Dampak Pemberi Waralaba (Franchisor) Asing yang Dipailitkan Terhadap Penerima Waralaba (Franchisee) Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

DAMPAK PEMBERI WARALABA (FRANCHISOR) ASING YANG
DIPAILITKAN TERHADAP PENERIMA WARALABA (FRANCHISEE)
MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 37 TAHUN 2004 TENTANG
KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG
ABSTRAK
Nisrina Herdiani
110110110420
Waralaba merupakan jenis usaha yang sedang berkembang dewasa
ini. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, pihak penerima waralaba (franchisee)
sering dirugikan dengan klausula-klausula dalam perjanjian waralaba yang
lebih berpihak kepada pemberi waralaba (franchisor). Tidak tercantumnya
klausula terkait kepailitan dalam perjanjian waralaba memberikan dampak
bagi penerima waralaba (franchisee) apabila pemberi waralaba (franchisor)
dinyatakan pailit. Tujuan dilakukannya penulisan ini adalah untuk
mendapatkan pemahaman mengenai implementasi dampak pemberi
waralaba (franchisor) asing yang dipailitkan terhadap penerima waralaba
(franchisee) menurut UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU,
serta untuk mendapatkan pemahaman mengenai perlindungan hukum bagi
penerima waralaba (franchisee) apabila pemberi waralaba (franchisor)
mengalami kepailitan.
Penulisan skripsi ini dikaji berdasarkan metode pendekatan yuridis

normatif dan metode deskriptif analitis, yaitu memfokuskan pemecahan
masalah berdasarkan data yang diperoleh yang kemudian dianalisa
berdasarkan ketentuan dalam perundang-undangan terkait hukum waralaba
dan hukum kepailitan, literatur, serta bahan lain yang berhubungan dengan
penelitian, dan penelitian lapangan untuk memperoleh data primer dan
sekunder sebagai penunjang dan dianalisis menggunakan metode yuridis
kualitatif.
Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil: Pertama, pemberi
waralaba
(franchisor)
yang
mengalami
kepailitan
memberikan
dampak/kerugian bagi penerima waralaba (franchisee), karena penerima
waralaba (franchisee) tidak lagi dapat menjalankan bisnis waralabanya
menggunakan lisensi pemberi waralaba (franchisor) sesuai dengan perjanjian
waralaba yang telah disepakati. Kedua, perlindungan hukum bagi penerima
waralaba (franchisee) terkait masalah kepailitan dapat dilakukan melalui
pencantuman klausula terkait kepailitan dalam perjanjian waralaba. Penerima

waralaba (franchisee) dapat pula mengajukan diri sebagai kreditor konkuren
kepada pengadilan niaga agar penerima waralaba (franchisee) tetap dapat
menerima ganti rugi.

 

iv 

THE IMPACT OF THE BANKRUPTCY OF FOREIGN FRANCHISOR
TOWARDS THE FRANCHISEE BASED ON LAW NUMBER 37 YEAR 2004
ON BANKRUPTCY AND SUSPENSION OF OBLIGATION FOR PAYMENT
OF DEBTS

ABSTRACT
Nisrina Herdiani
110110110420

Nowadays, franchising is a form of business that is developing.
However in the implementation, franchisee often feel harmed with the clauses
in franchise agreement that more inclined to franchisor. No clause regarding

bankruptcy in franchise agreement gives impact to franchisee if the franchisor
declared bankrupt. This research aims to get comprehension of the impact of
the bankruptcy of foreign franchisor towards the franchisee based on Law No.
37 Year 2004 on Bankruptcy and Suspension of Obligation For Payment of
Debts, also to understanding the legal protection for franchisee if franchisor
declared bankrupt.
This research used a normative juridical approach and descriptiveanalytical method, study aimed to analyze the data based on the legislation
that related to franchise law and bankruptcy law, literature, and any other data
that related to this research, and field studies to collect secondary and
primary data to support and analyzed using juridical qualitative methods.
Based on those research, the author concluded that: First, the
franchisor who declaring bankruptcy gives impact to franchisee, because
franchisee can not use the license from franchisor according to franchise
agreement. Second, the law protection for franchisee related to bankruptcy
can be done through attaching the clause about bankruptcy in franchisee
agreement. Franchisee also can filing themselves as a concurrent creditor to
the court, so that they can obtain compensation.