FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALIN

TUGAS
DOSEN

: ASKEB II PERSALINAN
: WIWIN ARJON, SST.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI
PERSALINAN

OLEH :
KELOMPOK 1
PUSPITA SARI (P10.752)
AZALIA NOVITASWARI (P10.726)
YAYAN ARMIGA (P10.775)
JONARTI (P10.737)
OLIVIANTI (P10.750)
WD. LINI D. (P10.772)
SARWENA (P10.761)

TINGKAT II. D
AKADEMI KEBIDANAN PELITA IBU KENDARI

2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang
Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan
serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan
janinnya melalui jalan lahir. Ini di definisikan sebagai pembukaan
serviks yang progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi rahim
teratur yang terjadi sekurang-kurangnya setiap 5 menit dan
berlangsung sampai 60 detik.
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila
diambil keputusan untuk melakukan campur tangan ini harus
dipertimbangkan dengan hati-hati. Tiap campur tangan bukan saja
membawa keuntungan potensial, tetapi juga resiko potensial pada
sebagian besar kasus, penanganan yang terbaik dapat berupa
“observasi yang cermat”.

Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab persalinan sehingga diharapkan dalam membarikan asuhan
kebidanan pada proses persalinan dapat memperhatikan faktor-faktor
tersebut. Oleh karena itu dalam Hand Out ini akan dibahas topik
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu : power,
passage, passanger, psykologis, penolong.
1.2

Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah definisi persalinan ?
2. Bagaimanakah faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan ?

2.3 Tujuan
Untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya mahasisiwi
kebidanan Pelita Ibu Kendari tentang faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi persalinan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1


Definisi Persalinan

2

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
+ uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir
atau dengan jalan lain (Rustam, 1998).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(Manuaba, 1998).
Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan
serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan
janinnya melalui jalan lahir (Moore, 2001).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar ( Hanifa,
2002).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu (APN, 2007).


2.2

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Persalinan dapat berjalan normal (Eutosia) apabila ketiga faktor
fisik 3 P dapat bekerja sama dengan baik. Dengan faktor 3 P
kemungkinan dapat penyimpangan atau kelainan yang dapat
mempengaruhi jalannya persalinan, sehingga memerlukan intervensi
persalinan untuk mencapai kelahiran bayi yang baik dan ibu yang
sehat, persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena terjadi
penyimpangan 3 P disebut Persalinan Distocia.
Faktor-faktor tersebut adalah :
1) Power / kekuatan his dan mengejan
His atau kontraksi adalah keadaan otot polos yang berada di
dinding rahim mengembang dan menguncup, keadaan ini terjadi
diluar

kemauan.

His


merupakan

faktor

yang

utama

dalam

kehamilan dan persalinan karena berguna untuk :
3

1. Membantu peregangan uterus menyesuaikan diri dengan
kebutuhan tempat isi uterus, yaitu anak, air ketuban dan
placenta.
2. Mengadakan pembukaan jalan lahir.
3. Mendesak dan mendorong anak agar turun ke dasar panggul
dan selanjutnya dikeluarkan dengan jalan kelahiran.

His dibagi beberapa macam fase dalam persalinan, yaitu:
1. Fase Increment
Adalah his mulai timbul perlahan-lahan menjadi kuat dan
mencapai puncak kekuatannya.
2. Fase Acme
Adalah sampai pada puncak kekuatannya.
3. Fase Decrement
Adalah kekuatan menurun perlahan-lahan kembali kepada
keadaan seperti waktu kontraksi belum timbul.
Akibat his terhadap ibu:
1. Akibat terhadap pembuluh syaraf yaitu kontraksi otot-otot
dinding uterus, maka pembuluh darah akan terjepit dan
tertekan sehingga akan timbul nyeri.
2. Akibat terhadap pembuluh darah yaitu dengan adanya
kontraksi otot-otot dinding uterus, maka pembuluh darah
kurang lancar, sehingga jantung dan pembuluh arteri bekerja
lebih keras, ditandai dengan adanya kenaikan detik nadi dan
tekanan darah ibu.

Akibat his terhadap anak

1. Oleh karena peredaran darah dan adanya kontraksi, janin
terjepit dan tertekan.
2. Oleh karena
adanya kontraksi uterus mengembang dan
menguncup.
Peran his dalam fase-fase persalinan ada 5 macam:
4

1. His pendahuluan
His datang beberapa kali sebelum persalinan benar-benar
dimulai,

merupakan

pendahuluan

saja

bagi


permulaan

persalinan. His ini sifatnya tidak kuat, tidak teratur dan datang
kemudian hilang lagi. Kalau tidak cepat hilang, jarak antara
ke-2 his cukup panjang.
2. His pembukaan
His ini timbul pada persalinan yang benar-benar akan dimulai.
Sifat his lebih kuat daripada his pendahuluan, lebih teratur,
makin lama makin kuat.
3. His pengeluaran
His ini timbul setelah ada pembukaan lengkap yang berperan
mengeluarkan anak dari jalan kelahiran. Sifat lebih kuat, lebih
cepat, datangnya lebih lama serta mempengaruhi otot-otot
dinding perut yang besar. His ini menyebabkan perasaan yang
lebih nyeri karena kuatnya dan desakan kepada anak menjadi
lebih kuat disertai timbulnya perasaan mengejan, dengan
demikian anak lebih mudah terdorong dan keluar dari jalan
lahir.
4. His pelepasan uri
Setelah anak lahir, dinding uterus tidak berkontraksi, seolaholah beristirahat karena


telah bekerja keras selama kala

pengeluaran. Tetapi tidak lama kemudian his timbul lagi
karena

masih ada isi uterus belum dikeluarkan. Kontraksi

otot-otot dinding rahim terdesak placenta yang menempel di
dinding rahim, akibat placenta terlepas dengan bantuan
mengejan atau sedikit tekanan uterus dan luar maka placenta
akan dilahirkan.
5. His pengiring
Setelah placenta lepas, maka terjadi luka besar placenta di
dinding uterus. Luka ini akan mengakibatkan pembuluh darah
pecah

sehingga

terjadi


perdarahan.

Untuk

mengatasi
5

terjadinya perdarahan yang banyak maka otot-otot dinding
uterus berkontraksi tapi agar pembuluh-pembuluh darah
terjepit sehingga tidak banyak mengeluarkan darah.
Kelainan his yang sering terdapat dan mengganggu proses
persalinan adalah:
1. Hipotonik / inertia uteri adalah

his yang terlalu lemah. His

yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal
yang terbagi menjadi :
 Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya



sudah lemah.
Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi

kemudian melemah.
Dapat ditegakkan dengan

melakukan

evaluasi

pada

pembukaan, bagian terendah terdapat kaput dan mungkin
ketuban

telah

pecah.

His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu
maupun janin sehingga memerlukan konsultasi atau merujuk
penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis.
2. Tetania Uteri adalah his yang timbul terus menerus tanpa ada
jarak antara

suatu his dengan yang lain.

Persalinan

Presipitatus merupakan persalinan yang berlangsung dalam
waktu tiga jam. Akibat mungkin fatal :
 Terjadi persalinan tidak pada tempatnya .
 Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan
dalam persalinan.
 Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan
perdarahan, inversio uteri .
 Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai
kematian janin dalam rahim
3. Hipertonik adalah his yang terlalu kuat.
4. Atonia uteri adalah tidak ada kontraksi uterus.
6

5. Inkoordinasi otot rahim. Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot
rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk
dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin dari
dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim
adalah :
 Faktor usia penderita relatif tua.
 Pimpinan persalinan
 Karena induksi persalinan dengan oksitosin
 Rasa takut dan cemas

2) Passage atau jalan lahir
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar
janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan,
maka

jalan

lahir

tersebut

harus

normal.

Passage terdiri dari :
1. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) :
a. Os. Coxae
 Os illium
 Os. Ischium
b. Os. Pubis
c. Os. Sacrum = promotorium
d. Os. Coccygis
2. Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen

Pintu Panggul
1. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh
promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis.
2. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica,
disebut midlet.
7

3. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis,
disebut outlet.
4. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara
inlet

dan

outlet.

Sumbu Panggul
Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik
tengah ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu Carus)
Bidang-bidang panggul :
1. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian
atas symphisis dan promontorium.
2. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir
bawah symphisis.
3. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina
ischiadika kanan dan kiri.
4. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis

Stasion bagian presentasi atau derajat penurunan :
1. Stasion 0 : sejajar spina ischiadica.
2. 1 cm di atas spina ischiadica disebut Stasion 1 dan seterusnya
sampai Stasion 5.
3. - 1 cm di bawah spina ischiadica disebut stasion -1 dan
seterusnya sampai Stasion-5
Ukuran-ukuran panggul
1. Ukuran luar panggul :
a.Distansia spinarum : jarak antara kedua spina illiaka anterior
superior : 24 – 26 cm.
b. Distansia cristarum : jarak antara kedua crista illiaka kanan
dan kiri : 28 – 30 cm.
c. Konjugata externa (Boudeloque) 18 – 20 cm.
d. Lingkaran Panggul 80-90 cm.
e.Konjugata diagonalis (periksa dalam) 12,5 cm - Distansia
Tuberum (dipakai Oseander) 10,5 cm.
8

2. Ukuran dalam panggul :
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk
oleh promontorium, linea inniminata, dan pinggir atas simfisis
pubis.
a.konjugata vera : dengan periksa dalam diperoleh konjugata
diagonalis 10,5-11 cm.
b. konjugata transversa 12-13 cm.
c. konjugata obliqua 13 cm.
d. konjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke
promontorium
3. Ruang tengah panggul :
a.bidang terluas ukurannya 13 x 12,5 cm.
b. bidang tersempit ukurannya 11,5 x 11 cm.
c. jarak antar spina ischiadica 11 cm
4. Pintu bawah panggul (outlet) :
a.ukuran anterio posterior 10-11 cm.
b. ukuran melintang 10,5 cm.
c. arcus pubis membentuk sudut 900 lebih, pada laki-laki
kurang dari 800
d. Inklinasi Pelvis (Miring panggul) adalah sudut yang dibentuk
dengan horizon bila wanita berdiri tegak dengan inlet 55-60.
Jenis Panggul
Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4
bentuk pokok jenis panggul :
1.
2.
3.
4.

Ginekoid
Android
Antropoid
Platipeloid

Otot - otot Dasar Panggul
Ligamen - Ligamen Penyangga Uterus
1. Ligamentum Kardinale sinistrum dan dekstrum (Mackendrot) :
Ligamen terpenting untuk mencegah uterus tidak turun.
9

Jaringan ikat tebal serviks dan puncak vagina kearah lateral
dinding pelvis.
2. Ligamentum Sacro - uterina sinistrum dan dekstrum : Menahan
uterus

tidak

banyak

bergerak

Melengkung

dari

bagian

belakang serviks kiri dan kananmelalui dinding rektum kearah
os sacrum kiri dan kanan.
3. Ligamentum Rotundum sinistrum

dan

dekstrum

(Round

Ligament) : Ligamen yang menahan uterus dalam posisi
antefleksi. Sudut fundus uterus kiri dan kanan ke inguinal kiri
dan kanan.
4. Ligamentum Latum sinistrum dan dekstrum (Broad Ligament) :
Dari uterus kearah lateral.
5. Ligamentum infundibulo pelvikum : Menahan tubafallopi. Dari
infundibulum ke dinding pelvis.
Dengan demikian jalan lahir tulang sangat menentukan proses
persalinan apakah dapat berlangsung melalui jalan biasa atau
melalui tindakan operasi dengan kekuatan dari luar. Yang perlu
mendapat perhatian bidan didaerah pedesaan adalah kemungkinan
ketidakseimbangan antara kepala dan jalan lahir dalam bentuk
disproporsi sefalo pelvic. Sebagai kriteria kemungkinan tersebut
terutama pada primigravida dapat diduga bila dijumpai :
1. Kepala janin belum turun pada minggu ke-36 yang disebabkan
janin terlalu besar, kesempitan panggul, terdapat lilitan tali
pusat dan terdapat hidrosefalus.
2. Kelainan letak : letak lintang, letak sungsang
3. Pada multipara kemungkinan kesempitan

panggul

dapat

diduga riwayat persalinan yang buruk dan persalinan dengan
tindakan operasi
Dengan

mempertimbangan

keadaan

tersebut

dapat

diperkirakan persalinan akan mengalami kesulitan sehingga perlu
10

dikonsultasikan atau segera dirujuk agar mendapat penanganan
yang adekuat.
Kelainan

pada

jalan

lahir

lunak

dapat

terjadi

gangguan

pembukaan terutama :
1. Serviks
1. Serviks yang kaku
 Terdapat pada primi tua primer atau sekunder
 Serviks yang mengalami banyak cacat perlukaan atau
(sikatrik)
2. Serviks gantung
 Ostium uteri eksternum terbuka lebar, namun ostium


uteri internum tidak terbuka
Ostium uteri internum terbuka, namun ostium uteri

eksternum tidak terbuka
3. Edema serviks
 Terutama karena kesempitan panggul, serviks terjepit
antara kepala dan jalan lahir sehingga terjadi gangguan
sirkulasi darah dan cairan yang menimbulkan edema
serviks
4. Serviks dupleks karena kelainan kongenital.
2. Vagina
Kelainan vagina yang dapat mengganggu

perjalanan

persalinan :
 Vagina septum : trans vaginal septum vagina, longitudinal
septum vagina Tumor pada vagina
3. Himen dan Perineum
Kelainan pada himen imperforata, atau himen elastik pada
perineum terjadi kekakuan sehingga memerlukan episiotomi
yang luas.
3)

Passanger
a. Janin
Selama janin dan placenta berada dalam rahim belum tentu

pertumbuhannya normal, adanya kelainan genetik dan kebiasaan
11

ibu yang buruk dapat menjadikan pertumbuhannya tidak normal
antara lain :
1. Kelainan bentuk dan besar janin : anensefalus, hidrosefalus,
janin makrosomia.
2. Kelainan pada letak kepala : presentasi puncak, presentasi
muka, presentasi dahi dan kelainan oksiput.
3. Kelainan letak janin : letak sungsang, letak lintang, letak
mengolak, presentasi rangkap ( kepala tangan, kepala kaki,
kepala tali pusat ).
Kepala janin (bayi) merupakan bagian penting dalam proses
persalinan dan memiliki ciri sebagai berikut :
1. Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya lahir,
maka bagian lainnya lebih mudah lahir.
2. Persendian kepala terbentuk kogel,

sehingga

dapat

digerakkan ke segala arah dan memberikan kemungkinan
untuk melakukan putaran paksi dalam.
3. Letak persendian kepala sedikit kebelakang, sehingga kepala
melakukan fleksi untuk putaran paksi dalam
Kepala janin dan ukuran-ukurannya. Bagian yang paling besar
dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala
dapat mempengaruhi jalan persalinan.
1. Tulang Tengkorak ( Cranium )
a) Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak.
b) Bagian tengkorak :
 Os Frontalis
 Os Parientalis
 Os Temporalis
 Os Occipitalis
c) Sutura
 Sutura Frontalis
 Sutura Sagitalis
 Sutura Koronaria
12

 Sutura Lamboidea
d) Ubun-ubun ( Fontanel )
 Fontanel mayor / bregma
 Fontanel minor
2. Ukuran-ukuran kepala
a) Diameter
 Diameter Occipito frontalis 12 cm
 Diameter Mento Occipitalis 13,5 cm
 Diameter Sub Occipito Bregmatika 9,5 cm
 Diameter Biparietalis 9,25 cm
 Diameter Ditemporalis 8 cm
b) Ukuran Cirkumferensial ( Keliling )
 Cirkumferensial fronto occipitalis 34 cm
 Cirkumferensia mento occipitalis 35 cm
 Cirkumferensia sub occipito bregmatika 32 cm
3. Postur janin dalam rahim
a) Sikap (habitus).
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin

dengan

sumbu janin, biasanya terhadap tulang punggungnya.
Janin umumnya dalam sikap fleksi, di mana kepala, tulang
punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan
bersilang di dada.
b) Letak janin.
Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin berada
terhadap sumbu ibu, misalnya letak lintang di mana
sumbu janin sejajar dengan dengan sumbu panjang ibu; ini
bisa letak kepala, atau letak sungsang.
c) Presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang
ada di bagian bawah rahim yang dapat dijumpai pada
palpasi atau pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi
kepala, presentasi bokong, presentasi bahu, dan lain-lain.
d) Posisi
Posisi merupakan indicator untuk menetapkan arah bagian
terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau
belakang terhadap sumbu ibu (maternal pelvis). Misalnya
13

pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK)
kiri depan, UUK kanan belakang.
b. Placenta.
Placenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap
sebagai penumpang atau pasenger yang menyertai janin namun
placenta jarang menghambat pada persalinan normal.

c. Air Ketuban.
Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran
yang kuat dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang
menentukan hampir semua kekuatan regang membran janin
dengan

demikian

mencegah
keberhasilan

ruptura

pembentukan
atau

kehamilan.

komponen

robekan
Penurunan

amnion

sangatlah
adalah

yang

penting

gerakan

bagi

bagian

presentasi melewati panggul, penurunan ini terjadi atas 3
kekuatan yaitu salah satunya adalah tekanan dari cairan amnion
dan juga disaat terjadinya dilatasi servik atau pelebaran muara
dan saluran servik yang terjadi di awal persalinan dapat juga
terjadi karena tekanan yang ditimbulkan oleh cairan amnion
selama ketuban masih utuh.
Setelah persalinan kepala, badan janin tidak akan mengalami
kesulitan. Pada beberapa kasus dengan anak yang besar pada ibu
dengan diabetes mellitus, terjadi kemungkinan kegagalan persalinan
bahu. Persalinan bahu yang berat cukup berbahaya karena dapat
terjadi asfiksia. Persendian leher yang masih lemah dapat merusak
pusat-pusat vital janin yang berakibat fatal.
14

Pada letak sungsang dengan mekanisme persalinan kepala
dapat mengalami kesulitan karena persalinan kepala terbatas
dengan waktu sekitar 8 menit dan tulang dasar kepala tidak
mempunyai mekanisme moulase, yang dapat memperkecil volume
tanpa merusak jaringan otak. Dengan demikian persalinan kepala
dalam letak sungsang atau versi ekstraksi letak lintang harus
dipertimbangkan agar tidak menimbulkan morbiditas yang lebih
tinggi. Berbagai posisi kepala janin dalam kondisi defleksi dengan
lingkaran yang melalui jalan lahir bertambah panjang sehingga
menimbulkan persoalan baru. Kedudukan rangkap yang paling
berbahaya adalah antara kepala dan tali pusat, sehingga makin
turun kepala makin terjepit tali pusat, menyebabkan asfiksia sampai
kematian janin dalam rahim.
4. Psikis (psikologis)
Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan
kegembiraan disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran
bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada
saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu
munculnya rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi
anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya
mengalami perpanjangan waktu. Mereka seolah-olah mendapatkan
kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “
keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
 Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
 Pengalaman bayi sebelumnya
 Kebiasaan adat
 Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
15

 Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
 Persalinan sebagai ancaman pada self-image
 Medikasi persalinan
 Nyeri persalinan dan kelahiran

5. Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.
Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong dalam menghadapi proses persalinan.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan

Persalinan dapat berjalan normal (Eutosia) apabila ketiga faktor
fisik 3 P dapat bekerja sama dengan baik. Dengan faktor 3 P
kemungkinan dapat penyimpangan atau kelainan yang dapat
mempengaruhi jalannya persalinan, sehingga memerlukan intervensi
persalinan untuk mencapai kelahiran bayi yang baik dan ibu yang
sehat, persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena terjadi
penyimpangan 3 P disebut Persalinan Distocia.
Selain itu juga
dipengaruhi oleh Psikis dan Penolong.
3.2

Saran

16

Sebagai mahasiswi kebidanan, kita harus dapat menguasai dan
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan demi
lancarnya tugas yang akan dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jilid I. EGC ; Jakarta.
Manuaba IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyulit Kandungan, dan KB
untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
Bidanshop.blogspot.com

17