PENINGGALAN SITUS MEGALITIK SEKALA BRAK DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH DASAR | Siska | Mimbar Sekolah Dasar 6489 16972 1 PB

p-ISSN 2355-5343
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar

Article Received: 24/04/2017; Accepted: 14/08/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(2) 2017, 172-181
DOI: 10.23819/mimbar-sd.v4i2.6489

PENINGGALAN SITUS MEGALITIK SEKALA BRAK DAN IMPLIKASINYA
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH DASAR
Yulia Siska
STKIP PGRI Bandar Lampung
Alamat: Jalan Khairil Anwar 79, Kec. Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung
Email: [email protected]
ABSTRACT
The research aims to (1) describe in depth the
megalithic relics of Sekala Brak sites; and (2) to
describe the design of local history learning
materials based on megaliths relic of Sekala
Brak. This research method is descriptive
qualitative. Techniques used in data collection

are techniques of observation, documentation,
and literature study. Analysis of the data
presented descriptively, that is to articulate and
describe the findings of the data according to
the problems studied. The results showed that: (1)
The archeological relic found in the megalithic
sites of West Lampung consisting of Situs Batu
Brak, Batu Jagur, Megalitik Telaga Mukmin, Batu
Bertulis (Prasasti Hujung Langit), Batu Tameng,
Batu Jaya, Batu Bertulis Belalau, Batu
Spadu/Batu Putri, Batu Nakka/Batu Tegak, dan
Situs Batu Raja; (2) Material Design Local History
Lampung implemented in Social Studies Learning
of Elementary School include: (a) Historic Sites,
(b) Artifacts and heritage, (c) Local historical
events of prehistoric times, and (d) local
historical events of the archipelago era.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan

peninggalan situs megalitik Sekala Brak; (2)
mendeskripsikan
rancangan
materi
pembelajaran
sejarah
lokal
berbasis
peninggalan situs megalitik Sekala Brak. Melalui
metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan
teknik
pengumpulan
datanya,
observasi,
dokumentasi, dan studi literatur serta analisis
data yang disajikan secara deskriptif, hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) Peninggalan
arkeologi yang ditemukan di situs megalitik
Lampung Barat terdiri dari Situs Batu Brak, Batu
Jagur, Megalitik Telaga Mukmin, Batu Bertulis

(Prasasti Hujung Langit), Batu Tameng, Batu
Jaya, Batu Bertulis Belalau, Batu Spadu/Batu
Putri, Batu Nakka/Batu Tegak, dan Situs Batu
Raja; (2) Rancangan materi Sejarah Lokal
Lampung yang diimplementasikan dalam
pembelajaran IPS di SD meliputi: (a) Tempat
bersejarah, (b) Artefak dan peninggalan sejarah,
(c) Peristiwa sejarah lokal zaman pra sejarah,
dan (d) Peristiwa sejarah lokal zaman kerajaan
nusantara.

Keywords: megalithic site sekal brak, local history
learning materials, elementary school.

Kata Kunci: situs megalitik sekala brak, materi
sejarah lokal, sekolah dasar.

How to Cite: Siska, Y. (2017). PENINGGALAN SITUS MEGALITIK SEKALA BRAK DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
SEJARAH LOKAL DI SEKOLAH DASAR. Mimbar Sekolah Dasar, 4(2), 172–181. http://doi.org/10.23819/mimbarsd.v4i2.6489.


PENDAHULUAN

~

Kekayaan

budaya

menciptakan

karakteristik

yang

Indonesia merupakan aset nasional dalam

mengandung unsur lokalitas dan kekhasan

paradigma


serta

Kekhasan

membangun
yang

perpaduan

muncul

dari

bangsa.
merupakan

Untuk

itu,


sebagai

penunjang kebudayaan nasional perlu

unsur

tindakan

kebudayaan yang bersumber dari latar

identitas

belakang geografis, demografis, historis,

mengoptimalkan karakteristik kedaerahan.

dan

2015).


Salah

dapat

identitas

sebagainya

Keberagaman

berbagai

keunikan.

(Sopandi,

yang

ada


[172]

nyata
lokal

satunya

dalam

di

masyarakat

dengan

budaya

pelestarian

daerah


dengan

menanamkan
yang

telah

Yulia Siska, Peninggalan Situs Megalitik Sekala BRAK dan Implikasinya…

lampau

beserta

melingkupinya

nilai

untuk


historis

yang

kelengkapan materi dan penyajian, tapi

diimplementasikan

topik yang dibahas tetap sama. Padahal,

dalam kurikulum pembelajaran sejarah di

diperlukan

sekolah.

kebertingkatan materi dalam tiap jenjang

keberagaman


dan

pendidikan, seperti halnya diberlakukan
Oleh

karena

itu,

diperlukan

langkah

dalam

pembelajaran

atau

mata

konkret dalam memaksimalkan potensi

pelajaran lainnya. Khusus untuk jenjang

kesejarahan yang berwarna lokal dalam

Sekolah Dasar (SD), pembelajaran sejarah

pembelajaran sejarah di sekolah. Fakta di

idealnya dimulai dari lingkup kecil yang

lapangan

berada di sekitar siswa, dapat mengambil

menunjukkan

pembelajaran

sejarah lokal di daerah-daerah tertentu

topik

yang tidak masuk dalam Sejarah Nasional

propinsi. Siswa dapat memahami titik balik

tidak dipahami secara luas oleh siswa,

sejarah yang berada di daerahnya sendiri.

bahkan

Hal itu guna mengembangkan kecintaan,

sejarah

daerahnya

yang

sendiri.

melekat
Selain

di
itu,

dari

kabupaten/kota

penghargaan

pada

sampai

jasa-jasa

para

pembelajaran sejarah di sekolah disinyalir

pendahulu dan dapat mengambil nilai

mengalami titik jenuh sehingga dianggap

kearifan sehingga mampu berperan aktif

tidak menarik bagi siswa. Sebagian besar

dalam

materi yang disampaikan berkisar pada

sehingga, pelajaran sejarah benar-benar

urutan waktu, peristiwa besar, dan tokoh-

bisa mengajarkan kearifan hidup bagi

tokoh

penting

siswanya.

esensi

dari

saja,

tidak

menyentuh

pembelajaran

pelestarian

sejarah

yang

ada,

sejarah.

Kemudian, materi yang ada berkutat di

Urgensi materi yang di dalamnya memuat

Pulau Jawa atau daerah-daerah yang

bahan ajar yang mengacu pada lokalitas

menjadi bagian perjalanan kesejarahan

daerah

negeri ini. Di lain pihak, periode sejarah

mutlak diperlukan dalam pembelajaran

yang

dan

sejarah di sekolah. Keniscayaan tersebut

peranan tokoh-tokoh besar tidak pernah

bertalian dengan kurikulum nasional yang

tersampaikan kepada siswa. Termasuk di

berlaku, baik KTSP maupun Kurikulum 2013

dalamnya Sejarah Lokal Lampung sebagai

yang

bagian Sejarah Nasional tidak pernah

dasar (kompetensi inti) dalam standar

tersentuh oleh buku ajar atau buku teks

nasional. Perkembangan kurikulum yang

pelajaran (Siska, 2015, p. 1).

ada turut memfasilitasi terhadap peluang

memuat

peristiwa

penting

dalam

menjadi

disusun

sangat

penting

berdasarkan

pengembangan

dan

kompetensi

muatan

lokal

Materi-materi yang tersebar dari jenjang

yang berciri kedaerahan, tidak menutup

pendidikan

kemungkinan bagi pembelajaran sejarah

dasar,

menengah,

sampai

lanjutan atas terkesan serupa. Hal yang

(Hafid,

menjadi

pembelajaran sejarah lebih kontekstual

pembeda

ada

pada
[173]

2013).

Dengan

demikian,

Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017

dan bermakna dengan memperhatikan

local

arah

yang

siswa. Lingkungan (daerah) merupakan

perlu

salah

tujuan

materi

Indonesiasentris.

sejarah

Untuk

itu

wisdom

satu

berdasarkan

hal

dalam

lingkungan

mendukung

dikembangkan suatu rumusan materi ajar

pentingnya pengembangan bahan ajar

sejarah yang bermuatan budaya lokal

sejarah yang relevan dengan kebutuhan

Lampung.

adalah

siswa pada setiap daerah. Hal tersebut

dalam

dilihat dari setiap daerah di Indonesia

bentuk situs megalitik atau penelusuran

tentu memiliki nilai kearifan lokal yang

sejarah kerajaan-kerajaan yang pernah

berbeda-beda, keberadaan nilai kearifan

tumbuh menjadi sebuah peradaban.

lokal

Salah

peninggalan

satunya

masa

terdahulu

memiliki

pendidikan

makna

apabila

maupun

dalam

kehidupan

Penelitian ini mengambil subjek kajian

digunakan

historis di Kabupaten Lampung Barat,

mengatasi

khususnya Peninggalan Situs Megalitik dan

masyarakat Indonesia yang berbudaya.

sebagai
setiap

acuan

dinamika

guna

kehidupan

Kerajaan Sekala Brak. Pemilihan subjek
tersebut

dilandasi

pada

pemahaman

Rumusan masalah dalam penelitian ini

masyarakat Lampung yang masih rendah

antara lain: (1) Bagaimana peninggalan

terhadap hasil cipta dan karsa manusia di

Situs Megalitik Kerajaan Sekala Brak yang

masa lalu. Demi terwujudnya kebernilaian

dapat

potensi

pembelajaran Sejarah Lokal di SD?; 2)

daerah,

perlu

dilakukan

dijadikan

sebagai

materi

penelusuran secara mendalam sampai

Bagaimana

hasil akhir digunakan sebagai ancangan

pembelajaran

dalam penyusunan bahan ajar sejarah

Peninggalan Situs Megalitik Sekala Brak

yang berkearifan lokal lampung.

untuk SD?

Pengembangan bahan ajar pada mata

Hasil

pelajaran

memberikan

sejarah

yang

mendasarkan

rancangan
Sejarah

penelitian

materi

Lokal

diharapkan
kontribusi

berbasis

dapat
pada

pada kearifan lokal, akan membantu guru

pengembangan pembelajaran khususnya

dan

mengenai sejarah lokal Lampung. Selain

siswa

pembelajaran
bermakna.

untuk
lebih

Dalam

profesional

menjadikan

hal

bernilai
ini

guru

kiranya

mengembangkan

bahan

dan

ajar

itu,

untuk

memperkaya

dan

dapat

yang

digunakan sebagai alternatif materi untuk

mampu

diimplementasikan dalam pembelajaran

sejarah

sejarah

dengan

penekanan

pada

dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai

pengembangan kesadaran budaya local,

yang terdapat di lingkungan siswa. Nilai-

sehingga dapat menumbuhkan rasa cinta

nilai

budaya yang berbudi baik dan melatih

yang

dimasukkan

dalam

materi

bahan ajar yang dikembangkan bisa

kesadaran sejarah.

berupa nilai-nilai yang terdapat pada
[174]

Yulia Siska, Peninggalan Situs Megalitik Sekala BRAK dan Implikasinya…

kehidupan (Mulyana & Gunawan, 2007,

Sejarah Lokal Lampung
Abdullah

(Hardjodipuro,

20)

pp. 4-5). Tema-tema yang dikaji dalam

local,

sejarah lokal harus memperhatikan aspek

“sejarah pada suatu tempat”, locality dan

sosial, agama, budaya, ekonomi, politik,

batasannya

dengan

dan sebagainya. Aspek-aspek sosial yang

kebutuhan dalam penulisannya. Penulisan

dikaji dalam sejarah lokal dapat berupa

sejarah lokal dapat disesuaikan dengan

perilaku individu maupun kelompok dalam

kebutuhan

komunitas

memandang

1991,

penulisan

p.

sejarah

disesuaikan

dan

kecukupan

materi

tertentu.

Perubahan

mengenai fenomena di suatu kampung,

masyarakat

desa, kecamatan, kabupaten, tempat

mentalitie yang mirip “popular culture”,

tinggal

bagaimana masyarakat memahami diri

bagi

suku/etnis

tertentu

yang

yang

terkait

dengan

mendiami wilayah tertentu.

mereka

Mengenai konsep materi sejarah yang

masyarakat meliputi aspek busana, musik,

akan disajikan,

ritus-ritus, agama juga dapat dikaji (Siska,

menyarankan

Priyadi (2012, pp. 2-6)
sebagai

berikut:

Konsep

sendiri

dalam

lingkungan

2015, p. 5).

yang pertama dalam sejarah lokal adalah
unit administratif politis. Konsep kedua

Implementasi

adalah unit kesatuan etniskultural. Ketiga,

pembelajaran

unit administratif (kumpulan etnis-kultur).

mempunyai

Konsep

selanjutnya

antaranya:

sejarah

yang

adalah

beberapa
(1)

bahan

dalam

di

sekolah

tujuan,
ajar

di

mudah

dipahami oleh siswa karena berada di

Konsep terakhir adalah sejarah lokal istilah

area yang masih dalam jangkauannya; (2)

netral dan tunggal.

sumber

diri

bersifat

sejarah

lokal

dinamis.

melandaskan

selalu

kesadaran

sejarah

Pendapat tersebut
pada

pandangan

belajar

manfaat

bagi

sejarah

memiliki

kebutuhan

nilai

bidang

Lightman (1978, p. 169) yaitu ” sejarah

pendidikan; (3) siswa akan lebih mudah

lokal untuk kepentingan mereka sendiri,

mengenali

menguji hipotesis tentang jurisdiksi yang

meningkatkan

lebih luas, negara biasanya bangsa, dan

terhadap daerah sekitar, (5) siswa dapat

sejarah

pada

menerapkan pengetahuan, keterampilan,

bagaimana

dan sikap yang dapat dalam belajar

lokal

yang

pengetahuan

difokuskan

proses

masyarakat tumbuh dan berkembang”.

lingkungan

belajarnya;

pengetahuan

(4)

siswa

dalam memecahkan masalah hidupnya,
dan

siswa

akan

menumbuhkan

sikap

Pembelajaran Sejarah Lokal di sekolah

patriotik, kepahlawanan, menumbuhkan

sejatinya

semangat kebangsaan, dan kearifan serta

tidak

dibatasi

dari

segi

administrasi keruangan. Aspek keruangan
yang
sekitar

dimaksud

mencakup

(neighborhood)

masyarakat

dalam

penghargaan (Widja, 1989, p. 11).

lingkungan

dengan
seluruh

studi

Pengajaran materi sejarah lokal pada

aspek

pendidikan dasar menurut I Gde Widja
[175]

Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017

(1989;

Supardi,

2006)

dapat

disiasati

lokal

melalui berbagai cara, yaitu:
1. Menyisipkan

dalam

(Supardi,

materi

Sejarah

91-99).

dari fakta dan fenomena lokal. Hal itu
memungkinkan

peristiwa yang terjadi di daerah.

memiliki

2. Pengamatan langsung ke lokasi atau
bersejarah,

pp.

Pembelajaran sejarah idealnya bertolak

Nasional yang berhubungan dengan

tempat

2014,

siswa

terhadap

dapat

merasa

warisan

nenek

moyangnya dari dekat.

perpustakaan,

arsip daerah, dan peninggalan sejarah

Hal yang tak kalah penting adalah materi

dalam wujud benda atau artefak.

bahan ajar itu perlu dikemas secara

3. Melakukan pembelajaran kolaboratif
dengan

ahli

yang

optimal agar dapat digunakan secara

berkompeten

efektif.

dengan bidang kajian.

Langkah-langkah

pembelajaran
tujuan

modul

dalam

dimulai

pembelajaran,

dengan
peristiwa

Selanjutnya, terkait dengan keberadaan

pembelajaran, pemilihan sarana media

Sejarah lokal dan Kebudayaan Lampung

dan aktivitas pembelajaran serta peranan

yang

guru dan desainer (Gagne, dkk., 1992, pp.

menyatu

dalam

prinsip

hidup

masyarakat Lampung, ajaran religius, adat

237

istiadat, bahasa, aksara, juga seni dan

pembelajaran sejarah meliputi kurikulum

budaya, merupakan tonggak persatuan

formal – nonformal. Selain itu, materi

dan kesatuan. Dari lingkup daerah, yaitu

pembelajaran dapat dibuat semenarik

lingkup

mungkin sehingga anak tertarik untuk

Provinsi

menularkan

Lampung

kebaikan

tentu

bagi

akan

wilayah-

-251).

menyentuhnya

wilayah lain.

Pengembangan

dan

materi

membacanya.

Informasi yang ada di dalamnya juga
memiliki unsur kebaruan dan disesuaikan
dengan pengalaman siswa serta tahap

Materi Pembelajaran Sejarah Lokal
Pembelajaran

Sejarah

Lokasl

memiliki

perkembangan siswa. Bahan ajar yang

peran penting dalam usaha menampilkan

akan

hasil sejarah Lampung yang terjangkau

mewadahi kebutuhan pembelajaran di

dan tidak jauh dari keberadaan siswa.

tingkat SD. Bahan ajar yang telah tersusun

Pembelajaran sejarah dalam lingkup kecil

diharapkan dapat menjadi acuan bagi

misalnya

Dinas

menyusun

silsilah

keluarga.

dikembangkan

Pendidikan

tentu

saja

lampung

akan

untuk

Kemudian, dari situ berkembang ke ranah

mengembangkan buku teks sejarah lokal

sosial,

yang berwawasan budaya Lampung.

perjuangan

meraih

dan

mempertahankan NKRI, peranan tokoh
atau pejuang (pahlawan) lokal, ragam

METODE

seni

yang

Metode yang dipakai dalam penelitian ini

tumbuh dan berkembang, dan berbagai

adalah kualitatif deskriptif. Adapun teknik

peristiwa penting yang terjadi di tingkat

pengumpulan data menggunakan teknik

dan

budaya

masyarakat

[176]

Yulia Siska, Peninggalan Situs Megalitik Sekala BRAK dan Implikasinya…

observasi
studi

langsung,

pustaka.

dokumentasi,

Analisis

data

dan

Brak dihuni oleh Buai Tumi dan beragama

dilakukan

Hindu Bairawa.

secara kualitatif untuk kemudian disusun
secara sistematis pula. Analisis dilanjutkan

Situs megalitik zaman Prasejarah, termasuk

dengan

di

deskriptif

responden,

tertulis

terhadap

adalah

peninggalan

Kerajaan Sekala Brak di antaranya: Situs

dan

Megalitik Batu Berak, Situs Megalitik Batu

tahap

Jagur, Situs Megalitik Telaga Mukmin, dan

selanjutnya adalah menarik kesimpulan

Situs Megalitik Batu Bertulis (Prasasti Hujung

sebagai

Langit).

prosedur

maupun

dalamnya

lisan

sebagai

baik

analitis

yang

utuh

menyeluruh. Dari hasil tersebut

jawaban

pertanyaan

yang

dari

rumusan

diajukan

dalam

penelitian.

Situs Megalitik Batu Berak
Di situs ini terdapat batu menhir (tegak),

HASIL DAN PEMBAHASAN

dolmen (meja), batu datar, batu umpak

Situs Megalitik Kerajaan Sekala Brak

(kelompok), pecahan keramik lokal dan

Bagi

Lampung,

asing dan manik manik. Di dalam situs

Kerajaan Sekala Brak dianggap sebagai

megalitikum Batu Brak yang memiliki luas

cikal

Lampung.

lahan 3,5 hektar, Berdasarkan catatan

Kerajaan Sekala Brak merupakan kerajaan

sejarah, situs ini pertama kali ditemukan

yang pada awal berdirinya terletak di

oleh BRN tahun 1951. Di lokasi situs yang

Dataran Belalau dan berada di sekitar

awalnya

Danau

dalam

penduduk lokal, terdapat 40 buah batu

wilayah Kabupaten Lampung Barat. Dari

menhir, 38 batu dolmen, 2 batu datar, dan

wilayah Kerajaan Sekala Brak ini kemudian

beberapa batu kelompok. Situs ini sudah

menyebar ke seluruh pelosok Lampung

melakukan proses pemugaran dua kali.

seturut dengan aliran sungai. Aliran sungai

Tahun 1984 dan 1989. Dalam pemugaran

tersebut di antaranya: Way Seputih, Way

dilakukan reposisi dan rekonstruksi batuan

Komering, Way Kanan, Way Semangka,

ke posisi semula karena saat ditemukan,

Way Sekampung, Way Tulang Bawang,

posisi bebatuan tidak beraturan lantaran

dan

gejala alam seperti gempa bumi, tanah

sebagian

bakal

orang

di

masyarakat

Ranau.

anak-anak

Kini,

termasuk

sungainya

sehingga

sampai ke Palembang dan pertemuan
laut

Sunda

dan

Banten.

Sekala

merupakan

perkebunan

kopi

longsor, dan faktor usia.

Brak

bermakna agung bagi orang Lampung

Materi Sejarah Lokal Lampung

yang didapat berdasarkan cerita turun-

Pembelajaran sejarah pada jenjang SD

menurun dalam bentuk warahan, warisan

dimaksudkan agar siswa tahu, paham,

kebudayaan, dan adat istiadat. Pada

dan dapat memetik makna dan nilai dari

masa awal berdirinya, Kerajaan Sekala

peristiwa masa lampau. Dengan kata lain,
agar siswa tidak ‘tuna sejarah’, khususnya
[177]

Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017

sejarah

lokal

daerah

Lampung.

Penentuan

tema

atau

merupakan

mengetahui sejarah daerah lain, sejarah

dilakukan untuk mengadaptasi sejarah

negara atau bangsa lain, tapi hal yang

lokal

utama adalah paham sejarah daerahnya

Adapun topik atau tema dalam materi

sendiri. Dalam kajian ini, lebih spesifik untuk

sejarah lokal Lampung yang ideal sebagai

jenjang SD di Provinsi Lampung.

dapat dilihat pada tabel berikut.

dalam

pertama

materi

Diharapkan juga bahwa siswa tidak hanya

masuk

langkah

topik

materi

yang

sejarah.

Tabel 1. Topik/Tema dalam Bahan Ajar Sejarah Lokal Lampung
No.

Topik/Tema

1.

Adat istiadat

2.

Kesenian tradisi
a. Seni tari
b. Seni rupa/kriya
c. Seni musik

3.

Tempat bersejarah

4.

Artefak dan peninggalan sejarah

5.

Kebiasaan dan falsafah hidup

6.

Hubungan kekerabatan

7.

Cerita rakyat

8.

Sistem pemerintahan (Kerajaan, kesultanan, keratuan)

9.

Pahlawan dan kepahlawanan

10.

Bahasa

11.

Peristiwa sejarah lokal zaman pra sejarah

12.

Peristiwa sejarah lokal zaman kerajaan nusantara

13.

Peristiwa sejarah lokal zaman kolonial

14.

Peristiwa sejarah lokal zaman kemerdekaan

15.

Peristiwa sejarah lokal zaman pascakemerdekaan

16.

Peristiwa sejarah lokal masa kontemporer.

17.

Historiografi Lampung dalam media

Dari beberapa cakupan materi yang

antaranya pada poin ke: (3)

digambarkan, terdapat kesesuaian materi

bersejarah, (4) Artefak dan peninggalan

dengan sumber belajar Sejarah Lokal di SD

sejarah, (11) Peristiwa sejarah lokal zaman

yang dihasilkan dalam penelitian ini, yaitu

pra sejarah, dan (12)

peninggalan

lokal zaman kerajaan nusantara.

Situs

Megalitik

Kerajaan

Sekala Brak. Cakupan materi tersebut di

[178]

Tempat

Peristiwa sejarah

Yulia Siska, Peninggalan Situs Megalitik Sekala BRAK dan Implikasinya…

Setelah menentukan materi pembelajaran

sesuai

berdasarkan sumber belajar yang ada,

dikembangkan oleh BSNP dan dibentuk

tahap

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19

selanjutnya

adalah

menyusun

Rencana

Pembelajaran

berbasis

peninggalan

Situs

Kerajaan

Sekala

Langkah

Brak.

Sejarah

dengan

Standar

Isi

yang

Lokal

tahun 2005. Berikut ini disajikan kurikulum

Megalitik

IPS di SD di kelas tinggi (Siska, 2016, p. 27-

awal

32).

dalam menyusun Rencana Pembelajaran
Sejarah Lokal adalah menentukan SK/KD

Tabel 2. Kurikulum IPS di SD Kelas Tinggi
Kelas IV Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1. Memahami sejarah,

1.4 Menghargai berbagai

kenampakan alam, dan

peninggalan sejarah di

keragaman suku bangsa di

lingkungan setempat

lingkungan kabupaten/kota

(kabupaten/kota,

dan provinsi

provinsi) dan menjaga
kelestariannya
1.5 Meneladani
kepahlawanan dan
patriotisme tokoh-tokoh
di lingkungannya

Standar Kompetensi

Kelas V Semester 1

Kompetensi Dasar

1. Menghargai berbagai

1.1 Mengenal makna

peninggalan dan tokoh

peninggalan-

sejarah yang berskala

peninggalan sejarah

nasional pada masa

yang berskala nasional

Hindu-Budha dan Islam,

dari masa Hindu-Budha

keragaman kenampakan

dan Islam di Indonesia

alam dan suku bangsa,

1.2 Menceritakan tokoh-

serta kegiatan ekonomi di

tokoh sejarah pada

Indonesia

masa Hindu-Budha dan
Islam di Indonesia

Penyusunan RPP Sejarah Lokal oleh guru

bentuk RPP. Langkah selanjutnya adalah

dimulai dari kesiapan identitas, standar

mengkaji Standar Kompetensi dengan

kompetensi,

memperhatikan hal-hal berikut.

pemahaman

dan

standar

tersebut,

isi.
guru

Dengan
dapat

1. Urutan RPP tidak harus sesuai dengan

melakukan pengembangan silabus dalam

Standar Isi, melainkan berdasarkan
[179]

Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 2 Agustus 2017

hierarki

disiplin

ilmu

dan

tingkat

dimasukkan

kesulitan.

suatu

mata

pelajaran yang independen, terlepas dari

2. Keterkaitan antara SK-KD dalam mata

3.

sebagai

mata pelajaran lain. Istilah muatan lokal

pelajaran IPS

dalam praktiknya hanya disisipkan dalam

Keterkaitan antara SK-KD antar-mata

materi ajar sejarah nasional.

pelajaran.
Selanjutnya,

pelajaran

Sejarah

Lokal

RPP Sejarah Lokal yang disusun oleh guru

diposisikan sama sebagai bagian integral

pada

dengan materi sejarah nasional yang

dasarnya

jangka

merupakan

pendek

untuk

rencana

memperkirakan

dilaksanakan

secara

proporsional.

atau memproyeksi hal-hal yang dilakukan

Proporsional; dalam arti sesuai dengan

dalam pembelajaran Sejarah Lokal. RPP

luasan dan kedalaman, urgensi peran,

Sejarah

dan siratan makna dalam sejarah lokal

Lokal

yang

dikembangkan

mengakomodir komponen pembelajaran,

bersangkutan.

yaitu: kompetensi dasar, materi standar,

terdapat sejarah lokal di suatu daerah

indikator

yang

hasil

belajar,

pembentukan

penilaian,

lebih

dapat

historiografis

dipungkiri

lantaran

bangsa.

mempunyai ragam sumber data, lebih

Pembelajaran

luas dan lebih multi-aspek paparannya,

merupakan

maupun lebih besar gambaran perannya

desentralisasi

dalam konteks sejarah nasional ataupun

pendidikan, di mana sekolah mempunyai

regional apabila dibandingkan dengan

kewenangan

Penyusunan
Sejarah

karakter

dan

Tidak

Rencana

Lokal

tersebut

implementasi

dari

yang

mengembangkan

luas

dalam

sejarah lokal di daerah lain untuk kurun

kurikulum

secara

waktu

mandiri.

tertentu

Penanganan

(Cahyono,
terhadap

2016).
persoalan

pembelajaran dan riset sejarah lokal tidak
Dalam implementasi di sekolah, materi

cukup

melibatkan

guru

dan

sekolah,

sejarah daerah atau sejarah lokal disajikan

namun sebagian merupakan ranah dari

secara proporsional dalam kurikulum SD

tenaga ahli dan pemerintah daerah.

terdapat ‘ruang kurikulum’ untuk yang
mewujudkan hal itu, yaitu pembelajaran

SIMPULAN

sejarah dengan muatan lokal berupa

Berdasarkan

kegiatan kurikuler. Hal itu dilakukan untuk

pembahasan,

pengembangan

simpulan

kompetensi

yang

hasil

penelitian

dapat

penelitian

dan

dikemukakan

sebagai

berikut.

disesuaikan dengan ciri khas dan potensi

Peninggalan arkeologi yang ditemukan di

suatu

dapat

situs megalitik Lampung Barat terdiri dari

dikelompokkan dalam mata pelajaran

Situs Batu Brak, Batu Jagur, Megalitik

yang ada dalam kurikulum sekolah. Selain

Telaga

itu,

Hujung Langit), Batu Tameng, Batu Jaya,

daerah

materi

yang

Sejarah

materinya

Lokal

dapat
[180]

Mukmin,

Batu

Bertulis

(Prasasti

Yulia Siska, Peninggalan Situs Megalitik Sekala BRAK dan Implikasinya…

Siska, Y. (2015). ANALISIS KEBUTUHAN
BAHAN
AJAR
SEJARAH
LOKAL
LAMPUNG UNTUK SEKOLAH DASAR.
Mimbar Sekolah Dasar, 2(2), 199-211.
doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbarsd.v2i2.1330.

Batu Bertulis Belalau, Batu Spadu/Batu
Putri, Batu Nakka/Batu Tegak, dan Situs
Batu Raja. Materi Sejarah Lokal Lampung
yang

diimplementasikan

dalam

pembelajaran IPS di SD di antaranya: (a)
Tempat

bersejarah,

(b)

Artefak

Siska, Y. 2016. Konsep Dasar IPS untuk
SD/MI. Yogyakarta: Garudhawaca.

dan

peninggalan sejarah, (c) Peristiwa sejarah

Sopandi, A. (2015). “Studi Kebijakan
Penerapan Bahasa, Budaya dan
Sejarah Bekasi sebagai Muatan Lokal di
Sekolah”. Laporan Penelitian, Universitas
Islam "45" Bekasi.

lokal zaman pra sejarah, dan (d) Peristiwa
sejarah lokal zaman kerajaan nusantara.

REFERENSI
Supardi, S. P. (2006). Pendidikan Sejarah
Lokal Dalam Konteks Multikulturalisme.
Cakrawala Pendidikan Edisi Februari
2006, XXV(1), 117-137.

Cahyono, M. D. (2017) "Menepis Alienasi
terhadap Sejarah Daerah Sendiri:
Pembelajaran Sejarah Lokal Secara
Proporsional di Sekolah". Tersedia,
Online,
https://patembayancitraleka.wordpress
.com, 7 September 2016, diunduh pada
Maret 2017.

Supardi,
S.
P.
(2014).
Pendidikan
Multikultural
dalam
Pembelajaran
Sejarah Lokal. Jurnal Pembangunan
Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2(1),
91-99.

Gagne, R. , Leslie J.B., dan Walter W.W.
(1992) Principles of Instructional Design.
Philedelpia: Harcourt Brace Jovanovich.

Widja, I Gde. (1989). Sejarah Lokal, Suatu
Perspektif dalam Pengajaran Sejarah.
Jakarta: Depdikbud.

Hafid, A. (2013). “Peningkatan Efektivitas
Pembelajaran melalui Pemanfaatan
Media Teknologi Informasi”. Tersedia
online,
http://anwarhapid.blogspot.co.id.
Selasa, 01 Januari 2013, diunduh pada
Oktober 2015.
Hardjodipuro, S. (1991). “Dua Paradigma
Penelitian Ilmiah”. Jakarta: Pidato
Pengukuhan Guru Besar IKIP Jakarta.
Lightman, A. J., & French, V. (1978).
Historians and The Living Past, The
Theory and Practice of Historical Study.
Arlington Heights: Harlan Davidson.
Mulyana, A., & Gunawan, R. (ed). (2007).
Sejarah
Lokal:
Penulisan
dan
Pembelajaran di Sekolah. Bandung:
Salamina Press.
Priyadi, S. (2012). Sejarah Lokal, Konsep,
Metode,
dan
Tantangannya.
Yogyakarta: Ombak.

[181]

Dokumen yang terkait

PENINGGALAN SEJARAH DI KABUPATEN KUDUS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPS SEKOLAH DASAR

0 2 1

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH DASAR (Studi Situs Sekolah Dasar Al Firdaus Surakarta) Pengelolaan Perpustakaan Di Sekolah Dasar (Studi Situs Sekolah Dasar Al Firdaus Surakarta).

0 5 17

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH DASAR (Studi Situs Sekolah Dasar Al Firdaus Surakarta) Pengelolaan Perpustakaan Di Sekolah Dasar (Studi Situs Sekolah Dasar Al Firdaus Surakarta).

0 2 16

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR (Studi Situs Di Sekolah Dasar Negeri 5 Pracimantoro Pengelolaan Perpustakaan di Sekolah Dasar (Studi Situs di Sekolah Dasar Negeri 5 Pracimantoro).

6 66 14

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH DASAR (Studi Situs di Sekolah Dasar Negeri 5 Pracimantoro Pengelolaan Perpustakaan di Sekolah Dasar (Studi Situs di Sekolah Dasar Negeri 5 Pracimantoro).

0 4 16

BUDAYA GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN BUDAYA GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN ( Studi Situs SD Negeri 1 Getasrejo Kecamatan Grobogan).

0 0 17

MODEL LITERATURE BASED DALAM PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH | Silvia | Mimbar Sekolah Dasar 7799 16964 1 PB

0 3 12

Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berorientasi pada Taxonomy for Science Education di Sekolah Dasar | Awang | Mimbar Sekolah Dasar 8411 19240 2 PB

0 1 11

this PDF file Pengembangan Aplikasi Berbasis Multimedia pada Pembelajaran Tematik Kelas III Sekolah Dasar | Bakhtiar | Mimbar Sekolah Dasar 1 PB

0 0 15

this PDF file Peran Media Time Lines Chart Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar | Nurulanjani | Mimbar Sekolah Dasar 1 PB

1 3 8