Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Selama Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan

(1)

Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Selama Kemoterapi di

RSUP H Adam Malik Medan

SKRIPSI

oleh

Rita Novi Yanti

111101031

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Selama kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing penulis dalam bentuk tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Erniyati, S. Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Setiawan, S. Kp., MNS., Ph. D selaku dosen pembimbing yang sudah memberikan pengetahuan, bimbingan dorongan secara moral, masukan dan arahan yang sangat membantu sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Ellyta Aizar, S.Kp., M.Biomed selaku dosen penguji I. Asrizal, S.Kep., Ns., RN.,WOC(ET)N,CHt,N selaku dosen penguji II. Achmad Fathi, S.Kep., Ns., MNS selaku dosen pembimbing akademik. Seluruh dosen dan staf pengajar serta civitas akademika Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas ilmu yang telah di berikan dengan keberkahan.


(4)

Saya juga berterimakasih kepada RSUP H Adam Malik Medan yang dimana memberikan saya izin untuk meneliti di rumah sakit tersebut guna memenuhi hasil skripsi. Saya juga berterimakasih kepada Kepala Ruangan Kemoterapi yaitu Ibu Apollorida yang memberikan saya kesempatan untuk melakukan penelitian. Saya berterimakasih kepada semua kakak perawat di ruangan kemoterapi yang juga membantu saya berjumpa dengan partisipan. Saya juga berterimakasih kepada seluruh partisipan yang memberikan saya kesempatan untuk melakukan wawancara untuk pemenuhan skripsi saya.

Teristimewa kepada orang tua saya, Serka R.E Barus dan M. Tarigan, Sp.d yang telah memberikan dukungannya secara moril maupun material. Kakak dan abang tersayang saya Nancy, Nita dan Joni yang telah membantu dan memotivasi dalam penyusunan skripsi ini. Teman-teman terdekat saya yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada saya. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Medan, Agustus 2015 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……….. …….. i

Persetujuan ……… ii

Prakarta ……… iii

Daftar Isi ……… iv

Daftar Tabel ……… v

Abstrak ……… vi

Bab 1. Pendahuluan 1. Latar Belakang ……… 1

2. Perumusan Masalah ……… 4

3. Tujuan Penelitian ……… 4

4. Manfaat Penelitian ……… 4

4.1. Bagi Praktik Keperawatan ……… 4

4.2. Bagi Pendidikan Keperawatan ………. 4

4.3. Bagi Riset Penelitian ……… 4

Bab 2. Tinjauan Pustaka 1. Kanker Payudara ………. 6

1.1Defenisi Kanker Payudara ……… 6

1.2Faktor resiko kanker payudara ……….. 6

1.3Pengobatan kanker payudara ……….. 8

2. Kemoterapi ………. 9

2.1Efek Kemoterapi ………. 11


(6)

3.1 Defenisi Pola Hidup ……… 13

3.2 Pola Hidup yang Mempengaruhi Kesehatan ……… 13

4. Fenomenologi Penelitian ………. 17

Bab 3. Metodologi Penelitian 1. Desain Penelitian ...……….... 19

2. Partisipan ………. 19

3. Tempat Penelitian ...………... 20

4. Waktu Penelitian .…..………... 20

5. Etika Penelitian ………. 20

6. Alat Pengumpulan Data ……….. 21

7. Prosedur Pengumpulan Data ……….. 21

8. Analisa Data ……….. …….. 23

9. Tingkat Keabsahan Data ……… 24

Bab 4. Hasil Dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian ……….. 26

2. Karakteristik Penelitian ………. 26

3. Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Selama Kemoterapi ………. 26

4. Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Selama Kemoterapi ………. 29

4.1.1 Pola Makan Berubah ………. 29

4.1.2 Pola Aktivitas Menurun ………. 32

4.1.3 Upaya Menjaga Kesehatan ……… 34


(7)

4.1.5 Pengobatan Alternatif ……… 36

5. Pembahasan ………. 39

Bab 5. Kesimpulan Dan Saran 1. Kesimpulan ……….. 44

2. Saran ………... 44

2.1Rekomendasi Penelitian ………... 44

2.2Praktek Pelaksanaan Keperawatan ……… 45

Daftar Pustaka ………... 46 Lampiran

1. Informed Consent

2. Lembar Persetujuan menjadi Partisipan 3. Lembar Persetujuan menjadi Pertisipan 4. Jadwal Tentatif

5. Taksasi Dana

6. Kuesioner Penelitian 7. Panduan Wawancara 8. Ethical Clerance

9. Surat Izin Penelitian di RSUP H Adam Malik Medan 10.Surat Balasan dari RSUP H Adam Malik Medan 11.Riwayat Hidup

Daftar Tabel Tabel 2.1 Tabel 2.2


(8)

ABSTRAK

Judul : Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Selama Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan

Nama Mahasiswa : Rita Novi Yanti NIM : 111101031

Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan USU Tahun Akademik : 20014 / 2015

Kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita. Penatalaksanaan kanker payudara meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon dan terapi radiasi. Pengobatan dengan kemoterapi mampu menjangkau sel-sel kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh manusia. Pemberian kemoterapi pada pasien kanker payudara telah memberi dampak pada pola hidup. Pola hidup merupakan sekumpulan prilaku yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pola hidup meliputi nutrisi / pola diet, aktivitas fisik / olahraga dan pengguna zat. Peneliti ini menggunakan desain fenomenologi yang bertujuan pada pasien kanker payudara di RSUP H Adam Malik medan untuk mengetahui pola hidup pada pasien tersebut. Teknik pengambilan sample yang di gunakan adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan sebanyak delapan partisipan. Penelitian ini di laksanakan di RSUP H Adam Malik Medan pada 11 Maret sampai dengan 20 April 2015 dan menggunakan metode Collaizi. Penelitian ini menemukan ada 5 tema yang meliputi ; 1. Perubahan Pola Makan, 2. Perubahan Pola Aktivitas, 3. Upaya dalam menjaga kesehatan terhadap lingkungan, 4. Kendala dalam menjaga kesehatan yang lebih baik 5. Pengobatan Alternatif. Hasil analisa menemukan bahwa perubahan pola hidup pasien yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian ini di harapkan perawat dapat menjadi motivator bagi pasien yang menjalani kemoterapi dan memberikan pengetahuan yang lebih baik.


(9)

(10)

ABSTRAK

Judul : Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Selama Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan

Nama Mahasiswa : Rita Novi Yanti NIM : 111101031

Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan USU Tahun Akademik : 20014 / 2015

Kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita. Penatalaksanaan kanker payudara meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon dan terapi radiasi. Pengobatan dengan kemoterapi mampu menjangkau sel-sel kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh manusia. Pemberian kemoterapi pada pasien kanker payudara telah memberi dampak pada pola hidup. Pola hidup merupakan sekumpulan prilaku yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pola hidup meliputi nutrisi / pola diet, aktivitas fisik / olahraga dan pengguna zat. Peneliti ini menggunakan desain fenomenologi yang bertujuan pada pasien kanker payudara di RSUP H Adam Malik medan untuk mengetahui pola hidup pada pasien tersebut. Teknik pengambilan sample yang di gunakan adalah purposive sampling dengan jumlah partisipan sebanyak delapan partisipan. Penelitian ini di laksanakan di RSUP H Adam Malik Medan pada 11 Maret sampai dengan 20 April 2015 dan menggunakan metode Collaizi. Penelitian ini menemukan ada 5 tema yang meliputi ; 1. Perubahan Pola Makan, 2. Perubahan Pola Aktivitas, 3. Upaya dalam menjaga kesehatan terhadap lingkungan, 4. Kendala dalam menjaga kesehatan yang lebih baik 5. Pengobatan Alternatif. Hasil analisa menemukan bahwa perubahan pola hidup pasien yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian ini di harapkan perawat dapat menjadi motivator bagi pasien yang menjalani kemoterapi dan memberikan pengetahuan yang lebih baik.


(11)

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Kesehatan merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya bagi setiap orang. Ketika seseorang menderita sakit, maka orang tersebut pasti merasa banyak kehilangan pada dirinya baik bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya, dengan keluarga bahkan dapat kehilangan kesempatan untuk bekerja. Bukan itu saja beberapa penyakit juga bisa mengakibatkan kematian bagi penderitanya jika tidak segera di obati, salah satunya adalah kanker payudara (Mardiana, 2010).

Kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita. Meskipun demikian, berdasarkan penemuan terakhir, kaum pria bisa juga terkena kanker payudara (Mardiana, 2010). Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah mengalami kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali (LeMone, 2008).

Mulyani (2013) kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara. The American Cancer Society menyatakan bahwa sebanyak 212.600ribu kasus kanker payudara dan angka kematian mencapai 40.200 ribu jiwa (Panno, 2005). Sementara itu, WHO (2008) menyatakan bahwa ada sebanyak 7,4 juta jiwa manusia meninggal akibat kanker


(13)

payudara pada tahun 2004 dan diperkirakan 83,2 juta jiwa meninggal pada tahun 2015 diseluruh dunia. Tidak hanya di dunia, pada negara Indonesia, kanker payudara merupakan kanker kedua paling banyak diderita kaum wanita setelah kanker mulutrahim. Kanker payudara umumnya menyerang wanita yang telah berumur lebih dari 40 tahun. Namun demikian, wanita muda pun bisa terserang kanker payudara (Dewi, 2009).

Setiap manusia berpotensi terkena kanker. Sel dalam tubuh manusia bisa tumbuh menjadi sel kanker jika terkontaminasi oleh zat tertentu. Zat yang bisa memicu perkembangan sel kanker bisa ditemukan dalam makan yang dikonsumsi sehari-hari (Indah, 2014). Tingginya angka kanker payudara dapat disebabkan gaya hidup yang tidak sehat dan jauh berbeda, seperti makanan yang mengandung bahan pengawet, pola makan, polusi lingkungan, penggunaan insektisida, zat-zat pengawet,pewarna, penyedap makananserta stess yang berkepanjangan. Pola hidup merupakan wilayah yang paling dapatdi kontrol oleh individu itu sendiri dan pola hidup sangat mungkin dapat di ubah (Ayers, Bruno dan Langford, 1999). Semua ini turut berperan serta dalam proses terjadinya kanker dan masalah kanker dihubungkan dengan berbagai faktor yang meliputi faktor kimia, radiasi, virus, hormonal, keadaan imun tertentu dan mutasi yang diturunkan (Sukardja, 2000).

Pola hidup manusia sangat berpengaruh terhadap kanker payudara. Pola hidup seperti mengkonsumsi makanan siap saji, mengkonsumsi banyak pengawet dan pemanis buatan dapat memberi dampak negatif pada tubuh dan dapat memicu terjadinya kanker payudara.


(14)

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon dan terapi radiasi. Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual (Mulyani, 2013).

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dapat secara oral dan dengan cara diinfus (Greenberg, 2004). Pengobatan dengan kemoterapi mampu menjangkau sel-sel kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh manusia (Noormindhawati, 2014). Kemoterapi juga mempunyai efek samping seperti gangguan sistem saraf, diare, tekanan darah rendah, dehidrasi, rambut rontok, anemia, penurunan jumlah sel darah hingga mual muntah (Tagliaferri, 2007). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek kemoterapi dapat memperburuk status fungsional (mencakup ketidakmampuan dalam menjalankan perannya) setelah pemberian kemoterapi pada periode kedua (Ogce & Ozkan, 2008). Dalam penelitian Tsao & Stewart dalam Yeung (2009) gejala kemoterapi yang paling berat dirasakan adalah kelemahan seperti tubuh seperti mual dan muntah gejala tersebut dapat mengakibatkan perubahan pada fungsi fisik dan psikologis. Berdasarkan hal tersebut, sebagian besar penderita akan mengalami penurunan energi dan kesulitan dalam mengatur aktivitas sehari-harinya yang merupakan integrasi dari status fungsional.

Dari latar belakang masalah diatas, peneliti melakukan penelitian mengenai pola hidup pasien kanker payudara selama kemoterapi.Penelitian ini mencoba


(15)

menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena dari pola hidup para penderita kanker payudara dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah : 1. Bagaimanakah pola hidup pasien kanker payudara selama kemoterapi? 2. Apa saja kendala dalam menjalani pola hidup selama kemoterapi?

3. Apa upaya yang dilakukan untuk menjaga pola hidup terhadap lingkungan?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Selama Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan.

4. Manfaat Penelitian

4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi kepada mahasiswa mengenai pengetahuan tentang pola hidup pasien kanker payudara selama kemoterapi.

4.2 Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi Praktisi Keperawatan mengenai bahan acuan yang efektif yang dapat digunakan oleh perawat dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.


(16)

4.3 Bagi Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pedoman dalam bidang penelitian agar dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan, khususnya pada pasien kanker payudara.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUTAKA

1. Kanker payudara

1.1 Defenisi kanker payudara

Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara ( Mulyani, 2013).

1.2 Faktor resiko kanker payudara

Hampir seluruh faktor resiko kanker payudara berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan estrogen yang tidak terpakai dan tersisa dalam tubuh ataupun estrogen yang tidak diimbangi dengan progesterone (Prabontini, 2007).

Faktor resiko kanker payudara meliputi : a. Usia

Resiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Pada wanita yang mengalama menopause terlambat, setelah umur 55 tahun dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Secara umum, resiko terkena kanker payudara mencapai puncaknya pada usia lebih dari 60 tahun.


(18)

b. Riwayat keluarga kanker payudara

Seorang wanita yang pernah memiliki kanker disalah satu payudaranya, akan beresiko lebih tinggi untuk payudara lainya juga akan terkena. Riwayat keluarga juga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrinning untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan resiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderika kanker payudara (Nugroho, 2014)

c. Usia saat melahirkan anak pertama

Semakin tua usia memiliki anak pertama, semakin besar resiko untuk terkena kanker payudara. Pada usia 30 tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan anak resiko terkena kanker payudara juga akan meningkat. Karakteristik reproduksi yang berhubungan dengan resiko terjadinya kanker payudara adalah multipara, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua dan kehamilan pertama pada umur tua (Nugroho, 2014)

d. Mengkonsumsi alkohol

Wanita yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena kanker payudara karena alkohol menyebabkan perlemahan hati, sehingga hati bekerja lebih keras dan lebih sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh (Mulyani, 2013).

e. Mengkonsumsi makanan siap saji (Junk Food)

Mengkonsumi makanan junk food saat usia dini dapat menyebabkan kegemukan tubuh, sehingga peningkatkan resiko terkena kanker payudara. Lemak tubuh akan meningkat ditambah jarangnya berolahraga sehingga berlanjut pada


(19)

resistensi insulin sehingga keinginan untuk mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat meningkat. Lemak pada tubuh yang lebih banyak akan berlanjut lebih banyak pula kadar estrogen sehingga pertumbuhan payudara dan mestruasi lebih cepat (Utama, 2014).

f. Penggunaan pil KB

Penggunaan pil KB pada waktu lama dapat menyebabkan wanita terkena resiko kanker payudara karena sel-sel sensitif terhadap rangsangan hormonal mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas dan resiko ini akan menurun secara otomatis bila penggunaan pil KB berhenti (Mulyani, 2013). 1. 3 Pengobatan Kanker Payudara

Pengobatan kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang dialami penderita. Seseorang mengetahui telah menderita kanker payudara setelah stadium lanjut. Hal ini karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan deteksi dini. Pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Nugroho, 2014).

Beberapa pengobatan kanker payudara adalah : a. Pembedahan

Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahap penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum.

Tujuan dari pembedahan adalah untuk meningkatkan harapan hidup dan pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormon atau kemoterapi. Setiap pasien memiliki pilihan untuk dirawat jalan atau dirawat


(20)

dirumah sakit. Anastesi umum biasanya diberikan untuk mastektomi atau pengangkatan kelenjar getah bening.

Setelah pembedahan dilakukan, hal yang perlu diperhatikan oleh pasien adalah cara merawat dan menutup luka, mengetahui tanda infeksi dan kapan saja bisa mulai menggerakan lengan untuk mencegah kekakuan serta beraktifitas (Mulyani, 2013).

b. Terapi Radiasi

Terapi ini dilakukan dengan sinar-x dan gamma dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. Terapi ini bertujuan untuk membunuh atau mengecilkan sel kanker pada stadium dini, dilakukan juga pada stadium lanjut dan mencegah untuk tidak muncul diarea lain (Dewi, 2009). c. Kemoterapi

Pemberian obat anti kanker yang dapat diberikan dengan cara oral dan diinfuskan ke pasien. Tujuan dari kemoterapi untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi adjuvant diberikan setelah operasi pembedahan untuk jenis kanker payudara yang belum meyebar dengan tujuan untuk mengurangi resiko timbulnya kembali kanker payudara. Kemoterapi neoadjuvant diberikan sebelum operasi. Manfaat utamanya untuk mengecilkan kanker yang berukuran besar sehingga cukup kecil untuk operasi pengangkatan.

2. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Nugroho, 2013). Kemoterapi adalah suatu


(21)

cara pengobatan dengan menggunakan suatu obat yang fungsinya adalah untuk membunuh sel kanker (Dewi, 2009). Obat anti-kanker bersifat toksis,sehingga penggunaanya harus sangat hati-hati dan atas indikasi obat yang tepat.

Tjokronegoro (2006) menjelaskan bahwa pemberian kemoterapi tidak hanya diberikan sekali saja, namun diberikan secara berulang (berseri) artinya pasien menjalani kemoterapi setiap dua seri, tiga seri, ataupun empat seri dimana setiap seri terdapat proses pengobatan dengan kemoterapi diselingi dengan periode pemulihan kemudian dilanjutkan dengan periode pengobatan kembali dan begitu seterusnya sesuai dengan obat kemoterapi yang diberikan. Ogce & Ozkan (2008) menyatakan gejala fisik dan psikologis yang ditimbulkan akibat pemberian frekuensi kemoterapi terkait dengan penurunan kemampuan dalam status fungsional selama menjalani kemoterapi.

Kemoterapi adjuvan untuk kanker payudara melibatkan obat multiple yang lebih efektif daripada terapi dosis tunggal. Kombinasi yang paling sering dianjurkan adalah CMF dan meliputi siklofosfamid (Cytoxan), metotrexat, fluorasil (5-FU) dengan atau tanpa temoksifen. Kombinasi kemoterapi dan hormon-hormon seperti temoksifen dapat meningkatkan laju respons tetapi belum menunjukkan secara bermakna paningkatan bertahan hidup. Pemberian bersama kemoterapi dengan iradiasi pada payudara dapat mengakibatkan efek samping dan toksisitas yang lebih menonjol. Pada tumor yang lebih membesar, kemoterapi dapat diberikan pada praoperasi untuk mengecilkan tumor, membuatnya lebih mudah untuk direkseksi melalui pembedahan (Setiawan, 2002)


(22)

Efek samping kemoterapi pada pasien akan mengalami mual muntah, rambut rontok, perubahan nafsu makan, perubahan siklus menstruasi, menjadi mudah lelah karena rendahnya jumlah sel darah merah, terasa ngilu pada tulang serta kuku dan kulit menghitam serta kadang kulit terasa kering. Perubahan siklus menstruasi merupakan salah satu efek samping kemoterapi. Efek samping permanen dapat mencakup perubahan menopause lebih awal dan tidak dapat hamil dan beberapa obat yang dipakai untuk kemoterapi dapat merusak saraf (Panno, 2005).

2.1Efek Kemoterapi

efek dari kemoterapi adalah : a. Kelelahan

Kelelahan adalah keluhan subjektif umum yang terkait dengan terapi adjuvant, dan gejala seperti kelelahan tubuh total , pelupa, dan ingin meningkatkan istirahat dari waktu ke waktu di seluruh terapi. Pasien di saran kan untuk istirahat secara teratur sepanjang hari dan mencoba merencanakan kegiatan semaksimal mungkin.

b. Mual dan Muntah

Mual dan muntah yang di rasakan akibat efek dari kemoterapi. mual dan muntah dapat terjadi karena tubuh mengenali agens kemoterapi sebagai zak toksik dan mengakibatkan terjadinya peningkatan asam lambung. Mual yang di sebabkan oleh karena kemoterapi dapat di kurangi dengan makan sedikit tetapi sering dengan memakan makanan lunak.


(23)

Mual dan muntah yang berhubungan dengan kemoterapi kanker dapat di klasifikasikan sebagai akut maupun tertunda. Mual muntah akut terjadi pada sekitar 25% pasien dan terjadi sebelum kemoterapi di berikan. Pemicu mual dan muntah antipasti termasuk kontrol gagal sebelumnya emesis, bau, melihat perawat kemoterapi dan rumah sakit ( Panno, 2005). Mual dan muntah terjadi beberapa menit untuk 1 – 2 jam setelah perawatan, biasanya menyelesaikan 72 jam setelah pemberian kemoterapi.

c. Kerontokan Rambut

Efek dari kemoterapi yang sering terjadi dan di takuti wanita adalah kerontokan pada rambut atau alopecia. Meskipun tidak mengancam jiwa, kehilangan rambut memiliki dampak sosial dan psikologis yang mendalam pada individu dan pada penerimaan pengobatan. Obat kemoterapi dapat mempengaruhi tumbuh aktif rambut dengan rata – rata 85% dari folikel kulit kepala rambut di fase pertumbuhan aktif pada satu waktu dan lokasi yang paling umum untuk rontok adalah kulit kepala (Panno, 2005).

Tidak seperti rambut rontok alami, kerontokan rambut terjadi cepat dan biasanya mulai dari 1 – 3 minggu setelah dosis kemoterapi di berikan. Hal ini tampak jelas setelah 1 – 2 bulan. Alopecia bersifat reversible. Setelah perhentian pengobatan, pertumbuhan kembali terlihat dalam 6 – 8 minggu.


(24)

3. Pola Hidup

3.1 Defenisi Pola Hidup

Pola hidup merupakan sekumpulan perilaku yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari di mana didalamnya termasuk nutrisi, istirahat, olahraga, rekreasi dan kerja. Perilaku tersebut dapat menjadi faktor yang secara signifikan menyebabkan seseorang menjadi sakit atau terluka (Ayers, Bruno dan Langford, 1999)

Pola hidup merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Perilaku untuk meningkatkan kesehatan dapat di kontrol dan dipilih. Pilihan seseorang terhadap sehat tidaknya aktivitas yang dilakukan dipengaruhi oleh faktor sosial kultural karakteristik individu. Perilaku yang bersifat negatif terhadap kesehatan dikenal sebagai faktor resiko (Kozier, 2004). 3.2 Pola Hidup yang Mempengaruhi Kesehatan

Potter dan Perry (2005) mengemukakan bahwa ada kegiatan dan perilaku yang dapat memberikan efek pada kesehatan. Cara pelaksanaan kegiatan yang berpotensi memberikan efek negatif antara lain makan berlebihan atau nutrisi yang buruk, kurang tidur atau istirahat dan kebersihan pribadi yang buruk. Kebiasaan lain yang menyebabkan efek negatif adalah kebiasaan merokok atau minum-minuman beralkohol, penyalahgunaan obat dan kegiatan berbahaya seperti skydiving serta mendaki gunung

Potter dan Perry (2005) mengemukakan berbagai stress akibat krisis kehidupan dan gaya hidup. Stress emosional dapat menjadi faktor resiko jika


(25)

bersifat berat, terjadi dalam waktu yang lama, atau jika seseorang tidak mempunyai koping yang adekuat dapat meningkatkan peluang terjadinya sakit. Ayers, Bruno dan Langford (1999) menyatakan bahwa pola hidup merupakan wilayah yang paling dapat dikontrol oleh seorang dan memiliki beberapa aturan agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan. Perilaku yang termasuk dalam pola hidup sangat mungkin diubah. Faktor -faktor yang tergolong dalam wilayah pola hidup diantaranya

a. Nutrisi/Pola Diet

Penyakit kanker sangat berkaitan dengan gaya hidup. Dengan menjalankan gaya hidup sehat maka resiko atau penyebaran kanker payudara dapat di minimalisir. Gaya hidup sehat yang bisa menghambat pertumbuhan sekaligus menghancurkan sel-sel kanker yaitu nutrisi yang adekuat akan menyediakan tenaga untuk menggerakkan tubuh dan mempertahankan berat badan. Seseorang yang tidak memiliki komposisi nutrisi yang baik sehingga mengalami kelebihan berat badanberesiko terhadap penyakit diabetes bahkan menjadi faktor resiko penyakit.

Menjaga berat badan, memilih diet dengan mengkonsumsi sayuran,buah serta kacang-kacangan, mengurangi makanan yang bersifat junk food,menghentikan mengkonsumsi minuman beralkohol dan pemberian ASI dapat memberi dampak positif dalam menjaga gaya hidup. Menerapkan pola hidup sehat dan mengkonsumsi makanan yang tepat dapat menghentikan perkembangan kanker. Mengkonsumsi sayuran dan buah seperti tomat, alpukat, blueberry, kunyit, teh


(26)

hijau, brokoli, kembang kol, bawang putih, bayam, buah delima, rumput laut dan kenari dapat mempengaruhi gaya hidup yang lebih baik

Makanan yang dapat memicu karsinogen seperti dibakar atau dipanggang, diasinkan,fast food, di awetkan, diasamkan dan diasap sangat di larang dikonsumsi pada penderita kanker payudara.Penelitian yang dilakukan Eden Tereke dari Universitas Stockholm Swedia yang berjudul Analysis of Arcylamide, a Carcinogen Formed in Heated Foodtuffs menunjukan bahwa makanan yang kaya karbohidrat bila digoreng akan memicu pembentukan akrilamida, senyawa yang bersifat karsinogen. Penelitian tersebut menunjukan juga bahwa akrilamida tidak ditemukan pada makanan mentah, dikukus atau direbus. Pada proses penggorengan dengan suhu tinggi, sebagian karbohidrat dalam makanan akan terurai dan berikatan dengan asam amino dan kemudian membentuk akrilamida. b. Aktivitas Olahraga/Fisik

Menfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur telah banyak dilaporkan. Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur selama 30 menit setiap hari minimal 3 kali dalam seminggu akan membantu memperpanjang umur harapan hidup dan menurunkan angka kesakitan dan kematian karena penyakit (Ramadhan, 2008).

Ayers, Bruno dan Langford (1999) menyatakan bahwa pola hidup yang cenderung meningkatkan resiko menderita penyakit dapat dilihat dari aktifitas fisik adalah individu yang lebih banyak duduk, tidak berolahraga atau melakukan aktifitas fisik dengan teratur atau frekuensi latihan tidak mencapai 30menit dengan aktifitas minimal 3 kali dalam satu minggu.


(27)

Penelitian terbaru dari Women’s Health Initiative menemukan bahwa aktivitas fisik pada wanita menopause yang berjalan sekitar 30menit perhari dikaitkan dengan penurunan 20% resiko kanker payudara.

Menciptakan lingkungan yang memiliki kadar oksigen tinggi juga mampu menghancurkan sel kanker, sehingga penderita kanker harus tinggal dilingkungan yang sehat dan bebas polusi, baik polusi tanah, air dan udara. Berolahraga secara teratur mampu meningkatkan asupan oksigen ke dalam tubuh penderita kanker. c. Penggunaan Zat

Ayers, Bruno dan Langford (1999) bahwa pola hidup yang tidak baik dapat dilihat dari penggunaan zat adalah perilaku beresiko seperti merokok, menggunakan obat-obatan yang tidak sesuai dengan aturan yang telah diberikan, penggunaan zat yang membahayakan bagi tubuh dan sebagainya. Perilaku ini bila dilakukan dalam jangka panjang,dapat beresiko terkena penyakit serius seperti kanker payudara.

Studi dari California Department of Health Service menemukan tingkat kanker payudara dikalangan perempuan merokok 30% lebih tinggi dibandingkan perempuan yang tidak pernah merokok. Efek dari merokok bersifat kumulatif yang mana resiko meningkat seiring dengan berapa tahun merokok, sehingga segera berhenti merokok bisa membantu mengurangi resiko terkena segala penyakit.


(28)

4. Penelitian Fenomenologi

Menurut Saryono (2010) fokus utama fenomenologi adalah pengalaman nyata. Dalam pandangan fenomenologis, Peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Hal yang akan dikaji adalah deskripsi mengenai pengalaman orang lain dan apa maknanya bagi mereka. Fenomena yang dialami dapat berupa emosi, hubungan, perkawinan, pekerjaan, dan sebagainya. .

Tujuan penelitian fenomenologi sepenuhnya adalah untuk menggambarkan pengalaman hidup dan persepsi yang muncul (Dempsey, 2001). Perbincangan yang cukup dalam (in-depth interview) antara peneliti dan partisipan dimana peneliti membantu partisipan untuk menggambarkan pengalaman hidupnya tanpa adanya suatu diskusi (Polit, Beck, & Hungler, 2012). Melalui perbincangan yang cukup dalam peneliti berusaha untuk menggali informasi sebanyak mungkin dari partisipan.

Dalam studi fenomenologi, jumlah partisipan yang terlibat tidaklah banyak. Jumlah partisipan dari penelitian ini adalah 10 orang atau lebih sedikit ( Polit, Beck, & Hungler, 2004). Partisipan yang terlibat dalam penelitian akan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling (Polit, Beck, & Hungler, 2012). Dalam hal ini, partisipan harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Hasil penelitian dalam studi fenomenologi diperoleh melalui proses analisis data.

Fenomenologi merupakan suatu metode penelitian kritis dan menggali fenomena yang ada secara sistematis. Metode ini memahami individu dengan


(29)

segala kompleksitasnya sebagai makhluk subyekti. Melihat manusia sebagai sistem yang berpola dan berkembang pada pendekatan fenomenologi, yang diteliti adalah pengalaman manusia melalui deskripsi dari orang yang menjadi partisipan penelitian, sehingga peneliti dapat memahami pengalaman hidup partisipan.


(30)

BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

1. Desain penelitian

Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pola hidup pasien yang menderita kanker payudara. Maka desain penelitian yang peneliti gunakan adalah desain fenomenologi, yaitu menjelaskan dan atau mengungkapkan makna konsep atau fenomena pola hidup yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu, dan tujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang arti peristiwa dan kaitan-kaitan terhadap orang-orang dalam situasi tertentu.

2. Partisipan

Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah delapan partisipan. Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Partisipan yang dipilih harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan berdasarkan kriteria dan tujuan penelitian, dimana partisipan tersebut dianggap dapat memberikan informasi kepada partisipan. Karakter partisipan yang telah di teliti adalah pasien kanker payudara yang telah melakukan kemoterapi pada siklus 2, bersedia di wawancarai terkait pengalaman pasien dalam pola hidup selama kemoterapi.

Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


(31)

2. Hanya khusus kanker payudara 3. Berjenis kelamin perempuan

4. Mampu berkomunikasi dengan baik dan bersedia di wawancarai 5. Bersedia menjadi responden tanpa paksaan

6. Bersedia menandatangani surat perjanjian penelitian

3. Tempat penelitian

Penelitian di lakukan di RSUP H Adam Malik Medan. Rumah sakit tersebut terdapat pasien yang menderita kanker payudara dan memiliki catatan rekam medis serta memenuhi kriteria.

4. Waktu Penelitian

Pengumpulan data ini dilakukan dari 11 Maret 2015 sampai dengan 20 April 2015, yaitu mulai pengumpulan data sampai hasil pengumpulan data.

5. Etika Penelitian

Mendapat rekomendasi dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan memperoleh ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah memperoleh persetujuan, selanjutnya mencari partisipan yang sesuai dengan kriteria. Membina hubungan antara partisipan dan peneliti dan peneliti member informed concent. Partisipan menandatangani lembar persetujuandengan tidak mencantumkan nama (anonymity). Nama partisipan akan diganti dengan inisial


(32)

untuk menjaga kerahasiaan.Selain itu, identitas partisipan juga dirahasiakan (confidentiality), hanya informasi yang diperlukan yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

6. Alat Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dua bagian. Pertama merupakan Kuesioner Data Demografi (KDD) yang berisi pernyataan mengenai data umum partisipan meliputi inisial, usia, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan dan pendapatan. (lihat lampiran 5).

Instrumen kedua merupakan panduan wawancara. Panduan wawancara ini berisi pertanyaan yang diajukan kepada partisipan, dimana pertanyaan tersebut dibuat sendiri oleh peneliti. Panduan wawancara ini berisi enam pertanyaan yang akan diajukan kepada pasien kanker payudara terkait pola hidup yang dijalani selama kemoterapi. (lihat lampiran 6). Instrumen panduan wawancara ini telah divalidasi oleh salah satu dosen Fakultas Keperawatan USU. Hasil dari validasi pertanyaan tersebut didapatkan enam pertanyaan yang dibuat peneliti telah clear, credible, dan relevant dengan judul penelitian yang akan dilakukan (lihat lampiran 7).

7. Prosedur Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan izin dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan memperoleh ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian peneliti meminta izin RSUP H Adam Malik Medan untuk melakukan


(33)

penelitian. Selanjutnya peneliti mengambil data pasien yang dirawat di ruangan kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan. Setelah data diperoleh, peneliti menghubungi calon partisipan untuk membuat janji pertemuan dan untuk mendapat persetujuan sebagai partisipan penelitian. Sebelum memulai wawancara, peneliti melakukan pendekatan dengan teknik prolonged engagement kepada partisipan dengan pertemuan 1-2 kali yang bertujuan untuk menumbuhkan hubungan saling percaya dan mendapatkan persetujuan oleh partisipan. Peneliti memperkenalkan diri serta maksud dan tujuan dari penelitian. Setelah memperoleh persetujuan dari partisipan untuk melakukan wawancara kemudian partisipan menandatangani informed concert dan mengisi kuesioner data demografi. Selanjutnya peneliti memulai melakukan wawancara mendalam atau in-depth interview dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Wawancara dilakukan selama 60 menit dalam 1-2 kali pertemuan dan merekam hasil wawancara dengan menggunakan handphone.

Kemudian peneliti melakukan pilot study atau uji coba instrumen penelitian dilakukan pada pengumpulan data partisipan pertama. Maksudnya untuk mengetahui apakah instrumenttersebut cukup handal atau tidak, komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya.Langkah selanjutnya adalah peneliti membuat transkrip hasil wawancara dan menganalisis hasil wawancara setiap setelah melakukan wawancara, dan jika ada hal-hal yang kurang jelas akan dilakukan wawancara ulang.

Sesudah peneliti melakukan pilot study kepada partisipan pertama, maka seluruh informasi dari hasil pilot study di rekam melalui handphone. Kemudian di


(34)

transkip dan di analisa oleh dosen pembimbing. Peneliti menganalisa data yang ditemukan dan mengelompokkan data lalu menguraikan data ke dalam bentuk narasi dari semua tema, kelompok tema, dan kategori tema. Setelah di periksa, maka diperbolehkan melnjutkan wawancara sampai saturasi data, dalam arti bahwa dengan dilakukan wawancara dengan partisipan yang lain tidak ditemukan lagi hal-hal yang baru.

8. Analisa Data

Analisa data pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti langsung setelah mengumpulkan data dari masing-masing partisipan. Setelah melakukan wawancara dengan seluruh partisipan dan dianggap sudah menjawab semua tujuan penelitian, maka peneliti membuat transkrip hasil rekaman untuk selanjutnya dianalisa. Setelah semua data hasil wawancara di transkrip, kemudian peneliti membuat significan statement yaitu proses mencari, mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori atau tema.

Langkah – langkah analisis data pada studi fenomenologi menurut metode Collaizi ( dalam Polit and Back, 2010 )

a. Membaca semua transkip wawancara untuk mendapatkan perasaan mereka b. Meninjau setiap transkip dan menarik pernyataan yang signifikan

c. Menguraikan arti dari setiap pernyataan yang signifikan

d. Mengelompokan makna – makna tersebut ke dalam kelompok – kelompok tema


(35)

e. Mengintegrasikan hasil ke dalam bentuk deskripsi

f. Memformulasikan deskripsi lengkap dari fenomena yang di teliti sebagai identifikasi pernyataan setegas mungkin

g. Memvalidasi apa yang telah di tentukan kepada partisipan sebagai tahap validasi akhir.

9. Tingkat Keabsahan Data

Untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat dipercaya maka data divalidasi dengan beberapa kriteria, yaitu credibility, transferability, dependability, dan confirmability (Lincoln & Guba, 1985). Kredibilitas merupakan kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Peneliti melakukan teknik prolonged engagement yaitu mengadakan pertemuan dengan partisipan 1-2 kali di RSUP H Adam Malik Medan. Dengan demikian, informasi yang diperoleh akan lebih lengkap. Peneliti juga melakukan member checking yaitu peneliti melakukan pemeriksaan tema yang peneliti peroleh kepada partisipan sehingga hasil dari wawancara yang berbentuk transkip yang ditunjukkan kepada partisipan untuk melihat kebenarannya.

Langkah selanjutnya adalah confirmability yang dilakukan dengan memperlihatkan seluruh transkip dan catatan lapangan, tabel analisa tema kepada pembimbing lalu berdiskusi bersama untuk menentukan tema dari hasil penelitian yang disusun dalam bentuk skema tema. Dependability digunakan untuk menilai kualitas dari proses peneliti. Hal ini dilaksanakan dengan cara peneliti melibatkan pembimbing sebagai peneliti lain yang mengaudit cara dan hasil penelitian mulai


(36)

dari penentuan masalah, pengambilan data penelitian, analisa data dan uji keabsahan data sampai dengan pembuatan kesimpulan. Transferability dilakukan dengan cara peneliti menulis laporan penelitian yang diuraikan dengan rinci, jelas, sistematis dan mudah dimengerti oleh pembaca sehingga pembaca dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang pola hidup pasien kanker payudara selama kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan.


(37)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang pengalaman pasien kanker payudara terhadap pola hidup selama kemoterapi pada kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian yang dibahas adalah karakteristik partisipan dan tema hasil analisa data penelitian.

2. Karakteristik Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang. Kedelapan partisipan dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria dan bersedia untuk diwawancarai. Para partisipan adalah pasien kanker payudara yang telah menjalani kemoterapi siklus 2 di RSUP H Adam Malik Medan. Karakteristik partisipan pada penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, agama dan suku. Dari kedelapan partisipan mayoritas partisipan berusia antara 41-50 tahun (n=6, 75%), beragama Islam (n=7, 87,5%), berasal dari suku Jawa (n=5, 62.5%) dan semua partisipan berjenis kelamin perempuan. Data demografi partisipan dapat dilihat pada tabel 2.1.

Hasil dari analisa data, peneliti menemukan 4 tema terkait pola hidup pasien kanker payudara selama kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan, meliputi : (1) pola makan berubah selama kemoterapi, (2) pola aktivitas menurun drastis, (3) upaya dalam menjaga kesehatan terhadap lingkungan (4) kendala dalam menjaga pola hidup.


(38)

Tabel 2.1.

Karakteristik Partisipan

Tabel 2.2 Matriks Tema

”Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Selama di Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan”

NO Tema 1 : Perubahan Pola Makan

Sub Tema

1. mengkonsumsi sayuran hijau dan tanpa penyedap

2. mengkonsumsi buah setiap hari

Kategori

a. mengkonsumsi sayuran serba warna hijau yang di anjurkan

b. mengkonsumsi sayuran yang dimasak tanpa menggunakan penyedap

a. mengkonsumsi semua Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Usia

31 – 40 tahun 2 25 41 – 50 tahun 6 75 Jenis kelamin

Perempuan 8 100

Laki-laki 0 0

Agama

Islam 7 87.5

Kristen Protestan 1 12.5 Suku

Batak 2 25

Jawa 5 62.5


(39)

3. Kesulitan untuk meminum susu

jenis buah dan di jus tanpa gula

b. semua jenis buah dapat di konsumsi

a. Tidak minum susu karena tidak terbiasa

b. Tidak minum susu dari kecil

Tema 2 : Perubahan Pola Aktivitas

2. Sub Tema

1. Tidak dapat melakukan aktivitas

2. Mendapatkan bantuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan mandi dan makan

Kategori

a. tidak beraktifitas setelah di kemoterapi

b. Selama kemo tidak beraktivitas lagi

a. Urusan makan dan mandi diurus anak

b. Aktivitas mandi dan makan di bantu keluarga

Tema 3 : Upaya dalam menjaga kesehatanberkaitan dengan lingkungan

3. Sub Tema

1. Menghindari asap rokok dengan cara masuk ke kamar

Kategori

a. Pergi ke kamar saat lingkungan sekitar pasien merokok


(40)

2. Mengatur sirkulasi udara dengan cara membuka jendela kamar

b. Ke kamar agar tidak kena asap rokok

a. Buka jendela labar-lebar agar udara keluar masuk b. Membuka ventilasi agar

sirkulasi udara dapat berlangsung dengan baik

Tema 4 : kendala dalam menjaga Pola hidup

4. Sub Tema

1. Kesulitasn dalam menghindari asap rokok

Kategori

a. Masih kena asap rokok b. Masih kena asap rokok

walau merokok, tapi mertua merokok.

Tema 5 : Pengobatan Alternatif

1. Melakukan pengobatan alternatif meskipun sudah di larang

a. Pasien masih berobat kampung

b. Sampai sekarang melakukan pengobatan alternatif walau jarang di minum

3. Pola Hidup Pasien Kanker Payudara selama Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan


(41)

Hasil penelitian ini mendapatkan 5 tema terkait pola hidup pasien kanker payudara selama kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan, meliputi :

3.1 Perubahan pola makan

Berdasarkan hasil analisa data, terdapat perubahan pola makan partisipan selama kemoterapi. sebelum melakukan kemoterapi, partisipan selalu mengkonsumsi makanan siap saji seperti KFC, bakso, mie instan dan lain sebagainya. Perubahan pola makan selama kemoterapi dapat bertujuan untuk memperbaiki pola hidup partisipan yang lebih baik. Pola makan yang di anjurkan oleh tenaga medis meliputi ; 1. Mengkonsumsi sayuran hijau dan tanpa penyedap, 2.Mengkonsumsi buah setiap hari, 3. Susahnya minum susu walau sudah di anjurkan. Pola makan yang di anjurkan tersebut bertujuan untuk hidup sehat dan memperkecil pertumbuhan sel-sel kanker dalam tubuh partisipan.

3.1.1 Mengkonsumsi sayuran hijau dan tanpa penyedap

Hampir semua partisipan mengatakan bahwa pola makan partisipan lebih sering mengkonsumsi makanan cepat saji, sepertiKFC, bakso, makanan yang mengandung penyedap, dan makanan lain yang mengandung bahan kimia lainnya. Tenaga medis menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan sehat dan makanan serba alami yang di masak sendiri. Hal ini bertujuan untuk memperbaharui hidup partisipan untuk hidup lebih baik dan lebih sehat. Hal ini sejalan dengan pernyataan partisipan di bawah ini :

“ ….. saya tidak di anjurkan makan makanan seperti bakso gitu dek, karena dulu nya saya sangat suka makan itu, setelah kemoterapi ini, dokter anjurkan saya makan sayur yang serba alami dan tanpa penyedap “


(42)

“ …… kalo bisa di pantangkan sama yang penyedap, jangan lagi makan di luaran sana seperti kfc, bakso, indomie. Untuk mengganti nya, makan makanan yang serba alami, sayur juga harus alami dan di masakan hanya pakai garam aja. Itu pesan dokter ke saya. “

( partisipan 5 ) “ setelah kemoterapi ya kembali ke alami dek. di pantangkan makan yang mengandung pengawet lagi. Pola makan saya ya ga bisa lagi makan yang berhubungan dengan penyedap. Itu lah yang di suruh dokter dan suster ini disini. ( partisipan 7 ) “ makanan saya dek? sekarang setelah di kemoterapi ini, makanan saya hanya sayuran hijau gitu. Dimasakan juga tidak pakai apa-apa.Hanya garam aja.Harus benar-benar tidak menggunakan peyedap makanan lagi la dek. “

( partisipan 8 )

3.1.2 Mengkonsumsi buah setiap hari

Selain mengkonsumsi sayuran hijau dan tanpa penyedap, partisipan juga di anjurkan untuk sering mengkonsumsi buah. Mengkonsumsi buah tidak hanya untuk kesehatan tetapi juga berfungsi agar kulit tidak terlalu kering. Segala jenis buah dapat di konsumsi partisipan, baik di jus dan di makan begitu saja. Hal ini sejalan dengan pernyataan partisipan di bawah ini :

“ ….. semua jenis buah dapat di makan atau di jus. Di sarankan dokter atau suster sini untuk setiap hari makan buah nya. Buah yang sering saya makan itu semangka, pisang. Yang penting ada aja lah di makan. Kalo seperti anggur gitu, ga sanggup tiap hari di makan dek. mahal. “

( partisipan 1 ) “ ……. Yang penting minum jus setiap hari, tanpa gula kalo buahnya di jus. Ada buah yang di bilang dokter di prioritaskan dek, seperti peer, anggur dan apel gitu. Tapi saya sering makan buah yang murah aja lah, daripada ga sama sekali? Kata suster sini yang penting harus makan buah“


(43)

( partisipan 4 ) “ …… semua jenis buah bisa di makan. Memang itu di anjurkan dokter dan suster sini. Kalo bisa, setiap hari makan buah atau di jus, yang penting adalah buah itu masuk setiap hari “

( partisipan 5 ) “ …… dokter bilang sering – sering makan buah atau jus. Biar kulit ga kering dan sehat. Semua jenis buah bisa di makan. Jus juga gitu kalo bisa di jus jangan pake gula, tapi lebih baik di makan gitu aja, lebih sehat. ( partisipan 8 )

1.1.3 Mengalami kesulitan untuk meminum susu

Walau merupakan salah satu pola makan yang di anjurkan untuk di konsumsi, partisipan tetap tidak dapat melakukannya. Hal ini di sebabkan tidak biasanya partisipan mengkonsumsi susu dari kecil. Hal ini sejalan dengan pernyataan di bawah ini :

“ ….. memang sih, suster sini anjurkan untuk minum susu juga. Tapi ibu ga suka minum susu. Ibu ga suka minum susu karena ga terbiasa dari ibu kecil. Jadi ibu perbanyak lah makan buah “

( partisipan 3 )

“ …… kalo susu juga di anjurkan oleh dokter dan suster di sini. Tapi saya yang ga bisa minum susu. Jadi kalo susu ga bisa di minum, jus lah yang diperbanyak “ ( partisipan 4 )


(44)

“ ……. Susu juga ada di suruh minum, tapi saya yang tidak mau. Karena ga terbiasa juga dari kecil. Suster sini justru saran kan minum susu kambing. Susah bagi saya untuk minum susu karena ga terbiasa itu dek. “

( partisipan 7 ) 3.2 Perubahan pola aktivitas

Berdasarkan hasil dari analisa data, efek dari kemoterapi menyebabkan para partisipan tidak dapat melakukan aktivitas dalam sehari – hari. Para partisipan tidak dapat beraktivitas seperti sedia kala setelah di kemoterapi, dan hanya beraktivitas ringan di dalam ruangan. Hal tersebut di karenakan rasa cemas yang di rasakan keluarga partisipan dan mempunyai rasa takut ketika partisipan beraktivitas terlalu berat. Hal ini sejalan dengan pernyataan partisipan di bawah ini :

“ …… saya selama sakit ini, saya sama sekali tidak beraktifitas. Sama sekali tidak berbuat apa-apa. Tidak di izinkan suami dan anak – anak. Takut mereka karena saya beraktivitas, efek dari kemoterapi nya bisa tambah parah dek. “ (partisipan 1 ) “ ….. Jadi dirumah pun ibu ga bisa lagi beraktivitas karena selain efek dari kemoterapi ini, ibu ga bisa jalan kaki kirinya. Takut juga bapak kalo saya jatuh dan stroke. Karena itu saya hanya di suruh duduk atau tidur aja setelah pulang kemoterapi “ ( partisipan 3 ) “ ….. saya udah ga beraktivitas apa-apa lagi dek, sejak kemoterapi. aktivitas yang saya lakukan pun hanya sapu rumah aja. Itu juga tidak bisa terlalu capek. Kalo sudah keringatan, saya di suruh anak – anak untuk berhenti. Hampir semua kegiatan saya dulu sudah di lakukan anak –anak. “


(45)

“ ….. sejak di kemoterapi ini, saya sudah tidak melakukan aktivitas apapun dek. sama sekali hanya duduk, nonton tv. takut anak – anak nanti saya bisa stroke, karena saya pernah jatuh di kamar mandi RS ini. Bahkan kebanyakan di bantu anak-anak untuk ibu makan dan mandi. ( partisipan 6 ) “ ……… untuk aktivitas, saya tidak melakukan lagi. Terkadang untuk urusan mandi dan mandi di bantu bapak di rumah. “

( partisipan 8 ) 3.3 Upaya menjaga kesehatan berkaitan dengan lingkungan

Berdasarkan hasil analisa data, di temukan bahwa masih seringnya para partisipan terpapar dengan asap rokok. Hal itu di sebabkan oleh keluarga partisipan masih merokok di sekitar partisipan. Akan tetapi, para partisipan mempunyai usaha agar partisipan tidak terkena paparan asap rokok tersebut, yaitu dengan cara ; 1. Menghindari asap rokok dengan cara masuk ke kamar, dan 2. Membuka jendela agar sirkulasi udara berlangsung dengan baik.

3.3.1 Menghindari asap rokok dengan cara masuk kekamar

Hal ini di lakukan partisipan untuk menghindari asap rokok atau orang yang merokok di sekitar lingkungan partisipan. Hal ini sejalan dengan pernyataan partisipan di bawah ini :

“ ….. kalo masih kena asap rokok, saya masih kena asap rokok sampai sekarang walau sudah kemoterapi dek. Tapi agar tidak terus kena atau tidak kena, saya ke kamar lah saat mertua merokok “


(46)

“ ….. kalo di bilang asap rokok, sampai saat ini masih kena asap rokok karena keluarga merokok. Palingan nanti agar saya tidak kena asap rokok, saya kekamar aja lah. Itu yang baik menurut saya. “ ( partisipan 6 )

“ ….. sampai saat ini, bapak masih merokok. Biasa lah udah bawaan dari muda. Jadi kalo bapak merokok, saya ke kamar, saya usahakan bagaimana caranya agar tidak kena asap rokok.“

( partisipan 8 )

3.3.2 Membuka jendela agar sirkulasi udara berlangsung dengan baik

Tidak hanya masuk ke kamar saat keluarga merokok, upaya dalam menjaga kesehatan terhadap lingkungan juga dilakukan partisipan, yaitu membuka jendela agar terjadi sirkulasi udara dengan baik. Partisipan melakukan cara demikian untuk terhindar dari asap rokok. Hal ini sejalan dengan pernyataan di bawah ini :

“ ….. sekarang masih kena asap rokok. Kalo misal nya nanti bapak mau ke kamar, saya suruh ganti baju dan jendela kamar saya buka dek, agar udaranya keluar masuk dan zat –zat rokok yang tertempel di baju bapak bisa hilang “.

( partisipan 4 )

“ …… saya berada di lingkungan keluarga yang merokok hampir semuanya. Jadi agar udara di ruangan itu bisa keluar, saya buka nanti jendela lebar-lebar.


(47)

( partisipan 7 ) 3.4 Kendala dalam melakukan perubahan pola hidup

Berdasarkan hasil dari analisa data, partisipan menghadapi hambatan dalam menjalankan pola hidup setelah kemoterapi. hambatan terjadi bisa dikarenakan bebarapa faktor. Hal ini meliputi ; 1. Susahnya menghindari asap rokok. Hal ini sejalan dengan pernyataan berikut :

Wah , jangan di tanya.. bahkan ini udah ke tiga kalinya saya kemoterapi, tetap aja saya kena asap rokok. Gimana lagi mau dibuat dek? mertua saya merokok, sampai saat ini saya tinggal sama mertua. Jadi udah diingatkan anaknya pun, tetap saja mertua merokok. Jadi terap kena asap rokok saya”

(partisipan 3)

Masih kena asap rokok dek.. walau udah ga sesering dulu. Suami dan anak-anak saya itu merokok semua dek. tapi mereka bisa tau kapan-kapan saja merokok agar saya tidak kena. Kalo dibilang, saya pun terkadang masih merokok”

(partisipan 4)

Masih kena asap rokok lah dek.. apa lagi suami saya dari mudanya merokok. Kalo dilarang merokok itu susah. Istilahnya sudah menjadi darah daging gitu.

Masih kena lah dek” (partisipan 6)


(48)

3.5 Melakukan pengobatan alternative

Menurut hasil analisa data, peneliti menjelaskan bahwa hampir semua partisipan masih menggunakan pengobatan alterntif. Hal ini di karenakan adanya kepercayaan partisipan bahwa efek dari pengobatan alternative tidak seperti pengobatan medis, karena bersifat alami. Masih sering dilakukan pengobatan alternatif, dikarenakan pengobatan tradisional dan juga pemberian saran dari orang tua. Dalam pengobatan alternative, sering sekali partisipan tidak melihat dari aturan pengobatan atau dosis yang di berikan. Semua partisipan mempercayai pengobatan alternative lebih baik daripada kemoterapi tanpa memikirkan efek samping yang lain dari pengobatan alternative tersebut. Hal ini sejalan dengan pernyataan partisipan di bawah ini :

“ ….. kalo berobat alternative sih ada sampe sekarang. Tapi berobatnya itu bukan kedukun. kalau kedukun ga ada, hanya berobat alternative seperti sirsak itu. Pengobatan yang alami. “

( partisipan 3 )

“ ….. berobat alternative palingan berobat kampung gitu. Bukan berobat ke dukun atau ke tempat yang lain, hanya menggunakan bahan – bahan alaimi. sampe sekarang ibu masih minum perasan air kunyit campur air dan gula merah ( partisipan 4 )


(49)

“kalo tentang dosis, saya tidak begitu memperhatikan. Karena saya fikir ini obat dari alami, pasti dosisnya banyak minum juga ga masalah. Dulu sebelum kemoterapi, sayan menggunakannya bahkan sampai sekarang pun saya gunakan.” (partisipan 6)

“ …… adalah dek, masih menggunakan obat alternative saya. Jadi di rumah itu masih ada ramuan gitu, seperti daun sirsak, terus ada pil-pil gitu. Masih ibu makan itu. Kalo obat kampung, saya masih percaya, karena bahanya alami semua. “ ( partisipan 8 )

4. Pembahasan

Pada bagian ini akan di uraikan tentang pembahasan hasil penelitian dengan literatur yang berhubungan dengan pola hidup pasien kanker payudara selama kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan. Dalam bagian ini akan di bahas tema yang sudah di temukan terhadap pola hidup pasien kanker payudara, meliputi ; (1) perubahan pola makan, (2) perubahan pola aktivitas, (3) upaya dalam menjaga kesehatan berkaitan dengan lingkungan, (4) kendala dalam pola hidup, (5) pengobatan alternatif

Tema – tema tersebut akan di uraikan sebagai berikut : 5.1 perubahan pola makan


(50)

Pola hidup merupakan sekumpulan perilaku yang berhubungan dengan kehidupan sehari – hari di mana di dalamnya termasuk nutrisi. Nutrisi baik yang masuk ke dalam tubuh, akan membuat gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat yang bisa menghambat pertumbuhan sekaligus menghancurkan sel – sel kanker yaitu nutrisi yang adekuat untuk menyediakan tenaga untuk menggerakkan tubuh dan mempertahankan berat (kozier, 2004).

Menerapkan pola hidup yang sehat dengan mengkonsumsi sayuran hijau dan serba alami dapat membunuh sel – sel kanker.Menerapkan gaya hidup sehat, antara lain menerapkan pola makan yang seimbang, menghindari alkohol, menghindari merokok, memperbanyak mengkonsumsi air putih, serta sayuran dan buah segar yang bebas dari peptisida (Noormindhawati, 2013).

Sayuran dan buah- buahan segar masih mengandung enzim- enzim hidup (aktif) yang diperlukan tubuh. Enzim – enzim ini akan rusak bila sayuran tersebut mendapatkan pemanasan sewaktu proses pemasakan dengan suhu 40 derajat celcius atau lebih. Oleh karena itu, penderita kanker payudara dianjurkan mengonsumsi sayuran dan buah – buahan serta jus sayuran dan buah – buahan yang masih segar dan tanpa pengawet dan perasa tambahan sebanyak dua atau tiga kali perhari atau sekitar 400 – 500 gram perhari. (Noormindhawati, 2013). Aneka jenis sayur yang di anjurkan bagi penderita kanker payudara antara lain, sayuran hijau seperti pakis, bayam, kangkung dan jenis buang yang di konsumsi seperti kiwi, apel, sirsak, semangka dan jeruk(Herring, 2006).

Para penderita kanker payudara dapat mengusahakan 80% asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh berupa aneka jenis sayuran dan buah – buahan yang segar


(51)

serta sari patinya. Bila mengkonsumsi sayuran dan buah – buahan yang segar dalam bentuk jus, maka di perlukan 15menit saja untuk menyerap sari- sarinya (Rippe, 2013).

Selain itu, mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan segar juga mampu mempercepat pertumbuhan sel-sel sehat karena mengandung sejumlah zat penting seperti, vitamin C, vitamin D, vitamin E, asam folat, senyawa bioaktif yang bersifat antioksidan dan anti kanker. Keberadaan zat-zat penting tersebut mampu mencegah kerusakan dan mutasi sel-sel DNA sehingga bisa menghalangi pertumbuhan sel-sel kanker (Noormindhawati, 2013).

Pada analisa data di dapat semua partisipan merubah pola makan. Pola makan sebelumnya merupakan makanan yang mengandung peptisida, pengawet makanan dan perwarna makanan, KFC, bakso dan indomie. Hal ini di ketahui setelah mendapatkan informasi dari partisipan. Setelah di kemoterapi, maka pola makan pasien berubah. Partisipan melakukan pola makan yang lebih baik dan bersih. Hal ini di dapat dari data yang menunjukan bahwa partisipan sekarang banyak mengkonsumsi sayuran hijau dan tanpa menggunakan pengawet makanan. Selain sehat, mengkonsumsi makanan alami tanpa pengawet juga dapat menyehatkan tubuh setelah efek dari kemoterapi.

Berdasarkan hasil analisa data yang telah di lakukan, peneliti menemukan adanya hambatan dalam menjalankan pola hidup selama di kemoterapi, seperti susahnya minum susu walau sudah di anjurkan, dan tetap melakukan pengobatan alternatif walau sudah di larang. Para partisipan merasakan susah untuk minum susu dikarena kan tidak terbiasanya mengonsumsi susu dari kecil. Sehingga hasil


(52)

analisa data, di temukan bahwa para partisipan lebih banyak mengonsumsi jus daripada susu. Susu yang di anjurkan dokter merupakan susu yang alami, karena susu buatan merupakan salah satu gejala kanker payudara (Noormindhawati, 2013).

5.2 perubahan pola aktivitas

Dampak dari efek kemoterapi dapat mengakibatkan penderita kanker payudara tidak dapat lagi melakukan aktivitas seperti semula.Hal ini di sebabkan oleh menurunkan daya tahan tubuh akibat kemoterapi. Efek dari kemoterapi juga dapat menyebabkan status fungsional menurun.Status fungsional merupakan suatu kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari yang termasuk dalam pekerjaan, perawatan diri, dan pemeliharaan keluarga atau peran sosial.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek kemoterapi dapat memperburuk status fungsional (mencakup ketidakmampuan dalam menjalankan perannya) setelah pemberian kemoterapi pada periode kedua (Lee, 2005 dalam Ogce & Ozkan, 2008).

Menurunnya status fungsional pada penderita kanker payudara, menyebabkan penderita kanker payudara tidak dapat beraktivitas sehari-hari atau tidak mampu lagi menjalankan perannya (Rippe, 2013). Pada beberapa kondisi gejala-gejala yang berhubungan dengan pemberian kemoterapi dapat menurunkan aktivitas sehari-hari pasien kanker payudara dan menyebabkan mereka hanya bisa terbaring ditempat tidur dan tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka dalam beraktivitas (Lee, 2005 dalam Ogce & Ozkan, 2008).


(53)

Penurunan fungsi fisik lebih dirasakan pada wanita dengan usia lebih muda yaitu usia 31-64 tahun dibandingkan wanita berusia lebih tua yaitu usia 65-80 tahun dan pasien yang berusia lebih tua memiliki kemampuan emosional yang lebih stabil dibandingkan pasien yang lebih muda. Dalam hal didapatkan bahwa pada wanita yang berusia lebih muda memiliki harapan yang besar terhadap kesehatan dan kemampuan aktivitasnya, sehingga perubahan akan status kesehatannya sangat dirasakan daripada pasien yang berusia lebiih tua (Lee, 2005 dalam Ogce & Ozkan, 2008).

Pada hasil pengumpulan data, terdapat sebanyak 75% wanita berusia 41 -50 tahun tidak dapat lagi beraktivitas sepenuhnya setelah di kemoterapi. penurunan fungsi fisik ini di sebabkan karena perubahan fungsi tubuh dan perubahan berbagai fungsi genetik akibat paparan kemoterapi. Seringkali suatu sel harus melalui beberapa tahap pembelahan sebelum kemudian akhirnya mati. Oleh karena hanya sebagian sel yang mati akibat obat yang diberikan pada frekuensi tertentu, dosis kemoterapi yang berulang harus terus diberikan untuk mengurangi jumlah sel kanker yang mengakibatnya fungsi genetik dan perubahan fungsional tubuh berubah secara signifikan yang dapat di rasakan pada partisipan berusia 41-50 tahun. Gejala fisik dan psikologis yang ditimbulkan akibat pemberian frekuensi kemoterapi terkait dengan penurunan kemampuan dalam status fungsional selama menjalani kemoterapi, seperti alopecia, kelelahan, mual muntah dan berbagai efek kemoterapi lainnya.


(54)

5.3 Upaya menjaga kesehatan berkaitan dengan lingkungan

Berbagai usaha di lakukan oleh para penderita kanker payudara untuk bisa melakukan pola hidup yang baik dan sehat, termasuk menjaga lingkungan agar terhindar dari asap rokok. Meskipun sudah di diagnosa kanker payudara dan sudah menjalani kemoterapi, tidak sedikit para penderita kanker payudara masih tinggal di lingkungan perokok.Menciptakan lingkungan yang memiliki kadar oksigen tinggi mampu menghancurkan sel – sel kanker. Oleh karena itu, penderita kanker harus tinggal di lingkungan yang sehat dan bebas dari polusi, baik polusi air, tanah, udara dan terbebas juga dari asap rokok (Noormindhawati, 2013).

Pada hasil analisa data, di temukan 75% partisipan melakukan usaha agar tetap bisa terhindar dari paparan zat yang berbahaya, seperti asap rokok. Lingkungan partisipan yang masih kurang menyadari bahwa bahaya asap rokok itu berbahya. Bahkan tempat tinggal partisipan juga tetap merokok walau keluarga partisipan mengetahui bahaya dari merokok.Tidak hanya asap rokok,hal-hal lain juga dapat menjadi pemicu terjadinya kanker payudara. Dalam hal ini seperti polusi air, polusi udara, zat pengawet buatan, zat pewarna buatan dan zat-zat karsinogenik lainnya, dapat menjadi pemicu terjadinya kanker payudara. Tetapi peneliti hanya terfokus mengenai upaya dalam menghindari asap rokok, dan tidak menggali lebih dalam tentang yang lainnya.

5.4 Kendala dalam melakukan pola hidup

Merokok merupakan salah satu penyebab dari timbulnya kanker payudara. Selain menghisap asap rokok, menghirup asap rokok juga merupakan suatu hal


(55)

yang berbahaya. Dari hasil analisa data, ditemukan bahwa beberapa kendala dalam melakukan pola hidup, seperti kesulitan dalam menghindari asap rokok. Hal ini diketahui dari 50% partisipan mengatakan bahwa keluarga tetap saja merokok meskipun sudah mengetahui bahwa anggota keluarga yang lain sedang sakit. Kurangnya kesadaran keluarga dan kebiasaan dari dahulu, menjadikan alasan keluarga sehingga tetap saja merokok meskipun menghetahui bahwa anggota keluarga sedang sakit.

5.5 Kendala lain dalam proses pengobatan kemoterapi

Selain dari rokok, kendala yang lain adalah pengaplikasian BPJS yang tidak sesuai. Hal ini membuat partisipan merasa di bohongi oleh pihak rumah sakit yang memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan BPJS yang di bayarkan. Walaupun demikian, 50% partisipan tidak melaporkan hal ini kepada pihak yang bertanggung jawab karena merasa tidak berdaya akan yg dialami pertisipan dilapangan. Jarak tempuh antara rumah sakit dengan rumah partisipan juga menjadi kendala . Hal ini karena semua partipan berasal dari daerah yang jauh dari rumah sakit. Sehingga ketika partipan menjalankan kemoterapi, kondisi partisipan mengalami kelelahan untuk sampai di rumah sakit. Tidak hanya itu, ketika selesai di kemoterapi, sekitar 25% partisipan langsung kembali ke daerah asal partisipan. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan partisipan dan memperburuk status kesehatan partisipan terkait dari efek kemoterapi.


(56)

5.6 Pengobatan Alternatif

Dari hasil analisa data, di temukan bahwa 75% partisipan menggunakan pengobatan alternative disamping pengobatan medis. Bahkan sebelum kemoterapi, partisipan menggunakan pengobatan alternative dan setelah dikemoterapi juga tetap menggunakan pengobatan alternatif tanpa mengetahui efek yang berdampak lain di samping pengobatan alternative. Pengobatan alternative juga tetap di gunakan karena masih tingginya tingkat kepercayaan partisipan bahwa efek pengobatan alternatif tidak seperti pengobatan medis dan pengobatan alternatif juga di dukung para keluarga partisipan.

Sebanyak 62.5 persen masih menggunakan pengobatan alternatif. Bahkan ketika sebelum kemoterapi, partisipan menggunakan penggobatan alternative tersebut dan tetap menggunakan pengobatan alternative setelah kemoterapi. Meskipun hal ini di larang tenaga medis dan para medis, partisipan tetap menggunakan pengobatan alternatif tersebut walau hasilnya tidak begitu signifikan. Ketakutan akan efek kemoterapi membuat partisipan menggunakan pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif yang sering di gunakan adalah berbagai ramuan seperti rebusan daun sirsak, parutan kunyit dan berbagai macam ramuan lainnya. Beberapa ramuan dari pengobatan alternative tersebut merupakan ramuan turun-temurun dari orang tua partisipan.

Sehingga orang tua partisipan mempercayai bahwa pengobatan alternative lebih baik daripada pengobatan medis. Selain itu, maraknya toko pengobatan-pengobatan alternative didaerah partisipan dapat juga menjadi alasan lainnya. Hal ini diketahui dari jauhnya jarak yang ditempuh partisipan ke Rumah Sakit. Tujuh


(57)

puluh lima persen partisipan berasal dari berbagai daerah yang jauh dari Rumah Sakit dan sangat dekat jarak ke pengobatan alternative. Sehingga partisipan lebih sering menggunakan pengobatan alternative tersebut daripada pengobatan medis dan biaya dari pengobatan alternative tersebut jauh lebih murah meskipun tidak melihat dosis benar dalam pengobatan alternative tersebut.


(58)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

1 Kesimpulan

Dari hasil analisa data yang di peroleh peneliti, menurut kedelapan partisipan mengenai pola hidup pasien kanker payudara selama dikemoterapi dengan cara wawancara, maka di tentukan 5 tema disertai dengan masing – masing sub tema dalam bagian – bagian nya. Tema tersebut adalah, yaitu;(1) perubahan pola makan, (2) perubahan pola aktivitas, (3) upaya kesehatan dalam menjaga lingkungan, (4) kendala dalam pola hidup, (5) pengobatan alternatif

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada delapan partisipan, di temukan kesamaan teoritis dengan pengalaman pasien dalam menjalan kan pola hidup selama kemoterapi.

2 Saran

2.1 Rekomendasi Penelitian

Kemampuan wawancara peneliti yang masih terbatas serta masih bersifat umum dan sangat perlu dikembangkan ke arah penelitian yang lebih spesifik lagi. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan kepada penelitian selanjutnya mengenai pengalaman pasien tentang pola hidup pasien kanker payudara selama kemoterapi di Rumah Sakit lainnya.


(59)

2.2 Praktik Pelayanan Keperawatan

Kepada perawat diharapkan melakukan evaluasi secara berkala terhadap respon atau tanggapan pasien dan keluarga pasien terhadap pengetahuan tentang penyakit yang di alami pasien. Lebih sering memberikan pendidikan kesehatan dan pengetahuan terkait sakit yang di alami pasien yang berguna menambah wawasan pasien dan keluarga pasien.

2.3 Pendidikan

Dengan adanya penelitian ini, di harapkan praktik pendidikan dapat memberikan pendkes bagi pasien dan keluarga agar pasien dan keluarga dapat menjalankan pola hidup pasien yang lebih baik setelah de kemoterapi dimana meliputi pola makan yang berubah, aktivitas fisik yang menurun dan masih menggunakan pengobatan alternative.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Dempsay. P.A. & Dempsay A.D. (2002) Riset Keperawatan : Buku Ajar dan Latihan (edisi 4). Jakarta: EGC.

Dewi, L (2009). Kanker Payudara, Mendeteksi Gejala Dini, Pencegahan dan Pengobatan. Yogyakarta : Tugu Publisher.

Dirksen dkk (2000). Medical Surgical Nursing Assessment Anda Management Clinical Problems (edisi ke 15). St. Louis, MO: Mosby.

Greenberg. M.I.(2005). Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan. Erlangga: Jakarta. Herring. B. (2006) The Fast-5 Diet and The Fast-5 Lifestyle. Florida : USA Indah, Y.(2014). Bebas Kanker itu Mudah. Fmedia: Jakarta Selatan.

Kozier dkk. (2004). Fundamental of Nursing Consep, Process and Practice, New Jersey: Pearson.

LeMone, P. et al. 2008. Medical-Surgical Nursing: Critical Thinking in Client Care. Volume 2.

Long.B.C (1996). Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan: Bandung Mardiana, L. (2004). Kanker pada Wanita: Pencegahan dan Pengobatan dengan

Tanaman Obat. Penebar Swadya: Bogor

Moleong. L.J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif (ed. Rev). Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyani.S.N (2013). Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika


(61)

Noormindhawati, L.(2014) Tahukah Anda Makanan Berbahaya untuk Kanker?. Dunia Sehat: Jakarta Timur

Nugroho, Taufan (2014) ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika Ogce, F. & Ozkan, S. 2008. Changes in Functional Status and Physical and

Psychological Symptoms in Women Receiving Chemotherapy for Breast Cancer. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention. 9 : 449-452.

Ogce, F. & Ozkan, S. 2008. Importance of Social Support for Functional Status in Breast Cancer Patients. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention. 9: 601-604

Panno,J (2005). (New Biology) Cancer. The Role of Genes, Lifestyle and Environment. Facts on File Science Library :United States of America Polit and Beck (2012). Nursing research generating and assessing evidence for

nursing pracrise USA :Lippincott william and Wilkins

Potter & Perry (2005). Fundamental Keperawatan Konsep,Proses dan Praktik (edisi4). Jakarta: EGC

Prabontini, D. (2007). Keperawatan Medikal Bedah. DeMYSTiFieD. Yogyakarta: Rapha Publishing

Ramadhan, (2008). Seberapa Sehatkah Hidup Anda?. Yogyakarta :Think Rippe. J.M (2013) Lifestyle Medicine. Taylor and Francis Group : New York Saryono & Anggraeni. M.D. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatf. Yogyakarta: Nuha Media

Saryono & Anggraeni. M.D. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Media


(62)

Seginson.E & Torrance.C. (1997). Surgical Nursing (edisi 12). USA: Philadelphia Setiawan.D. (2002). Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Kanker. Depok:

Penebar Swadaya

Sukardja. I. G. D. (2000). Onkologi Klinik. Airlangga University Press

Tagliaferri.M. & Tripathy.D. (2007) Breast Cancer: Beyond Convention. New York: Atria Books

Thew. M. & Mc.Krenna. J. (2009) Lifestyle ManagementIn Health and Social Care. Leeds Metropolitan University : Publishing

Thirlaway. K & Upton. D. (2009). The Psychology of Lifestyle. Taylor and Francis Group : New York

Tjokronegoro, A. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan.Jilid kedua. Edisi Ketiga, Jakarta: FKUI

Utama.B.I (2014). Masalah Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Nuha Medika

Yeung ,S.C. et al. 2009. Medical care of cancer patients. Amerika:BC Decker Inc. 18-104


(63)

(64)

(65)

Lampiran 1 INFORMED CONSENT

PENJELASAN PENELITIAN

Judul Penelitian : Pola Hidup Pasien Kanker Payudara Selama Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan

Peneliti : Rita Novi Yanti NIM : 111101031

Peneliti adalah mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Ibu telah diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipan ini sepenuhnya bersifat sukarela. Ibu boleh memutuskan untuk berpartisipasi atau mengajukan keberatan atas penelitian ini kapanpun ibu inginkan tanpa ada konsekuensi atau dampak tertentu. Sebelum ibu memutuskan, saya akan menjelaskan beberapa sebagai bahan pertimbangan untuk ikut serta dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan suatu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar – mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pola hidup pasien kanker payudara selama kemoterapi di RSUP H Adam Malik. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk pengembangan pelayanan keperawatan khususnya pada asuhan keperawatan medikal bedah.

2. Jika ibu ikut serta dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara pada waktu dan tempat sesuai kesepakatan. Jika ibu mengizinkan, peneliti akan


(66)

menggunakan alat perekam suara untuk merekam setiap pembicaraan. Wawacara ini dilakukan minimal satu kali selama lebih kurang 60menit.

3. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko. Apabila ibu merasa tidak aman saat wawancara, ibu boleh tidak menjawab atau mengundurkan diri dari penelitian ini. 4. Semua catatan yang berhubungan dengan penelitian akan dijamin kerahasiannya. Peneliti akan memberikan hasil penelitian ini kepada ibu jika menginginkannya. Penelitian ini juga akan diberikan kepada institusi tempat peneliti belajar dan pelayanan kesehatan setempat dengan tetap menjaga identitas. 5. Jika ada yang belum jelas, silahkan Tanya kepada peneliti.

6. Jika Ibu sudah memahami dan bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian ini, silahkan ibu menandatangani lembar persetujuan yang akan dilampirkan.

Peneliti,


(67)

Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama (inisial) : ………. Umur : ………. Alamat : ……….

Setelah mendengar penjelasan dari peneliti dan membaca penjelasan penelitian, saya memahami bahwa penelitian ini tujuan penelitian ini akan menjujung tinggi hak-hak saya sebagai pertisipan. Saya berhak tidak melanjutkan berpatisipasi dalam penelitian ini jika suatu saat merugikan saya.

Saya sangat memahami bahwa keikutsertaan saya menjadi partisipan pada penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan pelayanan kesehatan khususnya pasien kanker payudara pasca kemoterapi. Dengan menandatangani persetujuan ini, berarti saya telah menyatakan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan dari siapapun.

Medan, 2015

Partisipant, Peneliti


(68)

(69)

Lampiran 4 TAKSASI DANA

No Kegiatan Biaya

1. Menyiapkan proposal sampai sidang proposal  Biaya internet dan pulsa modem

 Kertas A4 80gr 2rim

 Fotocopy sumber-sumber daftar pustaka  Fotocopy memperbanyak proposal  Sidang proposal

Rp 65.000,00 Rp 65.000,00 Rp 45.000,00 Rp 52.000,00 Rp 165.000,00

2. Pengumpulan data dan analisa data

 Izin penelitian dan ethical clereance dari Fkep USU

 Transportasi

 Fotocopy KDD dan informed consent  Cenderamata

Rp 100.000,00

Rp 220.000,00 Rp 5.000,00 Rp 120.000,00

3. Pengumpulan laporan skripsi  Kertas A4 2rim

 Penjilidan

 Fotocopy laporan penelitian  Sidang skripsi

Rp 80.000,00 Rp 306.000,00 Rp 288.000,00 Rp 165.000,00

4. Biaya tak terduga Rp 167.600,00


(70)

Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN POLA HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA SELAMA KEMOTERAPI DI RSUP H ADAM MALIK

MEDAN

1. Kuesioner Data Demografi (KDD)

Petunjuk pengisian : isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar. Berilah tanda check list ( √) pada kotak pilihan yang tersedia, atau dengan mengisi titik – titik sesuai dengan situasi dan kondisi Anda saat ini. Setiap pertanyaan dijawab hanya satu jawaban menurut Ibu :

1. Nama ( Inisial) :

2. Usia : ………. Tahun

3. Alamat : ……… 4. Agama : ( ) Islam ( ) Kristen Protestan

( ) Khatolik ( ) Buddha ( ) Hindu

5. Suku : ( ) Batak Karo ( ) Batak Toba ( ) Jawa

( ) Padang ( ) Lain –lain…

6. Pendidikan terakhir : ( ) Tidak sekolah ( ) SD ( ) SMP


(71)

( ) Sarjana ( ) Lain –lain…

7. Pekerjaan : ( ) Mahasiswa ( ) Ibu rumah tangga ( ) PNS ( ) Pegawai swasta ( ) Wiraswasta

( ) Lain –lain, sebutkan………..


(72)

Lampiran 6 PANDUAN WAWANCARA POLA HIDUP PASIEN KANKER

PAYUDARA SELAMA KEMOTERAPI DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN

1. Coba Ibu ceritakan pengalaman hubungan di sekitar ibu terkait efek dari kemoterapi

2. Coba Ibu ceritakan pengalaman ibu untuk mengatur pola makan selama kemoterapi?

3. Coba Ibu ceritakan pengalaman ibu terkait kegiatan atau menjalankan aktivitas sehari – hari baik di luar atau di dalam ruangan selama di kemoterapi?

4. Coba Ibu ceritakan usaha apa saja yang Ibu lakukan untuk mengatur pekerjaan Ibu selama kemoterapi?

5. Coba Ibu ceritakan pengalaman ibu untuk menjaga cara berfikir ibu untuk tidak mudah stress selama kemoterapi?

6. Coba Ibu seritakan usaha pengobatan apa saja yang Ibu lakukan di samping pengobatan medis?


(73)

Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup

Nama : Rita Novi Yanti

Tempat, tanggal lahir : Tanjung Selamat, 13 November 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat Rumah : Jalan Besar Tanjung Selamat, Medan

Riwayat Pendidikan :

1. 1999 – 2005 : SDN 101740 Tanjung Selamat 2. 2005 – 2008 : SMP N 30 Medan

3. 2008 – 2011 : YP. SMA Brigjend Katamso Medan


(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)