Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berorientasi pada Taxonomy for Science Education di Sekolah Dasar | Awang | Mimbar Sekolah Dasar 8411 19240 2 PB
p-ISSN 2355-5343
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 09/10/2017; Accepted: 28/12/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(3) 2017, 192-202
DOI: 10.17509/mimbar-sd.v4i3.8411
Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berorientasi pada
Taxonomy for Science Education di Sekolah Dasar
Imanuel Sairo Awang1 & Andri2
1,2STKIP
Persada Khatulistiwa Sintang
Pertamina-Sengkuang, Sintang
1Email: imanuel.s.a@stkippersada.ac.id
2Email: andri@stkippersada.ac.id
1,2Jl.
ABSTRACT
The learning method has been focused on
student cognitive. In the mean time, student
should accept comprehensively. This research is
aim to develop learning kits of natural science
that taxonomy for science education oriented in
elementary school. The kits consist of domain I
(imagine and understanding), domain II (science
process skills), domain III (imagine and creativity),
domain IV (attitude and value), and domain V
(conection and applying). This is a research and
development method, with subjects were both
of fourth grade elementary school students of SD
negeri 20 Mambok and SD Negeri 5 Sintang. The
results of evaluation of learning science experts
to examine the validity of the learning kits stated
valid. Then, the trial results showed that the
learning kits was developed to meet the criteria
of effective to use in elementary school. It
concludes that the learning kits of natural
science that taxonomy for science education
oriented is able to applied in elementary school.
Keywords: learning kits; taxonomy for science
education; elementary school
ABSTRAK
Selama ini pembelajaran hanya berfokus pada
kognitif siswa. Sementara siswa harus menerima
materi secara komprehensif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran IPA yang berorientasi pada
taxonomy for science education. Di mana
taxonomy for science education meliputi lima
ranah hasil belajar yaitu Ranah I (Knowing and
Understanding); Ranah II (Science Process Skills);
Ranah III (Imagine and Creativity); Ranah IV
(Attitude and Value); dan Ranah V (Conection
and Applying). Penelitian ini dilaksanakan
dengan metode research and development,
dengan siswa kelas IV SD Negeri 20 Mambok dan
siswa kelas IV SD Negeri 5 Sintang sebagai subjek
ujicoba. Hasil evaluasi oleh ahli menunjukkan
bahwa perangkat pebelajaran berorientasi
pada taxonomy for science education valid
untuk digunakan. Sedangkan hasil ujicoba
menunjukkan bahwa perangkat pebelajaran
berorientasi pada taxonomy for science
education efektif digunakan di sekolah dasar.
Simpulan dari penelitian ini adalah perangkat
pembelajaran ipa berorientasi pada taxonomy
for science education layak digunakan di
sekolah dasar.
Kata Kunci: perangkat pembelajaran; taxonomy
for science education; sekolah dasar
How to Cite: Awang, I., & Andri, A. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berorientasi pada
Taxonomy
for
Science
Education
di
Sekolah
Dasar.
Mimbar
Sekolah
Dasar,
4(3),
192–202.
http://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v4i3.8411.
PENDAHULUAN ~ Pendidikan adalah unsur
peradapan suatu bangsa. Oleh karena itu,
penting
usaha
bagi
pengembangan
potensi
untuk
menjadikan
manusia agar siap menghadapi segala
sebagai
permasalahan
perkembangan suatu bangsa perlu terus
dalam
kehidupannya.
ditingkatkan.
Pendidikan mendapat perhatian utama
berkaitan
dengan
pengembangan
[192]
penyangga
pendidikan
utama
Imanuel Sairo Awang & Andri, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA…
Peningkatan kualitas pendidikan dapat
diperlukan, dimana tidak hanya ranah
dilakukan melalui berbagai komponen
kognitif yang dikembangkan, namun juga
dalam
ranah afektif, dan psikomotorik.
pembelajaran.
Berbagai
komponen dalam pembelajaran yang
dapat
tingkatkan
kualitasnya
Dalam
adalah
pelaksanaannya,
penggunaan media pembelajaran dan
berbasis
sumber belajar yang bervariasi. Selain itu,
seimbang dan holistik yaitu umumnya
peningkatan kualitas pembelajaran juga
hanya menitikberatkan pada tujuan ranah
dapat dilakukan dengan cara mengatur
kognitif dan menghindari tujuan ranah
suasana
afektif
pembelajaran
yang
meliputi
ranah
Bloom
pembelajaran
masih
belum
(Collete-Chiapetta,
dalam
pemilihan strategi, pendekatan, metode,
Prasetyo, 2008, p. 21). Sebagai akibatnya,
teknik,
pembelajaran
serta
taktik
yang
sesuai
agar
menjadi
monoton
dan
pembelajaran menjadi lebih efektif dan
tidak memberi peluang siswa berperan
menyenangkan.
aktif.
Perluasan
dari
pembelajaran
berbasis ranah Bloom diperlukan untuk
dan
mengeksplorasi potensi siswa dimana tidak
menyenangkan terutama pada jenjang
hanya kemampuan kognitif tetapi juga
sekolah dasar sangat diperlukan. Hal ini
ranah yang lain, terutama pada mata
dikarenakan
pelajaran IPA.
Pembelajaran
yang
sesuai
efektif
dengan
tingkat
perkembangan mental serta emosional
siswa. Siswa usia sekolah dasar berada
Ilmu
pada
operasi
science (bahasa Indonesia: sains) diambil
konkret. Implikasinya adalah guru harus
dari kata Latin Scientia yang memiliki arti
mampu memberikan pengalaman belajar
harfiah
yang nyata agar dapat diterima dengan
English Dictionary (Buxton & Provenzo,
baik oleh siswa.
2007, p. 6) sains didefinisikan sebagai,
tahap
perkembangan
Pengetahuan
Alam
pengetahuan.
(IPA)
Menurut
atau
Oxford
“Those branches of study that related to
Pembelajaran yang hanya memfokuskan
the phenomena of the material universe
pada
and
ranah
kognitif
hanya
akan
their
laws”.
Pendapat
menjauhkan pengetahuan dengan siswa.
menjelaskan
Siswa
memahami
cabang ilmu yang berhubungan dengan
pengetahuan yang diberikan oleh guru
fenomena-fenomena yang terdapat di
sebagai
alam serta hukum-hukum yang berlaku
dipaksa
kompetensi
untuk
pemenuhan
yang
dari
standar
ditetapkan. Sebagai
padanya.
bahwa
IPA
tersebut
Dengan
merupakan
demikian,
akibatnya pengetahuan yang diterima
pembelajaran IPA di sampaikan di sekolah
oleh siswa bersifat sementara. Oleh karena
agar
itu, pembelajaran yang mengedepankan
bagaimana alam semesta berlaku.
hasil yang seimbang dan holistik mutlak
[193]
siswa
memahami
secara
baik
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
Menurut
Sumaji,
“Pembelajaran
dkk.
IPA
(Awang,
sains,
yang
mampu
meningkatkan aktivitas pembelajaran IPA
membuka kesempatan untuk memupuk
di kelas serta dapat meningkatkan minat
rasa ingin tahu peserta didik secara ilmiah.
siswa
Dengan demikian, pembelajaran IPA yang
Taxonomy
disampaikan harus dirancang sedemikian
(Prasetyo, 1998) meliputi lima ranah hasil
rupa
belajar yakni
terdapat
SD
pendidikan
hendaknya
sehingga
di
2012),
semua
dalam
diri
potensi
siswa
yang
dapat
terhadap
mata
for
science
Ranah
Understanding);
pelajaran
I
education
(Knowing
Ranah
IPA.
II
and
(Science
terakomodasi. Salah satu pembelajaran
Process Skills);
yang
Creativity); Ranah
IV
potensi siswa adalah pembelajaran yang
Value); dan Ranah
V (Conection and
berorientasi pada taxonomy for science
Applying).
dapat
mengakomodasi
seluruh
Ranah
III (Imagine and
(Attitude and
education.
Ranah I merupakan acuan hasil belajar
Taxonomy for science education adalah
yang
sebuah
dalam
Pendidikan IPA mempunyai fakta, konsep,
mampu
prinsip, hukum, dan teori yang harus
meningkatkan aktivitas pembelajaran IPA
dikuasai oleh siswa. Melalui penekanan
di kelas dan mengembangkan sikap positif
pada ranah ini, siswa diharapkan dapat
terhadap mata pelajaran itu (Loucks-
mengetahui
Horsley, et al., 1990). Taxonomy for science
pengetahuan IPA. Selanjutnya, ranah II
education diyakini merupakan perluasan
merupakan
dari ketiga ranah hasil belajar Bloom.
berfokus pada keterampilan proses IPA.
Taxonomy for science education meliputi
Pengetahuan
lima ranah hasil belajar yakni Ranah I
fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori
(Knowing and Understanding); Ranah II
dalam pendidikan IPA diperoleh melalui
(Science Process Skills); Ranah III (Imagine
suatu proses yakni dengan metode ilmiah.
and Creativity); Ranah IV (Attitude and
Penerapan
Value); dan Ranah V (Conection and
memperoleh pengetahuan dilaksanakan
Applying) (MacCormack & Yager, dalam
dengan melakukan berbagai kegiatan
Prasetyo, 2008, p. 18). Sesuai dengan
diantaranya pengamatan, pengukuran,
uraian tersebut, maka salah satu acuan
pengelompokkan,
pembelajaran yang patut dikembangkan
sampai pada keterampilan melakukan
adalah pembelajaran yang berorientasi
eksperimen.
Melalui
pada taxonomy for science education.
ranah
siswa
acuan
pendidikan
pembelajaran
sains,
yang
berfokus
ini,
menguasai
Taxonomy for science education adalah
sebuah
acuan
pembelajaran
tingkat dasar.
dalam
[194]
pada
pengetahuan.
serta
acuan
memahami
hasil
yang
belajar yang
berkaitan
metode
dengan
ilmiah
dalam
pengkomunikasian,
penekanan
diharapkan
keterampilan
pada
dapat
proses
IPA
Imanuel Sairo Awang & Andri, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA…
Ranah III merupakan acuan hasil belajar
pokok/pembelajaran,
yang
pembelajaran,
berfokus
pada
kemampuan
menginterpretasi
produk
pengetahuan
khususnya
pengetahuan
kegiatan
indikator
pencapaian
kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu
dan sumber belajar (Depdiknas, 2007b, p.
IPA.
Keterampilan ini harus dikuasai agar dapat
4).
memahami secara utuh pengetahuan
adalah: (1) mengkaji dan menentukan
IPA.
standar kompetensi; (2) mengkaji dan
Sementara
ranah
IV
merupakan
Tahapan
pengembangan
acuan hasil belajar yang berfokus pada
menentukan
pengembangan nilai dan sikap dalam
mengidentifikasi
belajar
pembelajaran;
IPA.
Pengetahuan
diperoleh
kompetensi
dasar;
materi
(4)
silabus
(3)
pokok
mengembangkan
dengan sikap jujur dan teliti. Setelah
kegiatan pembelajaran; (5) merumuskan
mengetahui
indikator
produk
IPA,
siswa
juga
pencapaian
diharapkan dapat mengaktualisasi nilai-
menentukan
jenis
nilai
menentukan
alokasi
yang
terkandung
di
dalamnya.
kompetensi;
penilaian;
waktu,
(6)
serta
(7)
dan
(8)
menentukan sumber belajar.
Keterampilan ini harus dikuasai agar siswa
mampu bersikap positif serta menerapkan
nilai-nilai kehidupan dengan baik pula.
Rencana
Kemudian ranah V dari taxonomy for
(RPP)
science education adalah acuan hasil
mengarahkan kegiatan belajar peserta
belajar yang berfokus pada penerapan
didik dalam upaya mencapai kompetensi
dari pengetahuan yang telah diperoleh.
dasar (Depdiknas, 2007b, p. 4). Komponen
Muara dari produk IPA adalah teknologi.
substansial
Sehingga diharapkan dengan diacunya
kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
ranah ini dalam pembelajaran IPA siswa
alokasi
terbiasa untuk menghasilkan sebuah karya
pengajaran,
kegiatan
sebagai
(disusun
pertemuan),
bentuk
pemahaman
dari
pelaksanaan
dijabarkan
dari
RPP
waktu,
tiap
pembelajaran
silabus
meliputi:
untuk
standar
model/strategi/metode
pembelajaran
alat/bahan,
penilaian, dan sumber belajar. RPP disusun
pengetahuan IPA.
untuk setiap kompetensi dasar. Bagian
Perangkat
pembelajaran
penting lainnya dalam penyusunan RPP
berorientasi
taxonomy for science education yang
adalah
dikembangkan
ini
penanda pencapaian kompetensi dasar
pelaksanaan
yang ditandai oleh perubahan perilaku
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa
yang dapat diukur sesuai dengan lima
(LKS)
domain
meliputi
silabus,
dan
dalam
rencana
lembar
penelitian
penilaian.
Silabus
indikator. Indikator
Ranah
I
merupakan
(knowing
and
merupakan rencana pembelajaran pada
understanding); Ranah II (science process
suatu/pokok mata pelajaran tertentu yang
skills); Ranah III (imagine and creativity);
mencakup
Ranah IV (attitude and value); dan Ranah
kompetensi
standar
dasar,
kompetensi,
materi
V (conection and applying).
[195]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
Selanjutnya
penyusunan
lembar
pembelajaran
kerja
yang
berorientasi
pada
siswa (LKS) biasanya berupa petunjuk,
taxonomy for science education peneliti
langkah-langkah
ingin melakukan penelitian dengan tujuan
untuk
menyelesaikan
suatu tugas sesuai dengan kompetensi
untuk
dasar.
pembelajaran
LKS
dikemas
adalah
secara
materi
ajar
integrasi
yang
sehingga
taxonomy
memungkinkan peserta didik mempelajari
materi
tersebut
secara
mandiri.
mengembangkan
IPA
for
perangkat
berorientasi
science
pada
education
di
sekolah dasar.
LKS
digunakan untuk mengoptimalkan hasil
METODE
belajar peserta didik dan meningkatkan
Penelitian ini dilakukan
kegiatan belajar peserta didik di sekolah
penelitian dan pengembangan (research
maupun di rumah.
and development). Sukmadinata (2006, p.
dengan
model
164) menyatakan bahwa penelitian dan
Bagian
terakhir
dari
perangkat
pengembangan adalah suatu proses atau
pembelajaran adalah lembar penilaian.
langkah-langkah untuk mengembangkan
Penilaian adalah proses pengumpulan
produk
dan
produk yang telah ada, yang dapat
pengolahan
menentukan
informasi
pencapaian
hasil
untuk
belajar
baru
atau
menyempurnakan
dipertanggungjawabkan.
Langkah-
peserta didik (Depdiknas, 2007a, p. 3).
langkah dalam proses penelitian dan
Tujuan dan fungsi penilaian salah satunya
pengembangan menunjukkan suatu siklus,
adalah sebagai pengukur keberhasilan.
yang
Pada penilaian ini dimaksudkan untuk
kebutuhan, sampai permasalahan yang
mengetahui sejauh mana suatu program
membutuhkan
berhasil diterapkan.
menggunakan suatu produk tertentu.
Mengingat pendidikan IPA mempunyai
Langkah-langkah
kekhususan tersendiri, maka munculnya
mengikuti langkah dari Borg, Gall, & Gall
taxonomy
education
(2003) yang terdiri dari sembilan langkah
mengakomodasi
dan dimodifikasi dengan model 4-D dari
for
diharapkan
science
dapat
diawali
keunikan dari pembelajaran pendidikan
Thiagarajan
IPA.
Semmel,
Selain
taxonomy
itu,
for
kelima
ranah
science
pada
adanya
pemecahan
dalam
(Thiagarajan,
1974)
pendahuluan,
education
dengan
(2)
yakni:
suatu
dengan
penelitian
Semmel,
(1)
perencanaan,
ini
&
studi
(3)
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
mengembangkan produk awal, (4) uji
dan minat, serta kemampuan kognitif
coba awal, (5) revisi produk utama, (6)
siswa. Terkait dengan masalah di atas,
melakukan uji coba lapangan, (7) revisi
maka untuk mengkaji lebih dalam tentang
terhadap produk operasional, (8) uji coba
kelayakan
lapangan produk operasional, dan (9)
dan
pembelajaran
keefektifan
setelah
perangkat
melaksakan
revisi produk final.
[196]
Imanuel Sairo Awang & Andri, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA…
Subjek
uji
coba
dalam
penelitian
lembar
ini
pengamatan,
dan
portofolio.
adalah siswa kelas IV SD Negeri 20
Kriteria yang ditentukan adalah, apabila
Mambok,
terdapat paling sedikit 80% ketuntasan
Sintang.
Sedangkan
subjek
maka, dinyatakan efektif.
penelitian uji coba lapangan adalah siswa
kelas IV SD Negeri 5 Sintang. Adapun
intrumen yang digunakan yakni lembar
HASIL
validasi,
tes
pengamatan,
validasi
hasil
dan
digunakan
belajar,
lembar
Pada
portofolio.
Lembar
perancangan perangkat pembelajaran
menilai
yang
untuk
tahap
terdiri
awal,
dari
dilakukan
silabus,
rencana
kelayakan perangkat pembelajaran yang
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar
dikembangkan. Sedangkan lembar tes,
kerja siswa (LKS) dan lembar penilaian.
lembar pengamatan, dan portofolio siswa
Semua unsur perangkat pembelajaran ini
digunakan
dirancang
untuk
keefektifan
menilai
penerapan
tingkat
perangkat
dengan
berorientasi
pada
taxonomy for science education. Setelah
pembelajaran yang dikembangkan.
dirancang, langkah selanjutnya adalah
melakukan
tahapan
validasi
yang
Analisis data untuk mengetahui kevalidan
dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA
dilakukan
berorientasi
dengan
melakukan
analisis
taxonomy
for
science
kelayakan oleh ahli pembelajaran IPA
education. Penilaian dilakukan dengan
tentang taxonomy for science education.
cara
Proses ini dilaksanakan dengan meminta
masing-masing
ahli mengisi lembar penilaian yang telah
rekapitulasi
disiapkan. Setelah itu dilakukan analisis
pembelajaran IPA secara lengkap dapat
keefektifan yang dilakukan menggunakan
dilihat pada Tabel 1.
mengisi
lembar
penilaian
pada
komponen.
penilaian
Hasil
dari
ahli
statistik deskriptif terhadap tes hasil belajar,
Tabel 1. Data Hasil Penilaian Kevalidan Perangkat Pembelajaran oleh Ahli Pembelajaran IPA
No.
1.
2.
3.
4.
Total Skor Aktual
Komponen Perangkat Pembelajaran
Silabus
RPP
LKS dan Kunci LKS
Lembar Penilaian dan Kunci
Berdasarkan
penilaian
Baik
Baik
Baik
Baik
ahli
pembimbingan yang intensif agar siswa
pembelajaran IPA, beberapa aspek perlu
memahami perintah di LKS dengan baik.
direvisi. Aspek tersebut meliputi konstruk
Setelah
pada LKS dan lembar penilaian. Selain itu,
ujicoba terbatas di Sekolah Dasar Negeri
pada teknik pelaksanaan pembelajaran,
No. 20 Mambok. Ujicoba dilakukan untuk
perlu
melihat
ditekankan
dari
Kategori
(X)
41
71
36
Valid dengan revisi
pada
proses
[197]
direvisi
selanjutnya
keefektifan
dilakukan
pelaksanaan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
pembelajaran berorientasi taxonomy for
science
Hasil
education.
keefektifan
perangkat
berorientasi
penilaian
taxonomy
for
science
education pada ujicoba terbatas dapat
pembelajaran
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Penilaian Keefektifan Perangkat Pembelajaran pada Ujicoba Terbatas
No.
Komponen Keefektifan
Rerata Total Skor Aktual
Ketuntasan (%)
Kategori
1.
Hasil Tes Siswa
87,64
100
Sangat Baik
2.
Lembar Pengamatan
63,18
92,92
Sangat Baik
3.
Penilaian Portofolio
78,8
48,15
Kurang
Hasil penilaian pada Tabel 2, menunjukkan
berarti. Revisi yang dilakukan yakni, pada
bahwa pada komponen tes siswa, rerata
rencana
hasil tes siswa sudah melampaui kriteria
(RPP), pemilihan
yang ditentukan yakni kriteria ketuntasan
mempunyai tiga wujud dilakukan dengan
minimal sebesar 80. Walaupun rata-rata
lebih banyak.
siswa
sudah
mencapai
ditentukan,
namun
beberapa
kriteria
masih
siswa
saat
pada
saat
pembelajaran,
masih
belum
dalam
melaksanakan
diberikan
terhadap
guru.
Hasil
aktivitas
Pada
terdapat
benda
yang
materi
tentang
“benda
dapat
untuk dapat memberikan lebih banyak
optimal
contoh
yang
dan
kepada
pengamatan
siswa
contoh
melarutkan benda lain”, guru diminta
kegiatan
tugas
pembelajaran
yang
dilaksanakan
pengamatan
pelaksanaan
bimbingan
siswa.
diharapkan
secara
yang
Dengan
intensif
demikian
mereka
mampu
menyelesaikan tugas di LKS dengan baik.
berkelompok memperlihatkan persentase
Secara
sebesar 92,92%. Artinya secara umum
dilakukan
penjelasan
siswa mampu menunjukkan sikap dan
Sehingga
siswa
prilaku yang mendukung pelaksanaan
memahami dengan baik. Pada lembar
pembelajaran
kerja siswa (LKS), hanya direvisi pada
taxonomy
for
science
tahap
education.
teknik
kendala
masih
terdapat
dalam
berbagai
dengan
dapat
secara
juga
lambat.
mengikuti
penerapannya.
dibimbing
Mengingat
penerapannya
Siswa
pelan-pelan
dan
harus
agar
mereka dapat mengikuti arahan dengan
pelaksanaan
baik.
pembelajarannya, maka dilakukan revisi
pada
beberapa
bagian
terhadap
Setelah dilakukan revisi, maka dilanjutkan
perangkat pembelajarannya. Selain itu,
dengan melaksanakan ujicoba terakhir
pada saat penerapannya di kelas juga
yakni
harus diperhatikan teknik penyampaian
lapangan untuk mengetahui keefektifan
agar siswa tidak menemui kendala yang
perangkat
[198]
ujicoba
lapangan.
pembelajaran
Ujicoba
berorientasi
Imanuel Sairo Awang & Andri, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA…
ini
pembelajaran berorientasi taxonomy for
dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 5
science education dapat dilihat pada
Sintang. Hasil ujicoba lapangan perangkat
Tabel 3.
taxonomy
for
science
education
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Keefektifan Perangkat Pembelajaran pada Ujicoba Lapangan
No.
Komponen Keefektifan
Rerata Skor Aktual
Ketuntasan (%)
Kategori
1.
Hasil Tes Siswa
88,34
100
Sangat baik
2.
Lembar Pengamatan
61,75
90,81
Sangat baik
3.
Penilaian Portofolio
81,70
81,25
Sangat baik
Perangkat pembelajaran merupakan hal
terutama
penting
harus
Pengetahuan Alam (IPA) menjadi lima
disiapkan oleh seorang guru ketika akan
bagian (ranah). Kelima ranah tersebut
melaksanakan
yakni
dan
Perangkat
mendasar
yang
kegiatan
pembelajaran.
pembelajaran
mata
ranah
I
pelajaran
Ilmu
(knowing
and
baik
understanding); ranah II (science process
adalah perangkat pembelajaran yang
skills); ranah III (imagine and creativity);
disusun berdasarkan kondisi serta potensi
ranah IV (attitude and value); dan ranah V
yang
(conection and applying).
dimiliki
pembelajaran.
pembelajaran
yang
pada
oleh
Selain
yang
lingkungan
itu,
baik
perangkat
juga
dapat
Taksonomi pembelajaran sains ini diyakini
dilihat dari kesesuaian antara perangkat
merupakan
yang satu dengan perangkat dukungan
ranah taksonomi pembelajaran Bloom.
yang lain. Dalam penelitian ini telah
Kelima
dirancang perangkat pembelajaran yakni
mencoba
silabus,
berbagai
rencana
pelaksanaan
pengembangan
ranah
hasil
untuk
dari
belajar
tiga
sains
ini
mengembangkan
keterampilan
yang
harus
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa
dikuasai oleh seseorang yang belajar
(LKS), dan lembar penilaian, di mana
sains. Sehingga, apabila seseorang atau
semua perangkat tersebut berorientasi
siswa yang belajar sains, tidak hanya
pada taxonomy for science education.
befokus
pada
pencapaian
tujuan
kognitifnya, melainkan juga menguasai
PEMBAHASAN
hal-hal
yang
berkaitan
Taxonomy for science education pertama
pengusaan kognitif tersebut.
dengan
kali dikembangkan oleh MacCormack &
Yager
(Prasetyo,
2008,
p.
18),
yang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
merupakan pengembangan hasil belajar
karateristik
dari
pada taxonomy for science education.
taksonomi
Bloom.
Taxonomy
for
science education merupakan sebuah
Selain
konsep
mengetahui
pengelompokkan
hasil
belajar
[199]
itu,
pembelajaran
penelitian
tingkat
ini
berorientasi
juga
ingin
kelayakan
dan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
keefektifan
pembelajaran
Pada
dengan
pembelajaran
yang
berorientasi
menggunakan perangkat pembelajaran
pada taxonomy for science education,
berorientasi pada taxonomy for science
selain
education. Pada langkah awal, dirancang
berpikir (aplikasi ranah I), siswa juga diajak
perangkat
untuk
pembelajaran
berorientasi
mengembangkan
mengeksplorasi
kemampuan
materi
dengan
melalui
pada taksonomi for science education
kegiatan
melibatkan
dengan mengintegrasikan silabus, RPP,
keterampilan proses sains (aplikasi ranah
LKS, dan lembar penilaian.
II). Keterampilan proses sains merupakan
keterampilan yang harus dimiliki agar
Berdasarkan
hasil
validasi
dari
mereka
ahli
dapat
melaksanakan
aktivitas
pembelajaran IPA dapat diketahui bahwa
keilmuan melalui metode ilmiah. Melalui
rata-rata skor setiap komponen perangkat
kegiatan pengamatan, pengelompokkan,
pembelajaran
diskusi
(berkomunikasi),
dan
presentasi,
“baik”
berada
dengan
rincian
pada
kategori
hasil
penilaian
menyimpulkan,
siswa
mampu
silabus berkategori “baik”; hasil penilaian
membangun konsep pemahaman sesuai
RPP berkategori “baik”; hasil penilaian LKS
dengan pengalaman belajar yang ia
berkategori “baik”; dan hasil penilaian
miliki.
lembar penilaian berkategori “baik”. Hal
ini
mengindikasikan
terdapat
berbagai
bahwa
revisi
Hasil
meskipun
pengamatan
yakni
Education
awal
berkembang
pembelajaran
tersebut
sudah
attitude
dengan
baik.
and
value
Ini
dapat
dilihat dari pelaksanaan pembelajaran
berorientasi pada taxonomy for science
education
menunjukkan
bahwa ranah IV taxonomy For Science
berdasarkan
saran dan masukan dari validator, produk
perangkat
juga
baik secara pribadi maupun berkelompok
layak
mereka menunjukkan sikap rasa ingin
digunakan pada ujicoba.
tahu,
sikap
berpikir
kritis,
dan
sikap
Keefektifan perangkat pembelajaran IPA
berpikiran terbuka dan kerjasama. Perilaku
berorientasi pada dilihat dari hasil tes, hasil
yang menunjukkan sikap rasa ingin tahu,
pengamatan, dan hasil portofolio siswa.
sikap berpikir kritis, dan sikap berpikiran
Hasil tes diberikan setelah melaksanakan
terbuka dan kerjasama tersebut terlihat
kegiatan pembelajaran, kemudian hasil
dari sikap antosias siswa saat kegiatan
pengamatan
pembelajaran
dilaksanakan
selama
siswa
berlangsung,
itu,
penerapan RPP yakni sebanyak empat kali
semua
pertemuan. Sedangkan hasil portofolio
kelompok dan menerima tugas dengan
siswa diberikan pada akhir pelaksanaan
sikap positif dengan rasa ingin tahu nyang
pembelajaran pertemuan keempat.
tinggi.
Hal
ini
menerima
selain
karena
pembagian
masing-masing
anggota kelompok bertanggung jawab
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
[200]
Imanuel Sairo Awang & Andri, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA…
dalam
LKS.
Dalam
penelitian
ini,
penelitian
ini
adalah:
(1)
perangkat
sebagaimana yang dilaporkan Khotimah
pembelajaran
& Suliyanah (2017), optimalisasi LKS akan
taxonomy
turut memberikan pengaruh yang besar
mempunyai karakteristik yakni perangkat
dalam meningkatkan kemampuan belajar
pembelajaran IPA yang dikembangkan
IPA siswa.
terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan
IPA
for
berorientasi
science
pada
education
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa
Pada
hasil
penilaian
portofolio
siswa
(LKS), dan lembar penilaian; (2) Perangkat
menunjukkan bahwa, ranah III dan ranah
pembelajaran
V yakni (imagine and creativity) dan
Taxonomy For Science Education dengan
(conection and applying) berkembang
lima ranah hasil belajar yaitu Ranah
I
dengan
(knowing and understanding); Ranah
II
baik.
Siswa
mengembangkan
mampu
daya
khayalnya
IPA
berorientasi
pada
(science process skills); Ranah III (imagine
(imagine) dalam membuat tiruan model
and creativity); Ranah
yang diminta. Dari khayalannya, tercipta
value); dan Ranah
sebuah kreativitas (creativity). Kemudian,
applying);
dari kreativitas tersebut, mereka mampu
pembelajaran
menghubungkan materi yang diperlajari
taxonomy for science education efektif
(conection)
diterapkan pada pembelajaran IPA di
serta
dapat
menerapkan
konsep-konsep yang telah dipelajarinya
dan
IPA
IV
(attitude and
V (conection and
(3)
Perangkat
berorientasi
pada
sekolah dasar.
(applying).
REFERENSI
Secara umum berdasarkan hasil analisis
Awang, I.S.
(2012).
Pengembangan
Subject Specific Pedagogy (SSP) Mata
Pelajaran IPA Untuk Mengembangkan
Karakter Peserta Didik Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Vox Edukasi. 3 (1). 110.
dan pembahasan yang telah diuraikan,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa
perangkat pembelajaran IPA berorientasi
pada taxonomy for science education
yang
telah
dikembangkan
Borg, W.R., Gall, M.D., & Gall. J.P. (2003).
Educational research: an introduction.
(7th Ed). New York. Pearson Education.
Inc.
efektif
digunakan pada proses pembelajaran IPA
di
sekolah
perangkat
dasar,
terlebih
karena
pembelajaran
Buxton, C.A. & Provenzo, E.F. (2007).
Teaching science in elementary and
middle school: a cognitive and cultural
approach.
Los
Angeles.
Sage
Publications, Inc.
yang
dikembangkan lebih berorientasi pada
pemecahan
masalah
(Sulistiono
&
Rahayu, 2014).
Depdiknas. (2007a). Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 20, Tahun 2007, tentang Standar
Penilaian Pendidikan.
SIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan,
hasil
analisis
maka
data
dan
kesimpulan
dari
[201]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
Depdiknas. (2007b). Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 41, Tahun 2007, tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Khotimah, P.C. & Suliyanah. (2017).
Pengembangan lembar kerja siswa
(LKS) untuk melatihkan keterampilan
berpikir kritis peserta didik SMAN 4
Sidoarjo pada materi kalor. Inovasi
Pendidikan Fisika (JIPF), 6(03), 295-300.
Loucks-Horsley, S., et al. (1990). Elementary
school science for the ’90’s. Andover,
MA. Network.
Prasetyo, Z. K. (2008). Kontribusi pendidikan
sains
dalam pengembangan moral
peserta didik. Pidato Pengukuhan Guru
Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan
IPA pada Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Yogyakarta.
5
Januari
2008,
Yogyakarta, Indonesia.
Prasetyo, Z.K. (1998). Taksonomi untuk
pendidikan fisika (sains) Yogyakarta:
Cakrawala Pendidikan Majalah Ilmiah
Kependidikan. Edisi Khusus Dies. 146151.
Sukmadinata, N. S. (2006). Metodologi
penelitian pendidikan. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya.
Sulistiono, E., & Rahayu, Y. S. (2014).
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS
SISWA
MENGGUNAKAN
PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP
BERORIENTASI PENYELESAIAN MASALAH.
Jurnal Pena Sains, 1(2), 46-55.
Thiagarajan, S., Semmel, D.S., & Semmel,
M.I. (1974). Instructional development
for training teachers of exceptional
children A Sourcebook. Bloomington,
Indiana. Indiana University.
[202]
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 09/10/2017; Accepted: 28/12/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(3) 2017, 192-202
DOI: 10.17509/mimbar-sd.v4i3.8411
Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berorientasi pada
Taxonomy for Science Education di Sekolah Dasar
Imanuel Sairo Awang1 & Andri2
1,2STKIP
Persada Khatulistiwa Sintang
Pertamina-Sengkuang, Sintang
1Email: imanuel.s.a@stkippersada.ac.id
2Email: andri@stkippersada.ac.id
1,2Jl.
ABSTRACT
The learning method has been focused on
student cognitive. In the mean time, student
should accept comprehensively. This research is
aim to develop learning kits of natural science
that taxonomy for science education oriented in
elementary school. The kits consist of domain I
(imagine and understanding), domain II (science
process skills), domain III (imagine and creativity),
domain IV (attitude and value), and domain V
(conection and applying). This is a research and
development method, with subjects were both
of fourth grade elementary school students of SD
negeri 20 Mambok and SD Negeri 5 Sintang. The
results of evaluation of learning science experts
to examine the validity of the learning kits stated
valid. Then, the trial results showed that the
learning kits was developed to meet the criteria
of effective to use in elementary school. It
concludes that the learning kits of natural
science that taxonomy for science education
oriented is able to applied in elementary school.
Keywords: learning kits; taxonomy for science
education; elementary school
ABSTRAK
Selama ini pembelajaran hanya berfokus pada
kognitif siswa. Sementara siswa harus menerima
materi secara komprehensif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran IPA yang berorientasi pada
taxonomy for science education. Di mana
taxonomy for science education meliputi lima
ranah hasil belajar yaitu Ranah I (Knowing and
Understanding); Ranah II (Science Process Skills);
Ranah III (Imagine and Creativity); Ranah IV
(Attitude and Value); dan Ranah V (Conection
and Applying). Penelitian ini dilaksanakan
dengan metode research and development,
dengan siswa kelas IV SD Negeri 20 Mambok dan
siswa kelas IV SD Negeri 5 Sintang sebagai subjek
ujicoba. Hasil evaluasi oleh ahli menunjukkan
bahwa perangkat pebelajaran berorientasi
pada taxonomy for science education valid
untuk digunakan. Sedangkan hasil ujicoba
menunjukkan bahwa perangkat pebelajaran
berorientasi pada taxonomy for science
education efektif digunakan di sekolah dasar.
Simpulan dari penelitian ini adalah perangkat
pembelajaran ipa berorientasi pada taxonomy
for science education layak digunakan di
sekolah dasar.
Kata Kunci: perangkat pembelajaran; taxonomy
for science education; sekolah dasar
How to Cite: Awang, I., & Andri, A. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berorientasi pada
Taxonomy
for
Science
Education
di
Sekolah
Dasar.
Mimbar
Sekolah
Dasar,
4(3),
192–202.
http://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v4i3.8411.
PENDAHULUAN ~ Pendidikan adalah unsur
peradapan suatu bangsa. Oleh karena itu,
penting
usaha
bagi
pengembangan
potensi
untuk
menjadikan
manusia agar siap menghadapi segala
sebagai
permasalahan
perkembangan suatu bangsa perlu terus
dalam
kehidupannya.
ditingkatkan.
Pendidikan mendapat perhatian utama
berkaitan
dengan
pengembangan
[192]
penyangga
pendidikan
utama
Imanuel Sairo Awang & Andri, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA…
Peningkatan kualitas pendidikan dapat
diperlukan, dimana tidak hanya ranah
dilakukan melalui berbagai komponen
kognitif yang dikembangkan, namun juga
dalam
ranah afektif, dan psikomotorik.
pembelajaran.
Berbagai
komponen dalam pembelajaran yang
dapat
tingkatkan
kualitasnya
Dalam
adalah
pelaksanaannya,
penggunaan media pembelajaran dan
berbasis
sumber belajar yang bervariasi. Selain itu,
seimbang dan holistik yaitu umumnya
peningkatan kualitas pembelajaran juga
hanya menitikberatkan pada tujuan ranah
dapat dilakukan dengan cara mengatur
kognitif dan menghindari tujuan ranah
suasana
afektif
pembelajaran
yang
meliputi
ranah
Bloom
pembelajaran
masih
belum
(Collete-Chiapetta,
dalam
pemilihan strategi, pendekatan, metode,
Prasetyo, 2008, p. 21). Sebagai akibatnya,
teknik,
pembelajaran
serta
taktik
yang
sesuai
agar
menjadi
monoton
dan
pembelajaran menjadi lebih efektif dan
tidak memberi peluang siswa berperan
menyenangkan.
aktif.
Perluasan
dari
pembelajaran
berbasis ranah Bloom diperlukan untuk
dan
mengeksplorasi potensi siswa dimana tidak
menyenangkan terutama pada jenjang
hanya kemampuan kognitif tetapi juga
sekolah dasar sangat diperlukan. Hal ini
ranah yang lain, terutama pada mata
dikarenakan
pelajaran IPA.
Pembelajaran
yang
sesuai
efektif
dengan
tingkat
perkembangan mental serta emosional
siswa. Siswa usia sekolah dasar berada
Ilmu
pada
operasi
science (bahasa Indonesia: sains) diambil
konkret. Implikasinya adalah guru harus
dari kata Latin Scientia yang memiliki arti
mampu memberikan pengalaman belajar
harfiah
yang nyata agar dapat diterima dengan
English Dictionary (Buxton & Provenzo,
baik oleh siswa.
2007, p. 6) sains didefinisikan sebagai,
tahap
perkembangan
Pengetahuan
Alam
pengetahuan.
(IPA)
Menurut
atau
Oxford
“Those branches of study that related to
Pembelajaran yang hanya memfokuskan
the phenomena of the material universe
pada
and
ranah
kognitif
hanya
akan
their
laws”.
Pendapat
menjauhkan pengetahuan dengan siswa.
menjelaskan
Siswa
memahami
cabang ilmu yang berhubungan dengan
pengetahuan yang diberikan oleh guru
fenomena-fenomena yang terdapat di
sebagai
alam serta hukum-hukum yang berlaku
dipaksa
kompetensi
untuk
pemenuhan
yang
dari
standar
ditetapkan. Sebagai
padanya.
bahwa
IPA
tersebut
Dengan
merupakan
demikian,
akibatnya pengetahuan yang diterima
pembelajaran IPA di sampaikan di sekolah
oleh siswa bersifat sementara. Oleh karena
agar
itu, pembelajaran yang mengedepankan
bagaimana alam semesta berlaku.
hasil yang seimbang dan holistik mutlak
[193]
siswa
memahami
secara
baik
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
Menurut
Sumaji,
“Pembelajaran
dkk.
IPA
(Awang,
sains,
yang
mampu
meningkatkan aktivitas pembelajaran IPA
membuka kesempatan untuk memupuk
di kelas serta dapat meningkatkan minat
rasa ingin tahu peserta didik secara ilmiah.
siswa
Dengan demikian, pembelajaran IPA yang
Taxonomy
disampaikan harus dirancang sedemikian
(Prasetyo, 1998) meliputi lima ranah hasil
rupa
belajar yakni
terdapat
SD
pendidikan
hendaknya
sehingga
di
2012),
semua
dalam
diri
potensi
siswa
yang
dapat
terhadap
mata
for
science
Ranah
Understanding);
pelajaran
I
education
(Knowing
Ranah
IPA.
II
and
(Science
terakomodasi. Salah satu pembelajaran
Process Skills);
yang
Creativity); Ranah
IV
potensi siswa adalah pembelajaran yang
Value); dan Ranah
V (Conection and
berorientasi pada taxonomy for science
Applying).
dapat
mengakomodasi
seluruh
Ranah
III (Imagine and
(Attitude and
education.
Ranah I merupakan acuan hasil belajar
Taxonomy for science education adalah
yang
sebuah
dalam
Pendidikan IPA mempunyai fakta, konsep,
mampu
prinsip, hukum, dan teori yang harus
meningkatkan aktivitas pembelajaran IPA
dikuasai oleh siswa. Melalui penekanan
di kelas dan mengembangkan sikap positif
pada ranah ini, siswa diharapkan dapat
terhadap mata pelajaran itu (Loucks-
mengetahui
Horsley, et al., 1990). Taxonomy for science
pengetahuan IPA. Selanjutnya, ranah II
education diyakini merupakan perluasan
merupakan
dari ketiga ranah hasil belajar Bloom.
berfokus pada keterampilan proses IPA.
Taxonomy for science education meliputi
Pengetahuan
lima ranah hasil belajar yakni Ranah I
fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori
(Knowing and Understanding); Ranah II
dalam pendidikan IPA diperoleh melalui
(Science Process Skills); Ranah III (Imagine
suatu proses yakni dengan metode ilmiah.
and Creativity); Ranah IV (Attitude and
Penerapan
Value); dan Ranah V (Conection and
memperoleh pengetahuan dilaksanakan
Applying) (MacCormack & Yager, dalam
dengan melakukan berbagai kegiatan
Prasetyo, 2008, p. 18). Sesuai dengan
diantaranya pengamatan, pengukuran,
uraian tersebut, maka salah satu acuan
pengelompokkan,
pembelajaran yang patut dikembangkan
sampai pada keterampilan melakukan
adalah pembelajaran yang berorientasi
eksperimen.
Melalui
pada taxonomy for science education.
ranah
siswa
acuan
pendidikan
pembelajaran
sains,
yang
berfokus
ini,
menguasai
Taxonomy for science education adalah
sebuah
acuan
pembelajaran
tingkat dasar.
dalam
[194]
pada
pengetahuan.
serta
acuan
memahami
hasil
yang
belajar yang
berkaitan
metode
dengan
ilmiah
dalam
pengkomunikasian,
penekanan
diharapkan
keterampilan
pada
dapat
proses
IPA
Imanuel Sairo Awang & Andri, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA…
Ranah III merupakan acuan hasil belajar
pokok/pembelajaran,
yang
pembelajaran,
berfokus
pada
kemampuan
menginterpretasi
produk
pengetahuan
khususnya
pengetahuan
kegiatan
indikator
pencapaian
kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu
dan sumber belajar (Depdiknas, 2007b, p.
IPA.
Keterampilan ini harus dikuasai agar dapat
4).
memahami secara utuh pengetahuan
adalah: (1) mengkaji dan menentukan
IPA.
standar kompetensi; (2) mengkaji dan
Sementara
ranah
IV
merupakan
Tahapan
pengembangan
acuan hasil belajar yang berfokus pada
menentukan
pengembangan nilai dan sikap dalam
mengidentifikasi
belajar
pembelajaran;
IPA.
Pengetahuan
diperoleh
kompetensi
dasar;
materi
(4)
silabus
(3)
pokok
mengembangkan
dengan sikap jujur dan teliti. Setelah
kegiatan pembelajaran; (5) merumuskan
mengetahui
indikator
produk
IPA,
siswa
juga
pencapaian
diharapkan dapat mengaktualisasi nilai-
menentukan
jenis
nilai
menentukan
alokasi
yang
terkandung
di
dalamnya.
kompetensi;
penilaian;
waktu,
(6)
serta
(7)
dan
(8)
menentukan sumber belajar.
Keterampilan ini harus dikuasai agar siswa
mampu bersikap positif serta menerapkan
nilai-nilai kehidupan dengan baik pula.
Rencana
Kemudian ranah V dari taxonomy for
(RPP)
science education adalah acuan hasil
mengarahkan kegiatan belajar peserta
belajar yang berfokus pada penerapan
didik dalam upaya mencapai kompetensi
dari pengetahuan yang telah diperoleh.
dasar (Depdiknas, 2007b, p. 4). Komponen
Muara dari produk IPA adalah teknologi.
substansial
Sehingga diharapkan dengan diacunya
kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
ranah ini dalam pembelajaran IPA siswa
alokasi
terbiasa untuk menghasilkan sebuah karya
pengajaran,
kegiatan
sebagai
(disusun
pertemuan),
bentuk
pemahaman
dari
pelaksanaan
dijabarkan
dari
RPP
waktu,
tiap
pembelajaran
silabus
meliputi:
untuk
standar
model/strategi/metode
pembelajaran
alat/bahan,
penilaian, dan sumber belajar. RPP disusun
pengetahuan IPA.
untuk setiap kompetensi dasar. Bagian
Perangkat
pembelajaran
penting lainnya dalam penyusunan RPP
berorientasi
taxonomy for science education yang
adalah
dikembangkan
ini
penanda pencapaian kompetensi dasar
pelaksanaan
yang ditandai oleh perubahan perilaku
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa
yang dapat diukur sesuai dengan lima
(LKS)
domain
meliputi
silabus,
dan
dalam
rencana
lembar
penelitian
penilaian.
Silabus
indikator. Indikator
Ranah
I
merupakan
(knowing
and
merupakan rencana pembelajaran pada
understanding); Ranah II (science process
suatu/pokok mata pelajaran tertentu yang
skills); Ranah III (imagine and creativity);
mencakup
Ranah IV (attitude and value); dan Ranah
kompetensi
standar
dasar,
kompetensi,
materi
V (conection and applying).
[195]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
Selanjutnya
penyusunan
lembar
pembelajaran
kerja
yang
berorientasi
pada
siswa (LKS) biasanya berupa petunjuk,
taxonomy for science education peneliti
langkah-langkah
ingin melakukan penelitian dengan tujuan
untuk
menyelesaikan
suatu tugas sesuai dengan kompetensi
untuk
dasar.
pembelajaran
LKS
dikemas
adalah
secara
materi
ajar
integrasi
yang
sehingga
taxonomy
memungkinkan peserta didik mempelajari
materi
tersebut
secara
mandiri.
mengembangkan
IPA
for
perangkat
berorientasi
science
pada
education
di
sekolah dasar.
LKS
digunakan untuk mengoptimalkan hasil
METODE
belajar peserta didik dan meningkatkan
Penelitian ini dilakukan
kegiatan belajar peserta didik di sekolah
penelitian dan pengembangan (research
maupun di rumah.
and development). Sukmadinata (2006, p.
dengan
model
164) menyatakan bahwa penelitian dan
Bagian
terakhir
dari
perangkat
pengembangan adalah suatu proses atau
pembelajaran adalah lembar penilaian.
langkah-langkah untuk mengembangkan
Penilaian adalah proses pengumpulan
produk
dan
produk yang telah ada, yang dapat
pengolahan
menentukan
informasi
pencapaian
hasil
untuk
belajar
baru
atau
menyempurnakan
dipertanggungjawabkan.
Langkah-
peserta didik (Depdiknas, 2007a, p. 3).
langkah dalam proses penelitian dan
Tujuan dan fungsi penilaian salah satunya
pengembangan menunjukkan suatu siklus,
adalah sebagai pengukur keberhasilan.
yang
Pada penilaian ini dimaksudkan untuk
kebutuhan, sampai permasalahan yang
mengetahui sejauh mana suatu program
membutuhkan
berhasil diterapkan.
menggunakan suatu produk tertentu.
Mengingat pendidikan IPA mempunyai
Langkah-langkah
kekhususan tersendiri, maka munculnya
mengikuti langkah dari Borg, Gall, & Gall
taxonomy
education
(2003) yang terdiri dari sembilan langkah
mengakomodasi
dan dimodifikasi dengan model 4-D dari
for
diharapkan
science
dapat
diawali
keunikan dari pembelajaran pendidikan
Thiagarajan
IPA.
Semmel,
Selain
taxonomy
itu,
for
kelima
ranah
science
pada
adanya
pemecahan
dalam
(Thiagarajan,
1974)
pendahuluan,
education
dengan
(2)
yakni:
suatu
dengan
penelitian
Semmel,
(1)
perencanaan,
ini
&
studi
(3)
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
mengembangkan produk awal, (4) uji
dan minat, serta kemampuan kognitif
coba awal, (5) revisi produk utama, (6)
siswa. Terkait dengan masalah di atas,
melakukan uji coba lapangan, (7) revisi
maka untuk mengkaji lebih dalam tentang
terhadap produk operasional, (8) uji coba
kelayakan
lapangan produk operasional, dan (9)
dan
pembelajaran
keefektifan
setelah
perangkat
melaksakan
revisi produk final.
[196]
Imanuel Sairo Awang & Andri, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA…
Subjek
uji
coba
dalam
penelitian
lembar
ini
pengamatan,
dan
portofolio.
adalah siswa kelas IV SD Negeri 20
Kriteria yang ditentukan adalah, apabila
Mambok,
terdapat paling sedikit 80% ketuntasan
Sintang.
Sedangkan
subjek
maka, dinyatakan efektif.
penelitian uji coba lapangan adalah siswa
kelas IV SD Negeri 5 Sintang. Adapun
intrumen yang digunakan yakni lembar
HASIL
validasi,
tes
pengamatan,
validasi
hasil
dan
digunakan
belajar,
lembar
Pada
portofolio.
Lembar
perancangan perangkat pembelajaran
menilai
yang
untuk
tahap
terdiri
awal,
dari
dilakukan
silabus,
rencana
kelayakan perangkat pembelajaran yang
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar
dikembangkan. Sedangkan lembar tes,
kerja siswa (LKS) dan lembar penilaian.
lembar pengamatan, dan portofolio siswa
Semua unsur perangkat pembelajaran ini
digunakan
dirancang
untuk
keefektifan
menilai
penerapan
tingkat
perangkat
dengan
berorientasi
pada
taxonomy for science education. Setelah
pembelajaran yang dikembangkan.
dirancang, langkah selanjutnya adalah
melakukan
tahapan
validasi
yang
Analisis data untuk mengetahui kevalidan
dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA
dilakukan
berorientasi
dengan
melakukan
analisis
taxonomy
for
science
kelayakan oleh ahli pembelajaran IPA
education. Penilaian dilakukan dengan
tentang taxonomy for science education.
cara
Proses ini dilaksanakan dengan meminta
masing-masing
ahli mengisi lembar penilaian yang telah
rekapitulasi
disiapkan. Setelah itu dilakukan analisis
pembelajaran IPA secara lengkap dapat
keefektifan yang dilakukan menggunakan
dilihat pada Tabel 1.
mengisi
lembar
penilaian
pada
komponen.
penilaian
Hasil
dari
ahli
statistik deskriptif terhadap tes hasil belajar,
Tabel 1. Data Hasil Penilaian Kevalidan Perangkat Pembelajaran oleh Ahli Pembelajaran IPA
No.
1.
2.
3.
4.
Total Skor Aktual
Komponen Perangkat Pembelajaran
Silabus
RPP
LKS dan Kunci LKS
Lembar Penilaian dan Kunci
Berdasarkan
penilaian
Baik
Baik
Baik
Baik
ahli
pembimbingan yang intensif agar siswa
pembelajaran IPA, beberapa aspek perlu
memahami perintah di LKS dengan baik.
direvisi. Aspek tersebut meliputi konstruk
Setelah
pada LKS dan lembar penilaian. Selain itu,
ujicoba terbatas di Sekolah Dasar Negeri
pada teknik pelaksanaan pembelajaran,
No. 20 Mambok. Ujicoba dilakukan untuk
perlu
melihat
ditekankan
dari
Kategori
(X)
41
71
36
Valid dengan revisi
pada
proses
[197]
direvisi
selanjutnya
keefektifan
dilakukan
pelaksanaan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
pembelajaran berorientasi taxonomy for
science
Hasil
education.
keefektifan
perangkat
berorientasi
penilaian
taxonomy
for
science
education pada ujicoba terbatas dapat
pembelajaran
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Penilaian Keefektifan Perangkat Pembelajaran pada Ujicoba Terbatas
No.
Komponen Keefektifan
Rerata Total Skor Aktual
Ketuntasan (%)
Kategori
1.
Hasil Tes Siswa
87,64
100
Sangat Baik
2.
Lembar Pengamatan
63,18
92,92
Sangat Baik
3.
Penilaian Portofolio
78,8
48,15
Kurang
Hasil penilaian pada Tabel 2, menunjukkan
berarti. Revisi yang dilakukan yakni, pada
bahwa pada komponen tes siswa, rerata
rencana
hasil tes siswa sudah melampaui kriteria
(RPP), pemilihan
yang ditentukan yakni kriteria ketuntasan
mempunyai tiga wujud dilakukan dengan
minimal sebesar 80. Walaupun rata-rata
lebih banyak.
siswa
sudah
mencapai
ditentukan,
namun
beberapa
kriteria
masih
siswa
saat
pada
saat
pembelajaran,
masih
belum
dalam
melaksanakan
diberikan
terhadap
guru.
Hasil
aktivitas
Pada
terdapat
benda
yang
materi
tentang
“benda
dapat
untuk dapat memberikan lebih banyak
optimal
contoh
yang
dan
kepada
pengamatan
siswa
contoh
melarutkan benda lain”, guru diminta
kegiatan
tugas
pembelajaran
yang
dilaksanakan
pengamatan
pelaksanaan
bimbingan
siswa.
diharapkan
secara
yang
Dengan
intensif
demikian
mereka
mampu
menyelesaikan tugas di LKS dengan baik.
berkelompok memperlihatkan persentase
Secara
sebesar 92,92%. Artinya secara umum
dilakukan
penjelasan
siswa mampu menunjukkan sikap dan
Sehingga
siswa
prilaku yang mendukung pelaksanaan
memahami dengan baik. Pada lembar
pembelajaran
kerja siswa (LKS), hanya direvisi pada
taxonomy
for
science
tahap
education.
teknik
kendala
masih
terdapat
dalam
berbagai
dengan
dapat
secara
juga
lambat.
mengikuti
penerapannya.
dibimbing
Mengingat
penerapannya
Siswa
pelan-pelan
dan
harus
agar
mereka dapat mengikuti arahan dengan
pelaksanaan
baik.
pembelajarannya, maka dilakukan revisi
pada
beberapa
bagian
terhadap
Setelah dilakukan revisi, maka dilanjutkan
perangkat pembelajarannya. Selain itu,
dengan melaksanakan ujicoba terakhir
pada saat penerapannya di kelas juga
yakni
harus diperhatikan teknik penyampaian
lapangan untuk mengetahui keefektifan
agar siswa tidak menemui kendala yang
perangkat
[198]
ujicoba
lapangan.
pembelajaran
Ujicoba
berorientasi
Imanuel Sairo Awang & Andri, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA…
ini
pembelajaran berorientasi taxonomy for
dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 5
science education dapat dilihat pada
Sintang. Hasil ujicoba lapangan perangkat
Tabel 3.
taxonomy
for
science
education
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Keefektifan Perangkat Pembelajaran pada Ujicoba Lapangan
No.
Komponen Keefektifan
Rerata Skor Aktual
Ketuntasan (%)
Kategori
1.
Hasil Tes Siswa
88,34
100
Sangat baik
2.
Lembar Pengamatan
61,75
90,81
Sangat baik
3.
Penilaian Portofolio
81,70
81,25
Sangat baik
Perangkat pembelajaran merupakan hal
terutama
penting
harus
Pengetahuan Alam (IPA) menjadi lima
disiapkan oleh seorang guru ketika akan
bagian (ranah). Kelima ranah tersebut
melaksanakan
yakni
dan
Perangkat
mendasar
yang
kegiatan
pembelajaran.
pembelajaran
mata
ranah
I
pelajaran
Ilmu
(knowing
and
baik
understanding); ranah II (science process
adalah perangkat pembelajaran yang
skills); ranah III (imagine and creativity);
disusun berdasarkan kondisi serta potensi
ranah IV (attitude and value); dan ranah V
yang
(conection and applying).
dimiliki
pembelajaran.
pembelajaran
yang
pada
oleh
Selain
yang
lingkungan
itu,
baik
perangkat
juga
dapat
Taksonomi pembelajaran sains ini diyakini
dilihat dari kesesuaian antara perangkat
merupakan
yang satu dengan perangkat dukungan
ranah taksonomi pembelajaran Bloom.
yang lain. Dalam penelitian ini telah
Kelima
dirancang perangkat pembelajaran yakni
mencoba
silabus,
berbagai
rencana
pelaksanaan
pengembangan
ranah
hasil
untuk
dari
belajar
tiga
sains
ini
mengembangkan
keterampilan
yang
harus
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa
dikuasai oleh seseorang yang belajar
(LKS), dan lembar penilaian, di mana
sains. Sehingga, apabila seseorang atau
semua perangkat tersebut berorientasi
siswa yang belajar sains, tidak hanya
pada taxonomy for science education.
befokus
pada
pencapaian
tujuan
kognitifnya, melainkan juga menguasai
PEMBAHASAN
hal-hal
yang
berkaitan
Taxonomy for science education pertama
pengusaan kognitif tersebut.
dengan
kali dikembangkan oleh MacCormack &
Yager
(Prasetyo,
2008,
p.
18),
yang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
merupakan pengembangan hasil belajar
karateristik
dari
pada taxonomy for science education.
taksonomi
Bloom.
Taxonomy
for
science education merupakan sebuah
Selain
konsep
mengetahui
pengelompokkan
hasil
belajar
[199]
itu,
pembelajaran
penelitian
tingkat
ini
berorientasi
juga
ingin
kelayakan
dan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
keefektifan
pembelajaran
Pada
dengan
pembelajaran
yang
berorientasi
menggunakan perangkat pembelajaran
pada taxonomy for science education,
berorientasi pada taxonomy for science
selain
education. Pada langkah awal, dirancang
berpikir (aplikasi ranah I), siswa juga diajak
perangkat
untuk
pembelajaran
berorientasi
mengembangkan
mengeksplorasi
kemampuan
materi
dengan
melalui
pada taksonomi for science education
kegiatan
melibatkan
dengan mengintegrasikan silabus, RPP,
keterampilan proses sains (aplikasi ranah
LKS, dan lembar penilaian.
II). Keterampilan proses sains merupakan
keterampilan yang harus dimiliki agar
Berdasarkan
hasil
validasi
dari
mereka
ahli
dapat
melaksanakan
aktivitas
pembelajaran IPA dapat diketahui bahwa
keilmuan melalui metode ilmiah. Melalui
rata-rata skor setiap komponen perangkat
kegiatan pengamatan, pengelompokkan,
pembelajaran
diskusi
(berkomunikasi),
dan
presentasi,
“baik”
berada
dengan
rincian
pada
kategori
hasil
penilaian
menyimpulkan,
siswa
mampu
silabus berkategori “baik”; hasil penilaian
membangun konsep pemahaman sesuai
RPP berkategori “baik”; hasil penilaian LKS
dengan pengalaman belajar yang ia
berkategori “baik”; dan hasil penilaian
miliki.
lembar penilaian berkategori “baik”. Hal
ini
mengindikasikan
terdapat
berbagai
bahwa
revisi
Hasil
meskipun
pengamatan
yakni
Education
awal
berkembang
pembelajaran
tersebut
sudah
attitude
dengan
baik.
and
value
Ini
dapat
dilihat dari pelaksanaan pembelajaran
berorientasi pada taxonomy for science
education
menunjukkan
bahwa ranah IV taxonomy For Science
berdasarkan
saran dan masukan dari validator, produk
perangkat
juga
baik secara pribadi maupun berkelompok
layak
mereka menunjukkan sikap rasa ingin
digunakan pada ujicoba.
tahu,
sikap
berpikir
kritis,
dan
sikap
Keefektifan perangkat pembelajaran IPA
berpikiran terbuka dan kerjasama. Perilaku
berorientasi pada dilihat dari hasil tes, hasil
yang menunjukkan sikap rasa ingin tahu,
pengamatan, dan hasil portofolio siswa.
sikap berpikir kritis, dan sikap berpikiran
Hasil tes diberikan setelah melaksanakan
terbuka dan kerjasama tersebut terlihat
kegiatan pembelajaran, kemudian hasil
dari sikap antosias siswa saat kegiatan
pengamatan
pembelajaran
dilaksanakan
selama
siswa
berlangsung,
itu,
penerapan RPP yakni sebanyak empat kali
semua
pertemuan. Sedangkan hasil portofolio
kelompok dan menerima tugas dengan
siswa diberikan pada akhir pelaksanaan
sikap positif dengan rasa ingin tahu nyang
pembelajaran pertemuan keempat.
tinggi.
Hal
ini
menerima
selain
karena
pembagian
masing-masing
anggota kelompok bertanggung jawab
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
[200]
Imanuel Sairo Awang & Andri, Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA…
dalam
LKS.
Dalam
penelitian
ini,
penelitian
ini
adalah:
(1)
perangkat
sebagaimana yang dilaporkan Khotimah
pembelajaran
& Suliyanah (2017), optimalisasi LKS akan
taxonomy
turut memberikan pengaruh yang besar
mempunyai karakteristik yakni perangkat
dalam meningkatkan kemampuan belajar
pembelajaran IPA yang dikembangkan
IPA siswa.
terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan
IPA
for
berorientasi
science
pada
education
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa
Pada
hasil
penilaian
portofolio
siswa
(LKS), dan lembar penilaian; (2) Perangkat
menunjukkan bahwa, ranah III dan ranah
pembelajaran
V yakni (imagine and creativity) dan
Taxonomy For Science Education dengan
(conection and applying) berkembang
lima ranah hasil belajar yaitu Ranah
I
dengan
(knowing and understanding); Ranah
II
baik.
Siswa
mengembangkan
mampu
daya
khayalnya
IPA
berorientasi
pada
(science process skills); Ranah III (imagine
(imagine) dalam membuat tiruan model
and creativity); Ranah
yang diminta. Dari khayalannya, tercipta
value); dan Ranah
sebuah kreativitas (creativity). Kemudian,
applying);
dari kreativitas tersebut, mereka mampu
pembelajaran
menghubungkan materi yang diperlajari
taxonomy for science education efektif
(conection)
diterapkan pada pembelajaran IPA di
serta
dapat
menerapkan
konsep-konsep yang telah dipelajarinya
dan
IPA
IV
(attitude and
V (conection and
(3)
Perangkat
berorientasi
pada
sekolah dasar.
(applying).
REFERENSI
Secara umum berdasarkan hasil analisis
Awang, I.S.
(2012).
Pengembangan
Subject Specific Pedagogy (SSP) Mata
Pelajaran IPA Untuk Mengembangkan
Karakter Peserta Didik Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Vox Edukasi. 3 (1). 110.
dan pembahasan yang telah diuraikan,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa
perangkat pembelajaran IPA berorientasi
pada taxonomy for science education
yang
telah
dikembangkan
Borg, W.R., Gall, M.D., & Gall. J.P. (2003).
Educational research: an introduction.
(7th Ed). New York. Pearson Education.
Inc.
efektif
digunakan pada proses pembelajaran IPA
di
sekolah
perangkat
dasar,
terlebih
karena
pembelajaran
Buxton, C.A. & Provenzo, E.F. (2007).
Teaching science in elementary and
middle school: a cognitive and cultural
approach.
Los
Angeles.
Sage
Publications, Inc.
yang
dikembangkan lebih berorientasi pada
pemecahan
masalah
(Sulistiono
&
Rahayu, 2014).
Depdiknas. (2007a). Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 20, Tahun 2007, tentang Standar
Penilaian Pendidikan.
SIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan,
hasil
analisis
maka
data
dan
kesimpulan
dari
[201]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
Depdiknas. (2007b). Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 41, Tahun 2007, tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Khotimah, P.C. & Suliyanah. (2017).
Pengembangan lembar kerja siswa
(LKS) untuk melatihkan keterampilan
berpikir kritis peserta didik SMAN 4
Sidoarjo pada materi kalor. Inovasi
Pendidikan Fisika (JIPF), 6(03), 295-300.
Loucks-Horsley, S., et al. (1990). Elementary
school science for the ’90’s. Andover,
MA. Network.
Prasetyo, Z. K. (2008). Kontribusi pendidikan
sains
dalam pengembangan moral
peserta didik. Pidato Pengukuhan Guru
Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan
IPA pada Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Yogyakarta.
5
Januari
2008,
Yogyakarta, Indonesia.
Prasetyo, Z.K. (1998). Taksonomi untuk
pendidikan fisika (sains) Yogyakarta:
Cakrawala Pendidikan Majalah Ilmiah
Kependidikan. Edisi Khusus Dies. 146151.
Sukmadinata, N. S. (2006). Metodologi
penelitian pendidikan. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya.
Sulistiono, E., & Rahayu, Y. S. (2014).
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS
SISWA
MENGGUNAKAN
PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP
BERORIENTASI PENYELESAIAN MASALAH.
Jurnal Pena Sains, 1(2), 46-55.
Thiagarajan, S., Semmel, D.S., & Semmel,
M.I. (1974). Instructional development
for training teachers of exceptional
children A Sourcebook. Bloomington,
Indiana. Indiana University.
[202]