Respon Cylindrocladium sp. Terhadap Fungisida Berbahan Aktif Metiram Secara in Vitro

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hutan tanaman industri (HTI) dikembangkan pertama kali di indonesia
pada Tahun 1984/1985 dengan tujuan meningkatkan produksi industri
kehutanan, disamping itu dikaitkan pula usaha merehabilitasi lahan yang rusak,
sehingga kelestarian dan keseimbangan lingkungan dapat dipertahankan.
Perluasan pembangunan Hutan tanaman industri telah lama dirintis dengan
target luas areal 6,2 juta ha. Untuk keperluan ini telah dipilah beberapa jenis
tanaman dengan pengelompokan penggunaan untuk memasok industri
pertukangan , pulp, kertas dan energi. Dengan pembangunan HTI diharapkan
pasokan bahan baku untuk industri yang menggunakan kayu sebagai bahan
bakunya dapat terjamin dengan mantap dan berkesinambungan (Yunasfi, 2008).
Eucalyptus spp, seperti jenis Eucalyptus urophylla, E. grandis dan
E. pelita merupakan jenis tumbuhan cepat tumbuh yang dikembangkan sebagai
bahan baku industri pulp secara luas di PT. Toba Pulp Lestari dengan daur ulang
7-8 tahun. Selain itu, jenis Eucalyptus hibrid seperti Eucalyptus urograndis
(E. urophylla x E. grandis) terseleksi telah berhasil dikembangkan secara luas
dengan karakter pertumbuhan yang lebih baik jika dibandingkan dengan
tanaman tetuanya (Mindawati dkk, 2009).
Fungi Cylindrocladium sp. merupakan patogen penyebab penyakit

Foliar blight pada pembibitan. Cylindrocladium sp. dapat menyerang akar,dan
leher akar, hawar tunas, hawar daun dan bercak daun. Penyebaran penyakit
dengan konidia dalam jumlah yang sangat besar terjadi diatas permukaan daun.

13
Universitas Sumatera Utara

Selama hujan lebat, spora-spora terpercik keudara dan menempel pada daun dan
pohon-pohon lain. Cylindrocladium sp. dapat hidup bertahan lama dalam tanah
karena adanya dinding khlamidospora. Struktur dormansinya (sklerotia) sangat
besar dan mempunyai sel yang kebal terhadap serangan kimiawi sehingga
menyebabkan sangat sulit untuk disingkirkan dari tanah dengan menggunakan
teknik sterilisasi kimiawi (Old dkk, 2003).
Pengendalian penyakit tumbuhan secara kimia adalah pengendalian
penyakit tumbuhan dengan menggunakan senyawa kimia yang beracun bagi
patogen. Cara yang paling umum dikenal dalam pengendalian penyakit tumbuhan
di lapangan adalah menggunakan senyawa kimia yang beracun bagi patogen.
Bahan kimia tersebut baik yang menghambat perkecambahan, pertumbuhan dan
perkembangbiakan patogen yang dipengaruhinya, senyawa kimia tersebut
dinamakan fungisida (Semangun, 2000).

Keefektifan suatu fungisida terhadap patogen perlu adanya pengujian
secara in vitro. Pada dasarnya dikenal tiga cara untuk menguji fungisida secara
in vitro. Pertama, spora dikecambahkan di dalam air yang mengandung fungisida
yang akan diuji. Kedua, jamur patogen ditumbuhkan pada medium biakan yang
mengandung fungisida yang akan diuji. Ketiga, mengukur respirasi dari jamur
dalam pengaruh fungisida yang akan diuji (Semangun, 2000).
Metiram adalah salah satu bahan aktif fungisida yang digunaan untuk
mengatasi penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi. Namun sampai saat ini
belum ada penelitian yang membahas tentang tingkat konsentrasi bahan aktif
metiram yang tepat untuk mengatasi penyakit tanaman yang disebabkan oleh

14
Universitas Sumatera Utara

fungi Cylindrocladium sp. Maka dari itu diperlukan penelitian tentang respon
Cylindrocladium sp. terhadap fungisida berbahan aktif metiram secara in vitro.
Tujuan Penelitian
1. Mengukur respon Cylindrocladium sp. (diameter, luas, hambatan relatif, dan
kerapatan spora) terhadap perlakuan konsentrasi fungisida berbahan aktif
metiram (0 mg/ml, 0.5 mg/ml, 1.0 mg/ml, 1.5 mg/ml, dan 2.0 mg/ml) secara

in vitro.
2. Mengkarakterisasi pertumbuhan koloni (betuk, warna, tekstur) dan perubahan
struktur hifa terhadap perlakuan konsentrasi fungisida berbahan aktif metiram
(0 mg/ml, 0.5 mg/ml, 1.0 mg/ml, 1.5 mg/ml, dan 2.0 mg/ml) secara in vitro.
Manfaat penelitian
1. Sebagai informasi atau masukan tentang konsentrasi yang tepat yang
disebabkan oleh Cylindrocladium sp. pada pembibitan Eucalyptus spp.
2. Sebagai informasi bagi HTI yang akan mengusahakan Eucalyptus spp.

Hipotesis
Fungisida berbahan aktif metiram berpengaruh nyata terhadap respon
Cylindrocladium sp. (luas, diameter, hambatan relatif, kerapatan spora, bentuk,
warna, tekstur dan struktur hifa).

15
Universitas Sumatera Utara