RELATIONSHIP BETWEEN THE POPULATION DENSITY AND THE OCCURRENCE OF DENGUE HEMORRHAGIC FEVER IN PALU AT 2010-2014 | A.R | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9280 30313 1 PB
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
Januari 2017
RELATIONSHIP BETWEEN THE POPULATION DENSITY AND
THE OCCURRENCE OF DENGUE HEMORRHAGIC FEVER
IN PALU AT 2010-2014
Rahmi A.R*, Puspita Sari**
*Medical Student, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
** Clinical Pathology Department, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako
University
ABSTRACT
Background: Dengue hemorrhagic fever (DHF) represents one of public health problems
in Indonesia and so do the other countries. Commonly, DHF infections are found in
tropics and subtropics country, specially in urban and sub urban area. The number of
sufferer and its distribution increases along with mobility and population density.
Methods: The study used analytic observational method with cross sectional design. The
samples were number of DHF cases in Palu City at 2010-2014 that recorded in Health
Department of Palu. The data used in form secondary data of DHF cases through Health
Department of Palu’s records and population density through Statistic of Palu City. Data
processing was done with SPSS program with spearman test.
Results: The results showed that r value = 0,502 and p value = 0,000 which means that
there is a moderate relationship with positive direction between the population density and
the occurrence of dengue hemorrhagic fever
Conclusions: There is a moderate relationship with positive direction between the
population density and the occurrence of dengue hemorrhagic fever in Palu City at 20102014.
Key words: occurrence of DHF, population density
49
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
Januari 2017
HUBUNGAN KEPADATAN PENDUDUK DENGAN KEJADIAN DEMAM
BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PALU TAHUN 2010-2014
Rahmi A.R*, Puspita Sari***
*Mahasiswa Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Tadulako
**Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
ABSTRAK
Latar Belakang: Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di
Indonesia maupun di seluruh dunia. Infeksi DBD umumnya ditemukan di negara tropis
maupun subtropis, terutama di daerah perkotaan dan semi perkotaan. Jumlah penderita dan
luas penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan
kepadatan penduduk.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan
desain cross sectional. Sampel yang digunakan adalah kasus DBD di Kota Palu tahun
2010-2014 yang tercatat dalam laporan di Dinas Kesehatan Kota Palu. Data yang
digunakan adalah data sekunder berupa data kejadian DBD dan kepadatan penduduk di
Kota Palu tahun 2010-2014 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Palu. Analisis
data menggunakan program SPSS dengan uji spearman.
Hasil Penelitian: Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai r = 0,502 dan nilai p =
0,000 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna dengan kekuatan sedang
dan arah positif antara kepadatan penduduk dengan kejadian demam bedarah dengue
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna sedang dengan arah positif antara
kepadatan Penduduk dengan kejadian DBD di Kota Palu tahun 2010-2014.
Kata Kunci: Kejadian DBD, Kepadatan Penduduk.
50
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
I.
mengalami
PENDAHULUAN
Jumlah
kasus
demam
berdarah
mengalami peningkatan
dengue
yang
Januari 2017
penurunan,
tetapi
masih
menjadi salah satu masalah kesehatan di
Indonesia.
drastis selama 3 dekade terakhir. Infeksi
Penduduk Provinsi Sulawesi Tengah
DBD umumnya ditemukan di negara
pada tahun 2013 berjumlah 2.785.488
tropis dan subtropis di seluruh dunia,
jiwa. Jumlah penduduk di Kota Palu
terutama
sebanyak 356.279 jiwa. Pada tahun 2014
pada
di
daerah
perkotaan
[1]
maupun semi perkotaan .
jumlah penduduk di Kota Palu meningkat
Kasus DBD di Indonesia mengalami
menjadi 362.202 jiwa. Wilayah dengan
peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun
kepadatan penduduk yang terbesar di
2012,
dilaporkan
Sulawesi Tengah adalah Kota Palu yaitu
sebanyak 90.245 kasus dengan jumlah
sebesar 902 jiwa/km2, yang artinya dalam
ematian 817 orang (IR=37,11/100.000
1 km2 wilayah dihuni oleh 902 jiwa[4].
jumlah
penderita
penduduk) dan meningkat pada tahun
Infeksi DBD disebabkan oleh virus
2013 sebanyak 112.511 kasus dengan
Dengue yang dibawa oleh vektor nyamuk
jumlah
yaitu Aedes Aegypti. Terdapat beberapa
kematian
871
orang
(IR=45,85/100.000 penduduk). Sulawesi
faktor
Tengah
transmisi virus dengue, yaitu: 1) vektor:
menempati
peringkat
kelima
yang
dapat
mempengaruhi
tertinggi untuk kasus DBD pada tahun
perkembangan
2013
menggigit, kepadatan vektor, perilaku
setelah
Bali,
DKI
Jakarta,
Yogyakarta dan Kalimantan Timur[2].
vektor,
kebiasaan
terbang vektor; 2) pejamu: terdapatnya
Jumlah kejadian DBD di Sulawesi
penderita di lingkungan, mobilisasi, dan
Tengah pada tahun 2012 adalah 2.265
paparan terhadap nyamuk, usia dan jenis
kasus, diamana 1.051 kasus di antaranya
kelamin; 3) lingkungan: curah hujan,
berasal dari Kota Palu.[3] Pada tahun
suhu, dan kepadatan penduduk[5].
2013
palu
Nyamuk Ae. aegypti mempunyai
mengalami penurunan yaitu sebanyak 804
sifat antropofilik dan multiple feeding,
kasus dan menjadi 580 kasus pada tahun
sehingga
2014.
tersebut kepada lebih dari satu orang.
51
kejadian
DBD
Meskipun
di
jumlah
Kota
tersebut
mampu
menularkan
virus
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
Januari 2017
Selain itu jarak terbang nyamuk ini
yang
terbilang pendek yaitu sekitar 50-100
hubungan
meter, kecuali terbawa angin (maksimal
variabel terikat. Karena analisis yang
200 meter)[6]. Oleh karena itu, peneliti
dilakuakn adalah analisis hubungan antara
tertarik
penelitian
dua variable yang bersifat nominal (rasio)
mengenai hubungan kepadatan penduduk
dan distribusi data kedua variabel tidak
dengan kejadian DBD di Kota Palu tahun
normal, maka uji statistik yang digunakan
2010-2014.
adalah uji Spearman’s rho. Parameter
untuk
melakukan
dilakukan
antar
untuk
variable
mengetahui
bebas
dan
interpretasi untuk uji ini adalah nilai p,
kekuatan korelasi (nilai r ) dan arah
II. METODE
Data yang digunakan adalah data
korelasi.
sekunder yang diperoleh dari data Dinas
Kesehatan Kota Palu dan Badan Pusat
Statistik
Kota
Palu.
Sampel
yang
III. HASIL PENELITIAN
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
digunakan adalah data kejadian DBD di
mengetahui hubungan antara Kepadatan
Kota Palu yang tercatat dalam data Dinkes
penduduk dan Kejadian Demam Berdarah
Kota Palu selama periode 2010-2014.
Dengue di Kota Palu pada tahun 2010-
Data yang diperoleh adalah berupa
2014. Tempat penelitian dilakukan di
data per tahun dari distribusi kejadian
Kota Palu, tepatnya di Dinkes Kota Palu
DBD dan kepadatan penduduk di setiap
dan BPS Kota Palu dengan mengambil
kelurahan di Kota Palu. Lebih lanjut, data
data sekuder yang tercatat di instransi
yang
tersebut.
diperoleh
dianalisis
dengan
menggunakan program SPSS melalui
bebeapa
tahapan,
yaitu:
1)
Analisis
Univariat yang dilakukan terhadap masing
masing variable dan disajikan secara
deskriptif
untuk
distribusi
frekuensi
melihat
masing
gambaran
masing
variable penelitian; 2) Analisis Bivariat,
52
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
Januari 2017
1. Analisis Univariat
a. Kepadatan Penduduk
a. Distribusi Kejadian DBD
Tabel 3.2 Luas Wilayah Kelurahan dan
Jumlah Penduduk
Tabel 3.1 Distribusi Kejadian DBD di
Kota Palu Tahun 2010-2014
Tabel 3.3 Kepadatan Penduduk di Kota
Palu Tahun 2010-2014
Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa
kejadian demam berdarah dengue di Kota
Palu menunjukkan penurunan. Pada tahun
2010, jumlah kasus total sebanyak 1325
kasus, kemudian menurun di tahun 2011
menjadi 1061 kasus, tahun 2012 sebanyak
1051 kasus, 2013 sebanyak 804 kasus dan
terus menurun sehingga tahun 2014
jumlahnya
580
kasus.
Berdasarkan
kelurahan, angka kejadiannya mengalami
fluktuatif
setiap
tahunnya.
Kejadian
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh
bahwa kepadatan penduduk di setiap
tertinggi di kelima tahun tersebut terdapat
kelurahan
di
Kota
Palu
mengalami
di Kelurahan Talise yaitu sebanyak 323
peningkatan setiap tahunnya. Kelurahan
kasus dan terendah pada Kelurahan Buluri
yang memiliki kepadatan tertinggi di
sebanyak 7 kasus.
tahun 2010 adalah Kelurahan Ujuna yaitu
19.616 jiwa/km2 dan terus meningkat
53
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
sampai pada tahun 2014 yaitu 21.122
2
jiwa/km .
Kelurahan
yang
memiliki
kepadatan terendah di tahun 2010 adalah
Kelurahan Poboya yaitu 54 jiwa/km2 yang
mengalami penurunan di tahun 2012
dengan kepadatan penduduk 24 jiwa/km2
dan sampai pada tahun 2014 hanya
mencapai 26 jiwa/km2.
dilakukan
normalitas
sebelum
normal,
sehingga
uji
korelasi
yang
digunakan adalah uji Spearman.
b.
Uji Korelasi
Pengujian yang dilakukan adalah
untuk menguji ada tidaknya hubungan
antara kejadian DBD dengan kepadatan
yang ditunjukkan pada tabel di bawah
Uji normalitas
Uji
variabel tersebut diatas tidak terdistribusi
penduduk di Kota Palu tahun 2010-2014,
2. Analisis Bivariat
a.
Januari 2017
terhadap
analisis
data
bivariat
berikut :
Tabel
3.5
terhadap kedua variabel. Uji normalitas ini
dimaksudkan untuk menguji data yang
Hasil Analisis Korelasi
Kejadian Demam Berdarah
Dengue dengan Kepadatan
Penduduk di Kota Palu
Tahun 2010-2014
digunakan terdistribusi normal atau tidak,
sehingga dapat ditentukan uji analisis
bivariat yang sesuai. Uji yang digunakan
adalah uji kolmogorov-smirnov karena
jumlah sampel yang digunakan lebih dari
50 sampel.
Hasil uji keeratan hubungan antara
Tabel 3.4 Uji Normalitas Data
kejadian
DBD
dengan
penduduk
dengan
Spearman
memiliki
kepadatan
menggunakan
tiga
uji
parameter
interpretasi yaitu kekuatan korelasi (r ),
arah korelasi dan nilai p (sig.). data
Berdasarkan
hasil
uji
normalitas
tersebut menunjukkan koefisien Korelasi
tersebut diperoleh nilai sig. = 0,000 pada
sebesar 0,502 dengan arah korelasi positif
kedua variabel yang mana niai tersebut
dan nilai p 0,000.
lebih kecil dari 0,05. Ini artinya kedua
54
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
angin dan dapat mencapai maksimal 200
IV. PEMBAHASAN
Berdasarkan
Januari 2017
hasil
analisis
data
program komputer SPSS menggunakan uji
meter[7].
Nyamuk
Aedes
selain
aegypti,
korelasi Spearman menunjukkan bahwa
kemampuan terbangmya, juga mempunyai
terdapat
dengan
sifat anthropofilik yang artinya lebih
kekuatan sedang dan arah positif antara
memilih menghisap darah manusia, dan
kepadatan penduduk dan kejadian demam
bersifat multiple feeding, yang artinya
berdarah dengue. Data ini membuktikan
ingin memenuhi kebutuhan darah sampai
bahwa apabila terjadi pertambahan jumlah
merasa kenyang dalam satu periode siklus
penduduk yang kemudian mempengaruhi
gonotropik
kepadatan penduduk, dapat meningkatkan
menghisap sampai beberapa kali. Sifat
kejadian DBD. Begitupula sebaliknya saat
tersebutlah
terjadi penurunan kepadatan penduduk
meningkatkan resiko penularan DBD di
maka menurunkan kejadian DBD.
wilayah perumahan yang penduduknya
hubungan
bermakna
sehingga
yang
biasanya
kemudian
dapat
dapat
Hasil penelitian ini sejalan dengan
lebih padat, dimana satu individu nyamuk
penelitian oleh Setianingsih (2009) di
yang infektif mampu menularkan virus
Semarang
kepada lebih dari satu orang dalam satu
yang
menyatakan
bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara
kepadatan penduduk dengan kejadian
DBD.
Menurut
periode waktu menggigitnya[6].
Nyamuk Ae. aegypti yang infektif
dapat menghasilkan telur yang infektif
Antonius,
daerah
yang
pula dan virus tetap hidup sampai nyamuk
terjangkit demam berdarah dengue pada
menjadi
umumnya adalah kota/wilayah yang padat
menginfeksi orang lain, atau disebut
penduduk. Rumah rumah yang saling
transovarial
berdekatan
Soegijanto,
memudahkan
penularan
dewasa
sehingga
transmission[1].
adanya
dapat
Menurut
transovarial
penyakit ini, mengingat jarak terbang
transmission tersebut, diduga kuat bahwa
nyamuk Ae. aegypti yang pendek yaitu
nyamuk ini memegang peranan penting
sekitar 50-100 meter, kecuali jika terbawa
dalam mempertahankan virus dengue,
khususnya pada keadaan dimana tidak
55
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
Januari 2017
terdapat hospes yang terinfeksi lainnya.
terencana serta tidak terkontrol merupakan
Sehingga,
salah satu faktor yang berperan dalam
perlu
dilakukannya
pengendalian lingkungan untuk memutus
jumlah kejadian DBD[10].
transmisi secara keseluruhan[8].
Pengendalian
dilakukan
Ae.
dengan
perseorangan,
Pada beberapa daerah di Kota Palu
dapat
yang memiliki kepadatan penduduk tinggi
perlindungan
namun memiliki jumlah kasus yang
nyamuk
terbilang rendah. Hal ini disebabkan
aegypti
cara
mencegah
meletakkan
telurnya,
mencegah
karena
kepadatan
penduduk
bukan
pertumbuhan jentik dan membunuh telur,
merupakan faktor kausatif, tetapi hanya
pemberian larvasida, melakukan fogging
merupakan salah satu faktor resiko yang
dan pendidikan kesehatan masyarakat.
bersama dengan faktor resiko lainnya
Program yang melibatkan masyarakat luas
(seperti mobilitas, sanitasi lingkungan,
adalah mengajak masyarakat untuk mau
kepadatan vektor, tingkat pengetahuan,
dan mampu melakukan 3 M plus atau
dll.) yang dapat mempengaruhi kejadian
PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
DBD[10]. Selain itu, hal ini juga dapat
terpadu di lingkungan mereka. Namun
terjadi karena program pemberantasan
karena
untuk kasus DBD yang telah dilakukan di
vektor
DBD
sendiri
adalah
berbasis lingkungan, maka pergerakan
Kota Palu sudah terbilang efektif.
masyarakat tidak mungkin dapat berhasil
denagn baik tanpa peran dari pemerintah
V. PENUTUP
daerah dan sektor yang terkait[9].
a.
Kepadatan penduduk juga merupakan
salah
satu
penyakit
faktor
demam
resiko
penularan
berdarah
dengue.
Semakin padat penduduk, semakin mudah
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
ditarik kesimpulan antara lain sebagai
berikut :
1.
Pada penelitian ini terdapat korelasi
nyamuk aedes menularkan virusnya dari
atau
satu orang ke orang lainnya. Pertumbuhan
berkekuatan
penduduk yang tidak memiliki pola
positif antara Kepadatan Penduduk
tertentu
dengan Kejadian Demam Berdarah
56
dan
urbanisasi
yang
tidak
hubungan
yang
sedang
bermakna,
dengan
arah
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
2.
Dengue di Kota Palu tahun 2010-
baik dengan Badan Pusat Statistik
2014.
Kota Palu agar faktor kepadatan
Distribusi kejadian DBD di Kota Palu
penduduk
selama
kejadian DBD dapat terpatau dengan
2010-2014
mengalami
mengalami penurunan kejadian DBD,
3.
masalah kesehatan masyarakat di
pengendalian penyakit DBD yaitu
beberapa wilayah lainnya.
pengendalian vektor yang sesuai dan
Distribusi kepadatan penduduk di
memutus rantai perkembangan vektor
Kota
serta menjaga kebersihan lingkungan
Palu
tahun
2010-2014
mengalami
peningkatan. Beberapa
wilayah
tertentu
Demi perbaikan selanjutnya, peneliti
merasa perlu memberikan saran berupa :
peneliti
melakukan
upaya
VI. DAFTAR PUSTAKA
1.
selanjutnya
penelitian
agar
faktor
2.
3.
lingkungan lainnya (iklim) dan faktor
vektor/nyamuk
melakukan
sekitar.
Saran
Pada
dalam
mengalami
wilayah lainnya.
(kepadatan
vektor)
yang dapat mempengaruhi kejadian
4.
DBD di Kota Palu dengan mengambil
5.
rentan waktu yang lebih lama.
2.
Bagi manyarakat Kota Palu agar terus
giat
peningkatan jumlah penduduk di
1.
mempengaruhi
namun masih menjadi salah satu
penurunan, akan tetapi diikuti dengan
b.
yang
baik.
fluktuasi. Pada beberapa wilayah
3.
Januari 2017
Dinas Kesehatan Kota Palu agar
World Health Organization [WHO].
Comprehensive
guidelines
for
prevention and control of dengue and
dengue hemorrhagic fever. India:
World Health Organization-South
East Asia Regional Office;2011
Kemenkes RI. Profil kesehatan
Indonesia tahun 2013. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI;2014
Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah.
Profil kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah tahun 2012. Palu: Dinas
Kesehatan
Provinsi
Sulawesi
Tengah;2013
BPS Sulteng. Statistik kependudukan
Sulawesi Tengah. Palu: BPS Sulawesi
Tengah;2014
Suhendro, L.N. buku ajar ilmu
penyakit dalam edisi v. Jakarta:
Interna Pulishing;2009
dapat meningkatkan kerja sama yang
57
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
Januari 2017
6.
Achmadi, U.F. Demam berdarah
dengue di Indonesia. Buletin Jendela
Epidemiologi. 2010;2(1):1-12.
7. Suyasa I Gede, Putra NA, Aryanto
IW. Hubungan faktor lingkungan dan
perilaku
masyarakat
dengan
keberadaan vektor demam berdarah
dengue (DBD) di wilayah kerja
Puskesmas I Denpasar Selatan. Jurnal
Ecotrophic. 2008;3(1)
8. Soegijanto,
Soegeng.
Demam
berdarah dengue edisi 2. Surabaya:
Airlangga Univesity Press;2006
9. Sukowati S. Masalah vektor demam
berdarah
dengue
(DBD)
dan
pengendaliannya
di
Indonesia.
Buletin
Jendela
Epidemiologi.
2010;2(1):26-30.
10. Fathi, Keman S, Wahyuni C. Peran
faktor lingkungan dan perilaku
terhadap penularan demam berdarah
dengue di Kota Mataram. Jurnal
Kesehatan Lingkungan. 2005;2(1)
58
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
Januari 2017
RELATIONSHIP BETWEEN THE POPULATION DENSITY AND
THE OCCURRENCE OF DENGUE HEMORRHAGIC FEVER
IN PALU AT 2010-2014
Rahmi A.R*, Puspita Sari**
*Medical Student, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
** Clinical Pathology Department, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako
University
ABSTRACT
Background: Dengue hemorrhagic fever (DHF) represents one of public health problems
in Indonesia and so do the other countries. Commonly, DHF infections are found in
tropics and subtropics country, specially in urban and sub urban area. The number of
sufferer and its distribution increases along with mobility and population density.
Methods: The study used analytic observational method with cross sectional design. The
samples were number of DHF cases in Palu City at 2010-2014 that recorded in Health
Department of Palu. The data used in form secondary data of DHF cases through Health
Department of Palu’s records and population density through Statistic of Palu City. Data
processing was done with SPSS program with spearman test.
Results: The results showed that r value = 0,502 and p value = 0,000 which means that
there is a moderate relationship with positive direction between the population density and
the occurrence of dengue hemorrhagic fever
Conclusions: There is a moderate relationship with positive direction between the
population density and the occurrence of dengue hemorrhagic fever in Palu City at 20102014.
Key words: occurrence of DHF, population density
49
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
Januari 2017
HUBUNGAN KEPADATAN PENDUDUK DENGAN KEJADIAN DEMAM
BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PALU TAHUN 2010-2014
Rahmi A.R*, Puspita Sari***
*Mahasiswa Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Tadulako
**Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
ABSTRAK
Latar Belakang: Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di
Indonesia maupun di seluruh dunia. Infeksi DBD umumnya ditemukan di negara tropis
maupun subtropis, terutama di daerah perkotaan dan semi perkotaan. Jumlah penderita dan
luas penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan
kepadatan penduduk.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan
desain cross sectional. Sampel yang digunakan adalah kasus DBD di Kota Palu tahun
2010-2014 yang tercatat dalam laporan di Dinas Kesehatan Kota Palu. Data yang
digunakan adalah data sekunder berupa data kejadian DBD dan kepadatan penduduk di
Kota Palu tahun 2010-2014 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Palu. Analisis
data menggunakan program SPSS dengan uji spearman.
Hasil Penelitian: Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai r = 0,502 dan nilai p =
0,000 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna dengan kekuatan sedang
dan arah positif antara kepadatan penduduk dengan kejadian demam bedarah dengue
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna sedang dengan arah positif antara
kepadatan Penduduk dengan kejadian DBD di Kota Palu tahun 2010-2014.
Kata Kunci: Kejadian DBD, Kepadatan Penduduk.
50
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
I.
mengalami
PENDAHULUAN
Jumlah
kasus
demam
berdarah
mengalami peningkatan
dengue
yang
Januari 2017
penurunan,
tetapi
masih
menjadi salah satu masalah kesehatan di
Indonesia.
drastis selama 3 dekade terakhir. Infeksi
Penduduk Provinsi Sulawesi Tengah
DBD umumnya ditemukan di negara
pada tahun 2013 berjumlah 2.785.488
tropis dan subtropis di seluruh dunia,
jiwa. Jumlah penduduk di Kota Palu
terutama
sebanyak 356.279 jiwa. Pada tahun 2014
pada
di
daerah
perkotaan
[1]
maupun semi perkotaan .
jumlah penduduk di Kota Palu meningkat
Kasus DBD di Indonesia mengalami
menjadi 362.202 jiwa. Wilayah dengan
peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun
kepadatan penduduk yang terbesar di
2012,
dilaporkan
Sulawesi Tengah adalah Kota Palu yaitu
sebanyak 90.245 kasus dengan jumlah
sebesar 902 jiwa/km2, yang artinya dalam
ematian 817 orang (IR=37,11/100.000
1 km2 wilayah dihuni oleh 902 jiwa[4].
jumlah
penderita
penduduk) dan meningkat pada tahun
Infeksi DBD disebabkan oleh virus
2013 sebanyak 112.511 kasus dengan
Dengue yang dibawa oleh vektor nyamuk
jumlah
yaitu Aedes Aegypti. Terdapat beberapa
kematian
871
orang
(IR=45,85/100.000 penduduk). Sulawesi
faktor
Tengah
transmisi virus dengue, yaitu: 1) vektor:
menempati
peringkat
kelima
yang
dapat
mempengaruhi
tertinggi untuk kasus DBD pada tahun
perkembangan
2013
menggigit, kepadatan vektor, perilaku
setelah
Bali,
DKI
Jakarta,
Yogyakarta dan Kalimantan Timur[2].
vektor,
kebiasaan
terbang vektor; 2) pejamu: terdapatnya
Jumlah kejadian DBD di Sulawesi
penderita di lingkungan, mobilisasi, dan
Tengah pada tahun 2012 adalah 2.265
paparan terhadap nyamuk, usia dan jenis
kasus, diamana 1.051 kasus di antaranya
kelamin; 3) lingkungan: curah hujan,
berasal dari Kota Palu.[3] Pada tahun
suhu, dan kepadatan penduduk[5].
2013
palu
Nyamuk Ae. aegypti mempunyai
mengalami penurunan yaitu sebanyak 804
sifat antropofilik dan multiple feeding,
kasus dan menjadi 580 kasus pada tahun
sehingga
2014.
tersebut kepada lebih dari satu orang.
51
kejadian
DBD
Meskipun
di
jumlah
Kota
tersebut
mampu
menularkan
virus
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
Januari 2017
Selain itu jarak terbang nyamuk ini
yang
terbilang pendek yaitu sekitar 50-100
hubungan
meter, kecuali terbawa angin (maksimal
variabel terikat. Karena analisis yang
200 meter)[6]. Oleh karena itu, peneliti
dilakuakn adalah analisis hubungan antara
tertarik
penelitian
dua variable yang bersifat nominal (rasio)
mengenai hubungan kepadatan penduduk
dan distribusi data kedua variabel tidak
dengan kejadian DBD di Kota Palu tahun
normal, maka uji statistik yang digunakan
2010-2014.
adalah uji Spearman’s rho. Parameter
untuk
melakukan
dilakukan
antar
untuk
variable
mengetahui
bebas
dan
interpretasi untuk uji ini adalah nilai p,
kekuatan korelasi (nilai r ) dan arah
II. METODE
Data yang digunakan adalah data
korelasi.
sekunder yang diperoleh dari data Dinas
Kesehatan Kota Palu dan Badan Pusat
Statistik
Kota
Palu.
Sampel
yang
III. HASIL PENELITIAN
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
digunakan adalah data kejadian DBD di
mengetahui hubungan antara Kepadatan
Kota Palu yang tercatat dalam data Dinkes
penduduk dan Kejadian Demam Berdarah
Kota Palu selama periode 2010-2014.
Dengue di Kota Palu pada tahun 2010-
Data yang diperoleh adalah berupa
2014. Tempat penelitian dilakukan di
data per tahun dari distribusi kejadian
Kota Palu, tepatnya di Dinkes Kota Palu
DBD dan kepadatan penduduk di setiap
dan BPS Kota Palu dengan mengambil
kelurahan di Kota Palu. Lebih lanjut, data
data sekuder yang tercatat di instransi
yang
tersebut.
diperoleh
dianalisis
dengan
menggunakan program SPSS melalui
bebeapa
tahapan,
yaitu:
1)
Analisis
Univariat yang dilakukan terhadap masing
masing variable dan disajikan secara
deskriptif
untuk
distribusi
frekuensi
melihat
masing
gambaran
masing
variable penelitian; 2) Analisis Bivariat,
52
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
Januari 2017
1. Analisis Univariat
a. Kepadatan Penduduk
a. Distribusi Kejadian DBD
Tabel 3.2 Luas Wilayah Kelurahan dan
Jumlah Penduduk
Tabel 3.1 Distribusi Kejadian DBD di
Kota Palu Tahun 2010-2014
Tabel 3.3 Kepadatan Penduduk di Kota
Palu Tahun 2010-2014
Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa
kejadian demam berdarah dengue di Kota
Palu menunjukkan penurunan. Pada tahun
2010, jumlah kasus total sebanyak 1325
kasus, kemudian menurun di tahun 2011
menjadi 1061 kasus, tahun 2012 sebanyak
1051 kasus, 2013 sebanyak 804 kasus dan
terus menurun sehingga tahun 2014
jumlahnya
580
kasus.
Berdasarkan
kelurahan, angka kejadiannya mengalami
fluktuatif
setiap
tahunnya.
Kejadian
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh
bahwa kepadatan penduduk di setiap
tertinggi di kelima tahun tersebut terdapat
kelurahan
di
Kota
Palu
mengalami
di Kelurahan Talise yaitu sebanyak 323
peningkatan setiap tahunnya. Kelurahan
kasus dan terendah pada Kelurahan Buluri
yang memiliki kepadatan tertinggi di
sebanyak 7 kasus.
tahun 2010 adalah Kelurahan Ujuna yaitu
19.616 jiwa/km2 dan terus meningkat
53
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
sampai pada tahun 2014 yaitu 21.122
2
jiwa/km .
Kelurahan
yang
memiliki
kepadatan terendah di tahun 2010 adalah
Kelurahan Poboya yaitu 54 jiwa/km2 yang
mengalami penurunan di tahun 2012
dengan kepadatan penduduk 24 jiwa/km2
dan sampai pada tahun 2014 hanya
mencapai 26 jiwa/km2.
dilakukan
normalitas
sebelum
normal,
sehingga
uji
korelasi
yang
digunakan adalah uji Spearman.
b.
Uji Korelasi
Pengujian yang dilakukan adalah
untuk menguji ada tidaknya hubungan
antara kejadian DBD dengan kepadatan
yang ditunjukkan pada tabel di bawah
Uji normalitas
Uji
variabel tersebut diatas tidak terdistribusi
penduduk di Kota Palu tahun 2010-2014,
2. Analisis Bivariat
a.
Januari 2017
terhadap
analisis
data
bivariat
berikut :
Tabel
3.5
terhadap kedua variabel. Uji normalitas ini
dimaksudkan untuk menguji data yang
Hasil Analisis Korelasi
Kejadian Demam Berdarah
Dengue dengan Kepadatan
Penduduk di Kota Palu
Tahun 2010-2014
digunakan terdistribusi normal atau tidak,
sehingga dapat ditentukan uji analisis
bivariat yang sesuai. Uji yang digunakan
adalah uji kolmogorov-smirnov karena
jumlah sampel yang digunakan lebih dari
50 sampel.
Hasil uji keeratan hubungan antara
Tabel 3.4 Uji Normalitas Data
kejadian
DBD
dengan
penduduk
dengan
Spearman
memiliki
kepadatan
menggunakan
tiga
uji
parameter
interpretasi yaitu kekuatan korelasi (r ),
arah korelasi dan nilai p (sig.). data
Berdasarkan
hasil
uji
normalitas
tersebut menunjukkan koefisien Korelasi
tersebut diperoleh nilai sig. = 0,000 pada
sebesar 0,502 dengan arah korelasi positif
kedua variabel yang mana niai tersebut
dan nilai p 0,000.
lebih kecil dari 0,05. Ini artinya kedua
54
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
angin dan dapat mencapai maksimal 200
IV. PEMBAHASAN
Berdasarkan
Januari 2017
hasil
analisis
data
program komputer SPSS menggunakan uji
meter[7].
Nyamuk
Aedes
selain
aegypti,
korelasi Spearman menunjukkan bahwa
kemampuan terbangmya, juga mempunyai
terdapat
dengan
sifat anthropofilik yang artinya lebih
kekuatan sedang dan arah positif antara
memilih menghisap darah manusia, dan
kepadatan penduduk dan kejadian demam
bersifat multiple feeding, yang artinya
berdarah dengue. Data ini membuktikan
ingin memenuhi kebutuhan darah sampai
bahwa apabila terjadi pertambahan jumlah
merasa kenyang dalam satu periode siklus
penduduk yang kemudian mempengaruhi
gonotropik
kepadatan penduduk, dapat meningkatkan
menghisap sampai beberapa kali. Sifat
kejadian DBD. Begitupula sebaliknya saat
tersebutlah
terjadi penurunan kepadatan penduduk
meningkatkan resiko penularan DBD di
maka menurunkan kejadian DBD.
wilayah perumahan yang penduduknya
hubungan
bermakna
sehingga
yang
biasanya
kemudian
dapat
dapat
Hasil penelitian ini sejalan dengan
lebih padat, dimana satu individu nyamuk
penelitian oleh Setianingsih (2009) di
yang infektif mampu menularkan virus
Semarang
kepada lebih dari satu orang dalam satu
yang
menyatakan
bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara
kepadatan penduduk dengan kejadian
DBD.
Menurut
periode waktu menggigitnya[6].
Nyamuk Ae. aegypti yang infektif
dapat menghasilkan telur yang infektif
Antonius,
daerah
yang
pula dan virus tetap hidup sampai nyamuk
terjangkit demam berdarah dengue pada
menjadi
umumnya adalah kota/wilayah yang padat
menginfeksi orang lain, atau disebut
penduduk. Rumah rumah yang saling
transovarial
berdekatan
Soegijanto,
memudahkan
penularan
dewasa
sehingga
transmission[1].
adanya
dapat
Menurut
transovarial
penyakit ini, mengingat jarak terbang
transmission tersebut, diduga kuat bahwa
nyamuk Ae. aegypti yang pendek yaitu
nyamuk ini memegang peranan penting
sekitar 50-100 meter, kecuali jika terbawa
dalam mempertahankan virus dengue,
khususnya pada keadaan dimana tidak
55
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
Januari 2017
terdapat hospes yang terinfeksi lainnya.
terencana serta tidak terkontrol merupakan
Sehingga,
salah satu faktor yang berperan dalam
perlu
dilakukannya
pengendalian lingkungan untuk memutus
jumlah kejadian DBD[10].
transmisi secara keseluruhan[8].
Pengendalian
dilakukan
Ae.
dengan
perseorangan,
Pada beberapa daerah di Kota Palu
dapat
yang memiliki kepadatan penduduk tinggi
perlindungan
namun memiliki jumlah kasus yang
nyamuk
terbilang rendah. Hal ini disebabkan
aegypti
cara
mencegah
meletakkan
telurnya,
mencegah
karena
kepadatan
penduduk
bukan
pertumbuhan jentik dan membunuh telur,
merupakan faktor kausatif, tetapi hanya
pemberian larvasida, melakukan fogging
merupakan salah satu faktor resiko yang
dan pendidikan kesehatan masyarakat.
bersama dengan faktor resiko lainnya
Program yang melibatkan masyarakat luas
(seperti mobilitas, sanitasi lingkungan,
adalah mengajak masyarakat untuk mau
kepadatan vektor, tingkat pengetahuan,
dan mampu melakukan 3 M plus atau
dll.) yang dapat mempengaruhi kejadian
PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
DBD[10]. Selain itu, hal ini juga dapat
terpadu di lingkungan mereka. Namun
terjadi karena program pemberantasan
karena
untuk kasus DBD yang telah dilakukan di
vektor
DBD
sendiri
adalah
berbasis lingkungan, maka pergerakan
Kota Palu sudah terbilang efektif.
masyarakat tidak mungkin dapat berhasil
denagn baik tanpa peran dari pemerintah
V. PENUTUP
daerah dan sektor yang terkait[9].
a.
Kepadatan penduduk juga merupakan
salah
satu
penyakit
faktor
demam
resiko
penularan
berdarah
dengue.
Semakin padat penduduk, semakin mudah
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
ditarik kesimpulan antara lain sebagai
berikut :
1.
Pada penelitian ini terdapat korelasi
nyamuk aedes menularkan virusnya dari
atau
satu orang ke orang lainnya. Pertumbuhan
berkekuatan
penduduk yang tidak memiliki pola
positif antara Kepadatan Penduduk
tertentu
dengan Kejadian Demam Berdarah
56
dan
urbanisasi
yang
tidak
hubungan
yang
sedang
bermakna,
dengan
arah
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
2.
Dengue di Kota Palu tahun 2010-
baik dengan Badan Pusat Statistik
2014.
Kota Palu agar faktor kepadatan
Distribusi kejadian DBD di Kota Palu
penduduk
selama
kejadian DBD dapat terpatau dengan
2010-2014
mengalami
mengalami penurunan kejadian DBD,
3.
masalah kesehatan masyarakat di
pengendalian penyakit DBD yaitu
beberapa wilayah lainnya.
pengendalian vektor yang sesuai dan
Distribusi kepadatan penduduk di
memutus rantai perkembangan vektor
Kota
serta menjaga kebersihan lingkungan
Palu
tahun
2010-2014
mengalami
peningkatan. Beberapa
wilayah
tertentu
Demi perbaikan selanjutnya, peneliti
merasa perlu memberikan saran berupa :
peneliti
melakukan
upaya
VI. DAFTAR PUSTAKA
1.
selanjutnya
penelitian
agar
faktor
2.
3.
lingkungan lainnya (iklim) dan faktor
vektor/nyamuk
melakukan
sekitar.
Saran
Pada
dalam
mengalami
wilayah lainnya.
(kepadatan
vektor)
yang dapat mempengaruhi kejadian
4.
DBD di Kota Palu dengan mengambil
5.
rentan waktu yang lebih lama.
2.
Bagi manyarakat Kota Palu agar terus
giat
peningkatan jumlah penduduk di
1.
mempengaruhi
namun masih menjadi salah satu
penurunan, akan tetapi diikuti dengan
b.
yang
baik.
fluktuasi. Pada beberapa wilayah
3.
Januari 2017
Dinas Kesehatan Kota Palu agar
World Health Organization [WHO].
Comprehensive
guidelines
for
prevention and control of dengue and
dengue hemorrhagic fever. India:
World Health Organization-South
East Asia Regional Office;2011
Kemenkes RI. Profil kesehatan
Indonesia tahun 2013. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI;2014
Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah.
Profil kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah tahun 2012. Palu: Dinas
Kesehatan
Provinsi
Sulawesi
Tengah;2013
BPS Sulteng. Statistik kependudukan
Sulawesi Tengah. Palu: BPS Sulawesi
Tengah;2014
Suhendro, L.N. buku ajar ilmu
penyakit dalam edisi v. Jakarta:
Interna Pulishing;2009
dapat meningkatkan kerja sama yang
57
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1
Januari 2017
6.
Achmadi, U.F. Demam berdarah
dengue di Indonesia. Buletin Jendela
Epidemiologi. 2010;2(1):1-12.
7. Suyasa I Gede, Putra NA, Aryanto
IW. Hubungan faktor lingkungan dan
perilaku
masyarakat
dengan
keberadaan vektor demam berdarah
dengue (DBD) di wilayah kerja
Puskesmas I Denpasar Selatan. Jurnal
Ecotrophic. 2008;3(1)
8. Soegijanto,
Soegeng.
Demam
berdarah dengue edisi 2. Surabaya:
Airlangga Univesity Press;2006
9. Sukowati S. Masalah vektor demam
berdarah
dengue
(DBD)
dan
pengendaliannya
di
Indonesia.
Buletin
Jendela
Epidemiologi.
2010;2(1):26-30.
10. Fathi, Keman S, Wahyuni C. Peran
faktor lingkungan dan perilaku
terhadap penularan demam berdarah
dengue di Kota Mataram. Jurnal
Kesehatan Lingkungan. 2005;2(1)
58
Rahmi A.R. & Puspita Sari, Hubungan Kepadatan Penduduk ...