Penerapan Sistem Informasi Manajemen SIM

MAKALAH
SIM Dan Perencanaan Strategis Sistem Informasi/Tek.Informasi

Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
dalam Manajemen Strategi
Di Kementerian Keuangan (Kemenkeu)

Disusun Oleh:
Subur Eko Wardoyo
NIM: 92313015

Program Magister Manajemen Sistem Informasi
Universitas Gunadarma
2014
Halaman

1

Latar Belakang
Sistem


manajemen

strategis

adalah

proses

merumuskan

dan

mengimplementasikan strategi untuk mewujudkan visi secara terus menerus secara
terstruktur. Strategi adalah pola tindakan terpilih untuk mencapai tujuan tertentu (Herry
Darwanto hal. 1). Sistem manajemen strategis menuntut adanya kontinuitas untuk
mencari bentuk dan format yang sesuai dengan visi yang hendak dicapai suatu
organisasi. Metode atau alat dalam implementasi manajemen stratregi sangatlah
beragam. Penerapkan manajemen strategi disesuaikan dengan kultur dan budaya
organisasi yang akan menerapkannya.
Penjabaran dan pelaksanaan suatu visi misi dalam organisasi adalah tugas

utama yang harus dilakukan pimpinan organisasi. Hal tersebut Tidak terlepas jenis
organisasi yang dibentuk apakah Pemerintahan, Swasta, Non Profit dan lain
sebagainya. Organisasi diciptakan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan
pimpinan serta menunjukan jati dirinya dalam lingkungan masyarakat.
VISI menggambarkan akan menjadi apa suatu organisasi di masa depan. Ia
bersifat sederhana, menumbuhkan rasa wajib, memberikan tantangan, praktis dan
realistik, dan ditulis dalam satu kalimat pendek (Herry Darwanto hal. 4). Berdasarkan
hal tersebut, perumasan visi menjadi landasan dalam organisasi bergerak dan bekerja.
Visi menjadi gambaran seluruh anggota organisasi akan tujuan akhir dari organisasi
tempat individu tersebut berkontribusi.
MISI menjelaskan lingkup, maksud atau batas bisnis organisasi (Herry
Darwanto hal. 3). Misi menjadi keinginan organisasi sekaligus pembatas apa yang
dilakukan. Keinginan atau cita-cita yang disusun dalam misi merupakan keinginan yang
secara sadar menjadi keinginan seluruh anggota organisasi. Batasan yang dijabarkan
dalam misi menjadi pengingat setiap individu dalam organisasi dalam melangkah
sehingga tidak terlepas dari rentang kendali organisasi.

Halaman

2


Dasar Hukum Manajemen Strategis
Manajemen strategis dalam lingkungan pemerintahan telah diperkenalkan dalam
perangkat peraturan perundangan. Peraturan perundangan tersebut digunakan oleh
seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) di Pemerintahan Republik Indonesia termasuk
Kementerian Keuangan khususnya. Peraturan perundangan yang dimaksud antara lain:
1. Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
2. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangungan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005 – 2014
3. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.01/2010 tentang Rencana Strategis
Kementerian Keuangan tahun 2010-2014
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan
Kinerja Dilingkungan Kementerian Keuangan.
Dalam penjabaran UU No 25 2004 tersebut dilahirkan beberapa peraturan
perundangan yang disebutkan pada nomor 2 hingga 5. UU no. 25 2004 merupakan UU
pengganti konsep Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang diterbitkan oleh
pemerintah terdahulu.

Penggantian GBHN tersebut terkait beberapa hal yaitu:
1. Penguatan kedudukan legislatif dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN);
2. Penguatan Otonomi daerah dan desentralisasi
Dalam setiap K/L diwajibkan untuk melakukan penjabaran terhadap UU No. 25
tahun 2004 beserta perangkat peraturan yang mendukung didalamnya seperti Rencana
Stratejik (Restra), Rencana Kerja (Renja), Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) serta perangkat pendukung
lainnya dibawah aturan dan dokumen laporan yang telah ditetapkan diatas.
Salah satu penerapan transparansi yang telah dilakukan oleh Kemenkeu adalah
dibangunnya portal kemenkeu yang diciptakan sebagai tempat deseminasi informasi.
Informasi mengenai transparansi kinerja yang berisi dokumen yang disebutkan diatas
telah dipublikasikan secara online pada portal kementerian keuangan.

Halaman

3

Sumber portal Kementerian Keuangan
www.kemenkeu.go.id


Penerapan Balance Score Card (BSC)
Dalam pelaksanaan pengukuran kinerja, pemerintah memiliki cukup banyak
pilihan metode(Diploma STAN), pilihan tersebut antara lain: Government Performance
Result Act (GPRA), Balance Score Card (BSC),

European Business Excellent Nine

Criteria Model (EFQM), Malcolm Baldrige Quality National Award (MBQNA) dan masih
banyak lagi. Pengukuran kinerja dapat diaplikasikan dan diharmonisasikan secara
efektif sesuai karakteristik pemerintah untuk kepentingan pemerintah itu sendiri.
BSC sebagai salah satu perangkat manajemen dalam rangka mengukur kinerja
telah memasuki sendi-sendi pemerintahan di Indonesia. Beberapa K/L telah
menerapkan sistem ini dalam mengukur kinerja dari organisasinya. Perangkat
peraturan telah diterbitkan oleh berbagai instansi dalam rangka implementasi BSC

Halaman

4


untuk lingkungan internalnya. KMK 454 tahun 2011 merupakan salah satu contoh
peraturan yang berlaku di Kemenkeu dalam rangka implementasi BSC.

Gambar Alur Pikir BSC di Kemenkeu (KMK 454 tahun 2011)
Alur pikir BSC adalah proses penjabaran VIsi/Misi Kemenkeu dalam bentuk
Sasaran Strategis (SS). SS adalah sasaran yang akan diukur dan dilaporkan sebagai
nilai pencapaian terhadap visi dan misi yang sudah ditentukan sebelumnya.
Dalam menerapkan SS perlu di dukung oleh suatu Indikator Kinerja didalamnya.
Indikator kinerja yang akan dipergunakan adalah indikator yang didefinisikan
mempunyai pengaruh/impact yang besar terhadap SS tersebut.

Halaman

5

Peta Strategi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (KMK 454 tahun 2011)
Dalam hal pimpinan mengawasi dan melaksanakan SS yang menjadi tanggung
jawabnya, dibuatlah suatu peta yang menggambarkan hubungan sebab akibat antar
sebuah SS dengan SS lainnya. Penggambaran yang dimaksud dilihat pada peta
strategis unit organisasi.

Setiap SS yang digambarkan dalam peta strategis suatu unit organisasi seperti
yang dijelaskan sebelumnya, terdapat sejumlah Indikator Kinerja Utama (IKU). Hasil
capaian IKU tersebut akan mencerminkan pencapaian SS yang dimaksud.

Dalam

pencapaian SS dikenal istilah tingkat validitas. Tingkat validitas tersebut menentukan
seberapa dekat pencapaian IKU terhadap pencapaian SS yang dimaksud. Semakin
dekat (IKU Exact) jumlah IKU yang dibutuhkan akan semakin sedikit/minimal.

Halaman

6

Gambar Tingkat Validitas IKU (KMK 454 tahun 2011)
Penggambaran seutuhnya hubungan Antara SS, IKU dan target dalam suatu
tabel dapat diperlihatkan dalam bentuk matrik kinerja. Tabel tersebut memperlihatkan
secara detil peta strategi yang telah digambarkan sebelumnya. Perhitungan capaian
dari peta strategi dapat dengan mudah dihitung pada matrik kinerja ini


Gambar Target IKU Dirjen Kekayaan Negara (KMK 454 tahun 2011)

Halaman

7

SIM dalam BSC
Penerapan BSC dalam SIM tentunya membutuhkan suatu daya upaya yang
tidak sedikit. Dalam menerapkan aplikasi BSC dalam suatu SIM, Kemenkeu telah
membuat aplikasi dengan nama e-Performance. Dalam Implementasinya dibutuhkan
unit pengelola TI serta pengelola BSC. Untuk TI dan Service Desk di Kemenkeu
dikelola oleh Pusintek, sedangkan aplikasi dikelola oleh Biro SDM serta dibantu oleh
Pusintek dalam pengembangan dan perbaikan aplikasi e-Performance.

Alur Kerja HelpDesk Aplikasi e-Performance
Pengguna/user tidak langsung berhubungan dengan pengembang ataupun
service desk, tapi melalui manajer kinerja masing-masing unit yang telah diberikan
pembekalan tentang BSC serta aplikasi e-Performance.
Struktur menu aplikasi e-Performance terdiri dari :
1. Membuat Profil

Profil adalah bagian terpenting dalam aplikasi, Profil pengguna harus dipastikan
sesuai dengan kedudukan pengguna dalam organisasi. Profil pengguna yang tidak

Halaman

8

tepat akan berdampak pada perhitungan capaian yang tidak sesuai dengan tempat
organisasinya berada.
2. Pengaturan
Menu ini dikhususkan bagi para manajer yang telah ditunjuk. Pengaturan yang
dimaksud adalah untuk menentukan bobot penilaian dalam organisasi tempat
manajer tersebut berada serta melakukan pengawasan terhadap penggunaan
aplikasi.
3. Membuat IKU
Pembuatan IKU adalah menu utama dalam aplikasi ini. Menu ini dipergunakan untuk
memasukan pengukuran-pengukuran yang dipergunakan dalam menilai kinerja
pengguna yang login kedalam aplikasi e-Performance.
4. Penilaian Prilaku
Menu penilaian prilaku merupakan menu yang diperuntukan untuk melakukan

pengajuan evaluator prilaku pengguna, menetapkan evaluator bagi pejabat serta
melakukan penilaian prilaku terhadap pegawai yang telah ditunjuk untuk dinilai
5. Laporan
Laporan yang ditampilkan pada menu ini memperlihatkan hasil penilaian berupa
Nilai Kinerja Pegawai (NKP) dan nilai Perilaku yang merupakan hasil akhir yang
telah dimasukan kedalam sistem.

Modul Aplikasi e-Performance

Halaman

9

Penggunaan Internet Aplikasi e-Performance
Penggunaan internet merupakan hal yang wajib guna memudahkan deseminasi
aplikasi.

Pengguna aplikasi e-Performance dapat membuka aplikasi ini dengan

menggunakan beberapa jenis browser internet.


Rekomendasi yang disarankan

developer adalah menggunakan Mozila Firefox.

Gambar Menu Utama Aplikasi

Halaman

10

Halaman

11

Kesimpulan
1. Penerapan manajemen strategis di pemerintahan telah berlangsung sejak dahulu.
Berbagai macam konsep telah diterapkan mengikuti perkembangan yang terjadi;
2. Pemerintah melalui perangkat perundang-undangan telah mengadopsi manajemen
strategis mulai dari bentuk Garis Besar Haluan Negara (GBHN) hingga
menggunakan

Sistem

Perencanaan

Pembangunan

Nasional

(SPPN)

yang

perubahannya dilakukan mengikuti perkembangan organisasi dan kebijakan yang
berlaku di pemerintah;
3. Guna mejabarkan tujuan yang telah ditentukan dalam SPPN, untuk tingkat level
operasional telah dituangkan dalam peraturan dan perudangan yang disesuaikan
dengan kemampuan dan kematangan organisasi pemerintah;
4. Kemenkeu telah mengembangkan penggunakan BSC dalam menjabarkan tujuan
yang telah ditentukan dalam SPPN. Penjabaran tersebut dilakukan dengan cara
menetapkan IKU-IKU yang akan menjadi target kerja pegawai mulai level
operasional hingga manajerial;
5. Penggunakan SIM dalam melaksanakan pengukuran kinerja dapat mempermudah
pimpinan dalam mengambil suatu kebijakan dan memantaunya hinggal level
operasional

Halaman

12

Referensi
Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja
Dilingkungan Kementerian Keuangan;
Dr. Ir. Herry Darwanto, M.Sc “Balanced Scorecard untuk Organisasi Pemerintah“
Direktur Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal Bappenas;
http://diploma4stan.wordpress.com/2012/02/16/manajemen-strategis-sektorpemerintah-2/, (diakses tanggal 01 Juni 2014, 23:28) Manajemen Strategi Sektor
Pemerintah 2
http://www.sdm.depkeu.go.id/doc/SosialisasiAplikasi%20Pengelolaan%20Kinerja
%20Kemenkeu.PDF, (diakses tanggal 01 Juni 2014, 23:40) Aplikasi Pengelolaan
Kinerja

Halaman

13