Studi Deskriptif Mengenai Locus of Control Pada Mahasiswa/i Universitas "X" Bandung Yang Mengendarai Motong Tentang Peraturan Lalu Lintas.

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini untuk memeroleh tipe locus of control dan faktor-faktor yang memengaruhinya pada mahasiswa/i Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor tentang peraturan lalu lintas. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 150 orang. Alat ukur dibuat oleh peneliti berdasarkan the I-Scale dari Julian Rotter (1972) berupa kuesioner dengan tipe forced choice yang terdiri atas 25 pasang item pernyataan. Validasi kuesioner menggunakan Rank Spearman’s dengan range 0,31 – 0,66 dan reliabilitas menggunakan Alfa-Cronbach dengan nilai reliabilitas yang tinggi yaitu 0,71. Data hasil penelitian diolah dan dianalisis dengan menggunakan korelasi Spearman dengan program SPSS 20. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 92% yang memiliki locus of control internal dan hanya 8% yang memiliki locus of control eksternal. Jadi disimpulkan bahwa, sebagian besar mahasiswa/i di Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor memiliki kecenderungan locus of control internal dan faktor usia memiliki kecenderungan keterkaitan dengan locus of control. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti lebih lanjut mengenai kontribusi dari faktor usia, pengalaman di lembaga, latihan dan pengalaman, serta efek terapi terhadap locus of control.


(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This research is to obtain the type of locus of control and the factors that affect the students of Bandung “X” University on using motorcycles about traffic rules. The number of respondents in this study amounted to 150 people. Measuring instrument made by the researchers based on the I-Scale of Julian Rotter (1972) form the types of forced choice questionnaire consisting of 25 pairs of items statement. Validation of a questionnaire using Spearman's Rank the range from 0.31 to 0.66 and reliability using Cronbach Alfa-high reliability value is 0.71. Data were

processed and analyzed using the Spearman correlation with

SPSS 20.

Based on the results of the study , as many as 92 % who have an internal locus of control and only 8 % who have an external locus of control. it was concluded that the majority of students at Bandung “X” University who use motorcycles have a tendency internal locus of control and factors of age have a tendency linkage with the locus of control. For further research, it is suggested to further investigate the contribution of age, experiences in institutions, training, and experience, as well as therapeutic effects on locus of control.


(3)

vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR BAGAN... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Maksud Penelitian ... 6

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian... 7

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 7

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 7

1.5 Kerangka Pemikiran ... 8

1.6 Asumsi... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15


(4)

viii

Universitas Kristen Maranatha

2.1.1 Konsep Dasar Locus of Control ... 15

2.1.2 Perkembangan Locus of Control ... 18

2.1.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Locus of Control ... 21

2.2 Tahap Perkembangan Dewasa Awal (Santrock, 2002) ... 23

2.2.1 Transisi dari Sekolah Atas Menuju Universitas ... 24

2.2.2 Perkembangan Fisik ... 25

2.2.3 Perkembangan Kognitif ... 26

2.2.4 Perkembangan Sosioemosional ... 27

2.2.5 Perkembangan Psikososial ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 29

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 29

3.2 Bagan Rancangan Penelitian ... 29

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 30

3.3.1 Variabel Penelitian ... 30

3.3.2 Definisi Konseptual ... 30

3.3.3 Definisi Operasional ... 30

3.4 Alat Ukur ... 31

3.4.1 Alat Ukur Locus of Control ... 31

3.4.2 Skoring Alat Ukur ... 32

3.4.3 Kisi-kisi Alat Ukur ... 32

3.4.4 Data Pribadi dan Data Penunjang ... 33

3.4.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 33


(5)

ix

Universitas Kristen Maranatha

3.5.1 Populasi Sasaran ... 34

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 34

3.6 Teknik Penarikan Sampel ... 35

3.7 Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN... 36

4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 36

4.2 Hasil Penelitian ... 37

4.3 Pembahasan ... 37

BAB V SIMPULAN & SARAN... 43

5.1 Simpulan ... 43

5.2 Saran ... 44

5.2.1 Saran Teoretis ... 44

5.2.2 Saran Praktis ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

DAFTAR RUJUKAN ... 46 LAMPIRAN


(6)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 13 Bagan 3.1 Bagan Rancangan Penelitian... 29


(7)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Aspek Locus of Control ... 32 Tabel 4.1 Tabel Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 36 Tabel 4.2 Tabel Gambaran Umum Locus of Control ... 37


(8)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Kuesioner Locus of Control

Lampiran 2. Kuesioner Locus of Control

Lampiran 3. Pertanyaan Data Penunjang

Lampiran 4. Tabel Perhitungan Try Out Kuesioner Locus of Control

Lampiran 5. Hasil Perhitungan Tabulasi Silang Aspek yang Membentuk Locus of Control

Lampiran 6. Hasil Perhitungan Tabulasi Silang Locus of Control dengan Faktor yang Memengaruhinya

Lampiran 7. Data Mentah Perhitungan Locus of Control Responden Lampiran 8. Data Penunjang Responden


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Alat transportasi menjadi instrumen penting dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan alat transportasi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang menjadi tujuannya. Selain dapat mengangkut manusia, alat transportasi dapat juga dimanfaatkan untuk mengangkut barang terlebih barang yang memiliki bobot berat sehingga lebih mudah dipindahkan. Kelebihan lainnya, yaitu dapat menghemat tenaga karena dioperasikan dengan menggunakan teknologi mesin dan memiliki efisiensi waktu karena dapat lebih cepat sampai ke tujuan. Selain kendaraan umum, mobil maupun motor menjadi alternatif pilihan sebagai alat transportasi bagi masyarakat di zaman modern yang memudahkan mobilitas mereka.

Kendaraan tersebut tak hanya digunakan oleh individu yang bekerja, tetapi mahasiswa/i dan siswa/i sekolah pun turut menggunakannya. Pada awalnya kebanyakan dari mereka masih menggunakan jasa kendaraan umum, akibat beberapa alasan seperti terus melonjaknya harga bahan bakar bensin yang berdampak pada semakin mahalnya tarif kendaraan umum, ditambah dengan banyaknya tindak kriminal yang terjadi di dalam kendaraan umum membuat masyarakat semakin enggan menggunakan kendaraan umum dan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Hal tersebut didukung dengan maraknya kredit murah yang ditawarkan oleh produsen-produsen kendaraan sehingga menarik


(10)

2

Universitas Kristen Maranatha

minat masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi, khususnya motor. Motor mempunyai harga jual yang relatif lebih murah daripada mobil, ditambah dengan penggunaan bahan bakar yang lebih irit serta perawatan yang relatif lebih mudah semakin memantapkan masyarakat untuk memilih berkendara dengan menggunakan motor. Dengan menggunakan motor, waktu yang digunakan untuk mencapai tempat tujuan pun lebih singkat.

Seiring dengan maraknya penggunaan kendaraan pribadi, kemacetan di kota-kota besar seperti halnya di kota Bandung tidak dapat dihindari. Bandung sendiri kini masuk dalam daftar enam kota besar di Indonesia yang kemacetannya sangat parah dan berada pada posisi kedua setelah DKI Jakarta. Menurut sumber terbaru dari Yudhiana (2014) selaku kepala seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dishub Kota Bandung menyatakan terdapat sekitar 895 ribuan unit sepeda motor atau sekitar 72% dan 282 ribuan unit mobil pribadi atau sekitar 23% dari total komposisi kendaraan bermotor yang ada di Kota Bandung.

Dari jumlah yang disebutkan di atas, tidak mengherankan jika kita menjumpai pada setiap hari di jam-jam sibuk seperti pagi hari, pemandangan jalan raya dipadati oleh orang yang berbondong-bondong menggunakan kendaraannya untuk berangkat kerja atau mengantar anaknya ke sekolah. Tak jarang hal tersebut menimbulkan kemacetan, sehingga pengendara jadi terhambat perjalanannya dan tidak dapat sampai ke tempat yang dituju dengan tepat waktu. Pada situasi macet, pengendara motor harus ekstra berhati-hati dan meningkatkan konsentrasinya demi menjaga kendaraannya agar tetap seimbang. Namun, di lapangan masih terlihat beberapa pengendara yang enggan bersabar dan memaksakan motornya


(11)

3

Universitas Kristen Maranatha

agar tetap melaju. Tak jarang pula, beberapa pengendara melanggar ketentuan cara berkendara yang aman yang telah diatur oleh undang-undang seperti tidak mengindahkan rambu-rambu lalu lintas, menjalankan kendaraannya di atas trotoar, atau bahkan menyalip kendaraan lain secara sembrono yang sudah tentu dapat mengakibatkan kecelakaan dan mengancam keselamatan diri dan orang lain. Kecelakaan lalu lintas menempati peringkat kedelapan penyebab kematian di dunia, dan penyebab utama kematian orang muda dengan usia 15 tahun hingga 29 tahun. Setiap populasi 100.000 orang, terdapat 18 orang yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Demikian laporan Global Status Report on Road

Safety yang dilansir Badan Kesehatan Dunia (2013).

Survei tersebut menyebutkan, rata-rata 1,24 juta nyawa melayang setiap tahun karena kecelakaan lalu lintas di seluruh dunia. Sementara sekitar 20 juta hingga 50 juta orang mengalami cedera akibat tabrakan lalu lintas di jalan. Indonesia menempati urutan kelima dalam peringkat negara dengan korban tewas terbanyak akibat kecelakaan lalu lintas dan faktor kelalaian manusia menduduki posisi puncak pemicu kecelakaan. Menurut Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Pudji Hartanto (2014), telah terjadi 101.037 kecelakaan lalu lintas di tahun 2013. Ini berarti, setiap jam terjadi 12 kasus kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan tersebut menimbulkan 25.157 korban meninggal dunia. Di Indonesia, rata-rata tiga orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan lalu lintas. Tahun 2013, kecelakaan lalu lintas menyebabkan 29.347 orang menderita luka berat dan 113.131 orang luka ringan. Selain itu, kerugian material yang ditimbulkan kecelakaan lalu lintas pada 2013 mencapai Rp 254,6 miliar.


(12)

4

Universitas Kristen Maranatha

Mahasiswa/i, khususnya di Universitas “X” Bandung tak luput menjadi bagian dari masyarakat yang menggunakan sepeda motor. Universitas “X” sendiri terdiri dari 9 fakultas berbeda-beda dan pada setiap tahunnya jumlah mahasiswa/i yang terdaftar kian bertambah sehingga dapat dibayangkan pula begitu penuhnya motor yang berjajar di area parkir yang baru dapat menampung kurang lebih 2000 motor. Selain itu, lokasi Universitas “X” Bandung yang berada di tengah kota, dekat dengan pintu tol serta ruas jalan yang cukup sempit dan dipadati kendaraan bermotor setiap harinya memungkinkan mahasiswa/i Universitas “X” Bandung mengalami kemacetan di jalan raya saat menuju ke kampus.

Hakikinya, mahasiswa/i Universitas “X” Bandung yang seharusnya sudah memiliki kematangan baik dari segi fisik, kemampuan berpikir, dan mengolah emosi sehingga mampu mengendalikan situasi dan dirinya ketika berada dalam kondisi macet (Santrock, 2002). Akan tetapi, masih dijumpai mahasiswa/i khususnya yang mengendarai motor kurang mampu menguasai situasi tersebut. Dengan ukuran motor yang lebih kecil dibandingkan mobil, membuat pengendara motor memiliki lebih banyak kesempatan melanggar ketertiban berlalu lintas, seperti menerobos lampu lalu lintas, menyalip mobil atau motor lain tanpa melihat kaca spion, tidak mau mengalah untuk memberikan jalan kepada pengendara lain atau kepada pejalan kaki, menggunakan trotoar sebagai perlintasan serta tidak memperhitungkan kecepatannya dalam mengendarai motor. Hal tersebut tentunya sangat berisiko untuk dilakukan karena dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain.


(13)

5

Universitas Kristen Maranatha

Tingkah laku individu saat mengendarai kendaraannya dan melaksanakan peraturan lalu-lintas itu ditentukan oleh locus of control. Locus of control sendiri menggambarkan posisi serta seberapa kuat kendali yang ada pada diri individu, baik yang bersumber dari dalam diri/ internal atau yang berasal dari luar diri/ eksternal (Rotter, 1972). Adapun locus of control terbagi menjadi dua berdasarkan

reinforcement-nya, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Individu yang memiliki locus of control internal akan berusaha mengoptimalkan segala kemampuan yang dimiliki, pemahaman, serta pengalamannya yang kemudian diaplikasikan pada saat mengendarai motor di jalan raya supaya tertib, aman, dan sampai ke tujuan tepat waktu. Sedangkan individu yang memiliki locus of control eksternal bentuk perilakunya patuh terhadap tata tertib berlalu lintas hanya semata-mata untuk menghindari sanksi dari polisi dan memiliki anggapan bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya selama mengendarai motor bukan merupakan tanggung jawab dirinya sepenuhnya melainkan lebih ditentukan oleh nasib dan keberuntungan.

Dari survei awal yang peneliti lakukan terhadap 25 mahasiswa/i Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor, diketahui bahwa semua sampel memiliki alasan mengendarai motor yang sama yaitu jarak tempuh dan efisiensi waktu. Semua sampel memberikan penilaian yang sama terhadap kondisi jalan dan pengendaranya saat ini yang dinilai kurang disiplin sehingga membuat kondisi jalan semrawut. Semua sampel mengakui bahwa mereka mengetahui rambu-rambu yang dianggap umum dan penting yang biasa ditemukan di jalan raya. Sebanyak 60% sampel menyatakan sering melanggar peraturan lalu lintas,


(14)

6

Universitas Kristen Maranatha

terutama terjadi saat situsi jalan sedang sepi atau ketika situasi mendesak seperti menghindari hujan dan terlambat sampai ke tujuan. Sebesar 40% sampel menyatakan tidak pernah melanggar peraturan lalu lintas, karena dinilai dapat membahayakan diri sendiri dan juga orang lain.

Dari survei awal di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kecenderungan locus of control pada mahasiswa/i Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor tentang peraturan lalu lintas. Atas dasar itu, peneliti tergugah untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai locus of control pada mahasiswa/i Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor tentang peraturan lalu lintas.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dari penelitian ini ingin diketahui seperti apakah kecenderungan tipe locus of control

pada mahasiswa/i Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor tentang peraturan lalu lintas.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tipe locus of control pada mahasiswa/i Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor tentang peraturan lalu lintas.


(15)

7

Universitas Kristen Maranatha

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan tipe locus of control dan faktor-faktor yang memengaruhinya pada mahasiswa/i Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor tentang peraturan lalu lintas.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

1) Memberikan sumbangan informasi bagi ilmu psikologi, khususnya psikologi perkembangan dan psikologi sosial yang berkenaan dengan locus of control.

2) Menjadi referensi dan memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan mengenai locus of control.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1) Memberikan informasi kepada mahasiswa/i tentang peranan locus of control khususnya pada saat sedang mengendarai kendaraan, agar mahasiswa/i lebih mengenali pengendalian dirinya.

2) Memberikan sumbangan bagi polisi agar dapat menciptakan sebuah aturan yang tegas dan memberikan efek jera sehingga dapat meningkatkan ketertiban berlalu lintas.


(16)

8

Universitas Kristen Maranatha

1.5 Kerangka Pemikiran

Mahasiswa/i berada pada tahap perkembangan dewasa awal. Pada tahapan ini mahasiswa/i mengalami puncak kematangan baik dari segi fisik, kognitif, maupun sosioemosional. Kondisi fisik yang baik sangat memungkinkan mahasiswa/i untuk mengendarai kendaraannya sendiri secara baik. Dari segi kognitif, kemampuan mahasiswa/i jauh lebih kompleks dan terlatih untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sulit sehingga diharapkan mahasiswa/i mampu memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi ketika sedang menjalankan kendaraannya di jalan raya, misalnya menemukan jalan alternatif untuk menghindari kemacetan atau memperbaiki kendaraan yang rusak. Dari segi sosioemosional, mahasiswa/i diharapkan mampu mengolah emosinya dan mampu mengkomunikasikannya secara baik kepada orang lain. Hal tersebut dapat diterapkan oleh mahasiswa/i ketika mengendarai kendaraannya supaya aman dan tertib, misalnya tidak cepat marah ketika bersinggungan dengan pengendara lain.

Tingkah laku yang ditampilkan oleh mahasiswa/i pada saat mengendarai kendaraannya di jalan raya itu ditentukan oleh locus of control. Locus of control

menggambarkan posisi serta seberapa kuat kendali mahasiswa/i untuk mematuhi peraturan lalu lintas, baik bersumber dari dalam diri yang disebut locus of control

internal maupun berasal dari luar diri yang disebut locus of control eksternal (Rotter, 1972). Pada saat memunculkan tingkah laku tertentu, biasanya mahasiswa/i mengharapkan adanya penguatan atau reinforcement yang mengikuti tingkah laku tersebut dan nantinya akan mengarahkan tingkah laku itu pada saat mengalami situasi yang sama. Misalnya, mahasiswa/i dengan locus of control


(17)

9

Universitas Kristen Maranatha

internal mempunyai harapan bahwa dengan ia mematuhi peraturan lalu lintas, maka ia akan selamat sampai ke tujuan tanpa harus membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan mahasiswa/i dengan locus of control eksternal bisa saja berharap dengan ia mematuhi peraturan lalu lintas, maka ia tidak akan terkena tilang. Dalam hal ini, sebenarnya keduanya berada pada situasi yang sama yaitu mematuhi peraturan lalu lintas, namun berbeda reinforcement-nya. Pada mahasiswa/i dengan locus of control internal yang menjadi reinforcement-nya adalah keselamatan yang didapatkan apabila mematuhi peraturan lalu lintas, sedangkan pada mahasiswa/i dengan locus of control eksternal yang menjadi

reinforcement-nya adalah menghindari tilang atau hukuman bila tidak mematuhi peraturan lalu lintas.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi locus of control yaitu usia, pengalaman dalam lembaga, latihan dan pengalaman, serta keberhasilan mengatasi peristiwa. Usia seseorang dapat menentukan kematangan berpikir termasuk cara dalam pengambilan keputusannya. Semakin usia bertambah, diharapkan semakin internal locus of control-nya. Hal itu seharusnya tercermin pada mahasiswa/i yang sudah dianggap dewasa oleh keluarga maupun negara, karena itu juga individu yang telah berusia 17 tahun ke atas diberikan kepercayaan untuk memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Diharapkan setelahnya mahasiswa/i yang sarat akan pengalaman dan telah cukup berinteraksi dengan lingkungan di luar dirinya, mampu meningkatkan locus of control internalnya, sehingga perilaku yang ditampilkan saat sedang berkendara merupakan suatu sikap dari keputusan


(18)

10

Universitas Kristen Maranatha

yang dipilih secara tepat, serta tidak merugikan atau membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Mahasiswa/i yang memiliki pengalaman pernah tinggal dalam suatu lembaga, seperti panti asuhan, penjara, rehabilitasi/pengobatan, asrama, dan lain-lain dipercayai bahwa lembaga-lembaga tersebut telah menerapkan disiplin tinggi terhadap aturan bagi yang menghuninya, sehingga diharapkan mahasiswa/i yang “berangkat” dari lembaga tersebut membawa kedisiplinan itu dan mampu mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari termasuk mengendarai kendaraannya secara tertib. Hal tersebut menjadikan locus of control-nya semakin eksternal.

Latihan dan pengalaman mempengaruhi locus of control, misalnya mahasiswa/i yang pernah mengalami tilang menyadari bahwa atas kejadian itu mahasiswa merasa dirugikan. Di antaranya ialah perjalanan mahasiswa menjadi tertunda sehingga tidak dapat sampai ke tempat yang dituju dengan tepat waktu, selain menguras tenaga juga pikiran ketika berhadapan dengan polisi, bahkan beberapa mahasiswa dengan terpaksa mengeluarkan sejumlah uang dengan maksud menempuh “jalan damai” untuk menghindari persidangan. Jadi mahasiswa belajar agar tidak mengalami pengalaman serupa dan enggan menanggung resiko karena banyak yang dikorbankan. Oleh karena itu, locus of control internalnya menjadi meningkat.

Keselamatan yang didapatkan oleh mahasiswa/i setiap kali mengendarai motor secara tertib dapat dijadikan “efek terapi” sebagai keberhasilan menghadapi peristiwa dan akan terus diulangi oleh mahasiswa/i tersebut karena perilaku itu


(19)

11

Universitas Kristen Maranatha

memberikan semacam reward yang diharapkan seperti tiba ke tempat yang dituju tanpa mendapat masalah. Karenanya meningkatkan locus of control internalnya. Faktor-faktor yang memengaruhi locus of control tersebut sifatnya subjektif sehingga hasilnya akan berbeda pada setiap individu, tergantung pada penghayatannya masing-masing.

Mahasiswa/i dengan kecenderungan locus of control internal lebih didominasi oleh faktor-faktor yang ada di dalam dirinya, usaha yang dikerahkan untuk mematuhi peraturan lalu lintas menjadi lebih besar, mahasiswa/i bersedia mengandalkan kemampuannya untuk mematuhi peraturan lalu lintas, dan memandang peraturan itu sesuai dengan karakteristik dirinya, mahasiswa/i juga mau belajar dari pengalaman ketika melakukan kesalahan/pelanggaran lalu lintas karena pada dasarnya mahasiswa/i ini mempersepsikan aturan itu memiliki tujuan yang baik. Dengan demikian perilaku yang akan dimunculkan oleh mahasiswa/i dengan locus of control internal yaitu bertanggung jawab, mampu mengendalikan diri, dan sadar akan konsekuensi atas setiap tingkah lakunya di jalan raya saat sedang mengendarai motor.

Mahasiswa/i dengan locus of control eksternal lebih didominasi oleh faktor-faktor yang berasal dari luar dirinya, mahasiswa/i terlalu percaya bahwa kejadian apa saja yang dialaminya saat mengendarai kendaraannya di jalan raya seperti ditilang, kecelakaan, atau sampai ke tujuan tanpa adanya masalah semata-mata merupakan nasib dan keberuntungan/ketidakberuntungan. Selain itu, perilaku patuh dan tidak patuh terhadap peraturan lalu lintas tergantung pada ada atau tidak adanya pengaruh orang lain atas dirinya, misalnya mahasiswa/i baru


(20)

12

Universitas Kristen Maranatha

akan mengenakan helm saat diadakannya razia.. Sehingga perilaku yang mungkin muncul pada mahasiswa/i dengan locus of control eksternal yaitu perilaku patuh/tidak patuh tergantung pada otoritas seperti polisi, mahasiswa/i kesulitan untuk mengendalikan diri dalam mematuhi peraturan lali lintas karena ketidaksesuaian dengan karakter dirinya, dan mahasiswa/i ini tidak menyadari konsekuensi dari tingkah lakunya sehingga tampak sembrono dalam mengemudikan kendaraannya.


(21)

13

Universitas Kristen Maranatha

Tahapan dan tugas perkembangan dewasa awal dimana fisik/motorik, kognitif, dan sosioemosional mengalami puncak kematangan

Mahasiswa/i universitas “X” Bandung yang mengendarai motor

Locus of control

Faktor yang memengaruhi : • Usia

• Pengalaman di lembaga • Latihan & Pengalaman • Efek terapi

Aspek Locus of Control : - Usaha

- Kemampuan diri - Nasib / keberuntungan

- Pengaruh orang lain atas dirinya Locus of control internal

Bagan 1.1. Kerangka Pikir


(22)

14

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Asumsi

• Tingkah laku mahasiswa/i pada saat mengendarai motor di jalan raya dipengaruhi locus of control.

• Mahasiswa Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor tentang peraturan lalu lintas mempunyai 2 tipe locus of control yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal.

• Aspek yang membentuk locus of control internal mahasiswa Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor tentang peraturan lalu lintas adalah usaha dan kemampuan diri.

• Aspek yang membentuk locus of control eksternal mahasiswa Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor tentang peraturan lalu lintas adalah nasib atau keberuntungan dan pengaruh orang lain atas dirinya.

• Faktor yang memengaruhi locus of control mahasiswa Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor tentang peraturan lalu lintas adalah usia, pengalaman di lembaga, latihan dan pengalaman, dan efek terapi.


(23)

43 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 150 mahasiswa/i Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor, dapat disimpulkan bahwa :

1) Sebagian besar mahasiswa/i di Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor memiliki kecenderungan locus of control internal. 2) Setiap indikator locus of control seperti usaha, kemampuan diri, nasib atau

keberuntungan, dan pengaruh orang lain atas dirinya memiliki keterkaitan dengan locus of control.

3) Dari keempat faktor yang memengaruhi locus of control yaitu usia, pengalaman di lembaga, latihan dan pengalaman, serta efek terapi, hanya faktor usia yang menunjukkan adanya kecenderungan keterkaitan dengan

locus of control. Hal itu sejalan pula dengan teori dari Harvey (1978, dalam Applications of a Social Learning Theory of Personality) dimana seiring bertambahnya usia, locus of control internal dapat berkembang lebih tinggi.


(24)

44

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut :

5.2.1 Saran Teoretis

1) Saran teoretis bagi penelitian selanjutnya adalah mengukur kontribusi dari faktor usia, pengalaman di lembaga, latihan dan pengalaman, serta efek terapi terhadap locus of control.

2) Dalam menjaring informasi, sebaiknya dilengkapi dengan bentuk pertanyaan terbuka seperti : Apakah sampel pernah ditilang dan bagaimana efeknya, sehingga informasi yang akan didapatkan lebih akurat.

5.2.2 Saran Praktis

1) Setelah mengetahui locus of control pada mahasiswa/i Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor lebih internal, dapat mempertahankan

locus of control yang sudah internal dengan cara selalu berusaha dan meningkatkan kemampuannya dalam berkendara untuk mematuhi peraturan lalu lintas.

2) Kepada penegak hukum yang mengawasi ketertiban di jalan raya, supaya dapat menerapkan aturan secara konsisten agar pengendara yang sudah memiliki locus of control internal dapat mempertahankan keinternalannya. Di samping itu, dapat mendorong pengendara dengan locus of control


(25)

45 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Andi. 2004. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 12, Ed. I. Yogyakarta : Semarang : Wahana Komputer.

Kumar, Ranjit. 1999. Research Methodology. London : Sage Publication.

Rotter, Julian B., June E. Chance, Jerry Phares. 1972. Applications of a Social Learning Theory of Personality. New York : Holt, Reinhart, and Winston, Inc.

S. Nasution. 2003. Metode Research : Penelitian Ilmiah, Ed. 1, Cet. 6. Jakarta : Bumi Aksara.

Santrock, John W. 2002. Life-Span Development, 5 E : Dallas; Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid II. Jakarta : Penerbit Erlangga.


(26)

46 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Paksoal, David. 2005. Outline Skripsi : Studi Deskriptif mengenai Locus of Control pada anak pendeta yang berada pada fase Remaja Akhir di

Gereja Berdominasi “X” Jakarta. Universitas Kristen Maranatha

Bandung.

Wuryandari, Andita. Outline Skripsi : Studi Deskriptif Mengenai Kecenderungan

Locus of Control pada Siswa Kelas XI SMA Labschool di Kota “X”. Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Yuliani, Rizki. 2009. Outline Metodologi Penelitian Lanjutan : Studi Deskriptif Mengenai Locus of Control pada Mahasiswa Pengendara Motor di

Universitas “X” di kota Bandung. Universitas Kristen Maranatha Bandung.

http://www.mccc.edu/~jenningh/Courses/documents/Rotter-locusofcontrolhandout.pdf (Diakses Juni 2014).

E-book - Halpert, Rita. 28 MEASURES OF LOCUS OF CONTROL. University of Oxford.


(27)

47 Universitas Kristen Maranatha

https://edorusyanto.wordpress.com/2014/10/27/kendaraan-pribadi-dominasi-95-angkutan-di-kota-bandung/ (Diakses Desember 2014).

http://www.tempo.co/read/news/2014/01/23/063547539/Kecelakaan-Penyebab-Utama-Kematian-Remaja (Diakses 22 Maret 2015).


(1)

14

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Asumsi

• Tingkah laku mahasiswa/i pada saat mengendarai motor di jalan raya dipengaruhi locus of control.

• Mahasiswa Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor tentang peraturan lalu lintas mempunyai 2 tipe locus of control yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal.

• Aspek yang membentuk locus of control internal mahasiswa Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor tentang peraturan lalu lintas adalah usaha dan kemampuan diri.

• Aspek yang membentuk locus of control eksternal mahasiswa Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor tentang peraturan lalu lintas adalah nasib atau keberuntungan dan pengaruh orang lain atas dirinya.

• Faktor yang memengaruhi locus of control mahasiswa Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor tentang peraturan lalu lintas adalah usia, pengalaman di lembaga, latihan dan pengalaman, dan efek terapi.


(2)

43 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 150 mahasiswa/i

Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor, dapat disimpulkan bahwa :

1) Sebagian besar mahasiswa/i di Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor memiliki kecenderungan locus of control internal. 2) Setiap indikator locus of control seperti usaha, kemampuan diri, nasib atau

keberuntungan, dan pengaruh orang lain atas dirinya memiliki keterkaitan dengan locus of control.

3) Dari keempat faktor yang memengaruhi locus of control yaitu usia, pengalaman di lembaga, latihan dan pengalaman, serta efek terapi, hanya faktor usia yang menunjukkan adanya kecenderungan keterkaitan dengan

locus of control. Hal itu sejalan pula dengan teori dari Harvey (1978, dalam Applications of a Social Learning Theory of Personality) dimana seiring bertambahnya usia, locus of control internal dapat berkembang lebih tinggi.


(3)

44

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut :

5.2.1 Saran Teoretis

1) Saran teoretis bagi penelitian selanjutnya adalah mengukur kontribusi dari faktor usia, pengalaman di lembaga, latihan dan pengalaman, serta efek terapi terhadap locus of control.

2) Dalam menjaring informasi, sebaiknya dilengkapi dengan bentuk pertanyaan terbuka seperti : Apakah sampel pernah ditilang dan bagaimana efeknya, sehingga informasi yang akan didapatkan lebih akurat.

5.2.2 Saran Praktis

1) Setelah mengetahui locus of control pada mahasiswa/i Universitas “X” Bandung yang mengendarai motor lebih internal, dapat mempertahankan

locus of control yang sudah internal dengan cara selalu berusaha dan meningkatkan kemampuannya dalam berkendara untuk mematuhi peraturan lalu lintas.

2) Kepada penegak hukum yang mengawasi ketertiban di jalan raya, supaya dapat menerapkan aturan secara konsisten agar pengendara yang sudah memiliki locus of control internal dapat mempertahankan keinternalannya. Di samping itu, dapat mendorong pengendara dengan locus of control


(4)

45 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Andi. 2004. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 12, Ed. I. Yogyakarta : Semarang : Wahana Komputer.

Kumar, Ranjit. 1999. Research Methodology. London : Sage Publication.

Rotter, Julian B., June E. Chance, Jerry Phares. 1972. Applications of a Social Learning Theory of Personality. New York : Holt, Reinhart, and Winston, Inc.

S. Nasution. 2003. Metode Research : Penelitian Ilmiah, Ed. 1, Cet. 6. Jakarta : Bumi Aksara.

Santrock, John W. 2002. Life-Span Development, 5 E : Dallas; Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid II. Jakarta : Penerbit Erlangga.


(5)

46 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Paksoal, David. 2005. Outline Skripsi : Studi Deskriptif mengenai Locus of Control pada anak pendeta yang berada pada fase Remaja Akhir di

Gereja Berdominasi “X” Jakarta. Universitas Kristen Maranatha

Bandung.

Wuryandari, Andita. Outline Skripsi : Studi Deskriptif Mengenai Kecenderungan

Locus of Control pada Siswa Kelas XI SMA Labschool di Kota “X”. Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Yuliani, Rizki. 2009. Outline Metodologi Penelitian Lanjutan : Studi Deskriptif Mengenai Locus of Control pada Mahasiswa Pengendara Motor di

Universitas “X” di kota Bandung. Universitas Kristen Maranatha Bandung.

http://www.mccc.edu/~jenningh/Courses/documents/Rotter-locusofcontrolhandout.pdf (Diakses Juni 2014).

E-book - Halpert, Rita. 28 MEASURES OF LOCUS OF CONTROL. University of Oxford.


(6)

47 Universitas Kristen Maranatha

https://edorusyanto.wordpress.com/2014/10/27/kendaraan-pribadi-dominasi-95-angkutan-di-kota-bandung/ (Diakses Desember 2014).

http://www.tempo.co/read/news/2014/01/23/063547539/Kecelakaan-Penyebab-Utama-Kematian-Remaja (Diakses 22 Maret 2015).