T1 162009092 BAB III

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Ronny Kountur (Wiwid, 2006:48) “Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti”. Penelitian ini hendak mendeskripsikan tingkat penguasaan kompetensi guru yang terdidri kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan kompetensi kepribadian yang disaratkan sebagai bagian uji sertifikasi guru.

Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena data penelitian berupa angka-angka dan analisisi menggunakan statistik (Sugiyono, 2008:13).

Dalam penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan penguasaan kompetensi guru yang sudah sertifikasi sesuai dengan data yang ada. Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2011:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.


(2)

48

Populasi penelitian ini adalah guru SMP Kristen 2 Salatiga, yang bersertifikasi ada 16 orang guru yang digunakan sebagai populasi.

Tabel 3.1

Populasi 16 Guru SMP Kristen 2 Salatiga Tahun 2014 yang Sudah Sertifikasi

Nama Sekolah

Jumlah

Guru yang Sudah Bersertifikasi

SMP Kristen 2 Salatiga 16

*

Sumber : SMP Kristen 2 Eben HeazerSalatiga, Tahun : 2014

3.2.2 Sampel Penelitian

Pengertian Sampel menurut Riduwan (2007:56) mengatakan bahwa: “sampel adalah bagian dari populasi.” Sedangkan pengertian sampel menurut Sugiyono (2010:118) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah menggunakan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh menurut Sugiyono (2007:61) adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Di dalam penelitian ini terdapat populasi 16 orang guru yang sudah bersertifikasi, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 16 orang guru.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2011:69). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer. Menurut


(3)

49

Sugiyono (2010:308), “sumber data primer adalah data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data.” Data primer yang diperoleh dari pengisian angket sampel.

Menurut Arikunto (2001:136) “Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan pekerjaannya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai penguasaan kompetensi guru yang sudah bersertifikasi adalah sebagai berikut:

a. Angket (Questionnaire)

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:199), “Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Dalam penelitian ini angket yang diberikan kepada responden terdiri atas:

1) Angket terbuka mengenai data pribadi responden seperti nama, NIP, pangkat, golongan, masa kerja, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pelatihan yang pernah diikuti dan prestasi yang pernah diraih.

2) Angket tertutup yaitu jawabannya sudah tersedia sehingga responden tinggal memilih.

Peneliti mengukur variabel dengan skala ordinal. Menurut Syofian Siregar (2012:135), “skala ordinal adalah data yang berasal dari kategori yang disusun secara berjenjang mulai dari tingkat terendah sampai ketingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak/rentang yang tidak harus sama.


(4)

50

Model skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Raiting Scale. Dengan memberikan nilai skala untuk setiap jawaban yang berjumlah lima kategori. Alternatif jawaban setiap pernyataan diberi skor sebagai berikut dengan taraf signifikan:

Sangat Baik = 5

Baik = 4

Cukup Baik = 3

Kurang Baik = 2

Tidak Baik = 1

Data dari kuisioner/angket yang terkumpul dibagi dalam lima kategori yaitu: Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah. Selanjutnya menurut Riduwan (2011:94), data diukur dengan skala ordinal untuk masing-masing item dengan rumus:

Jumlah Skor Kriterium = Skor Tertinggi x Jumlah Item x Jumlah Responden Untuk menghitung setiap kompetensi secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut:

Interval Kategori

0% - 20% 21% - 40% 41% - 60% 61% - 80% 81% -100%

Sangat Kurang Baik Kurang Baik

Cukup Baik Baik Sangat Baik *Sumber : Riduwan (2011:95)


(5)

51 b. Dokumentas

Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, filem dokumenter, data yang relevan penelitian. c. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara mengadakan komunikasi langsung dengan responden yang jumlahnya relatif kecil. Metode wawancara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih kecil dan mendalam.

3.4 Instrumen Penelitian

Penelitian pada dasarnya adalah melakukan pengukuran, maka diperlukan alat ukur yang baik untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Penelitian kuantitatif, umumnya peneliti menggunakan instrumen (alat ukur) untuk mengumpulkan data. Menurut Suharsimi Arikunto (2001 : 136) “Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah di olah”.

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai penguasaan kompetensi guru adalah kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah Raiting – Sacle (skala bertingkat). Yaitu sebuah petannyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan yaitu mulai darisangat setuju sampai kesangat tidak setuju (Suharsimi, 2006:152).


(6)

52 Tabel 3.2

Instrumen Penelitian Penguasaan Kompetensi Guru Sertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga

No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir 1 Kompetensi

Pedagogik

1.1 Memahami

karekteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.

1. Saya memahami latar

belakang dan

kemampuan awal peserta didik.

11

1.2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik.

2. Saya menerapkan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

3. Dalam menentukan strategi pembelajaran berdasarkan

karakteristik peserta didik, kompetensi yang akan dicapai dan materi ajar.

1.3 Menegembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang

pengembangan yang diampu.

4. Saya mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu

1.4 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Saya melaksanakan pembelajaran yang kondusif

1.5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

6. Saya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

penyelenggaraan kegiatan

pengembangan yang mendidik.


(7)

53

No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir

1.6Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaltualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Saya memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

1.7 Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik.

8. Saya berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun kepada peserta didik

1.8 Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

9. Saya

menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar 1.9 Memanfaatkan hasil

penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

10. Saya memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran. 1.10 Melakukan

tindakan refleksi untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran

11.Saya melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2 Kompetensi Kepribadian

2.1Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,

sosial dan

kebudayaan

Nasional Indonesia.

1. Saya menghargai peserta didik tanpa membedakan

keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal dan gender. 2. Saya bersikap sesuai dengan norma agama, hukum dan norma sosial yang berlaku dimasyarakat serta


(8)

54

No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir

kebudayaan Nasional Indonesia.

2.2Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3. Saya berperilaku jujur, tegas dan manusiawi.

4. Saya

mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. 5. Berperilaku yang

dapat diteladani oleh peserta didikdan anggota masyarakat

2.3Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa arif dan berwibawa.

6. Konsisten dalam bersikap dan bertindak

7. Saya memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik.

2.4Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri.

8. Dalam mengajar saya menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi.

9. Merasa bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.

2.5Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

10.Saya bekerja mandiri secara profesional.

11.Memehami kode etik profesi guru dan

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.


(9)

55

No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir

3 Kompetensi Profesional

3.1Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang ampu.

1. Saya menguasai materi, struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang saya ampu.

10

3.2Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

2. Saya memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar

matapelajaran. 3. Saya memahami

tujuan

pembelajaran mata pelajaran

3.3Mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secra efektif.

4. Saya memilih materi sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 5. Dalam mengelola

materi pelajaran saya secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 3.4Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

6. Saya melakukan reflektif terhadap kinerja sendiri secara terus menerus

7. Saya

memanfaatkan hasil reflektif dalam rangka peningkatan


(10)

56

No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir

8. Saya melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keprofesionalan. 3.5Memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri

9. Saya mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. 10.Saya

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

berkomunikasi untuk

pengembangan diri.

4 Kompetensi Sosial

4.1Bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena

pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi

1. Saya bertindak objektif terhadap peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. 2. Saya tidak

membeda-bedakan peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta

didik dan

lingkungan sekolah.

8

4.2Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga pendidik, orang tua dan masyarakat.

3. Saya

berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif tentang


(11)

57

No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir program

pembelajaran dan kemajuan peserta didik.

4. Saya melibatkan orang tua peserta

didik dan

masyarakat dalam program

pembelajaran dan untuk mengatasi kesulitan belajar 4.3Beradaptasi di

tempat bertugas diseluruh wilayah Repoblik

Indonesia yang memiliki keragaan sosial budaya.

5. Saya bisa

beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka

meningkatkan efektifitas pendidik. 6. Saya

melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan. 3.4Berkomunikasi

dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

7. Saya

berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi

ilmiah dan

komunitas ilmiah linnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.


(12)

58

8. saya

menyampaikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi

JUMLAH 40

3.5 Teknik Analisis Data

Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas) instrumen. Teknik ini digunakan agar data yang diperoleh benar-benar sesuai dengan persyaratan valid dan reliabel. Uji coba instrumen akan dilakukan pada guru SMP Kristen 2 Salatiga, Jawa Tengah.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tentang tingkat kompetensi guru besertifikasi di kalangan guru SMP Kristen 2 Salatiga ini adalah analisis deskriftif kuantitatif. Menurut Syaifuddin Azwar (2001:126), “analisis deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis”. Analisis deskriftif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya yaitu dengan menghitung total skor penguasaan kompetensi di kalangan guru SMP Kristen 2 Salatiga tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.


(13)

59 3.5.1 Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2006:168) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan . Suatu instrumen yang valid/sahih mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya. Instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sahih atau tidaknya kuesioner dari variabel sertifikasi guru terhadap penguasaan kompetensi guru.

Menurut Sugiyono ( 2008:179) bila harga korelasi di bawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Uji validitas instrument ini menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 20.0 dengan teknik perhitungan bivarate pearson (korelasi produk moment pearson).

1. Uji Validitas Kompetensi Pedagogik

Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi pedagogik, dari 11 item instrumen 10 item diantaranya dinyatakan valid dan hanya 1 item yang dinyatakan tidak valid. Sesuai dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi pedagogik yang dapat digunakan yaitu item1, item2 item3, item4, item5, item6, item8, item9, item10,


(14)

60

item11. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah item5, dengan koefisien korelasi 0,874 dan paling rendah adalah item7 dengan koefisien korelasi 0,267 yang kemudian item yang tidak valid.

2. Uji validitas kompetensi kepribadian

Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi kepribadian, dari 11 item instrumen variabel kompetensi kepribadian dinyatakan valid semua. Sesuai dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi kepribadian digunakan semua. 3. Uji validitas kompetensi profesional

Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi profesional, dari 10 item instrumen variabel kompetensi profesional, 9 item diantaranya dinyatakan valid dan ada 1 item yang dinyatakan tidak valid yaitu item nomor 9. Sesuai dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi profesional yang dapat digunakan yaitu item1, item2 item3, item4, item5, item6, item7, item 8, item10.

4. Uji validitas kompetensi sosial

Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi sosial dari 8 item instrumen variabel kompetensi kepribadian dinyatakan valid semua. Sesuai dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka


(15)

61

dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi kepribadian digunakan semua.

3.5.2 Reliabilitas instrumen

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila berkali-kali digunakan oleh peneliti sendiri maupun orang lain akan menunjukkan hasil yang sama pada suatu obyek penelitian.

Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Cronbach's Alpha, instrumen penelitian dianalisis menggunakan program SPSS 20.0 for windows. Menurut Sugiyono (2010:257), terdapat pedoman memberikan interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut:

0,00 – 0,199 = Sangat Rendah 0,20 – 0,399 = Rendah

0,40 – 0,599 = Sedang 0,60 – 0,799 = Kuat 0,80 – 1,00 = Sangat kuat 1. Hasil uji realibilitas kompetensi pedagogik

Berdasarkan hasil uji realibilitas menjelaskan bahwa instrumen dari variabel kompetensi pedagogik mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,877 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan reliabel. Sesuai


(16)

62

dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

2. Hasil uji realibilitas kompetensi kepribadian

Berdasarkan hasil uji realibilitas menunjukan bahwa instrumen dari variabel kompetensi kepribadian mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,889 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan reliabel. Sesuai dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. 3. Hasil uji realibilitas kompetensi profesional

Berdasarkan hasil uji realibilitas menunjukan bahwa instrumen dari variabel kompetensi profesional mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,885 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan reliabel. Sesuai dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. 4. Hasil uji realibilitas kompetensi sosial

Berdasarkan hasil uji realibilitas menunjukan bahwa instrumen dari variabel kompetensi sosial mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,784 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan reliabel. Sesuai dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

Hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil bahwa koefisien korelasi instrumen dari variabel kompetensi pedagogik termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal tersebut terlihat dari koefisien korelasi sebesar 0,887 berada pada


(17)

63

interval koefisien antara 0,80 -1,00 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Informasi koefisien korelasi variabel kompetensi kepribadian termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal tersebut terlihat koefisien korelasi sebesar 0,889 berada pada interval koefisien antara 0,80 – 1,00 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Informasi koefisien korelasi variabel kompetensi profesional termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal tersebut terlihat koefisien korelasi sebesar 0,885 berada pada interval koefisien antara 0,80 – 1,00 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Sedangkan untuk variabel kompetensi sosial Informasi koefisien korelasi variabel kompetensi sosial termasuk dalam kategori kuat. Hal tersebut terlihat koefisien korelasi sebesar 0,784 berada pada interval koefisien antara 0,60 – 0,779 artinya kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian.


(1)

58

8. saya

menyampaikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi

JUMLAH 40

3.5 Teknik Analisis Data

Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas) instrumen. Teknik ini digunakan agar data yang diperoleh benar-benar sesuai dengan persyaratan valid dan reliabel. Uji coba instrumen akan dilakukan pada guru SMP Kristen 2 Salatiga, Jawa Tengah.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tentang tingkat kompetensi guru besertifikasi di kalangan guru SMP Kristen 2 Salatiga ini adalah analisis deskriftif kuantitatif. Menurut Syaifuddin Azwar (2001:126), “analisis deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis”. Analisis deskriftif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya yaitu dengan menghitung total skor penguasaan kompetensi di kalangan guru SMP Kristen 2 Salatiga tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.


(2)

59 3.5.1 Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2006:168) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan . Suatu instrumen yang valid/sahih mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya. Instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sahih atau tidaknya kuesioner dari variabel sertifikasi guru terhadap penguasaan kompetensi guru.

Menurut Sugiyono ( 2008:179) bila harga korelasi di bawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Uji validitas instrument ini menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 20.0 dengan teknik perhitungan bivarate pearson (korelasi produk moment pearson).

1. Uji Validitas Kompetensi Pedagogik

Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi pedagogik, dari 11 item instrumen 10 item diantaranya dinyatakan valid dan hanya 1 item yang dinyatakan tidak valid. Sesuai dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi pedagogik yang dapat digunakan yaitu item1, item2 item3, item4, item5, item6, item8, item9, item10,


(3)

60

item11. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah item5, dengan koefisien korelasi 0,874 dan paling rendah adalah item7 dengan koefisien korelasi 0,267 yang kemudian item yang tidak valid.

2. Uji validitas kompetensi kepribadian

Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi kepribadian, dari 11 item instrumen variabel kompetensi kepribadian dinyatakan valid semua. Sesuai dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi kepribadian digunakan semua. 3. Uji validitas kompetensi profesional

Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi profesional, dari 10 item instrumen variabel kompetensi profesional, 9 item diantaranya dinyatakan valid dan ada 1 item yang dinyatakan tidak valid yaitu item nomor 9. Sesuai dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi profesional yang dapat digunakan yaitu item1, item2 item3, item4, item5, item6, item7, item 8, item10.

4. Uji validitas kompetensi sosial

Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi sosial dari 8 item instrumen variabel kompetensi kepribadian dinyatakan valid semua. Sesuai dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka


(4)

61

dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi kepribadian digunakan semua.

3.5.2 Reliabilitas instrumen

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila berkali-kali digunakan oleh peneliti sendiri maupun orang lain akan menunjukkan hasil yang sama pada suatu obyek penelitian.

Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Cronbach's Alpha, instrumen penelitian dianalisis menggunakan program SPSS 20.0 for windows. Menurut Sugiyono (2010:257), terdapat pedoman memberikan interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut:

0,00 – 0,199 = Sangat Rendah 0,20 – 0,399 = Rendah

0,40 – 0,599 = Sedang 0,60 – 0,799 = Kuat 0,80 – 1,00 = Sangat kuat 1. Hasil uji realibilitas kompetensi pedagogik

Berdasarkan hasil uji realibilitas menjelaskan bahwa instrumen dari variabel kompetensi pedagogik mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,877 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan reliabel. Sesuai


(5)

62

dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

2. Hasil uji realibilitas kompetensi kepribadian

Berdasarkan hasil uji realibilitas menunjukan bahwa instrumen dari variabel kompetensi kepribadian mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,889 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan reliabel. Sesuai dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. 3. Hasil uji realibilitas kompetensi profesional

Berdasarkan hasil uji realibilitas menunjukan bahwa instrumen dari variabel kompetensi profesional mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,885 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan reliabel. Sesuai dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. 4. Hasil uji realibilitas kompetensi sosial

Berdasarkan hasil uji realibilitas menunjukan bahwa instrumen dari variabel kompetensi sosial mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,784 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan reliabel. Sesuai dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

Hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil bahwa koefisien korelasi instrumen dari variabel kompetensi pedagogik termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal tersebut terlihat dari koefisien korelasi sebesar 0,887 berada pada


(6)

63

interval koefisien antara 0,80 -1,00 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Informasi koefisien korelasi variabel kompetensi kepribadian termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal tersebut terlihat koefisien korelasi sebesar 0,889 berada pada interval koefisien antara 0,80 – 1,00 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Informasi koefisien korelasi variabel kompetensi profesional termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal tersebut terlihat koefisien korelasi sebesar 0,885 berada pada interval koefisien antara 0,80 – 1,00 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Sedangkan untuk variabel kompetensi sosial Informasi koefisien korelasi variabel kompetensi sosial termasuk dalam kategori kuat. Hal tersebut terlihat koefisien korelasi sebesar 0,784 berada pada interval koefisien antara 0,60 – 0,779 artinya kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian.