BUDAYA ETIKA BAHAN ERIKA .

BUDAYA ETIKA
Bahan 1

1.

2.

1.
2.
3.

1.
2.
3.
4.

Budaya Etika
Good governance merupakan tuntutan yang terus menerus diajukan oleh publik dalam
perjalanan roda pemerintahan. Tuntutan tersebut merupakan hal yang wajar dan sudah
seharusnya direspon positif oleh aparatur penyelenggaraan pemerintahan. Good governance
mengandung dua arti yaitu :

Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang hidup dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara yang berhubungan dengan nilai-nilai kepemimpinan. Good governance mengarah
kepada asas demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pencapaian visi dan misi secara efektif dan efisien. Mengacu kepada struktur dan kapabilitas
pemerintahan serta mekanisme sistem kestabilitas politik dan administrasi negara yang
bersangkutan.
Untuk penyelenggaraan Good governance tersebut maka diperlukan etika pemerintahan.
Etika merupakan suatu ajaran yang berasal dari filsafat mencakup tiga hal yaitu :
Logika, mengenai tentang benar dan salah.
Etika, mengenai tentang prilaku baik dan buruk.
Estetika, mengenai tentang keindahan dan kejelekan.
Secara etimologi, istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu kata "Virtus" yang berarti
keutamaan dan baik sekali, serta bahasa Yunani yaitu kata "Arete" yang berarti utama.
Dengan demikian etika merupakan ajaran-ajaran tentang cara berprilaku yang baik dan
yang benar. Prilaku yang baik mengandung nilai-nilai keutamaan, nilai-nilai keutamaan yang
berhubungan erat dengan hakekat dan kodrat manusia yang luhur. Oleh karena itu kehidupan
politik pada jaman Yunani kuno dan Romawi kuno, bertujuan untuk mendorong,
meningkatkan dan mengembangkan manifestasi-manifestasi unsur moralitas. Kebaikan
hidup manusia yang mengandung empat unsur yang disebut juga empat keutamaan yang
pokok (the four cardinal virtues) yaitu :

Kebijaksanaan, pertimbangan yang baik (prudence).
Keadilan (justice).
Kekuatan moral, berani karena benar, sadar dan tahan menghadapi godaan (fortitude).
Kesederhanaan dan pengendalian diri dalam pikiran, hati nurani dan perbuatan harus sejalan
atau "catur murti" (temperance).
Pada jaman Romawi kuno ada penambahan satu unsur lagi yaitu "Honestum" yang
artinya adalah kewajiban bermasyarakatan, kewajiban rakyat kepada negaranya. Dalam
perkembangannya pada masa abad pertengahan, keutamaan tersebut bertambah lagi yang
berpengaruh dari Kitab Injil yaitu Kepercayaan (faith), harapan (hope) dan cinta kasih
(affection). Pada masa abad pencerahan (renaissance) bertambah lagi nilai-nilai keutamaan
tersebut yaitu Kemerdekaan (freedom), perkembangan pribadi (personal development),
dan kebahagiaan (happiness).

1.

2.

1.

2.


Pada abad ke 16 dan 17 untuk mencapai perkembangan pribadi (personal development)
dan kebahagiaan (happiness) tersebut dianjurkan mengembangkan kekuataan jiwa
(animositas), kemurahan hati (generositas), dan keutamaan jiwa (sublimitas).
Dengan demikian etika pemerintahan tidak terlepas dari filsafat pemerintahan. filsafat
pemerintahan adalah prinsip pedoman dasar yang dijadikan sebagai fondasi pembentukan dan
perjalanan roda pemerintahan yang biasanya dinyatakan pada pembukaan UUD Negara, kalau
melihat sistematika filsafat yang terdiri dari filsafat teoritis, "mempertanyakan yang ada",
sedangkan filsafat praktis, "mempertanyakan bagaimana sikap dan prilaku manusia
terhadap yang ada". Dan filsafat etika. Oleh karena itu filsafat pemerintahan termasuk dalam
kategori cabang filsafat praktis. Filsafat pemerintahan berupaya untuk melakukan suatu
pemikiran mengenai kebenaran yang dilakukan pemerintahan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara mengacu kepada kaedah-kaedah atau nilai-nilai baik formal maupun etis.
Dalam ilmu kaedah hukum (normwissenchaft atau sollenwissenschaft) menurut Hans
Kelsen yaitu menelaah hukum sebagai kaedah dengan dogmatik hukum dan sistematik hukum
meliputi Kenyataan idiil (rechts ordeel) dan Kenyataan Riil (rechts werkelijkheid). Kaedah
merupakan patokan atau pedoman atau batasan prilaku yang "seharusnya". Proses terjadinya
kaedah meliputi : Tiruan (imitasi) dan Pendidikan (edukasi). Adapun macam-macam kaedah
mencakup, Pertama : Kaedah pribadi, mengatur kehidupan pribadi seseorang, antara lain :
Kaedah Kepercayaan, tujuannya adalah untuk mencapai kesucian hidup pribadi atau hidup

beriman. meliputi : kaedah fundamentil (abstrak), contoh : manusia harus yakin dan mengabdi
kepada Tuhan YME. Dan kaedah aktuil (kongkrit), contoh : sebagai umat islam, seorang
muslim/muslimah harus sholat lima waktu.
Kaedah Kesusilaan, tujuannya adalah untuk kebaikan hidup pribadi, kebaikan hati nurani
atau akhlak. Contoh : kaedah fundamentil, setiap orang harus mempunyai hati nurani yang
bersih. Sedangkan kaedah aktuilnya, tidak boleh curiga, iri atau dengki.
Kedua: Kaedah antar pribadi mencakup :
Kaedah Kesopanan, tujuannya untuk kesedapan hidup antar pribadi, contoh : kaedah
fundamentilnya, setiap orang harus memelihara kesedapan hidup bersama, sedangkan
kaedah aktuilnya, yang muda harus hormat kepada yang tua.
Kaedah Hukum, tujuannya untuk kedamaian hidup bersama, contoh : kaedah
fundametilnya, menjaga ketertiban dan ketentuan, sedangkan kaedah aktuilnya, melarang
perbuatan melawan hukum serta anarkis. Mengapa kaedah hukum diperlukan, Pertama :
karena dari ketiga kaedah yang lain daripada kaedah hukum tidak cukup meliputi keseluruhan
kehidupan manusia. kedua : kemungkinan hidup bersama menjadi tidak pantas atau tidak
seyogyanya, apabila hanya diatur oleh ketiga kaedah tersebut.
Filsafat pemerintahan ini diimplementasikan dalam etika pemerintahan yang membahas
nilai dan moralitas pejabat pemerintahan dalam menjalankan aktivitas roda pemerintahan. Oleh
karena itu dalam etika pemerintahan dapat mengkaji tentang baik-buruk, adil-zalim, ataupun
adab-biadab prilaku pejabat publik dalam melakukan aktivitas roda pemerintahan. Setiap sikap

dan prilaku pejabat publik dapat timbulkan dari kesadaran moralitas yang bersumber dari dalam
suara hati nurani meskipun dapat diirasionalisasikan.
Contoh dalam kehidupan masyarakat madani (civil society) ataupun masyarakat
demokratis, nilai dan moralitas yang dikembangkan bersumber kepada kesadaran moral

1.
2.
3.
4.
5.
6.

tentang kesetaraan (equlity), kebebasan (freedom), menjunjung tinggi hukum, dan
kepedulian atau solidaritas.
Dari segi etika, pemerintahan adalah perbuatan atau aktivitas yang erat kaitannya dengan
manusia dan kemanusiaan. Oleh karena itu perbuatan atau aktivitas pemerintahan tidak
terlepas dari kewajiban etika dan moralitas serta budaya baik antara pemerintahan dengan
rakyat, antara lembaga/pejabat publik pemerintahan dengan pihak ketiga. Perbuatan semacam
ini biasanya disebut Prinsip Kepatutan dalam pemerintahan dengan pendekatan moralitas
sebagi dasar berpikir dan bertindak. Prinsip kepatutan ini menjadi fondasi etis bagi pejabat

publik dan lembaga pemerintahan dalam melaksanakan tugas pemerintahan.
Etika pemerintahan disebut selalu berkaitan dengan nilai-nilai keutamaan yang
berhubungan dengan hak-hak dasar warga negara selaku manusia sosial (mahluk sosial).
Nilai-nilai keutamaan yang dikembangkan dalam etika pemerintahan adalah :
Penghormatan terhadap hidup manusia dan HAM lainnya.
kejujuran baik terhadap diri sendiri maupun terhadap manusia lainnya (honesty).
Keadilan dan kepantasan merupakan sikap yang terutama harus diperlakukan terhadap
orang lain.
kekuatan moralitas, ketabahan serta berani karena benar terhadap godaan (fortitude).
Kesederhanaan dan pengendalian diri (temperance).
Nilai-nilai agama dan sosial budaya termasuk nilai agama agar manusia harus bertindak
secara profesionalisme dan bekerja keras.
Karena pemerintahan itu sendiri menyangkut cara pencapaian negara dari prespekti
dimensi politis, maka dalam perkembangannya etika pemerintahan tersebut berkaitan dengan
etika politik. Etika politik subyeknya adalah negara, sedangkan etika pemerintahan
subyeknya adalah elit pejabat publik dan staf pegawainya.
Etika politik berhubungan dengan dimensi politik dalam kehidupan manusia yaitu
berhubungan dengan pelaksanaan sistem politik seperti contoh : tatanan politik, legitimasi dan
kehidupan politik. Bentuk keutamaannya seperti prinsip demokrasi (kebebasan berpendapat),
harkat martabat manusia (HAM), kesejahteraan rakyat.

Etika politik juga mengharuskan sistem politik menjunjung nilai-nilai keutamaan yang harus
dapat dipertanggungjawabkan secara etis maupun normatif. Misalnya legitimasi politik harus
dapat dipertanggungjawabkan dengan demikian juga tatanan kehidupan politik dalam suatu
negara.
Etika pemerintahan berhubungan dengan keutamaan yang harus dilaksanakan oleh para
elit pejabat publik dan staf pegawai pemerintahan. Oleh karena itu dalam etiak pemerintahan
membahas prilaku penyelenggaraan pemerintahan, terutama penggunaan kekuasaan,
kewenangan termasuk legitimasi kekuasaan dalam kaitannya dengan tingkah laku yang baik
dan buruk.
Wujud etika pemerintahan tersebut adalah aturan-aturan ideal yang dinyatakan dalam UUD
baik yang dikatakan oleh dasar negara (pancasila) maupun dasar-dasar perjuangan negara
(teks proklamasi). Di Indonesia wujudnya adalah pembukaan UUD 1945 sekaligus pancasila
sebagai dasar negara (fundamental falsafah bangsa) dan doktrin politik bagi organisasi formil
yang mendapatkan legitimasi dan serta keabsahan hukum secara de yure maupun de facto
oleh pemerintahan RI, dimana pancasila digunakan sebagai doktrin politik organisasinya.
Mengembangkan Struktur Etika Korporasi

Membangun entitas korporasi dan menetapkan sasarannya. Pada saat itulah perlu prinsipprinsip moral etika ke dalam kegiatan bisnis secara keseluruhan diterapkan, baik dalam entitas
korporasi, menetapkan sasaran bisnis, membangun jaringan dengan para pihak yang
berkepentingan (stakeholders) maupun dalam proses pengembangan diri para pelaku bisnis

sendiri. Penerapan ini diharapkan etika dapat menjadi “hati nurani” dalam proses bisnis
sehingga diperoleh suatu kegiatan bisnis yang beretika dan mempunyai hati, tidak hanya
sekadar mencari untung belaka, tetapi juga peduli terhadap lingkungan hidup, masyarakat, dan
para pihak yang berkepentingan (stakeholders).

Bahan 2
b. Etika Budaya
budaya sesungguhnya karena diciptakan dan dikembangkanoleh individu – individu yang
bekerja dalam suatu organisasi dan termasuk nilai – nilai yang harus dipertahankan dan
diturunkan kepada setiap anggota baru. Nilai – nilai tersebut digunakan sebagai pedomanbagi
setiap anggota selama mereka berada didalam suatu organisasi tersebut dan dapat dianggap
sebagai ciri khas yang membedakan sebuah organisasi dengan yang lain. Harus disadari
bahwa kita masih hidup dalam sebuah kultur yang didalam ada etika,ada norma,sopan
santun,tata krama. Maka secara umum bahwa nilai – nilai itu adalah sesuatu yang luhur dalam
mengatur hidup kita.
Gambaran mengenai perusahaan, mencerminkan kepribadian para pimpinannya
a)
Budaya etika adalah perilaku yang etis.
b)
Penerapan budaya etika dilakukansecara top-down.

c)
Langkah-langkah penerapan :
·
Penerapan Budaya Etika
d) Corporate Credo :
·
Pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai yang dianut dan ditegakkan perusahaan.
1.Komitmen Internal :
a. Perusahaan terhadap karyawan
b. Karyawan terhadap perusahaan
c. Karyawan terhadap karyawan lain.
2. Komitmen Eksternal :
a. Perusahaan terhadap pelanggan
b. Perusahaan terhadap pemegang saham
c. Perusahaan terhadap masyarakat
d. Penerapan Budaya Etika
e. Program Etika
f. Sistem yang dirancang dan diimplementasikan
untuk mengarahkan karyawan agar melaksanakan
corporate credo

Contoh : audit etika
a. Kode Etik Perusahaan
b. Lebih dari 90% perusahaan membuat kode etik yang khusus digunakan perusahaan tersebut
dalam melaksanakan aktivitasnya.

Contoh : IBM membuat IBM’s Business Conduct Guidelines (Panduan Perilaku Bisnis IBM).

Bahan 3
2. Budaya Etika
Pendapat umum dalam bisnis bahwa perusahaan mencerminkan kepribadian
pemimpinnya. Hubungan antara CEO dengan perusahaan merupakan dasar budaya etika. Jika
perusahaan harus etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan katakatanya. Manajemen puncak memimpin dengan memberi contoh. Perilaku ini adalah budaya
etika.
Bagaimana budaya etika diterapkan ?
Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar di seluruh
organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai. Hal tersebut dicapai
melalui metode tiga lapis yaitu :
a. Menetapkan credo perusahaan
Merupakan pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai etis yang ditegakkan perusahaan, yang
diinformasikan kepada orang-orang dan organisasi-organisasi baik di dalam maupun di luar

perusahaan.
b. Menetapkan program etika;
Suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk mengarahkan pegawai
dalam melaksanakan lapis pertama. Misalnya pertemuan orientasi bagi pegawai baru dan audit
etika.
c. Menetapkan kode etik perusahaan
Setiap perusahaan memiliki kode etiknya masing-masing. Kadang-kadang kode etik tersebut
diadaptasi dari kode etik industri tertentu.

Bahan 4



BUDAYA ETIKA

Gambaran mengenai perusahaan, mencerminkan kepribadian para pimpinannya
Budaya etika adalah perilaku yang etis. Penerapan budaya etika dilakukan secara top-down.
Langkah-langkah penerapan:
1.
Penerapan Budaya
Etika Corporate Credo : Pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai yang dianut dan
ditegakkan perusahaan.

a.

b.

2.

Komitmen Internal :


Untuk perusahaan terhadap karyawan



Untuk karyawan terhadap perusahaan



Untuk karyawan terhadap karyawan lain.

Komitmen Eksternal:


Untuk perusahaan terhadap pelanggan



Untuk perusahaan terhadap pemegang saham



Untuk perusahaan terhadap masyarakat

Penerapan Budaya Etika
Program Etika : Sistem yang dirancang dan diimplementasikan untuk mengarahkan
karyawan agar melaksanakan corporate credo.Contoh : audit etika Kode Etik Perusahaan.
Lebih dari 90% perusahaan membuat kode etik yang khusus digunakan perusahaan tersebut
dalam melaksanakan aktivitasnya. Contoh : IBM membuat IBM’s Business Conduct Guidelines
(Panduan Perilaku Bisnis IBM).



MENGEMBANGKAN STRUKTUR ETIKA KORPORASI

Membangun entitas korporasi dan menetapkan sasarannya. Pada saat itulah perlu
prinsip-prinsip moral etika ke dalam kegiatan bisnis secara keseluruhan diterapkan, baik dalam
entitas korporasi, menetapkan sasaran bisnis, membangun jaringan dengan para pihak yang
berkepentingan (stakeholders) maupun dalam proses pengembangan diri para pelaku bisnis
sendiri. Penerapan ini diharapkan etika dapat menjadi “hati nurani” dalam proses bisnis
sehingga diperoleh suatu kegiatan bisnis yang beretika dan mempunyai hati, tidak hanya
sekadar mencari untung belaka, tetapi juga peduli terhadap lingkungan hidup, masyarakat, dan
para pihak yang berkepentingan (stakeholders).


KODE PERILAKU KORPORASI ( CORPORATE CODE OF CONDUCT)

Code of Conduct adalah pedoman internal perusahaan yang berisikan Sistem Nilai,
Etika Bisnis, Etika Kerja, Komitmen, serta penegakan terhadap peraturan-peraturan
perusahaan bagi individu dalam menjalankan bisnis, dan aktivitas lainnya serta berinteraksi
dengan stakeholders.


EVALUASI TERHADAP KODE PERILAKU KORPORASI

Melakukan evaluasi tahap awal (Diagnostic Assessment) dan penyusunan pedomanpedoman. Pedoman Good Corporate Governance disusun dengan bimbingan dari Tim BPKP
dan telah diresmikan pada tanggal 30 Mei 2005.
Ada 3 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance di PT NINDYA KARYA (Persero)
1. Pengambilan keputusan bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem, tata
kerja korporat, kebijakan dan struktur organisasi.
2. Mendorong untuk pengembangan perusahaan, pengelolaan sumber daya secara efektif
dan efisien.
3. Mendorong dan mendukung pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang
saham dan stake holder lainnya.

1.
2.
3.

4.
5.

Dalam mengimplementasikan Good Corporate Governance, diperlukan 6 instrumeninstrumen yang menunjang :
Code of corporate governance (Pedoman Tata Kelola Perusahaan), pedoman dalam interaksi
antar organ Perusahaan maupun stakeholder lainnya.
Code of conduct (Pedoman Perilaku Etis), pedoman dalam menciptakan hubungan kerjasama
yang harmonis antara perusahaan dengan karyawannya.
Board manual, panduan bagi komisaris dan direksi yang mencakup keanggotaan, tugas,
kewajiban, wewenang serta hak, rapat dewan, hubungan kerja antara komisaris dengan direksi
serta panduan operasional best practice
Sistim manajemen risiko, mencakup prinsip-prinsip tentang manajemen risiko dan
implementasinya.
An auditing committee contract–arranges the organization and management of the auditing
committee along with itsscope of work.
6. Piagam komite audit, mengatur tentang organisasi dan tata laksana komite audit
serta ruang lingkup tugas.


Pengaruh etika terhadap budaya

Etika Personal dan etika bisnis merupakan kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan
keberadaannya saling melengkapi dalam mempengaruhi perilaku manajer yang terinternalisasi
menjadi perilaku organisasi yang selanjutnya mempengaruhi budaya perusahaan.
Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya perusahaan
maka hal tersebut berpotensi menjadi dasar kekuatan persusahaan yang pada gilirannya
berpotensi menjadi sarana peningkatan kerja.