihannya.

3.2.2.3 Pemilih Intelektual
Pemilih Intelektual adalah pemilih yang memimiliki criteria yang sangat
kritis, dan lebih cenderung pada 62ublic62o policy-problem-solving alias mereka
akan pilih partai/kandidat berdasarkan track record, program kerja, dan
karakteristik parpol/kandidat yang dianggap mumpuni. Pemilih jenis ini sulit
dipengaruhi secara dogmatis, tradisional, sebab mereka mengandalkan analisis
kognitif dan pertimbangan logis. Pemilih intelektual tidak akan mempan atau
tidak akan terpengaruh sedikitpun tentang janji-janji atau pun kampanyekampanye yang telah bediberikan, pemilih dengan sifat intelektual tidak
mengutamakan apa suku, agama, ras dan lainnya. Pemilih tersebut akan selalu
kritis dalam menganalisis kaitan antara ideologi partaidengan kebijakan yang akan
dibuat apabila parpol atau calon memenangkan pemilu. Artinya, sebelum
memilih, pemilih akan melihat ideologi parpol atau caleg untuk kemudian
memperkirakan kebijakan apa yang akan dihasilkan nantinya.Seperti yang
diungkapkan oleh beberapa informan berikut yang saya golongkan dalam kategori
pemilih intelektual :
Menurut Bpk. Kurniadi 46 tahun, pada wawancara tanggal 27 Mei 2017,
Pukul 15.00 WIB mengatakan :

Universitas Sumatera Utara

“saya pilih Wesly – Salianto karena ada beberapa hal, yaitu karena
kandidat tersebut memiliki banyak penghargaan, dan sudah sangat banyak sekali
Pengalaman-pengalaman baik di pemerintahan maupun di swasta, sudah saatnya
lah kota ini mendapatkan pemimpin yang lebih berpengalaman lah, dan juga
mereka didukung oleh Partai yang menurut saya sekarang sedang berkembgang
seperti PDI – Perjuangan yang sekarang sedang berkuasa dan membuat
perubahan banyak dengan program presiden tentunya “ jawabnya
Pernyataan di atas tidak berbeda dengan yang diutarakan oleh Bpk
Suhendra 44 tahun, wawancara pada tanggal 27 Mei 2017, Pukul 15.30 WIB
mengatakan :
“kalau dilihat dari visi-misi yang ditawarkan sangat bagus dan masuk
akal. Khususnya dalam Pendidikan, karna daerah menurut saya untuk
menghasilkan masyarakat yang baik dan berguna harus didasari dengan
pendidikan yang baik pula, tapi ya tetap tidak menang dia di pilkada kemren itu
haha. ” jawab pak Suhendra
Menurut Bapak Kardo Nainggolan 32 Tahun pada wawancara tanggal 20
Juli 2017 Pukul 14.00 WIB mengaatakan :
”pilkada ini memang menarik, dimana para calon calon kandidat masing
masing memperjenalkan dirinya dan membuat dirinya menjadi menarik dan
diperhatikan orang. Masing-masing calon memberikan janji-janji kepada
masyarakat jika nantinya ia akan terpilih menjadi walikota. Ya siapa yang
memiliki program lebih baik tentunya akan diminati oleh warga ka, tapi saya
lebih condong ke jejak rekam nya para calon calon ini. Dari situ kita bisa lihat
prestasi apa saya yang sudah ia peroleh selama ini, apakah dia memang benarbenar bisa jadi pemimpin atau tidak. Atau hanya sekedar janji-janji yang tidak
terealisasi,” kalo soal partisipasi ya saya pasti ikut berpartisipasi, saya sudah
tiga kali mengikuti pilkada di siantar ini” jawabnya.
Dari hasil pernyataan informan diatas dapat disimpulkan bahwa pemilih
yang memilih berdasarkan lntelektual

bersifat lebih kritis dan lebih selektif,

dimana mereka sebelum menentukan atau memberikan hak suaranya sudah
terlebih dahulu memahami berbagai macam latar belakang dan presasi ataupun
visi-miisi yang ditawarkan, karena menurut para informan memahami terlebih
dahulu kriteruia pemimpin dapat menjadikan perubahan yang sangat baik untuk
kedepannya. Dan juga mereka akan lebih susah untuk dipengaruhi baik dari piakpihak manapun.

Universitas Sumatera Utara

3.3.

Proses Pemilihan
Adapun Tahapan-tahapan proses pemilihan dalam Pilkada secara langsung

dibagi menjadi 2 (dua) tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap
Persiapan meliputi :
1. Pemberitahuan DPRD kepada KDH dan KPUD mengenai berakhirnya masa
jabatan Kepala Daerah.
2. Dengan adanya pemberitahuan dimaksud

KDH berkewajiban untuk

menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
pemerintah dan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD.
3. KPUD

dengan

pemberitahuan

dimaksud

menetapkan

rencana

penyelenggaraan Pemilihan KDH dan WKDH yang meliputi penetapan
tatacara dan jadwal tahapan PILKADA, membentuk Panitia Pemilihan
Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok
Penyelenggara

pemungutan

Suara

(KPPS)

serta

pemberitahuan

dan

pendaftaran pemantau.
4. DPRD membentuk Panitia pengawas Pemilihan yang unsurnya terdiri dari
Kepolisian, Kejaksaan, perguruan Tinggi, Pers dan Tokoh masyarakat. .
Dalam tahap persiapan tugas DPRD semenjak memberitahukan berakhirnya
masa jabatan Kepala Daerah, DPRD paling lambat 20 hari setelah
pemberitahuan tersebut, sudah membentuk Panitia pengawas (panwas) sampai
dengan tingkat terendah. Misal untuk pemilihan Gubernur Panwas Provinsi,
Panwas Kabupaten/Kota dan Panwas Kecamatan. Hal ini agar Panwas dapat
mengawasi proses penetapan Daftar Pemilih Sementara (DPS) sampai dengan
Daftar Pemilih Tetap (DPT), begitu juga proses pencalonan, kampanye sampai
dengan pemungutan dan penghitungan suara. Kepada KPUD, dalam
penetapan jadwal pelaksanaan Pilkada khususnya terhadap hari pemungutan
suara, diminta kepada KPUD untuk memperhitungkan waktu penetapan hari
pemungutan suara jangan terlalu cepat, karena Kepala daerah dan Wakil
Kepala Daerah terpilih baru dapat dilantik sesuai dengan tanggal berakhirnya
masa jabatan Kepala Daerah yang lama.

Walaupun dalam ketentuan tidak

diatur batasan waktu paling cepat untuk hari pemungutan suara.
Pelaksanaan. Tahap pelaksanaan meliputi

Tahap

penetapan daftar pemilih,

Universitas Sumatera Utara

pengumuman pendaftaran dan penetapan pasangan calon, kampanye, masa
tenang, pemungutan suara, penghitungan suara, penetapan pasangan calon
terpilih serta pengusulan pasangan calon terpilih. Penetapan Daftar Pemilih
Untuk menggunakan hak memilih, WNRI harus terdaftar sebagai pemilih
dengan persyaratan tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya dan tidak sedang
dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan tetap. Meski telah terdaftar dalam daftar pemilih tetapi pada saat
pelaksanaannya ternyata tidak lagi memenuhi syarat, maka yang bersangkutan
tidak dapat menggunakan hak pilihnya. Penetapan daftar pemilih. Dalam
Pilkada menggunakan daftar pemilih Pemilu terakhir di daerah yang telah
dimutakhirkan dan divalidasi ditambah dengan data pemilih tambahan
digunakan sebagai bahan penyusunan daftar pemilih sementara. Daftar
pemilih sementara disusun dan ditetapkan oleh PPS dan harus diumumkan
oleh PPS ditempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat untuk
mendapatkan tanggapan dari masyarakat. Setiap pemilih yang telah terdaftar
dan ditetapkan sebagai pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) diberi
tanda bukti pendaftaran untuk ditukarkan dengan kartu pemilih yang
digunakan setiap pemungutan suara. Dalam penyusunan daftar pemilih
sementara diminta kepada KPUD untuk melibatkan RT dan RW untuk
mendapat tanggapan masyarakat.

Pengumuman Pendaftaran dan Penetapan

Pasangan Calon Peserta pemilihan adalah pasangan calon yang diusulkan oleh
Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang memenuhi persyaratan
perolehan sekurang-kurangnya 15 % jumlah kursi di DPRD atau 15 % dari
akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan anggota DPRD di daerah
yang bersangkutan. Dalam hal Partai Politik atau gabungan Partai Politik
dalam mengusulkan pasangan calon menggunakan ketentuan memperoleh
sekurang-kurangnya 15 % jumlah kursi DPRD apabila hasil bagi jumlah kursi
menghasilkan angka pecahan maka perolehan 15 % dari jumlah kursi dihitung
dengan pembulatan ke atas, sebagai contoh jumlah kursi DPRD 45 dikali 15
% sama dengan 6,75 kursi sehingga untuk memenuhi persyaratan 15 % adalah
7 kursi. Selanjutnya di dalam melakukan penelitian persyaratan pasangan
calon diminta kepada KPUD untuk selalu independen dan memberlakukan

Universitas Sumatera Utara

semua pasangan calon secara adil dan setara serta berkoordinasi dengan
instansi teknis seperti Diknas apabila ijazah cajon diragukan. Begitu juga
apabila terjadi pencalonan ganda oleh Partai Politik agar dikonsultasikan
dengan pengurus tingkat lebih atas Partai Politik yang bersangkutan. Dalam
melakukan penelitian persyaratan pasangan calon agar dilakukan secara
terbuka, apa kekurangan persyaratan dari pasangan calon dan memperhatikan
waktu agar kekurangan persyaratan tersebut dapat dilengkapi oleh pasangan
calon. Bila ada persyaratan yang belum lengkap agar diberitahukan secepatnya
untuk menghindari prates dan ketidak puasan Partai Politik atau pasangan
calon yang bersangkutan. Didalam menyelenggarakan pemilihan Walikota dan
Wakil Walikota, KPUD menetapkan sebagai bagian pelaksana tahapan
penyelenggaraan pemilihan, sehingga diperlukan langkah-langkah koordinasi
yang optimal.
Pengaturan Suara dan Penghitungan Suara Pemungutan suara adalah
merupakan puncak dari pesta demokrasi diselenggarakan paling lambat 30 hari
sebelum masa jabatan Kepala Daerah berakhir, dan dilakukan dengan
memberikan suara melalui katok suara yang berisi namor dan foto pasangan calon
di TPS yang telah ditentukan. Dihari ini hati nurani rakyat akan bicara, sekaligus
menentukan siapakah Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang diinginkan
untuk memimpin daerahnya dan yang akan menentukan perjalanan daerah
selanjutnya. Pemungutan suara ditingkat TPS dilaksanakan mulai dari jam 07.00
WIB Pagi sampai dengan jam 15.00 WIBSore dan pelaksanaan penghitungan
suara di TPS dimulai dari jam 15.00 WIB dengan selesai yang dapat dihadiri oleh
saksi pasangan calon Panwas, pemantau dan warga masyarakat. Proses
rekapitulasi perhitungan suara dilakukan berjenjang mulai dari Tempat
Pemungutan Suara (TPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS), Panitia Pemilihan
Kecamatan (PPK) sampai ke Komisi Pemilihan Umum kota Pematangsiantar.
Jadi, jika proses rekapitulasi dilakukan ditingkat PPS berita acara dan rekapitulasi
itu disampaikan kepada PPS, PPK, dan para saksi pasangan calon yang hadir.
Berdasarkan berita acara dan rekapitulasi suara yang disampaikan PPK, KPU
Kota Pematangsiantar kemudian menetapkan hasil rekapitulasi perhitungan suara

Universitas Sumatera Utara

dan pengumuman hasil Walikota/Wakil Walikota. Penetapan pasangan Calon
Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara
lebih dari 50% jumlah suara sah langsung ditetapkan sebagai pasangan terpilih.
Apabila perolehan suara itu tidak terpenuhi, pasangan calon yang memperoleh
suara terbesar lebih dari 25% dari suara sah dinyatakan sebagai pasangan calon
terpilih. Pelaksanaan Pilkada putaran kedua rentang waktu pelaksanaannya
dilaksanakan selambat-lambatnya 60 hari terhitung mulai tanggal berakhirnya
masa waktu pengajuan keberatan hasil penghitungan suara, apabila terdapat
pengajuan keberatan terhadap hasil penghitungan suara selambat-lambatnya 60
hari dihitung mulai tanggal adanya keputusan Mahkamah Agung/Pengadilan
Tinggi tentang sengketa hasil pemungutan suara. Keberatan terhadap hasil
penghitungan suara merupakan kewenangan MA dan dapat mendelegasikan
wewenang pemeriksaan permohonan keberatan hasil penghitungan suara yang
diajukan oleh pasangan calon Walikota kepada Pengadilan Tinggi di wilayah
67ubli Pengadilan Tinggi yang bersangkutan. Mahkamah Agung atau Pengadilan
Tinggi memutus permohonan keberatan pada tingkat pertama dan terakhir, dan
putusannya bersifat final dan mengikat selama 14 (empat belas) hari. Keberatan
terhadap hasil pemilihan hanya dapat diajukan berkenaan dengan hasil
penghitungan suara yang mempengaruhi terpilihnya pasangan calon dan diajukan
paling lambat 3 (tiga) hari setelah penetapan hasil akhir pemilihan Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah.

Pengusulan pasangan calon Bupati/Wakil Bupati

atau Walikota/Wakil Walikota selambat-lambatnya dalam waktu 3 hari DPRD
Kabupaten/Kota mengusulkan pasangan calon melalui Gubernur kepada Menteri
Dalam Negeri berdasarkan berita acara penetapan pasangan calon terpiih dari
KPUD Kabupaten/Kota dan dilengkapi berkas pemilihan untuk mendapatkan
pengesahan pengangkatan. Kepala Daerah danWakii Kepala Daerah sebelum
memangku jabatannya dilantik dengan mengucapkan sumpah/janji yang dipandu
oleh pejabat

yang melantik Gubernur bagi

Bupati/Wakii

Bupati

dan

Walikota/Wakil Walikota,. Pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
dilaksanakan di gedung DPRD dalam rapat paripurna DPRD yang bersifat
istimewa atau ditempat lain yang dipandang layak untuk itu.

Universitas Sumatera Utara

3.4. Hasil Pilkada di kota Pematangsiantar dan Kec. Siantar Timur
Setelah dilaksanakannya Proses pemilihan, makan selanjutnya dilakukan
rekapitulasi pemungutan surat suara guna menghitung jumlah surat suara sah yang
digunakan dalam pilkada, suara sah yang telah dihitung kemudia diperiksa dan di
hitung ke setiap Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota, pemeriksaan surat
suara yang sah disaksikan oleh masyarakat sebagai pemilih, Komisi Pemilihan
Umum Daerah (KPUD), Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu), Pengawas
Lapangan, Pengawas Kcamatan, Pengawas Kabupaten/Kota, Saksi-saksi dari
Partai yang turut berpartisipasi ataupun berkoalisi ddalam pilkada serta Saksisaksi dari masing-masing calon Walikota dan Wakil Walikota. Berdasarkan
rekapitulasi dan hitungan surat suara yang sah yang telah dilakukan dan
disaksikan oleh saksi dari masing-masing calon Walikota dan Wakil walikota ,
saksi-saksi dari Partai dan juga Panwaslu tersebut maka telah diperoleh hasil Surat
suara sah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Data Hasil Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Pematangsiantar
No
1
2
3
4

Nama Pasangan Calon
Sujito dan Djumadi, SH
Hulman Sitorus, SE dan Hefriansyah, SE,
MM
Teddy Robinson Siahaan dan Zainal Purba
Wesly Silalahi dan H. Sailanto
Jumlah

Perolehan Suara
4.046
59.401

Persentase
3,78%
55,05%

18.836
25.609
107.892

14,45%
23,75%
97,03%

Sumber : KPU Kota Pematangsiantar 2017
Dari Hasil data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Pasangan Nomor Urut
2 yaitu Hulman Sitorus, SE dan Hefriansyah SE. MM mendapatkan perolehan
suara sebanyak 59.401 surat suara sah, atau pun 55.05% dari total surat suara sah
yang diterima, di urutan kedua yaitu pasangan Calon nomor 4 yaitu Wsly Silalahi
dan H. Sailanto yang memperoleh 25.609 surat suara sah atau 23.75% dan di
Urutan ketiga ada Pasangan Calon Tedy Robinson Siahaan dan Zainal Purba
yang memperoleh surat suara sebanyak 18.836 surat suara sah atau 14.45 % serta
pada urutan terakhir atau urutan ke empat ada pasangan nomor 1 Sudjito dan
Djumadi, SH yang meperoleh 4.046 surat suara sah atau sekitar 3,78%.

Universitas Sumatera Utara

1. Hasil tersebut dapat dilihat bahwa lebih dari setengah masyarakat di kota
Pematangsiantar kembali memberikan hak suaranya kepada Calon nomor
urut 2 tersebut, dan juga pasangan nomor urut 1 yang merupakan pasangan
yang maju dari jalur independen mendapatkan dukungan ataupun surat suara
yang paling sedikit 69ublic69or69 69ublic69or69 lainnya.

Hal ini

menunjukan kepercayaan masyarakat kepada walikota yang sebelumnya
menjabat di Kota Pematangsiantar dinilai baik oleh masyarakat.
2. Dari total seluruh surat suara yang masuk tersebut hanya 107.892 surat suara
yang sah, sementara itu surat suara tidak sah berjumlah 7.628 surat suara,
dimana surat suara yang tidak sah merupakan surat suara yang tidak
memenuhi criteria dalam pemilihan dan dianggap tidak layak untuk dipakai
seperti contohnya surat suara yang sudah rusak, atau didalam kertas surat
suara ada yang menjatuhkan pilihannya kepada lebih dari satu pasangan
calon walikota atau wakil walikota, serta salah nya cara untuk memilih di
dalam surat suara. Hal ini biasanya terjadi karena kurangnya pemahan
masyarakat dalam proses pemilihan atau biasanya dilakukan dengan cara
Pencoblosan di dalam surat suara
3. Sementara itu data hasil rekapitulasi4 yang di peroleh dari Kecamatan Siantar
Timur adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4
Data Hasil Perhitungan Surat Suara di Kecamatan Siantar Timur
No
1
2
3
4

Nama Pasangan Calon
Sujito dan Djumadi, SH
Hulman Sitorus, SE dan Hefriansyah, SE,
MM
Teddy Robinson Siahaan dan Zainal Purba
Wesly Silalahi dan H. Salianto
Jumlah

Perolehan Suara
444
9.499

Persentase
2,63%
57,15%

3.335
3.342
16.620

20,06%
20,10%
100%

Sumber : KPU Kota Pematangsiantar 2017

4

Rekapitulasi adalah ringkasan isi atau ikhtisal ataupun total jumlah dari keseluruhan dari datadata ataupun isi hitungan akhir yang telah dikumpulkan untuk dibuat pada laporan akhir secara
resmi.

Universitas Sumatera Utara

Dari data tabel perhitungan surat suara diatas dapat disimpulkan bahwa
pasangan nomor urut 2 yaitu Hulam Sitorus SE, dan Hefriansyah SE, MM
memperoleh suara terbanyak di Kecamatan Siantar Timur yang mencapai 9.499
suara atau sekitar 57,15% dari total 16.620 surat suara yang sah diperoleh dari
Kecamatan Siantar Timur, dikuti dengan Calon nomor urut 3 dan 4 yang bersaing
ketat karena memiliki sedikit selisih surat suara yang diperoleh yaitu pasangan
nomor urut 3 TRS-Zainal memperoleh 3.335 surat suara sah atau 20.06% dan
Wesly Silalahi-H.Sailanto memperoleh 3.342 surat suara sah atau 20.10%
sedangkan untuk pasangan nomor urut 1 yaitu Sudjito dan Djumadi, SH
memperoleh sangat sedikit surat suara sah yaitu 444 surat suara sah atau 2.63%,
hal tersebut merupakan hal wajar dikarenakan pasangan nomor urut 1 merupakan
pasangan Calon yang maju melalui jalur perseorangan atau independent. Hasil
diatas juga menunjukan bahwa di Kecamatan Siantar Timur lebih dari setengah
masyarakatnya memberikan hak suaranya kepada Pasangan Nomor urut 2, yang
memang bertempat tinggal di Kec. Siantar Timur.

3.5.

Pelanggaran-Pelanggaran dalam Proses Dalam Pilkada

3.5.1. Pelanggaran Administrasi
Dalam pelaksanaan pilkada juga tidak terlepas dari sengketa ataupun
permasalah

maupun pelanggaran yang dilakukan oleh para calon ataupun

kandidat yang ikut dalam kontes Pilkada di kota Pematangsiantar Tahun 2015,
berdasarkan

klarifikasi

dari

Anggota

KPU

Bpk.

Jafar

Sidik

Saragih

mengungkapkan adanya sengketa ataupun pelanggaran di dalam Pilkada
diantaranya adalah adanya pelanggaran Administrasi yang dilakukan oleh Calon
Walikota dan Wakil Walikota pasangan Nomor urut 2 yaitu pasangan Bpk,
Hulman Sitorus, S.E dan Hefriansyah S.E, dimana pasangan tersebut dilaporkan
oleh dua pasangan Calon Walikota lainnya yaitu pasangan calon nomor urut 3
TRZ-Zainal dan Pasangan nomor urut 4 Wesly – Sailanto, dimana pelanggaran
administrasi yang dilakukan adalah adanya dugaan pengumpulan formulir C6 atau
surat undangan pemilih yang dilakukan oleh Tim Sukses,
Sengketa yang terjadi pada Calon yang sebelumnya ikut yaitu pasangan
calon nomor 5 Bpk. Surfenov Sirait dan Parlindungan Sinaga, dimana pasangan

Universitas Sumatera Utara

calon tersebut ditolak dalam seleksi calon walikota dan wakil walikota karena
tidak memenuhi syarat dan telah mengabaikan Undang-Undang tahun 2015
tentang pilkada. Dimana pasangan tersebut yang didukung oleh partai yang
bersengketa dan menurut KPU pasangan tersebut harus menerika SK dari kedua
pihak yang bersengketa baru dinyatakan sah dan dapat ditetapkan menjadi calon
walikota dan wakil walikota pada Pilkada di Pematangsiantar, Namum dari pihak
pasangan calon numor urut 5 Surfenov sirait justru kembali menempuh jalur
hukum guna mempertahankan dirinya, dan ia melanjutkan gugatan lebih lanjut.
Buntut dari gugatan tersebut maka dikeluarkan putusan dari PTUN melakukan
penundaan pilkada selama satu tahun sampai tahun 2016.

3.5.2. Indikasi Pelanngaran Money Politik
Pelanggaran lainnya yang pernah menjadi permasalahan dalam proses
pilkada adalah adanya indikasi money politik yang dilakukan salah satu calon
walikota dan wakil walikota Pematangsiantar yaitu pasangan nomor urut 2, yaitu
pasangan Calon Bpk. Hullman Sitorus, S.E dan Hefriansyah. Terkait adanya
dugaan money politik dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Siantar
yang terstruktur, sistematis dan masif (TSM), yang diduga dilakukan ke Badan
Pengawasan Pemilihan Umum (Bawaslu) Provins Sumatera Utara (Sumut).
Adanya perbuatan yang dilakukan oleh pasangan calon tersebut ialah
menjanjikan, memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi
penyelenggara pemilihan dan/atau pemilih secara terstruktur, sistematis dan
massif. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pasangan tersebut dinilai telah
banyak mempengaruhi proses jalannya pilkada termasuk hasil dari perolehan
suara yang diperoleh calon pasangan tersebut.

Dimana setelah diadakannya

pilkada pada tahun 2015, dimana pilkada yang dimenangkan oleh pasangan calon
nomor urut 2 yaitu Bpk. Hulman Sitorus S.E memperoleh surat suara terbanyak,
dan kemudian hasil pilkada digugat kepada MK, atas gugatan tersebut pasangan
calon nomor 4 Wesly Silalahi dan Sailanto melaporkan tindakan kecurangan yang
dilakukan berupa penahanan formulir C6 sebanyak 30.000 formulir, dimana
formulir tersebut diindikasi telah dijadikan penukaran dengan uang dengan
jumlah Rp. 100.000 rupiah kepada masyarakat, dan formulir tersebut diduga

Universitas Sumatera Utara

digunakan oleh tim terkait untuk memobilisasi masyarakat yang nantinya akan
dijadikan sebagai pemilih di kota pematangsiantar, masyarakat yang dimobilisasi
diduga berasal dari labuhan batu selasan (labuset), dimana masyarakat yang
berasal dari sana dibawa ke siantar untuk selanjutnya diberikan formulir C6
berupa undangan mengikuti pilkada dan kemudian ikut memilih ke TPS dengan
memilih pasangan calon yang terlapor. Berikut keterangan yang diperoleh atas
dugaan tindakan kecurangan yang telah dilakukan salah satu pasangan calon.
Menanggapi hal terssebut diatas bahwa dimana penulis menemukan
adanya permasalahan – permasalah didalam pilkada namun permasalahan tersebut
pada pilkada tahun 2015 dimana pilkada serentak yang sebelumnya dilakukan di
kota Pematangsiantar, banyaknya masalah masalah yang timbul di dalam Pilkada
pada tahun 2015 mengakibatkan keputusan pilkada ditunda sampai waktu pilkada
berikutnya yang telah dilaksanakan pada tanggal 16 Novemver 2016. Mengenai
permasalahan ataupun isu money politik penulis sebelumnya sempat menanyakan
kepada beberapa informan yang telah di wawancara sebelumnya, dimana penulis
berniat untuk mengklarifikasi bagaimana tindakan money politik yang dilakukan
salah satu tim kampanye pasangan calon walikota dan walikota, namun penulis
tidak medapatkan informasi yang akurat mengenai itu, dimana pihak informan
juga enggan berkomentar mengenai hal itu dan mengaku tidak adanya isu money
politik, menanggapi hal itu penulis kemudian kembali menanyakan pihak KPU
tentang permasalahan money politik, namum Bpk, Jafar Sidik Saragih
menanggapi bahwa itu merupakan isu ataupun laporan yang dibuat oleh salah satu
pasangan calon yang menggugat, untuk kelanjutanya pihak KPU tidak
berkomentar lagi, dan menyatakan bahwa mereka ridak memiliki berkas ataupun
permasalahan yang terkait dengan masalah tersebut, kalau berkas itu jangan
tanyakan sama saya. Bahaya sekaarng ini “jawab pihak KPU”

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PILKADA TAHUN 2016
DI KECAMATAN SIANTAR TIMUR

4.1.

Partisipasi Partai Politik dalam pilkada
Partai Politik5 merupakan organisasi yang merupakan suatu wujud

partisipasi masyarakat yang dibentuk atas dasar persamaan, kehendak, dan citacita untuk kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan Negara melalui Pemilu
atau Pilkada. Partai Politik juga merupakan salah satu yang paling berperan
didalam terlaksananya Pemilu ataupun Pilkada, Partai Politik berpartisipasi
sebaga Pendukung atau Pengusung Calon dan Wakil Calon yang akan maju
kedalam Pemilihan.
Partai Politik atau gabungan partai politik dapat mendaftarkan pasangan
calon jika telah memenuhi persyaratan perolehan jumlah paling sedikit 20% dari
kursi Dewa Perwakilan Rakyat Daerah di daerah yang bersangkutan.
1.

Syarat-syarat pembentukan partai politik
Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pembentukan partai politik :

a.

Didirikan oleh sekurang-kurangnya 50 orang warga 73ublic RI dan telah
berusia 21 tahun dengan akta 73ublic73o.

b.

Akta 73public memuat AD dan ART dlsertgn daftar kepengurusan tingkat
nasional

c.

Didaftarkan pada Departemen Kehakiman dengan Syarat :
o

MemiIiki akta 73ublic73o pendirian partai politik sesuai UUD 1945 dan
Peraturan perundang-undangan lainnya.

o

Mempunyai kepengurusan sekurang—kurangnya 50% dari jumlah
provinsi, 50% dari jumlah kabupaten/kota, 25% dari jumlah kecamatan
pada setiap kabupaten/kota

o

Memiliki nama, 73ublic73, tanda gambar yang tidak mempunyai
persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama,
73ublic73, tanda gambar partai politik lain.

5

partai politik adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk
dengan tujuan khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggotaanggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama.

Universitas Sumatera Utara

2.

Asas dan Ciri partai politik
Asas partai politik tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan UUD

1945. Setiap partai politik dapat mencantumkan 74ubli tertentu sesuai dengan
kehendak dan cita-cita yang tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan
UU.

3.

Tujuan partai politik

Tujuan umum partai politik adalah :
a.

Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud
dalam Pembukaan UUD 1945.

b.

Mengembangkan kehidupan demokrasi Pancasila dengan menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat dalam 74ublic kesatuan RI.

c.

Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tujuan khusus partai politik adalah memperjuangkan cita-citanya dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bemegara.

4. Fungsi, hak dan kewajiban partai politik
Fungsi partai politik sebagai sarana adalah sebagan berikut :
a.

Pendidikan politik bagi angotanya dan masyarakat luas agar menjadi
warga 74ublic RI yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam
kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bemegara
b.

Pencipta iklim kondusif serta sebagai perekat persatuan dan kesatuan
bangsa untuk mensejahterakan masyarakat.

c.

Penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik masyarakat
secara konstitusional dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan
74ublic.

d.

Partisipasi politik warga 74ublic.

Hak yang dimiliki partai politik:
a.

Mengatur dan mengurus secara mandiri rumah tangga organisasi.

b.

Memperoleh perlakuan yang sama, sederajat dan adil dari 74ublic.

Universitas Sumatera Utara

c.

Mendapatkan hak cipta atas nama, 75ublic75 dan tanda gambar partai
dari departemen kehakiman sesuai dengan peraturan perundangundangan.

d.

Ikut serta dalam pemilu sesuai dengan ketentuan UU tentang pemilu.

e.

Mengajukan calon untuk mengisi keanggotaan di lembaga perwakilan
rakyat.

f.

Mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Kewajiban partai politik adalah :
a.

Mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD 1945 dan peraturan
perundang-undangan lainnya.

b.

Memelihara dan mempertahankan keutuhan 75ublic kesatuan RI.

c.

Berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

d.

Menjunjung tinggi supremasi 75ubli, demokrasi dan hak asasi
manusia.

e.

Melakukan pendidikan politik dan menyalurkan aspirasi politik.

5. Syarat menjadi anggota partai politik yaitu :
a.

Warga 75ublic Indonesia yang telah berumur 17 tahun/sudah kawin.

b.

Bersifat sukarela, terbuka , tidak diskrimatif bagi warga 75ublic
Indonesia.

c.

Menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partai
yang bersangkutan.

6. Larangan partai politik
a.

Partai politik dilarang menggunakan nama, 75ublic75 atau tanda gambar
yang sama dengan :


Bendera atau 75ublic75 75ublic RI



Lambang 75ublic atau 75ublic75 pemerintah



Nama, bendera, 75ublic75 75ublic lain dan nama, bendera, Iambang
75ublic/badan internasional



Nama dan gambar seseorang

Universitas Sumatera Utara


b.

Lambang partai politik lain, baik pokoknya maupun sebagian

Partai politik dilarang


Melakukan kegiatan yang bertentangan UUD 1945 dan peraturan
perundang-undangan lainnya.



Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan NKRI



Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah
76ublic dalam memelihara persahabatan dengan 76ublic lain dalam
rangka ikut memelihara ketertiban dan perdamaian dunia.

c.

Partai politik dilarang menerima


Atau memberikan kepada pihak asing sumbangan dalam bentuk
apapun yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.



Sumbangan, baik berupa barang atau uang dari pihak manapun tanpa
mencantumkan identitas yang jelas.



Sumbangan dari perseorangan dan/atau perusahaan/badan usaha
melebihi batas yang ditetapkan.



Partai politik dilarang mendirikan badan usaha/memiliki saham suatu
badan usaha.



Partai politik dilarang menganut, mengembangkan, menyebar luaskan
paham komunis

7. Keuangan partai politik
Sumber keuangan parpol untuk membiayai program kerjanya berasal dari :
a. Iuran anggota
b. Sumbangan yang sah menurut 76ubli
c. Bantuan dari anggaran 76ublic
Berikut daftar partai politik yang ikut dalam pilkada Kota Pematangsiantar
tahun 2016 :


Pasangan Nomor urut 1 meengikuti Pilkada tidak memiliki partai
pendukung karena Nomor Urut 1 Sudjito-Djumadi maju ke pilkada dengan
Jalur independent/perseorangan.

Universitas Sumatera Utara



Pasangan Nomor urut 2 Hulman Sitorus S.E dengan Hefriansyah mengikuti
Pilkada dengan diusung oleh satu partai pendukung yaitu Partai Demokrat.



Pasangan Nomor urut 3 Tedy Robinson Siahaan dengan Zainal purba
megikuti Pilkada dengan koalisi Partai Nasdem, Hanura, PAN, dan Golkar.



Pasangan Nomor urut 4 Wesly Silalahi dengan H. Sailanto mengikuti
pilkada dengan koalisi partai pendukung PDI – Perjuangan, PKS dan
PKPI.
Menjadi Anggota atau Pengurus Partai Politik juga merupakan bukan hal

yang baru yang kita temukan, karena menjadi Anggota Partai Politik atau
Pengruus Partai politik juga memiliki keuntungan dan manfaat tersendiri, seperti
yang diungkapkan oleh salah seorang informan yang juga merupakan Anggota
Partai Demokrat Siantar Timur
Menurut Bpk. Hotman Simarmata 32 Tahun pada wawancara pada tanggal
30 Mei 2017 mengatakan :
“ Jadi Anggota Partai itu ya tentu saja ada manfaatknya banyak pun yang
biasa didapatkan, misalnya ya kalau saya nantinya ingin mencalonkan diri
sebagai angota legislative, ya otomatis parta saya akan mendukung penuh, nah
dukungan dari partai itu kan lebih besar harapannya daripada dukungan dari
independen, kita juga 77ubl belajar untuk memulai karir lah dari dunia politik
dari senior-senior yang satu partai dengan kita, ya seperti pengalaman lah 77ubl
dibilang anggota kita juga kan sudah sangat banyak kalo di kota siantar kita ini.
Seperti pas Pilkada kemarin kan Almarhum Walikota kita kan dari partai kita nya
itu berturut-turut kan. Nah dari situ kan 77ubl ktia nilai pengaruh partai itu
sangat vital lah dibilang. Tapi bukan tempat untuk cari uang ya. Karna kan
banyak isu-isu yang beredar kalau parpol itu uangnya banyak pengurusnya
banyak gajinya… padahal tidak , di dalam partai politik itu gak ada namanya
gaji. Paling di kami itu yang ada hanya honor jika ada keuntungan dari sebuah
partai. Itu biasaya ”
Dari peryataan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian masyarakat
memilh dan ikut berpartisipasi menjadi Anggota Partai Politik adau menjadi
pengurus partai politik karena memiliki manfaat yang menguntugkan di banyak
bidang. Seperti pengalaman dan dapat dukungan penuh dari partai. Karna partai
politik yang berkuasa atau yang paling mendominaasi di suatu daerah akan
memiliki pengaruh besar didalam pemilihan umum ataupun Pilkada yang
berlangsung di daerah tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Didalam terlaksanya pilkada partai politik yang juga sebagai pendukung
juga memiliki peran peran yang sangat berpengaruh terhadap perolehan surat
suara yang akan diperoleh oleh calon ataupun kandidat, karena dukungan partai
politik juga memeiliki pengaruh yang besar seperti yang diungkapkan oleh
informan yang merupakan ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) partai Nasdem
kec. Siantar Timur berikut ini :
Menurut Bapak Drs. T. Sihaloho DPC Nasdem Siantar Timur pada
wawancara tanggal 23 Juli 2017 Pukul 11.00 WIB meenyatakan :
“Partai politik memiliki partisipasi dan peran yang sangat penting
didalam pemilihan seorang pemimpin ataupun calon kepada daerah, karena
partai politik ini adalah pihak yang berkepentingan langsung dengan partisipasi
masyarakat, karena masyarakat merupakan sumber dukungan suara bagi
eksistensi partai partai politik memiliki peran seperti penjaringan calon ataupun
kandidiat , tahap penetapan pasangan calon, tahap kampanye sebagai bentuk
mensosialisasikan pilkada, meraih dukungan serta mengatur strategi dalam
memenangkan kontes pilkada yang berlangsung, bisa dibibilang partai politik
seperti kendaraan para calon ataupun kandidat untuk mencapai kemenangan di
dalam pilkada, haha, kalu bukan partai itu yang mendukung ataupun mencari
dukungan lalu siapa lagi? Para calon ataupun kandidat tidak akan bisa. Tim
sukses atapun tim kampanye juga kan dari partai pendukung, dan bisa dibilang
itu juga bagian dari partisipasi partai. Itu sudah bukan rahasia umum lagi kan.
Partai juga menjadi sarana komun