T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Visual Branding Saleku Sale Kurma Ukasa Food Semarang T1 Full text

Perancangan Visual Branding Saleku Sale Kurma
Ukasa Food Semarang
Artikel Ilmiah

Oleh:
Krisna Handika (692012074)
Martin Setyawan, S.T.,M.Cs.

Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2017

1. Pendahuluan
Banyak brand dipasaran yang telah dikenal oleh masyarakat dan berhasil menarik
calon konsumen lewat komunikasi atau informasi yang disampaikan mengenai brand
tersebut. Brand atau merek adalah identitas yang mewakili dan memperkuat suatu produk
atau jasa. Brand diwujudkan dengan nama, istilah, simbol, dan desain untuk
mengidentifikasi produk agar berbeda dengan lainnya. Sebuah brand tanpa adanya
komunikasi terhadap konsumen dengan baik akan mengalami kendala dan brand tersebut

menjadi tidak dikenal oleh masyarakat luas sebagai calon konsumennya. Maka branding
sangat diperlukan untuk mengkomunikasikan, membangun, dan membesarkan brand atau
merek serta visual branding sebagai pembeda dari brand lainnya[1].
Saleku sale kurma adalah sebuah brand yang memproduksi sale kurma di Semarang
Jawa Tengah yang diproduksi oleh UKASA Food Semarang. Saleku sale kurma adalah
inovasi baru dari bahan dasar kurma yang menjadikan produk ini unik dan belum banyak
yang memproduksi. Rumah produksi Saleku Sale kurma berada di Jl. Gajah Mada KP.
Sonet NO.248, Semarang Tengah, Jawa Tengah. Saleku Sale Kurma mulai diproduksi
pada tahun 2013 dan merupakan produsen sale kurma satu satunya yang terdaftar di Dinas
Perdagangan Semarang hingga saat ini. Saleku Sale Kurma sudah dipasarkan di area
Semarang dan pemilik sedang mencoba merambah pasar diluar Semarang. Saleku Sale
Kurma sudah memiliki sebuah Corporate Identity yang dipatenkan dan sudah memiliki
izin dagang di Indonesia serta memiliki identitas produk namun dianggap kurang menarik.
Inovasi baru sale kurma dibuat pemilik untuk mengenalkan buah kurma yang sangat
bermanfaat bagi masyarakat sehingga siapa saja dapat memakan buah kurma setiap saat
tidak hanya pada bulan puasa. Promosi dilakukan dari mulut kemulut dan penitipan di
toko pusat oleh-oleh daerah Ungaran menjadikan kendala bagi Saleku Sale Kurma dalam
proses distribusi dikarenakan calon konsumen kurang mengerti informasi dari produk dan
belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. Kurangnya komunikasi brand kepada calon
konsumennya menyebabkan kendala untuk membesarkan produk tersebut yang dapat

menjadi salah satu oleh-oleh khas Semarang mengingat Saleku Sale Kurma adalah inovasi
baru yang pertama terdaftar dalam Dinas Perdagangan Semarang. Selain itu, kurang
menariknya kemasan dan belum ada media promosi membuat Saleku Sale kurma sedikit
kesulitan untuk memasarkan produknya.
Berdasarkan permasalahan yang ada maka dirancang sebuah visual branding bagi
Saleku Sale Kurma yang lebih menarik dan menjadi pembeda dari produk lainnya serta
menampilkan inovasi baru tentang produk. Branding dirancang guna mengenalkan Saleku
Sale Kurma ke masyarakat luas dan memperkuat brand Saleku Sale Kurma. Penerapan
atau implementasi branding juga perlu dilakukan sebagai usaha untuk
mengkomunikasikan produk yang dibuat meliputi desain kemasan yang baik dan menarik
sebagai nilai jual suatu produk dan menjaga kualitas produk sehingga dapat meningkatkan
rasa percaya terhadap produk lewat citra dari branding yang dibangun, serta beberapa
media yang dapat mempromosikan Saleku Sale Kurma, dengan harapan nantinya Saleku
Sale Kurma mendapat tempat tidak hanya di pasar lokal dan lebih diketahui masyarakat
luas.

2. Tinjauan Pustaka
Penilitian Sebelumnya dilakukan oleh Yunita Tanuatmadja, Wayan Swandi dan
Alvin Raditya pada tahun 2014 tentang Perancangan Branding “Marilyn’s Cake”
Surabaya. Perancangan dilakukan sebagai bentuk jawaban atau solusi atas permasalahan

1

yang dimiliki oleh Marilyn’s cake yaitu tidak adanya perkembangan yang signifikan
terhadap usaha dikarenakan tidak adanya strategi branding yang efektif. Perancangan ini
bertujuan untuk dapat menciptakan brand awarness dibenak masyarakat akan usaha
Marilyn’s Cake melalui berbagai perancangan desain yang menarik dan memberikan ciri
khas yang unik. Perancangan ini menggunakan gaya desain sederhana dan minimalis
untuk menonjolkan kesan profesional dan elegan. Penggunaan elemendesain didiminasi
oleh unsur tipografu yang diimbangi juga dengan ilustrasi dan fotografi yang digunakan
sebagai penujnag keseluruhan desain. Hasil perancangan branding dengan memberikan
identitas usaha yang tepat melalui logo dan penciptaan image usaha di mata masyarakat.
Didukung pula dengan media-media pendukung dan promosi seperti packaging, flyer ,
brosur, website, media sosial, merchandise, vehicle identity, serta greeting card dan gift
card.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Zendy Tedja Wijaya pada Tahun 2013 tentang
Penyusunan dan Implementasi Strategi Branding Produk Kuliner dalam Membentuk
Brand Knowledge Sebagai Oleh-Oleh Khas Kabupaten Madiun. Brem Tongkat Mas
merupakan merek yang baru melakukan kegiatan branding setelah produknya dikenal.
Penelitian ini menggunakan teori Doktrin Brand Strategy dari Duane E. Knapp. Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa pedoman dari Tongkat Mas berasal dari visi yang

dimiliki owner Tongkat Mas. Dalam mengimplemetasikan brandingnya, Tongkat Mas
menggunakan beberapa media komunikasi yang dibuat berdasarkan ide owner brem
Tongkat Mas. Mulai dari kelengkapan blue print hingga brand culturalization dalam
bentuk SOP karyawan juga coba diimplementasikan oleh Tongkat Mas. Tidak hanya
dalam hal promosi, peningkatan juga dilakukan dari sisi produk dan distribusi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan jika owner Tongkat Mas menyadari
pentingnya aktivitas branding bagi mereknya, namun sayang kegiatan tersebut belum
sepenuhnya dilaksanakan secara maksimal dan sederhana [3].
Perancangan branding Saleku Sale Kurma guna mempresentasikan produk agar
lebih dikenal oleh masyarakat luas dan memperkuat merek Saleku Sale Kurma. Konsep
dari perancangan branding Saleku Sale Kurma adalah menggunakan desain yang simple
dan ilustrasi dari buah atau daun kurma yang sesuai dan mendukung produk untuk
menyampaikan citra positif pada masyarkat. Implementasi branding meliputi desain
kemasan, stationery kit dan beberapa media promosi yang dapat mendukung proses
distibusi produk.
Saleku Sale Kurma adalah produk olahan berbahan dasar buah kurma pilihan yang
diolah menjadi makanan khas, yaitu sale kurma. Sale kurma diproduksi pertama kali pada
tahun 2013 oleh UKASA Food Semarang dengan Elok Royya sebagai pemilik UMKM
yang berada di Jl. Gajah Mada KP. Sonet NO.248, Semarang Tengah, Jawa Tengah.
Saleku Sale Kurma adalah produk satu-satunya saat ini yang telah terdaftar di dinas

perdagangan Kota Semarang dan sudah lolos seleksi dari dinas kesehatan. Produk Saleku
Sale Kurma sudah dipasarkan di wilayah Semarang dan sekitarnya dengan terget
konsumen kalangan menengah. Melalui produk ini pemilik ingin mengenalkan kepada
masyarakat luas bahwa kurma tidak hanya dapat dikonsumsi pada bulan puasa, tetapi
dapat menjadi makanan ringan yang sehat dan bergizi serta dapat dimakan kapan saja.
Adapun beberapa jenis produk berdasarkan isi kemasannya yaitu kemasan untuk 100gr,
250gr, dan 450gr.
Buah kurma (Phoenix dactylifera ) merupakan tanaman palma (Arecaceae) dalam
genus Phoenix. Buah kurma merupakan buah yang tidak asing bagi warga Indonesia yang
mayoritas penduduknya Muslim, Buah kurma sering dikonsumsi sebagai manisan,
terutama pada bulan puasa [4]. Buah kurma mengandung nutrisi yang tinggi serta
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh seperti mampu menjaga kesehatan tulang
2

dan gigi, baik untuk saraf dan otak, mengatasi anemia, mencegah stroke,mencegah jantung
koroner, proses pembekuan darah, mengurangi reaksi alergi, menjaga kesehatan mata,
menambah energi, dan mengatasi sembelit [5].
Brand atau merek adalah suatu identitas atau nama yang dapat mewakili suatu
produk. Brand mencakup keseluruhan baik fisik maupun non fisik, pengalaman dan
asosiasi. Branding adalah kegiatan membangun sebuah brand yang mencakup pembuatan

identitas suatu produk [6]. Branding adalah Suatu kegiatan untuk membuat nama, simbol
atau pun identitas untuk membedakan satu produk/jasa dengan produk/jasa yang lainnya
[7]. Terdapat tiga tujuan dalam membangun brand, yaitu: membentuk persepsi,
membangun kepercayaan dan membangun cinta (kepada brand), sedangkan fungsi
branding yaitu sebagai pembeda, promosi daya tarik, pembangun citra, pemberi
keyakinan, jaminan kualitas dan prestise serta sebagai pengendali pasar [8].
Kemasan merupakan wadah untuk meningkatkan nilai dan fungsi sebuah produk.
Fungsi kemasan adalah melindungi kualitas produk, membuat produk tahan lebih lama,
sarana komunikasi produk dan branding kepada konsumen, membantu distribusi produk
dari produsen sampai ke tangan konsumen, membuat produk dapat diproduksi secara
massal, menjadi pemicu minat beli dengan merangsang lima pancaindra konsumen, yaitu
melihat, mendengar, membau, meraba, merasa, sampai ada keputusan membeli dan
menggunakan produk [9].
Sejarah kemasan, yang umum dipakai disini adalah daun, kayu, bambu, gerabah,
kertas, kaca, gelas, dan kaleng. Di Indonesia maupun di belahan dunia manapun, kini
kemasan tidak saja berfungsi untuk melindungi produk, baik dari panas, sinar matahari,
kelembapan, atau untuk membantu pada saat distribusi tapi juga dilihat dari sisi seni dan
estetikanya bahkan dituntut pula untuk bisa memberikan rasa nyaman pada saat konsumen
menggunakan produk tersebut atau membantu terpenuhinya kebutuhan akan kepuasan
indra manusia juga dilihat dari kecantikan dan keindahannya pada saaat di-display,

nyaman pada saat dipegang, dan juga menjadi media komunikasi dari produk itu ke
konsumen [10].

3. Metode Perancangan
Metode dalam perancangan Desain Kemasan Saleku Sale Kurma ini menggunakan
metode kualitatif, yakni metode yang digunakan melalui pengumpulan data dari dengan
cara wawancara, pengambilan data langsung dari sumber masalah, analisa dan pengolahan
data hingga mencari solusi desain yang tepat untuk menghasilkan kesimpulan seperti
apakah kemasan yang akan dibuat. Sedangkan tahapan yang digunakan dalam metode
tersebut ialah tahapan Linier Strategy atau strategi garis lurus yang menetapkan urutan
logis pada tahapan yang sederhana dan relatif mudah dipahami komponennya [11].
Tahapan penelitian mengenai perancangan Identitas Produk dan Kemasan Saleku Sale
Kurma dapat dilihat pada Gambar1 sebagai berikut.
Identifikasi
Masalah

Pengumpulan
Data

Analisis Data

Verbal &

Perancangan

Pengujian

Gambar 1 Tahapan–Tahapan Penelitian

Tahap pertama yaitu identifikasi masalah yang dilakukan dengan wawancara kepada
Elok Royya selaku pemilik usaha Saleku Sale Kurma bahwa Saleku Sale Kurma awalnya
diproduksi karena persediaan kurma yang berlebih pada hari raya dan hanya dikonsumsi
oleh keluarga dan tidak berfikir untuk dijadikan suatu usaha. Dari promosi oleh keluarga
tersebut Saleku Sale Kurma mulai memproduksi pesanan dan mulai menjadikan sebuah
3

usaha. Saleku Sale Kurma sudah mendaftarkan Corporate Identity pada dinas perdagangan
dan merupakan satu-satunya produk sale kurma yang terdaftar di Kab. Semarang, Saleku
Sale Kurma sudah mempunyai kemasan berbahan plastik namun dianggap kurang menarik
dan dapat memperpendek jangka kadaluarsa produk. Tidak adanya branding dan media
promosi yang kuat menjadi kendala bagi produk Saleku Sale Kurma untuk dikenal oleh

masyarakat luas.
Tahap berikutnya setelah melakukan identifikasi masalah yaitu pengumpulan data.
Pengumpulan data yang pertama adalah pengumpulan data primer, dimana dilakukan
wawancara kepada pemilik usaha Saleku Sale Kurma menyampaikan bahwa Saleku Sale
Kurma adalah jenis makanan ringan yang diproduksi dari bahan dasar kurma yang
dicampur dengan tepung beras, gula, tepung tapioka, garam, vanili yang digoreng
bersamaan tanpa bahan pengawet. Sale yang berbahan dasar kurma ini dicetuskan pertama
kali oleh pemilik usaha karena memanfaatkan persediaan buah kurma yang berlebih pada
hari raya yang pada saat itu hanya diproduksi untuk keluarga. Dengan promosi dari mulut
kemulut oleh keluarga maka pemilik mulai menerima beberapa pesanan dan
mengembangkan sale kurma tersebut menjadi sebuah usaha yang di beri nama Saleku Sale
Kurma. Bahan dasar sale pada umumnya adalah buah pisang, namun Elok Royya
membuat inovasi baru dengan buah kurma yang menjadikan Saleku Sale Kurma adalah
produk yang memiliki keunikan tersendiri sebagai USP atau Unique Selling Proposition
yang berbeda dengan lainnya. Pada tahun 2014 ketika didaftarkan di dinas perdagangan
yang telah lulus uji di dinas kesahatan menjadikan produk sale kurma dengan merek
Saleku Sale Kurma menjadi produk sale kurma pertama saat itu. Dengan dimulainya
pengembangan usaha sale kurma ini pemilik ingin mengenalkan kepada masyarakat
bahwa buah kurma dapat dikonsumsi oleh siapa saja dan tidak hanya pada bulan puasa
atau hari raya saja. Melalui produk Saleku Sale Kurma ini pemilik ingin mengenalkan dan

mendekatkan kembali kepada masyrakat untuk mengkonsumsi olahan kurma yang sehat,
selain itu pemilik berharap agar seseorang yang awalnya tidak menyukai buah kurma
dapat merasakan buah kurma melalui olahan dengan rasa yang berbeda. Saat ini terdapat
produk sale kurma lain yang diproduksi di daerah semarang, produsen merupakan teman
pemilik saleku sale kurma. Melalui wawancara kepada pemilik saleku sale kurma bahwa
produk baru tersebut berbeda dengan saleku sale kurma, karena saleku sale kurma
diproduksi dengan kurma pilihan yang berkualitas tinggi. Berbeda dengan produk sale
kurma lain yang menggunakan kurma biasa dengan kualitas sedang yang dijual dipasaran
sebagai bahan dasar pembuatan sale kurma. Saleku Sale Kurma memiliki tekstur
kerenyahan sale kurma yang berbeda dengan produk sale kurma lainnya. Produk sale
kurma lainnya tersebut belum terdaftar di dinas perdagangan Semarang dan hanya
memiliki satu jenis kemasan berdasarkan berat produk. Kemasan yang digunakan
berbahan sama dengan kemasan Saleku Sale Kurma. Pada kemasan Saleku Sale Kurma
yang menggunakan bahan plastik terdapat kelemahan yaitu memperpendek masa
kadaluarsa produk yang awalnya dari dinas kesehatan memberikan hasil ketahanan produk
hingga empat bulan, namun dengan kemasan plastik menjadi tiga bulan. Target konsumen
produk adalah anak –anak hingga dewasa dengan umur 5-70 tahun dari kalangan
menengah dan kalangan menengah atas.
Data Sekunder yang didapatkan berupa data Corporate Identity dan kemasan yang
sudah ada, identitas Saleku Sale Kurma memiliki warna etiket kuning, coklat, hitam,

merah, putih, hijau lalu terdapat gambar pohon dan buah kurma sebagai gambar
pendukungnya. Terdapat tiga jenis kemasan yaitu kemasan plastik klip, topless mika, dan
topless atom produksi serta expired dalam bentuk stiker yang ditempel pada kemasan.
Selain melalui wawancara juga dilakukan observasi langsung ke rumah produksi
Saleku Sale Kurma dengan pengambilan foto/ gambar produk Saleku Sale Kurma meliputi
4

foto kemasan dan identitas kemasan (Corporate Identity) atau label. Data dapat dilihat
pada gambar 2.

Gambar 2 produk dan label Saleku Sale Kurma

Setelah pengumpulan data maka tahapan selanjutnya yaitu analisis data. Dari data
visual dan verbal tersebut didapat logo sebagai Corporate Identity yang sudah dimiliki
oleh Saleku Sale Kurma, warna identitas yang digunakan sudah sesuai dan
menggambarkan produk Saleku Sale Kurma, namun desain label yang digunakan masih
sedikit kaku serta penggunaan jenis huruf “Saleku” pada Saleku Sale Kurma yang berada
didalam kotak hitam dirasa kurang cocok dan menjadikan identitas terlihat kaku dan
kurang menarik walaupun penggunaan jenis font lain pada logo sudah cocok. Apabila
jenis huruf disamakan akan lebih baik dan terlihat ramah untuk menarik target konsumen.
Kemasan yang sudah ada juga kurang menarik yang hanya menggunakan tempelan label
berukuran sama pada setiap jenis kemasan. Tidak adanya identitas lain sebagai media
informasi dan media promosi menghambat saleku sale kurma untuk lebih dikenal oleh
masyarakat luas, sebuah brand image juga diperlukan guna membangun citra positif
dimata masyarakat dan sebagai pembeda dengan produk lain. Saleku Sale Kurma
membutuhkan sebuah kemasan yang dapat menunjukkan identitas produk yang dapat
menunjang pemasaran dan promosi produk.
Dari analisis data visual dan data verbal tersebut sangat penting dilakukan visual
branding yang diimplementasikan dalam desain cetak pada beberapa Stationery Kit dan
media promosi yang mampu menarik target audience untuk membeli produk Saleku Sale
Kurma. Target audience pada perancangan visual brandig Saleku Sale Kurma adalah anak
muda dengan umur 18-25 tahun. Target audience dipilih karena lebih aktif dan lebih
banyak menggunakan media informasi yang dapat berpeluang untuk melihat produk
Saleku Sale Kurma melalui media promosi yang akan dirancang. Target audience lebih
menyukai desain yang simpel dan unik yang dapat menarik minat jika melihatnya. Secara
keseluruhan konsep branding mengacu pada identitas atau Corporate Identity yang sudah
dimiliki yang dapat mempresentasikan dan mengangkat citra positif Saleku Sale Kurma
kepada masyarakat sehingga produk akan lebih dikenal. Konsep dari perancangan visual
branding saleku sale kurma adalah menggunakan desain yang simple dan ilustrasi digital
painting dari buah atau pohon kurma yang sesuai dan mendukung produk untuk
menyampaikan citra positif pada masyarkat serta memberi kesan unik dibenak target
audience. Implementasi visual branding meliputi desain kemasan, stationery kit dan media
promosi yang dapat mendukung proses distibusi produk. Konsep perancangan yang akan
menggambarkan Saleku Sale Kurma yaitu menggunakan warna hijau, kuning, dan coklat
mengadopsi dari warna Corporate Identity Saleku Sale Kurma. Warna hijau, melambangkan
warna segar dan alami. Warna hijau mengkomunikasikan dapat didaur ulang, diperbarui, alami, dan
ramah lingkungan. Kuning menimbulkan kesan yang mirip dengan warna orange, yaitu ceria, hangat
5

serta dapat membangkitkan selera makan. Warna coklat memberikan kesan psikologis yang hangat
dan manis [10]. Identitas atau branding disusun oleh komponen ilustrasi pohon kurma sebagai
karakteristik kurma dan menggunakan typografi jenis script untuk menonjolkan karakter Saleku Sale
Kurma yang fleksibel dan dapat diterima oleh target audience. Pemilihan warna yang digunakan
dapat berpengaruh pada Emotional Selling Preposition (ESP) yaitu unsur emosional ketika
seseorang memakan sale kurma, maka konsumen akan merasakan sensasi baru dari rasa kurma yang
berbeda dan menjadikan ketagihan (selera makan meningkat) untuk memakannya, sehingga warna
kuning yang digunakan dalam konsep akan membantu penyampaiannya. Selain itu ilustrasi yang
digunakan dapat menyampaikan inovasi baru melalui pengemasan yang berbeda dengan isi produk
yang sebenarnya dari bahan dasar kurma yang sudah biasa.
Tahapan ke empat yaitu tahap perancangan dimana mulai dilakukan perancangan sebuah
branding bagi Saleku Sale Kurma. Tahap pertama yang dibuat adalah sebuah ilustrasi yang dapat
menggambarkan konsep perancangan branding yang sesuai dengan produk dan dapat mengangkat
citra produk kepada masyarakat serta melalui illustrasi yang dibuat dapat menjadikan pembeda
dengan produk lainnya. Konsep utama pada perancangan ini adalah desain yang simple dan
tetap menarik agar pesan yang ingin disampaikan dapat masuk ke dalam benak target
audience. Ilustrasi yang digunakan sebagai pendukung identitas adalah ilustrasi buah dan pohon
kurma yang memberi kesan segar dan mempertegas bahwa sale kurma adalah produk yang berbahan
dasar kurma asli.
Produk Saleku Sale Kurma berbahan dasar kurma pilihan yang berkualitas, maka gagasan
branding bernuansa segar dengan konsep identitas berbentuk ilustrasi buah kurma sebagai pendukung
dan juga mempermudah calon konsumen untuk mengenal jenis makanan apa yang akan mereka pilih.
Ilustrasi yang digunakan dapat mendukung Saleku Sale Kurma untuk menyampaikan informasi
bahwa produk Sale Kurma dari Saleku Sale Kurma merupakan makanan yang berasal dari buah
kurma asli. Hasil sketsa dari ilustrasi buah kurma diberi warna kemerahan sehingga dapat
mengasosiasikan segarnya buah kurma asli. Proses ilustrasi buah kurma dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3 Proses ilustrasi buah Kurma

Ilustrasi daun dipilih dari bentuk daun pohon kurma untuk mewakili keseluruhan pohon
kurma. Hasil sketsa dari ilustrasi daun kurma diberi warna hijau yang mengasosiasikan tumbuhtumbuhan. Hijau memberikan kesan yang segar dan alami serta menggambarkan warna corporate
Saleku Sale Kurma. Proses ilustrasi daun kurma dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4 Proses ilustrasi daun Kurma

6

Jenis huruf yang digunakan pada branding Saleku Sale Kurma menggunakan dua
jenis huruf, yaitu script bernama Selima dan Sans Serif bernama Margot Rg . Font script
yang dipilih berbentuk tebal dan tidak kaku yang dapat melambangkan keramahan serta
memperkuat karakter desain dan kesan segar pada buah kurma maupun pada kemasan,
sedangkan untuk huruf pendukung seperti informasi tentang produk menggunakan huruf
Sans Serif yang cenderung lebih tegas, selain untuk mempermudah konsumen membaca
informasi dalam produk juga untuk memperkuat kesan professional dan dapat dipercaya
sebagai produk pilihan bagi konsumen. “Sale Kurma” merupakan nama baru yang
dijadikan sebuah identitas atau logo dari hasil branding Saleku Sale Kurma. “Sale Kurma”
menjadi identitas utama dari perancangan namun tidak menghilangkan logo asli “Saleku
Sale Kurma” karena Saleku Sale Kurma sudah merupakan sebuah corporate identity yang
sudah dipatenkan. Sale Kurma menggunakan font script menggambarkan keramahan dari
produk tersebut. Warna yang digunakan pada logo Sale Kurma dan informasi produk
adalah Coklat menyesuaikan warna etiket dari produk Saleku Sale Kurma. Selan itu,
warna coklat dipakai untuk mengartikan rasa manis pada produk Saleku Kurma dan dapat
mewakili warna dari kurma itu sendiri. Jenis font dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5 Jenis huruf pada desain branding Saleku Sale Kurma

Warna yang digunakan dalam ilustrasi dan latar belakang desain adalah perpaduan
hijau, coklat, dan kuning yang ada pada ilustrasi. Warna dominan yang digunakan adalah
warna kuning yang dapat memberi kesan untuk membangkitkan selera makan dan terlihat
segar serta lebih menarik perhatian. Kuning memberikan karakter hangat dan ceria yang
cocok untuk produk Sale Kurma yang dapat membuat ceria atau senang pada konsumen
melalui inovasi produk. Kesan hangat juga dipilih karena produk Sale Kurma adalah
produk untuk keluarga yang identik dengan kehangatan dan kebersamaan. Warna hijau
digunakan sebagai warna dasar pada ilustrasi daun kurma. Warna coklat digunakan pada
tulisan yang berlatar belakang warna putih. Color Palette dan dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6 Palette warna

Setelah proses perancangan illustrasi sebagai identitasnya, maka selanjutnya adalah
penerapan ilustrasi yang sudah jadi. Penerapan branding mengacu pada konsep awal dari
identitas produk yaitu menggunakan desain yang simple serta ilustrasi dari buah dan
7

bagian dari pohon kurma yang sesuai dan mendukung produk untuk menyampaikan citra
produk Sale Kurma dari Saleku Sale Kurma, maka dilakukan implementasi ke berbagai
media seperti kemasan, stationery kit, dan beberapa media promosi.
Perancangan desain kemasan Saleku Sale Kurma terbagi menjadi tiga kemasan primer
menyesuaikan kemasan produk yang sudah ada dan satu kemasan sekunder baru. Kemasan
Sale Kurma dibedakan menurut isinya yaitu 100gr, 250gr dan 450gr dan menggunakan
illustrasi kurma yang telah dibuat. Desain kemasan yang dirancang mempunyai warna
dasar putih dan ditambahkan informasi berupa nama produk, nomor PIRT, komposisi,
kode produksi serta kadaluarsa produk serta informasi mengenai Sale Kurma. Sale Kurma
merupakan identitas baru yang dimasukkan kedalam desain kemasan namun tidak
menghilangkan logo asli Saleku Sale Kurma, hal ini memberikan arti bahwa produk Sale
Kurma merupakan produk dari brand Saleku Sale Kurma yang sudah di branding dalam
penelitian ini. Produk Sale Kurma dalam perancangan desain kemasan ini memiliki tagline
“makanan ringan, sehat dan bergizi” yang menjelaskan bahwa Sale Kurma merupakan
produk makanan ringan yang bukan sekedar cemilan biasa namun cemilan yang sehat dan
bergizi mengingat manfaat dari bahan dasar produk. Warna Kuning dipakai untuk latar
belakang identitas Sale kurma yang melingkari kemasan dan logo Saleku Sale Kurma
berukuran lebih kecil dan ditempatkan disalah satu sisi dari kemasan. Kemasan 100gr
berbentuk persegi dan menggunakan kombinasi bahan karton dan plastik. Kemasan 250gr
berbentuk tabung berdiameter 7 cm dan tinggi 19 cm menggunakan bahan karton yang
diberi lubang pada pola untuk melihatkan isi Sale Kurma. Kemasan 450gr menggunakan
toples transparan seperti pada kemasan sebelumnya yang diberi label melingkar pada
toples dengan panjang pola 27 cm. Kemasan sekunder berupa kemasan kardus berbentuk
persegi dengan panjang 50 cm lebar 30 cm. Sketsa dan pola kemasan dapat dilihat pada
gambar 7.

Kemasan 250gr

Kemasan 100gr

Kemasan 450gr

Kemasan Sekunder (kemasan kardus)

Gambar 7 Sketsa dan pola kemasan Saleku Sale Kurma

8

Stationery adalah hal yang penting dari sebuah usaha/perusahaan. Dari hasil
pengamatan, rumah produksi Saleku Sale Kurma belum memiliki aplikasi desain pada
stationery, maka dirancang desain stationery yang merupakan bagian dari branding Sale
Kurma berupa kartu nama, kop surat, amplop surat, buku catatan, nota dan price tag.
Desain stationery Saleku Sale Kurma merupakan aplikasi desain yang telah dibuat yaitu
memiliki dominasi warna kuning dan pengaplikasian ilustrasi kurma sehingga terdapat
konsistensi pada setiap desainnya. Dalam perancangan desain stationery kit logo yang
diaplikasikan pada bagian depan atau yang utama adalah logo Sale Kurma dan tanpa
menghilangkan logo Saleku Sale Kurma yang ditempatkan dibagian belakang dan lebih
kecil. Desain Stationery Kit dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8 Desain Stationery Kit Saleku Sale Kurma

Sebagai penerapan desain branding dan sebagai media promosi tidak langsung dibuat
sebuah desain apron untuk seragam karyawan atau pembuat sale kurma di rumah produksi
Saleku Sale Kurma. Calon konsumen yang mendatangi rumah produksi Saleku Sale
Kurma akan melihat karyawan memakai apron dan secara tidak langsung dapat
menyampaikan informasi mengenai branding dan akan lebih mudah mengingat atau
mengenali identitas Saleku Sale Kurma. Selain ditujukan untuk karyawan, a juga dapat
diberikan kepada konsumen sebagai kenang-kenangan dari Sale Kurma. Desain apron
dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9 Desain Apron

9

Perancangan media promosi dalam perancangan branding Saleku Sale Kurma yang
dipilih adalah Media Promosi online dan beberapa media cetak. Media promosi online
dibuat melalui hasil analisa target audience perancangan branding Saleku Sale Kurma
yaitu anak muda usia 18-25 tahun yang lebih banyak aktif dalam media sosial sehingga
lebih efektif dan dapat mempermudah penyaluran informasi kepada target audience
melalui media tersebut. Media online yang dibuat yaitu instagram, facebook dan twitter
yang paling banyak digunakan oleh anak muda sekarang. Desain pada media promosi
online ini dibuat sama dengan konsep desain branding Saleku Sale Kurma yaitu
menggunakan dominan warna kuning dan illustrasi kurma. Flyer online dibuat sebagai
konten dari beberapa sosial media yang telah dibuat. Flyer berisikan nama produk, alamat
dan deskripsi singkat mengenai produk yang ditambahkan gambar produk seingga terlihat
lebih menarik. Perancangan media sosial dan flyer online dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10 media sosial dan flyer online

Media promosi offline yang dibuat berupa brosur, desain kendaraan, dan stiker.
Brosur berisikan deskripsi menyeluruh produk saleku sale kurma agar calon konsumen
dapat mengetahui produk dan manfaat pada produk yang dibagikan kepada target
audience sebagai media promosi langsung dan desain pada kendaraan berfungsi sebagai
identitas serta promosi kepada audience saat berada dijalan. Stiker dibuat sebagai media
reminder yang dibagikan kepada masyarakat luas agar lebih mengenal dan mengingat
Saleku Sale Kurma. Desain brosur, kendaran dan stiker dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11 Desain Brosur, kendaraan dan stiker saleku Sale Kurma

4. Hasil dan Pembahasan
10

Hasil perancangan branding pada Saleku Sale Kurma yang telah dilakukan
menghasilkan sebuah identitas baru yaitu nama “Sale Kurma” dan illustrasi yang
mendukung produk yaitu ilustrasi buah dan pohon kurma. Penerapan identitas baru tidak
menghilangkan identitas lama yaitu “Saleku Sale Kurma” yang merupakan bagian dari
branding Saleku Sale Kurma. Desain branding diterapkan dalam beberapa media
mencakup stationery kit, desain kemasan dan media promosi secara langsung maupun
tidak langsung.
Penerapan pada stationery kit berupa kartu nama, kop surat, amplop, nota, buku
catatan dan price tag atau label. Kartu nama dibuat dua sisi dengan sisi depan berwarna
kuning dan sisi belakang berwarna putih berukuran 8cm x 5cm dengan penerapan ilustrasi
branding Saleku Sale Kurma dan logo “Sale Kurma” pada sisi depan, sedangkan logo
“Saleku Sale Kurma” pada sisi belakang bersamaan dengan konten kartu nama. Kop surat
menggunakan identitas branding yang baru yaitu “Sale Kurma” berwarna coklat pada sisi
kanan atas surat dan informasi serta logo Saleku Sale Kurma ditempatkan pada sisi tengah
bawah surat dengan menggunakan kertas hvs ukuran A4. Amplop surat berukuran 21 x 10
cm dengan lubang bagian depan untuk melihatkan tujuan surat yang berada pada surat di
dalamnya serta penempatan identitas Saleku Sale Kurma pada sisi kanan lubang dan logo.
Amplop bagian belakang berwarna putih dengan ilustrasi kurma dan terdapat informasi
mengenai Saleku Sale Kurma serta logonya pada sisi kananbawah amplop. Nota
berukuran 10cm x 10cm dan diberikan kepada pelanggan yang membeli maupun memesan
produk Sale Kurma. Buku Catatan berukuran B6 dan dicetak soft cover dengan jilid lem
yang digunakan pemilik atau karyawan Saleku Sale Kurma untuk mencatat pesanan
maupun catatan lain. Price tag dicetak menggunakan kertas ivory 260gr dengan ukuran
3cm x 6cm. Implementasi stationery kit dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12 Implementasi Stationery Kit

Implementasi media kemasan dibagi menjadi tiga macam kemasan primer
berdasarkan jumlah isi produk, yaitu kemasan 100gr, 250gr dan 450gr yang masingmasing mempunyai konsistensi desain. Bentuk dari kemasan baru menyesuaikan bentuk
kemasan yang lama namun menggunakan desain dan bahan yang berbeda. Kemasan 100gr
berbentuk persegi dengan bahan carton yang dilapisi degan alumunium foil dan berukuran
19cm x 4cm x 10cm. Pada bagian bawah kemasan menggunakan bahan plastik transparan
yang bertujuan untuk melihatkan isi produk sehingga dapat mempermudah calon
konsumen untuk mengetahui bentuk dari isi produk yang akan dibeli. Bagian atas kemasan
11

100gr dilipat dan dipress untuk melindungi isi kemasan agar tidak ada udara yang masuk
sehingga ketahanan produk dapat terjaga. Kemasan 250gr berbentuk tabung karton
berlapis alumunium foil berukuran 19cm x 7cm dan diberi lubang transparan berbentuk
bulat untuk melihatkan isi produk sedangkan kemasan 450gr menggunakan topless
transparan yang diberi label melingkar pada badan topless sehingga produk dapat terlihat
pada bagian tutup dan bawah topless. Implementasi kemasan produk Sale Kurma dapat
dilihat pada gambar 13.

Kemasan 100gr

Kemasan 250gr

Kemasan 450gr

Kemasan Kardus

Gambar 13 Implementasi kemasan Sale Kurma

Desain apron digunakan sebagai seragam karyawan atau pembuat saleku sale kurma
dirumah produksi saleku slae kurma yang secara tidak langsung dapat menjadi sebuah
media promosi bagi orang yang melihatnya. Desain dicetak dengan cara screen printing
pada apron berbahan kain warna putih. Implementasi apron dapat dilihat pada gambar 14

Gambar 14. Implementasi Desain Apron

Media promosi Saleku Sale Kurma terbagi menjadi dua yaitu media promosi online
dan offline. Media promosi online berupa facebook, instagram dan twitter yang dapat
mempermudah menyalurkan informasi kepada target audience. Desain dari media online
yaitu mempunyai kesamaan, yaitu menggunakan illustrasi kurma yang telah dirancang dan
flyer yang diunggah ke media promosi yang telah dibuat tersebut untuk menampilkan
informasi produk. Cara berpromosi melalui media online intagram yaitu dengan membuat
akun instagram bussinnes yang di hubungkan ke fanspage facebook maupun twitter dan
mengunggah brosur atau flyer dan konten lainnya untuk menyebar informasi produk.
dalam instagram bussinnes telah tertera tombol call dan email admin sehingga dapat
12

mempermudah calon konsumen untuk menghubungi pengelola Saleku Sale Kurma. Media
promosi offline berupa brosur, kendaraan dan stiker yang merupakan implementasi desain
branding Saleku Sale Kurma. Brosur dan stiker diberikan langsung kepada audience
sedangkan kendaraan menjadi media promosi tidak langsung. Brosur berukuran 10cm x
21cm dan dicetak dengan kertas art paper 100gr. Isi dari brosur mencakup penjelasan
tentang produk dan rumah produksi Saleku Sale Kurma serta contact person ketika ingin
memesan Sale Kurma. Stiker Sale Kurma berukuran 6cm x 6cm dicetak dengan jenis
kertas stiker vynil glossy yang berguna sebagai alat reminder para konsumen maupun
calon konsumen dan sebagai media promosi tidak langsung kepada masyarakat luas yang
melihatnya. Template mobil atau kendaraan yang telah didesain lalu diaplikasikan kedalam
kendaraan yang digunakan oleh Saleku Sale Kurma saat beroprasi mengantarkan pesanan.
Media promosi online dan offline dapat dilihat pada gambar 15.

Gambar 15 Media promosi online dan offline Sale Kurma

Pengujian dilakukan dengan metode kualitatif kepada Elok Royya selaku pemilik
usaha Saleku Sale Kurma, hasil wawancara yang diperoleh bahwa keseluruhan desain
sudah sangat menarik dan lebih menarik dari desain yang sebelumnya. Perancangan media
pendukung dan media promosi sangat membantu Saleku Sale Kurma untuk berkembang
dalam rangka mengenalkan produk ke masyarakat luas dan lebih banyak menarik target
konsumen dari kalangan anak muda. Warna yang digunakan pada desain juga sesuai tanpa
banyak merubah warna etiket yang sudah dipatenkan sehingga identitas asli dari Saleku
Sale Kurma dalam menggunakan nama baru tidak hilang. Desain ilustrasi yang diterapkan
sudah bagus namun ilustrasi buah kurma kurang menampakkan buah kurma yang sudah
siap untuk dimakan pada umumnya yang diketahui oleh masyarakat luas sedikit
menimbulkan kesalahan arti oleh masyarakat awam yang tidak mengetahui bentuk buah
kurma asli. Penambahan gambar kurma yang real sangat membantu untuk memperjelas
ilustrasi. Ide penggunaan media karton sebagai kemasan juga dirasa lebih baik dan
menarik untuk menarik konsumen dari kalangan anak muda. Selain itu, penggunaan
symbol garis kecil di atas huruf “e” pada Sale Kurma sangat membantu keterbacaan antara
kata sale (makanan) dengan sale (inggris) yang sering menimbulkan kesalahan arti pada
pengalaman pemilik yang didapat oleh audience sebelumnya.
Pengujian kedua dilakukan kepada Ubet selaku anggota “UKASA food” mengenai
keseluruhan desain yang telah dibuat dan mendapatkan hasil bahwa desain lebih layak dan
lebih menarik dari desain sebelumnya yang sudah ada. Penggunaan bahan pada kemasan
juga dapat lebih mengatasi kekurangan pada kemasan sebelumnya namun budget yang
diperlukan akan lebih banyak dan hal itu masih menjadi kendala bagi pengembangan
13

kemasan produk. Keseluruan desain lebih konsisten dan bervariasi sehingga mampu
menarik perhatian calon konsumen serta media pendukung yang dirancang sudah sesuai
dengan Saleku Sale Kurma dan dapat membantu pengembangan informasi produk. Warna
yang digunakan walaupun tidak merubah warna etiket Saleku Sale Kurma terlihat lebih
segar dan menarik minat audience.
Pengujian ketiga dilakukan kepada narasumber dibidang desain yaitu Sekar Ayu
Maharani, S.Ds mengenai keseluruhan desain ilustrasi dan aplikasi pada media pendukung
yang telah dibuat dengan kesimpulan bahwa desain yang dibuat sudah baik dan aplikasi
pada media pendukung sudah cukup dengan konsistensi desain dalam perancangannya,
namun terdapat kekurangan pada ilustrasi desain yaitu ilustrasi daun yang mewakili
pohon kurma terlihat seperti daun palm. Ilustrasi daun kurma lebih menonjol daripada
buah kurma sehingga perlu dipertimbangkan untuk melihatkan bagian dari pohon kurma
atau penggunaan ilustrasi pohon kurma saja. Warna dominan yang digunakan dalam
desain sudah tepat untuk produk makanan karena dapat meningkatkan ketertarikan dan
warna pendukung sudah dapat menyampaikan citra atau kesan yang ingin ditampilkan
mengenai produk. Deskripsi warna sudah ditambah dengan jenis warna pantone yang
dipakai dalam standart internasional dapat membantu standart pemberian warna. Product
knowledge sudah cukup menyampaikan informasi namun alangkah lebih baik jika
ditambahkan informasi tentang manfaat kurma untuk kesehatan seperti yang disampaikan
dalam produk. Pada media promosi online sudah dijelaskan sedikit megenai cara promosi
melalui sosial media, namun pada promosi offline perlu dipertimbangkan penggunan
brosur untuk saat ini.

6. Simpulan
Simpulan yang didapat dari perancangan branding Saleku Sale Kurma Ukasa Food
Semarang dengan konsep desain simple dan menggunakan ilustrasi yang mendukung
dapat lebih mengenalkan produk kepada target audience. Penggunaan ilustrasi desain yang
lebih menarik tanpa menghilangkan identitas yang sudah ada sebelumnya dapat
memperkuat citra produk tanpa melupakan identitas tersebut sehingga dapat lebih
menguatkan brand Saleku Sale Kurma. Media komunikasi brand yang dirancang
diantaranya desain kemasan, stationery kit dan beberapa media promosi untuk
menyampaikan informasi mengenai brand sehingga produk dapat lebih dikenal melalui
media promosi langsung maupun tidak langsung sehingga dapat membesarkan brand
Saleku Sale Kurma.
Branding Saleku Sale Kurma yang telah dirancang dapat dikembangkan untuk
penerapan komunikasi brand yang lain seperti media iklan yang berbentuk video atau
pegembangan media promosi lainnya guna lebih meningkatan daya tarik audience untuk
memilih atau membeli produk.

14

7. Daftar Pustaka
[1]

[2]
[3]

[4]
[5]

[6]
[7]
[8]

[10]

[11]
[10]

Maulidi, Achmad, 2016, “Pengertian Brand, Branding dan Rebranding
Perusahaan”:
http://www.kanal.web.id/2016/09/pengertian-brand-brandingrebranding.html. Diakses Tanggal 31 Januari 2017
Yunita, Wayan, dan Alvin.(2014) “Perancangan Branding “marilyn Cake’s”
Surabaya. Universitas Kristen Petra Surabaya
Tedja Wijaya, Zendy.(2013). “Penyusunan dan Implementasi Strategi Branding
Produk Kuliner dalam Membentuk Brand Knowledge sebagai Oleh-Oleh Khas
Kabupaten Madiun”. http://e-journal.uajy.ac.id/5919/. Diakses Tanggal 22 Maret
2017
Definisi: kurma, Arti kata: kurma – Artikata.com.http://artikata.com/arti-337008kurma.html . Di akses pada tanggal 22 Maret 2016
Klinik
lambung.
10
keajaiban
buah
kurma
menurut
pakar
kesehatan.http://kliniklambung.com/10-manfaat-buah-kurma-untuk-kesehatan/. Di akses

pada tanggal 22 Maret 2016
Rustan Surianto.(2009).Mendesain Logo.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Apa Itu Branding. http://www.indosmartdigital.com/artikel-63-apa-itu-branding.html. Diakses Tanggal 12 April 2017
Neumeier, Marty. 2003. The Brand Gap. New York: New Riders Publishing.
[9] Julianti, Sri, 2014, The Art Of Packaging, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Kapferer, J.-N. (1994). Strategic Brand Management: New Approaches to Creating
and Evaluating Brand Equity. New York: Simon and Schust
Sarwono, Jonathan & Lubis,Hary.(2007). Metode Riset Untuk Desain
Komunikasi visual. Yogyakarta : C.V Andi offset
Warna
warna
kemasan
tak
sekedar
warna.http://www.academia.edu/9341062/WARNA_WARNA_KEMASAN_TA
K_SEKEDAR_WARNA/ . Diakses pada tanggal 15 November 2016

15