Hegemoni Kekuasaan Dalam Perspektif Sist

PENDAHULUAN
ABSTRAK
Penulis mengambil topik tentang Hegemoni Kekuasaan Dalam Perspektif Sistem Politik Pada
Masa Kerajaan Majapahit Dan Sistem Politik Di Indonesia Kontemporer. Dalam hiruk pikuk
kondisi politik di Indonesia dewasa ini sedang mengalami perguncangan dari berbagai
perspetif tokoh terkait sistem politik yang sedang berjalan. Sistem politik yang di gunakan
kerajaan Majapahit adalah Monarki yang berlangsung sejak 1293 M – 1478. Kekuasaan yang
belangsung bersifat hegemoni dari Raja yang pertama hingga yang terakhir. Sistem politik
Indonesia kontemporer menggunakan sistem politik demokrasi.
Kata Kunci: kekuasaan, sistem politik, Majapahit, Indonesia kontemporer.
ABSTRACT
The author takes the topic of the Hegemony of Power in the Perspective of Political System In
The Kingdom of Majapahit And Contemporary Political System in Indonesia. In the bustle of
the political situation in Indonesia today is experiencing perspetif perguncangan of various
figures related to the political system is running. The political system that is in use Majapahit
kingdom is the Monarchy, which lasted from AD 1293 - 1478. The power that lasts is the
hegemony of the King of the first to the last. Indonesian political system using the
contemporary democratic political system.
Keywords: power, political systems, Majapahit, contemporary Indonesia.
Latar Belakang
Majapahit adalah kerajaan besar di pulau Jawa berpusat di Jawa Timur, Indonesia, dan

berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1500 M dan menguasai sebagian besar wilayah
nusantara. Pendiri pendiri kerajaan majapahit ialah Raden Wijaya yang di nobatkan dengan
nama Kertarajasa Jaya Wardana. Berdasarkan kitab negara Kartagama di masa keemasannya,
Majapahit adalah kerajaan dengan budaya keraton yang Adiluhur, anggun dan canggih. Cita
rasa seni dan sastranya tinggi dengan sistem ritual keagamaannya yang rumit dua agama besar
Hindu-Budha yang di anut masyarakatnya hidup berdampingan dalam harmoni tidak
mengherankan jika Majapahit di gambarkan sebagai Mandala Raksasa yang membentang dari
Sumatera hingga ke Papua. kejayaan kerajaan majapahit mencapai puncaknya di masa Raja
Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada pada abad ke-14. Sayang setelah Hayam Wuruk wafat
kejayaan kerajaan Majapahit lambat laun meredup dan mengalami kemunduran akibat konflik
kekuasaan dan perang saudara.
Awal mula berdirinya kerajaan Majapahit sendiri adalah ketika Kerajaan Singasari jatuh
ke tangan Jayakatwang, Raden Wijaya (menantu Kertanegara) lari ke Madura. Atas bantuan
Arya Wiraraja, ia diterima kembali dengan baik oleh Jayakatwang dan diberi sebidang tanah
di Tarik (Mojokerto). Ketika tentara Kublai Khan menyerbu Singasari, Raden Wijaya berpurapura membantu menyerang Jayakatwang. Namun, setelah Jayakatwang dibunuh, Raden
Wijaya berbalik menyerang tentara Mongol dan berhasil mengusirnya. Setelah itu, Raden
Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit (1293) dan menobatkan dirinya dengan gelar Sri
Kertarajasa Jayawardhana.

Majapahit adalah nama yang tidak asing lagi dalam perjalanan panjang sejarah Indonesia.

Majapahit terhitung sebagai salah satu kerajaan terlama dalam periode klasik Hindu-Buddha
yang pernah berdiri di Nusantara2 (Rahardjo, 2002). Dampak dari rentang waktu yang
panjang tersebut memunculkan sebuah gambaran dinamika kehidupan yang kompleks dan
melahirkan perjalanan sejarah yang fluktuatif. Gambaran kemegahan, kerayaan, pluralitas,
misi diplomasi, kekayaan budaya berselingan dengan gambaran tragis pemberontakan,
suksesi, perang saudara, penaklukan dan perang serta pudarnya dominasi hegemoni.
Gambaran kompleks Majapahit paling tidak memberikan sumbangan yang sangat berharga
bagi kajian sejarah baik untuk memperbandingkan dengan masa-masa sebelumnya maupun
sebagai refleksi pondasi masa kini yang merupakan masa depan Majapahit (Wahyudi, 2013)
Sistem kerajaan pada masa majapahit memakai sistem monarki artinya sistem kerajaan
pada masa majapahit kursi kekuasaan nya tidak bisa di duduki oleh orang yang bukan dari
keturunan dari keluarga raja sebelumnya, jadi kursi politik kerajaan yang di terapkan untuk
keberlanjutan kekuasaan kesejahteraan nya hanya bisa di duduki oleh para keturunan nya.
Sepertihalnya ketika Raden wijaya (1293-1309) meninggal yang kemudian di gantikan oleh
Jayanegara (1309-1328), Tribuana Tungga Dewi (1328-1350), Hayam Wuruk (1350-1389),
Kusumawardani-Wikramawardhana (1389-1399), Suhita (1399-1429), Bhre Tumapel
(Kertawijaya) (1447-1453), Purwawisesa (1456-1466), Kartabumi (1466-1478). Dari Raja
yang pertama sampai dengan raja yang terakhir semuanya merupakan satu keturunan, maka
dapat kita ketahui bahwa indonesia dulu bentuk negaranya adalah kerajaan dan sistem politik
nya adalah monarki. Berbeda dengan bentuk negara dan sistem politik negara di Indonesia

yang sekarang, bentuk negara Indonesia sekarang adalah Pemerintahan dan sistem Politik nya
adalah Demokrasi. Pengertian Sistem Politik Indonesia dalam Demokrasi Pancasila Indonesia
merupakan negara yang menganut sistem yang memperbolehkan banyak partai politik yang
berpartisipasi dalam pemilihan umum, sehingga diperlukan pemahaman tentang pengertian
sistem politik Indonesia.
TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai penulis melalui karya ini adalah: memberikan paparan
tentang arti perspektif tentang sistem politik pada kerajaan majapahit dan perspetif sistem
politik kontemporer di Indonesia dengan tujuan kita mampu mengerti tentang sistem politik
yang pernah ada atau yang sekarang sedang ada di Indonesia.
METODE
Dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk memecahkan
masalah yang menentukan keberhasilan suatu penelitian. Metode merupakan cara kerja untuk
dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Sayuti, 1989: 32).
Selain itu, metode ada hubungannya dengan suatu prosedur, proses, atau teknik yang
sistematis dalam penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahanbahan) yang diteliti (Sjamsudin, 1994: 2)
Metode yang digunakan penulis dalam karya ini adalah metode sejarah. Menurut
Kuntowijoyo (2013) ada lima metode sejarah yakni: pemilihan topik, heuristik, kritik,
interpretasi dan historiografi.
1. Pemilihan Topik


2.

3.

4.

5.

Penulis tertarik untuk memilih topik ini karena topik ini dirasa penting untuk
disampaikan.
Heuristik
Heuristik adalah metode penelitian yang cermat untuk menghimpun jejak-jejak sejarah
atau mengumpulkan dokumen-dokumen agar dapat mengetahui peristiwa-peristiwa
bersejarah masa lampau. Penulis menggunakan studi pustaka untuk memeroleh
sumber penelitian. Penulis mencari dan mengumpulkan literatur yang berkaitan
dengan topik.
Kritik sumber
Sumber untuk penulisan sejarah ilmiah bukan sembarang sumber, tetapi sumbersumber itu terlebih dahulu harus dinilai melalui kritik ekstern dan kritik intern. Kritik
ekstern menilai, apakah sumber itu benar-benar sumber yang diperlukan. Tujuan

utama kritik sumber adalah untuk menyeleksi data, sehingga diperoleh fakta. Kritik
sumber terdapat 2 yaitu kritik eksternal dan internal.
Interpretasi
Setelah fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang diteliti cukup memadai,
kemudian dilakukan interpretasi, yaitu penafsiran akan makna fakta dan hubungan
antara satu fakta dengan fakta lain. Penafsiran atas fakta harus dilandasi oleh sikap
obyektif. Kalaupun dalam hal tertentu bersikap subyektif, harus subyektif rasional,
jangan subyektif emosional. Rekonstruksi peristiwa sejarah harus menghasilkan
sejarah yang benar atau mendekati kebenaran.
Historiografi
Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah (metode sejarah) adalah merangkaikan fakta
berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan sistematis, menjadi tulisan sejarah
sebagai kisah. Penulis mengawali dengan latar belakang penulisan, kemudian tujuan
penulisan, lalu metode penelitian. Dilanjutakan dengan hasil dan pembahasan serta
ditutup dengan kesimpulan.

Hegemoni Kekuasaan Dalam Perspektif Sistem Politik Kerajaan Majapahit
Dan Sistem Politik Indonesia Kontemporer
Kerajaan majapahit merupakan salah satu kerajaan Hindu di Jawa Timur yang
didirikan oleh Raden wijaya (1293 M). Kerajaan kuno di Indonesia ini berdiri pada tahun

1293-1500 Masehi. Kerajaan Hindu terakhir di semenanjung Malaya di anggap sebagai salah
satu negara terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Dimana wilayah kekuasaannya meliputi,
Sumatera, Bali, Borneo, dan Filipina.
Perlu di ketahui bahwa asal mula berdirinya Majapahit yakni adanya serangan dari
Jayakatwang (Adipati Kediri) yang berhasil membunuh Kertangara (penguasa kerajaan
singasari terakhir) akibat menolak pembayaran upeti. Kemudian raden wijaya (menantu
Kartanegara) berhasil melarikan diri ke Madura untuk meminta perlindungan kepada
Aryawiraraja. Raden wijaya diberikan hutan Tarik oleh Aryawiraraja sebagai daerah
kekuasaan nya kemudian dijadikan desa baru yang diberi nama “Majapahit”.
Kerajaan Majapahit mencapai puncak keemasannya ketika berada dibawah kekuasaan
Hayam wuruk(1350-1389). Berdasarkan isi kitab Negarakertagama, wilayah kekuasaan

Majapahit pada masa itu hampir sama luasnya dengan wilayah Indonesia yang sekarang,
bahkan pengaruh kerajaan Majapahit sampai ke negara-negara tetangga. Namun, terdapat satu
daerah yang tidak tunduk pada kekuasaan Majapahit, yakni kerajaan Sunda dengan penguasa
Sri Baduga Maharaja.
Dalam buku dengan judul “Sejarah Indonesia” yang di susun oleh Drs. R., Fitono,
Drs. I Nyoman Dekker, di sebutkan bahwa sumber yang dapat dipakai guna menyelidiki
pendirian kerajaan Majapahit ialah prasasti Butak. Prasasti dari tembaga ini berangka tahun
1216 saka= 1294 AD. Prasasti ini merupakan prasasti pertama yang dikeluarkan oleh Raden

Wijaya setelah ia berhasil naik tahta kerajaan. Perlu diketahui bahwa prasasti Butak
sesungguhnya dibuat untuk tanda penghargaan kepada desa Kudadu yang telah berjasa
menolong Raden Wijaya ketika Raden Wijaya dalam keadaan di kejar-kejar musuh. Atas
jasanya itu kemudian desa Kudadu ditetapkan sebagai desa bebas pajak. Jadi isi pokok dari
prasasti Butak ialah membebaskan desa Kudadu dari pajak. Dan untuk mempertanggung
jawabkan pembebasan pajak itu, Raden Wijaya menguraikan pengalamannya ketika melawan
pasukan-pasukan Kadiri. Prasasti Butak menyebutkan bahwa akhirnya setelah dikejar-kejar
Raden Wijaya berhasil menyelamatkan dirinya dan menyeberang ke Madura di mana ia
disambut oleh Wiraraja.
Pada akhir riwayat Singhasari, raja krtanagara telah menghina utusan Kaisar Kubilai
Khan yang bernama Meng Kili pada tahun 1289. Untuk menghukum perlakuan Krtanagara itu
Kubilai Khan mengirimkan pasukan besar untuk menghukum Krtanagara. Pasukan-pasuka
Cina ini berada dibawah pimpinan panglima Che-pi, Yi-klo-mu-su dan Kau-Shing. Ekspedisi
ini datang di pulau Jawa pada tahun 1292 dan mendarat di Tuban dengan maksud meneruskan
perjalanannya ke Singhasari . Hanya yang tidak diketahui mereka ialah bahwa beberapa bulan
sebelumnya raja Krtanagara telah gugur karena tusukan tombak pasukan Jayakatwang. Raden
Wijaya melihat di dalam perkembangan keadaan waktu itu utntuk memperkuat
kedudukannya. Sebelumnya Raden Wijaya telah menghambakan diri kepada Jayakatwang di
Kadiri dan berkat kecakapannya mendapat hadiah sebidang tanah yang terdiri dari hutan
belukar dan disebut Trik Hutan Belukar. Trik ini kemudian (dengan bantuan orang-orang

Madura yang di suruh oleh Raden Wijaya) dibuka menjadi daerah persawahan yang subur.
Daerah inilah yang kemudian menjadi ibukota kerajaan Majapahit.
Berdasarkan keterangan yang terdapat pada buku “Sejarah Indonesia” yang di susun
oleh Drs. R., Fitono, Drs. I Nyoman Dekker, bahwa Majapahit mempunyai dua tahun versi
pendirian : (1) De facto : berdiri pada tahun 1290. (2) De jure : berdiri pada tahun 1293.
Pemakaian istilah “De facto” dan “De jure” itu tentu saja tidak sama dengan
pengertian modern. Majapahit didirikan “De facto” berarti kerajaan Majapahit pada waktu itu
sudah ada tetapi belum berjalan baik, karena keadaan masih keruh. Majapahit didirikan “De
jure” berarti sejak waktu itu para pemerintahan Majapahit sudah mulai berjalan dengan
teratur. Demikianlah pada tahun 1293 Raden Wijaya dengan resmi menaiki tahta kerajaan
dengan gelar Sri Krtajasa Jaya Wardhana. Dengan naiknya Wijaya ke atas tahta ini lahirlah
suatu dinasti baru di puau Jawa yang merupakan keturunan Ken arok dan Ken Dedes. Karena
perkawinannya dengan puteri kerajaan Krtanangara, Raden Wijaya telah mempersatukan
keluarga keturunan Ken Arok dengan keturunan Tunggal Ametung.

Bagaimanakah keadaan pemerintahan Krtajasa (1293-1309) adalah semata-mata
bersifat aman dan tenteram. Pararaton tidak menggambarkan dengan jelas keadaan
pemerintahan raja Krtajasa pada waktu itu. Hanya dapat di tafsirkan bahwa pemerintahannya
tidak begitu baik. Tetapi yang jelas pada awal pemerintahan kerajaan Majapahit telah terjadi
pemberontakan-pemberontakan seperti yang dilakukan Sora, Ranggalawe, dan Nambi/Tambi.

Dalam kehidupan pribadi raja Majapahit satu hal yang menarik perhatian karena
soalnya sangat ruwet yakni tentang perkawinan krtjasa dengan putera-putri Krtanagara.
Setelah Raden Wijaya naik tahta maka dia ( yang sebenarnya telah menyikah dengan puteri
Krtanagara) dan juga mengawini puteri-puteri Krtanagara yang lain sehingga akhirnya
Krtajasa mempunyai empat orang isteri.
Perlu kita ketahui bahwa Kerajaan Majapahit bisa berdiri kokoh dan wilayah
kekuasaannya luas pasti dikarenakan berbagai macam faktor. Namun, menurut perspektif
penulis bahwa faktor yang paling berpengaruh sehingga Kerajaan Majapahit bisa beridiri
kokoh adalah karena Majapahit memiliki sistem kerajaan politik yang kuat, yakni kerajaan
Majapahit memakai sistem politik yang disebut Monarki. Mengapa penulis mengatakan
bahwa faktor yang sangat mempengaruhi kokoh nya kerajaan Majapahit adalah politik?
,Karena politik adalah pengetahuan tentang dasar-dasar dari sistem pemerintahan yang dapat
mengatur jalannya suatu sistem dan fungsi dari pemerintah-pemerintah negara itu sendiri. Dan
tentunya suatu negara atau kerajaan tidak akan bisa lepas dari politik karena politik lah yang
menangani segala urusan dan tindakan kebijakan dan siasat. Oleh karena itu penulis
mengatakan bahwa kerajaan Majapahit bisa besar terutama dikarenakan mengenai politik nya.
Dan mengapa penulis mengatakan bahwa kerajaan Majapahit memakai sistem politik
monarki?, karena kerajaan Majapahit dalam per-politik an negara nya terkait pergantian
pemimpin dari kerajaan nya yang dapat menerima tahta dari raja yang pertama dari satu
generasi ke generasi berikutnya adalah orang yang masih memiliki hubungan saudara dengan

raja pertama kerajaan Majapahit yaitu Raden Wijaya. Sepertihalnya ketika Raden wijaya
(1293-1309) meninggal yang kemudian di gantikan oleh Jayanegara (1309-1328), Tribuana
Tungga Dewi (1328-1350), Hayam Wuruk (1350-1389), Kusumawardani-Wikramawardhana
(1389-1399), Suhita (1399-1429), Bhre Tumapel (Kertawijaya) (1447-1453), Purwawisesa
(1456-1466), Kartabumi (1466-1478). Dari Raja yang pertama sampai dengan raja yang
terakhir semuanya merupakan satu keturunan.
Berbeda dengan sistem politik di masa sekarang, negara kita menganut sistem politik
demokrasi yang dalam pemerintahannya berbeda dengan sistem politik yang ada di dalam
kerajaan majapahit pada masa itu, sistem politik yang diterapkan pada masanya mengaut
sistem politik monarki. Beribicara tentang sistem politik tentunya juga berbicara tentang
kebudayaan di Indonesia sepertihalnya keterangan yang ada pada buku “profil budaya politik
indonesia “ dengan penyunting nya Alfian, Sjarudin Nazaruddin, menjelaskan bahwa
memahami budaya politik Demokrasi Pancasila itu sebagai keseluruhan sikap, perilaku dan
perbuatan kita dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang dilandasi nilainilai Pancasila, dan dalam lembaga-lembaga serta struktur yang disepakati dalam konstitusi
kita, baik tertulis maupun tidak tertulis. Budaya politik Demokrasi Pancasila itu jelas bersifat
dinamis, mampu memperbaharui diri sesuai dengan perkembangan zaman.

Sejarah Demokrasi di Indonesia Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah
negara pada tanggal 17 Agustus 1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers)
melalui UUD 1945 (yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa

Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut paham atau ajaran demokrasi, dimana
kedaulatan (kekuasaan tertinggi) berada ditangan Rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga NKRI tergolong
sebagai negara yang menganut paham Demokrasi Perwakilan / Representative Democracy
(Wijaya, 2014).
Bagi Plato, filsafat politik adalah upaya untuk membahas dan menguraikan berbagai
segi kehidupan manusia dalam hubungannya dengan negara. Ia menawarkan konsep
pemikiran tentang manusia dan negara yang baik dan ia juga mempersoalkan cara yang harus
ditempuh untuk mewujudkan konsep pemikiran. Bagi Plato, manusia dan negara memiliki
persamaan hakiki. Oleh karena itu, apabila manusia baik negara pun baik dan apabila manusia
buruk negara pun buruk. Apabila negara buruk berarti manusianya juga buruk, artinya negara
adalah cerminan manusia yang menjadi warganya.
Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai,ide,norma-norma,kepercayaan dan
keyakinan, yg dimiliki seorang atau sekelompok orang,atas dasar mana dia menentukan
sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yg dihadapinya dan yg menentukan tingkah
laku politiknya. Dalam ilmu sosial, ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip
yang menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan
order masyarakat tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan bagaimana
mengatur kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan. Teori komunis Karl Marx,
Friedrich Engels dan pengikut mereka, sering dikenal dengan marxisme, dianggap sebagai
ideologi politik paling berpengaruh dan dijelaskan lengkap pada abad 20. Contoh ideologi
lainnya termasuk : anarkisme, kapitalisme, komunisme, komunitarianisme, konservatisme,
neoliberalisme, demokrasi, kristen, fasisme, monarkisme, nasionalisme, nazisme, liberalisme,
libertarianisme, sosialisme, dan demokrat sosial.
Kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari ” moral entrepreneurs”, yang kadangkala
bertindak dengan tujuan mereka sendiri. Ideologi politik adalah badan dari ideal,
prinsip,doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial, institusi, kelas atau grup besar yang
memiliki tujuan politik dan budaya yang sama. Merupakan dasar dari pemikiran politik yang
menggambarkan suatu partai politik dan kebijakannya. Ada juga yang memakai agama
sebagai ideologi politik. Hal ini disebabkan agama tersebut mempunyai pandangan yang
menyeluruh tentang kehidupan. Islam, contohnya adalah agama yang holistik.
sebelumnya, seorang pakar politik bernama Samuel P. Huntington menerbitkan
sebuah buku di tahun 1970-an. Buku tersebut berjudul Political Order in Changing Societies.
Buku tersebut mengkritisi masalah otoritas dan kapasitas pemerintah Negara-negara
berkembang dalam mempenetrasikan kebijakan. Buku tersebut menyuratkan, partisipasi
politik yang tinggi (sebagai “anak” demokrasi) tanpa diimbangi dengan pelembagaan politik
dan pembangunan ekonomi yang cukup, akan berakibat pada instabilitas politik. Suatu
penelitian yang dilakukan tahun 1975 menemukan kondisi-kondisi “krisis” demokrasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Michel J. Crozier (Perancis), Samuel P. Huntington (Amerika

Serikat), dan Joji Watanuki (Jepang) tersebut diarahkan pada kondisi politik di Negara-negara
yang mapan dalam menerapkan demorkrasi sebagai sokoguru bangunan pemerintahan.
KESIMPULAN
Hegemoni kekuasaan sistem politik yang terjadi pada masa kerajaan majapahit dan
sistem politik di Indonesia kontemporer memiliki perbedaan namun tujuan dari sistem politik
nya sama-sama memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat namun dalam prakteknya
dari dua sistem politik tersebut memiliki dampak yang berbeda dan respon dari
masyarakatnya juga berbeda. Perspektif hegemoni kekuasaan yang di alami masyarakat
majapahit dari sudut pandang keumuman terlihat tenteram. Berbeda jika sistem politik yang
digunakan kerajaan Majapahit diterapkan dalam sistem politik pemerintahan Indonesia
kontemporer. Sistem politik yang diterapkan di Indonesia kontemporer hanya bisa sejahtera
jika memakai sistem politik demokrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abimana, Soedjipto. 2014. Kitab Sejarah Terlengkap Kearifan Raja-Raja Nusantara.
Yogyakarta: Laksana.
Hardiati, E.S. 2010. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II: Zaman Kuno. Edisi Pemuktahiran.
Jakarta: Balai Pustaka.
Mulyono, Slamet. 1984. Sejarah Indonesia Lama. Malang.
Pitono, R. & Dekker, I Nyoman. 1977. Sejarah Indonesia. Malang: Penerbit Utama Malang.
Rahardjo, S. 2002. Peradaban Jawa: Dinamika Pranata Politik, Agama, dan Ekonomi Jawa
Kuno. Jakarta: Komunitas Bambu.
Sayuti, Husin. 1989. Pengantar Metodologi Riset. Jakarta: Fajar Agung.
Sjamsuddin, Nazaruddin. 1991. Profil Budaya Politik Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Utama
Grafiti.
Sjamsudin, Helius. 1994. Metodologi Sejarah. Jakarta: DEPDIKBUD.
Wahyudi, Deny Yudo. 2013. Sejarah dan Budaya. Kerajann Majapahit: Dinamika Dalam
Sejarah Nusantara, 1, 88-89.
Wijaya, Arif. 2014. Hukum dan Perundangan Islam. Demokrasi Dalam Sejarah
Ketatanegaraan Republik Indonesia, 1, 138.