MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

Oleh :

Adrianus Sumanjaya Tarigan NIM. 409111004

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME atas segala rahmat dan berkat-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas X SMK Dengan Model Pembelajaran Problem Based Instruction” ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd, Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu, MS dan Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan

saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Abil Mansyur, S.Si., M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED.

Ucapan terima kasih kepada Bapak Johanis Ginting, S.Pd selaku kepala sekolah SMK Swasta Immanuel 1 Kabanjahe, Bapak Imran Purba, ST selaku PKS bidang Kurikulum dan Bapak Mores Ginting, S.Pd selaku guru bidang studi matematika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian serta para guru dan staf administrasi yang telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.


(4)

v

Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda Guntur Tarigan, S.Pd dan Ibunda Marta br Sipayung, orangtua penulis yang telah mengasuh, membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil maupun moril dan selalu mendoakan penulis. Terima kasih juga untuk Tuaku Immanuel Benny Hendrawan Tarigan, SE, yang selalu siap dan ikhlas membantu dan mendukung penulis.

Penulis juga ucapkan terima kasih untuk Baringin Jonathan, sahabat yang selalu bersedia berbagi pengetahuan dan informasi yang sangat membantu bagi penulis. Tak lupa ucapan terima kasih juga untuk sahabat Atma, Roland, Hariyadi, Dayat, Epi, Rotua serta teman-teman satu kelas di DIK A’ 09 Matematika yang telah memberikan motivasi dan doa yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, April 2014

Penulis,

Adrianus Sumanjaya Tarigan NIM. 409111004


(5)

iii

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

ADRIANUS SUMANJAYA TARIGAN (NIM. 409111004)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan model pembelajaran Problem Based Instruction pada materi pokok aproksimasi kesalahan bagi siswa kelas X SMK Swasta Immanuel 1 Kabanjahe.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Otomotif I SMK Swasta Immanuel 1 Kabanjahe yang berjumlah 24 orang. Objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok aproksimasi kesalahan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction.

Berdasarkan hasil analis data pada tes kemampuan awal diketahui bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa sangat rendah dengan nilai rata-rata kelas 23,05 yang diperoleh dari jumlah nilai siswa tiap indikator per banyak siswa. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa adalah rendah dengan nilai rata-rata kelas 64 dimana 12 dari 24 siswa atau 50% dari keseluruhan siswa telah tuntas memecahkan masalah. Selanjutnya, setelah pelaksanaan tindakan di siklus II, tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa adalah sedang dengan nilai rata-rata kelas 76,81 dimana 22 dari 24 siswa atau 91,66% dari keseluruhan siswa telah tuntas memecahkan masalah. Dengan demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas memecahkan masalah, karena terdapat  85% dari banyaknya siswa yang telah tuntas memecahkan masalah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran Problem Based Instruction dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok aproksimasi kesalahan di kelas X Otomotif I SMK Swasta Immanuel 1 Kabanjahe.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 5

1.3.Batasan Masalah 6

1.4.Rumusan Masalah 6

1.5.Tujuan Penelitian 6

1.6.Manfaat penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika 8

2.1.2. Masalah dan Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Matematika 10

2.1.3. Model Pembelajaran Problem Based Instruction 12

2.1.4. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Instruction 14

2.1.5. Teori-Teori Belajar yang Melandasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction 15

2.1.6. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Instruction 16

2.1.7. Materi Ajar 16

2.2. Kerangka Konseptual 21

2.3. Definisi Operasional 23

2.4. Hipotesis Tindakan 23

BAB III METODE PENELITIAN 24

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 24

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 24

3.3. Jenis Penelitian 24

3.4. Prosedur Penelitian 24

3.5. Instrumen Penelitian 27

3.5.1. Tes Pemecahan Masalah Matematika 27

3.5.2. Observasi 28

3.6. Teknik Analisis Data 28


(7)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32

4.1. Hasil Penelitian 32

4.1.1. Siklus I 32

4.1.1.1. Permasalahan 32

4.1.1.2. Rencana Tindakan 36

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan 36

4.1.1.4. Observasi 38

4.1.1.5. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I 39

4.1.1.6. Refleksi 43

4.1.1.7. Simpulan 44

4.1.2. Siklus II 45

4.1.2.1. Permasalahan 45

4.1.2.2. Rencana Tindakan 45

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan 46

4.1.2.4. Observasi 48

4.1.2.5. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemacahan Masalah Siklus II 49

4.1.2.6. Refleksi 53

4.1.2.7. Simpulan 54

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62

5.1. Kesimpulan 62

5.2. Saran 62


(8)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Kesulitan Siswa Dalam Memecahkan Masalah 3

Tabel 2.1. Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah 14

Tabel 3.1. Teknik Penskoran 27

Tabel 3.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 29

Tabel 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah 32

Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian 33

Tabel 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Perencanaan Penyelesaian 33

Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Penyelesaian 34

Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Awal 34

Tabel 4.6. Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 38

Tabel 4.7. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah 40

Tabel 4.8. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian 40

Tabel 4.9. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Perencanaan Penyelesaian 41

Tabel 4.10. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Hasil Penyelesaian 41

Tabel 4.11. Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Siklus I 42

Tabel 4.12. Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 48

Tabel 4.13. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah 49

Tabel 4.14. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian 50

Tabel 4.15. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Penyelesaian 50

Tabel 4.16. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Penyelesaian 51

Tabel 4.17. Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Siklus II 51

Tabel 4.18. Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 55

Tabel 4.20. Tindakan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran 57


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas 27

Gambar 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Awal 35

Gambar 4.2. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I 42

Gambar 4.3. Deskripsi Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah 43

Gambar 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus II 52

Gambar 4.5. Deskripsi Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah 53

Gambar 4.6. Peningkatan Nilai Rata-Rata Berdasarkan Langkah Pemecahan Masalah 56


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 64 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II 71 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 78 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II 84 Lampiran 5 Lembar Kegiatan Siswa I 90 Lampiran 6 Lembar Kegiatan Siswa II 93 Lampiran 7 Lembar Kegiatan Siswa III 97 Lampiran 8 Lembar Kegiatan Siswa IV 100 Lampiran 9 Kisi-Kisi Tes Awal Kemampuan Pemecahan Masalah 104 Lampiran 10 Kisi-Kisi Tes Pemecahan Masalah I 105 Lampiran 11 Kisi-Kisi Tes Pemecahan Masalah II 106 Lampiran 12 Lembar Validasi Tes Awal 107 Lampiran 13 Lembar Validasi Tes Awal 108 Lampiran 14 Lembar Validasi Tes Awal 109 Lampiran 15 Lembar Validasi Tes Pemecahan Masalah 110 Lampiran 16 Lembar Validasi Tes Pemecahan Masalah 111 Lampiran 17 Lembar Validasi Tes Pemecahan Masalah 112 Lampiran 18 Lembar Validasi Tes Pemecahan Masalah II 113 Lampiran 19 Lembar Validasi Tes Pemecahan Masalah II 114 Lampiran 20 Lembar Validasi Tes Pemecahan Masalah II 115

Lampiran 21 Tes Awal 116

Lampiran 22 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 118 Lampiran 23 Tes Pemecahan Masalah I 121 Lampiran 24 Alternatif Penyelesaian Tes Pemecahan Masalah I 123 Lampiran 25 Tes Pemecahan Masalah II 126 Lampiran 26 Alternatif Penyelesaian Tes Pemecahan Masalah II 127 Lampiran 27 Hasil Tes Kemampuan Awal Berdasarkan

Langkah Pemecahan Masalah 130 Lampiran 28 Analisis Hasil Tes Kemampuan Awal 131


(11)

xi

Lampiran 29 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I

Berdasarkan Langkah Pemecahan Masalah 132 Lampiran 30 Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Siklus I 133

Lampiran 31 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus II

Berdasarkan Langkah Pemecahan Masalah 134 Lampiran 32 Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Siklus II 135

Lampiran 33 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I 136 Lampiran 34 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I 138 Lampiran 35 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II 140 Lampiran 36 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II 142 Lampiran 37 Dokumentasi Penelitian 144


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia. Oleh karena itu mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika, seperti yang dinyatakan Cornelius ( dalam Abdurrahman, 2009: 253) yaitu:

lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Selain itu Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009: 253) mengemukakan alasan perlunya belajar matematika, yaitu:

matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Salah satu alasan penting perlunya siswa belajar matematika adalah sebagai sarana untuk memecahkan masalah.Suatu masalah biasanya memuat situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya (Suherman, 2003: 92). Suatu soal dapat dipandang sebagai masalah merupakan hal yang relatif. Suatu soal yang dianggap sebagai masalah bagi seseorang, bagi orang lain mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka.


(13)

2

Untuk menyelesaikan masalah tersebut diperlukan suatu strategi berpikir yang disebut pemecahan masalah. Menurut Krilik dan Rudnik (dalam Al-Badri, 2012) mengemukakan bahwa pemecahan masalah merupakan proses dimana individu menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman yang telah diperoleh untuk menyelesaikan masalah pada situasi yang tidak dikenalnya. Polya (dalam Firdaus, 2009) mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu segera dapat dicapai. Oleh karena itu pemecahan masalah adalah usaha individu untuk menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahamannya dalam menemukan penyelesaian dari suatu masalah. Dengan demikian kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan individu untuk menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahamannya dalam menemukan penyelesaian dari suatu masalah.

Kemampuan pemecahan masalah sangat penting dalam pembelajaran matematika, seperti yang dinyatakan Suherman (2003 : 89) yaitu:

pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.

Selain itu dalam dokumen National Research Council (dalam Suryadi, 2010) dinyatakan bahwa:

pengalaman-pengalaman yang diperoleh melalui proses pemecahan masalah matematis memungkinkan berkembangnya kekuatan matematis yang antara lain meliputi kemampuan membaca dan menganalisis situasi secara kritis, mengidentifikasi kekurangan yang ada, mendeteksi kemungkinan terjadinya bias, menguji dampak dari langkah yang akan dipilih, serta mengajukan alternatif solusi kreatif atas permasalahan yang dihadapi.

Peneliti mengadakan tes pendahuluan kepada siswa kelas X SMK Swasta Immanuel 1 Kabanjahe. Tes yang diberikan berupa tes berbentuk uraian untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam matematika. Tes yang diberikan adalah sebagai berikut.


(14)

3

Ucok seorang penjahit membutuhkan 1,75 m kain untuk membuat satu potong celana. Suatu hari ia mendapat pesanan 30 potong celana dan ia memiliki persediaan 40 m kain.

a. Tuliskan informasi yang diketahui dari kondisi diatas!

b. Bagaimana cara kamu menentukan banyaknya kain yang dibutuhkan untuk membuat 30 potong celana?

c. Tentukan berapa meter kain yang dibutuhkan untuk membuat 30 potong celana. Bulatkan hasilnya ke meter terdekat.

d. Apakah kain yang tersedia cukup?

Adapun jawaban siswa adalah sebagai berikut.

Tabel 1.1. Kesulitan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Jawaban siswa Kelemahan

Kurang memahami masalah, karena sebanyak 18 dari 20 siswa (90%) tidak bisa menuliskan apa yang diketahui dari soal secara lengkap.

Kurang mampu membuat perencanaan penyelesaian. Sebanyak 16 dari 20 siswa (80%) tidak bisa membuat strategi ataupun langkah-langkah untuk mendapatkan penyelesaian dari soal yang diberikan.

Kurang mampu memeriksa hasil yang diperoleh. Sebanyak 13 dari 20 siswa (65%) tidak membuat langkah pemeriksaan kembali atau tidak menuliskan keterangan apapun, dan 7 dari 20 siswa (35%) tidak membuat pemeriksaan hasil yang diperoleh secara lengkap

Salah satu penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa adalah kurang tepatnya model pembelajaran yang diterapkan guru dalam


(15)

4

pembelajaran. Dari hasil observasi yang dilakukan di SMK Swasta Immanuel 1 Kabanjahe, pembelajaran yang diterapkan guru masih belum benar-benar berpusat pada siswa. Sangat jarang guru menyajikan masalah nyata yang kemudian membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah tersebut. Memang ada beberapa siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan tersebut dan menemukan solusinya, namun tidak bisa menghubungkannya ke situasi yang baru. Sebagian besar siswa kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan diaplikasikan pada situasi baru. Hal ini memang disadari oleh salah satu guru matematika di SMK Swasta Immanuel 1 Kabanjahe, yaitu Bapak M. Ginting, yang dalam beberapa kesempatan mengatakan kepada peneliti bahwa siswa-siswa di sekolah tersebut sulit untuk memahami pelajaran matematika.

Dari kedua kondisi diatas perlu diadakan suatu upaya untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang membuat siswa mampu dan terampil memecahkan masalah secara mandiri, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya. Guru perlu menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa terutama pada materi aproksimasi kesalahan. Salah satu upaya yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction atau model pembelajaran berdasarkan masalah.

Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Menurut Arends (dalam Trianto, 2009: 92), pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi


(16)

5

dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.

Model pembelajaran masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis. Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerja sama di antara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.

Aproksimasi kesalahan merupakan salah satu materi pelajaran yang diajarkan di kelas X SMK. Aplikasi materi pelajaran ini dekat dengan kehidupan nyata dan bidang keahlian siswa, akan tetapi siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi ini. Untuk itu peneliti akan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction, agar pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa menemukan sendiri cara menyelesaikan permasalahan tersebut, menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri.

Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction dalam pembelajaran pada materi program linier. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas X SMK Dengan Model Pembelajaran Problem Based Instruction”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu:


(17)

6

2. Siswa kesulitan menyelesaikan soal-soal berbentuk cerita pada materi aproksimasi kesalahan

3. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran

4. Model pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction belum diterapkan dalam pembelajaran.

1.3. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas, masalah penelitian ini dibatasi hanya pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah dan model pembelajaran Problem Based Instructionbelum diterapkan dalam pembelajaran pada materi pokok aproksimasi kesalahan.

1.4. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Apakah model pembelajaran Problem Based Instruction dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematikapada materi pokok aproksimasi kesalahan bagi siswa kelas X SMK Swasta Immanuel 1 Kabanjahe?”

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dengan model pembelajaran Problem Based Instructionpada materi pokok aproksimasi kesalahan bagi siswa kelas X SMK Swasta Immanuel 1 Kabanjahe.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari tercapainya tujuan penelitian ini yaitu:

1. Bagi siswa: dengan kemampuan yang diperoleh diharapkan dapat menerapkan pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah matematika, serta dapat menghubungkannya dalam situasi nyata.

2. Bagi guru bidang studi matematika: sebagai masukan untuk menambah variasi model pembelajaran, menambah wawasan guru mengenai model


(18)

7

pembelajaran Problem Based Instruction, serta sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa 3. Bagi pihak sekolah : sebagai masukan dalam upaya perbaikan kualitas

pembelajaran, terutama dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

4. Bagi peneliti: sebagai informasi dan dasar pertimbangan dalam melaksanakan tugas pengajaran sebagai tenaga pengajar di masa yang akan datang.


(19)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa menerapkan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Instruction dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X SMK Swasta Immanuel 1 Kabanjahe pada materi aproksimasi kesalahan. Setelah diberi tindakan di siklus I, ada 12 dari 24 siswa (50%) yang telah tuntas memecahkan masalah dengan nilai rata-rata 64, meningkat dari sebelumnya 1 siswa (4,34%) dengan nilai rata-rata . pada siklus II, siswa yang telah tuntas memecahkan masalah ada 22 siswa (91,66%) dengan nilai rata-rata adalah 76,81.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa khususnya pada materi aproksimasi kesalahan.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian sejenis agar membuat perencanaan waktu yang cermat agar dalam proses pembelajaran tidak memakan waktu yang lama, dan memilih materi yang benar-benar dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa agar dalam pembelajarannya siswa menjadi tertarik untuk memecahkan masalah.


(20)

63

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Al-Badri, (2012). Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika, http://pengalaman-al-badri.blogspot.com/2012/04/pemecahan-masalah-dalam-pembelajaran.html, (Diakses tanggal 31 Maret 2012).

Arikunto, S., (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed Revisi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi, (2010). Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2009). Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Studi Pendidikan, Penerbit FMIPA Unimed, Medan.

Firdaus, A., (2009). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/, (Diakses tanggal 31 Maret 2013).

Hamid, A., (2009). Teori Belajar dan Pembelajaran, Medan.

Hudojo, H., (2001). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Penerbit UM Press, Malang

Rusman, (2012). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi Kedua, Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Ed Revisi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Suherman, E., (2003). STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEMPORER, Penerbit FMIPA UPI, Bandung.

Suryadi, D., (2010). Bab 4 Pemecahan Masalah Matematika, http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19 5802011984031-DIDI_SURYADI/DIDI-15.pdf , (Diakses tanggal 23 Januari 2014).

Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana, Jakarta.


(1)

Kabanjahe, pembelajaran yang diterapkan guru masih belum benar-benar berpusat pada siswa. Sangat jarang guru menyajikan masalah nyata yang kemudian membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah tersebut. Memang ada beberapa siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan tersebut dan menemukan solusinya, namun tidak bisa menghubungkannya ke situasi yang baru. Sebagian besar siswa kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan diaplikasikan pada situasi baru. Hal ini memang disadari oleh salah satu guru matematika di SMK Swasta Immanuel 1 Kabanjahe, yaitu Bapak M. Ginting, yang dalam beberapa kesempatan mengatakan kepada peneliti bahwa siswa-siswa di sekolah tersebut sulit untuk memahami pelajaran matematika.

Dari kedua kondisi diatas perlu diadakan suatu upaya untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang membuat siswa mampu dan terampil memecahkan masalah secara mandiri, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya. Guru perlu menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa terutama pada materi aproksimasi kesalahan. Salah satu upaya yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction atau model pembelajaran berdasarkan masalah.

Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Menurut Arends (dalam Trianto, 2009: 92), pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi


(2)

dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.

Model pembelajaran masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis. Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerja sama di antara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.

Aproksimasi kesalahan merupakan salah satu materi pelajaran yang diajarkan di kelas X SMK. Aplikasi materi pelajaran ini dekat dengan kehidupan nyata dan bidang keahlian siswa, akan tetapi siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi ini. Untuk itu peneliti akan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction, agar pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa menemukan sendiri cara menyelesaikan permasalahan tersebut, menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri.

Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction dalam pembelajaran pada materi program linier. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas X SMK Dengan Model Pembelajaran Problem Based Instruction”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu:


(3)

aproksimasi kesalahan

3. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran

4. Model pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction belum diterapkan dalam pembelajaran.

1.3. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas, masalah penelitian ini dibatasi hanya pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah dan model pembelajaran Problem Based Instructionbelum diterapkan dalam pembelajaran pada materi pokok aproksimasi kesalahan.

1.4. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Apakah model pembelajaran Problem Based Instruction dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematikapada materi pokok aproksimasi kesalahan bagi siswa kelas X SMK Swasta Immanuel 1 Kabanjahe?”

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dengan model pembelajaran Problem Based Instructionpada materi pokok aproksimasi kesalahan bagi siswa kelas X SMK Swasta Immanuel 1 Kabanjahe.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari tercapainya tujuan penelitian ini yaitu:

1. Bagi siswa: dengan kemampuan yang diperoleh diharapkan dapat menerapkan pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah matematika, serta dapat menghubungkannya dalam situasi nyata.

2. Bagi guru bidang studi matematika: sebagai masukan untuk menambah variasi model pembelajaran, menambah wawasan guru mengenai model


(4)

pembelajaran Problem Based Instruction, serta sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa 3. Bagi pihak sekolah : sebagai masukan dalam upaya perbaikan kualitas

pembelajaran, terutama dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

4. Bagi peneliti: sebagai informasi dan dasar pertimbangan dalam melaksanakan tugas pengajaran sebagai tenaga pengajar di masa yang akan datang.


(5)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa menerapkan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Instruction dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X SMK Swasta Immanuel 1 Kabanjahe pada materi aproksimasi kesalahan. Setelah diberi tindakan di siklus I, ada 12 dari 24 siswa (50%) yang telah tuntas memecahkan masalah dengan nilai rata-rata 64, meningkat dari sebelumnya 1 siswa (4,34%) dengan nilai rata-rata . pada siklus II, siswa yang telah tuntas memecahkan masalah ada 22 siswa (91,66%) dengan nilai rata-rata adalah 76,81.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa khususnya pada materi aproksimasi kesalahan.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian sejenis agar membuat perencanaan waktu yang cermat agar dalam proses pembelajaran tidak memakan waktu yang lama, dan memilih materi yang benar-benar dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa agar dalam pembelajarannya siswa menjadi tertarik untuk memecahkan masalah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Al-Badri, (2012). Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika, http://pengalaman-al-badri.blogspot.com/2012/04/pemecahan-masalah-dalam-pembelajaran.html, (Diakses tanggal 31 Maret 2012).

Arikunto, S., (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed Revisi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi, (2010). Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2009). Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Studi Pendidikan, Penerbit FMIPA Unimed, Medan.

Firdaus, A., (2009). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/, (Diakses tanggal 31 Maret 2013).

Hamid, A., (2009). Teori Belajar dan Pembelajaran, Medan.

Hudojo, H., (2001). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Penerbit UM Press, Malang

Rusman, (2012). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi Kedua, Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Ed Revisi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Suherman, E., (2003). STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEMPORER, Penerbit FMIPA UPI, Bandung.

Suryadi, D., (2010). Bab 4 Pemecahan Masalah Matematika, http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19 5802011984031-DIDI_SURYADI/DIDI-15.pdf , (Diakses tanggal 23 Januari 2014).

Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana, Jakarta.


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

1 9 231

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MEDIA POWER POINT KELAS VII SMP.

0 3 16

DAMPAK STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASITERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Problem Based Learning dan Problem Posing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X Se

0 2 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK FARMASI PHARMACA MEDAN.

6 61 29

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK.

2 31 239

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pada Pokok Bahasan Keanekaragaman Makhluk Hidup Dan Upaya Pelestar

0 2 17

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIIF,

0 3 16

Meningkatkan Kemampuan Kreativitas Matematis Siswa Dengan Menggunakan Model Problem Based Instruction.

0 0 39

Penelitian Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Pelajaran Matematika

0 0 19

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK MUHAMMADIYAH I PURWOKERTO MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

0 0 12