Sikap Petani Terhadap Program Peningkatan Produksi Padi Sawah Dalam Rangka Swasembada Beras (Kasus : Desa Bah Jambi II, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun) Chapter III VI

25

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu pemilihan daerah penelitian
dengan sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini digunakan
pertimbangan daerah kabupaten yang memiliki luas panen produksi padi sawah
tertinggi diantara kabupaten lainnya yang ada di Sumatera Utara.
Tabel 6. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah
Menurut Kabupaten/ Kota, 2014
Kabupaten
Luas
Produksi
Rata-rata Produksi
Panen (Ha)
(Ton)
(Kw/Ha)
Nias
3 941

12 422
31,52
Mandailing Natal
38 361
181 013
47,19
Tapanuli Selatan
30 997
153 734
49,60
Tapanuli Tengah
25 818
107 586
41,67
Tapanuli Utara
22 681
112 292
49,51
Toba Samosir
23 165

127 366
54,98
Labuhanbatu
23 637
112 510
47,60
Asahan
18 582
104 646
56,32
Simalungun
88 533
526 330
59,45
D a i r i
15 522
81 980
52,82
K a r o
17 227

88 831
51,56
Deli Serdang
74 481
423 060
56,80
Langkat
65 599
345 073
52,60
Nias Selatan
17 230
83 739
48,60
Humbang Hasundutan
12 174
83 327
48,52
Samosir
8 555

40 814
47,71
Serdang Bedagai
66 548
372 310
55,95
Batu Bara
34 118
173 840
50,95
Padang Lawas Utara
20 532
84 070
40,95
Padang Lawas
12 854
53 131
41,33
Labuhanbatu Utara
20 610

86 595
42,02
Kota
Pematang siantar
2 899
16 736
57,73
Medan
3 409
14 771
43,33
Binjai
2 646
12 926
48,85
Padang sidimpuan
9 620
46 637
48,48
Gunung sitoli

3 536
12 953
36,63
Sumatera Utara
676 724
3 490 516
51,58
Sumber: BPS Sumatera Utara 2015

25
Universitas Sumatera Utara

26

Pada tabel 6 diketahui informasi luas panen, produksi dan rata-rata produksi padi
sawah di Provinsi Sumatera Utara yang dirinci per kabupaten. Di Provinsi
Sumatera Utara terdapat 26 kabupaten/kota yang menghasilkan Padi Sawah.
Dengan pertimbangan luas lahan padi sawah yang paling besar maka terpilihlah
Kabupaten Simalungun sebagai daerah penelitian.
Untuk penentuan lokasi


penelitian, yaitu lokasi

kecamatan dan desa

penelitiandigunakan metode Cluster sampling. Cluster sampling adalah penentuan
daerah penelitian yaitu Cluster daerah penelitian merupakan sub daerah penelitian
dari total daerah penelitian.
Melalui metode cluster sampling pada setiap jenjang daerah penelitian akan
dipilih satu daerah dari beberapa daerah dengan kriteria tertentu. Kriteria daerah
adalah daerah penghasil padi sawah yang paling tinggi, sehingga daerah tersebut
dianggap sebagai daerah sentra produksi padi sawah dari setiap kelompoknya.
Kabupaten Simalungun mempunyai 16 kecamatan dari 31 kecamatan yang ada di
Kabupaten Simalungun yang digunakan sebagai sentra utama produksi padi
sawah dalam mencapai swasembada beras. 16 kecamatan yang menjadi sentra
utama produksi padi sawah adalah terdapat di Kecamatan : Hutabayu Raja, Tanah
Jawa, Jawa Maraja Bah Jambi, Pematang Bandar, Hatonduhan, Dolok Panribuan,
Jorlang Hataran, Sidamanik, Panei, Panombean Panei, Siantar, Gn Malela, Gn.
Maligas, Bandar Huluan, Bandar dan Ujung Padang.
Berikut tabel 7 yang menggambarkan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas

Padi Sawah menurut Kecamatan di Kabupaten Simalungun pada tahun 2014.

26
Universitas Sumatera Utara

27

Tabel 7. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Sawah menurut
Kecamatan di Kabupaten Simalungun Tahun 2014
Kecamatan
Silimakuta
Sidamanik
Pamatang Sidamanik
Girsang Sipuangan Bolon
Tanah Jawa
Hatonduhan
Dolok Panribuan
Jorlang Hataran
Panei
Panombeian Panei

Raya
Dolok Silou
Raya Kahean
Tapian Dolok
Dolok Batu Nanggar
Siantar
Gunung Malela
Gunung Maligas
Hutabayu Raja
Jawa Maraja Bah Jambi
Pematang Bandar
Bandar Huluan
Bandar
Bandar Malisam
Ujung Pandang
Kabupaten Simalungun

Luas Panen
(Ha)
176

4469
1018
983
9135
5987
7370
4702
4349
4877
1588
644
457
263
1883
4271
5145
1836
9594
4994
7394

1842
1841
236
3049
88533

Produksi
(Ton)
772
25363
5752
5655
56358
36703
43808
27409
24971
27661
4429
3194
2316
1576
11169
26457
31459
11178
61662
30643
46189
11038
11294
1404
17740
526331

Produktivitas
(Kw/Ha)
43,86
56,75
56,50
57,54
56,75
61,30
61,30
58,29
57,42
56,72
49,37
49,60
50,69
59,91
59,31
61,95
61,14
60,88
61,70
61,36
62,47
59,92
61,35
59,48
58,18
59,45

Sumber: Dinas Peratanian Kabupaten Simalungun 2015

Berdasarkan pertimbangan ini maka terpilih Kecamatan Tanah Jawasebagai
daerah penelitian yang juga merupakan salah satu kecamatan yang memiliki hasil
produksi padi tertinggi kedua dan merupakan kecamatan yang menerima biaya
pengawalan dan pendampingan penyuluh SDM Pertanian yang dilakukan Badan
Pelaksana Penyuluhan dari 6 kecamatan lainnya diantaranya Kecamatan
Sidamanik, Kecamatan Dolok Panribuan, Kecamatan Bandar, Kecamatan
Panombean Pane, Kecamatan Hatonduhan yang didalamnya tidak termasuk
Kecamatan Hutabayu Raja sebagai penghasil produksi padi paling tinggi.

27
Universitas Sumatera Utara

28

Tabel 8. Luas LahanPadi Sawah Menurut Desa di Kecamatan Tanah Jawa,
Kabupaten Simalungun Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Nagori (Desa)/Kelurahan
Mekar Mulia
Pardamean Asih
Marubun Jaya
Totap Majawa
Balimbingan
Bah Kisat
Maligas Tongah
Panambean Marjanji
Tanjung Pasir
Muara Mulia
Bosar Galugur
Pematang Tanah Jawa
Baja Dolok
Bah Jambi II
Pagar Jambi
Bayu Bagasan
Baliju
Bah Jambi III
Marubun Bayu
Parbalongan

Luas Lahan
175
311
260
173
20
70
400
211
211
443
440
90
35
500
25
239
105
300
320
20

Sumber: BPS Simalungun 2015

Melalui Tabel 8 diketahui Desa Bah Jambi II memperoleh luas lahan padi sawah
yang tertinggi sebesa 500 Ha, sehingga Desa Bah Jambi II dianggap sebagai
daerah sentra produksi padi sawah di Kecamatan Tanah Jawa.
3.2. Metode Penentuan Besar Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi sawah yang berada di daerah
penelitian yaitu di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa, kabupaten
Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
Pengambilan sampel petani padi sawah dilakukan dengan metode sampel acak
sederhana (Simple random sampling) dimana setiap elementer dari populasi

28
Universitas Sumatera Utara

29

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel serta tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Di Desa Bah Jambi II populasi petani padi sawah masuk ke dalam kelompok tani
yang ada di desa tersebut, yang umumnya petani menanam padi sawah dengan
jumlah 504 orang petani yang tergabung dalam 21 Kelompok tani. Berikut daftar
nama kelompok tani di Desa Bahjambi II Kecamatan Tanah Jawa disertai dengan
jumlah anggota tiap kelompok yang dijadikan sebagai acuan penarikan jumlah
sampel.
Tabel 9. Daftar kelompok tani di Desa Bahjambi II Kecamatan Tanah Jawa
Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Nama Kelompok
Tani
Mulia Tani
Harapan Tani
Saroha I
Tani Maju
Tani Gabe
Dosroha
Tunas Mulia
Saroha II
Saroha III
Saroha IV
Gabe Sejahtera
Dosroha II
Harapan Tani Jaya
Tunas Mulia Jaya
Mulia Tani Sejahtera
Tani Maju II
Pardamean Makmur
Pardamean Gabe
Pardamean Jaya
Pardamean Mandiri
Maju Jaya
Total

Jumlah Anggota
(Orang)
28
20
28
28
25
15
20
26
24
24
24
26
25
23
24
26
23
22
25
24
24
504

Sumber: Balai penyuluhan pertanian,perikanan, kehutanan dan ketahanan pangan (BP3K & KP)
Kabupaten Simalungun 2016

29
Universitas Sumatera Utara

30

Untuk mendapatkan besar sampel yang dapat menggambarkan populasi petani
padi sawah di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa ditentukan dengan
menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

n=





Keterangan:
n = Besarnya Sampel
N = Besarnya Populasi
E = Margin error (10 %)
Besarnya sampel petani Padi sawah di Desa Bah Jambi II untuk diteliti dihitung
sebagai berikut:

n=





n=
n=
n= 83,4 = 83
Berdasarkan rumus Slovin di atas maka, banyaknya petani padi sawah yang
dijadikan sampel untuk Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten
Simalungun adalah sebesar 83 orang.

30
Universitas Sumatera Utara

31

3.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua data yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh
langsung dari lapangan, baik dengan cara wawancara, pengamatan langsung
dilapangan maupun pengisian kuesioner oleh responden. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang relevan, seperti
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Simalungun, Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Utara, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan
lainnya yang dapat mendukung kelengkapan data dalam penelitian ini. Adapun
data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 10
berikut ini:
Tabel 10. Data Sekunder yang Dikumpulkan dari Pihak Lembaga/Instansi
Terkait
No
1

Instansi/Lembaga
Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Utara.

2

Dinas Pertanian
Kabupaten
Simalungun

3

Badan Ketahanan Pangan
Kabupaten Simalungun

Jenis Data/Informasi
Jumlah penduduk Kecamatan Tanah
Jawatahun 2015.
Produksi Padi Sawah (Ton) Menurut
Kabupaten 2009-2014
Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata
Produksi Padi Sawah Kabupaten Simalungun
tahun 2013 dan 2014
Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi
Padi Sawah Menurut Kabupaten/ Kota, 2013
Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata
Produktivitas Padi Sawah menurut
Kecamatan di Kabupaten Simalungun Tahun
2014.
Data pengadaan Alsintan Tahun 2011-2015
Kabupaten Simalungun.
Laporan distribusi Padi,benih,pupuk
Kabupaten simalungun Tahun 2011-2015
Data penetapan/penunjukan peserta Definitif
Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP)
Kabupaten Simalungun tahun 2016
Informasi Program ketahanan pangan di
kabupaten Simalungun.

31
Universitas Sumatera Utara

32

4

Balai Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan,Kehutanan
Kabupaten Simalungun

5

Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Sumatera Utara

Daftar kelompok tani di Kecamatan Tanah
Jawa Kabupaten Simalungun Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2014
Pengawalan dan pendampingan penyuluh
SDM pertanian untuk mendorong
peningkatan produksi padi.
Laporan tahunan tentang inovasi untuk
swasembada berkelanjutan.
Inovasi Tekonologi &Ketahanan Pangan

3.4 Metode Analisis Data
Untuk menguji hipotesis (1), yaitu analisis sikap petani terhadap program dan
kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Simalungununtuk meningkatkan
produksi padi sawah dalam mendukung Program Swasembada Berasdengan
menggunakan metode skoring melalui analisis penskalaan likert.
Menurut Nazir (2003), skala likert telah banyak digunakan oleh para peneliti
guna mengukur persepsi atau sikap seseorang. Skala ini menilai sikap atau
persepsi yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan kepada responden. Kemudian responden diminta memberi jawaban
atau dalam skala ukur yang telah disediakan, misalnya sangat setuju, setuju, raguragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Metode ini dilakukan dengan mencatat
(tally) penguatan respon pada setiap pilihan jawaban atas suatu pernyataan positif
atau negatif. Untuk pernyataan positif, dapat diberikan skor untuk masing-masing
pilihan jawaban dengan kategori sebagai berikut:

32
Universitas Sumatera Utara

33

Tabel 11. Kategori Jawaban Pernyataan Sikap Positif Petani Terhadap
kegiatan program Swasembada Beras.
No
1
2
3
4
5

Kategori Jawaban
SS (Sangat Setuju)
S
(Setuju)
R
(Ragu-Ragu)
TS (Tidak Setuju)
STS (Sangat Tidak Setuju)

Skor
5
4
3
2
1

Untuk pernyataan negatif juga diberikan skor untuk masing-masing pilihan
jawaban dengan kategori sebagai berikut:
Tabel 12. Kategori Jawaban Pernyataan Sikap Negatif Petani Terhadap
Kegiatan Program Swasembada Beras.
No
1
2
3
4
5

Kategori Jawaban
SS (Sangat Setuju)
S
(Setuju)
R
(Ragu-Ragu)
TS (Tidak Setuju)
STS (Sangat Tidak Setuju)

Skor
1
2
3
4
5

Untuk mengukur skala likert tersebut digunakan rumus sebagai berikut :

T= 50+10



�����

Keterangan:
T

: Skor standar

X

: Skor responden

xrataan : Rata-rata skor kelompok
S

: Deviasi standar kelompok

Kategori interpretasi nilai T, apabila:
T > 50 = Sikap Positif
T ≤ 50 = Sikap Negatif (Azwar, 1995).

33
Universitas Sumatera Utara

34

Berdasarkan uji T tersebut, dapat diketahui sikap petani apakah positif atau
negatif terhadap Kegiatan atau Program Swasembada Beras yang dicanangkan
pemerintah dalam meningkatkan produksi padi di Kecamatan Tanah Jawa
Kabupaten Simalungun. Jika petani bersikap negatif, hal ini menunjukkan bahwa
Program Swasembada Beras kurang maksimal membantu petani untuk
meningkatkan produksinya dan untuk mencukupi sendiri kebutuhan masyarakat
terutama dalam mengkonsumsi beras. Sebaliknya jika petani bersikap positif
maka program tersebut berjalan dengan maksimal dan sesuai yang di canangkan
oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun dan petani juga mengikuti program
tersebut untuk meningkatkan produksi mereka.
Untuk membuktikan Hipotesis (2)yaitu analisishubungan antara sikap petani atas
program swasembada beras dengan produktivitas dan pendapatan usahatani padi
sawah di Kabupaten Simalungun dengan menggunakan Metode Korelasi Rank
Spearman. Korelasididefenisikan sebagai tingkat keeratan hubungan antara dua
variabel atau lebih. Dua variabel bisa memiliki korelasi positif, korelasi negatif,
atau tidak berkorelasi.
Korelasi Positif: Dua Variabel dikatakan berkorelasi positif jika mereka
cenderung berubah bersama-sama pada arah yang sama.
Korelasi Negatif: Dua variabel dikatakan berkorelasi negatif jika mereka
cenderung berubah pada arah yang berlawanan.
Tidak Berkorelasi atau korelasi bernilai nol: Dua variabel tidak berkorelasi jika
mereka berubah tidak berkorelasi satu sama lain.

34
Universitas Sumatera Utara

35

Untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel, digunakan parameter
yang disebut Koefisien korelasi. Koefisien korelasi populasi diukur dengan ρ dan
diestimasi dari koefisien korelasi sampel yang dinotasikan dengan r.
Koefisien korelasi sampel diperoleh dengan rumus berikut:

rxy =
1

1 1

1

Dimana xi = Xi – X dan yi = Yi – Y
Atau

r=













nilai dari koefisien korelasi berada pada kisaran (-1 s/d 1). Uji Signifikansi
Parameter (Uji t), nyata atau tidak nyata. Secara manual, uji signifikansi
perameter korelasi dapat dicari dengan rumus berikut:

rs= 1 −


� � −

Dimana :

rs= Koefisien Korelasi Rank Spearman
di = Selisisih skor antara dua variabel
n = Jumlah Petani Sampel
Diuji dengan uji signifikansi, dengan rumus sebagai berikut:

t = rs

�−2

−��

35
Universitas Sumatera Utara

36

Besar nilai dari derajat keeratan dapat digunakan klasifikasi korelasi dua variabel
menurut (Guilford dalam Sukirno, 2003) yang ditunjukkan pada tabel 13.
Tabel 13. Nilai Korelasi menurut Guilford
Koefisien korelasi
r ≤ 0,2
0,2 ≤ r ≤ 0,4
0,4 ≤ r ≤ 0,7
0,7 ≤ r ≤ 0,9
0,9 ≤ r ≤ 1

Keterangan
Tidak terdapat hubungan antara kedua variabel
Hubungan antara kedua variabel lemah
Hubungan antara kedua variabel sedang
Hubungan antara kedua variabel kuat
Hubungan antara kedua variabel sangat kuat

Nilai koefisien korelasi sebesar -1 atau 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang sempurna antara kedua variabel.
Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika signifikansi ≥ α (0,05) ; H0 diterima dan H1 ditolak (Tidak ada Hubungan)
Jika signifikansi < α (0,05) ; H0 ditolak dan H1 diterima (Ada Hubungan)
(Supriana, 2010).
Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat hubungan yang nyata antara variabel Sikap Petani terhadap
variabel Produktivitas dan Pendapatan Petani
H1 : Adanya hubungan yang nyata antara variabel Sikap Petani terhadap variabel
Produktivitas dan Pendapatan Petani
Sebelum menganalisis hubungan antara sikap petani atas program swasembada
beras dengan produktivitas dan pendapatan usahatani padi sawah di daerah
penelitian dalam model korelasiyang masih dalam bentuk skala ordinal, maka data
ordinal diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan

36
Universitas Sumatera Utara

37

Method of Successive Interval (MSI).Metode suksesif interval merupakan proses
mengubah data ordinal menjadi data interval.
Apabila suatu pernyataan atau pertanyaan diajukan dengan menggunakan skala
Likert, maka akan diperoleh data ordinal, di mana tidak menunjukkan
perbandingan suatu jawaban secara nyata. Dengan data interval, perbandingan
antar jawaban yang sebenarnya akan terlihat sehingga selanjutnya dapat diolah
untuk memperoleh suatu nilai jawaban responden.
Data ordinal adalah data kualitatif atau bukan angka sebenarnya. Data ordinal
menggunakan angka sebagai simbol data kualitatif seperti contoh dibawah ini,
misalnya:
Angka 1 mewakili “sangat tidak setuju”
Angka 2 mewakili “ tidak setuju”
Angka 3 mewakili “netral”
Angka 4 mewakili “setuju”
Angka 5 mewakili “sangat setuju”
Dalam banyak prosedur statistik seperti regresi, korelasi Pearson, uji t dan lain
sebagainya mengharuskan data berskala interval. Oleh karena itu, jika hanya
mempunyai data berskala ordinal maka data tersebut harus diubah kedalam bentuk
interval untuk memenuhi persyaratan prosedur-prosedur tersebut.
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional
Defenisi dan batasan operasional dalam penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk
menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman atas penafsiran dan pengertian maka
digunakan defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:

37
Universitas Sumatera Utara

38

3.5.1 Defenisi
1. Sikap Petani adalah reaksi atau tanggapan petani tentang suatu program atau
hal yang dicanangkan yang berkaitan dengan usahatani mereka. Sikap petani
bisa positif dan bisa negatif.
2. Produksi beras adalah hasil kegiatan usahatani beras yang dihitung dalam
satuan ukuran ton.
3. Sarana produksi adalah seluruh masukan (input) yang dikorbankan dalam
memproduksi beras untuk menghasilkan suatu keluaran (output).
4. Produktivitas adalah perbandingan antara produksi padi sawah yang diperoleh
dengan faktor produksi luas lahan yang dikorbankan (Ha).
5. Pendapatan adalah selisih dari total produksi penerimaan usahatani yang
diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk usahatani
yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
6. Permintaan beras adalah tingkat kebutuhan konsumen akan komoditi beras di
pasar setempat yang diukur dalam satuan Ton.
7. Penawaran

beras

adalah

daftar

yang

menunjukkan

produksi

beras,

dimanapetani padi ingin dan dapat menjual padi pada berbagai tingkat harga
untuk periode tertentu.
8. Ketersediaan pangan/beras adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap
rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah
maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
9. Swasembada beras adalah kemampuan untuk menyediakan sendiri kebutuhan
pangan beras bagi masyarakat dengan melakukan realisasi dan konsistensi
kebijakan.

38
Universitas Sumatera Utara

39

10.

Net Consumer Beras (Konsumen Bersih) artinya penduduk Indonesia lebih

banyak yang membeli daripada memproduksi beras.
11.

Program

Intensifikasi

adalah

usaha

yang

dilakukan

petaniuntuk

meningkatkan hasil pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada.
3.5.2 Batasan Operasional
1.

Daerah

penelitian

adalah

Desa

Bah

Jambi

II

Kecamatan

Tanah

JawaKabupaten Simalungun.
2.

Komoditi yang diteliti adalah Padi Sawah

3.

Waktu penelitian adalah tahun 2017.

4.

Penelitian yang dilakukan adalah Sikap Petani terhadap Peningkatan Produksi
padi sawah dalam rangka

swasembada beras di Desa Bah-Jambi II

Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.

39
Universitas Sumatera Utara

40

BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK
PETANI SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1 Luas dan Letak Geografis
Desa Bah Jambi II merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Tanah
Jawa Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 420
Ha atau 0,420 Km2. Penduduk Desa Bahjambi II berjumlah sebesar 1835 jiwa
yang tersebar di 7 Hutadengan perincian sebagai berikut :
1. Huta I

Karang Tengah

: 60,00 Ha

2. Huta II Cinta Dame IV

: 50,00 Ha

3. Huta III Suka Selamat

: 45,00 Ha

4. Huta IV Cinta Dame III

: 40,00 Ha

5. Huta V Kampung Baru

: 80,00 Ha

6. Huta VI Banjar Pardamean

: 85,00 Ha

7. Huta VII Hitetano

: 60,00 Ha

Desa Bah Jambi II terletak pada ketinggian tempat sebesar 250-275 mdpl dan
mempunyai jarak + 3 Km arah Barat dari Kantor Camat Kecamatan Tanah Jawa,
dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara

: berbatas dengan Nagori Pagar Jambi

- Sebelah Timur

: berbatas dengan Nagori Bah Jambi III

- Sebelah Selatan

: berbatas dengan Nagori Balimbingan

- Sebelah Barat

: berbatas dengan Nagori Totap Majawa

40
Universitas Sumatera Utara

41

4.1.2 Luas Lahan berdasarkan Fungsi di Desa Bah Jambi II Kecamatan
Tanah Jawa Kabupaten Simalungun
Sebagian besar areal lahan yang ada di Nagori Bah Jambi II merupakan dataran
rendah. Lahan tersebut dimanfaatkan oleh penduduk untuk kegiatan pertanian dan
pemukiman. Secara rinci pemanfaatan lahan di Nagori Bah Jambi II dapat terlihat
pada tabel 14 berikut :
Tabel 14. Luas Lahan berdasarkan Fungsi di Desa Bah Jambi II Kecamatan
Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016
No
1
2
3
4
5
6

Peruntukkan Lahan
Perkebunan
Tegalan/ Perladangan
Perumahan/ Pemukiman
Persawahan
Kolam/ Perikanan
Perkantoran/ Sarana Sosial
Kantor Pangulu
1 Unit Masjid
1 SD Negeri
4 Unit Gereja
Jalan Umum/ Jalan Dusun
Saluran Irigasi Tersier
Saluran Irigasi Pembuang
TOTAL

Luas
37,00 Ha
5,70 Ha
23,30 Ha
347,81 Ha
0,32 Ha

Presentase
8,82 %
1,36 %
5,55 %
82,81 %
0,07 %

0,08 Ha
0,06 Ha
0,12 Ha
2,11 Ha
1,30 Ha
1,40 Ha
0,80 Ha
420,00 Ha

0,02 %
0,01 %
0,03 %
0,50 %
0,31 %
0,33 %
0,19 %
100,00%

Sumber: Balai penyuluhan pertanian,perikanan, dan kehutanan (BP4K) Kabupaten Simalungun
Nagori Bah Kambi II 2016

Berdasarkan tabel 14, lahan di desa Bah Jambi II berdasarkan fungsi atau
kegunaannya didominasi oleh lahan persawahan dengan persentase 82.81%
dengan luas 347.81 Ha yang rata-rata mengusahakan usahatani padi sawah
kemudian tingkat kedua digunakan untuk usaha perkebunan yang didominasi
dengan komoditi kelapa sawit milik rakyat dengan total luas lahan sebesar 37.00
Ha dengan persentase sebasar 8.82 %.

41
Universitas Sumatera Utara

42

4.1.3 Status Kepemilikan Lahan dan keadaan Tanah
Desa Bah Jambi II memiliki Status kepemilikan lahan yang terdiri dari lahan milik
rakyat sebesar 416,42 Ha, milik desa sebesar 3.58 Ha dan tidak ada lahan milik
pemerintah yang terletak di Desa Bah Jambi II.
Tanah di Nagori Bah Jambi II merupakan tanah liat bercampur pasir.Hampir
sebagian besar lahan di Nagori Bah Jambi II diperuntukkan untuk persawahan dan
sebagian lagi untuk lahan pertanian pangan seperti : Palawija dan Holtikultura.
Dengan keadaan tanah yang tergolong datar sehingga mudah untuk membuat
jaringan irigasi sebagai sarana penunjang pola pertanian teknis dan juga tanah
dataran rendah tersebut sangat cocok dimanfaatkan sebagai area perkebunan
rakyat seperti : Kelapa Sawit, Cacao, dan lain sebagainya .
4.1.4 Kondisi Demografi
a. Keadaan Penduduk
Dari data tahun 2015 – 2016, tercatat jumlah penduduk Nagori Bah Jambi II
sebanyak 1.835 jiwa, yang terdiri atas 882 jiwa laki-laki dan 953 jiwa perempuan.
Dihitung berdasarkan jumlah Kepala Keluarga (KK), Nagori dihuni oleh 577
Kepala Keluarga. Dari angka tersebut kepadatan penduduk dapat dihitung sebagai
berikut, yakni :

1.835
x 1 jiwa / Km  4.369,04 jiwa/ Km ( 4,3 jiwa/ m 2 )
0,420

42
Universitas Sumatera Utara

43

Tabel 15. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Bah Jambi
II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten SimalungunTahun 2016
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jumlah Penduduk
Lk
Pr
459
440
63
83
45
72
52
63
82
94
127
124
54
77
888
953

Nama Huta
Huta I Karang Tengah
Huta II Cinta Dame IV
Huta III Suka Selamat
Huta IV Cinta Dame III
Huta V Kampung Baru
Huta VI Banjar Pardamean
Huta VII Hitetano
Jumlah

Total
899
146
117
115
176
251
131
1835

Sumber : Kantor Kepala Desa Bah Jambi II, 2016

Pada tabel 15 diketahui bahwa jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin yaitu
berjumlah sebesar 1835 jiwa yang tersebar di 7 huta/dusun yang ada di Desa bah
Jambi II dan penduduk yang terbanyak terdapat pada huta 1 karang tengah yang
berjumlah 899 jiwa dan yang paling sedikit yaitu terletak pada huta IV Cinta
Dame III yang berjumlah sebesar 115 jiwa.
Tabel 16. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikannya di Desa Bah Jambi
II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016
No

1
2
3
4
5
6
7

Umur

0-10
11-20
21-30
31-40
41-50
51-60
>61
Jumlah

Jumlah Penduduk/Tingkat Pendidikan
Belum/Tida SD SLTP SLTA
Akademi/
k Sekolah
D1,2,3
35
95
56
101
86
45
75
90
90
36
4
68
75
75
52
3
70
95
95
47
67
87
87
56
97
191
191
56
468
598
529
292
7

S1
2
3
5

Sumber : Kantor Kepala Desa Bah Jambi II, 2016

Pada tabel 16 diketahui bahwa komposisi penduduk berdasarkan tingkat
pendidikannya yang berada di desa Bah Jambi II didominasi oleh penduduk
tingkat SD baik itu anak-anak yang berumur 5 tahun yang masih bersekolah
maupun sampai penduduk yang berumur 61 tahun.

43
Universitas Sumatera Utara

44

Tabel 17. Komposisi Penduduk berdasarkan Pekerjaan di Desa Bah Jambi II
Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Pekerjaan
Petani
Buruh Tani
PNS
TNI
Pegawai BUMN
Pedagang
Pensiunan
Pekerja lain-lain
Jumlah

Jumlah Penduduk
982
228
24
3
23
129
166
280
1835

Sumber : Kantor Kepala Desa Bah Jambi II, 2016

Pada tabel 17 diketahui bahwa jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan yang
berada di Desa Bah Jambi II berjumlah sebesar 1835 jiwa dan pekerjaan yang
mendominasi di desa ini yaitu seorang petani dengan jumlah penduduk sebesar
982 jiwa dan yang paling kecil terdapat pada profesi TNI yang hanya berjumlah 3
jiwa saja.
4.1.5 Sarana dan Prasarana
Di Nagori ini telah terhubung dengan daerah lain melalui jalan nagori. Keadaan
jalan nagori secara umum belum baik, dengan adanya program PNPM Mandiri
Perdesaan (PNPM-MP) hal ini sedikit memberikan harapan dalam rangka
pembenahan jalan-jalan dan sistem drainase yang ada di Nagori Bah Jambi II,
tetapi pada saat ini apabila musim hujan tiba masih ada di beberapa tempat
mengalami kerusakan jalan akibat air yang melimpah ke jalan.
Disamping itu sarana prasarana jalan-jalan di nagori masih merupakan jalan tanah
yang belum diperkeras, serta parit limbah rumah tangga yang belum tersedia
dengan baik sehingga sering melimpah ke jalan sehingga membuat jalan menjadi
berlumpur dan menyulitkan untuk dilalui kendaraan.

44
Universitas Sumatera Utara

45

Tabel 18 Jarak dan Kondisi Jalan Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah
Jawa Kabupaten SimalungunTahun 2016
No
1
2
3
4

Jenis Prasarana
Jalan kabupaten
Jalan Nagori
Jalan Dusun
Jembatan

Kualitas/ Panjang
3 Km
4 Km
70 Km

Keterangan
Tidak ada
Belum Diaspal
Belum Diaspal
Ada

Sumber : Kantor Kepala Desa Bah Jambi II, 2016

Dari tabel 18 diketahui bahwa kondisi jalan yang belum diaspal yaitu jalan nagori
dan jalan dusun yang merupakan jaln utama untuk masuk ke Desa Bah Jambi II
dengan panjang 3 km dan 4 km.
4.1.6 Fasilitas Permukiman
Rumah penduduk Desa Bah Jambi II sudah permanen dan keseluruhan atap warga
sudah menggunakan seng. Di depan rumah warga terdapat halaman yang dapat
dimanfaatkan warga untuk menanam bunga dan pohon rindang. Beberapa
pemukiman penduduk di desa ini juga dijadikan sebagai warung-warung yang
menyediakan kebutuhan sehari-hari.
Tabel 19. Sarana-Sarana Yang Ada Di Desa Bah Jambi II Tahun 2016
Kategori
Sarana Ibadah :
Masjid
Mushola
Gereja
Klenteng
Sarana Pendidikan
PAUD
TK
SD
SMP
SMA
Bangunan Rumah

Jumlah
1
2
4
1
1
3.162

Sumber : Kantor Kepala Desa Bah Jambi II, 2016

45
Universitas Sumatera Utara

46

Dari tabel 19 diketahui bahwa sarana yang paling banyak selain bangunan rumah
yang berjumlah 3.162 yaitu gereja yang berjumlah 4 bangunan sedangkan saran
pendidikan yang ada di Desa Bah jambi II yaitu adanya 1 SD dan 1 sekolah
PAUD, untuk SMP dan SMA rata-rataterdapat di daerah Kecamatan Tanah Jawa.
Rata-rata penduduk Desa Bah Jambi II bersekolah di SMP maupun SMA tanah
jawa dan jarang di luar Kecamatan dikarenakan jarak yang jauh antara kecamatan
Tanah Jawa dengan kota, seperti Kota Pematang Siantar.
4.1.7 Fasilitas Pemerintahan
Fasilitas pemerintahan yang ada di desa Bah Jambi II adalah sebagai berikut :
Tabel 20. Fasilitas-Fasilitas Pemerintahan Tahun 2016
Kategori
Kantor Kepala Desa
Balai Desa
Posyandu
Puskesmas Pembantu

Jumlah
1
1
3
1

Sumber : Kantor Kepala Desa Bah Jambi II, 2016

Dari tabel 20 diketahui bahwa Desa Bah Jambi II memiliki fasilitas pemerintahan
diantaranya balai desa, posyandu dan puskesmas pembantu yang dipakai oleh
bidan desa setempat. Balai desa yang berada di desa ini juga dipakai untuk rapat
kelompok tani atau rembuk desa untuk menentukan waktu tanam atau
pembahasan lainnya mengenai pertanian.
Jadwal posyandu dilakuakan dua kali sebulan oleh penduduk setempat untuk
memberikan gizi atau kegiatan lainnya sedangkan puskesmas pembantu dijadikan
sebagai alternatif atau pertolongan pertama apabila terkena penyakit atau perkara
lainnya.

46
Universitas Sumatera Utara

47

4.2 Karakteristik Kelompok Tani Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah
Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016
Pada Tabel 21 berikut akan ditampilkan karakteristik kelompok tani Desa Bah
Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.
Tabel 21. Karakteristik Kelompok Tani Desa Bah Jambi II
Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016
No

Nama Kelompok
Tani

Tingkat Kelompok
Belum
Pemula
Dikukuhkan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Lanjut

Madya

Utama



Mulia Tani
Harapan Tani
Saroha I
Tani Maju
Tani Gabe
Dosroha
Tunas Mulia
Saroha II
Saroha III
Saroha IV
Gabe Sejahtera
Dosroha II
Harapan Tani Jaya
Tunas Mulia Jaya
Mulia Tani
Sejahtera
Tani Maju II
Pardamean
Makmur
Pardamean Gabe
Pardamean Jaya
Pardamean
Mandiri
Maju Jaya






















Sumber: Balai penyuluhan pertanian,perikanan, dan kehutanan (BP4K) Kabupaten Simalungun
Nagori Bah Kambi II 2016

Dari tabel 21 diketahui bahwa terdapat 21 kelompok tani, untuk tingkat pemula
terdapat 12 kelompok tani (57,14 %) kemudian untuk tingkat lanjut terdapat 4
kelompok tani (19,04 %) dan untuk tingkat madya terdapat 5 kelompok (23,80
%), maka Desa Bah Jambi II didominasi oleh kelompok tani pemula.

47
Universitas Sumatera Utara

48

4.3 Karakteristik Petani Sampel di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah
Jawa Kabupaten Simalungun
Karakteristik Petani adalah ciri-ciri petani yang sangat mempengaruhi aktifitas
sehari-hari. Karakteristik petani menggambarkan kondisi atau keadaan serta status
petani tersebut. Karakteristik responden di dalam penelitian akan sangat
membantu untuk memperoleh informasi tentang keadaan usahataninya terutama
dalam peningkatan produksi dan produktivitasnya.
Karakteristik sampel meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani,
kepemilikan lahan, dan jumlah tanggungan tiap petani. Karakteristik petani
sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 22.
Tabel 22. Karakteristik Petani Sampel di Desa Bah Jambi II Kecamatan
Tanah Jawa Kabupaten Simalungun
No
1
2
3
4
5

Karakteristik
Luas Lahan
Umur
Tingkat Pendidikan
Pengalaman Bertani
Jumlah Tanggungan

Satuan
Ha
Tahun
Tahun
Tahun
Jiwa

Rentang
0.2 – 2,2
29 – 66
6 – 12
3 – 45
0–7

Rataan
0,886
48,99
9,494
20,181
3,301

Sumber: Lampiran 1, 2017

Berdasarkan Tabel 22 diketahui bahwa rata-rata luas lahan yang dimiliki petani di
Desa Bah Jambi II adalah 0,886 Ha dengan rentang 0,2 – 2,2 ha, hal ini
menunjukkan bahwa petani di Desa Bah Jambi II memiliki luas lahan yang
bervariasi termasuk lahan yang milik sendiri maupun lahan yang disewa.
Kemudian dari tabel juga diketahui bahwa rata-rata umur petani 48,99 tahun
dengan rentang 29 – 66 tahun , hal ini menunjukkan bahwa petani padi sawah di
Desa Bah Jambi II didominasi oleh petani yang berusia produktif. Kemudian ratarata tingkat pendidikan petani di Desa Bah jambi II yaitu sekitar 9,494 tahun
dengan rentang 6-12 tahun, maka tingkat pendidikan rata-rata petani adalah

48
Universitas Sumatera Utara

49

SD/SMP, dengan demikian taraf pendidikan petani di Desa Bah Jambi II belum
cukup baik. Selanjutnya rata-rata pengalaman bertani adalah 20,181 tahun dengan
rentang 3 – 45 tahun, hal ini menunjukkan bahwa sebagian petani di Desa Bah
Jambi II sudah memiliki pengalaman yang cukup. Selanjutnya rata-rata jumlah
tanggungan petani adalah 3.301 jiwa dengan rentang 0 – 7 jiwa, hal ini
menunjukkan petani dapat meminimkan biaya tenaga kerja karena dapat dibantu
oleh anggota keluarganya dalam mengelola usahataninya.

49
Universitas Sumatera Utara

50

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Program dan Kegiatan Peningkatan Produksi Padi Sawah dalam Rangka
Swasembada Beras
Peningkatan produksi Padi Sawah merupakan upaya yang dilakukan pemerintah
untuk menambah produksi petani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya serta
keberlanjutan usahatani padi sawahnya. Pemerintah Kabupaten Simalungun
membuat program-program yang sudah dilaksanakan untuk meningkatkan
produksi padi sawah dalam mempertahankan swasembada beras yang sudah
bertahan di Kabupaten Simalungun.
Untuk

mengetahui

program

pemerintah,

maka

dilakukan

dengan

cara

mengumpulkan data tertulis maupun wawancara langsung dengan penyuluh
maupun dengan petani yang berada di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa
Kabupaten Simalungun. Berdasarkan data dan informasi yang sudah dikumpulkan
maka program yang dilakukan pemerintah Kabupaten Simalungun untuk
meningkatkan Produksi Padi Sawah di dalam rangka Swasembada Beras didaerah
penelitian diantara adalah sebagai berikut.
5.5.1 Program Penyuluhan Pertanian
Penyuluh pertanian adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga
penyuluhan yang berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan
keputusan yang dilakukan dalam mengatasi masalah dan untuk menghadapi
inovasi baru. Setiap kecamatan yang berada di Kabupaten Simalungun
mempunyai penyuluh yang bertugas di tempat. Salah satu tugasnya yaitu
menyampaikan atau menerapkan program dari pemerintah Kabupaten Simalungun

50
Universitas Sumatera Utara

51

kepada petani sesuai dengan komoditi yang diusahakan di lahannya tidak
terkecuali di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.
Upaya peningkatan produksi padi di Kabupaten Simalungun difokuskan pada
penerapan penggunaan benih unggul/bersertifikat, dengan tidak mengabaikan
bantuan sarana produksi lainnya. Benih bermutu adalah benih dengan tingkat
kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi, berukuran penuh dan seragam, daya
kecambah diatas 80%, bebas dari biji gulma dan penyakit.
Kantor penyuluhan di Kabupaten Simalungun dikenal dengan nama Balai
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) yang terletak di
Kecamatan Panei Tongah. BP3K ini membuat kesepakatan dengan kelompok tani
untuk komoditi padi sawah agar meningkatkan produksi padi sawah sebesar
5.22%, sesuai dengan kontrak kinerja BP3K tentang Pengawalan dan
Pendampingan Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Swasembada Padi.
Kecamatan Tanah Jawa termasuk dalam sentra produksi padi sawah yang diawasi
oleh Pemerintah Kabupaten Simalungunkarena merupakan kecamatan dengan
produksi padi sawah tertinggi di Kabupaten Simalungun. Kegiatan yang dilakukan
pemerintah dari pihak penyuluhan yang rutin diantaranya adalah Demonstrasi Plot
(Demplot), Kursus Tani, Kunjungan Penyuluh Pertanian, dan Rembuk Tani desa.
a. Demonstrasi Plot (Dempot)
Demplot (Demonstrasi Plot) merupakan salah satu program penyuluhan dengan
cara membuat lahan percontohan sehingga petani sebagai pelaku utama bisa
melihat dan membuktikan dari objek yang didemontrasikan. Teknologi pertanian
baru yang sudah teruji diperkenalkan pada masyarakat dengan metode demplot.

51
Universitas Sumatera Utara

52

Kegiatan percontohan/demplot tingkat kecamatan bertujuan sebagai media
pembelajaran yang dilaksanakan oleh penyuluh untuk meningkatkan atau
menumbuhkan minat pelaku usaha/petani untuk mengembangkan produksi petani
sesuai pengawasan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
(BP3K) kecamatan.
Pelaksanaan program-program demplot dilaksanakan di lahan BP3K kecamatan
dan dilahan petani, masing-masing satu kali kegiatan yang dilakukan dalam satu
bulan mulai dari kegiatan pembersihan lahan, pengolahan lahan hingga program
penerapan teknologi varietas unggul baru seperti Mekongga dan Ciherang dengan
cara dan dosis pemupukan sesuai rekomendasi, Penerapan teknik penanaman jajar
legowo 2:1, 3:1, dan 4:1, penerapan teknologi mina padi, penerapan teknoogi PTT
padi sawah. Pelaksanaan dilakukan oleh tenaga penyuluh (anggota pemerintah),
ketua dan anggota kelompok tani yang berada di desa Bah Jambi II.
Pembiayaan kegiatan percontohan/demplot di BP3K/kecamatan dibebankan
kepada program penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana pertanian,
pengawalan dan pendampingan penyuluhan SDM pertanian pada satuan kerja
Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2016
b. Kursus Tani
Kursus tani di Kecamatan Tanah Jawa dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
kemampuan petani dalam menerapkan teknologi yang berhubungan dengan padi
sawah.

52
Universitas Sumatera Utara

53

Kegiatan kursus tani dilakukan rutin satu bulan sekali yang dimulai bulan Juni
tahun 2016, peserta kursus tani yang mengikuti yaitu kelompok tani maupun
gabungan kelompok tani yang berada di Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah
Jawa Kabupaten Simalungun. Para peserta yang mengikuti kursus tani diberikan
bahan pembelajaran yaitu berupa program booster padi yakni score untuk tanaman
padi, penggunaan pupuk organik, penggunaan kapur pertanian , program
penerapan pupuk kompos, program penangkaran benih dan didalam kursus tani
bukan hanya komoditi padi yang dibahas tetapi juga komoditi jagung.
Kursus tani dilakukan di huta yang berbeda beda setiap bulannya, yang berlokasi
di rumah atau warung penduduk desa Bah Jambi II yang sudah ditentukan dan
kadang dilakukan di dalam kantor kepada desa dengan jumlah peserta kurang
lebih 35 orang dari berbagai kelompok tani yang ada di Desa Bah Jambi II.
Petani yang mengikuti kursus tani dapat melakukan tanya jawab kepada pemberi
materi tentang masalah yang dihadapi di lahannya dan seputar pengetahuan padi
yang lainnya yang dapat memberikan pengetahuan baru bagi petani dalam
mengelola padi sawahnya.
c. Latihan dan Kunjungan Penyuluhan Pertanian
Latihan dan kunjungan penyuluhan pertanian secara rutin dilakukan dua minggu
sekali dan kunjungan dilaksanakan oleh penyuluh kepada kelompok tani maupun
gabungan kelompok tani binaannya. Tujuan dari latihan dan kunjungan
penyuluhan pertanian adalah untuk meningkatkan kapasitas maupun kinerja dan
kompentensi PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) melalui pelatihan di Balai
Penyuluhan Pertanian dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

53
Universitas Sumatera Utara

54

petani melalui kunjungan penyuluh pertanian ke kelompok tani maupun gabungan
kelompok tani, kegiatan ini dijalankan mulai bulan April sampai Desember.
Kunjungan penyuluhan pertanian juga dapat mengetahui langsung keadaan dan
masalah petani padi sawah yang dikunjunginya dan para petani juga dapat
langsung bertanya dan menerapkan pengetahuan yang didapat dari penyuluh dan
program yang dijalankan yaitu pelatihan program penggunaan pupuk organik di
lahan petani, penggunaan pupuk non organik yang berimbang dan pelatihan
menggunakan penggaris sawah.
Pelatihan dan Kunjungan Penyuluh Pertanian dilakukan di lahan petani yang
bermasalah sehingga petani juga dapat memberitahu keluhan dan bertanya
solusinya langsung kepada penyuluh. Selain dilahan kunjungan dilakukan juga di
desa setempat untuk melihat saluran irigasi maupun sarana lainnya yang berkaitan
dengan keberlangsungan usahatani padi sawah.
d. Rembuk Tani Desa
Rembuk tani dilaksanakan di Kecamatan Tanah Jawa sebagai salah satu metode
pemberdayaan petani melalui pertemuan antara petani, pengurus kelompok tani,
penyuluh pertanian, petugas penyuluh lapangan yang dilakukan secara rutin
sebulan sekali dalam mempersiapkan pelaksanaan kegiatan usahataninya. Tujuan
dari rembuk tani adalah merencanakan kegiatan usahatani, menyusun jadwal
pelaksanaanya, mengidentifikasi masalah dan pemecahannya serta mengevaluasi
hasil usaha taninya.
Ketua dan anggota kelompok tani dari gabungan kelompok tani setiap satu
dusun/huta merupakan peserta yang mengikuti rembuk tani yang dilakukan di

54
Universitas Sumatera Utara

55

Desa Bah Jambi II yang jumlahnya berkisar sebesar lebih kurang 30 orang yang
dipimpin oleh penyuluh pertanian atau petugas penyuluh lapangan.
Rembuk tani yang dilakukan biasanya dilakukan di balai desa maupun di lokasi
rumah penduduk yang sudah ditentukanoleh ketua kelompok tani , rembuk tani
sangat bermanfaat terutama dalam menentukan waktu tanam petani padi sawah
tiap dusun atau hutanya yang ada di Desa Bah Jambi II, program musyawarah
pemberantasan hama tikus, program sosialisasi varietas benih unggul, program
sosialisasi Asuransi Usaha Tani Padi, dan program sosialisasi Sekolah Lapang
Pemgelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT).
Waktu tanam yang berada di Desa Bah Jambi II berbeda-beda dikarenakan
minimnya buruh tani atau tenaga kerja luar keluarga terutama untuk proses
penanaman, penyiangan maupun panen. Jarak waktu tanam antara huta berkisar
satu atau dua bulan.
5.1.2 Pemberian Bantuan Saprodi Padi
Pemberian sarana produksi padi dalam hal ini adalah kegiatan pemberian
peralatan, perlengkapan dan fasilitas pertanian yang berfungsi sebagai alat utama
atau pembantu dalam pelaksanaan produksi pertanian.
Sarana produksi dalam pertanian yang diberikan terdiri dari alat-alat pertanian,
pupuk dan pestisida, dimana alat pertanian untuk mengelola lahan dan tanaman,
pupuk digunakan untuk membantu pertumbuhan tanaman yang apabila diberikan
sesuai dosis yang dianjurkan akan membuat tanaman lebih subur begitu juga
dengan pestisida untuk membasmi hama dan penyakit tanaman yang apabila
diberikan sesuai ukurannya maka tidak akan membuat tanaman mati.

55
Universitas Sumatera Utara

56

Petani yang menerima bantuan sarana produksi padi harus bergabung atau
memiliki kelompok tani karena bantuan yang diberikan bukan untuk perseorangan
tetapi dalam bentuk kelompok dan dalam jumlah yang sudah ditentukan
perkelompok. Jenis varietas yang dibantu yaitu sesuai dengan dengan usulan yang
diajukan kelompok tani ke Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun.
Dari informasi yang diperoleh diketahui bahwa bantuan benih yang diterima
petani dari pemerintah tidak mencukupi kebutuhan perkelompok tani atau
per petani yakni minimal 1 kg per rante (ra). Kualitas benih yang diberikan juga
buruk yang ditandai dengan warna benih yang kemerah-merahan karena
pemberian bantuan benih tidak sesuai dengan waktu tanam petani di hutanya,
sehingga waktu pakai benih sudah lewat dari batas pemakaian (kadaluwarsa).
Oleh karena itu sebagian petani tidak memakai bantuan benih tersebut dan
sebagian juga tetap memakainya.
Desa Bah Jambi II mendapatkan bantuan benih dua tahun terakhir yaitu tahun
2015 dan 2016 dengan jumlah kelompok tani yang berbeda tiap tahunnya. Daftar
kelompok tani yang mendapatkan bantuan benih tahun 2015 dapat dilihat pada
tabel 23.
Tabel 23. Kelompok Tani Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa yang
Mendapatkan Bantuan Benih Tahun 2015
No
Kelompok
Ketua
Luas
Jumlah
Waktu
Tani
Lahan
Bantuan
Tanam
(Ha)
Benih (Kg)
1
Mulia Tani Sejahtera Jumadi
26
650
Mei 2015
2
Harapan Tani Jaya
Berman
26
650
Mei 2015
Simorangkir
3
Dosroha II
Wajiban
26
650
Mei 2015
Pakpahan
Sumber: Laporan Akhir Dinas Pertanian Simalungun, 2015

56
Universitas Sumatera Utara

57

Dari tabel 23 dilihat bahwa kelompok tani yang mendapatkan bantuan benih di
Desa Bah Jambi II hanya 3 kelompok tani dengan jumlah pemberian benih yang
sama yaitu sebesar 650 kg per kelompok tani. Hal ini disebabkan karena
terbatasnya jumlah bantuan dan juga bantuan diberikan serentak kepada
kecamatan lainnya. Dua kelompok tani diantaranya merupakan kelompok tani
yang sering mengalami kegagalan panen di dusunnya dikarenakan hama tikus.
Daftar kelompok tani yang mendapatkan bantuan benih tahun 2016 dapat dilihat
pada tabel 24 berikut ini.
Tabel 24. Kelompok Tani Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa
Kabupaten Simalungun yang Mendapatkan Bantuan Benih
Tahun 2016
No

Kelompok
Tani

Ketua

1
2

Mulia Tani Sejahtera
Mulia Tani

3

Dosroha

4

Dosroha II

5

Harapan Tani

6

Gabe

7

Gabe Sejahtera

8

Pardamean Jaya

9

Pardamean Makmur

Jumadi
Jumari
Sitinjak
Abdul
Situmorang
Wajiban
Pakpahan
Amiruddin
Parsuhib
Mauli
Manik
Rahman
Nainggolan
Elbinson
Panjaitan
Arifin
Panjaitan

Luas
Lahan
(Ha)
26
25

Jumlah
Bantuan
Benih (Kg)
625
625

Jenis
Varietas
Mekongga
Mekongga

28

700

Mekongga

29

725

Mekongga

25

625

Mekongga

25

625

Mekongga

25

375

Mekongga

25

375

Mekongga

25

375

Mekongga

Sumber: Laporan Akhir Dinas Pertanian Simalungun, 2016

Dari Tabel 23, dilihat bahwa pemberian bantuan benih tahun 2016 lebih banyak
dari pada bantuan pada tahun 2015. Pada tahun 2015 terdaftar 3 kelompok tani

57
Universitas Sumatera Utara

58

yang mendapatkan bantuan sedangkan tahun 2016 terdaftar ada 9 kelompok tani
yang mendapatkan bantuan benih jenis Mekongga.
Selain bantuan benih padi yang diberikan kepada petani padi sawah di Desa Bah
Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun, Dinas Pertanian
Simalungun juga memberikan bantuan berupa pupuk organik di tahun 2015 yang
diberikan serentak dengan pemberian bantuan pemberian benih padi kepada
kelompok tani yang sama yang dapat dilihat pada tabel 25.
Nama kelompok tani yang mendapatkan subsidi pupuk tahun 2015 dapat dilihat
pada tabel 25.
Tabel 25. Kelompok Tani Desa Bah Jambi II Kecamatan Tanah Jawa
Kabupaten Simalungun yang Mendapatkan Bantuan Pupuk
Tahun 2016
No
Kelompok Tani
Ketua
Luas Lahan
Bantuan Pupuk
(Ha)
Organik (Kg)
1
Mulia Tani Sejahtera
Jumadi
26
5200
2
Harapan Tani Jaya
Berman
26
5200
Simorangkir
3
Dosroha II
Wajiban
26
5200
Pakpahan
Sumber: Laporan Akhir Dinas Pertanian Simalungun, 2015

Untuk tahun 2016 sebagian petani sudah tidak membuat RDK/RDKK (Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok Tani) sendiri melalui kelompok taninya untuk
mendapatkan pupuk bersubsidi tetapi dapat langsung ke kios pupuk yang sudah
ditetapkan perkelompok tani. Hal ini disebabkan karena di Desa Bah Jambi II
maupun di Kecamatan Tanah Jawa mengalami kelangkaan pupuk misalnya pupuk
SP36 dan phonska yang menyulitkan petani yang biasanya memakai pupuk
tersebut dan harus ke kota Pematang Siantar untuk mendapatkannya.

58
Universitas Sumatera Utara

59

Pupuk yang diberikan bukan termasuk pupuk gratis hanya saja pemerintah sudah
menyediakan semua jenis pupuk yang RDKK nya disusun oleh penyuluh di desa
tersebut dan petani dapat membelinya di tempat tersebut dengan adanya potongan
harga yang meringankan.
Sarana produksi pertanian lainnya yang diberikan selain benih dan pupuk,
pemerintah juga memberikan bantuan berupa pestisida untuk para petani.
Pestisida sangat membantu petani dalam memberantas hama dan penyakit baik itu
dalam bentuk herbisida, insektisida, fungisida, obat-obatan dan racun lainnya
yang dapat berfungsi selain untuk memberantas hama penyakit juga dapat
membasmi rumput seperti racun rumput sehingga mengurangi biaya tenaga kerja.
Pestisida yang dibantu oleh pemerintah yaitu pestisida untuk memberantas hama
tikus yang diberikan kepada kelompok tani pada tahun 2013.
Untuk bantuan pestisida jarang diberikan karena masalah yang dihadapi dilahan
petani berbeda-beda. Oleh karena itu untuk meminta bantuan pestisida, jenis
pestisida yang dibutuhkan tidak hanya satu jenis tetapi harus bermacam-macam
sesuai kendala yang dihadapi di lahan dan petani lebih sering meminta dan
menerima bantuan benih, peralatan dan pupuk daripada pestisida dikarenakan juga
pestisida yang tidak terlalu mahal harganya dipasaran.
Alat dan mesin pertanian yang diberikan kepada kelompok tani di desa Bah
Jambi II Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun yaitu alat pertanian yang
sangat dibutuhkan petani setempat. Bantuan alat pertanian juga terbatas
jumlahnya sehingga tidak semua kelompok tani mendapatkannya.

59
Universitas Sumatera Utara

60

Kelompok tani yang mendapatkan bantuan hand tractor dapat mencari
penghasilan tamabahan karena rata-rata petani di Desa Bah Jambi II memakai jasa
mesin tractor dan tenaga kerja untuk menjalankan tractor yang biasanya dibayar
per rante (ra) dan penghasilannya dapat dibagi rata dengan anggota kelompok tani
lainnya yang lebih tepatnya dikatakan bagi hasil sesuai dengan berapa luas (ra)
yang dikerjakan.
Tabel 26. Bantuan Alat dan Mesin Pertanian Tahun 2011-2015 Kecamatan
Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun 2016
Nama Alsintan
2011
Hand Tractor
Tractor Roda 4
Pompa Air
Cultivator
Rice Transplanter

3
0
0
0
1

Jumlah Alsintan
Jumlah
2012
2013
2014
2015
13
1
24
34
75
0
0
0
3
3
0
0
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
2
3

Sumber: Dinas Pertanian Simalungun, 2016

Pada tabel 26. diketahui bahwa pemberian alsintan untuk Kecamatan Tanah Jawa
berjumlah 83 yang terdiri dari hand tractor, tractor roda 4, pompa air, cultivator
dan rice transplanter dan bantuan diberikan dari tahun 2011-2015 yang setiap
tahunnya diberikan bantuan alsintan walaupun hanya 1 jenis alsintan seperti tahun
2013 yaitu pemberian hand tractor.
Kecamatan Tanah Jawa merupakan kecamatan yang rata-rata bekerja sebagai
petani baik itu petani padi sawah maupun petani jagung yang memerlukan banyak
tractor untuk mengelola lahannya sebelum ditanami benih, oleh karena itu jumlah
hand tractor yang diberikan berjumlah besar setiap tahunnya.

60
Universitas Sumatera Utara

61

5.1.3 Perbaikan Infrastruktur
Perbaikan infrastruktur yang dilakukan adalah berupa perbaikan jalan usahatani
atau jalan menuju ke pasar untuk menjual hasil produksi yang diperoleh petani
padi sawah dan juga berupa perbaikan saluran irigasi untuk melancarkan air
irigasi maupun drainase bagi petani padi sawah agar tidak mengalami kekeringan.
Sebagian petani menyatakan saluran air irigasi dalam keadaan lancar dan baik
baik saja di hutanya karena dusun atau huta untuk petani tersebut tidak mengalami
kekeringan tetapi sebagian petani juga menyatakan buruk dan akan direhabilitasi
tahun ini sehingga serempak tidak menanam padi sawah lagi sampai selesainya
rehabilitasi irigasi.
Air di desa Bah Jambi II dapat dikatakan bersih dan lancar di beberapa huta atau
dusun dan air di desa tersebut tidak tercemar oleh lingkun

Dokumen yang terkait

Dampak Pembangunan Irigasi Terhadap Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah di Kabupaten Simalungun&quot;, studi kasus Desa Totap Majawa, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun

3 61 116

Sistem Pemasaran Beras Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Bah Jambi II, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara)

0 34 124

Sikap Petani Terhadap Kegiatan Legalisasi Aset Tanah Melalui Program PPAN (Studi Kasus : Desa Lama, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 77 69

Sikap Petani Terhadap Program Peningkatan Produksi Padi Sawah Dalam Rangka Swasembada Beras (Kasus : Desa Bah Jambi II, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)

1 1 18

Sikap Petani Terhadap Program Peningkatan Produksi Padi Sawah Dalam Rangka Swasembada Beras (Kasus : Desa Bah Jambi II, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Sikap Petani Terhadap Program Peningkatan Produksi Padi Sawah Dalam Rangka Swasembada Beras (Kasus : Desa Bah Jambi II, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)

0 0 9

Sikap Petani Terhadap Program Peningkatan Produksi Padi Sawah Dalam Rangka Swasembada Beras (Kasus : Desa Bah Jambi II, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)

1 4 15

Sikap Petani Terhadap Program Peningkatan Produksi Padi Sawah Dalam Rangka Swasembada Beras (Kasus : Desa Bah Jambi II, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Sikap Petani Terhadap Program Peningkatan Produksi Padi Sawah Dalam Rangka Swasembada Beras (Kasus : Desa Bah Jambi II, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun)

0 0 85

Sikap Petani Terhadap Bantuan Sarana Produksi Pertanian Dalam Upaya Peningkatan Produksi Padi Sawah (Kasus : Desa Rawang Baru Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan) Chapter III VI

0 0 53