EXCLUSIVE BREASTFEEDING BETWEEN WITH THE NUMBER OF ARI EXPERIENCING TO 7-59 MONTHS INFANTS IN THE WORK AREA COMMUNITY HEALTH CENTERS BULILI 2015 | Kurnia | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9289 30350 1 PB

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3

September 2017

EXCLUSIVE BREASTFEEDING BETWEEN WITH THE NUMBER OF ARI
EXPERIENCING TO 7-59 MONTHS INFANTS IN THE WORK AREA
COMMUNITY HEALTH CENTERS BULILI 2015
Suci Annisa Kurnia*, Sumarni**, I Kadek Rupawan***
*Medical Student, Faculty of Medicine and Health Sciences, University of Tadulako.
**Public Health Unit, Faculty of Medicine and Health Sciences, University of Tadulako.
***Department of Pathology Anatomy, Faculty of Medicine and Health Sciences, University of
Tadulako

ABSTRACT
Background : Acute Respiratory Infections (ARI) is a respiratory disease upper or lower
and cause a spectrum of illnesses. In Indonesia, ARI is one of the causes of patient visits to
health facilities, such as the clinic and the hospital. One of the factor risk of the incidence
of ARI is not getting exclusive breastfeeding.
Method : Analytic observational research with cross sectional approach. With a
population of children aged 7-59 months who come to the health center of Bulili during
2015. Number of samples is 96 infants, obtained by purposive sampling. Diagnosis is

based on history and physical examination according to the guidelines of the clinic. Status
of exclusive breastfeeding was obtained from Kartu Menuju Sehat (KMS). Analysis of data
is using statistical test Chi Square.
Result : The result showed that infants who are not getting exclusive breastfeeding have a
greater risk for causing ARI compared to infants who are given exclusive breastfeeding.
This is supported by Chi-Square where the value of p = 0.000 meaning there is a
significant relationship between exclusive breastfeeding with the incidence of ARI.
Conclusion : There is a significant correlation between exclusive breastfeeding on the
incidence of ARI in children aged 7-59 months in health center of bulili palu 2015.

Keyword :, Acute Respiratory Infections (ARI), Exclusive Breastfeeding

18

Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3

September 2017


HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ANGKA KEJADIAN
ISPA PADA BALITA USIA 7-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BULILI KOTA PALU TAHUN 2015
Suci Annisa Kurnia*, Sumarni**, I Kadek Rupawan***
*Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,Universitas Tadulako.
**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Tadulako.
***Departemen Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Tadulako

ABSTRAK
Latar Belakang : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran
pernapasan atas atau bawah dan menimbulkan berbagai spektrum penyakit. Di Indonesia
ISPA merupakan salah satu penyebab kunjungan pasien ke sarana kesehatan, yaitu ke
puskesmas dan ke RS. Salah satu faktor resiko kejadian ISPA adalah tidak mendapatkan
ASI eksklusif.
Metode : Penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Dengan
populasi balita usia 7-59 bulan yang datang ke Puskesmas Bulili selama periode tahun
2015. Jumlah sampel 96 balita, diperoleh dengan cara purposive sampling. Diagnosis
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai pedoman puskesmas. Status ASI

eksklusif didapatkan dari Kartu Menuju Sehat (KMS). Analisis data menggunakan uji
statistik Chi Square .
Hasil : Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa balita yang tidak diberikan ASI eksklusif
lebih beresiko mengalami ISPA dibandingkan dengan balita yang diberikan ASI eksklusif.
Ini didukung dengan uji Chi-Square dimana nilai p= 0,000 yaitu terdapat hubungan yang
bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian ISPA.
Simpulan : Ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif terhadap
kejadian ISPA pada balita usia 7-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bulili Kota Palu
Tahun 2015.

Kata Kunci : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), ASI Eksklusif

19

Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3

dengan rentang prevalensi yang sangat


PENDAHULUAN
ISPA

September 2017

atau

infeksi

saluran

bervariasi (18,8 – 42,7%)[3].

pernapasan akut adalah infeksi mulai dari

ISPA termasuk penyakit paling

infeksi respiratori atas dan adneksanya

banyak ditemukan di pelayanan kesehatan


hingga parenkim paru. Pengertian akut

termasuk di Sulawesi Tengah. ISPA

adalah infeksi yang berlangsung hingga

tersebar di seluruh Provinsi Sulawesi

14 hari. Infeksi respiratori atas adalah

Tengah dengan rentang prevalensi yang

infeksi primer respiratori di atas laring,

sangat bervariasi (18,8-42,7%). Angka

sedangkan infeksi laring ke bawah disebut

prevalensi ISPA dalam sebulan terakhir di


infeksi respiratori bawah[1], Populasi yang

Provinsi Sulawesi Tengah adalah 28,4%

rentan terserang ISPA adalah anak-anak

[4].

Faktor resiko yang selalu ada

usia kurang dari 5 tahun, usia lanjut >65
tahun

atau

kesehatan

orang
seperti


dengan

masalah

(malnutrisi,

dan

[2]

mempengaruhi kejadian ISPA contohnya
pneumonia meliputi gizi kurang, berat
badan

gangguan kekebalan tubuh) .

lahir

rendah,


tidak

ada/tidak

ISPA

memberikanAir Susu Ibu (ASI), polusi

merupakan salah satu penyebab utama

udara dalam ruang, dan pemukiman

kunjungan pasien ke sarana kesehatan,

padat[5]. Umumnya, semua anak di bawah

yaitu 40-60% dari seluruh kunjungan ke

usia 5 tahun mengalami peningkatan


puskesmas dan 15-30% dari seluruh

risiko terkena ISPA. Anak yang diberikan

kunjungan rawat jalan dan rawat inap RS.

ASI selama 6 bulan memiliki risiko yang

Jumlah

rendah terjangkit penyakit[6].

Di

Indonesia

episode

ISPA


sendiri,

di

Indonesia

diperkirakan 3-6 kali pertahun, tetapi

ASI eksklusif adalah bayi hanya

berbeda antar daerah[1]. Salah satunya di

diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan

Provinsi Sulawesi Tengah, penyebaran

lain seperti susu formula, jeruk, madu, air

ISPA di seluruh Provinsi Sulawesi Tengah


teh,

air

putih

dan

tanpa

tambahan

makanan padat seperti pisang, pepaya,
20

Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3

September 2017

bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.

Sehat (KMS). Jumlah sampel diperoleh

Pemberian

dengan cara

ASI

secara

eksklusif

ini

purposive sampling yang

dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya

memenuhi kriteria yaitu :

selama 6 bulan, pemberian ASI yang tidak

1. Kriteria Inklusi

memadai merupakan salah satu faktor
yang

mempengaruhi

kejadian

ISPA

seperti Pneumonia pada balita[7].

a. Balita berusia 7-59 bulan yang
datang ke Puskesmas Bulili tahun
2015

Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan pemberian
ASI eksklusif dengan angka kejadian
ISPA pada balita usia 7-59 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Bulili Kota Palu

b. Balita dengan KMS (Kartu Menuju
Sehat) yang lengkap
c. Balita dengan data Rekam Medis
yang lengkap
d. Balita yang berdomisili diwilayah
kerja Puskesmas Bulil Kota Palu

tahun 2015.

Provinsi Sulawesi Tengah
2. Kriteria Eksklusif

METODE
Penelitian

ini

termasuk

jenis

a. Balita

yang

awalnya

datang

ke

Puskesmas

Bulili

penelitian observasional analitik dengan

berobat

pendekatan Cross Sectional. Populasi

kemudian rumahnya pindah keluar

dalam penelitian ini adalah semua pasien

dari

balita yang datang ke Puskesmas Bulili

Bulili.

pada

kerja

Puskesmas

Analisis univariat digunakan untuk

priode januari-desember 2015.
Sampel

wilayah

penelitian

ini

menggambarkan

karakteristik

masing-

berjumlah 96 balita yang berusia 17-59

masing variabel yang diteliti. Analisis data

bulan.

bivariat

Diagnosis

pasien

ditegakkan

yang

digunakan

adalah

uji

berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

statistik Chi Square untuk mengetahui

fisik yang dilakukan oleh dokter/ bidan

hubungan antara 2 variabel.

berdasarkan
dipuskesmas.

pedoman
Status

pengobatan

pemberian

ASI

eksklusif didapatkan dari Kartu Menuju
21

Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3

September 2017

HASIL

orang (24,0%), dan jumlah pasien usia 37-

1. Analisis Univariat

59 bulan adalah 7 orang (7,3%).

a. Distribusi sampel berdasarkan
usia

b. Distribusi

sampel

berdasarkan

kejadian ISPA

Tabel 1 Distribusi sampel berdasarkan
usia
Usia
N
Persentase

Tabel 2 Distribusi sampel berdasarkan
kejadian ISPA
ISPA

(%)

N

Persentase
(%)

10-12

27

28,1

bulan
13-24

39

40,6

bulan
25-36

23

Ya

45

46,9

Tidak

51

53,1

Total

96

100

24,0

bulan

Berdasarkan data tabel 4.2 diatas

37-59

7

sebanyak 45 orang (46,9%) mengalami

7,3

ISPA dan 51 orang (53,1%) tidak

bulan

mengalami ISPA.
Total

96

100

c. Distribusi sampel berdasarkan status
pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan

tabel

di

atas,

didapatkan bahwa jumlah pasien balita

Tabel 3 Distribusi sampel berdasarkan
status pemberian ASI Eksklusif

yang datang di Puskesmas Bulili Kota

ASI

Palu dengan usia 10-12 bulan sebanyak 27

Eksklusif

orang (28,1%), jumlah pasien usia 13-24
bulan sebanyak 39 orang (40,6%), jumlah
pasien usia 25-36 bulan sebanyak 23

22

N

Persentase
(%)

Ya

51

53,1

Tidak

45

46,9

Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3

2.

bahwa balita yang tidak diberikan ASI

Analisis Bivariat

Hubungan

September 2017

Kelengkapan

Status

Eksklusif lebih beresiko mengalami ISPA.

Imunisasi dengan Kejadian ISPA
Tabel

4

Hubungan pemberian ASI
Eksklusif dengan kejadian
ISPA

PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada balita
yang terdiagnosis ISPA di Puskesmas

ISPA

ASI
Eksklusif

P

Bulili Kota Palu. Tujuan penelitian ini

Total
Value

Ya

Tidak

41

4

45

91,1%

8,9%

100 %

4

47

51

7,8%

92,2%

100 %

yang datang berkunjung ke Puskesmas

45

51

96

Bulili tahun 2015 dan didapatkan 2475

yaitu

untuk

mengetahui

hubungan

pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian

Tidak

ISPA pada balita usia 7-59 bulan.
Penelitian ini dimulai dengan melakukan
0,000

Ya

Total

pengambilan rekam medis semua balita

balita
Pada tabel di atas terlihat bahwa
balita ISPA yang mendapatkan ASI
Eksklusif

adalah

sebanyak

4

orang

(7,8%), sedangkan yang mengalami ISPA
dan

tidak

mendapat

ASI

Eksklusif

sebanyak 41 orang (91,1%). Pasien balita
yang

tidak

mengalami

ISPA

serta

mendapatkan ASI Eksklusif sebanyak 47
orang (92,2%), sedangkan balita yang
tidak

mengalami

ISPA

dan

tidak

mendapatkan ASI Eksklusif sebanyak 4
orang (8,9%). Dari data tersebut terlihat

sebagai

populasi.

Kemudian

pemilihan sampel sesuai kriteria inklusi
dan eksklusi peneliti. Sampel dalam
penelitian yang diambil adalah sebesar 96
balita

kemudian

dilanjutkan

dengan

melihat Kartu Menuju Sehat (KMS) pada
setiap

Posyandu

di

wilayah

kerja

Puskemas Bulili Kota Palu. Data dari
setiap sampel tersebut dimasukkan ke
dalam program SPSS untuk diolah lebih
lanjut.
Hasil penelitian berdasarkan hasil
univariat tabel 4.1 distribusi sampel
berdasarkan

usia

didapatkan

jumlah

pasien terbanyak usia 13-24 bulan yaitu
23

Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3

September 2017

39 balita (40,6%). Hasil ini sesuai dengan

nilai p < 0,05 yaitu 0,000 yang artinya

teori yang menyatakan serangan ISPA

dimana terdapat hubungan yang bermakna

terutama meningkat pada 5 tahun pertama

antara pemberian ASI eksklusif dengan

kehidupan, terutama pada 2 tahun pertama

kejadian ISPA. Oleh karena itu, hipotesis

kehidupan. Hal ini disebabkan oleh belum

kerja (H1) pada penelitian ini dapat

matangnya sistem IgA pada anak berusia

diterima. Penelitian yang peneliti lakukan

≤ 2 tahun[8].

dengan hasil yang menyatakan adanya

Berdasarkan hasil analisis bivariat

hubungan antara pemberian ASI Eksklusif

tabel 4.4 sebagian besar balita yang

dengan kejadian ISPA

mengalami ISPA tidak diberikan ASI

dengan penelitian yang telah dilakukan

eksklusif. Hal ini sesuai dengan teori yang

oleh Wirdarini (2010) yang menyatakan

menyatakan bahwa salah satu faktor yang

terdapat hubungan yang bermakna antar

mempengaruhi penyakit ISPA adalah ASI

pemberian

[5]

Eksklusif .

Eksklusif

terhadap

kejadian ISPA dengan p value = 0,03 <

Banyak
membuktikan

ASI

sama halnya

penelitian
bahwa

Air

Susu

yang

0,05 yang berarti tingkat kejadian ISPA

Ibu

4,7 kali lebih beresiko pada balita yang

merupakan makanan terbaik dan utama

tidak

bagi bayi karena di dalam ASI terkandung

dibandingkan

antibodi yang diperlukan bayi untuk

diberikan ASI eksklusif. Hal ini juga

melawan

yang

sejalan dengan penelitian yang dilakukan

menyerangnya. Pada dasarnya ASI adalah

oleh Rustam (2010) dan Vebryyanti

imunisasi

(2016)

penyakit-penyakit

pertama

karena

ASI

diberikan

yang

ASI

dengan

eksklusif

balita

menyatakan

yang

terdapat

mengandung berbagai zat kekebalan tubuh

hubungan antara pemberian ASI eksklusif

antara lain immunoglobulin[9].

dengan angka kejadian ISPA pada balita.

Uji statistik yang dipilih untuk
mengetahui

ASI

tubuh terhadap infeksi diantaranya protein

Eksklusif dengan kejadian ISPA adalah

komplemen, laktoferin, immunoglubulin,

uji

hubungan

Chi-Square.

antara

ASI mengandung zat kekebalan

hasil

dan antibodi terhadap bakteri, virus, dan

perhitungan uji tersebut, diperoleh bahwa

jamur. Komplemen terdiri dari sejumlah

24

Berdasarkan

Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3

September 2017

besar protein yang bila diaktifkan akan

jarang mengalami sakit terutama pada

memberikan proteksi terhadap infeksi dan

awal kehidupan[12].

berperan

dalam

Komplemen

respon

dapat

inflamasi.

Berbagai

meningkatkan

meningkatkan

faktor

resiko

kejadian,

yang

beratnya

fagositosis dan destruksi/lisis dari bakteri

penyakit, dan kematian karena pneumonia

dan parasite[10].

yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi

Secara teori, telah diketahui bahwa

buruk memperbesar resiko), pemberian

ASI mengandung komponen-komponen

ASI (ASI eksklusif mengurangi resiko),

yang memiliki efek perlindungan seperti

suplementasi

sel limfosit B dalam ASI juga dapat

resiko), suplementasi Zinc (mengurangi

masuk

limfe

resiko), bayi dengan berat badan lahir

mesenterika, berproliferasi dan masuk ke

rendah (meningkatkan resiko), vaksinasi

dalam pembuluh darah. Dari pembuluh

(mengurangi resiko), dan polusi udara

darah, sel limfosit B akan bermigrasi ke

dalam kamar terutama asap rokok dan

mukosa tempat lain seperti mukosa traktus

asap bakaran dari dapur (meningkatkan

respiratorius. Pada tempat ini sel limfosit

resiko). Namun dalam penelitian ini

B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma

peneliti

yang akan memproduksi IgA, IgA yang

pemberian ASI Eksklusif melalui data

dihasilkan

sekunder pada rekam medis dan KMS,

ke

dalam

akan

kelenjar

berikatan

dengan

vitamin A

hanya

(mengurangi

meneliti

pengaruh

komponen sekretori sel epitel mukosa

sehingga

menjadi sIgA . Antibodi sIgA berfungsi

karena masih banyak orang yang belum

utama

memahami

sebagai

inhibitor

penempelan

bakteri atau virus ke epitel[11].

hasilnya

betul

kurang

maksimal

pengertian

yang

sebenarnya dari ASI Eksklusif[5].

ASI memacu perkembangan yang
memadai dari sistem imunologi bayi

KESIMPULAN

sendiri. ASI memberikan zat kekebalan

Berdasarkan penelitian yang telah

yang belum dapat dibuat oleh bayi sendiri.

dilakukan pada 96 sampel balita maka

Selain itu ASI juga mengandung berbagai

dapat

komponen antiinflamasi sehingga bayi

diantaranya yakni :

25

ditarik

beberapa

kesimpulan

Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3

September 2017

1. Kejadian ISPA pada balita usia 7-59

3. Diharapkan untuk Orang tua balita agar

bulan di Puskesmas Bulili sebanyak 45

memberikan ASI eksklusif pada balita

balita (46,9%) dan sebanyak 51 balita

sehingga dapat mencegah penyakit

(53,1%) tidak mengalami ISPA.

ISPA.

2. Status pemberian ASI Eksklusif pada
blita

usia 7-59 bulan di Puskesmas

Bulili sebagian besar mendapatkan ASI
Eksklusif yaitu sebanyak 51 balita
(53,1%) dan sebanyak 45 (46,9%)
tidak mendapatkan ASI Eksklusif .
3. Terdapat hubungan yang bermakna
antara

pemberian

ASI

Eksklusif

terhadap kejadian ISPA pada balita
usia 7-59 bulan di Puskesmas Bulili
Tahun 2015 dengan nilai p adalah
0,000
SARAN
1. Diharapkan

untuk

penelitian

selanjutnya agar melanjutkan penelitian
dengan mencari faktor resiko lain
penyebab ISPA.
2. Diharapkan

dapat

memberikan

motivasi kepada petugas kesehatan
untuk berperan dalam meningkatkan
pemberian

ASI

secara

eksklusif,

dengan tidak memberikan makanan dan
cairan lainnya sebelum usia 6 bulan.

26

DAFTAR PUSTAKA
1. Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI). 2013. Cakupan Imunisasi
Dasar Anak Usia 1-5 tahun. Sari
Pediatri.Vol. 14, Pp. 283-286. Banda
Aceh. [Diakses 22 juli 2015]. Dari:
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/145-3.pdf.
2. Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan
Dasar.
Kementerian
Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta
3. Departemen Kesehatan RI. 2008.
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Provinsi Sulawesi
Tengah Tahun 2007. Jakarta: Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehtan DEPKES RI.
4. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah. 2014. Profil Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tengah. Palu
Kemenkes RI. 2011. Pedoman
Pengendalian
Infeksi
Saluran
Pernafasan Akut. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
5. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2010. Infeksi Sistem
Pernapasan Akut Balita. Kementrian
Kesehatan RI. Jakarta Scott J.A.,
Brooks, W.A., Peiris, J.S., Holtzman,
D, Mulholland, E.K. 2008. Review
series : Pneumonia research to
reduce childhoold mortality in the
developing world, Jurnal Clin Invest,
Vol.118,No.4.[Diakses pada19 Maret
2016].
Dari:

Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ...

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
/18382741.
6. Nira, N.K., Pramono, D., Naning, R,
2013, Risk Factors of Pneumonia
Among Under Five Children in
Purbalingga District, Central Java
Province. Tropical Medicine Journal.
Vol. 3, No. 2, pp. 131. Diakses pada
20
Agustus
2016.
Dari
http://jurnal.ugm.ac.id/tropmed/articl
e/download/5864/4750
7. Sugihartono.,
Narjazuli.
2012.
Analisis Faktor Risiko Kejadian
Pneumonia Pada Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar
Alam. Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia, Vol. 11, No. 1. Diakses
pada 28 Agustus 2016. Dari

8. Sugihartono.,
Narjazuli.
2012.
Analisis Faktor Risiko Kejadian
Pneumonia Pada Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar
Alam. Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia, Vol. 11, No. 1. Diakses
pada 28 Agustus 2016. Dari

9. Umboh, E., Wilar, R., Mantik, M.F.
2013. ‘Pengetahuan Ibu Mengenai
Manfaat ASI terhadap Bayi’. Jurnal
e-Biomedik, Vol.1,No.1. Diakses pada
21
Desember
2016,
Dari

10. Mataram,
I.K.
2011.
‘Aspek
Imunologi Air Susu Ibu’. Jurnal Ilmu
Gizi, Vol.2, No.1. Diakses pada 25
Desember
2016.
Dari

11. Matondang, C.S. 2008. Respon Imun.
In : Akib A.A.P., Munasir Z.,
Kurniati N. Buku Ajar Alergi27

September 2017

Imunologi Anak. Badan Penerbit
IDAI : Jakarta
12. Soetjiningsih. 2012. ASI : Petunjuk
Untuk Tenaga Kesehatan. EGC :
Jakarta

Suci Annisa K., Sumarni, & I Kadek Rupawan, Hubungan Pemberian ASI eksklusif ...

Dokumen yang terkait

THE KITE FLAP IN THE TREATMENT OF FINGER TIP AMPUTATIONS Case Report | Munir | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 7946 26103 1 PB

0 0 23

CUBITAL TUNNEL SYNDROME | Munir | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 8003 26301 1 PB

0 1 26

THE CORRELATION BETWEEN VISCERAL FAT LEVELS AND LIPID PROFILE IN OBESE ADULTS | Sumarni | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9277 30302 1 PB

0 0 10

RELATIONSHIP BETWEEN THE POPULATION DENSITY AND THE OCCURRENCE OF DENGUE HEMORRHAGIC FEVER IN PALU AT 2010-2014 | A.R | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9280 30313 1 PB

0 0 10

CORRELATION BETWEEN OF DPT AND MEASLES IMMUNIZATION ON THE INCIDENCE OF PNEUMONIA IN CHILDREN AGED 10 MONTHS-5 YEARS IN THE CITY OF PALU SANGURARA HEALTH CENTERS IN 2015 | Vitawati | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu K

0 0 10

THE COMPARISON OF INHIBITORY EFFECT BETWEEN ANTISEPTIC SOAP WITH BETEL LEAF EXTRACT (Piper betle Linn) ON THE GROWTH OF Escherichia coli | Tiroyo | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9273 30290 1 PB

0 0 9

DESCRIPTION OF SMOKING BEHAVIOR IN PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENTS AT THE PUBLIC HEALTH CENTER LAANTULA JAYA 2014-2015 | Ahmad | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9286 30342 1 PB

0 0 11

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE STATUS OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING WITH MOTOR DEVELOPMENT IN CHILDREN AGED 1-3 YEARS AT WORKING AREA OF TALISE PUBLIC HEALTH CENTER IN 2016 | Febriady | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kes

0 0 13

The Relation Between Husband Support with Exclusive Breastfeeding in Baby Age 6-12 Months in Air Dingin Health Center

0 0 8

The Weight Gain Differences between Infants with Exclusive and Partial Breastfeeding

0 0 5