Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Melalui Metode diskusi Pada Siswa Kelas V SDN Manggalai | Aludin | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3958 12624 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Melalui
Metode diskusi Pada Siswa Kelas V SDN Manggalai
Hayani Aludin, Bonifasius Saneba, dan Hasdin
Program Studi PGSD, Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan utama dan mendasar pada penelitian ini adalah rendahnya hasil
belajar siswa pada pelajaran PKn kelas V SDN Manggalai. Tujuan penelitian untuk
meningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas V SDN Manggalai
melalui penerapan metode diskusi. Rancangan penelitian tindakan kelas ini dilakukan
dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu (1) perencanaan (2)
Pelaksanaan (3) observasi (4) refleksi. Pengumpulan data melalui teknik pemberian
tes, wawancara, observasi dan pencatatan lapangan. Analisis data dilakukan melalui
reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas V SDN Manggalai yang berjumlah 20 orang siswa. Hasil penelitian
menunjukan data awal siswa yang kategori tuntas 4 orang atau presentase ketuntasan
klasikal 20%. Pada siklus 1 banyak siswa yang tuntas 10 orang presentase ketuntasan
klasikal 50%. Sedangkan Siklus II banyaknya siswa yang tuntas 19 orang, presentase

ketuntasan klasikal 95%. Hasil observasi guru siklus I 1 komponen yang bernilai
sangat baik sementara yang bernilai baik 5 komponen dan bernilai cukup
sebanyak 2 komponen, tidak ada dalam kategori kurang, hasil observasi siswa
siklus I memiliki 9 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi
peneliti, 3 aspek yang berkategori sangat baik, 3 aspek yang sudah mendapatkan nilai
yang baik. Sedangkan observasi guru siklus II dari 9 komponen yang diamati tidak
ada satu lagi aspek yang bernilai kurang baik dan cukup bernilai baik sebanyak 2
komponen yang bernilai sangat baik 7 komponen, observasi siswa siklus II dari
9 tidak ada aspek yang dalam kategori kurang dan cukup, 1 aspek yang berkategori
baik, 8 aspek yang sudah mendapatkan nilai sangat baik. Dari hasil penelitian yang
dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu penerapan metode diskusi dalam
proses pembelajaran, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
PKn dikelas V SDN Manggalai. Hal ini dapat ditunjukan dari perolehan
peningkatan secara klasikal siklus I dan siklus II. Penerapan metode diskusi
hanyalah satu dari sekian banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan.
Para guru dapat mencari metode. Media atau strategi pembelajaran yang lain
yang unik untuk meningkatkan kompetensi siswa
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Diskusi, Pembelajaran PKn

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9

ISSN 2354-614X
I.

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah memberikan kita perbekalan yang tidak ada pada masa

kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa. Sedangkan Hal
ini sejalan dengan ketentuan yang secara tegas dituangkan dalam UU No. 20 Tahun
2003. “Mengatur tentang Sistem Pendidikan Nasional harus ditegakkan, dimana
dalam undang-undang tersebut menyatakan bahwa pendidikan adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang
setinggi-tingginya. Salah satu tujuan pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan
bakat dan kemampuan individual, sehingga potensi kejiwaaan anak dapat di
aktualisasikan secara sempurna.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Mata Pelajaran PKn
disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran
menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan dimasyarakat. Dengan
pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang

lebih luas dan mendalam pada bidang studi ilmu yang berkaitan.
Berdasarkan observasi peneliti waktu mengajar di kelas V SDN Manggalai.
Dapat disimpulkan bahwa banyaknya materi pelajaran yang membutuhkan hafalan,
cara guru menyampaikan pelajaran sulit diterima, kurangnya keterlibatan mental
peserta didik dalam pembelajaran karena guru mengajar hanya menggunakan metode
ceramah, selain itu juga didukung oleh rendahnya hasil ulangan harian pelajaran PKn
yang telah dilakukan, Pada pelajaran PKn ini siswa sulit untuk menghafal, sekarang
dihafal, besok dihafal, lusa lupa sehingga guru harus mengulang beberapa kali
pembelajaran, agar semua siswa tuntas belajar. Namun ketuntasan itu tidak kunjung
tercapai. Maka melalui penelitian tindakan kelas, kami akan menerapkan metode
pembelajaran diskusi, yang berkarakter melibatkan peserta didik secara maksimal,
untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

56

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Pengertian metode pembelajaran, menurut Gagne (1970: 30), adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Sementara itu, Briggs (1990: 23), berpendapat bahwa metode adalah segala alat fisik

yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Untuk itu dalam
pembelajaran diperlukan metode yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Dengan demikian pemilihan metode yang tepat dan efektif sangat diperlukan. Salah
satu metode yang ingin penulis lakukan penelitian yaitu metode diskusi yang menurut
penulis mampu meningkatkan hasil belajar PKn. Dengan metode ini diharapkan dapat
tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan belajar siswa.
Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan
sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima
atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak
aktif dibandingkan guru. Penyampaian materi pelajaran PKn perlu dirancang suatu
strategi pembelajaran yang tepat, yakni anak akan mendapatkan pengalaman baru
dalam belajarnya, selain itu siswa akan merasa nyaman.
Permasalahan dalam pencapaian kesuksesan kegiatan pembelajaran kerapkali
disebabkan oleh penerapan strategi pembelajaran yang tidak tepat dan terkesan
monoton bahkan membosankan. Penyebab utama dari masalah ini adalah selain
disebabkan oleh ketidaktepatan metodologis, juga berakar pada paradigma
pendidikan konvesional yang selalu menggunakan metode pengajaran klasikal dan
ceramah, tanpa pernah diselingi berbagai metode yang menantang. Termasuk adanya
penyekat ruang struktural yang begitu tinggi antara guru dan siswa.
Keadaan seperti tersebut diatas juga terjadi pada mata pelajaran PKn, apalagi

sering didapati di lapangan bahwa pelajaran PKn sering dialokasikan pada jam-jam
terakhir atau jam setelah olah raga. Hal ini dapat dipastikan, ketika para pembelajar
mengikuti mata pelajaran PKn mereka selalu lelah, malas berfikir, mengantuk,
bercanda dengan teman sebangku bahkan sampai ada yang membuat gaduh seisi
kelas dengan ulah-ulah mereka. Lebih khusus kondisi tersebut dialami oleh siswasiswi kelas V SDN Manggalai. Dari informasi guru mata pelajaran PKn hanya 10%
57

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan hasil rata-rata prestasi belajar PKn pada
semester genap tahun pelajaran 2012/2013 hanya 5,2. Hal ini menunjukkan bahwa
ketuntasan belajar yang dicapai siswa-siswi kelas V hanya 52%. Berdasarkan nilai
tersebut berarti kegiatan pembelajaran belum tuntas dan tidak tercapai tujuan yang
diinginkan yaitu secara klasikal 80%.
Permasalahan yang dihadapi di kelas V SDN Manggalai adalah rendahnya
prestasi belajar PKn. Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut: pertama
bagaimanakah keefektifan penerapan pembelajaran PKn dengan metode diskusi
dikelas V SDN Manggalai kedua bagaimanakah deskripsi pembelajaran PKn melalui
metode diskusi.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa metode yang digunakan

guru kurang tepat. Oleh karena itu peneliti berusaha mengembangkan penerapan
metode pembelajaran yaitu metode diskusi. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
pembelajaran PKn. Maka peneliti mengangkat judul “Meningkatkan Hasil Belajar
Mata Pelajaran PKn Melalui Metode Diskusi Pada Siswa Kelas V SDN Manggalai”.

II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Karakteristik yang khas dari Penelitian Tindakan Kelas yakni adanya tindakantindakan tertentu untuk memperbaiki proses dan hasil belajar mengajar di kelas
(Muhtar, 2006:6).
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap penelitian yang
disebut siklus. Model penelitian ini mengacu pada diagram yang mencantumkan
Kemis dan Mc Taggart (Depdikbud, 2005:6) seperti pada gambar. Tiap siklus
dilakukan beberapa tahap yaitu (1) perencanaan tindakan (2) Pelaksanaan tindakan
(3) observasi dan (4) refleksi.

58

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X


Gambar 1. Desain Penelitian (Kemmis dan Mc Taggart dalam Depdiknas, 2005; 30)
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Manggalai Kecamatan Tinangkung
Kabupaten Banggai Kepulauan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
September sampai bulan Nopember tahun ajaran 2014/201. Penelitian ini
dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Manggalai yang berjumlah 20 orang, terdiri
dari 15 orang laki-laki, 5 orang perempuan. Dijadikan kelas tersebut sebagai subjek
peneliti karena tingkat pengetahuan masalah PKn masih rendah.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Lembar observasi, untuk memperoleh data tentang kondisi pelaksanaan model
pembelajaran PKn di kelas.
b) Lembar soal Tes, untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa setelah
diberikan penerapan metode diskusi.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data.
Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data 2)
menyajikan data dan 3) verifikasi data / penyimpulan. (Suharsimi Arikunto, 1997:34).
1) Mereduksi data
Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan
menyederhanakan semua data yang telah di peroleh mulai dari awal pengumpulan
data, sampai dengan penyusunan laporan penelitian.
2) Penyajian data

59

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam.
Sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.
3) Verifikasi Data/Penyimpulan
Setelah data disusun ke dalam bentuk tabel dilakukan verifikasi dan
pentimpulan dengan teknik persentase dan konfirmasi dengan kriteria penilaian
Teknik analisa data yang digunakan dalam menganalisa data yang diperoleh
dari hasil tes, data kuantitatif diperoleh dari hasil presentase keberhasilan anak
dalam menyelesaikan tugas individual dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1) Daya Seraf Individu
Analisa

data

untuk

mengetahui


daya

serap

masing-masing

siswa

menggunakan rumus sebagai berikut:
DSI =

S

y

w

x 100 %


Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya

serap individu sekurang-kurangnya 70 %
2) Ketuntasan Belajar Klasikal
Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang
menjadi sampel dalam penelitiian ini, maka digunakan rumus sebagai bherikut:
KBK =

J

J

w y

w

y

x 100 %


Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80 % siswa telah
tuntas secara individual
3) Presentase Nilai Rata-rata
Persentase untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa
J

Persentase nilai rata-rata (NR) = S

x 100%

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah apabila hasil data yang

diperoleh telah menunjukan hasil belajar siswa kelas V SDN Manggalai selama
kegiatan pembelajaran. Hal ini ditandai dengan adanya daya serap individu minimal

60

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
70 % dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80 % dari jumlah siswa yang ada,
ketentuan ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diberlakukan di
SDN Manggalai.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil observasi tentang kegiatan guru dimaksud untuk mengetahui tingkat
kemampuan guru (peneliti) dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan metode diskusi pada Mata Pelajaran PKn di Kelas V SDN
Manggalai
Untuk mengetahui kemampuan guru dalam proses kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode diskusi pada mata pelajaran PKn di Kelas V
digunakan lembar observasi yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang
dijadikan pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ini, yang
diobservasi langsung oleh teman sejawat. Adapun hasil observasi dari kegiatan guru
(peneliti) di dilihat pada table 1.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru
Aspek Pengamatan
4
1. Menyampaikan tujuan
2. Memotivasi siswa/merumusan
masalah.
3. Mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya.
4. Menyampaikan langkahlangkah/strategi
5. Penguasaan Materi/bahan ajar
6. Membimbing siswa
7. Meminta siswa menyajikan dan
mendiskusikan hasil kegiatan.
8. Memberi umpan balik/evaluasi/tanya
jawab.
9. Membimbing siswa merangkum
pelajaran.
Jumlah skor

Apakah guru
melaksanakan
3
2
1
1
2

Kurang
Cukup

2

Cukup

2

Cukup

2
2

Cukup
Kurang
Cukup

2

Cukup

2

Cukup

1

Keterang
an

15/36x100 = 41,7%
61

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Keterangan
4 = Sangat Baik
3= Baik
2= Cukup
1= Kurang
Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan
guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas
V SDN Manggalai. Hal ini bisa diketahui dari 9 komponen yang diamati tidak satu
pun yang bernilai kategori sangat baik dan baik, dan sementara yang bernilai
kurang sebanyak 2 komponen sedangkan dalam kategori cukup 7 komponen.
Dengan melihat komponen guru dalam melaksanakan proses pelajaran perlu
diperbaiki pada tahap pertama.
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil
pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Hasil pengamatan tentang pemberian metode diskusi siswa tersebut dapat di lihat
pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa
No

Ciri perilaku siswa dalam
melaksanakan kegiatan belajar

Hasil Pengamatan
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru.
Mengamati penjelasan guru
Menulis apa yang dijelaskan guru
Diskusi antar siswa/antara siswa
dengan guru.
Menyajikan hasil pembelajaran
Mengajukan/menanggapi
pertanyaan/ide.
Menulis yang relevan dengan KBM.
Merangkum pembelajaran.
Mengerjakan tes evaluasi.
Jumlah Skor

Kategori
2 3
4
3
2
2

Keterangan

Baik

3

Cukup
Cukup
Baik

3
3

Baik
Baik

2
3
1
22/36x100= 61,1%

Cukup
Baik
kurang

62

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Keterangan
4 = Sangat Baik
3= Baik
2= Cukup
1= Kurang
Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 9 langkah
kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data awal
kesemua aspek (9 aspek) pembelajaran di atas 5 aspek yang berkategori baik, 3
aspek yang kategori cukup, 1 aspek dalam kategori kurang.
Setelah observasi dilaksanakan kemudian peneliti menemui kembali
kepala sekolah untuk rencana mengadakan pra tindakan (tes awal) kepada siswa
kelas V SDN Manggalai. Tes awal dilaksanakan. Oleh karena peneliti adalah
guru kelas PKn di kelas V SDN Manggalai maka yang dijadikan dasar penelitian
ini adalah hasil ulangan harian siswa kelas V yaitu PKn. Adapun hasil analisis tes
hasil belajar siswa pada ulangan harian tersebut dapat dilihat pada Tabe1 3.
Tabel 3. Analisis Pra Tindakan Data Awal
No

Nama Siswa

L/P

Nilai
100

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Wawan
Ahmad Mubarak
Abdul Azis
Abd.Sagaf
Isra
Dewi Silviana
Selviani
Karnisa
Hasyir
Ardiansyah
Niati
Dewi Puspita Sari
Nursin

L
L
L
L
L
P
P
P
L
L
P
P
L

60
60
60
70
60
60
60
50
60
70
70
60
60

Daya Serap
Ketuntasan
(%)
60%
60%
60%
70%
60%
60%
60%
50%
60%
70%
70%
60%
60%

Ketuntasan
ya






Tidak











63

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
14 Alfa
15 Farhan
16 Isman
17 Usman
18 Gafar
19 Kusnan
20 Hiban
Skor yang diperoleh
Skor maksimal
Persentase skor tercapai
(Sumber Ulangan harian siswa)

L
L
L
L
L
L
L

60
60
60
60
60
70
60
1230
2000
61,5%

60%
60%
60%
60%
60%
70%
60%


4







16

Tuntas Klasikal 20%
Daya Serap Klasikal = 61,5%
Memperhatikan hasil observasi di atas, nyatalah produktifitas hasil belajarmengajar belum tercapai secara maksimal, dimana hanya terdapat 4 orang siswa
(20%) dengan kriteria tuntas dan sebanyak 16 (80%) orang siswa dengan kriteria
tidak tuntas. Dengan hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa daya serap
individu belum berjalan dengan baik dan ketuntasan klasikal dalam pembelajaran
selama ini tidak tercapai dengan baik. Daya serap individu masih berada pada nilai
kurang dari 70% dan tercatat hanya 4 orang siswa yang memperoleh nilai
ketuntasan individu di atas 60%, serta ketuntasan klasikal hanya mencapai 20%,
hasil ini masih sangat jauh dari ketuntasan klasikal yang di inginkan.
Deskripsi Siklus 1
Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus I terdiri
dari 3 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang tertuang
dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Hasil
pengamatan terhadap guru dapat dilihat pada tabel 4.

64

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Tabel 4. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I
Kegiatan pembelajaran

1. Menyampaikan tujuan
2. Memotivasi siswa/merumusan
masalah.
3. Mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya.
4. Menyampaikan langkahlangkah/strategi
5. Penguasaan Materi/bahan ajar
6. Membimbing siswa
7. Meminta siswa menyajikan dan
mendiskusikan hasil kegiatan.
8. Memberi umpan
balik/evaluasi/tanya jawab.
9. Membimbing siswa merangkum
pelajaran.
Jumlah Skor
Keterangan

Apakah guru
melaksanakan
4 3 2 1
2
3

Keterangan

Cukup
Baik

3

Baik

3

Baik

3

Baik
Cukup

2
3
4

Sangat Baik
3

Baik

26/36x100=72,2%

4= Sangat Baik
3= Baik
2= Cukup
1= Kurang
Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan
guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di
Kelas V. Hal ini bisa diketahui dari 9 komponen yang 1 komponen yang bernilai
sangat baik sementara yang bernilai baik 5 komponen dan bernilai cukup
sebanyak 2 komponen, tidak ada dalam kategori kurang. Dengan melihat
komponen guru dalam melaksanakan proses pelajaran perlu diperbaiki pada
tahap kedua.
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil
pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

65

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Hasil pengamatan tentang pemberian metode diskusi siswa tersebut dapat di lihat
pada table 5.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
No

Ciri perilaku siswa dalam
melaksanakan kegiatan belajar
1

1
2
3
4
5
6
7

Mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru.
Mengamati penjelasan guru
Menulis apa yang dijelaskan guru
Diskusi antar siswa/antara siswa
dengan guru.
Menyajikan hasil pembelajaran
Mengajukan/menanggapi
pertanyaan/ide.
Menulis yang relevan dengan
KBM.

8
9

Merangkum pembelajaran.
Mengerjakan tes evaluasi.
Jumlah
Keterangan

Hasil Pengamatan

Keterangan

Kategori
3 4
4

Sangat Baik

2

3
3

Baik
Sangat Baik
Baik

3
3

Baik
Baik

3

Baik

4

4
3
30/36x100=83,3%

Sangat Baik
Baik

4 = Sangat Baik
3= Baik
2= Cukup
1= Kurang
Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 9 langkah
kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data awal
kesemua aspek (9 aspek) pembelajaran di atas 3 aspek yang berkategori sangat
baik, 3 aspek yang sudah mendapatkan nilai yang baik.
Adapun hasil analisis tes hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat
pada Tabel 6.

66

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Tabel 6. Analisis Siklus I
No

Nama Siswa

L/P

Nilai
100

1
Wawan
2
Ahmad Mubarak
3
Abdul Azis
4
Abd. Sagaf
5
Isra
6
Dewi Silviana
7
Selviani
8
Karnisa
9
Hasyir
10 Ardiansyah
11 Niati
12 Dewi Puspita Sari
13 Nursin
14 Alfa
15 Farhan
16 Isman
17 Usman
18 Gafar
19 Kusnan
20 Hiban
Skor yang diperoleh
Skor maksimal
Persentase skor tercapai
Tuntas Klasikal = 50%

L
L
L
L
L
P
P
P
L
L
P
P
L
L
L
L
L
L
L
L

70
60
70
80
60
60
70
60
70
70
80
60
60
70
60
60
60
60
70
60
1310
2000
65,5%

Daya Serap
Ketuntasan
(%)
70%
60%
70%
80%
60%
60%
70%
60%
70%
70%
80%
60%
60%
70%
60%
60%
60%
60%
70%
60%

Ketuntasan
ya










10

Tidak











10

Daya Serap Klasikal = 65,5%
Dari data tersebut terdapat peningkatan ketuntasan dibandingkan dengan tes
awal hasil belajar siswa, skor tertinggi di data awal 70% menjadi 80% yang tuntas
di data awal 4 orang menjadi 10 orang setelah diberi tindakan pada siklus I,
sedangkan daya serap klasikal dari 20% di data awal mengalami peningkatan
menjadi sebesar 50% pada siklus 1.

67

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan Siklus I selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung diperoleh kekurangan-kekurangan yang harus direfleksikan
pada Siklus II sebagai berikut:
1.

Kurangnya kesiapan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan pada saat
melakukan metode diskusi.

2.

Perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar masih kurang.

3.

Sebagian siswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan.

4.

Motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan diskusi masih kurang.
Dengan demikian peneliti dan teman sejawat menyepakati bahwa keadaan

tersebut harus dilanjutkan lagi dengan tindakan pada siklus II.
Deskripsi Siklus II
Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus II terdiri
dari 3 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang tertuang
dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Hasil
pengamatan terhadap guru dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II
Kegiatan pembelajaran

Apakah guru
melaksanakan
4

1.
2.
3.

Menyampaikan tujuan
Memotivasi siswa/merumusan masalah.
Mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya.
4. Menyampaikan langkah-langkah/strategi
5. Penguasaan Materi/bahan ajar
6. Membimbing siswa
7. Meminta siswa menyajikan dan
mendiskusikan hasil kegiatan.
8. Memberi umpan balik/evaluasi/tanya
jawab.
9. Membimbing siswa merangkum
pelajaran.
Jumlah Skor

3
3

2

4
4
4
4

Keterangan
1
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik

4

Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik

4

Sangat Baik

4

Sangat Baik

3

34/36x100=94,4%

Keterangan
4 = Sangat Baik
3= Baik
68

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
2= Cukup
1= Kurang
Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan
guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di Kelas
V. Hal ini bisa diketahui dari 9 komponen yang diamati tidak ada satu lagi aspek
yang bernilai kurang baik dan cukup bernilai baik sebanyak 2 komponen yang
bernilai sangat baik 7 komponen.
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil
pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Hasil pengamatan tentang pemberian metode diskusi siswa tersebut dapat di lihat
pada tabel 8.
Tabel 8. Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
No

Ciri perilaku siswa dalam
melaksanakan kegiatan belajar
1

1
2
3
4
5
6
7

Mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru.
Mengamati penjelasan guru
Menulis apa yang dijelaskan guru
Diskusi antar siswa/antara siswa
dengan guru.
Menyajikan hasil pembelajaran
Mengajukan/menanggapi
pertanyaan/ide.
Menulis yang relevan dengan
KBM.

8
9

Merangkum pembelajaran.
Mengerjakan tes evaluasi.
Jumlah skor
Keterangan

Hasil Pengamatan

Keterangan

Kategori
2 3 4
4

Sangat Baik

4
4
4

Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik

4

Sangat Baik
Baik

4

Sangat Baik

3

4
4
35/36x100=97,2%

Sangat Baik
Sangat Baik

4 = Sangat Baik
3= Baik
2= Cukup
69

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
1= Kurang
Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 9 langkah
kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data awal
kesemua aspek (9 aspek) pembelajaran di atas tidak ada aspek yang dalam kategori
kurang dan cukup, 1 aspek yang berkategori baik, 8 aspek yang sudah mendapatkan
nilai sangat baik.
Adapun hasil analisis tes hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat
pada Tabe1 9.
Tabel 9. Analisis Siklus II
No

Nama Siswa

L/P

Nilai
10

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Wawan
Ahmad Mubarak
Abdul Azis
Abd.Sagaf
Isra
Dewi Silviana
Selviani
Karnisa
Hasyir
Ardiansyah
Niati
Dewi Puspita Sari
Nursin
Alfa
Farhan
Isman
Usman
Gafar
Kusnan

L
L
L
L
L
P
P
P
L
L
P
P
L
L
L
L
L
L
L

80
70
80
80
90
90
70
60
70
70
80
80
80
70
80
80
70
80
80

20 Hiban
Skor yang diperoleh
Skor maksimal
Persentase skor tercapai

L

90
1550
2000
77,5%

Tuntas Klasikal = 95%

Daya Serap
Ketuntasan
(%)
80%
70%
80%
80%
90%
90%
70%
60%
70%
70%
80%
80%
80%
70%
80%
80%
70%
80%
80%
90%

Ketuntasan
ya



















19

Tidak



1

Daya Serap Klasikal = 77,5%

70

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Dari hasil refleksi siklus I, ternyata masih ada ditemukan kekurangan,
disamping kelebihan. Oleh karena itu, perlu mencoba membuat alternatif tindakan
untuk menutupi kekurangan pada siklus 1. Setelah pelaksanaan siklus II dengan
mengacu pada perbaikan kekurangan siklus I, maka dapat dikemukakan kelebihankeiebihan dari siklus II antara lain:
1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa
2. Siswa sudah mulai pandai tentang pembelajaran menganalisis metode diskusi
3. Siswa mulai pintar dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru.
4. Presentase ketuntasan klasikal meningkat dari 50% menjadi 95%
5.

Aktivitas peneliti dalam pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi
Memperhatikan hasil yang di capai pada pelaksanaan siklus dua dimana rata-rata

siswa sudah mencapai ketuntasan individu serta secara klasikal sudah memberikan hasil
yang baik, sehingga pelaksanaan penelitian tindakan penerapan metode diskusi ini
tidak lagi di lanjutkan pada siklus berikutnya.
Pembahasan
Hasil Observasi
Sebelum melaksanakan proses tindakan penerapan metode diskusi pada mata
pelajaran PKn di Kelas

V SDN Manggalai pada siklus 1, diadakan tindakan

observasi awal dengan memberikan soal tes kepada siswa, di mana nilai yang
didapatkan dari hasil observasi awal ternyata daya serap individu masih jauh
berada pada level di bawah rata-rata. Daya serap individu masih berada pada nilai
kurang dari (70) % sebagai patokan ketercapaian ketuntasan individu dalam
pembelajaran, begitu pula dengan ketuntasan klasikal yang diperoleh yang hanya
mencapai 20%. Jika di lihat dari hasil ketuntasan klasikal ini cukup jauh dari
standar ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu 80%.
Hal tersebut di atas terjadi karena pemberian pembelajaran di setiap proses
belajar-mengajar hanya menekankan pada pemberian materi semata, sehingga
hilanglah rasa beban dan tanggung jawabnya sebagai guru yang bertugas
memberikan pengajaran pada siswa. Setiap hari belajar siswa dipenuhi dengan
71

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
metode diskusi.
Proses belajar-mengajar sangat monoton, selama kegiatan belajar mengajar
hanya di monopoli oleh seorang guru sebagai pentransfer ilmu tanpa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan daya nalarnya. Selama ini guru
kelas khususnya mata pelajaran PKn di kelas V SDN Manggalai cenderung
menguasai proses belajar-mengajar, sehingga siswa pun cenderung vakum dalam
proses pembelajaran yang akhirnya mempengaruhi tingkat kemampuan siswa dalam
menelaah dan mendeskripsikan setiap pokok bahasan yang diberikan. Akibatnya dapat
menurunkan kualitas siswa dalam belajar yang berdampak pada minimnya hasil yang
diperoleh siswa.
Siklus I
Hasil evaluasi yang didapatkan pada siklus I yang terdapat pada tabel 7
menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn dimana
terdapat 10 oran'g anak (50%) berhasil mendapatkan kategori tuntas individu dan masih
tersisa 10 orang anak (50%) berada pada kategori tidak tuntas individu. Begitu pula
ketuntasan klasikal mengalami peningkatan yaitu dari 20 % menjadi 50%, namun
demikian proses pembelajaran pada siklus I ini belum dikatakan berhasil karena
secara klasikal harus memperoleh nilai 80%.
Berdasarkan gambaran tentang observasi kemampuan guru (peneliti) dalam
melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di Kelas V. Hal ini bisa
diketahui dari 9 komponen yang 1 komponen yang bernilai sangat baik sementara
yang bernilai baik 5 komponen dan bernilai cukup sebanyak 2 komponen, tidak
ada

dalam

kategori

kurang.

Dengan

melihat

komponen

guru

dalam

melaksanakan proses pelajaran perlu diperbaiki pada tahap kedua.
Hasil observasi siswa tentang langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan
oleh siswa di atas juga memiliki 9 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran
observasi peneliti, pada data awal kesemua aspek (9 aspek) pembelajaran di atas 3
aspek yang berkategori sangat baik, 3 aspek yang sudah mendapatkan nilai yang
baik.
72

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Siklus II
Hasil evaluasi yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian siklus 2 dapat kita
lihat pada tabel 9 hasil evaluasi siklus 1, hasil evaluasi siklus 2 pun menunjukkan
peningkatan hasil yaitu dari 20 orang siswa didapatkan 95% masuk dalam
kategori tuntas dari sebelumnya hanya 50% dan terdapat hanya 1 orang siswa
(6,7%) yang tidak tuntas, serta ketuntasan klasikal yang dicapai adalah 80%. Seorang
anak yang belum mencapai ketuntasan individu 1orang, ini sudah menunjukkan
peningkatan prestasi yang berarti, yaitu dari 50% ketuntasan individu pada siklus
I menjadi 95% ketuntasan individu pada siklus 2, dengan demikian siswa perlu
mendapatkan bimbingan khusus untuk meningkatkan dan mempertahankan prestasi
belajarnya yang sudah didapatkan.
Berdasarkan

gambaran

tentang

kemampuan

guru

(peneliti)

dalam

melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di Kelas V. Hal ini bisa
diketahui dari 9 komponen yang diamati tidak ada satu lagi aspek yang bernilai
kurang baik dan cukup bernilai baik sebanyak 2 komponen yang bernilai sangat
baik 7 komponen.
Hasil observasi siswa tentang langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 9 langkah kegiatan yang dijadikan
sebagai sasaran observasi peneliti, pada data awal kesemua aspek (9 aspek)
pembelajaran di atas tidak ada aspek yang dalam kategori kurang dan cukup, 1
aspek yang berkategori baik, 8 aspek yang sudah mendapatkan nilai sangat baik.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka di simpulkan sebagai berikut:
1.

Hasil pratindakan didapatkan dimana hanya terdapat 4 orang siswa (20%)
dengan kriteria tuntas dan sebanyak 16 (80%) orang siswa dengan kriteria
tidak tuntas

73

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
2.

Siklus I hasil belajar mengajar setelah di berikan tindakan meningkat menjadi 10
(50%) dan sebanyak 10 (50%) belum tuntas.

3.

Siklus II hasil belajar mengajar setelah diberikan perlakuan tindakan meningkat
menjadi 19 (95%) dan sebanyak 1 (5%) yang belum tuntas.

Saran
1. Bagi guru, sebagai pemicu semangat guru untuk meningkatkan profesionalisme
serta mutu pembelajaran. Serta memicu guru lain untuk aktif melaksanakan
penelitian tindakan kelas guna meningkatkan mutu pembelajaran
2. Bagi sekolah,

penelitian ini secara umum dapat meningkatkan mutu

pembelajaran PKn di kelas V SDN Manggalai
3.

Bagi siswa, sebagai motivasi mereka untuk aktif, kreatif dan bersemangat
dalam proses pembelajaran dan yang utama adalah meningkatkan hasil belajar
siswa pada pelajaran PKn.
DAFTAR PUSTAKA

Briggs. (1970). Pendidikan llmu sosial. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Depdikbud. (1994). Didaktik / Metode Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Gagne. (1970). Psikologi Pendidikan. Bandung: Penerbit Citra Aditya Bhakti.
Hamalik Oemar.(1989). Media Pembelajaran. Penerbit Citra Aditya Bhakti. Bandung.
Saidihardjo. (2005). Ilmu Pengetahuan Alam (model-model pengajaran).Jakarta:
Direktorat pendidikan lanjutan pertama.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Subari Ahmad.(2007), Penggunaan Media pembelajaran (www.Google.co.id). di
Akses 2 Desember 2012
Sudjana Nana.(2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindi.
Sukarman Herry. (2003). Dasar-Dasar Didaktik dan Penerapannya Dalam
Pembelajaran, Jakarta: Departemen Pedidikan Nasional.
74

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Sumaatmadja Nursid. (2001). Pendidikan IPS. Materi kuliah pendidikan IPS di SD.
Suprayekti. (2003). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Syaiful Djamarah Bahri dan Zain Aswan, (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta
Undang Gunawan dkk, (1996). Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar Sekolah
Dasar. Bandung: CV. Siger Tengah.
Winarno dan Eko Djimiarto, (2003). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Departemen
Pendidikan.

75

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45