PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA AL-QURAN DI MTS NEGERI PANYABUNGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL.

.

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel I Perbedaan Pembelajaran antara penggunaan
Media Audio dan Penggunaan VCD ......................................................... 40
Tabel 2 Rancangan Eksperimen Desain Factorial 2x2 ......................................... 56
Tabel 3 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Membaca Al-Qur’an ..................................... 64
Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Belajar Membaca Al-Qur’an
Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Media Audio
dan Media VCD ........................................................................................ 73
Tabel 5 Distribusi Frekwensi Skor Hasil Belajar dengan
Menggunakan Media audio ....................................................................... 74
Tabel 6 Distribusi ensi Skor Hasil Belajar dengan
Menggunakan Media VCD ....................................................................... 76
Tabel 7 Distribusi Frekwensi Skor Hasil Belajar Siswa yang
Mempunyai Latar Belakang Pendidikan MI ............................................. 78
Tabel 8 Distribusi Frekwensi Skor Hasil Belajar Siswa yang
Mempunyai Latar Sekolah Dasar (SD) ..................................................... 80
Tabel 9 Ringkasan Deskripsi Data Setiap Variabel Penelitian ............................. 81

Tabel 10 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Membaca Al-Qur’an
dengan Media Pembelajaran audio dan Mempunyai Latar Belakang
Pendidikan MI ........................................................................................... 82
Tabel 11 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Membaca Al-Qur’an
dengan Media Pembelajaran audio dan Mempunyai Latar Belakang
Pendidikan SD........................................................................................... 84
Tabel 12 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Membaca Al-Qur’an
dengan Media Pembelajaran VCD dan Mempunyai Latar Belakang
Pendidikan MI ........................................................................................... 86
Tabel 13 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Membaca Al-Qur’an
dengan Media Pembelajaran VCD dan Mempunyai Latar Belakang
Pendidikan SD........................................................................................... 88

Tabel 14 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar Membaca Al-Qur’an
dengan Media Pembelajaran VCD dan Mempunyai Latar Belakang
Pendidikan SD........................................................................................... 90
Tabel 15 Tabel Pembantu Uji Homogenitas ......................................................... 93
Tabel 16 Ringkasan ANAVA Factorial 2x2 ......................................................... 94
Tabel 17 Ringkasan Hasil Perhitungan Scheffe .................................................... 97


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia pada dasarnya merupakan makhluk berbudi yang memiliki
potensi untuk berkembang. Dalam kehidupan bermasyarakat, potensi tersebut
perlu diberdayakan sehingga pribadi manusia itu dapat berfungsi dengan baik
sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Pemberdayaan potensi
sebagai makhluk individu dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuannya
dalam meningkatkan kualitas pribadinya, sementara pemberdayaan sebagai
makhluk sosial dimaksudkan agar pribadinya mampu berprilaku positip di tengahtengah masyarakat.
Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk
meningkatkan kemampuan pribadi dan kapasitas manusia dalam memahami serta
mengikuti tata nilai kemasyarakatan yang berlaku. Dalam hal ini, pendidikan
dianggap sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses
belajar agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya.
Dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam
suasana perubahan masyarakat global, pendidikan menjadi sebuah usaha
penyiapan peserta didik yang terencana, dan sistematis untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang mampu berkompetisi dalam menghadapi tantangan

kehidupan yang senantiasa berubah dan berkembang.

Pengembangan potensi peserta didik ditandai dengan semakin menguatnya
apresiasi

dan

kepemilikan

kekuatan

spiritual

keagamaan,

kemampuan

mengendalikan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
peserta didik itu sendiri. Kemampuan peserta didik ini juga berfungsi untuk
masyarakat, bangsa dan Negara disamping berpengaruh terhadap dirinya sendiri.

Di sisi lain, peserta didik memiliki banyak potensi, baik dari segi fisik,
psikologis, maupun latar belakang sosial dan latar belakang pendidikan yang
berbeda-beda. Oleh karena peserta didik merupakan insan yang aktif, maka
pendidikan

memberikan

kesempatan

seluas-luasnya

untuk

mendapatkan

pembelajaran sesuai dengan jati dirinya.
Pendidikan keagamaan merupakan salah satu jenis pendidikan di samping
pendidikan umum, pendidikan kejuruan, akademik, profesi, vokasi, dan
pendidikan khusus yang dapat digunakan dalam mewujudkan pribadi manusia
yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kemampuan mengendalikan diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang memadai. Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 pasal 31 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) ditegaskan bahwa pemerintah bekerja sama
dengan masyarakat merupakan penanggung jawab utama pendidikan agama.
Dalam hal ini, pemerintah menyiapkan sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk
keberhasilan pendidikan agama dan semua jenis da program pendidikan lainnya.
Dalam

merespon

UUSPN

tersebut

Departemen

Pendidikan

dan


Kebudayaan (1993) telah menggariskan ruang lingkup Pendidikan Agama Islam
baik pada pendidikan dasar maupun menengah yang mencakup tujuh aspek yaitu :

(1) Keimanan, (2) Ibadah, (3) Al-Quran (4) Akhlak (5) Muamalah, (6) Syariah,
dan (7) Tarikh.
Pada unsur pokok keimanan terdapat materi yang berkaitan dengan sifat
Allah, misalnya, Allah Maha Besar, Allah Maha Pencipta dan sebagainya. Dalam
menjelaskan sifat-sifat Allah tersebut tentu diperlukan dua dalil yaitu Dalil Nagli
dan Dalil Aqli. Menjelaskan salah satu dari sifat Allah dengan menggunakan Dalil
Nagli berarti kita hanya mencari di dalam Al-Qur’an atau Hadist Rasullah SAW.
Dalil tersebut diberikan atau diajarkan kepada siswa dengan cara menghapal dan
menyalin kemudian mengartikan ayat atau Hadist tersebut hingga selesai.
Berdasarkan uraian sebagaimana diberikan di atas, dapat

dikemukakan

bahwa mempelajari Al-Quran adalah bagian dari proses pendidikan agama Islam
pada Sekolah Dasar (SD). Departemen Agama menetapkan bahwa pada Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA)
pelajaran Pendidikan Agama Islam mencakup empat rumpun yaitu : (1) AlQuran/Hadist, (2) Fikih, (3) Aqidah, Akhlak, dan (4) Bahasa Arab. Dalam hal ini

mata pelajaran Al-Qur’an juga bagian dari pokok pembahasan pada tingkat
Madrasah Ibtidaiyah (MI). walaupun kedua jenis tingkat pendidikan dasar ini
telah memiliki kurikulum agama yang baku (Sekolah Dasar dibawah naungan
Departemen Pendidikan Nasional sementara Madrasah Ibtidaiyah (MI).dibawah
naungan Departemen Agama) pada kedua jenis pendidikan dasar tersebut belum
berhasil mencapai tujuan-tujuan hakiki dari pembelajaran Agama tersebut.
Berdasarkan pengamatan selama menjadi tenaga pengajar, hasil belajar Agama di
MTs. di kabupaten Mandailing Natal misalnya, masih dikelompokkan pada

kategori rendah, terutama pada bagian ilmu tajwid dan makhrajnya. Di samping
itu pula tidak jarang siswa bersikap acuh selama proses pembelajaran.
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 368 Tahun 1993
tentang penyelenggaraan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Menggariskan bahwa
Madrasah Ibtidaiyah adalah sekolah umum tingkat dasar yang berciri khas Islam
yang mana penyelenggaraannya di bawah naungan Departemen Agama Republik
Indonesia yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat dan sangat dirasakan
perannya sebagai salah satu wadah tempat mendidik anak bangsa. Berdasarkan
data yang diperoleh dari Pengawas Pendidikan Agama Islam Kecamatan
Panyabungan Kota, diperoleh gambaran bahwa 72,40% siswa kelas I Madrasah
Tsanawiyah Negeri Panyabungan Tahun Pelajaran 2009/2010 cenderung bersikap

tidak menyukai pelajaran Al-Qur’an dibuktikan dengan respon dan daya nalar
mereka terhadap Al-Qur’an kurang, kemudian apabila mereka disuruh satu
persatu untuk membaca Al-Qur’an mereka sering memberikan alasan-alasan yang
tidak masuk akal untuk menghindari membaca Al-Qur’an. Setelah diketahui
bahwa kurangnya motivasi dan semangat mereka untuk mempelajari Al-Qur’an
tersebut dikarenakan bahwa dalam pembelajaran yang biasa dilakukan kurang
menarik disebabkan pembelajaran yang sebelumnya selalu monoton. Misalnya si
peserta didik hanya disuruh untuk membaca sendiri Al-Qur’an tanpa adanya
respon dan komentar dari guru dan tidak adanya variasi guru dalam mengajar,
misalnya si guru hanya menjelaskan dengan konvensional

yaitu dengan alat

hanya papan tulis dan kapur tanpa ada media yang lain. Gambaran demikian
menjadi bukti empirik bahwa sekolah sebagai pusat pengembangan spiritual

peserta didik dan yang diharapkan dapat menumbuhkembangkan sikap dan nilainilai keagamaan dalam diri siswa, belum berhasil mengembangkan kepribadian
peserta didik sebagaimana diharapkan oleh Agama itu sendiri. Keadaan itu juga
dapat dianggap sebagai salah satu indikasi bahwa prestasi belajar agama di
kalangan peserta didik juga belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

Rendahnya hasil belajar siswa sebenarnya dapat disebabkan oleh berbagai
faktor antara lain: faktor guru, faktor metode mengajar yang kurang tepat dan
sesuai dengan materi yang disajikan, dan latar belakang pendidikan siswa. Untuk
meningkatkan mutu pendidikan agama Islam, khususnya pelajaran membaca AlQur’an faktor Media pembelajaran termasuk variabel kritis yang dianggap
berpengaruh. Dalam hal ini Audio dan Media VCD merupakan media yang sering
digunakan. Media VCD yang dimaksudkan disini adalah media yang bisa
menampilkan gambar dan suara sehingga pembelajaran bukan hanya terfokus
kepada pendengaran saja tapi juga bisa dengan memperhatikan beberapa materi
yang disajikan dengan gambar.
Dalam melaksanakan sistem pembelajaran di sekolah guru agama Islam,
sebagai ujung tombak keberhasilan Pendidikan Agama Islam khususnya pelajaran
Al-Qur’an diharapkan mampu mengembangkan dan menggunakan variasi media
pembelajaran, seperti gambar, grafik, rekaman audio visual, program komputer,
buku, majalah dan lainnya. Media-media tersebut sangat membantu para siswa
dalam memahami dan memperoleh pengetahuan sehingga akhirnya membuat
pembelajaran agama lebih menarik dan menyenangkan dan para siswa terhindar
dari kejenuhan yang membosankan.

Untuk menjadikan pembelajaran yang mampu mengembangkan inspirasi
dan nalar pembelajar di sekolah, media pembelajaran merupakan bagian penting

dari sarana pembelajaran. Sardiman

dkk (2003:26)

menegaskan bahwa

penggunaan media dalam pembelajaran adalah untuk mengaktifkan komunikasi
dan interaksi belajar dalam memberikan perangsangan kepada siswa. Terutama
dalam pembelajaran baru, menurut Davis (1971) perlu dipahami media-media
yang tepat untuk membantu meningkatkan persepsi, pemahaman, pandangan dan
pengetahuan/kerajinan, serta referensi siswa. Dalam hal ini, guru agama dituntut
untuk dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
diajarkan. Pemilihan media ini seharusnya juga tidak terkesan dipaksakkan dan
harus didasarkan pada aspek hasil guna dan tepat guna. Harus disadari bahwa
penggunaan media pembelajaran yang tepat sangat membantu dan memudahkan
bagi pencapaian sasaran belajar di samping membantu pengajaran menghidupkan
suasana belajar.
Pembelajaran yang sebelumnya digunakan hanya dengan metode
menjelaskan atau ceramah dan demonstrasi melalui peserta didik hanya disuruh
untuk membacakan Al-Qur’an satu persatu, ternyata dengan metode yang seperti

itu membuat peserta didik merasa bosan dan capek untuk membaca Al-Qur’an.
Pembelajaran Al-Qur’an tersebut diharapkan dapat membantu peserta didik
memperdalam dalam bacaan Al-Qur’an mereka sehingga akhir-akhir ini peneliti
mencoba untuk mengadakan suatu media yang dibantu dengan media audio, yang
mana dengan audio tersebut si peserta didik tersebut mampu mendengarkan dan
mencontoh apa yang dilontarkan dalam tape atau radio tersebut. Hal ini membantu

juga terhadap peserta didik yang berlatar belakang sekolah dikarenakan dengan
rekaman tersebut peserta didik mampu mengulang-ulanginya dirumah hanya
dengan mencontoh melalui tape recorder tersebut.
Dari kajian mengenai fenomena pembelajaran agama Islam termasuk
faktor-faktor yang diduga berpengaruh bagi pembelajarannya sebagaimana
diberikan di atas, dapat dipahami bahwa media pembelajaran adalah : alat,
metode, dan teknik yang dipergunakan dalam upaya untuk lebih mengaktifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dengan peserta didik dalam proses
pembelajaran di sekolah. Media pembelajaran dengan demikian sangat
mempengaruhi hasil belajar agama peserta didik. Oleh karena peserta didik juga
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, pencapaian hasil belajar agama juga
akan terkait dengan bagaimana perbedaan individu seperti latar belakang
pendidikan peserta didik dijadikan oleh guru sebagai bagian dari pertimbangannya
dalam mengelola pembelajaran. Persoalannya kemudian adalah, apakah media
pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar membaca AlQur’an ? Apalah latar belakang pendidikan peserta didik sebagaimana disebutkan
di atas berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar membaca Al-Qur’an ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dibutuhkan penelitian yang luas dan
mendalam. Dalam kaidah itulah penelitian ini dilakukan.

B. Identifikasi Masalah
Dari kajian mengenai fenomena pembelajaran membaca Al-Qur’an
sebagaimana diberikan pada uraian latar belakang masalah di atas, terdapat

sejumlah masalah yang muncul ke permukaan berkaitan dengan pendidikan
agama Islam di sekolah. Beberapa di antaranya yang terpenting diidentifikasi
sebagai berikut : Mengapa pembelajaran agama khususnya pembelajaran
membaca Al-Qur’an di sekolah kurang memberikan hasil yang memuaskan?
Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap hasil belajar membaca AlQur’an di MTs? Salah satu faktor penting dalam upaya mewujudkan hasil belajar
siswa adalah metode, metode apa saja yang telah diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran membaca Al-Qur’an di MTs? Metode Apakah yang paling efektif
untuk belajar membaca Al-Qur’an di MTs? Di samping metode, apakah latar
belakang pendidikan peserta didik mempengaruhi hasil belajar membaca AlQur”an? Media pembelajaran apakah yang sesuai untuk pembelajar yang memiliki
latar belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan media pembelajaran apakah
yang sesuai untuk pembelajar yang memiliki latar belakang pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah (MI)? Apakah ada interaksi antara media pembelajaran dengan latar
pendidikan pembelajaran dengan membaca Al-Qur’an?

C. Pembatasan Masalah
Identifikasi masalah sebagaimana diberikan di atas memperlihatkan bahwa
masalah yang luas dan kompleks. Untuk memberikan suatu batasan yang akurat
supaya tidak terjadi permasalahan yang berulang-ulang maka peneliti membuat
suatu batasan penelitian yang meliputi:
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada masalah yang
dianggap berhubungan langsung dengan hasil belajar membaca Al-Qur’an di

MTs. Dalam hal ini pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan menggunakan
media pembelajaran. Media pembelajaran dalam hal ini dibatasi pada media audio
dan media VCD. Latar belakang pendidikan pembelajaran dalam penelitian ini
juga dibatasi pada latar belakang pendidikan sekolah dasar (SD) dan pendidikan
Madrasah Ibtidayiah MI). Sedangkan hasil belajar yang dimaksud adalah hasil
belajar yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan diujikan. Sementara
hasil belajar yang ditargetkan dan dibatasi pada penelitian ini adalah kemahiran
dan kepasihan, penelaahan mereka terhadap bacaan Al-Qur’an pada pokok
bahasan alif Syamsiyah, alif lam Qamariyah dan hukum membaca nun mati atau
tanwin bila berjumpa dengan salah satu huruf hijaiyah (izhar, idghom, iqlab dan
ikhfa’).

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembahasan masalah diatas,
maka masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar membaca Al-Qur’an, antara siswa yang
diajar dengan media pembelajaran media audio dengan siswa diajar dengan
media pembelajaran VCD?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar membaca Al-Qur’an, antara siswa yang
memiliki latar belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dengan siswa yang
memiliki latar belakang pendidiklan Madrasah Ibtidaidah (MI)?

3. Apakah ada interaksi antara media pembelajaran dan latar belakang
pendidikan siswa terhadap hasil belajar membaca Al-Qur’an?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh media pembelajaran
dan latar belakang pendidikan terhadap hasil belajar membaca Al-Qur’an secara
khusus, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar membaca Al-Qur’an antara siswa
yang diajarkan dengan media Audio dengan siswa yang diajar dengan media
VCD.
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar membaca Al-Qur’an antara siswa
yang memiliki latar belakang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan
siswa yang memiliki latar belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD).
3. Untuk mengetahui interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan latar
belakang pendidikan siswa terhadap hasil belajar membaca Al-Qur’an.
F. Manfaat Penelitian
Secara teoretis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan

ilmu pengetahuan bidang pendidikan. Khususnya pendidikan mengenai belajar
Al-Qur’an di

Madrasah

Tsanawiyah

(MTs)

yang

berkaitan dengan

pemanfaatan media pembelajaran.
Secara praktis diharapkan kepada siswa dengan pembelajaran bermedia
dapat meningkatkan hasil belajar dari peserta didik, juga mampu membantu guru
memecahkan kesulitan-kesulitan yang didapati dalam membaca Al-Qur’an
tersebut dan menjadikan pendidik bervariasi dalam pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Arka, A/W 2000. Mtodologi Pengajaran Iqra’. Jakarta : Pustaka Alivia.
Ahmad, Tafsir. . Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Arikunto Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Ary, D., Jacobs, L.C Razavieh, A. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan
(Penerjemah : Furchan,A). Surabaya : Usaha Nasional.
Asep, Suharta. 1997. Pengaruh Pendekatan Langsung dan Latar belakang
pendidikan Terhadap Hasil Belajar Passing Bola Volly. Tesis. Jakarta :
Program Pascasarjana IKIP Jakarta.
Ateng, Abdul Kadir. 1992. Azas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta :
Ditjen Dikti Depdikbud.
Atwi, Suparman. 1997. Desain Instruksional. Jakarta : Depdikbud.
Dahlan. 1984. Model-Model Mengajar. Bandung : Diponegoro.
Degeng. I Nyoman Sudana. 1990. Disain Pembelajaran (Teori Keterapan).
Malang : P3 IKIP Malang.
Departemen Agama RI. 1957. Al-Qur’an. Bandung : Al-Ma’rif.
1992. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang ; Tanjung Mas Inti.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kurikulum Pendidikan Agama
Islam. Jakarta : Depdikbud.
Gagne. 1975. Esensial Learning for Intraction. New York : Rinehart and Winston.

H.M. Yazir. ASP. (1991). Kaedah Pembacaan Al-Qur’an dan Mudah. Yogyakarta
: Hasil Seminar.
Hasan, Langgulung. 1987. Azas-Azas Pendidikan Islam. Jakarta : Al-Huda.
Hasibuan, Amin. 1996. “Penerapan Metode Iqra’ dan Pengaruhnya Terhadap
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Murid Madrasah Ibtidaiyah Al-Ihsan
Kelurahan Sidorejo Medan”. Skripsi. Medan : Program Pascasarjana IAIN
Medan.
Hopkins, K.D. and Stanly, J.C. 1981. Education and Psychological Measurement
and Evaluation. New Jersey Englewood Cliff : Prince-Hall Inc.
Ibrahim, Al-Abyadi. 1992. Sejarah Al-Qur’an. Jakarta : Rineka Cipta.
Joice, Bruce and Weil, Marsha. 1986. Models of Teaching. United States Of
America.
M. Almatd, Faiz. 1991. 1100 Hadist terpilih Sinar Ajaran Muahmmad. Jakarta :
Gema Insan Perss.
M. Sastrapraja. 1989. Kamus Istilah Pendidikan dan Umum. Surabaya : Usaha
Nasional.
M. Usman, Ali, H.A.A Dahlan, H.M.D. Dahlan. 1980. Hadits Qudsi. Bandung :
Diponegoro.
Mahmud, Yunus. 1989. Al-Qur’an. Bandung : Al-Ma’rif.
Marwan, Sarijo. 1998/1999. Bunga Rampai Pendidikan Agama Islam. Jakarta :
Amissco.

Maryenita. 2000. Studi Terhadap Pengaruh Pengorganisasian dengan
Menggunakan Orientasi Knseptual Terhadap Hasil Belajar dan Retansi.
Tesis. Padang Program Pascasajana UNAN Padang.
Nasir, Budiman. 1999. Ilmu Pendidikan II. Banda Aceh.
Ratna, Wilis. 1998. Teori-Teori Belajar. Bandung : Erlangga.
Rusli Luthan. 1998. Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta : Ditjen Dikti
Depdikbud.
As’ad, Humam. 1994. Metode Iqra’ : Yogyakarta.
Sudjana. 1992. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.
Usman, Moh. Uzen & Setiawati Lilis. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia Widiasarana
Indonesia.