PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PROGRAM IPA DAN IPS KELAS XI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20102011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

  PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PROGRAM IPA DAN IPS KELAS XI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

BIMBINGAN

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh : Agnes Dwijayanti Ningrum

  

NIM : 051114014

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

2012

  PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PROGRAM IPA DAN IPS KELAS XI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

BIMBINGAN

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh : Agnes Dwijayanti Ningrum

  

NIM : 051114014

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

2012

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

“ ……..Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta

kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku…… Mintalah maka

kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu”. (Yohanes 16:23)

  Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus yang memberikan karunia berlimpah pada diriku.

  Keluarga tercinta : Bapak, Ibu dan Mbak Dora yang tidak pernah berhenti mendukung dengan doa dan cinta.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 6 Juni 2012 Penulis, Agnes Dwijayanti Ningrum

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Agnes Dwijayanti Ningrum

  NIM : 05 1114 014

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PROGRAM IPA DAN IPS

KELAS XI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

  

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusi secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai

penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal 6 Juni 2012 Yang menyatakan, Agnes Dwijayanti Ningrum

  

ABSTRAK

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PROGRAM IPA DAN IPS KELAS XI

SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

  

BIMBINGAN

Agnes Dwijayanti Ningrum

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta

2012

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang perbedaan

motivasi belajar antara siswa kelas XI jurusan IPA dan IPS di SMA BOPKRI 2

  

Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011 dan usulan topik-topik bimbingan sebagai

implikasi dari hasil penelitian.

  Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif komparatif. Subyek penelitian

ini adalah siswa kelas XI jurusan IPA dan IPS di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2010/2011. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner motivasi

belajar, yang terdiri dari 48 item yang disusun oleh peneliti. Kuesioner terdiri dari

4 alternatif jawaban yaitu: Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak

setuju Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji t (t-test). Nilai dari uji-t

digunakan sebagai patokan dalam menerima atau menolak hipotesis.

  Hasil uji t yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebesar 3.09,

sedangkan t tabel dengan taraf signifikansi 5 % sebesar 1,66. Nilai t hitung lebih

besar dari t tabel menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Hal ini berarti ada

perbedaan motivasi belajar antara siswa kelas XI IPA dan IPS di SMA BOPKRI 2

Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Siswa program IPA memiliki motivasi

belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa program IPS. Hal itu

ditunjukkan dari perbedaan mean siswa IPA sebesar 144.0250 lebih tinggi

daripada mean siswa IPS 135.0000.

  Berdasarkan hasil penelitian, diusulkan topik-topik bimbingan yang sesuai

sebagai implikasi. Topik-topik bimbingan bagi siswa program IPA yaitu

mengenal bakat dan minat, mengelola waktu, konsentrasi. Topik-topik bimbingan

bagi siswa program IPS yaitu percaya diri, gaya belajar, belajar efektif dan efisien.

  

ABSTRACT

THE DIFFERENCE IN LEARNING MOTIVATION BETWEEN

STUDENTS MAJORING IN SCIENCE AND SOCIAL STUDIES

OF THE ELEVENTH GRADE STUDENTS IN SMA BOPKRI 2

YOGYAKARTA IN 2010/2011 ACADEMIC YEAR

AND ITS IMPLICATIONS TOWARDS THE

SUGGESTED TOPICS OF GUIDANCE

  

Agnes Dwijayanti Ningrum

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2012

  This study aims to obtain information about the difference in learning

motivation between students majoring in science and social studies of the eleventh

grade students in SMA BOPKRI 2 Yogyakarta in 2010/2011 academic year and

its implications towards the suggested topics of guidance.

  This study belongs to a comparative descriptive study. The subjects of this

study are the eleventh grade students majoring in science and social studies in

SMA BOPKRI 2 Yogyakarta in 2010/2011 academic year. The instrument used in

this study was questionnaire of learning motivation, which consists of 48 items

compiled by the researcher herself. There are four alternative answers, namely

strongly agree, agree, disagree, and strongly disagree. The technique of data

analysis used was t-test. The value of the t-test is later used as a benchmark in

accepting or rejecting the hypothesis.

  The t-test result obtained in this study shows 3.09, while the t table with 5%

significance level shows 1.66. The value of t-test which is bigger than t-table

shows that the hypothesis is accepted. It means that there are differences between

students’ learning motivation majoring in science and social studies of the

eleventh grade students in SMA BOPKRI 2 Yogyakarta in 2010/2011 academic

year. Students majoring in science have a higher learning motivation than those

majoring in social studies. It is indicated from the differences between students’

mean value in science (144.0250) which is higher than the mean value in social

studies (135.0000).

  Based on the findings, the researcher proposed appropriate topics as

implications for learning guidance. The topics for students majoring in science

include talents and interests acknowledgement, time management, and

concentration. The topics for the students majoring in social studies include self-

confidence, how to learn effectively and efficiently.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yesus Kristus atas karunia

berkat, bimbingan dan penyertaanNya yang berlimpah pada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

  Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dengan Program Studi Bimbingan dan

Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dan dukungan dari

banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan

terima kasih kepada:

  1. Ibu Dra. M.J.Retno Priyani, M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati memberikan motivasi, meluangkan

waktu untuk mendampingi penulis selama proses penulisan skripsi.

  2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Seluruh pihak SMA STELLA DUCE 3 Bantul Yogyakarta yang berkenan menerima dan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan uji coba penelitian.

  4. Seluruh pihak SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang berkenan menerima dan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

  5. Keluargaku tersayang: Bapak, Ibu dan Mbak Dora yang telah memberikan doa, semangat serta dana kepada penulis.

  6. Antonius Yudha Budi Purnomo, yang selalu mendampingi dan memberikan motivasi selama menempuh kuliah hingga penulisan skripsi ini.

  7. Anna Miranti, Priska Wulan, Sisilia Fimbriani, Xaveria Rini, Beni Sitanggang, Noviyanti, Sr. Miryam, Hendrayani, Andreas Agam Broto, Helnike dan semua teman BK angkatan 2005 atas dukungan dan kerjasamanya selama menyelesaikan skripsi.

8. Semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

  Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan dunia

pendidikan, khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Kritik dan saran

demi perbaikan skripsi ini diterima dengan senang hati.

  Yogyakarta, 6 Juni 2012 Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6 E. Batasan Istilah .................................................................................... 6

  BAB II : KAJIAN TEORITIS A. Motivasi Belajar ................................................................................. 7

  1. Pengertian motivasi belajar ........................................................... 7

  2. Bentuk-bentuk motivasi belajar .................................................... 9

  a. Motivasi intrinsik .................................................................... 9

  b. Motivasi ekstrinsik .................................................................. 11

  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ...................... 12

  a. Faktor-faktor intern ................................................................. 13

  b. Faktor-faktor ekstern ............................................................... 16

  B. Motivasi Belajar Siswa program IPA dengan Siswa program IPS ....... 17

  C. Peran Bimbingan dalam meningkatkan Motivasi Belajar .................... 20

  D. Hipotesis ............................................................................................ 22

  BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................... 23 B. Subjek Penelitian ................................................................................ 23 C. Alat Pengumpulan Data ...................................................................... 23 D. Pengumpulan Data ............................................................................. 27 E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 30 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................................. 31 B. Pembahasan ....................................................................................... 34 C. Implikasi Usulan Topik ....................................................................... 38

  BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Ringkasan .......................................................................................... 56 B. Kesimpulan ........................................................................................ 57 C. Saran .................................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59

LAMPIRAN ................................................................................................... 62

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar .................................. 25

Tabel 2. Kriteria Guilford ............................................................................. 27

Tabel 3. Rincian Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar setelah diujicoba ........ 29

Tabel 4. Waktu Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 30

Tabel 5. Norma Kategorisasi ......................................................................... 31

Tabel 6. Kategorisasi Motivasi Belajar Para Siswa Jurusan IPA dan IPS ....... 32

Tabel 7. Norma Kategorisasi Siswa Program IPA dan Program IPS ............... 33

Tabel 8. Kategorisasi Perbandingan Item Siswa Program IPA dan IPS ........... 34

Tabel 9. Usulan Topik-Topik Bimbingan sebagai Hasil Penelitian ................ 40

  DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Motivasi Belajar Uji Coba ......................................... 62

Lampiran 2. Tabulasi Data Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar ................... 66

Lampiran 3. Rekapitulasi Uji Diskriminasi/Daya Beda .................................. 68

Lampiran 4. Kuesioner Motivasi Belajar Penelitian ........................................ 70

Lampiran 5. Tabulasi Data Penelitian ............................................................. 75

Lampiran 6. Hasil Perhitungan Uji-t ............................................................... 81

Lampiran 7. Perbandingan Hasil Skor Item siswa IPA dan IPS ...................... 82

Lampiran 8. Surat Ijin Uji Coba ...................................................................... 84

Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 85

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa agar ia mencapai kedewasaan (Winkel,1996). Pendidikan berupa pendampingan yang menjaga agar anak dididik belajar

  hal-hal yang positif sehingga menunjang perkembangannya mengarahkan ke tujuan. Menurut Winkel (1996:25) sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal karena di sekolah terlaksana serangkaian kegiatan yang terorganisir, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar di dalam kelas.

  Di sekolah siswa mengikuti pelajaran dengan tujuan untuk mengusai bidang ilmu yang dipelajarinya, sehingga dalam mempelajari setiap bahan pelajaran siswa terdorong untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut dengan baik. Menurut Thomas F. Staton, seseorang akan berhasil dalam belajar jika di dalam dirinya ada keinginan untuk belajar, keinginan dan dorongan inilah yang disebut motivasi (Sardiman, 2005). Menurutnya, motivasi merupakan salah satu faktor psikologis dalam belajar. Peran motivasi belajar memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Imron (1996) mengatakan bahwa siswa yang memiliki belajar sehingga sangat jarang pula tertinggal dalam pelajaran. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan memperoleh hasil belajar yang baik.

  Sebaliknya, siswa kurang memiliki motivasi akan mengalami kesulitan atau kegagalan dalam belajar dan kurang memiliki semangat belajar.

  Menurut Sukmadinata (2007) gejala-gejala yang terlihat jika siswa kurang memiliki motivasi belajar antara lain: seperti sering murung, tidak aktif, sering tidak masuk sekolah, sering pulang sebelumnya, sering tidak mengikuti pelajaran, jarang mengerjakan pekerjaan rumah, jarang mencatat pelajaran, jarang memperhatikan pelajaran, suka menganggu teman, suka mencontek saat ulangan, sering datang terlambat, sering mengantuk di kelas, kurang konsentrasi di kelas, penguasaan pelajaran kurang baik. Siswa dengan motivasi belajar tinggi akan memperlihatkan sikap ingin melakukan yang terbaik, siswa datang tepat pada waktunya, tertarik untuk mengerjakan PR, tidak pernah menyerah untuk menyelesaikan persoalan, dan siswa yang termotivasi ia akan bekerja dengan baik, percaya diri, fokus pada tugasnya, dan melakukan yang terbaik. Mereka memperlihatkan sikap yang senang terhadap kegiatan dan tugas pembelajaran mereka memiliki kegairahan untuk menerima berusaha mengelola, menguasai, apalagi memperhatikan pelajaran yang diberikan guru-guru.

  Berdasarkan kurikulum 1994, terdapat pengelompokan program studi. Dimana siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan minat dan kemampuannya. Pengelompokan program studi di SMA. Pengelompokan studi dilakukan saat berada kelas XI dimana program studi dibagi menjadi 3 yaitu Bahasa, IPA dan IPS. Di SMA BOPKRI 2, siswa kelas X diberikan tes Intelegensi untuk memberikan gambaran tentang kemampuannya. Guru pembimbing dan guru mata pelajaran saling bekerja sama untuk membantu mengarahkan supaya siswa dapat memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

  Pengelompokan program studi ini berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Semakin siswa berminat terhadap jurusan yang dipilihnya, maka siswa akan termotivasi untuk memperoleh nilai yang baik dan memiliki sikap yang ingin melakukan yang terbaik disetiap tugasnya. Berlaku juga untuk sebaliknya, jika siswa kurang berminat terhadap jurusan yang dipilihnya maka ia kurang termotivasi untuk melakukan yang terbaik dan cenderung memiliki hasil belajar rendah. Berdasarkan pengalaman ketika program pengalaman lapangan, peneliti melihat bahwa kecenderungan siswa IPS memiliki sikap belajar yang kurang semangat seperti sering terlambat ke sekolah, sering tidak masuk sekolah dan sering tidak mendengarkan penjelasan guru dibandingkan dengan IPA, terlebih timbul pandangan umum pada masyarakat bahwa prestasi belajar siswa program

  IPA lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa program IPS.

  Jika dilihat dari struktur kurikulum tidak terdapat perbedaan di antara kedua program tersebut. Kedua program ini memiliki struktur kurikulum yang sama, hanya saja mata pelajaran yang dipelajari kedua program studi tersebut memiliki mata pelajaran umum yang sama, kecuali mata pelajaran khusus, yang berbeda tiap programnya. Kedua program tersebut memiliki kesamaan dalam jumlah jam mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.

  Pada kenyataaannya yang terjadi ternyata pencapaian hasil belajar dari tiap program tersebut berbeda. Hal ini sesuai dengan penelitian sejenis yang dilakukan oleh Widiyantari (2008), “Perbedaan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia antara Program IPA dan IPS kelas XI SMAN 1 Turi Sleman, Yogyakarta”. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam hal prestasi belajar Bahasa Indonesia antara siswa kelas XI program IPA dan IPS. Hasil penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lemiyana (2006) “Tingkat Kebiasaan Belajar dalam mempelajari Bahasa Indonesia para siswa jurusan

  IPA dan IPS kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006”. Hasil penelitian Yulinda menunjukan bahwa tingkat kebiasaan belajar dalam mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas XI jurusan IPA dan jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006 adalah sama.

  Berdasarkan berapa uraian di atas peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai perbedaan motivasi belajar antara program studi IPA dan IPS kelas XI di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Peneliti melihat bahwa motivasi belajar penting di sekolah. Guru pembimbing dapat layanan bimbingan belajar. Bimbingan belajar atau bimbingan akademik menurut Winkel dan Hastuti (2005:115) ialah layanan bimbingan yang diberikan dalam rangka menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di institusi pendidikan

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Apakah ada perbedaan motivasi belajar para siswa kelas XI program IPA dan IPS di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun ajaran 2010/2011?

  2. Usulan topik-topik bimbingan yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar? C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengetahui perbedaan motivasi belajar para siswa kelas XI program IPA dan IPS di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

  2. Menyusun topik-topik bimbingan yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI program IPA

  D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa program IPA dan program IPS sehingga bermanfaat untuk perencanaan program bimbingan dalam meningkatkan mutu pelayanan bimbingan, salah satunya di bidang Akademik atau belajar kepada para siswa program IPA dan program IPS kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

  E. Batasan Istilah

  1. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

2. Siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

  Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, (peng)alasan, dan merangsang. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab dan daya penggerak. Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan (Imron, 1996).

  Menurut Mc. Donald (Sardiman,2005:73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

  Menurut kamus Psikologi pengertian motif adalah suatu rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga terjadinya suatu tingkah laku, sedangkan pengertian motivasi menunjukan kepada seluruh proses gerak situasi dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Tingkah laku yang termotivasi ialah tingkah laku tercapai apabila kebutuhan sudah terpenuhi.

  Motivasi menurut Sardiman (2005) dapat juga diartikan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. Motivasi (motivation) adalah kekuatan yang menggerakan seseorang untuk berperilaku, berpikir dan merasa seperti yang mereka lakukan (King, 2010:64). Pengertian motivasi dalam hubungan dengan kegiatan belajar ialah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang menggerakan seseorang karena adanya kebutuhan, ekspektasi, keinginan untuk mencapai tujuan dengan menunjukan tingkah laku tertentu.

  Pengertian belajar menurut Winkel (2004:59) adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Wittig (Syah, 2003) mendefinisikan belajar merupakan perubahan relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku organisme sebagai pengalaman. Menurut Uno (2007:22) belajar adalah suatu proses yang dilakukan secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

  Demikian belajar dapat diartikan suatu proses yang dialami oleh seseorang yang awalnya tidak tahu menjadi mengetahui karena adanya tersebut bersifat dinamis dan menjadi pengalaman bagi seseorang.

  Pengertian motivasi belajar menurut Winkel (1996) adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar ini demi mencapai suatu tujuan.

  Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual (Sardiman, 2005). Peranannya yang khas adalah dalam menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat belajar. Motivasi belajar dapat diartikan suatu dorongan yang menggerakan diri siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan yang dibimbing oleh orang yang dewasa dengan tujuan memperoleh hasil belajar yang baik.

2. Bentuk - bentuk Motivasi Belajar

  Menurut Winkel (1996:194) motivasi belajar di sekolah dibedakan menjadi dua bentuk yaitu : a. Motivasi Intrinsik Pengertian motivasi intrinsik menurut Winkel (1996:195) adalah kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar itu. Menurut Sardiman (2005:88) motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesesuatu. Motivasi intrinsik sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Motivasi instrinsik didasarkan pada faktor-faktor internal, seperti kebutuhan organismik (otonomi, kompensasi dan keterhubungan), seperti rasa ingin tahu, tantangan, dan usaha (King, 2010: 90).

  Orang-orang yang motivasinya bersifat intrinsik menunjukkan minat, ketertarikan, dan kepercayaan diri yang lebih tinggi akan apa yang mereka lakukan. Sebagai contoh, siswa belajar menghadapi ujian karena dia senang dengan mata pelajaran yang diujikan. Siswa belajar karena ingin mengetahui seluk-beluk suatu masalah yang lebih lengkap atau ingin menjadi orang yang ahli dalam bidang-bidang tertentu yang diminatinya (interest value); kebiasaan membaca buku dan tanpa perlu ada yang menyuruh dan mendorong untuk membaca buku. Siswa yang termotivasi biasanya dapat mengatur waktu dengan baik, ia bisa membagi waktu untuk belajar, membagi waktu untuk bermain, membagi waktu untuk istirahat. Motivasi yang timbul dalam diri siswa sendiri sebenarnya keinginan siswa sendiri, bertujuan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pengetahuan, mengembangkan sikap untuk berhasil, dan menyenangi kehidupan.

  Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor mempengaruhi timbul motivasi intrinsik yaitu karena adanya kebutuhan, pengetahuan tentang kemajuan diri sendiri dan cita- intrinsik merupakan suatu motif yang timbul karena adanya suatu kebutuhan, dorongan dan tujuan-tujuan yang ada di dalam diri individu untuk melakukan suatu aktivitas tersebut.

  b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah aktivitas belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri (Winkel, 1996:194).

  Misalnya, siswa rajin untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan kepadanya, kalau berhasil dengan baik; siswa yang tekun dalam belajar untuk menghindari hukuman yang diancamkan. Bentuk motivasi ekstrinsik antara lain; belajar demi memenuhi kewajiban, belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan, belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan, belajar demi gengsi sosial, belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting (guru, orang tua).

  Menurut Sardiman (2005:90) pengertian motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik diwujudkan dalam bentuk rangsangan dari luar, bertujuan menggerakkan individu untuk melakukan aktivitas yang membawa manfaat kepada individu itu sendiri. Pengertian senada juga diberikan oleh Santrock (2007) yang mendefinisikan motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik menurut King (2010:90) kita termotivasi ekstrinsik maka kita terlibat dalam perilaku tertentu karena ganjaran eksternal. Misalnya, pujian yang diberikan guru kepada seorang anak didik karena pekerjaannya yang baik akan menyebabkan daya usaha atau motivasi anak didiknya tersebut meningkat. Pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Adanya suatu penghargaan atas prestasi yang diraihnya merupakan harapan seseorang yang memiliki kemauan yang keras atau kuat dalam belajar.

  Beberapa cara dan bentuk untuk bisa menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah sudah dijelaskan di atas. Hal lainnya, bisa dengan pemberian angka, pada umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka (nilai) yang diberikan oleh guru. Murid yang mendapatkan nilai baik, akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya murid yang mendapat nilai yang jelek, mungkin akan menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

  Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terdiri dari berbagai macam, tetapi pada hal ini peneliti menggolongkan faktor-faktor tersebut ke dalam dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,

a. Faktor-faktor intern

  Dalam faktor-faktor intern ini terdapat tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis.

  1) Faktor jasmaniah Faktor jasmaniah dalam hal ini berkaitan dengan kondisi badan atau tubuh. Faktor ini meliputi kesehatan badan serta kelengkapan badan. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian- bagiannya atau bebas dari penyakit (Slameto, 2003). Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap proses belajarnya. Proses belajar akan terganggu jika kesehatan terganggu, selain itu orang yang terganggu kesehatannya akan menjadi cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, rasa kantuk jika badan menjadi lemah.

  Agar dapat belajar dengan baik maka orang harus mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

  Kelengkapan badan berarti keadaan badan utuh dan lengkap, tidak mengalami cacat. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan beberapa kondisi lain yang menyebabkan tubuh menjadi kurang sempurna menjalankan fungsinya. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Usaha yang perlu dilakukan jika hal ini terjadi adalah dapat belaar pada lembaga pendidikan khusus. 2) Faktor psikologis Faktor –faktor psikologis berarti segala hal yang menjadi penyebab yang bersumber dari mental. Hal-hal tersebut adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Uraian di bawah ini akan membahas faktor-faktor berikut.

  a) Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

  b) Perhatian Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi bahan perhatian siswa, maka timbullah kebosanan sehingga siswa tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlu diupayakan bahan pelajaran tersebut selalu menarik perhatian dengan usaha mengkaitkan pelajaran tersebut sesuai dengan hobi c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa akan diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang.

  Berbeda dengan perhatian karena sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang. Minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

  Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena daya tarik yang menjamin perasaan senang siswa terhadap belajar. Jika siswa kurang berminat terhadap belajar maka perlu diusahakan agar siswa mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.

  d) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya lebih baik karena siswa senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajar itu.

b. Faktor-faktor ekstern

  1) Faktor keluarga Faktor keluarga yang mempengaruhi motivasi belajar anak seperti cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang budaya. Orang tua kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya tidak memperhatikan akan kepentingan serta kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan alat belajarnya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar.

  Sedangkan orang tua yang mendidik anak dengan cara memanjakan adalah cara mendidik yang tidak baik. Pola asuh orang tua berpengaruh terhadap belajar anaknya. 2) Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi dalam belajar mencangkup metode mengajar, relasi guru dan siswa, relasi siswa dan siswa. Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula. Guru yang kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas, akibatnya siswa malas untuk belajar. Hal ini pula yang mempengaruhi relasi guru dengan siswa, jika guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab menyebabkan dimana jika siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri, atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Hal ini membawa dampak terhadap belajar di sekolah sehingga ia menjadi malas untuk masuk sekolah. Sebaliknya, jika relasi antar siswa terjalin dengan baik maka akan menciptakan suasana belajar yang nyaman di kelas.

B. Motivasi Belajar Siswa program IPA dengan Siswa program IPS

  Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan menghasilkan prestasi belajar baik. Siswa yang kurang memiliki motivasi belajar terlihat dari gejala-gejala seperti kurangnya perhatian siswa pada waktu pelajaran, kelalaian dalam mengerjakan tugas pekerjaan rumah, penundaan persiapan ulangan atau ujian, pandangan ”asal lulus, asal cukup”. Siswa yang terlihat dengan gejala tersebut dapat dipastikan akan membawa dampak terhadap hasil prestasi belajar yang kurang memuaskan. Bila seorang siswa memiliki prestasi baik dapat memberikan kepuasan pribadi dan ketenaran.

  Menurut Hurlock (2004:220) bila prestasi yang baik diharapkan memberikan kepuasan bagi remaja, maka prestasi itu mencangkup bidang- bidang penting bagi kelompok sebaya dan dapat menimbulkan harga diri dalam pandangan kelompok sebaya. Perbandingan sosial yang positif menurut Hurlock (2004:533) biasanya akan menimbulkan penghargaan diri penghargaan diri. Siswa sering membandingkan diri mereka dengan teman sebaya mereka dalam hal usia, kemampuan dan minat.

  Berdasarkan penelitian Lemiyana (2006) terdapat persyaratan untuk pemilihan jurusan yaitu siswa menyesuaikan dengan minat, bakat dan hasil akademik. Minat siswa (Winkel,1997) ialah kecenderungan siswa yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu. Siswa yang memiliki minat pada suatu bidang akademik, akan berusaha untuk berhasil dalam kegiatan akademik yang telah dipilihnya.

  Bakat adalah kemampuan yang menonjol di suatu bidang tertentu dan yang terakhir yaitu dilihat berdasarkan nilai akademik siswa dalam mata pelajaran utama pada jurusan itu. Ketiga hal diatas merupakan persyaratan ideal yang dijadikan dasar untuk memilih jurusan, namun dalam kenyataan tidak selalu demikian. Sebagai contoh, siswa yang memiliki nilai akademik yang baik di program IPA, lebih memilih untuk mengambil jurusan IPS, sedangkan ada pula siswa masuk jurusan IPA karena dorongan orang tua yang memiliki harapan supaya anaknya kelak mudah mendapatkan pekerjaan ataupun mudah untuk memilih jurusan tertentu di perguruan tinggi. Lemiyana (2006) tidak menemukan adanya perbedaan kebiasaan belajar dalam mempelajari bahasa Indonesia karena siswa kurang berminat dengan mata pelajaran bahasa Indonesia dan setiap program mempunyai struktur kurikulum yang berbeda tetapi memiliki bobot yang sama. Kompetensi Bahasa Indonesia, diketahui bahwa ada perbedaan prestasi belajar program IPA dan Program IPS. Menurut analisis peneliti, perbedaan disebabkan skor rata-rata siswa program IPA mempunyai tingkat intelegensi yang lebih tinggi daripada siswa program IPS sehingga dapat menguasai dan memahami materi pelajaran bahasa Indonesia. Yang kedua, mengenai jumlah kelas dimana kelas IPA tidak ada paralel sedangkan program IPS terdapat 2 paralel, hal ini yang mempengaruhi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas sehingga mempengaruhi prestasi belajar.

  Beberapa siswa program IPA dan IPS memiliki motivasi belajar yang cukup. Hal ini terlihat dari kedua penelitian diatas yang memperlihatkan tentang kedua program IPA dan IPS. Beberapa dari mereka berusaha berprestasi di masing-masing bidang dikuasainya. Kedua program ini berbeda dalam hal motivasi belajar, keinginan untuk meraih prestasi membutuhkan usaha dengan tujuan yang hendak dicapainya.

  Sekolah memiliki kultur dimana terdapat suatu pola asumsi dasar hasil invensi, penemuan, pengembangan oleh suatu kelompok tertentu saat siswa belajar mengatasi masalah-masalah yang telah berhasil baik serta dianggap valid, dan akhirnya diajarkan ke warga yang baru sebagai cara-cara yang benar dalam memandang, memikir, dan merasakan masalah-masalah tersebut. Kultur sekolah terdiri dari lapisan, dimana lapisan yang paling dalam adalah asumsi yang digunakan dalam memecahkan berbagai masalah dan terbukti benar sehingga menjadi pedoman, misalnya siswa jurusan IPA lebih mudah yang berada di jurusan IPA dianggap lebih bergengsi oleh banyak orang, oleh karena itu akan lebih termotivasi untuk memperoleh hasil belajar yang baik.

  Pemberian cap (stigma) pada program studi IPA sebagai jurusan bergengsi karena kumpulan dari siswa yang pandai sedangkan untuk program studi IPS sebagai jurusan yang kurang bergensi” (Winkel dan Hastuti 2004:148). Pilihan karier setelah menempuh pendidikan di sekolah menengah atas yaitu melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Pilihan karier yang dipilih sesuai dengan minat, kemampuan dan jurusan yang siswa pilih saat SMA, bagi siswa yang memilih program IPA bisa melanjutkan jurusan berkaitan dengan program IPA, cangkupan pilihan jurusan yang akan dipilih lebih luas jika dibandingkan dengan program IPS ruang lingkupnya terbatas hal-hal yang berkaitan khusus dengan sosial.

Dokumen yang terkait

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN SKRIPSI

0 0 115

DESKRIPSI KONSEP DIRI PARA SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20082009 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

0 0 170

KONSEP DIRI PARA SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20082009 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL SKRIPSI

0 0 98

STUDI TENTANG KEBIASAAN BELAJAR PARA SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20082009 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR

0 0 107

PERSEPSI TERHADAP PENERIMAAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI IPS SMA BRUDERAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 20092010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

0 0 140

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWI-SISWI KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20092010: IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR YANG SESUAI

0 0 115

TINGKAT KEBIASAAN BELAJAR PARA SISWA KELAS VIII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20102011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR KLASIKAL

0 0 86

DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 20102011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR

0 0 133

DESKRIPSI KECERDASAAN EMOSIONAL REMAJA SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20112012 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

0 0 108

DESKRIPSI TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PARA SISWA-SISWI KELAS XI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20112012 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL SKRIPSI

0 0 95