Motivasi Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Di RSUP Haji Adam Malik Medan

BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1

Kanker
Kanker merupakan salah satu penyakit paling berbahaya di dunia.

Penyebab kanker sangat beragam, dapat melalui faktor internal individu maupun
eksternal individu. Seseorang dengan suatu penyakit akan mempengaruhi aspekaspek dalam hidupnya yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi kualitas
hidup individu tersebut (Tita F.B, 2012).
2.1.1

Definisi Kanker
Kanker dalam bahasa ilmiahnya disebut Carsinoma Sarkoma ialah

penyakit yang merupakan efek sistem kekebalan yang lemah. Kekebalan yang
lemah itulah akan menyebabkan sel-sel kanker menyebar dan tubuh tidak
memiliki sesuatu pertahanan untuk melawan sel-sel kanker tersebut (Supriyanto,
2010). Kanker adalah salah satu dari beberapa penyakit yang dikarenakan oleh
berbagai macam faktor yang muncul. Semua kanker berasal dari DNA yang tidak

berfungsi dengan baik (Shelley E, 2009).
2.1.2

Klasifikasi Kanker
Menurut Xiaobao L, et, al., (2014), mengatakan klasifikasi kanker langkah

yang sangat penting untuk menentukan diagnosa dan pengobatan kanker. Apabila
tanpa identifikasi tipe kanker yang benar, sangat sulit untuk menentukan
pengobatan yang baik bagi pasien yang menderita kanker.

6
Universitas Sumatera Utara

7

Kanker dengan berbagai macam kelompok yang secara umum dapat
dibedakan ada yang jinak (benign) dan ada yang ganas (malignan). Perbedaan
antara keduanya menurut Bustan M (2007) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Perbandingan Karakteristik Tumor Benigna dengan Tumor
Maligna

Tumor Benigna

Tumor Maligna

Sering disebut tumor

Disebut kanker

Tidak menyebar

Sering metastasis

Tidak mengancam hidup

Kematian tinggi

Dapat dioperasi dengan baik

Sulit operasi


Pertumbuhannya lambat

Tumbuh cepat

2.1.3

Klasifikasi Stadium Kanker
Untuk menentukan stadium, umumnya suatu kanker diklasifikasikan

berdasarkan sistem TNM (Tumor, Node, Metastase) menurut (Tambayong, 1999
dalam Tita F, 2012).
1.

Tumor : besar atau luas tumor asal (Tis = tumor belum menyebar ke jaringan
sekitar; T1-4 = ukuran tumor).

2.

Node : penyebaran kanker ke kelenjar getah bening (N0 = tidak menyebar ke
kelenjar getah bening; N1-3 = derajat penyebaran).


3.

Metastase : ada atau tidaknya penyebaran ke organ jauh (M0 = tidak ada / M1
= ada).

Universitas Sumatera Utara

8

Tujuan klasifikasi stadium dengan sistem TNM adalah untuk perencanaan
pengobatan, menentukan prognosis (perkiraan kemungkinan membaik atau
sembuh), evaluasi hasil pengobatan, dan juga untuk pertukaran informasi antar
pusat pengobatan kanker (untuk rujukan). Sehingga terdapat stadium kanker I, II,
III dan IV, stadium I dan II disebut juga stadium dini, sedangkan stadium III-IV
disebut juga lokal lanjut atau stadium IV disebut juga stadium lanjut atau telah
bermetastasis.
2.1.4

Kategori Kanker

Kanker diidentifikasi berdasarkan jaringan asal tempat mereka tumbuh.

Akhiran “oma” biasanya ditambahkan ke istilah jaringan untuk mengidentifikasi
suatu kanker. Tita F (2010), terdapat beberapa kategori umum kanker, antara lain :
1.

Karsinoma
Karsinoma adalah kanker jaringan epitel, termasuk sel-sel kulit, testis,
ovarium, kelenjar penghasil mucus (lendir), sel penghasil melanin, payudara,
serviks, kolon (usus), rectum (anus), lambung, pankreas, dan esophagus
(saluran pencernaan).

2.

Limfoma
Kanker jaringan limfe yang mencakup kapiler limfe, lakteal, limpa, berbagai
kelenjar limfe. Timus dan sumsum tulang juga dapat dipengaruhi. Limfoma
spesifik antara lain adalah penyakit Hodgkin (kanker kelenjar limfe dan
limpa) dan limfoma malignum.


3.

Sarkoma
Sarkoma adalah kanker jaringan ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan di otot
dan tulang.

Universitas Sumatera Utara

9

4.

Glioma
Glioma adalah kanker sel-sel glia (penunjang) yang terdapat disusunan saraf
pusat.
Kanker bukan salah satu penyakit, tetapi beberapa penyakit dengan

patogenesis, gambaran klinik dan penyebab yang berbeda. Kanker ditandai
dengan terjadinya pertumbuhasn sel yang tidak normal.
2.1.5


Penanggulangan Kanker
Penanggulangan kanker ialah beberapa cara untuk mengendalikan kanker

dengan berbagai tindakan. Masalah kanker sangat luas, tidak hanya menyangkut
penderita, tetapi juga keluarga, masyarakat dan lingkungan hidup. Masalah kanker
ada yang terdapat di masyarakat, di Rumah sakit ataupun di keduanya.
Dikarenakan meluasnya masalah kanker tersebut, saat ini para tim medis tidak
mampu menanggulangi kanker secara menyeluruh (Sukardja I, D, 2000).
2.1.6

Pemeriksaan Kanker
Pada penderita kanker ada beberapa data yang perlu diperiksa yang

digolongkan menjadi 4 kategori, ialah: data penderita (data sosial yang terdiri
dari: identitas pribadi dan demografi), data medik (status penyakit, komplikasi
penyakit, penyakit sekunder), data waktu kejadian (mulai dari tanggal
diketahuinya penyakit, adanya berbagai keluhan, pemeriksaan medis pertama,
diagnosa ditegakkan, masuk atau keluar rumah sakit, dan tanggal biopsy atau
operasi), data tempat perawatan (nama rumah sakit, tempat rawat jalan atau rawat

inap), dan data dokter serta paramedik merawat (nama doketr yang merawat,
dokter yang melakukan biopsy atau operasi, dokter yang memberikan bius, dan
nama paramedik yang merawat (Sukardja I, D, 2000).

Universitas Sumatera Utara

10

2.1.7

Kanker Payudara
Menurut Supriyanto W (2010), mengatakan bahwa, kanker payudara

terjadi akibat adanya tumor ganas yang berkembang dari sel-sel dalam payudara.
Payudara terdiri dari dua tipe jaringan yaitu, jaringan kelenjar (glandular) dan
jaringan penopang (stromal). Kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara
yang tidak terkontrol akibat perubahan abnormal gen pertumbuhan sel.
Gejala klinis kanker payudara bisa berupa adanya benjolan pada payudara
yang tidak terasa nyeri. Dikarenakan benjolan yang semakin membesar
mengakibatkan perubahan pada kulit payudara dan putting payudara. Putting

payudara akan tertarik kedalam (retraksi), berwarna merah muda atau
kecokelatansampai menjadi oedema.
2.1.8

Jenis-Jenis Pengobatan Kanker
Jenis-jenis pengobatan kanker dapat membantu seseorang yang menderita

kanker dari berbagai macam pengobatan untuk sembuh dari kanker. Berikut
berbagai macam pengobatan kanker menurut Sukardja I (2000).
1.

Operasi, banyak macam operasi kanker yang dapat dari operasi kecil sampai
sangat besar. Operasi kanker dapat berupa operasi kuratif yang umumnya
berupa operasi radikali yaitu operasi untuk mengangkat seluruh tumor beserta
ekstensi lokalnya. Garis eksisi dibuat pada jaringan yang sehat bebrapa jauh
mengelilingi tumor. Berapa jauh jarak yang diambil dari tumor tersebut
tergantung pada lokasi topografi tumor, besar tumor, derajat keganasan,
stadium penyakit. Kontra indikasi yang menjalani operasi bahwa operasi
tidak akan dapat mengangkat seluruh tumor dan tidak akan menyembuhkan


Universitas Sumatera Utara

11

penderita, sedangkan trauma operasi mungkin sangat besar yang menurunkan
kekebalan tubuhnya dan juga dapat memperpendek umurnya.
2.

Radioterapi, radioterapi digunakan untuk terapi tumor ganas. Terapi ini sama
halnya seperti pembedahan yaitu terapi lokoregional, merupakan terapi untuk
kanker yang luas ekstensinya masih terbatas, lokal atau lokoregional.
Radioterapi juga dapat diberikan pada saat pra operasi, intra operasi, dan
pasca operasi. Pra-operasi diberikan untuk tumor yang operabilitasnya
diragukan, tujuannya untuk mengecilkan tumor agar menjadi operable serta
memudahkan operasi dan mensterilkan lapangan operasi dari sel-sel kanker
sehingga kalau ada sel kanker yang lepas atau tertinggal pada waktu operasi
tidak dapat tumbuh, sehingga mencegah residif. Intra-operasi diberikan pada
kanker thorakal, abdominal atau pelvinal dengan dosis tinggi. Sedangkan
pasca-operasi diberikan setelah luka operasi menyembuh, yaitu 1-2 minggu
setelah operasi, umumnya dengan cara fraksional selama 4-5 minggu.

Komplikasi yang terjadi berupa komplikasi dini (mual-mual, anoreksia,
dermatitis), dan komplikasi lambat (perdarahan usus, fibrosis, stenosis).

3.

Kemoterapi, adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk
mematikan sel-sel tumor dengan menggunakan fungsi dan reproduksi selular.
Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistematik
daripada lesi disekitar dan dapat diatasi dengan pembedahan atau radiasi.
Kemoterapi mungkin dikombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi,
atau kedua-duanya, untuk menurunkan ukuran tumor sebelum operasi, untuk
merusak semua sel-sel tumor yang masih tertinggal pasca operasi, atau untuk
mengobati beberapa bentuk leukemia. Tujuan dari kemoterapi (penyembuhan,

Universitas Sumatera Utara

12

pengontrolan, paliatif) untuk menetapkan medikasi yang digunakan dan
keagresifan dari rencana pengobatan.
4.

Olahraga, menurut Banu. S (2012), mengatakan bahwa, olahraga merupakan
cara alami menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Penelitian
membuktikan, aktif bergerak setiap hari dapat menjauhkan dari risiko
penyakit seperti kanker. Bertolak dari hal tersebut, olahraga dapat dikatakan
sebagai obat, yang lantas juga menginspirasi terlahirnya terapi olahraga (sport
therapy).

2.2

Motivasi

2.2.1

Pengertian
Menurut Nursalam (2008), motivasi adalah karakteristik psikologis

manusia yang member kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Terdapat tiga
hal penting dalam pengertian motivasi, yaitu hubungan antara kebutuhan,
dorongan dan tujuan.Kebutuhan muncul karena adanya sesuatu yang kurang
dirasakan oleh seseorang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan
merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan tujuan yaitu akhir dari
siklus motivasi.
Menurut Sobur. A (2013), motivasi merupakan istiloah umum yang
menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong,
dorongan yang timbul dalam diri individu, tingklah laku yang ditimbulkannya,
dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan. Motivasi dapat juga dikatakan
membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan seseorang
atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu untuk mencapai suatu kepuasan atau
tujuan.

Universitas Sumatera Utara

13

Suatu motif, umumnya terdapat dua unsur pokok, yaitu unsur dorongan
atau kebutuhan dan unsur tujuan. Proses dari kedua unsur tersebut terjadi do
dalam diri manusia, namun dapat juga dipengaruhi oleh hal-hal di luar diri
manusia seperti, keadaan cuaca, kondisi lingkungan, dan sebagainya. Oleh karena
itu, bisa saja terjadi perubahan motivasi dalam waktu yang relatif singkat jika
motivasi yang pertama mendapat hambatan atau tidak mungkin terpenuhi.
2.2.2

Tujuan Motivasi
Pemberian motivasi tidak hanya untuk mendorong semangat untuk

pengobatan saja tetapi tujuan pemberian motivasi yaitu mendorong gairah dan
semangat untuk sembuh. dukungan sosial dan keluarga yang diberikan juga dapat
memicu kesembuhan bagi pasien dalam menjalani pengobatan (Nurjaya. M,
2009).
Memberikan daya dan kekuatan yang ada dalam diri manusia yang
mendorong atau menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku tertentu yang
diarahkan pada suatu tujuan. Apabila sudah terarah pada tujuan, maka tingkah
laku tersebut dapat dipertahankan terus-menerus agar tujuan tersebut tercapai
(Hidayat. D, 2009).
2.2.3

Teori Motivasi
Banyak sekali definisi motivasi yang dikemukakan oleh para ahli dalam

literatur, salah satu definisi tentang motivasi menyebutkan bahwa motivasi adalah
suatu variabel yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam
organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan
tingkah laku menuju satu sasaran (Chaplin. J yang dikutip oleh Rangga. M, 2011).

Universitas Sumatera Utara

14

Menurtu Pace, dkk yang dikutip oleh Mala. A (2011), bahwa jika individu
meinginkan sesuatu dan harapan untuk mencapai sesuatu, maka individu tersebut
akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya,
jika harapan

memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasi untuk

berupaya akan menjadi rendah.
Para ahli dari berbagai disiplin ilmu merumuskan teori tentang motivasi.
Diantaranya teori motivasi (Notoatmodjo, 2007).
1.

Teori McClelland
Menurut McClelland bahwa dalam diri setiap individu ada dua motivasi,

yakni motif primer atau motif yang tidak dipelajari, dan motif sekunder atau motif
yang dipelahari melalui penglama serta interaksi dengan orang lain. Motif
sekunder timbul karena interaksi dengan orang lain. Maka, motif ini sering disebut
juga dengan motif sosial. Motif primer atau motif yang tidak dipelajari ini secara
alamiah timbul pada setiap manusia secara biologis. Motif ini mendorong setiap
individu agar terpenuhinya kebutuhan biologisnya seperti makan, minum, seks
dan kebutuhan-kebutuhan biololgis lainnya.
2.

Teori McGregor
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negatif) dan teori Y

(positif). Menurut teori X empat pengendalian yang dipegang manajer, yaitu:
karyawan seccara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja, karyawan
tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk
mencapai tujuan, karyawan akan menghindari tanggung jawab, kebanyakan
karyawan menaruh keamanan diatas semua faktor yang dikaitkan dengan kerja.

Universitas Sumatera Utara

15

Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada
empat teori Y, yaitu: karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya
seperti istirahat dan bermain, orang akan menjalankan pengarahan diri dan
pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran, rata-rata orang akan menerima
tanggung jawab, dan kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
3.

Teori Herzberg
Menurut teori ini ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk

berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Kedua
faktor itu disebut juga sebagai faktor motivasional (satisfier) dan faktor higiene
(dissatisfaction). Faktor motivasional ini menyangkut kebutuhan psikologis setiap
individu yang meliputi serangkaian kondisi instrinsik, sedangkan faktor higiene
menyangkut kebutuhan akan pemeliharaan atau maintenance factor yang
merupakan hakikat manusia untuk memperoleh kesehatan fisiknya.
4.

Teori Maslow
Abraham Maslow mengemuakan bahwa pada dasarnya semua manusia

memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk
piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terrbawah. Lima tingkat
kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari
kebutuhan bologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks yang hanya
akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat
paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelu kebutuhan pada peringkat berikutnya
menjadi penentu tindakan yang penting.

Universitas Sumatera Utara

16

Lima tingkatan tersebut terdiri dari: kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa
haus dan sebagainya), kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindungi, jauh
dari bahaya), kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan
orang lain, diterima, memiliki),

kebutuhan akan penghargaan (berprestasi,

berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan), dan kebutuhan
aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi;
kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi
diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan
tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi
akan menjadi kurang signifikan. Orang akan hanya mempunyai waktu dan energi
untuk menekuni minat estetik dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah
dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh
subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari
makan, perlindungan, dan rasa aman.
2.2.4

Aspek-Aspek Motivasi
Menurut Sobur. A (2013), bahwa adapun motivasi yang terbagi dari

beberapa aspek seperti kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Motivasi yang
dilatarbelakangi oleh kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian suatu tujuan, agar
suatu kebutuhan terpenuhi dan suatu kehendak dapat terselesaikan. Aspek
tersebut.
1.

Dorongan, dorongan terjadi dengan sendirinya atau spontan dan tidak
ditimbulkan manuasia dengan sengaja.

Universitas Sumatera Utara

17

2.

Kebutuhan, motif pada dasarnya bukan hanya merupakan suatu dorongan
fisik, tetapi juga orientasi kognitif yang diarahkan pada suatu kebutuhan.
Kebutuhan fisiologis dan psikologis seperti keamanan pribadi, merasa diri
bagian dari masyarakat, dan harga diri. Konsep lain yang

lebih abstrak

mengenai kebutuhan seperti akutualisasi diri, kebutuhan kognitif (rasa ingin
tahu), kebutuhan ekspresi.
3.

Tujuan, unsur ketiga dari komponen motivasi ialah tujuan yang berfungsi
untuk memotivasikan tingkah laku. Tujuan juga menentukan bagaimana
aktifnya setiap individu dalam tingkah lakunya. Selain ditentukan oleh motif
dasar, tingkah laku juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan. Jika tujuannya
manrik, individu akan lebih aktif bertingkah laku.

2.2.5

Fungsi-Fungsi Motivasi
Menurut Mala. A (2011), motivasi memiliki 3 komponen, yaitu:

1.

Menggerakkan, yakni menimbulkan kekuatan pada seseorang, serta
mendorong untuk bertindak dengan cara tertentu.

2.

Mengarahklan, mengarahkan tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan.
Apabila sasaran atau tujuan tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan
individu, maka motivasi berperan mendekatkan, dan apabila tujuan tersebut
tidak diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan menjauhkan sasaran
atau tujuan.

3.

Menopang, menjaga dan menopang tingkah laku dimana lingkungan sekitar
harus menguatkan intensitas serta dorongan-dorongan dan kekuatan individu.

Universitas Sumatera Utara

18

2.2.6

Faktor-Faktor Mempengaruhi Motivasi
Menurut Widayatun (1999), dalam Chaira (2013), ada dua faktor yang

mempengaruhi motivasi yaitu faktor internal dan eksternal:
1.

Faktor internal
Faktor internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri manusia,
biasanya timbul dari poerilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga
menjadi puas. Faktor internal meliputi:
a.

Faktor fisik, adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik
misal status kesehatan pasien. Fisik yang kurang sehat dan cacat yang
tidak dapat disembuhkan berbahaya bagi penyesuaian pribadi dan sosial.
Pasien yang mempunyai hambatan fisik karena kesehatannya buruk
sebagai akibat mereka selalu frustasi terhadap kesehatannya.

b.

Faktor proses mental, merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu
saja, tapi ada kebutuhan yang mendasari munculnya motivasi tersebut.
Pasien dengan fungsi mental yang normal akan menyebabkan bias yang
positif terhadap diri. Seperti halnya adanya kemampuan untuk
mengontrol kejadian-kejadian dalam hidup yang harus dihadapi, keadaan
pemikiran dan pandangan hidup yang positif dari diri pasien dalam reaksi
terhadap perawatan akan meningkatkan penerimaan diri serta keyakinan
diri sehingga mampu mengatasi kecemasan dan selalu berpikir optimis
untuk kesembuhannya.

c.

Faktor herediter, bahwa manusia diciptakan dengan berbagai macam tipe
kepribadian yang secara herediter dibawa sejak lahir. Berbagai tipe
kepribadian tertentu yang mudah termotivasi atau sebaliknya.

Universitas Sumatera Utara

19

d.

Keinginan dalam diri sendiri, misalnya keinginan untuk lepas dari
keadaan sakit yang mengganggu aktivitasnya sehari-hari, masih ingin
menikmati prestasi, merasa belum sepenuhnya mengembangkan potensipotensi yang dimiliki.

e.

Kematangan usia, kematangan usia akan mempengaruhi pada proses
berfikir dan pengambilan keputusan dalam melakukan pengobatan yang
menunjang kesembuhan pasien.

2.

Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor motivasi yang berasal dari luar diri
seseorang yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Faktor
eksternal ini meluputi:
a.

Faktor lingkungan, lingkungan adalah suatu yang berada disekitar pasien
baik fisik, psikologis, maupun sosial (Notoatmodjo, 2010). Lingkungan
sangat berpengaruh terhadap motivasi pasien kanker untuk melakukan
pengobatan.

b.

Dukungan sosial, dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional
dari anggota keluarga yang lain, teman, waktu dan uang merupakan
faktor-faktor penting dalam kepatuhan terhadap program medis (Nevil
Niven, 2002)

c.

Fasilitas (sarana dan prasarana), ketersediaan fasilitas yang menunjang
kesembuhan pasien tersedia, mudah terjangkau menjadi motivasi pasien
untuk sembuh. Termasuk dalam fasilitas adanya pembebasan biaya
berobat untuk pasien kanker.

Universitas Sumatera Utara

20

d.

Media, media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan atau info
kesehatan. Dengan adanya media ini pasien kanker akan menjadi lebih
tahu tentang penyakit kanker dan pada akhirnya akan menjadi motivasi
untuk melakukan pengobatan.

2.2.7

Pendekatan Dalam Motivasi
Mempelajari motivasi perlu adanya pendekatan yang akan berhubungan

dengan hasrat, keinginan, dorongan dan tujuan. Berikut beberapa pendekatan
dalam motivasi menurut Notoatmodjo (2005).
1.

Pendekatan Instink, yaitu pola perilaku yang sudah ada sejak lahir yang
secara biologis diturunkan. Beberapa instink untuk menyelamatkan diri dan
instink untuk hidup.

2.

Pendekatan Pemuasan Kebutuhan, individu terdorong untuk berperilaku
tertentu guna mencapai tujuannya sehingga tercapailah keseimbangan.
Dengan demikiaan pada teori ini merupakan teori yang berusaha menjelaskan
apa yang menarik seseorang untuk berperilaku tertentu atau disebut juga
sebagai push theory.

3.

Pendekatan Insentif, merupakan stimulus yang menarik seseorang untuk
melakukan sesuatu. Karena dengan melakukan perilaku tersebut, maka
individu tersebut akan mendapat imbalan. Dalam hal ini, imbalan yang
dimaksud adalah imbalan yang mendatangkan sesuatu yang menyenangkan.
Pendekatan insentif ini termasuk motif yang berasal dari luar diri individu
yang bersangkutan atau disebut sebagai motif ekstrinsik.

Universitas Sumatera Utara

21

4.

Pendekatan Kognitif, pendekatan ini menjelaskan bahwa motivasi adalah
suatu pikiran, harapan, dan tujuan seseorang. Dalam pendekatan ini
dibedakan antara motif instrinsik atau motif yang berasal dari dalam diri,
dengan motif ekstrinsik atau motif yang dari luar diri. Motif instrinsik akan
mendorong setiap individu untuk melakukan sesuatu aktivitas guna
memenuhi kesenangan dan bukan karena ingin mendapatkan pujian.

2.2.8

Klasifikasi Motivasi
Beberapa klasifikasi motivasi yang terdiri dari motivasi kuat, sedang dan

lemah menurut Irwanto (2000), yaitu:
1.

Motivasi kuat, dikatakan motivasi kuat apabila dalam diri seseorang dalam
aktivitas sehari-hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang
tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa penderita akan
menyelesaikan pengobatannya tepat pada waktu yang telah ditentukan.

2.

Motivasi sedang, dikatakan motivasi sedang apabila dalam diri manusia
memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun
memiliki keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat bersosialisasi dan
mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

3.

Motivasi lemah, dikatakan motivasi lemah apabila di dalam diri manusia
memiliki harapan dan keyakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat
berprestasi. Misalnya bagi seseorang dorongan dan keinginan mempelajari
pengetahuan dan keterampilan baru merupakan mutu kehidupannya maupun
mengisi waktu luangnya agar lebih produktif dan berguna.

Universitas Sumatera Utara

22

2.2.9

Pengukuran Motivasi
Menurut Notoatmodjo (2005), motivasi dapat diukur dengan berbagai

macam cara, antara lain sebagai berikut:
1.

Pengamatan langsung
Pada pengukuran ini, perilaku individu diamati secara langsung. Metode ini
merupakan indikator yang valid bagi motivasi, namun mengabaikan proses
kognitif dan afektif yang mendasari munculnya tingkah laku yang termotivasi
tadi.

2.

Penilaian orang lain
Dengan cara ini, sejumlah pengamat (misal dokter, perawat, keluarga)
menilai penderita berdasarkan beberapa karakteristik yang menunjukkan
adanya motivasi. Dengan metode ini, pengamat lebih objektif dalam menilai
penderita dibandingkan jika penderita menilai dirinya sendiri. Selain itu,
metode ini juga melengkapi metode pengamatan langsung dengan melibatkan
proses motivasional yang mendasari perilaku. Namun dibandingkan dengan
pengamatan langsung, validitas metode ini rendah karena melibatkan ingatan
pengamatan dan penarikan kesimpulan atas perilaku penderita.

3.

Self Inventory (Lapor Diri)
Lapor diri melibatkan penilaian dan pernyataan individu tentang diri mereka
sendiri. Metode lpor diri ini terdiri dari beberapa tipe, diantaranya adalah:
a) Kuesioner
Dalam kuesioner, responden diberikan sejumlah pertanyaan mengenai
perilaku dan keyakinannya. Pertanyaan ini bisa berupa pertanyaan
terbuka dan tertutup.

Universitas Sumatera Utara

23

b) Wawancara
Dalam wawancara, sejumlah pertanyaan diberikan oleh pewawancara
dan diwajibkan secara verbal oleh responden. Metode ini digunakan jika
peneliti ingin mengetahui perasaan dan keyakinan individu lebih
mendalam.
c) Stimulated Recall
Dalam stimulated recall, responden dihadapkan pada suatu situasi
dimana ia diberikan suatu tugas, seperti menjalankan pengobatan berupa
gaya hidup sehat dan perilaku responden selama pengerjaan tugas akan
diamati.
d) Think Alouds
Dalam metode ini, responden diberikan suatu tugas, seperti menjalankan
gaya hidup sehat dan responden diminta untuk mengucapkan pikiran,
perilaku dan emosi yang dirasakan selama mengerjakan tugas. Metode
ini sangat bergantung pada verbalisasi yang dilakukan oleh responden.
e) Dialog
Dialog adalah percakapan antara dua orang atau lebih, dimana
percakapan tersebut dicatat dan dianalisis untuk mengetahui pertanyaanpertanyaan motivasi yang terdapat dalam percakapan.
2.2.10 Motivasi Berobat pada Pasien Kanker Payudara
Berdasarkan penelitian yang diteliti adalah motivasi untuk berobat, dapat
diartikan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
untuk bertingkah laku guna mencapai pemuasan kebutuhan. Motivasi juga dapat

Universitas Sumatera Utara

24

dikatakan sebagai proses melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan
keinginannya.
Sedangkan menurut penulis berobat sendiri dapat diartikan sebagai
pengaturan

dalam

diri

seseorang

untuk

melawan

penyakitnya

atau

ketidakseimbangan, atau dapat juga dikatakan sebagai kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan seseorang dalam rangka mencapai status seimbang bagi tubuhnya.
Motivasi atau semangat hidup merupakan hal yang sangat penting bagi
seseorang yang sedang menderita kanker khususnya pada pasien kannker
payudara sehingga mengharuskannya melakukan berbagai pengobatan seperti
kemoterapi. Motivasi sendiri sebagai bentuk dorongan untuk melakukan sesuatu
yang dikehendaki, dengan kata lain motivasi merupakan penyemangat yang
timbul dari dirinya sendiri ataupun dengan bantuan pihak lain sebagai motivator
bagi dirinya sendiri.
Motivasi kuat di dalam diri seseorang yang memiliki harapan positf untuk
sembuh bahwa penderita akan menyelesaikan pengobatannya tepat pada waktunya
atau sesuai dengan anjuran yang sudah diberikan. Berdasarkan motivasi kuat ini
merasa sangat bersemangat untuk melakukan pengobatan yang di bantu oleh
dorongan dari diri sendiri.
Pada beberapa pasien kanker payudara

yang memiliki motivasi kuat

menjalankan pengobatan karena pasien ingin melakukannya. Motivasi sedang
seseorang yang mempunyai keinginan positif, tetapi memiliki keyakinan yang
rendah untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Pasien kanker dengan
kondisi yang seperti ini memiliki minat untuk menjalankan pengobatan, tetapi
pasien juga membantu pengobatan yang dianjurkan oleh dokter dengan

Universitas Sumatera Utara

25

pengobatan kanker nonmedis lainnya contohnya: pengobatan herbal untuk kanker.
Sedangkan untuk motivasi lemah jika didalam diri seseorang memiliki keyakinan
yang rendah. Misalnya bagi penderita kanker payudara yang menjalani
kemoterapi berkeinginan untuk mempelajari tentang pengobatan namun tidak
untuk keyakinan atau harapan melakukan pengobatan itu.

Universitas Sumatera Utara