Selanjutnya

REPUBLIKINDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN
TENTANG
KERJASAMA MARITJM
ANTARA
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
DAN
PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

Pemerintah Republik Indonesia clan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (selanjutnya
discbut sebagai "Para Pibak");

BERHASRAT untuk meningkatkan lebih lanjut hubungan bilateral yang telab terjalin
antara kedua negara;

MEMPERHATIKAN ke1jasama yang bermanfaat dan efektif antara kedua negara
dalam bidang-bidang, antara lain, keselamatan pelayaran, keamanan maritim, dialog dan
ke1:jasama antara kedua Angkatan Laut, penelitian ilmiah kelaulan, dan perlindungan
lingkungan;


MENGAKUI pentingnya memperluas dan memperdalam kcrjasama maritim antara
Para Pihak guna memperkaya kemitraan strategis bilateral untuk keuntungan bagi rakyat
kedua negara;

MENYADARI babwa kerjasama maritim yang lebih crat antara kedua negara
meningkatkan saling kepercayaan dan kesepahaman mereka serta mendorong
perkcmbangan dari hubungan bertetangga kedua negara yang baik dan hubungan yang
bersahabat;

MENGINGAT ketentuan-ketentuan terkait dari Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
tentang Hukum Laut pada tanggal 10 Desember I 982;

MENGINGAT JUGA ketentuan-ketentuan yang terkait dalam Deklarasi Bersama
antara Republik Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok mengenai Kemitraan
Stratcgis yang diterbitkan pada tanggal 25 April 2005, Rencana Aksi untuk

Implementasi dari Deklarasi Bersama dalam Kemitraan Strategis antara Pemerintah
Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok yang ditandatangani
pada tanggal 21 Januari 2010 dan Komunike Bersama antara Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok tentang Penguatan Lebih Lanjut

Kemitraan Strategis Indonesia-Tiongkok yang diterbitkan pada tanggal 29 April 2011;

SESUAI DENGAN hukum dan peraturan nasional masing-masing dari Para Pihak;
Telah menyetujui sebagai berikut:

Pasal 1
Tujuan

Para Pihak wajib membentuk suatu kerangka kerja untuk memperkuat Iebih lanjut
mekanisme kerjasama maritim bilateral dalam bidang-bidang maritim, seperti
keselamatan pelayaran, lingkungan laut, dan keamanan maritim.

Pasal 2
Bidang Kerjasama

Para Pihak wajib mendorong perkembangan kerjasama maritim melalui bidang-bidang
berikut:
1.

Keselamatan Pelayaran:

(1) Pertukaran informasi mengenai keselamatan pelayaran;
(2) Penyediaan alat bantu pelayaran untuk keselamatan pelayaran dan fasilitas
terkaitnya;
(3) Kerjasama dalam dialog antara Negara Pantai dan Negara Pengguna Selat
Malaka dan Singapura.

2.

Lingkungan Laut dan Perikanan:
(1) Pertukaran informasi mengenai Hngkungan laut;
(2) Perlindungan lingkungan dan ekologi maritim; Pertukaran teknis dan
kerjasama mengenai tumpahan minyak di laut dan pencegahan polusi;
(3) Pertukaran teknis dan kerjasama untuk memerangi, mencegah, menangkal, dan
menghapuskan penangkapan ikan yang ilegal, tidak diatur dan tidak
dilaporkan.
(4) Penelitian ilmiah kelautan, program observasi dan pelatihan;

3.

Keamanan Maritim:

(1) Pertukaran informasi mengenai keamanan maritim;
(2) Penyediaan bantuan untuk pengawasan, pemantauan dan manajemen maritim;
2

(3) Kerjasama di bidang-bidang seperti memerangi penyelundupan, perdagangan
obat terlarang, perdagangan manusia, kejahatan transnasional terorganisir,
kejahatan terhadap kapal di laut, perompakan, dan tindakan-tindakan
melanggar hukum lainnya di laut;
(4) Pertukaran antar angkatan bersenjata di bidang-bidang seperti saling kunjung
angkatan laut, guna meningkatkan hubungan antara militer dan kerjasama
terkait lainnya.
4.

Bidang lainnya:
( 1) Kerjasama pencarian dan pertolongan maritim;
(2) Pembangunan dan penyediaan kapal, termasuk perawatan dan perbaikan;
(3) Program peningkatan kapasitas mengenai isu-isu maritim;
(4) Kerjasama di berbagai forum internasional seperti Organisasi Maritim
Internasional (OMI), Organisasi Hidrografis Internasional (OHI), Komisi
Oseanografi Antai· Pemerintah (KOAP) dan Asosiasi Internasional Otoritas

Mercusuar (AIOM);
(5) Bidang kerjasama lainnya yang dianggap perlu oleh Para Pihak.

Pasal 3
Komite Kerjasama Maritim
1.

Para Pihak sepakat untuk membentuk Komite Kerjasama Maritim (selanjutnya
disebut sebagai "KKM") yang di Ketuai Bersama oleh Wakil Menteri Luar Negeri
dari masing-masing negara, dengan anggotanya yang terdiri dari wakil-wakil
instansi pemerintah terkait dari masing-masing Pihak.

2.

KKM adalah suatu badan pengai·ah untuk kerjasama mru:itim antara Para Pihak
dengan mandat berikut:
(1) Memberikan pedoman kebijakan mengenai mekanisme kerjasama maritim
antai11 Para Pihak;
(2) Merencanakan bidang-bidang dan proyek-proyek penting kerjasama maritim
antara Para Pihak dari perspektif strategis tingkat tinggi dan jangka panjang;

(3) Membuat keputusan mengenai isu-isu penting;
(4) Mengarahkan dan mengawasi penggunaan Dana Kerjasama Maritim
Indonesia-Tiongkok;

3. KKM akan bertemu setiap tahun cli Indonesia atau Tiongkok secara bergantian. dan
dapat mengadakan pertemuan-pertemuan khusus apabila dianggap perlu
berdasarkan kesepakatan Para Pihak.

3

4.

KKM akan melapor kepada dialog bilateral antara Menteri Luar Negeri kedua
negara dan antara Menteri Koordinator bidang Politik Hukum, dan Keamanan dari
Republik Indonesia dan Dewan Negara dari Republik Rakyat Tiongkok.

Pasal 4
Komite Teknis Kerjasama Maritim
I.


Para Pihak sepakat untuk membentuk Komite Teknis Kerjasama Maritim
(selanjutnya disebut sebagai "KTM"') yang diKetuai Bersama oleh pejabat tingkat
tinggi dari masing-masing Kementerian Luar Negeri dengan anggotanya terdiri dari
wakil-wakil dari instansi pemerintah terkait.

2.

KTM adalah badan eksekutif untuk kerjasama maritim antara Para Pihak dan
bertanggung jawab untuk tugas-tugas berikut :
(1) Merencanakan, menyetujui, mendorong dan mengawasi proyek-proyek
kerjasama;
(2) Melapor kepada KKM mengenai pelaksanaan proyek-proyek dan kerjasama di
masa depan, dan membuat rekomendasi kepada KKM.

3.

KTM akan mengadakan pertemuan tahunan dan/atau pertemuan-pertemuan khusus
di Indonesia atau Tiongkok secara bergantian, berdasarkan kesepakatan bersama
Para Pihak.


Pasal 5
Dana Kerjasama Maritim

1.

Fungsi utama Dana Kerjasama Maritim adalah untuk menyediakan dukungan
keuangan bagi kerjasama maritim antara Para Pihak melalui pendanaan proyekproyek yang disetujui.

2.

Pihak Tiongkok akan menyediakan 1 milyar RMB sebagai dana awal. Para Pihak
dapat mencari dana selanjutnya di masa depan berdasarkan kebutuhan praktis dan
dibawah kesepakatan bersama.

4

Pasal 6
Hak Kekayaan Intelektual
Setiap basil dari aktivitas yang dilakukan dibawah Memorandum Saling Pengertian ini
wajib tunduk kepada hukum dan peraturan perundang-undangan mengenai perlindungan

hak kekayaan intelektual dan hak terkait dalam wilayah masing-masing Para Pihak
sepanjang tidak diatur dalam suatu persetujuan umum yang bersifat intemasional.

Pasal 7
Amandemen
Setiap amandemen terhadap Memorandum Saling Pengertian ini wajib dibuat hanya
berdasarkan kesepakatan yang dicapai melalui konsultasi dan dengan konfinnasi tertulis
oleh kedua Pihak.

Pasal 8
Penyelesaian Sengketa
Setiap sengketa yang mungkin timbul diantara Para Pihak dalam melaksanakan
Memorandum Saling Pengertian ini akan diselesaikan secara damai melalui konsultasi.

Pasal 9
Masa Berlaku, Masa Berlaku dan Pengakhiran
1.

Memorandum Saling Penge1tian ini akan mulai berlaku pada tanggal
penandatanganan oleh kedua Pihak.. Memorandum Saling Penge1tian akan tetap

berlaku untuk jangka waktu lima tahun dan akan diperpanjang secara langsung
untuk jangka waktu lima tahun berikutnya dan seterusnya, kecuali diak.hiri pada
setiap waktu oleh salah satu Pihak dengan memberikan pemberitahuan tertulis
kepada Pihak lainnya, sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelumnya

2.

Pada saat berlakunya Memorandung Saling Pengertian ini, Memorandum Saling
Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Rakyat
Tiongkok mengenai Kerjasama Maritirn yang ditandatangani oleh kedua belah
Pihak pada tanggal 25 April 2005 akan berakhir.

3.

Pada saat pengakhiran Memorandum Saling Pengertian ini, Para Pihak akan
menentukan kelanjutan dari seluruh kegiatan yang sedang berjalan dalam kerangka
Memorandum Saling Pengertian ini dalam aturan-aturan dan kondisi yang
ditentukan dengan jelas.

5


SEBAGAI BUKTI, yang diberi kewenangan oleh Pemerintah masing-masing Negara,
yang dibawah ini menandatangani Memorandum Saling Pengertian ini.
Dibuat cli Beijing pada tanggal 23 Maret 2012, dalam rangkap dua dalam bahasa
Indonesia, Mandarin, dan lnggris, semua naskah mempunyai kekuatan huk.um yang
sama. Dalam hal terdapat perbedaan interpretasi, naskah dalam bahasa Inggris yang
akao berlaku.

UNTUKJ>EMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA

UNTUK PEMERINTAH
REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

Signed

Signed
R. M. MARTY M. NATALEGAWA
MENTERI LUAR NEGERI

YANGJIECIIl
MENTERI LUAR NEGERI

6

REPUBLIK INDONESIA

EP jゥセ@

1ffi
セ@ セ@

f.fl 00 iIS[Jff !=j t:p DaNセ@

セヲNャ@

00 jij(Jf.f

UDjZセQ]ゥヲャ@

"xxtJ "),
jセ@

ゥャ

MエQW

QエャYjセゥMJ[@

セMmヲ

セLM

セLM

セL@

セCbJm[@

セイMDP@
セLoaM[@
{A t,H j ti )XI5i W3' 00 14JJ セME@

1£' 1(1§ f;JJ ャ ヲゥT\セ@

111= セ@

*ttli: ;

1.i ェゥMスセ@

;fLl -T ゥ セHLi@ | ill xx ti if§ E. 3:1 ヲセ@

'tl& 1982 if 12 fa1 10 B im.i1(1"J

セ@

f;

ᆱAヲxャZゥセCᆬJPGァI@

i::p

,t.,· V: Al :!if...,

' H セUD[ヲ|@

tJJ/tl& 2005 if 4


faJ 25 B a:*R''l« eーセᆪァェJッ@

00 セゥZー@

セaヲエJQPZMl、ェgォNiyGャイᄏL@

fl 21

nセエイ@

Qy\ヲNZp

Jl

29

HZFセウBj@

wS[[j:t;*rt Ill QUャrセ@

«eイャFセ@

B