Hubungan pola asuh demokratis orangtua dengan kemampuan mengelola emosi siswa i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN
KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI SISWA/I KELAS XI IPA 2 DAN XI
IPS 2 DI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Alvita Anjarsari Hamungpuni
121114073

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 

Savor every moment, every hunch the God bequeth on to you,
and on His name sake you walk every steps;
you ll be blessed.
-Alvita Anjarsari Hamungpuni-

Be happy not because everything is good.
But because we can see the good in everything.
-AS-

He has made everything beautiful in it s time.

-Ecclesiastes 3:11-

I m a little pencil in the hand of a writting God,
who is sending a love letter to the world.
-Mother Teresa-

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 



Karya Ini Kupersembahkan Bagi...
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria,
Yang senantiasa menjadi penopang hidupku.
Kedua Orangtua Tercinta,
Yang selalu memotivasi, mendampingi, mendoakan
dan memberi masukan kepadaku

serta mencukupi semuanya sampai saat ini.
Kakakku Tersayang,
Yang selalu mendoakan, memberi bantuan
dan dukungan kepadaku dengan begitu sabarnya.
Keponakanku Terkasih,
Yang selalu menghiburku dikala aku risau.
Semua Keluarga Besarku,
Yang selalu mendoakan, membantu dan mendukungku.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


    !   
     ! !"#!  $! ! %  $! ! %

!   ! % &&  ' %()*#%()+
Alvita Anjarsari Hamungpuni
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui hubungan yang positif dan
signifikan antara pola asuh demokratis orang tua dengan kemampuan mengelola emosi
siswa, (2) mengetahui seberapa tinggi tingkat pola asuh demokratis, (3) mengetahui butirbutir pengukuran pola asuh demokratis yang teridentifikasi perolehan skornya rendah, (4)
mengetahui seberapa tinggi tingkat kemampuan mengelola emosi, (5) mengetahui butirbutir pengukuran kemampuan mengelola emosi yang teridentifikasi perolehan skornya
rendah pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2016/2017.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik korelasi. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 2 SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun
ajaran 2016/2017 yang berjumlah 48 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah
kuesioner pola asuh demokratis yang berjumlah 63 item dan kemampuan mengelola
emosi yang berjumlah 55 item. Koefisien reliabilitas instrumen penelitian ini dianalisis
menggunakan teknik Alfa Cronbach yang disesuaikan dengan kriteria Guilford. Dari hasil
perhitungan dengan Alfa Cronbach pada kuesioner pola asuh demokratis diperoleh
koefisien senilai 0,945 dan reliabilitas instrumen masuk dalam kriteria sangat tinggi serta
pada kuesioner kemampuan mengelola emosi diperoleh koefisien senilai 0,944 dan

reliabilitas instrumen masuk dalam kriteria sangat tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 44 (91,67%) siswa memiliki pola asuh
demokratis pada kategori tinggi, berarti pola asuh demokratis pada siswa sudah baik, 4
(8,33%) siswa pada kategori sedang dan tidak ada siswa yang berada di kategori rendah.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa, 36 (75%) siswa memiliki kemampuan
mengelola emosi pada kategori tinggi, berarti siswa memiliki kemampuan mengelola
emosinya sudah baik, sedangkan 12 (25%) siswa pada kategori sedang dan tidak ada
siswa berada di kategori rendah. Hasil analisis butir item menunjukkan bahwa terdapat 6
butir item pola asuh demokratis yang teridentifikasi rendah dan 3 butir item kemampuan
mengelola emosi yang teridentifikasi rendah. Hasil analisis uji hipotesis menunjukkan
bahwa nilai probabilitas kurang dari 0,05, yaitu 0,000 < 0,05. Hasil ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh demokratis orangtua dengan
kemampuan mengelola emosi siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 SMA Bopkri 2 di
Yogyakarta. Nilai koefisien korelasi yaitu 0,777, artinya ada hubungan positif antara pola
asuh demokratis orangtua dengan kemampuan mengelola emosi siswa kelas XI IPA 2 dan
XI IPS 2 SMA Bopkri Yogyakarta. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pola asuh
demokratis orangtua maka semakin tinggi pula kemampuan mengelola emosi.
Kata kunci: pola asuh demokratis, kemampuan mengelola emosi.

viii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

,-./0,CT
CORRELATION BETWEEN DEMOCRATIC PARENTING AND THE ABILITY
TO MANAGE EMOTION OF IPA 2 XI GRADERS AND IPS 2 XI GRADERS AT
SMA (SENIOR HIGH SCHOOL) BOPKRI 2 YOGYAKARTA, BATCH 2016/2017
Alvita Anjarsari Hamungpuni
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2017
This research was aimed at (1) finding the positive and significant correlation
between democratic parenting and the students ability to manage emotion, (2) finding the
level of democratic parenting, (3) finding democratic parenting measurement items
indentified as having a low score, (4) finding the level of ability to manage emotion, (5)
finding emotion management ability measurement items identified as having low score on
IPA 2 XI graders and IPS 2 XI graders at SMA Bopkri 2 Yogyakarta, batch 2016/2017.
This research was a descriptive research with correlation technique. The research
subjects were 48 IPA 2 XI graders and IPS 2 XI graders at SMA Bopkri 2 Yogyakarta,
batch 2016/2017. Data collection tool used was 63 items of democratic parenting

questionnaire and 55 items of emotion management ability questionnaire. Instrument
reliability coefficient of this research was analyzed by using Alfa Cronbach technique
made suitable for Guilford criteria. From the calculation with Alfa Cronbach on
democratic parenting questionnaire, it was yielded the coefficient of 0.945 and the
instrument reliability fell on the very high criterion, while on emotion management ability
questionnaire, it was yielded the coefficient of 0.944 and the instrument reliability fell on
the very high criterion.
The research result showed that 44(91.67%) students had democratic parenting
categorized as high, which meant democratic parenting on students was good, 4 (8.33%)
students were categorized as medium and no student was categorized as low. The result
also showed that 36 (75%) students had emotion management ability categorized as high,
which meant that students ability to manage emotion was good, while 12 (25%) students
were categorized as medium and no student was categorized as low. The result of analysis
showed there were 6 items of democratic parenting identified as low and 3 items of
emotion management identified as low. Hypothesis examination analysis result showed
that probability score was lower than 0.05, which was 0.000 < 0.05. This result showed
that there was a significant correlation between democratic parenting and the ability to
manage emotion of IPA 2 XI Graders and IPS 2 XI Graders at SMA Bopkri 2
Yogyakarta. The correlation coefficient value was 0.777, which meant there was a
positive correlation between democratic parenting and the ability to manage emotion of

IPA 2 XI Graders and IPS 2 XI Graders at SMA Bopkri 2 Yogyakarta. This meant that
the higher the democratic parenting, the higher the emotion management.
Keyword: Democratic Parenting, Emotion Management Ability

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
perlindungan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang
berjudul Hubungan Pola Asuh Demokratis Orangtua dengan Kemampuan
Mengelola Emosi Siswa/i Kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 .
Usaha yang peneliti lakukan untuk menyelesaikan tugas akhir ini tidaklah
mudah. Namun, berkat usaha keras serta adanya bantuan, doa, dan dukungan yang
diberikan kepada peneliti, maka tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan lancar
dan baik. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak
yang telah membantu, yaitu kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
3. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Kepala Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
4. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A. selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan masukan, dorongan, semangat, kritik, saran, serta
membimbing dan mendampingi peneliti dalam proses penyusunan tugas
akhir ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma atas bimbingan dan pendampingan kepada
peneliti selama menempuh studi.
6. Stefanus Pryatmoko selaku petugas di sekretariat Bimbingan dan
Konseling yang membantu peneliti mengurus berbagai administrasi dan

persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir.
7. Sri Sulastri, M.Pd. selaku Kepala SMA Bopkri 2 Yogyakarta yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di
sekolah.
8. Drs. Edi Sutrisna selaku guru Bimbingan dan Konseling yang telah
membantu peneliti selama proses penelitian di SMA Bopkri 2 Yogyakarta.
9. Siswa-siswi kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 SMA Bopkri 2 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2016/2017 yang telah bersedia menjadi subjek dan
membantu peneliti dalam proses pengumpulan data yang digunakan untuk
menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Orangtua tercinta Bapak Tjuk Prijantoro dan Mama Mintarsih atas segala
kasih sayang, cinta, dukungan, doa, pengorbanan, dan nasehat yang
diberikan kepada peneliti selama ini.
11. Kakak tercinta Aldino Vedra Priyantoro dan Hyan Maharsiwi yang telah
memberikan dorongan agar segera menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Keponakanku tercinta Gabrio Vedra Sinatra dan Marcello Vedra Sinatria
yang selalu menghibur sehingga membangkitkan semangat peneliti dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.

xi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...........................................................................................x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I

PENDAHULUAN ..........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................7
C. Pembatasan Masalah .................................................................8
D. Rumusan Masalah .....................................................................8
E. Tujuan Penelitian ......................................................................9
F. Manfaat Penelitian ..................................................................10
G. Definisi Operasional Variabel..................................................11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA ...................................................................12
A. Hakikat Pola Asuh Demokratis ...............................................12
1. Pengertian Pola Asuh Demokratis ....................................12
2. Ciri-ciri Pola Asuh Demokratis .........................................13
3. Aspek-aspek Pola Asuh Demokratis .................................16
B. Hakikat Kemampuan Mengelola Emosi .................................19
1. Pengertian Kemampuan Mengelola Emosi .......................19
2. Fungsi Mengelola Emosi Siswa ........................................19
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengelola
Emosi ................................................................................21
4. Aspek-aspek Kemampuan Mengelola Emosi ..................... 23
C. Masa Remaja Akhir .................................................................26
1. Pengertian Masa Remaja Akhir .........................................26
2. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja Akhir ..............27
xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Hubungan Pola Asuh Demokratis dan Kemampuan Mengelola
Emosi ......................................................................................28
E. Hasil Penelitian Relevan .........................................................30
F. Kerangka Pikir ........................................................................31
G. Hipotesis Penelitian .................................................................34
BAB III

METODE PENELITIAN ...........................................................35
A. Jenis Penelitian ........................................................................35
B. Subjek Penelitian .....................................................................35
C. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................36
D. Variabel Penelitian ...................................................................36
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian..............37
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .......................................41
G. Analisis Data ............................................................................48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................55
A. Hasil Penelitian ........................................................................55
B. Pembahasan..............................................................................63

BAB V

PENUTUP ....................................................................................75
A. Simpulan ..................................................................................75
B. Keterbatasan.............................................................................76
C. Saran.........................................................................................77

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................79

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Jumlah Subjek Penelitian ...............................................................36

Tabel 3.2

Norma Skoring Kuesioner Pola Asuh Demokratis Orangtua dan
Kemampuan Mengelola Emosi Siswa ..........................................38

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Pola Asuh Demokratis ..................................38

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Mengelola Emosi ....................40

Tabel 3.5

Indeks Deskriminasi Item Kuesioner Pola Asuh Demokratis dan
Kemampuan Mengelola Emosi .....................................................43

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Demokratis Setelah Uji
Diskriminasi Item ..........................................................................43

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Mengelola Emosi Setelah Uji
Diskriminasi Item ..........................................................................45

Tabel 3.8

Kriteria Guilford ............................................................................47

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Pola Asuh Demokratis ..............47

Tabel 3.10

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Kemampuan Mengelola
Emosi .............................................................................................48

Tabel 3.11

Kategorisasi Skor Pola Asuh Demokratis Orangtua dan
Kemampuan Mengelola Emosi ......................................................51

Tabel 3.12

Kategori Pola Asuh Demokratis Siswa/I Kelas XI IPA 2 dan XI
IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 .....52

Tabel 3.13

Kategori Kemampuan Mengelola Emosi Siswa/I Kelas XI IPA 2
dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017.......................................................................................53

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.14

Penggolongan Tinggi Rendahnya Skor Item Pola Asuh Demokratis
Orangtua dengan Kemampuan Mengelola Emosi .........................54

Tabel 4.1

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ......56

Tabel 4.2

Hasil Uji Korelasi Variabel Pola Asuh Demokratis dengan
Kemampuan Mengelola Emosi ......................................................57

Tabel 4.3

Kategori Pola Asuh Demokratis Siswa/I Kelas XI IPA 2 dan XI
IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 .....59

Tabel 4.4

Penggolongan Skor Item Pola Asuh Demokratis Siswa/I Kelas
XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2016/2017...........................................................................60

Tabel 4.5

Kategori Kemampuan Mengelola Emosi Siswa/I Kelas XI IPA 2
dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017.......................................................................................61

Tabel 4.6

Penggolongan Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi Siswa/I
Kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2016/2017...........................................................................62

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Gambar Bagan Kerangka Pikir .....................................................34

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Kuesioner Ujicoba Pola Asuh Demokratis dan Kemampuan
Mengelola Emosi ..........................................................................82

Lampiran 2.

Kuesioner Penelitian Pola Asuh Demokratis dan Kemampuan
Mengelola Emosi ..........................................................................90

Lampiran 3.

Tabulasi Data Pola Asuh Demokratis ...........................................97

Lampiran 4.

Tabulasi Data Kemampuan Mengelola Emosi ............................100

Lampiran 5.

Item Valid dan Gugur Pola Asuh Demokratis ............................103

Lampiran 6.

Item Valid dan Gugur Kemampuan Mengelola Emosi ...............111

Lampiran 7.

Surat Ijin Penelitian .....................................................................118

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121 3
4567289:926
;ba in npamker rtla lbenkag mhlas< =>?@A=B=CDE= FDEDGDH<
I?FJDADED@ FDEDGDH< KLFLED@ FDEDGDH< ALMLD@ I?@?G=A=D@< FD@BDDA I?@?G=A=D@ >D@
>?B=@=E= NI?KDE=N@DG ODK=DJ?G I?@?G=A=D@P
2Q :RSRT 1UVRWRXY ZR[RVR\
K?GLDK]D F?KLIDCD@ G=@]CL@]D@ ENE=DG >=FD@D E?NKD@] D@DC
F?GDCLCD@ =@A?KDCE= L@ALC ^D@] I?KADFD CDG=@^DP A>D@^D IKNE?E =@A?KDCE=
D@ADKD NKD@]ALD >D@ D@DC FDCD CDKDCA?K E?NKD@] D@DC DCD@ A?KJ?@ALCP _DGDH
EDAL@^D D>DGDH NKD@]ALD J?KI?KD@ >DGDF F?@>=>=C >D@ F?FJ=FJ=@] D@DC
D]DK F?F=G=C= CDKDCA?K ^D@] JD=CP K?J?KHDE=GD@ I?FJ?@ALCD@ CDKDCA?K ID>D
D@DC EDGDH EDAL@^D >=I?@]DKLH= NG?H FN>?G NKD@]ALD >DGDF F?GDCED@DCD@
INGD DELHP _DGDH EDAL CDKDCA?K@^D D>DGDH `DKD D@DC C?A=CD F?@]?GNGD
?FNE=@^DP
_?A=DI NKD@]ALD F?F=G=C= `DKD ^D@] J?KJ?>D EDDA F?K?CD F?@]DELH
D@DC@^DP L=@]CL@]D@ E?C=ADK F?F=G=C= I?KD@ I?@A=@] >DGDF I?FJ?@ALCD@
CDKDCA?K K?FDMDP _?NKD@] D@DC J?GDMDK >DK= G=@]CL@]D@ A?K>?CDA@^D E?I?KA=
C?GLDK]D E?H=@]]D C?A=CD D@DC F?@MD>= K?FDMD< =D J?KE=CDI >D@ J?KI?K=GDCL
J?K>DEDKCD@ DID ^D@] =D I?GDMDK=P DDK= C?GLDK]D D@DC J?GDMDK JD]D=FD@D
J?KCDAD< J?KGDCL >D@ J?KE=CDIP B=ED >=JD^D@]CD@ J?ADID J?EDK@^D I?KD@D@
NKD@]ALD >DGDF I?@D@DFD@ @=GD= >DEDK =@= ^D@] ED@]DA J?KI?@]DKLH >DGDF
I?FJ?@ALCD@ CDKDCA?K E?E?NKD@] >= FDED ^D@] DCD@ >DAD@]P

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

abcded fdgh ibjkldmd nldmop ndg nlnlnlq nl ndrdc rlghqoghdg
qbrodjhd fdgh cbgnlnlq nbghdg strd dmop titjlibju dqdg kbjkbnd mbqdrl
qdjdqibj ndg vdidqgfd nbghdg dgdq fdgh nldmop ndg nlnlnlq ndrdc qbrodjhd
fdgh cbghdmop nbghdg strd dmop nbctqjdilmw xtrd dmop fdgh cbjbqd
ndsdiqdg ndg ibjlcd mbedq qbylr mondp cdmoq ndrdc lghdidg cbjbqd mbplghhd
dqdg ibjkdvd mdcsdl omld jbcdedw
Hojrtyq z{||}~ cbgfdidqdg kdpvd mbilds tjdghiod kbjkbnd nl ndrdc
cbgbjdsqdg strd mlqds ndg sbjlrdqo cbjbqd ibjpdnds dgdq jbcdedgfdw Hdr lgl
nlsbghdjopl trbp kbkbjdsd mlqds fdgh cbjbqd sbrdedjl nl ndrdc cbghdmop
ndg cbgnlnlqw And ilhd strd sbghdmopdg fdgh nlqbcoqdqdg trbp Bdocjlgn
z{|€~u fdlio Authoritarian ztitjlibj~u Permissive zsbjclml~u ndg
Authoritative znbctqjdilm~w xbjlrdqo dgdq fdgh nldmop mbydjd titjlibju fdlio‚
z{~ condp ibjmlghhoghu zƒ~ sbgdqoiu z„~ sbcojogh ndg ilndq kdpdhld z…~
condp ibjsbghdjopu z€~ condp mijbmmu z}~ ilndq cbcsogfdl djdp cdmd nbsdg
fdgh ebrdmu z~ ilndq kbjmdpdkdiw xbjlrdqo dgdq fdgh nldmop mbydjd sbjclmlu
fdlio‚ z{~ kbjmlqds lcsorml ndg dhjbmlu zƒ~ moqd cbckbjtgidqu z„~ qojdgh
cbclrlql jdmd sbjydfd nljl ndg sbghbgndrldg nljlu z…~ moqd cbgntclgdmlu z€~
ilndq ebrdm djdp plnosgfdu z}~ sjbmidmlgfd jbgndpw xbjlrdqo dgdq fdgh nldmop
mbydjd nbctqjdilmu fdlio‚ z{~ kbjmlqds kbjmdpdkdiu zƒ~ cbclrlql jdm sbjydfd
nljlu z„~ cdcso cbghbgndrlqdg nljlu z…~ kbjmlqds mtsdgu z€~ cdo kbqbjed
mdcdu z}~ cbclrlql jdmd lghlg idpogfd fdgh ilghhlu z~ cbcsogfdl
ioeodg†djdp plnos fdgh ebrdmu z‡~ kbjtjlbgidml ibjpdnds sjbmidmlw

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

ˆ‰Š‹Œ‹ ‹Ž ‰‘’“‹”‹ Š‰Ž•‹–‹—‹Ž –˜™‹ ‹”š› ˜˜‘“‰‘ •‹Ž –‰‘Š“”“œ
•‹‘“ ˜‘‹Žš‹Ž‹ ‹—‹Ž ‰Ž•‰‘šŽ ’‰‘”“—‹– ‹‘‰”“œž Šš•‹› ‰‘”š™š ‰Š˜”“Ž‹
•‹Ž ”‰‘“Ž —‹™“ “•‹— •‹–‹ Š‰Ž‰Ž•‹™“—‹Ž ‹Š‹‘‹›Ž‹Ÿ  ˜™‹ ‹”š› ‹Ž Š‰‘‰—‹
‰‘“Š‹ ”‰Œ‹— —‰“™ž ’‰”‹‘ —‰ŠšŽ—“Ž‹Ž —‰“—‹ Š‰‘‰—‹ Š‰ŽŒ‹•“ ˜‘‹Žš‹
Š‰‘‰—‹ ‰‘‹–—‹Ž Œš‹ —‰–‹•‹ ‹Ž‹—¡‹Ž‹— Š‰‘‰—‹ •“—‰Šš•“‹Ž ›‹‘“Ÿ
A›™“ –”“—˜™˜“ Š‰Š‹Ž•‹Ž Š‹Žš”“‹ ‹•‹™‹› Š‹—›™š— ‹Ž ”‰‹‘‹
‹™‹Š“ Š‰Š“™“—“ ‰Š˜”“Ÿ M‰Žš‘š J‹Š‰” ¢ š‘£‹Ž˜ •‹Ž Mš™˜Ž˜ž ¤¥¥¦§ ‰Š˜”“
‹•‹™‹› —‰‹•‹‹Ž Œ“£‹ ‹Ž Š‰Ž‹Š–‹——‹Ž •“‘“ •‰Ž‹Ž ”‰”š‹š –‰‘š’‹›‹Ž ‹Ž
Œ‰™‹” –‹•‹ š’š›Ÿ EŠ˜”“ ”‰“‹– ˜‘‹Ž Š‰Ž‰‘Š“Ž—‹Ž —‰‹•‹‹Ž Œ“£‹Ž‹ž ‹Ž
‹—‹Ž ‹Š–‹— ”‰‹‘‹ Ž‹‹ –‹•‹ –‰‘š’‹›‹Ž Œ‹”Š‹Ž“Ž‹Ÿ C˜Ž˜›ž —‰“—‹
”‰”‰˜‘‹Ž •“™“–š“ ‰Š˜”“ Š‹‘‹›ž £‹Œ‹›Ž‹ Š‰Š‰‘‹›ž Ž‹–‹”Ž‹ Š‰ŽŒ‹•“ ”‰”‹—ž
˜˜¡˜˜ ‹Ž‹ŽŽ‹ ‹—‹Ž Š‰Ž‰‹Žž •‹Ž ‰Ž‰‘“ š’š›Ž‹ Š‰ŠšŽ‹—Ÿ
K‰Š‹Š–š‹Ž Š‰Ž‰™˜™‹ ‰Š˜”“ ‹•‹™‹› ‹‘‹ ”‰”‰˜‘‹Ž Š‰Ž‹™š‘—‹Ž
‰Š˜”“ •‰Ž‹Ž ’‹“— ”‰›“Ž‹ “•‹— Š‰‘š“—‹Ž •“‘“ ”‰Ž•“‘“ •‹Ž ˜‘‹Ž ™‹“ŽŸ
K‰Š‹Š–š‹Ž Š‰Ž‰™˜™‹ ‰Š˜”“ Š‰‘š–‹—‹Ž “Ž•“¨“•š ‹Ž Š‹Š–š Š‰™š‹–—‹Ž
‰Š˜”“Ž‹ •‰Ž‹Ž ‰–‹ •‹Ž Š‹Š–š Š‰Žš‹”‹“ •“‘“Ž‹ ‹Ž ”‰•‹Ž ‰Š˜”“Ÿ
EŠ˜”“ ‹Ž •“™š‹–—‹Ž ”‰”š‹“ •‰Ž‹Ž ‰Š˜”“ ‹Ž •“‘‹”‹—‹Žž “•‹— —š‘‹Ž Œš‹
“•‹— ’‰‘™‰’“›‹ŽŸ EŠ˜”“ ‹Ž •“™š‹–—‹Ž Œš‹ “•‹— Š‰‘š“—‹Ž •“‘“ ”‰Ž•“‘“
Š‹š–šŽ ˜‘‹Ž ™‹“Ž ¢©‘“‹Ž˜‘˜ž ¤¥¥ª§Ÿ
M‰Žš‘š Hš‘™˜— ¢«ªª¦§ž Š‹”‹ ‘‰Š‹Œ‹ Š‰‘š–‹—‹Ž Š‹”‹ ‹Ž ‘‰Ž‹Ž
•‰Ž‹Ž ’‰‘’‹‹“ —‰Ž‹—‹™‹Ž ‘‰Š‹Œ‹ ”‰›“Ž‹ ‘‰Š‹Œ‹ •‹–‹ —‹–‹Ž ”‹Œ‹ ‰‘”š™š
‰Š˜”“Ž‹Ÿ ˆ‰Š‹Œ‹ ”‰–‰‘“ –‰‹”‹Ž ‹Ž ”šŠ’šŽ‹ ’“”‹ Š‰Ž‹™‹ ˜˜Š‹“”Ÿ
ˆ‰Š‹Œ‹ ”‹Ž‹ Šš•‹› Š‰Ž‹™‹Š“ ‰Š˜”“ –˜”““œ Š‹š–šŽ Ž‰‹“œŸ ©‰‘—‹•‹Ž

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

jm
aer sdihe l¬ikase ­®¯°±²³´

°³µ¶³· ¸®¹³µ²º¹±° »³µ ¸¼»³½ ·®¯°±µ¶¶¼µ¶¬
¸±µ»®¯¬ »³µ ·±»³² ¾³²±µ »®µ¶³µ ³´³ ¾³µ¶ °®»³µ¶ »±¹³²¼²³µ¿ À®¸³Á³ Á¼¶³ ­±°³
°³µ¶³· ¸³¯³½ »³µ °³µ¶³· ¶®¸­±¯³ ½³µ¾³ ²³¯®µ³ ½³¹ °®´®¹®¿ E¸º°±
¸®µ¶¼³°³±µ¾³ ¹®­±½ ²¼³· »³¯±´³»³ µ³¹³¯µ¾³ °®½±µ¶¶³ ¯®¸³Á³ ·±»³² ¸³¸´¼
¸®µ¶®¹º¹³ ®¸º°±¿ J±²³ ±µ± »±­±³¯²³µ ·¼¸­¼½ ³´³ ³»³µ¾³¬ ¸³²³ ³²³µ
¸®µ»³´³·± ¯®¸³Á³ ¾³µ¶ ®µ»®¯¼µ¶ ¸®¸­³½³¾³²³µ »±¯±µ¾³ »³µ º¯³µ¶ ¹³±µ »±
°®²±·³¯µ¾³¿
B®¯»³°³¯²³µ ´®µ¶³¹³¸³µ ´®µ®¹±·± ´³»³ ­¼¹³µ ò·º­®¯ °³¸´³±
D®°®¸­®¯ ÄÅÆÇ °³³· ÈÈL »± ÉMA Bº´²¯± Ä Êº¶¾³²³¯·³ ´®µ®¹±·± ¸®¸±¹±²±
´®µ¶³¹³¸³µ ­®¯°³¸³ °±°Ë³Ì± »± °®²º¹³½ ·®¯°®­¼·¿ È®µ®¹±·± ¸®¹±½³· »³µ
­®¯»³°³¯²³µ ˳˳µÂ³¯³ »®µ¶³µ ¶¼¯¼ B±¸­±µ¶³µ »³µ Kºµ°®¹±µ¶ ·®µ·³µ¶
³»³µ¾³ ²³°¼° ¾³µ¶ »±°®­³­²³µ ²³¯®µ³ ²¼¯³µ¶µ¾³ ²ºµ·¯º¹ ®¸º°± ´³»³ ¯®¸³Á³¿
K³°¼° ·®¯°®­¼· ³»³¹³½ ²³°¼° ¾³µ¶ »±¹³²¼²³µ ¯®¸³Á³ ²³¯®µ³ ²®µ³²³¹³µ ¯®¸³Á³
¾³µ¶ ·®¯Á³»±¬ °®´®¯·± ¸®¹³²¼²³µ ³²°± ·³Ë¼¯³µ »®µ¶³µ ¸®¸­³Ë³ °®µÁ³·³ ·³Á³¸¿
A²±­³· »³¯± ·³Ë¼¯³µ ¾³µ¶ »±¹³²¼²³µ º¹®½ ­®¹³°³µ °±°Ë³ ·®¯°®­¼· °³¹³½ °®º¯³µ¶
°±°Ë³ °®¸´³· »±¯³Ë³· »± ¯¼¸³½ °³²±·¿ K³°¼° ·³Ë¼¯³µ ·®¯°®­¼· µ³¸´³² ­³½Ë³
¯®¸³Á³ ·±»³² »³´³· ¸®µ¶ºµ·¯º¹ ®¸º°±µ¾³¿ K¼¯³µ¶µ¾³ ²ºµ·¯º¹ ®¸º°± »³µ
´®µ¶®¹º¹³³µ ®¸º°± ´³»³ ¯®¸³Á³ ±µ± ¸®µÁ³»± °³¹³½ °³·¼ ͳ²·º¯ ·®¯­®µ·¼²µ¾³
²®µ³²³¹³µ ¯®¸³Á³ ÎA¹½³¸¯± »³µ F³²½¯¼¯¯ºÏ±¬ ÄÅÅÐÑ¿ É®¹³±µ ±·¼¬ ³»³ °±°Ë³
´®¯®¸´¼³µ ²®¹³° ÒI IÈÉ Ä ¾³µ¶ ¸®µ¶³Á³² ­®­®¯³´³ ·®¸³µ °®²®¹³°µ¾³ »±
ÉMA Bº´²¯± Ä Êº¶¾³²³¯·³ ¼µ·¼² ¸®¸³²± °±°Ë³ ²®¹³° Ò ½³µ¾³ ²³¯®µ³ ±¯± »³µ
­®¯®­¼· ´³Â³¯¿ ɱ°Ë³ ²®¹³° ÒI ¸®¯³°³ ¹®­±½ ·¼³ °®­³¶³± ²³²³² ²®¹³° ¸®¯³°³
­®¯³µ± ¸®¹³Ë³µ ³»±² ²®¹³°µ¾³¿ È®µ®¹±·± ¸®¹±½³· ³»³ Á¼¶³ °±°Ë³ ¾³µ¶ »±²®¹³°

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

anhybem
diaridrÓjas ÔÕÖ×Ø

ÙÚÛÜ×ÙÝÞÜ ÖÚÞÜ×Þ ÔÚß×Þ
àÔÚß×ÞÞá× á×ÞÜ â×ÕÞã
ä××Ô ÔÚß×ÞàÔÚß×ÞÞá× ÙÚÛå×ÞÖ× Ö×Þ ÙÚÛåÚÛÕÔ× ÙÚÛæ×ß×Ó æ×â×ç æÚèÛ×ÞÜ æÕæé×
ç×Þá× ÖÕ×ß ÖÕÔÚßê×Ô ÖÝÖÝØÞá× Ö×Þ ÔÕÖ×Ø ÕÞÜÕÞ ÙÚÛÜ×ÙÝÞÜ ÖÚÞÜ×Þ ÔÚß×ÞÞá×
Ø×ÛÚÞ× ßÚÛ×æ× ÔÕÖ×Ø Þá×ß×Þ æ××Ô ÙÚÛæ×ß× ÖÚÞÜ×Þ ÔÚß×Þ æÚØÚâ×æÞá×ã
ëÛ×ÞÜÔÝ× á×ÞÜ ßÚß×Þì×Ø×Þ ×Þ×Ø ÛÚß×ì×Þá× ìÝÜ× Ö×ê×Ô ßÚßÙÝ×Ô
ØÝÛ×ÞÜ ßÚßÕâÕØÕ ØèÞÔÛèâ ÚßèæÕ á×ÞÜ Ù×ÕØ Ø×ÛÚÞ× ØÚÔÕØ× ØÚÕÞÜÕÞ×ÞÞá× ÔÕÖ×Ø
ÔÚÛêÚÞÝçÕÓ ×Þ×Ø ÛÚß×ì×Þá× ÙÕæ× ß×Û×ç Ö×Þ ßÝÖ×ç ÚßèæÕã B×Þá×Ø ìÝÜ× á×ÞÜ
ßÚßÕâÕØÕ ß×æ×â×ç ÖÚÞÜ×Þ ÜÝÛÝã M×æ×â×ç ÔÚÛæÚÙÝÔ ÙÕ×æ×Þá× ÖÕêÕåÝ èâÚç
ÙÚÛÙ×Ü×Õ ç×âÓ æÚêÚÛÔÕ æÕæé× ÔÕÖ×Ø ÔÚÛÕß× ÖÚÞÜ×Þ êÚÛâ×ØÝ×Þ ÜÝÛÝ á×ÞÜ
ßÚß×Û×çÕÞá× æ××Ô æÕæé× ßÚßÙèâèæ Ö×Þ êÚÛâ×ØÝ×Þ ÜÝÛÝ á×ÞÜ ßÚÞÜ×Þå×ß
×Ø×Þ ßÚßÙÚÛÕÞá× ÞÕâ×Õ ìÚâÚØ ×ê×ÙÕâ× ÛÕÙÝÔ ÖÕ ØÚâ×æã íÚÛØ×Ö×ÞÜ ßÚâÝ×êØ×Þ
ØÚæÚÞ×ÞÜ×ÞêÝÞ æÕæé× ß×æÕç ÙÚâÝß ß×ßêÝ ßÚÞÜÚâèâ× êÚÛ×æ××Þ æÚÞ×ÞÜÞá×
ÔÚÛæÚÙÝÔÓ æÚêÚÛÔÕ ç×âÞá× ØÚÔÕØ× æÕæé× ßÚÛ×á×Ø×Þ ØÚâÝâÝæ×Þ ÖÚÞÜ×Þ ßÚÞåèÛÚÔà
åèÛÚÔ Ù×ìÝ Ö×Þ ØèÞîèÕ ÖÕì×â×Þ×Þã
äÚÔÕ×ê èÛ×ÞÜÔÝ× ßÚßÕâÕØÕ å×Û× á×ÞÜ ÙÚÛÙÚÖ×àÙÚÖ× Ö×â×ß ßÚÞÜ×æÝç
×Þ×Øà×Þ×ØÞá×ã ïÚÞÚÛ×ê×Þ êèâ× ×æÝç Ö×â×ß ØÚâÝ×ÛÜ× ×Ø×Þ ßÚßÙÝ×Ô ×Þ×Ø
ßÚÞÜÚÔ×çÝÕ Ù×Ü×Õß×Þ× ßÚÞÜ×ßÙÕâ ØÚêÝÔÝæ×ÞÓ ÙÚÛæÕØ×ê ß×ÞÖÕÛÕ Ö×Þ
ßÚÞÜÝÞÜØ×êØ×Þ êÚÞÖ×ê×Ô æÚÛÔ× êÚÛ×æ××ÞÞá× Ù×ÕØ êèæÕÔÕð ß×ÝêÝÞ ÞÚÜ×ÔÕðã
MÚÞÝÛÝÔ B×ÝßÛÕÞÖ ñÖ×â×ß òÝæÝðÓ óôõôö ßÚÞÜÚßÝØ×Ø×Þ ÔÚÞÔ×ÞÜ Ö×ßê×Ø
parenting style ÔÚÛç×Ö×ê êÚÛÕâ×ØÝ ÛÚß×ì×Ó á×ÕÔÝ÷ ñõö ÛÚß×ì× á×ÞÜ èÛ×ÞÜÔÝ×Þá×
ÙÚÛæÕØ×ê authoritarianÓ åÚÞÖÚÛÝÞÜ ÙÚÛæÕØ×ê ÙÚÛßÝæÝç×Þ Ö×Þ ßÚßÙÚÛèÞÔ×Øø
ñóö ÛÚß×ì× á×ÞÜ èÛ×ÞÜÔÝ×Þá× ÙÚÛæÕØ×ê permissiveÓ åÚÞÖÚÛÝÞÜ ÙÚÛêÚÛÕâ×ØÝ
ÙÚÙ×æ ñÔÕÖ×Ø ÔÚÛØèÞÔÛèâö; (3) remaja yang orangtuanya bersikap authoritative,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

cenderung terhindar dari kegelisahan, kekacauan atau perilaku nakal. Dari
ketiga pola asuh tersebut, orangtua juga memiliki kekhasannya sendiri dari
salah satu pola asuh yang diterapkan kepada anaknya.
Remaja yang mendapatkan pola asuh demokratis akan berbeda dengan
remaja yang tidak mendapatkan pola asuh demokratis. Remaja yang
mendapatkan

pola asuh

demokratis

memiliki

sikap

mampu untuk

mengendalikan diri seperti mengelola emosinya sendiri. Orangtua yang
menerapkan pola asuh otoriter dan permisif kepada anaknya maka anak akan
bersikap memberontak dan cenderung berperilaku bebas (tidak terkontrol).
Saat anak tumbuh menjadi seorang remaja dan semakin banyak hal diluar
dirinya yang dapat memancing emosinya, anak dapat bersikap memberontak
dan tidak mampu mengelola emosinya. Orangtua yang memberikan apapun
yang diinginkan anak tanpa memperhatikan kebutuhan maka anak akan
merasa bahwa orangtuanya memberikan kebebasan untuk memiliki sesuatu.
Suatu saat ketika anak meminta sesuatu dan orangtua tidak memberinya maka
anak akan bersikap marah kepada orangtuanya.
Pemahaman, penerimaan diri akan suatu emosi, mengetahui secara
jelas makna dari perasaan, mampu mengungkapkan perasaan secara
konstruktif merupakan hal-hal yang mendorong tercapainya kesejahteraan
psikologis, kebahagiaan, dan kesehatan jiwa individu. Orang yang mampu
memahami emosi apa yang sedang mereka alami dan rasakan, akan lebih
mampu mengelola emosinya secara positif. Sebaliknya, orang yang kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

memahami emosi apa yang sedang bergejolak dalam perasaannya, menjadi
rentan dan terpenjara oleh emosinya sendiri.
Peneliti ingin membuktikan adanya pola asuh demokratis dan
kemampuan mengelola emosi di sekolah. Asumsi peneliti bahwa dapatkah
pola asuh demokratis menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan
mengelola emosinya. Adanya permasalahan seperti diatas peneliti mencoba
untuk mengadakan penelitian mengenai ùúûüûýþÿý

ÿ û 
ÿ 


ÿýþ ûÿ ýþÿý ÿûÿý ýþÿ   ÿ ÿ    
ÿý       
 þÿ ÿ
ÿ ÿûý ÿ
ÿý  !"#
# ý $ ÿ ÿÿÿ
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, dapat diidentifikasi
berbagai masalah sebagai berikut.
1. Siswa terlibat tawuran antar SMA dengan membawa senjata tajam dan
mengakibatkan adanya korban.
2. Siswa perempuan yang memaki adik kelasnya.
3. Siswa yang suka berdiam diri di kelas.
4. Keinginan anak selalu dipenuhi oleh orangtua.
5. Anak selalu diberi kebebasan oleh orangtua.
6. Siswa yang memiliki masalah dengan guru.
7. Siswa yang mencoret-coret baju saat merayakan kelulusan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

%& '()*+,+-+. /+-+0+1
Penelitian ini berfokus untuk mengetahui hubungan pola asuh
demokratis orangtua dengan kemampuan mengelola emosi. Peneliti hanya
melakukan penelitian pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA
Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

2& 34)4-+. /+-+0+1
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh
demokratis orangtua dengan kemampuan mengelola emosi pada siswa/i
kelas XI IPA 2 dan IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017?
2. Seberapa tinggikah tingkat pola asuh demokratis pada siswa/i kelas XI
IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017?
3. Adakah butir-butir pengukuran pola asuh demokratis yang teridentifikasi
perolehan skornya rendah pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di
SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017?
4. Seberapa tinggikah tingkat kemampuan mengelola emosi pada siswa/i
kelas XI IPA 2 dan IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

5. Adakah butir-butir pengukuran kemampuan mengelola emosi yang
teridentifikasi perolehan skornya rendah pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan
XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017?

56 7898:; ?@?:;
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh
demokratis orangtua dengan kemampuan mengelola emosi pada siswa/i
kelas XI IPA 2 dan IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017.
2. Mengetahui seberapa tinggi tingkat pola asuh demokratis pada siswa/i
kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017.
3. Mengetahui

butir-butir pengukuran

pola asuh

demokratis

yang

teridentifikasi perolehan skornya rendah pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan
XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.
4. Mengetahui seberapa tinggi tingkat kemampuan mengelola emosi pada
siswa/i kelas XI IPA 2 dan IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2016/2017.
5. Mengetahui butir-butir pengukuran kemampuan mengelola emosi yang
teridentifikasi perolehan skornya rendah pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan
XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

AB CDEFDDG HIEIJKGKDE
Hasil yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat diambil
manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menyumbangkan ilmu pengetahuan
khususnya Bimbingan dan Konseling yang menyangkut teori-teori
tentang pola asuh demokratis orangtua dan kemampuan mengelola
emosi.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat memberikan informasi
pentingnya pola asuh demokratis orangtua dan pengelolaan emosi
pada siswa.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan membantu
siswa dalam memahami tingkat pola asuh demokratis dan
kemampuan mengelola emosinya.
c. Bagi Orangtua
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat memberikan informasi
pentingnya pola asuh demokratis diterapkan pada siswa sehingga
siswa memiliki kemampuan mengelola emosi yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

LM NOPQRQSQ TUOVWSQXRWY ZWVQW[OY
1. Pola asuh demokratis merupakan kombinasi unik antara pemberian
kontrol yang tinggi dan dorongan positif orangtua terhadap otonomi dan
perjuangan serta usaha mandiri anaknya. Kesimpulan dari aspek-aspek
dalam pengasuhan ini adalah pengawasan terhadap tingkah laku anakanaknya tetapi orangtua juga bersifat responsif, menghargai pikiran dan
perasaan serta mengikut sertakan anaknya dalam mengambil keputusan.
2. Kemampuan mengelola emosi merupakan seseorang yang mampu
meluapkan emosinya dengan tepat dan mampu menguasai dirinya.
Kesimpulan dari aspek-aspek kemampuan mengelola emosi adalah
memiliki pola pemikiran yang positif akan mampu mengungkapkan
amarah dengan tepat dan memiliki kesadaran diri akan perasaan yang
dirasakan. Setelah itu, individu dapat mengendalikan diri untuk
mengelola emosi yang menyebabkan perasaan cemas dan kesepian.
3. Masa remaja (adolescence) sebagai periode transisi perkembangan antara
masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahanperubahan biologis, kognitif, dansosio-emosional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

\]\ ^^
_]`^]a bcde]_]
Bab ini memaparkan hakikat pola asuh demokratis, hakikat kemampuan
mengelola emosi, remaja dan pengelolaan emosi, hasil penelitian relevan,
kerangka pikir, dan hipotesis penelitian.

]f ghijihk blmh ]nop qrslithkjn
1. Pengertian Pola Asuh Demokratis
Menurut Gunarsa (1981), dalam pendidikan demokratis adalah
remaja

boleh

mengemukakan

pendapat

sendiri,

mendiskusikan

pandangan-pandangan mereka dengan orang tua, menentukan dan
mengambil keputusan. Akan tetapi orang tua masih melakukan
pengawasan dalam hal mengambil keputusan terakhir dan bila diperlukan
persetujuan orang tua. Pola asuh demokratis adalah orang tua yang
menerapkan perlakuan kepada anak dalam rangka membentuk anak
dengan cara memprioritaskan kepentingan anak yang bersikap rasional
atau pemikiran-pemikiran. Remaja yang dibesarkan dengan pola
pengasuhan

uvwxyz{tuw{v| akan merasakan suasana rumah yang penuh

rasa saling menghormati, penuh apresiasi, kehangatan, penerimaan, dan
adanya konsistensi pengasuhan dari orangtua mereka.
Menurut Baumrind (1975) pola asuh

uvwxyz{tuw{v| merupakan

kombinasi unik antara pemberian kontrol yang tinggi dan dorongan
positif orangtua terhadap otonomi dan perjuangan atau usaha mandiri
anak. Menurut Suherman (2000), pola asuh demokratis merupakan

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

perlakuan orangtua yang memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengemukakan pendapat tentang segala sesuatu yang menyangkut
kehidupan pribadinya. Jadi, pola asuh demokratis adalah gaya
pengasuhan

yang

diterapkan

orangtua

kepada

anak,

orangtua

memberikan kasih sayang kepada anak, namun orangtua tetap bersikap
tegas dan menghargai anak. Selain itu, orangtua juga memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya dan
memberikan kebebasan kepada anak tetapi tetap ada rambu-rambu yang
berlaku dari orangtua.
2. Ciri-ciri Pola Asuh Demokratis
Menurut Baumrind (1975) pola asuh demokratis memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
a. Orangtua menjadikan dirinya sebagai model panutan bagi anakanaknya
Orangtua memberikan contoh sikap yang baik kepada anak. Selain
mengarahkan anak, orangtua ikut berperan memperagakan sesuatu
hal yang memang anak butuhkan dan belum dipahami sehingga anak
melihat orangtua dan anak mampu melakukan dengan cara melihat
yang dilakukan orangtua. Misal, orangtua menaati norma-norma
yang berlaku di lingkungan sekitar, dengan cara anak melihat sikap
dan mendengarkan pengarahan dari orangtua, anak mampu
menirukan dan melakukannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

b. Orangtua hangat dan berupaya membimbing anak-anaknya dalam
membuat keputusan
Orangtua membangun kedekatan dengan anak dan membimbing
anak dalam membuat keputusan. Anak merasa nyaman ketika
orangtua mampu membangun kedekatan dengan anak, saat anak
merasa nyaman dengan orangtua, anak bersedia menerima
pengarahan dan bimbingan dari orangtua. Termasuk saat anak
mendapatkan bimbingan dalam membuat keputusan.
c. Orangtua berwenang untuk mengambil keputusan akhir dalam
keluarga
Orangtua memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan akhir
dalam keluarga. Kebebasan yang diambil juga memperhatikan
rambu-rambu dan peraturan yang berlaku dalam keluarga.
d. Orangtua menghargai disiplin anak-anaknya
Anak juga memiliki aturan dalam mendisiplinkan diri, meskipun
anak masih menjadi tanggung jawab orangtua tetapi anak juga
memiliki

tanggung

jawab

terhadap

dirinya

sendiri.

Anak

mendisiplinkan diri dengan caranya sendiri dan belajar bertanggung
jawab atas kehidupannya. Disini peran orangtua adalah menghargai
disiplin yang sudah dilakukan anak.
Pola asuh demokratis juga bercirikan adanya kesamaan hak dan
kewajiban orang tua dan anak, di mana anak dilatih untuk mampu
mempertanggungjawabkan sikap, ucapan, dan perilakunya. Pola asuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

demokratis akan menghasikan karakteristik anak-anak yang mandiri,
dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman,
mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal baru,
anak

yang

mandiri,

dapat

mengontrol

diri,

percaya

terhadap

kemampuan dirinya dan koperatif terhadap orang lain (Sudjito, Sutaryo,
Kaelan, dkk, 2013).
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat empat ciri-ciri pola asuh demokratis. Orangtua menjadikan
dirinya sebagai model panutan bagi anak remajanya supaya anak mampu
mencontoh sikap baik orangtua. Orangtua bersikap hangat dan berupaya
membimbing anak remajanya dalam membuat keputusan. Selain itu,
orangtua memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan akhir dalam
keluarga. Orangtua menghargai disiplin yang dilakukan anak dengan
caranya sendiri agar anak merasa dihargai oleh orangtua. Orangtua
mampu membangun kedekatan dengan anak remajanya dan membuat
anak remajanya merasa nyaman dekat dengan orangtua. Adanya
kesamaan hak dan kewajiban orang tua dan anak, di mana anak dilatih
untuk mampu mempertanggungjawabkan perilakunya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

3. Aspek-aspek Pola Asuh Demokratis
Menurut Baumrind (1975) pola asuh demokratis memiliki aspekaspek sebagai berikut.
a. Hangat namun tegas
Orangtua memberikan sikap hangat dan kasih sayang kepada
anaknya. Orangtua memberikan kelonggaran pada anaknya dan
menjelaskan

alasan

mereka

memberikan

pengarahan

dibalik

kepada

kebijakannya.

anaknya

dan

Orangtua

tegas

dalam

mengambil tindakan.
b. Mengenakan seperangkat standar untuk mengatur anak-anaknya
yang sesuai dengan perkembangan anaknya
Orangtua memandang anaknya sebagai individu yang berkembang
dan mampu melakukan sesuatu hal sesuai dengan perkembangan.
Orangtua tidak menuntut anaknya diluar batas kemampuannya.
c. Menempatkan nilai yang tinggi pada perkembangan kemandirian
dan pengaturan diri sendiri
Orangtua menghargai kemandirian anaknya dan sering membantu
anak dalam hal pengaturan diri dan disiplin. Di sisi lain, masih
menetapkan

batas-batas

dan

pengendalian-pengendalian

atas

tindakan-tindakan mereka.
d. Menanamkan

kebiasaan-kebiasaan

rasional,

berorientasi

pada

masalah serta sering melibatkan diri dalam perbincangan dan
penjelasan pada anak-anaknya seputar persoalan disiplin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

Orangtua mengajarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Orangtua melibatkan diri dalam membimbing anaknya mengenai
persoalan disiplin dan pemecahan masalah secara konstruktif.
e. Mendorong interaksi saling memberi dan menerima
Kedua belah pihak saling memahami pandangannya untuk akhirnya
sampai pada suatu keputusan yang dapat diterima semua pihak.
Menggunakan cara t}ke and give, rasa tanggungjawab dapat semakin
meningkat.
f. Mendukung,

menerima,

dan

bertanggungjawab

dalam

mempertimbangkan berbagai alternatif, tetapi tidak mendominasi
anak
Orangtua menghargai anaknya sebagai pribadi yang membutuhkan
orangtua tetapi di lain pihak sebagai pribadi yang mandiri. Anak
diberi kesempatan untuk berpikir dan mempertimbangkan setiap
keputusan yang diambil tanpa terpengaruh tekanan dari luar.
g. Menggunakan wewenang tetapi dalam penerapannya bersifat
membimbing anak
Orangtua memberikan kebebasan tetapi tetap ada rambu-rambu yang
berlaku dari orangtua. Anak mendapatkan bimbingan dan arahan dari
orangtua

namun

permasalahan.

dibebaskan

dalam

memutuskan

setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

h. Bekerjasama dengan anak dalam membuat keputusan
Orangtua mengekspresikan pandangannya tetapi tetap menghargai
individualitas anak dalam membuat keputusan. Orangtua menghargai
anak sebagai pribadi dengan segala haknya dalam membuat
keputusan.
i. Mendorong anak untuk melepaskan diri secara berangsur-angsur dari
pihak keluarga
Orangtua memberi dorongan kepada anaknya untuk melatih diri
melepaskan diri dari ketergantungan terhadap peran orangtua.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat sembilan aspek pola asuh demokratis. Individu yang diasuh
dengan pola asuh demokratis mendapatkan bimbingan dan pengarahan
dari orangtua. Anak remaja diberikan kebebasan oleh orangtua tetapi
juga bertanggung jawab terhadap kelonggaran yang diberikan oleh
orangtua. Orangtua dan anak remajanya dapat bekerja sama dalam setiap
keputusan yang diambil. Selain itu, anak remajanya juga diberi
kesempatan untuk berpikir dan mempertimbangkan setiap keputusan
yang diambil. Orangtua menghargai anak sebagai pribadi dengan segala
hak yang dimiliki anak. Anak dilatih untuk melepaskan diri dari
ketergantungan terhadap peran orangtua supaya anak memiliki
kemandirian untuk menentukan kehidupannya di masa depan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

~ €‚ƒ‚„ …†‡‡ˆ‰Š ‹†ŠŒ†Ž ‡Žƒ
1. Pengertian Kemampuan Mengelola Emosi
Menurut Sarwono (dalam Yusuf, 2010) emosi merupakan setiap
keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat
lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam). Emosi
sebagai perasaan, afek, yang terjadi ketika seseorang berada dalam
sebuah kondisi atau sebuah interaksi yang penting baginya, khususnya
bagi kesejahteraannya (dalam Santrock, 2007). Menurut Chaplin (2002),
merumuskan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari
organisme

mencakup

perubahan-perubahan

yang

disadari,

yang

mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku. Jadi, emosi adalah keadaan
atau kondisi yang sedang dialami individu.
Kemampuan

mengelola

emosi

adalah

cara

seseorang

menyalurkan emosi dengan baik sehingga tidak merugikan diri sendiri
dan orang lain. Kemampuan mengelola emosi merupakan individu yang
mampu meluapkan emosinya dengan tepat dan mampu menguasai
dirinya yang sedang emosi. Emosi yang diluapkan sesuai dengan emosi
yang dirasakan, tidak kurang juga tidak berlebihan. Emosi yang
diluapkan juga tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
2. Fungsi Mengelola Emosi Siswa
Konsep paling populer tentang pengendalian emosi (emotional
control) menitikberatkan pada penekanan reaksi yang tampak terhadap
rangsangan yang menimbulkan emosi. Menurut konsep ini, seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

yang telah dibangkitkan kemarahannya akan melumpuhkan emosi
tersebut dan dengan melakukan hal itu ia akan menampakkan gambaran
emosi yang tenang. Emosi yang dilumpuhkan adalah emosi yang
biasanya menyertai kemarahan, antara lain yang tampak dalam wujud
ekspresi wajah, tubuh, atau kata-kata. Semakin berhasil seseorang
menekan ekspresi yang tampak ini orang itu dinilai semakin baik
pengendalian emosinya (Hurlock, 1996).
Konsep ilmiah tentang pengendalian emosi sangat berbeda dari
konsep yang populer tersebut. Dengan menggunakan kata

control

seperti yang didefinisikan pada setiap kamus standar yang berarti
berusaha sekuat-kuatnya mengendalikan atau mengarahkan energi
emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara
sosial. Memang, konsep ilmiah menitikberatkan pada pengendalian,
tetapi hal itu tidak sama artinya dengan penekanan. Apabila orang
mengendalikan ekspresi emosi yang tampak, mereka juga berusaha
mengalihkan energi yang ditimbulkan oleh tubuh mereka menjadi
persiapan untuk betindak ke arah pola perilaku yang bermanfat dan dapat
diterima secara sosial. Hal ini sangat berbeda dari konsep populer, yang
mengharuskan penekanan energi emosional di dalam diri mereka
(Hurlock, 1996).
Agar mencapai pengendalian emosi dalam artian yang ilmiah,
individu harus memberikan perhatian pada aspek mental dari emosi
sebanyak perhatian pada aspek fisik. Sekedar mengekspresikan emosi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

dalam bentuk yang dapat diterima

Dokumen yang terkait

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANGTUA DAN PERHATIAN ORANGTUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA SWASTA KARTIKA I-2 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 4 34

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 2 31

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN BERSASTRA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 Pembelajaran Kemampuan Bersastra Pada Siswa Kelas Xi Ipa Sma Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 12

Hubungan kemandirian belajar, jumlah jam belajar dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus siswa-siswi kelas XI IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009.

0 0 128

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SISWA KELAS XI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA.

0 0 142

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA N 8 SEMARANG

1 1 73

MATERI 1 BAHASA INDONESIA KELAS XI IPA S

0 0 3

Kompetensi konselor yang diharapkan oleh para siswa Kelas XI SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 96

PERSEPSI PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA, SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA, DAN SMA BOPKRI BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA TERHADAP LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL SELAMA TAHUN AJARAN 20092010

0 0 125

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PROGRAM IPA DAN IPS KELAS XI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20102011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

0 0 102