Tingkat Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Sebelum dan Sesudah Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) (Studi Kasus terhadap Pengusaha Kena Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karees).

(1)

vi

ABSTRACT

This research aims to determine the differences in the level of Value Added Tax receipts before and after the Re-register Taxable Enterpreneur of a Value Added Tax on Tax Office Primary Karees 2012 in accordance with the PER-20/PJ/2012. This type of research used in this research is a comparative study. Data collection techniques used in this study is documentation techniques. The collected data is processed by looking at differences in the level of Value Added Tax receipts before Re-register Taxable Enterpreneur (2010-2011) and the level of acceptance of Value Added Tax after the Re-register of Taxable Enterpreneur (2012-2013) in the Tax Office Primary Karees. To test the significance of differences in the level of Value Added Tax receipts before and after the Re-register of Taxable Enterpreneur test and Wilcoxon paired difference test to test. The results showed that there are differences in the level of Value Added Tax receipts significantly before and after Re-registrer Taxable Enterpreneur.


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai sebelum dan sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karees tahun 2012 sesuai dengan PER-20/PJ/2012. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Data yang telah terkumpul diolah dengan cara melihat perbedaan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai sebelum registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (2010-2011) dan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (2012-2013) di daerah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karees. Untuk menguji signifikasi perbedaan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai sebelum dan sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak dilakukan uji Wilcoxon dan uji beda dengan paired test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukannya registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak.

Kata-kata kunci: Registrasi ulang pengusaha kena pajak, dan tingkat penerimaan pajak pertambahan nilai


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Peneliatan ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA,RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 5

2.1 Kajian Pustaka ... 5

2.1.1 Pengertian Pajak ... 5

2.1.2 Fungsi Pajak ... 6


(4)

2.1.4 Jenis-Jenis Pajak ... 10

2.1.5 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 13

2.1.5.1 Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 13

2.1.5.2 Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 15

2.1.5.3 Prinsip Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 18

2.1.5.4 Subjek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 19

2.1.5.5 Objek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 20

2.1.5.6 Mekanisme pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 21

2.1.5.7 Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 22

2.1.6 Pengusaha Kena Pajak (PKP) ... 23

2.1.6.1 Pengertian Pengusaha Kena Pajak (PKP) ... 23

2.1.6.2 Kewajiban Pengusaha Kena Pajak (PKP) ... 24

2.1.6.3 Pengecualian Kewajiban Pengusaha Kena Pajak (PKP) ... 25

2.1.6.4 Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak ... 26

2.1.7 Penelitian Terdahulu ... 27

2.2 Rerangka Pemikiran ... 29

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31


(5)

x

3.3 Teknik Analisa Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Hasil Penelitian ... 37

4.2 Pembahasan ... 46

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN .... 48

5.1 Simpulan ... 48

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 49

5.3 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN ... 52


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Beberapa Peneliti Terdahulu ... 27

Tabel 4.1 Uji Normalitas ... 37

Tabel 4.2 Uji Beda Non Parametris dengan Wiloxcon ... 38

Tabel 4.3 Rangking Uji Wilcoxon ... 38

Tabel 4.4 Uji Beda dengan Wilcoxon ... 39

Tabel 4.5 Uji Wilcoxon Manual ... 39

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Transformasi ... 42

Tabel 4.7 Uji Beda dengan Paired Test ... 42

Tabel 4.8 Rata – Rata Masing – Masing sampel ... 43

Tabel 4.9 Korelasi Antar Sampel ... 43

Tabel 4.10 Uji Beda Paired Test ... 43


(7)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Data Sampel Penelitian ... 52 Lampiran B Output SPSS Uji Wilcoxon ... 56 Lampiran C Output SPSS Uji Beda dengan Paired Test ... 59


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Realisasi penerimaan perpajakan tahun 2011 adalah Rp 872,6 triliun atau mencapai 99,3% dari target sebesar Rp 878,7 triliun. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 sebesar Rp 723,3 triliun, maka realisasi penerimaan perpajakan tahun 2011 naik sebesar Rp 149,3 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 20,6%. Realisasi rasio penerimaan perpajakan terhadap PDB (Tax Ratio) tahun 2011 mencapai 12,3%, naik sebesar 1,0% dari PDB jika dibanding dengan Tax Ratio tahun sebelumnya, sebesar 11,3%. Sedangkan dari sektor PPN Realisasi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mencapai Rp 277,73 triliun atau mencapai 93,06% dari target sebesar Rp 298,44 triliun. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 sebesar Rp 220,93 triliun, maka realisasi penerimaan PPN dan PPnBM tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 20,45%. Jika dilihat dari jenis pajaknya, maka PPN dan PPnBM masih belum mencapai target yang diharapkan, terbukti dengan penerimaan sebesar Rp 277,73 triliun, kurang Rp 21 triliun dari target Rp 298,44 triliun (www.pajak.go.id).

Oleh karena itu pada tahun 2012 Direktorat Jenderal Pajak melakukan registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk meneliti kembali mengenai keberadaan alamat pengusaha yang bersangkutan maupun kebenaran dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh pengusaha tersebut.


(9)

2

Peneliti yang pernah melakukan studi tentang registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah Nugraha, Mukzam, dan Riza (2014) di kantor pelayanan pajak pratama Singosari dengan periode penelitian 2011-2013. Penelitian tersebut menggunakan tingkat kepatuhan wajib pajak sebagai variabel tergantung dari registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan kesimpulan tingkat kepatuhan pemenuhan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai (PPN) meningkat setelah dilakukan Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP). Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu berkaitan dengan periode waktu penelitian yaitu tahun 2010-2013 dan sampel penelitian yaitu tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karees.

Penyempurnaan sistem administrasi pajak sektor Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dimulai dari mereview ulang kebijakan pemberian Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP), penelitian ulang efektivitas Pengusaha Kena Pajak (PKP) sampai melakukan registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menyebutkan bahwa registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) secara nasional dilakukan dalam upaya untuk penertiban administrasi, pengawasan, dan menguji pemenuhan kewajiban subyektif dan obyektif Pengusaha Kena Pajak (PKP). Registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) ini dilaksanakan mulai bulan Februari hingga Agustus 2012. (www.pajak.go.id)


(10)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian atas akibat dari registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) terhadap Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan judul yang dipilih adalah:

“Tingkat Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Sebelum dan Sesudah Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP)”

(Studi Kasus terhadap Pengusaha Kena Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karees Bandung).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP)?

2. Berapa tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP)?

3. Apakah terdapat perbedaan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum dan sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP).


(11)

4

2. Mengetahui tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP).

3. Mengetahui perbedaan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum dan sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi KPP Pratama Karees Bandung, sebagai bahan masukan yang bisa digunakan dalam membuat program baru dan strategi baru untuk KPP khususnya dan DJP umumnya, juga untuk mengetahui sejauh mana hasil dari program Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) berhasil dengan mengetahui berapa besar peningkatan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

2. Bagi akademisi, sebagai bahan referensi dan sebagai sarana untuk menambah wawasan masyarakat dalam hal program perpajakan yang dibuat oleh DJP, khususnya mengenai Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP).


(12)

BAB V

SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa simpulan yaitu:

1. Tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) tahun 2010 dan 2011 yaitu sebesar Rp.439.399.033.428 dengan rata-rata penerimaan per bulan sebesar Rp.18.308.293.060.

2. Tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) tahun 2012 dan 2013 yaitu sebesar Rp.667.041.143.483 dengan rata-rata penerimaan per bulan sebesar Rp.27.793.380.978.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara distribusi data tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan data tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) periode 2010-2013 sebesar Rp. 227.642.110.055. Implikasinya adalah bahwa adanya registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) membuat perbedaan yang nyata pada tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.


(13)

49

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan penelitian ini masih terdapat kelemahan-kelemahan yang perlu mendapat perbaikan. Hal tersebut antara lain disebabkan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian yaitu:

1. Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari satu wilayah saja, yaitu Bandung Karees, sehingga pembaca harus berhati-hati dalam menggeneralisasi hasil penelitian.

2. Jumlah data penelitian terbatas, yaitu tahun 2010-2013.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, penulis memberikan beberapa saran:

1. Bagi KPP Pratama Bandung karees diharapkan lebih giat dalam melaksanakan hal-hal yang serupa dengan pelaksanaan registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada tahun 2012 untuk meningkatkan penerimaan pajak.

2. Bagi akademisi diharapkan untuk penelitian selanjutnya yang serupa dimungkinkan untuk menambah jumlah data dengan rentang waktu yang lebih panjang dan menambah objek penelitian dengan beberapa KPP di wilayah lain.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Pajak. 2012. PER-05/PJ/2012 tentang registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak tahun 2012. Sekretariat Dirjen Pajak. Jakarta.

Dirjen Pajak. 2012. PER-20/PJ/2012 tentang perubahan peraturan direktur jenderal pajak nomor PER-05/PJ/2012 tentang registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012. Sekretariat Dirjen Pajak. Jakarta.

Dirjen Pajak. (2012). Ada 7 Langkah Strategis untuk Mengamankan Penerimaan

Pajak 2012.Kamis, 12 Januari 2012. Diakses dari

http://www.pajak.go.id/content/dirjen-pajak-ada-7-langkah-strategis-untuk-mengamankan-penerimaan-pajak-2012 pada tanggal 15 September 2014.

Dirjen Pajak. (2012). Seluruh PKP Wajib Regitrasi Ulang. Rabu, 15 Pebruari 2012. Diakses dari

http://www.pajak.go.id/content/seluruh-pkp-wajib-registrasi-ulang pada tanggal 16 September 2014.

Gozhali, Imam.(2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program. Edisi Ketujuh. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan, Edisi Revisi. Andi. Yogyakarta.

Muljono, Djoko. (2008). Ketentuan Umum Perpajakan. Andi. Yogyakarta.

Republik Indonesia. 1984. Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Tahun 2009. Sekretariat Negara. Jakarta.

Resmi, Siti. (2013). Perpajakan Teori dan Kasus. Buku 1. Edisi 8. Salemba Empat. Jakarta.

Riduwan, dan Sunarto. (2012). Pengantar Statistika. Edisi Kelima. ALFABETA. Bandung.

Rusjdi, Muhammad. (2007). Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas


(15)

51

Suandy, Erly .(2005). Hukum Pajak. Edisi ketiga. Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. ALFABETA. Bandung.

Sukardji, Untung. (2014). Pajak Pertambahan Nilai PPN. Edisi Revisi 2014. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.


(1)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian atas akibat dari registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) terhadap Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan judul yang dipilih adalah:

“Tingkat Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Sebelum dan Sesudah Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP)”

(Studi Kasus terhadap Pengusaha Kena Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karees Bandung).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP)?

2. Berapa tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP)?

3. Apakah terdapat perbedaan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum dan sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP)?

1.3 Tujuan Penelitian


(2)

2. Mengetahui tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP).

3. Mengetahui perbedaan tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum dan sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi KPP Pratama Karees Bandung, sebagai bahan masukan yang bisa digunakan dalam membuat program baru dan strategi baru untuk KPP khususnya dan DJP umumnya, juga untuk mengetahui sejauh mana hasil dari program Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) berhasil dengan mengetahui berapa besar peningkatan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

2. Bagi akademisi, sebagai bahan referensi dan sebagai sarana untuk menambah wawasan masyarakat dalam hal program perpajakan yang dibuat oleh DJP, khususnya mengenai Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP).


(3)

BAB V

SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa simpulan yaitu:

1. Tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) tahun 2010 dan 2011 yaitu sebesar Rp.439.399.033.428 dengan rata-rata penerimaan per bulan sebesar Rp.18.308.293.060.

2. Tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) tahun 2012 dan 2013 yaitu sebesar Rp.667.041.143.483 dengan rata-rata penerimaan per bulan sebesar Rp.27.793.380.978.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara distribusi data tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebelum registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) dengan data tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sesudah registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) periode 2010-2013 sebesar Rp. 227.642.110.055. Implikasinya adalah bahwa adanya registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) membuat perbedaan yang nyata pada tingkat penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung


(4)

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan penelitian ini masih terdapat kelemahan-kelemahan yang perlu mendapat perbaikan. Hal tersebut antara lain disebabkan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian yaitu:

1. Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari satu wilayah saja, yaitu Bandung Karees, sehingga pembaca harus berhati-hati dalam menggeneralisasi hasil penelitian.

2. Jumlah data penelitian terbatas, yaitu tahun 2010-2013.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, penulis memberikan beberapa saran:

1. Bagi KPP Pratama Bandung karees diharapkan lebih giat dalam melaksanakan hal-hal yang serupa dengan pelaksanaan registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada tahun 2012 untuk meningkatkan penerimaan pajak.

2. Bagi akademisi diharapkan untuk penelitian selanjutnya yang serupa dimungkinkan untuk menambah jumlah data dengan rentang waktu yang lebih panjang dan menambah objek penelitian dengan beberapa KPP di wilayah lain.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Pajak. 2012. PER-05/PJ/2012 tentang registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak tahun 2012. Sekretariat Dirjen Pajak. Jakarta.

Dirjen Pajak. 2012. PER-20/PJ/2012 tentang perubahan peraturan direktur jenderal pajak nomor PER-05/PJ/2012 tentang registrasi ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012. Sekretariat Dirjen Pajak. Jakarta.

Dirjen Pajak. (2012). Ada 7 Langkah Strategis untuk Mengamankan Penerimaan Pajak 2012.Kamis, 12 Januari 2012. Diakses dari

http://www.pajak.go.id/content/dirjen-pajak-ada-7-langkah-strategis-untuk-mengamankan-penerimaan-pajak-2012 pada tanggal 15 September 2014. Dirjen Pajak. (2012). Seluruh PKP Wajib Regitrasi Ulang. Rabu, 15 Pebruari 2012.

Diakses dari http://www.pajak.go.id/content/seluruh-pkp-wajib-registrasi-ulang pada tanggal 16 September 2014.

Gozhali, Imam.(2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program. Edisi Ketujuh. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan, Edisi Revisi. Andi. Yogyakarta.

Muljono, Djoko. (2008). Ketentuan Umum Perpajakan. Andi. Yogyakarta.

Republik Indonesia. 1984. Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Tahun 2009. Sekretariat Negara. Jakarta.

Resmi, Siti. (2013). Perpajakan Teori dan Kasus. Buku 1. Edisi 8. Salemba Empat. Jakarta.


(6)

Suandy, Erly .(2005). Hukum Pajak. Edisi ketiga. Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. ALFABETA. Bandung.

Sukardji, Untung. (2014). Pajak Pertambahan Nilai PPN. Edisi Revisi 2014. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.