Gambaran Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran E-Learning Di SMK Tritech Informatika Medan

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan semakin meluas seiring
dengan pesatnya perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang begitu
pesat menuntut untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang terampil,
siap pakai dan berkualitas. Berkaitan dengan itu, pendidikan diharapkan mampu
menyiapkan sumber daya manusia yang dapat memanfaatkan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (Warsita, 2008)
Salah satu bentuk tanggung jawab pendidikan dalam menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas dapat dilihat pada sekolah menengah sebagai salah
satu pendidikan formal yang memiliki posisi strategis dimana usia peserta didik
pada umumnya bertugas untuk mempersiapkan potensi dan kemampuan
produktif. Sekolah menengah dapat dikategorikan pada Sekolah Menengah Atas
(SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan (dit-PSMK) melakukan pembinaan pada sekolah menengah
khususnya untuk sekolah menengah kejuruan (Sumintar, 2009). Banyaknya
program kejuruan yang bervariasi pada Sekolah Menengah Kejuruan salah satu
diantaranya adalah kejuruan pada bidang Teknologi Informasi (TI). Sebagai salah
satu sekolah kejuruan yang mengkhususkan pada bidang TI tentunya

pembelajaran siswa merujuk pada pemanfaatan dan pengoptimalan dalam bidang

1
 
Universitas Sumatera Utara

2
 

TI. Salah satu aplikasi yang potensial dalam memanfaatkan teknologi informasi
dalam

pembelajaran di sekolah kejuruan TI adalah dengan pembelajaran

e-learning (Kudwadi, dkk. 2007)
Pembelajaran e-learning dapat diartikan sebagai sistem pembelajaran yang
memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan
pembelajaran (Daryanto, 2010). Menurut Romizowski (2004, dalam Naidu 2006)
model pembelajaran e-learning dapat diklasifikasikan pada empat model, yaitu :
(1) individual self-paced e-learning online, yaitu proses belajar e-learning

mengarah pada situasi dimana individu mengakses sumber belajar secara online
melalui internet dan intranet. (2) individual self-paced e-learning offline, yaitu
proses belajar e-learning secara offline dimana individu mengarah pada situasi
sumber belajar tidak terhubung melalui internet dan intranet (3) group based elearning synchronously; dimana sekelompok siswa secara bersama-sama belajar
melalui internet dan intranet (4) group based e-learning ansynchronously dimana
proses belajar mengacu pada situasi dimana kelompok belajar secara bersamasama melalui intranet atau internet yang mana terjadi proses perukaran pada
waktu yang tertunda.
Salah satu sekolah kejuruan dalam bidang TI yang mengarah pada sistem
pembelajaran e-learning dalam proses belajarnya adalah SMK Tritech
Informatika Medan. Siswa dalam proses pembelajaran sehari-hari mendapatkan
model pembelajaran campuran dari guru secara online maupun konvensional
(tatap muka) yang dikenal dengan konsep belajar Blended Learning. Zhao (2008,
dalam

Cepi

2012)

menjelaskan


blended

learning

sebagai

pendekatan

Universitas Sumatera Utara

3
 

pembelajaran yang mengkombinasikan model belajar secara online dan tatap
muka.
Blended learning merupakan sebuah kombinasi dari berbagai pendekatan
di dalam pembelajaran. Blended learning merupakan kombinasi karakteristik
pembelajaran tradisional dan pembelajaran elektronik yang menggabungkan aspek
pembelajaran berbasis web, streaming video, komunikansi ansynchronous dan
synchronous dengan pembelajaran tatap muka. Bhonk dan Graham (2006 dalam

Cepi 2012) menjelaskan bahwa blended learning adalah gabungan dari dua
sejarah model perpisahan belajar dan mengajar yang mana sistem pembelajaran
tradisional dan sistem penyebaran pembelajaran yang menekankan peran dari
teknologi berbasis komputer dalam blended learning.
SMK Tritech Informatika Medan merupakan salah satu sekolah yang telah
mulai menerapkan pembelajaran e-learning dengan model blended learning pada
beberapa bahan ajar, diskusi dan latihan yang diberikan kepada siswa. Siswa
mendapatkan materi pembelajaran dengan cara mengunduh materi pembelajaran
melalui web secara online, namun pada beberapa mata pelajaran lainnya dan
pelaksanaan ujian masih dilakukan secara tatap muka antara siswa dengan guru.
Proses belajar sehari- hari siswa di sekolah ini hampir sepenuhnya dilakukan
dengan sistem online. Proses pembelajaran antara siswa dengan guru di sekolah
ini dilakukan dengan menyambungkan bahan ajar yang diunduh dari internet ke
media televisi. Siswa di sekolah ini setiap harinya menggunakan notebook dalam
beberapa proses belajar, tugas dan latihan serta diskusi dilakukan secara online.
Namun, untuk beberapa persentasi, diskusi, dan beberapa tugas yang diberikan

Universitas Sumatera Utara

4

 

guru masih dilakukan dengan cara konvensional (tatap muka). Fasilitas di sekolah
ini juga dilengkapi dengan jaringan Wireless Fidelity (Wi-Fi) sebagai jaringan
internet yang memudahkan proses belajar siswa ketika proses pembelajaran
online. Berikut kutipan wawancara yang dilakukan peneliti kepada pihak sekolah
selaku PKS IV sebagai ahli IT di SMK Tritech Informatika :
“kalau disini anak-anak belajar ada pakai online ada yang dari guru nulis
di papan, kita pakai papan tulis buat belajar, tapi di kelas juga ada tv buat belajar
anak-anak kalo online, jadi nanti dari laptop disambungkan guru ke tv, jadi anakanak belajar langsung dari laptop saja, tapi memang ada juga beberapa guru yang
ngajar masih pake papan tulis sih, sekolah kita juga ada websitenya, bahan ajar
dan materi anak-anak semua bisa di download saja dari website. Area sekolah
juga kan pakai wi-fi, biar anak-anak gampang koneksi ke internet”
(Komunikasi Personal, Oktober 2012)
Berkaitan dengan sistem belajar diatas, nyatanya tidak seluruh siswa yang
ada di sekolah ini dapat memahami model belajar yang dilakukan secara online.
Masih banyak siswa yang belum memahami proses belajar secara online. Hal ini
terlihat pada saat wawancara yang dilakukan peneliti kepada peserta didik.
Berikut kutipan wawancaranya :
“yah sebenernya itu bingung model belajar disini itu seperti apa karena

kan kak semuanya disini itu mau apapun pakai komputer ya mungkin kan karena
sekolah kejuruan komputer juga, awal masuk disini itu tahunya cuma ini sekolah
komputer, pasti yang dipelajari komputer saja kan, tapi gak nyangka saja kalo
sistem belajar disini itu online, semuanya internet bahkan kirim tugas, semua PR
ke guru pun dikirim pakai email, kan gak ngerti belajar online itu seperti apa.
Emang gak semua pelajaran sih pake internet sama online gitu tapi ya hampir
sebagian itu ya online kak, paling cuma ujian ajalah kak kami yang disuruh nulis
pake kertas gitu, kalo belajar sih jarang pake buku.”
(Komunikasi Personal, Oktober 2012)
Berdasarkan kutipan wawancara di atas menunjukkan bahwa model
pembelajaran di sekolah ini dilakukan dengan menggabungkan proses belajar
didalam kelas dan proses belajar secara online. Hal ini dikenal dengan konsep

Universitas Sumatera Utara

5
 

belajar blended learning yang mana hampir keseluruhan dari sistem belajar
dilakukan secara online dan sebagian lainnya dilakukan deangan cara tatap muka.

Namun, dengan model pembelajaran online tersebut beberapa dari siswa masih
kebingungan dengan model belajar tersebut. Hal ini didukung dengan wawancara
yang dilakukan peneliti kepada siswa. Berikut kutipan wawancaranya :
“belajar disini itu bikin bingung kak karena disini kalau belajar ya pakai
papan tulis cuma kadang ada tugas yang guru yang maunya dikirim lewat email
aja, jadi kadang kan email suka gak nyampe gitu jadi ya nanti malah dikira gak
buat tugas, apalagi pas awal-awal masuk di sekolah ini kak, bingunglah sama
model belajarnya yang kadang belajar di kelas, kadang cuma lewat email saja pun
bisa chat sama guru kak”
(Komunikasi Personal, Oktober 2012)
Berdasarkan dari hasil wawancara, peneliti berasumsi bahwa siswa tidak
seluruhnya memahami model belajar secara online. Hal tersebut diduga karena
siswa berasal dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang belum mengenal
model belajar secara online. Hal ini juga didukung oleh pernyataan siswa yang
mengemukakan bahwa saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama mereka
belum mendapatkan pengetahuan ataupun pemahaman mengenai model belajar
secara online. Hal ini terbukti dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti
kepada siswa SMK Tritech Informatika Medan berkaitan dengan model belajar
online disekolah :
“dulu waktu SMP kalau di sekolah belajar masih pake papan tulis saja kak,

jadi guru menerangkan di papan tulis, terus kami catat dengarkan apa yang
dibilang gurunya kan, ya tapi emang ada sih kami belajar komputer, prakteknya
pun ada juga kami ke lab, tapi itu cuma supaya kami kenal sama komputer saja,
tapi gak ada online gitu kak”
(Komunikasi Personal, Oktober 2012)
Berdasarkan wawancara di atas terlihat bahwa beberapa dari siswa belum
mengenal ataupun belum mendapatkan pengetahuan dengan belajar online. Hal

Universitas Sumatera Utara

6
 

tersebut juga dilatar belakangi kurangnya pengetahuan siswa terhadap model
belajar online tersebut. Kurangnya pemahaman siswa mengenai proses belajar
secara online tersebut juga berdampak pada hasil belajar siswa yang dapat dilihat
pada grafik nilai siswa, sehingga beberapa dari siswa dirasa perlu untuk dapat
menyesuaikan sikap mereka terhadap model pembelajaran blended learning yang
ada disekolah tersebut.
Tabel. 1. Hasil Nilai Produktif Kelas X Multimedia 3 Semester Ganjil Tahun

Pelajaran 2012-2013
Nilai

Jumlah Siswa

Persentase Ketuntasan
Nilai Tanpa Remedial

>69
11
44 %