Pengaruh Ekstrak Bengkuang (Pachyrhizus erosus) terhadap Kadar Kolesterol Total Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diberi Diet Tinggi Lemak.
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
Pengaruh Ekstrak Bengkuang (Pachyrhizus erosus) terhadap Kadar
Kolesterol Total Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diberi
Diet Tinggi Lemak
The effect of Yam Bean (Pachyrhizus erosus) extract on blood total cholesterol
level of rats (Rattus norvegicus) with a high fat diet
Atma Sanggani Tunikasari, Suhanantyo, Ruben Dharmawan
Faculty of Medicine, SebelasMaret University
ABSTRACT
Background : Cardiovascular disease was the leading cause of disability and death in
the world. High levels of blood cholesterol became a risk factor in atherosclerosis was
the leading cause of cardiovascular disease. Yam Bean contained flavonoids,
isoflavones, phenols, and saponins which had the effect of antiherlipidemia. This study
aimed to determine the effect of Yam Bean (Pachyrhizus erosus) extract on blood total
cholesterol level of rats (Rattus norvegicus) with a high fat diet.
Methods : This research was an experimental laboratoric research using the post test
only with control group design. The research subject were 30 male white rats, Sprague
Dawley strain, 2 months old, and their weights were about 130-240 gram. The subject
were divided into 6 groups. The whole group adapted for 7 days. After a week, all
groups except normal control, were given high fat diet 2 ml/200 gram BW/day within
21 days. For the positive control group was given 0.18 mg/200 g BW/day of
simvastatin, the negative control group was given 2 ml/200 g BW/day of distilled water,
the first treatment group was given 70 mg/200 g BW/day of Yam Bean extracts, the
second treatment group was given 140 mg/200 g BW/day of Yam Bean extracts, and the
third treatment group was given 210 mg/200 g BW/day of Yam Bean extracts. On the
22nd day, the blood had been taken from pre-orbital plexus for measurement of
cholesterol levels. Then the data was analyzed using One-way ANOVA test then
continued using Least Significance Difference test (LSD).
Results : The statistical analysis by using One-way ANOVA showed a significant
difference in blood total cholesterol level among six groups of treatment (p = 0,001).
Post Hoc Test showed a significant difference among two groups, except the third
treatment group which had the same result with the normal control groups (p = 0,335).
Conclusion :Yam Bean (Pachyrhizus erosus) extract has effect to lowering total
cholesterol levels of rats.
Keywords : Yam Bean (Pachyrhizus erosus) extract, total cholesterol levels, white
rats.
1
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
menurunkan
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskular
kadar
kolesterol
plasma
adalah
(Sundell et al., 2003 Khalili et al., 2009;
penyebab utama kecacatan dan kematian
Lee et al., 2013). Begitu pula dengan
tertinggi di dunia. Disebutkan bahwa
flavonoid
sekitar 17 juta jiwa meninggal karena
kadar kolesterol
penyakit
tahun.
2007). Beberapa ekstrak tumbuhan yang
kematian
diambil saponinnya dapat menurunkan
kardiovaskuler disebabkan oleh penyakit
kadar kolesterol hewan coba maupun
jantung koroner. Di Indonesia sendiri
manusia (Francis et al., 2002; Matsuura,
sekitar 220 ribu jiwa meninggal pada
2001).
tahun 2002 karena penyakit jantung
mengurangi kadar kolesterol total (Taku et
koroner (WHO, 2010). Purnomo (2012)
al., 2007; Clerici et al., 2007). Sama
menyebutkan bahwa penyakit jantung
dengan sifat antihiperlipid pada fenol,
koroner telah menempati posisi pertama
flavonoid, isoflavon dan saponin, vitamin
penyebab kematian di Indonesia. Sebagian
C juga mempunyai efek antiheperlipid
besar penyakit jantung koroner didahului
(Sunga dan Pascual, 2012).
Sekitar
kardiovaskuler
43%
kasus
tiap
oleh aterosklerosis (Freeman, 2008).
kronik.
dapat
menurunkan
darah (Chen dan Li,
Pemberian
isoflavon
dapat
Semua zat diatas seperti isoflavon
Aterosklerosis merupakan proses
inflamasi
terbukti
Hiperkolesterolemia
(Lukitaningsih, 2009; Nurrochmad et al.,
2010),
fenol
(Lukitaningsih,
2009),
akan menyebabkan kerusakan endotel
flavonoid
yang memicu terjadinya respon platelet.
Lukitaningsih, 2009; Damayanti, 2010),
Tingginya kadar kolesterol darah menjadi
saponin (Tarigan, 2008), dan vitamin c
salah satu faktor resiko yang dapat diubah
(Astawan et al., 2008; Lukitaningsih,
pada aterosklerosis (Spagnoli et al., 2007).
Harga obat-obat antihiperlipidemia
mengenai berbagai zat alami yang dapat
menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Fenol terbukti dapat menjadi antioksidan
(Hasanuzzaman
et
al.,
2013)
dan
et
al.,
2008;
2009; Damayanti, 2010) terdapat dalam
umbi Bengkuang (Pachyrrhizus erosus).
seperti statin dan niasin yang cukup mahal
membuat banyak bermunculan penelitian
(Astawan
Penelitian
terbaru
mengenai
Bengkuang lebih dititik beratkan ke
manfaat Bengkuang sebagai perlindungan
kulit
terhadap
antihiperglikemik
sinar
buah
UV
ini.
dan
efek
Namun,
penelitian mengenai pengaruh ekstrak
2
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
total
perlakuan lainnya diberi tambahan sebagai
Sehingga
berikut: K(+) diberi simvastatin 0.18 mg/g
peneliti ingin mengkaji lebih jauh untuk
BB/hari dan diet tinggi lemak, K(-) diberi
mengetahui pengaruh ekstrak bengkoang
aquadest dan diet tinggi lemak, P1 diberi
(Pachyrhizus
kadar
ekstrak Bengkuang 70 mg/200 g BB/hari
kolesterol total darah tikus putih yang
dan diet tinggi lemak, P2 diberi ekstrak
diberi diet tinggi lemak.
Bengkuang 140 mg/200 g BB/hari dan
Bengkuang
belum
terhadap
pernah
kolesterol
dilakukan.
erosus)
terhadap
diet tinggi lemak, P3 diberi ekstrak
SUBJEK DAN METODE
Penelitian
ini
merupakan
penelitian true eksperimental dengan the
post test only with control group.
Studi Pangan dan Gizi PAU Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta. Subjek yang
digunakan adalah tikus putih (Rattus
norvegicus). Teknik pengambilan sampel
dipakai
adalah
diet tinggi lemak.
Variabel bebas pada penelitian ini
adalah perlakuan yang diberikan pada
Penelitian dilaksanakan di Pusat
yang
Bengkuang 210 mg/200 g BB/hari dan
randomized
samplingdengan kriteria inklusi (tikus
putih jantan umur 2 bulan galur Sprague
Dawley dengan berat badan kurang lebih
130-240 gram) dan kriteria eksklusi (tikus
putih yang mengalami deformitas bagian
tubuh).
masing-masing kelompok yang diberi
perlakuan yang berbeda. Kelompok K(N)
adalah kelompok yang hanya diberi
makanan dan minum standar. Kelompok
K(-) adalah kelompok yang diberi diet
tinggi lemak. Kelompok K (+) adalah
kelompok yang diberi diet tinggi lemak
dan obat standar (simvastatin). Kelompok
P1, kelompok P2, dan kelompok P3
adalah kelompok yang diberi diet tinggi
lemak dan diberi ekstrak Bengkuang
dengan dosis berbeda masing-masing P1
Jumlah sampel sebanyak 30 tikus
yang terbagi dalam 6 kelompok, yakni
kelompok Kontrol Normal/K(N), Kontrol
Positif/K(+),
Kontrol
Negatif/K(-),
Perlakuan I/P1, Perlakuan II/P2, dan
Perlakuan
III/P3.
Kemudian
sampel
diadaptasikan selama 7 hari.
Sampel kelompok K(N) diberi diet
70 mg/200 gram BB, P2 140 mg/200 gram
BB, dan P3 210 mg/200 gram BB. Skala
pengukuran variabel ini adalah nominal.
Hal ini dikarenakan adanya kesamaan
perlakuan dalam satu kelompok dan
perbedaan perlakuan dengan kelompok
yang lain. Dalam skala ini belum dapat
dipastikan
kelompok
mana
yang
normal berupa pelet, sedangkan kelompok
3
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
mempunyai derajat lebih tinggi ataupun
darah diambil dari plexus pre-orbitalis.
lebih rendah.
Pengukuran kadar kolesterol total darah
Diet tinggi lemak dibuat dari otak
tikus dilakukan di Pusat Studi Pangan dan
sapi yang dikukus kemudian diblender.
Gizi PAU UGM. Kadar kolesterol total
Pemberian diet ini sebanyak 2 ml/200
darah tikus digunakan sebagai indikator
gram BB tikus. Diet tinggi lemak ini
dalam
diberikan pada tikus menggunakan sonde
Bengkuang (Pachyrizus erosus) terhadap
oral. Pemberian diet tinggi lemak ini
kadar kolesterol darah tikus putih (Rattus
dilakukan pada pukul 07.15. Selain diet
norvegicus). Tikus diberikan diet tinggi
tinggi
kolesterol
lemak,
diet
ditambah
pula
makanan
standar
libitum.
Minuman
yang
dengan
diberikan
memberikan
(pellet)
secara
yang
ad
diberikan
Ekstrak Bengkuang adalah ekstrak
yang didapat dari umbi Bengkuang yang
dihaluskan
hingga
akan
ekstrak
menyebabkan
kenaikan kadar kolesterol darah tikus.
Efek
pemberian
ekstrak
Bengkuang
terhadap kadar kolesterol total tikus akan
Skala pengukuran variabel ini adalah
rasio.
Variabel luar pada penelitian ini
dikupas dan dicuci dengan air. Kemudian
pada
yang
pengaruh
dilihat setelah perlakuan selama 21 hari.
diperoleh dari air PDAM.
dikeringkan
menentukan
suhu
60°C
menjadi
dan
bubuk
terbagi menjadi terkendali dan tidak
terkendali.
Variabel
terkendali
pada
Bengkuang. Bubuk Bengkuang tersebut
penelitian ini, yaitu: pemilihan tikus
diekstrak menggunakan pelarut petroleum
(galur, jenis kelamin, umur, berat badan
eter. Sisa hasil pengekstrakan disaring dan
tikus) dan jenis makanan. Variabel tidak
dipekatkan
dalam
vakum
kemudian
terkendali, yaitu: reaksi hipersensitivitas
dan
diekstrak
dapat
ditambahkan
air
menggunakan
pelarut
etil
asetat
Pengekstraksian Bengkuang dilakukan di
Laboratoirum Biologi Farmasi Universitas
terjadi
kepekaan
karena
tikus
adanya
terhadap
zat
variasi
yang
digunakan.
Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini adalah spektofotometer, alat
Gadjah Mada.
Variabel terikat pada penelitian ini
pembuat ekstrak Bengkuang, timbangan,
akhir
pengaduk, rak tabung reaksi, kandang
didapatkan dari semua kelompok setelah
tikus, sonde lambung, homogenizer , pipet
adalah
kadar
kolesterol
total
masa perlakuan selama 30 hari. Sampel
4
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
mikro hematokrit, tabung mikrosentrifuge,
Tabel 4.1 Kadar Kolesterol Total Tikus
mortal, dan alu.
Setelah Perlakuan
Bahan
yang
digunakan
pada
Kelompok
penelitian ini adalah umbi Bengkuang,
K (N)
K (+)
K (-)
P1
P2
P3
pelarut ekstrak (petroleum eter dan etil
asetat), makanan tikus standar (pellet),
otak sapi, reagen untuk pengukuran kadar
kolesterol total, aquadest, simvastatin, Na
CMC, dan air.
Data yang diperoleh memenuhi
syarat uji statistik parametrik One-Way
Analysis of Variance (ANOVA) yaitu data
terdistribusi
secara
normal
dan
mempunyai varian data sama. Kemudian
dilanjutkan dengan uji statistik One-Way
ANOVA dan uji Post Hoc Multiple
Comparisons. Derajat kemaknaan yang
digunakan adalah p < 0,05 (Dahlan,
2012).
Mean ±SD
108,13 ± 6,768
121,52 ± 5,085
252,62 ± 8,233
159,69 ± 4,811
140,38 ± 6.331
112,09 ± 6,330
Dari tabel di atas, dapat dilihat
bahwa rerata kadar kolesterol total paling
tinggi terdapat pada Kelompok Kontrol
Negatif yakni sebesar 252,62 mg/dl. Hal
ini
menunjukkan
peningkatan
kadar
Setelah
terjadi
kolesterol
jika
dibandingkan dengan Kelompok Kontrol
Normal yang memiliki rerata kolesterol
total terendah yaitu 108,13 mg/dl.
Untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan kadar kolesterol total tikus
antarkelompok
HASIL
dilakukan
bahwa
perlakuan,
data
hasil
penelitian dianalisis dengan uji statistik
penelitian
parametrik, yaitu dengan uji One-way
mengenai pengaruh ekstrak Bengkuang
ANOVA.
Uji
parametrik
terhadap kadar kolesterol total darah tikus
ANOVA mempunyai syarat normalitas
putih yang dikelompokkan menjadi 6
data dan kesamaan varians.
One-way
kelompok yaitu kontrol normal, kontrol
Uji normalitas digunakan untuk
positif, kontrol negatif, perlakuan 1,
mengetahui apakah suatu data terdistribusi
perlakuan 2, dan perlakuan 3 didapatkan
normal.
hasil
setelah
terdistribusi normal apabila mempunyai
perlakuan (post test only) yang disajikan
nilai p > 0,05. Pada penelitian ini
pada Tabel 4.1
menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk
kadar
kolesterol
total
Suatu
data
dapat
dikatakan
karena jumlah sampel kurang dari 50.
5
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
Hasil uji Shapiro-Wilk disajikan dalam
adanya perbedaan bermakna pada minimal
tabel 4.2
dua kelompok data. Pada hasil uji One-
Tabel
4.2
Rangkuman
Hasil
Uji
(Lampiran 8), sehingga dapat disimpulkan
Normalitas (Uji Shapiro-Wilk)
Kelompok
K (N)
K (+)
K (-)
P1
P2
P3
way ANOVA didapatkan nilai p = 0,001
bahwa paling tidak dua kelompok data
Nilai p
0,778
0,690
0,762
0,482
0,324
0,758
yang
memiliki
perbedaan
bermakna.
Untuk mengetahui pasangan kelompok
mana yang terdapat perbedaan yang
bermakna, maka dilakukan uji Post Hoc.
Uji Post Hoc yang dipilih adalah
Dari
normalitas
uji Least Significance Difference (LSD).
didapatkan nilai p > 0,05 pada semua
Nilai p < 0,05 menunjukkan adanya
kelompok sehingga dapat disimpulkan
perbedaan yang signifikan antara dua
bahwa
kelompok
data
hasil
uji
kadar
kolesterol
total
terdistribusi normal.
apakah
varian
data
antarkelompok homogen. Pada penelitian
ini digunakan uji Levene. Data dapat
disebut homogen apabila nilai p > 0,05.
Hasil uji Levene menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0,817 (Lampiran 8)
yang menunjukkan bahwa varian data
antar kelompok homogen.
Dari hasil uji normalitas dan
homogenitas menunjukkan bahwa data
kadar kolesterol total memenuhi syarat
untuk
diuji
menggunakan
One-way
ANOVA.
Uji One-way ANOVA digunakan
untuk
mengetahui
Berikut
adalah
rangkuman hasil uji LSD antar kelompok
Uji homogenitas digunakan untuk
mengetahui
perlakuan.
paling
tidak
dua
kelompok data yang memiliki perbedaan
bermakna. Nilai p < 0,05 menunjukkan
perlakuan:
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji LSD
antar Kelompok Perlakuan
Pasangan
|Beda
Nilai p
kelompok
rerata|
K(N) dan K(+)
13,38
0,003
K(N) dan K(-)
144,49
0,000
K(N) dan P 1
51,56
0,000
K(N) dan P 2
32,25
0,000
K(N) dan P 3
3,95
0,335
K(+) dan K(-)
131,11
0,000
K(+) dan P 1
38,17
0,000
K(+) dan P 2
18,86
0,000
K(+) dan P 3
9,43
0,028
K(-) dan P 1
92,93
0,000
K(-) dan P 2
112,24
0,000
K(-) dan P 3
140,53
0,000
P 1 dan P 2
19,31
0,000
P 1 dan P 3
47,60
0,000
P 2 dan P 3
28,29
0,000
*Berbeda bermakna bila p < 0,05
Hasil uji Post Hoc menunjukan
bahwa hanya ada satu pasangan kelompok
6
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
yang tidak ada perbedaan yang signifikan,
3/P3 diberi pellet ad libitum, diet tinggi
yaitu kelompok kontrol normal dengan
lemak, dan ekstrak Bengkuang dengan
kelompok perlakuan 3 yang mempunyai
dosis 210 mg/200 gram BB.
nilai
p 0,335. Sedangkan, pasangan
kelompok
yang
lainnya
Seluruh
sampel
dilakukan
mempunyai
pemeriksaan kadar kolesterol total darah
perbedaan yang bermakna dengan nilai
setelah masa perlakuan selama 21 hari.
p< 0,05.
Diet tinggi lemak yang diberikan dengan
komposisi dan dosis 2ml/200 gram BB.
PEMBAHASAN
Penelitian ini meneliti tentang
pengaruh
(Pachyrhizus
ekstrak
erosus)
Bengkuang
terhadap
kadar
kolesterol total darah tikus putih (Rattus
norvegicus). menggunakan sampel tikus
putih sebanyak 30 ekor, galur Sprague
Dawley, kelamin jantan, berumur kira-kira
umur 2 bulan dengan berat badan (BB)
Untuk menentukan banyaknya diet tinggi
lemak
pada
masing-masing
tikus
dilakukan penimbangan setiap 1 minggu
sekali. Penimbangan dilakukan 5 kali.
Penimbangan pertama dilakukan sebelum
memasuki masa adaptasi selama 7 hari,
penimbangan kedua dilakukan sebelum
hari pertama perlakuan, penimbangan
ketiga
dilakukan
sebelum
hari
ke-8
kurang lebih 130-240 gram. Sampel tikus
perlakuan,
dibagi secara acak menjadi 6 kelompok
dilakukan sebelum hari ke-15 perlakuan,
perlakuan.
dan penimbangan terakhir
Kelompok
Kontrol
Normal/K(N) hanya diberi pellet ad
libitum. Kelompok Kontrol Positif/K(+)
penimbangan
keempat
dilakukan
sebelum pengambilan sampel darah atau
pada hari ke-22. Berat badan hasil
diberi pellet ad libitum, diet tinggi lemak,
penimbangam kedua digunakan untuk
dan simvastatin 0,18 mg/200 gram BB.
menentukan banyaknya pemberian diet
Kelompok Kontrol Negatif/K(-) diberi
tinggi lemak, simvastatin, dan ekstrak
pellet ad libitum dan diet tinggi lemak.
Kelompok Perlakuan 1/P1 diberi pellet ad
libitum, diet tinggi lemak, dan ekstrak
Bengkuang dengan dosis 70 mg/200 gram
BB. Kelompok Perlakuan 2/P2 diberi
pellet ad libitum, diet tinggi lemak, dan
ekstrak Bengkuang dengan dosis 140
Bengkuang minggu pertama. Begitu pula
begitu
pula
untuk
penimbangan
selanjutnya.
Hasil uji normalitas distribusi
(Shapiro-Wilk)
menunjukkan
nilai
signifikansi (p) dari keenam kelompok
perlakuan lebih besar dari 0,05 yang
mg/200 gram BB. Kelompok Perlakuan
7
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
berarti data kolesterol total terdistribusi
sebanyak 2 ml/200 gram BB. Penelitian
secara normal. Uji homogenitas dengan
sebelumnya yang dilakukan oleh Naim
uji Levene menunjukkan nilai p sebesar
(2010) menunjukkan hasil yang sama.
0,817 (lebih besar dari 0,05) yang berarti
Menurut Iswari (2007) kadar kolesterol
bahwa varian data sama. Dari hasil uji
tikus putih > 200 mg/dl menunjukkan
normalitas dan homogenitas menunjukkan
keadaan hiperkolesterolemia.
bahwa data penelitian ini memenuhi
Peningkatan
kadar
dikarenakan
tingginya
kolesterol
syarat untuk dilakukan uji komparatif
total
One-way ANOVA. Dari hasil uji One-way
kolesterol dan asam lemak jenuh yang
ANOVA didapatkan nilai p = 0,001 yang
terkandung dalam otak sapi. Dalam 100 g
menunjukkan bahwa paling tidak dua
otak sapi mengandung sekitar 2
kelompok data yang memiliki perbedaan
kolesterol dan 2,9 g asam lemak jenuh.
bermakna.Untuk
pasangan
Kolesterol yang ada di dalam tubuh dapat
kelompok mana yang terdapat perbedaan
berasl dari asupan dan juga dari sintesis
yang bermakna, maka dilakukan Uji Post
kolesterol oleh tubuh sendiri. Sehingga
Hoc
dengan
mengetahui
uji
Least
Significance
Difference (LSD).
asupan kolesterol
kadar
g
yang tinggi dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam
Uji LSD menunjukkan bahwa
darah (Naim, 2010)
kelompok K(N) memiliki perbedaan rerata
Hasil
penelitian
ini
juga
kadar kolesterol total terhadap kelompok
menunjukkan adanya perbedaan rerata
K (-) yang signifikan dengan p = 0,001.
kadar kolesterol total yang signifikan
Peningkatan kadar kolesterol total yang
antara kelompok K (-) dengan kelompok
disebabkan oleh diet tinggi lemak dapat
K (+), kelompok P1, kelompok P2, dan
dilihat pada nilai rerata kadar kolesterol
kelompok P3. Rerata kadar kolesterol total
total kelompok K (-) 252,62 mg/dl yang
pada kelompok K (-), kelompok K (+),
mempunyai
mg/dl
kelompok
P1,
kelompok
dibanding kelompok K (N) yang hanya
kelompok
P3
berturut-turut
108,13 mg/dl. Hal ini menunjukan bahwa
252,62 mg/dl, 121,52 mg/dl, 159,69
induksi diet tinggi lemak yang diberikan
mg/dl, 140,38 mg/dl, 112,09 mg/dl. Hal
cukup berhasil. Diet tinggi lemak yang
ini
digunakan adalah otak sapi yang telah
simvastatin pada kelompok K (+) dan
dikukus kemudian diblender dan diberikan
pemberian
selisih
144,49
menunjukkan
ekstrak
bahwa
P2,
dan
sebesar
pemberian
Bengkuang
pada
8
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
dan
Perbedaan kadar kolesterol total
kelompok P3 mampu menurunkan kadar
yang bermakna juga terdapat antara
kolesterol total darah secara bermakna
kelompok K (-) dengan kelompok P1,
pada tikus putih yang diberi diet tinggi
kelompok P2, dan kelompok P3, dengan
lemak.
nilai p = 0,001 (Lampiran 8). Perbedaan
kelompok
P1,
kelompok
P2,
Uji LSD antara kelompok K (+)
bermakna
ini
menunjukkan
bahwa
dengan K (N) menunjukkan terdapat
pemberian ekstrak Bengkuang tersebut
perbedaan yang signifikan dengan nilai p
dapat menurunkan kolesterol total pada
= 0,003. Walaupun kedua kelompok ini
tikus. Hasil ini sesuai dengan beberapa
memiliki beda rerata sebesar 13,38 mg/dl
penelitian terdahulu mengenai berbagai
bukan berarti bahwa simvastatin tidak
zat yang juga dimiliki ekstrak Bengkuang
memiliki
terhadap kadar kolesterol total.
efek
antihiperkolesterolemia.
Isoflavon, fenol, flavonoid, dan
Hal ini dikarenakan kriteria tikus putih
dapat dinyatakan tidak hiperkolesterol
saponin
apabila mempunyai kadar kolesterol total
terkandung dalam Bengkuang. Ekstrak
darah > 200 mg/dl (Iswari, 2007).
Bengkuang yang digunakan melalui dua
Simvastatin adalah obat
tahap
yang dapat
adalah
ekstraksi
berbagai
yaitu
zat
yang
menggunakan
menurunkan kolesterol darah golongan
petroleum eter yang kemudian dilanjutkan
penghambat HMG-CoA Reductase. Obat
dengan
ini merupakan hipolipidemik yang paling
penelitian Lukitaningsih (2009), tiap gram
efektif dan aman. Cara kerjanya adalah
ekstrak Bengkuang yang diekstrak dengan
dengan menghambat enzim HMG-CoA
petroleum
Reductase sehingga sintesis kolesterol
dilanjutkan dengan methanol dan eti asetat
dalam
yang
mengandung 140,76 mg fenol, 16,22
dianjurkan adalah 5-80 mg/hari. Pedoman
flavonoid dan berbagai zat lainnya seperti
terapi simvastatin menyebutkan kadar
saponin,
kolesterol total yang ingin dicapai adalah
stigmasterol, β-sitosterol, dan berbagai zat
< 200 mg/dl (Suyatna, 2009). Pada
lain. Pada penelitian ini, diharapkan
penelitian ini digunakan simvastatin dosis
kandungan
awal yaitu 10 mg/hari yang kemudian
mendekati kandungan ekstrak Bengkuang
dikonversikan ke tikus (Kasim et al.,
pada penelitian sebelumnnya
hati
terhambat.
Dosis
etil
asesat.
eter,
isoflavon
ekstrak
Menurut
yang
jenis
hasil
kemudian
daidzein,
Bengkuang
dapat
2009).
9
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
Secara umum, hasil penelitian ini
konsisten
dengan
penelitian
yang
mengandung
Kumarappan (2007). Meskipun
dan
saponin
(Santoscoy et al., 2013).
Perbedaan
dilakukan oleh Khalili (2009), Lee (2013),
dan
flavonoid
Bengkuang
dosis
yang
ekstrak
diberikan
antara
menggunakan herbal yang berbeda, akan
kelompok P1, P2, dan P3 menunjukkan
tetapi kandungan bioaktif yang diduga
hasil yang signifikan secara statistik
dapat menurunkan kadar kolesterol total
(Lampiran 8). Dengan kata lain, kelompok
memiliki
yang
P3 yang diberi ekstrak Bengkuang dosis
menggunakan ekstrak Buah Naga yang
210 mg/200 g BB lebih efektif dalam
dilakukan oleh Khalili (2009) menyatakan
menurunkan kadar kolesterol darah tikus
bahan ekstrak Buah Naga (Hylocereus sp.)
putih dibanding dengan kelompok P2
yang
dapat
yang diberi ekstrak Bengkuang dosis 140
menurunkan kadar kolesterol tikus putih
mg/200 g BB, sedangkan kelompok P2
model
tersebut lebih efektif dalam menurunkan
kesamaan.
Penelitian
mengandung
fenol
hiperkolesterolemia
secara
signifikan (p < 0,05). Ekstrak fenol yang
kadar
diambil dari Gingseng Putih (Panax
dibanding dengan kelompok P1 yang
gingseng) menunjukkan efek positif untuk
diberi
hiperkolesterolemia
mg/200 g BB. Hasil ini mengindikasikan
dan
mengurangi
kolesterol
ekstrak
darah
tikus
Bengkuang
stress
2013).
Bengkuang yang diberikan, semakin besar
(2007)
pula penurunan kadar kolesterol total
Penelitian
et
al.,
Kumarappan
darah
Black Creeper (Ichnocarpus frutescens)
relationship).
dapat menurunkan kadar kolesterol darah
ekstrak
tikus
diasumsikan semakin banyak kandungan
dan
aterosklerosis
mengurangi
yang
komplikasi
diabetes.
dilakukan
oleh
mengenai
ekstrak
proses
diakibatkan
Penelitian
yang
zat
putih
ekstrak
menunjukkan bahwa ekstrak fenol dari
putih
tikus
dosis
70
bahwa
(Lee
besar
dosis
proses aterosklerosis yang dipicu oleh
oksidatif
semakin
putih
Semakin
Bengkuang
aktifnya
(dose-response
tinggi
yang
sehingga
dosis
diberikan,
kemampuan
menurunkan kadar kolesterol total darah
tikus putih semakin besar.
Santoscoy
(2013)
Kedelai
Hitam
Berdasarkan uji LSD, didapatkan
(Phaseolus vulgaris) dapat menurunkan
satu pasangan kelompok yang tidak
kadar kolesterol total. Kandungan bioaktif
signifikan, yaitu antara kelompok K (N)
yang terdapat dalam ekstrak tersebut
dengan kelompok P3 yang mempunyai
10
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
nilai p 0,335. Hal ini menunjukkan bahwa
dan kritik demi kesempurnaan naskah
kadar kolesterol total darah tikus putih
publikasi ini.
kelompok P3 mendekati kadar kolesterol
total darah tikus putih kelompok K (N).
SIMPULAN
Pemberian ekstrak
(Pachyrhizus
erosus)
Bengkuang
berpengaruh
menurunkan kadar kolesterol total darah
tikus putih dengan p = 0,001.
SARAN
1. Penelitian ini masih bersifat awal,
DAFTAR PUSTAKA
Astawan M, Kasih AL. 2008. Khasiat
Warna-Warni Makanan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Clerici C, Setchell KDR, Battezzati PM,
Pirro M, Giuliano V, Asciutti S,
Castellani D, et al. (2007). Pasta
naturally enriched with isoflavone
aglicons from soy germ reduces
serum lipids and improves markers
of cardiovascular risk. J. Nutr ., 137:
2270-2278.
sehingga perlu dilakukan penelitian
labih lanjut mengenai dosis yang dapat
digunakan untuk mendapatkan efek
yang optimal.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai
kandungan
ekstrak
Bengkuang (Pachyrhizus erosus) yang
akan diteliti pengaruhnya terhadap
kadar kolesterol total sehingga dapat
mencapai
kadar
senyawa-senyawa
berpotensi secara tepat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Selesainya
penyusunan
naskah
publikasi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, perkenankan
penulis mengucapkan terima kasih kepada
Widardo, Drs., M.Sc., selaku Penguji
Utama dan Indriyati, Dra., selaku Penguji
Pendamping, yang telah memberi saran
Dahlan MS (2012). Statistik untuk
kedokteran
dan
kesehatan:
Deskriptif, bivariat, dan multifariat,
dilengkapi
aplikasi
dengan
menggunakan SPSS. Edisi ke 5
cetakan ke 2. Jakarta: Salemba
Medika.
Damayanti K (2010). Pembuatan tepung
bengkuang
dengan
kajian
konsentrasi natrium metabisulfit
(Na 2S2O5) dan lama perendaman.
Surabaya, Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jawa Timur.
Skripsi.
Francis G, Kerem Z, Makkar HPS, Becker
K (2002). The biological action of
saponins in animal systems: a
review. British Journal of Nutrition,
88: 587–605.
Freeman MW, Junge (2008). Kolesterol
rendah Jantung Sehat. Jakarta: PT
Buana Ilmu Populer, pp:1-3, 15-24.
Hasanuzzaman, Ali R, Hossain M, Kuri S,
Islam MS (2013). Evaluation of
total phenolic content, free radical
scavenging
activity
and
11
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
phytochemical screening of different
extracts of Averrhoa bilimbi (fruits).
International
Current
Pharmaceutical Journal , 2(4): 9296.
Iswari RS (2009). Perbaikan fraksi lipid
serum tikus putih hiperkolesterolemi
setelah pemberian jus dari berbagai
olahan tomat. Biosaintifika , 1 (1): 1.
Kasim F, Trisna Y, Kosasih (2009). ISO
Indonesia . Yogyakarta: Berlico
Mulia Farma, p: 310.
Khalili MA, Norhayati R, Rokiah AH,
Asmah MY, Siti R,Muskinah M,
Abdul
Manaf
A
(2009).
Hypocholesterolemic effect of red
pitaya
(Hylocereus
sp.)
on
hypercholesterolemia induced rats.
International
Food
Research
Journal, 16(2009): 431-440.
Kumarappan CT, Rao TG, Mandal SC
(2007). Polyphenolic extract of
Ichnocarpus frutescens modifies
hyperlipidemia status in diabetic
rats. Journal of cell and Molecular
Biology, 6(2): 175-187.
Lee LS, Cho CW, Hong HD, Lee YC,
Choi UK, Kim YC (2013).
Hypolipidemic and antioxidant
properties of phenolic compoundrich extracts from white ginseng
(Panax ginseng ) in cholesterol-fed
rabbits. Molecules, 2013 (18):
12548-12560.
Lukitaningsih E (2009). The exploration
of whitening and sunscreening
compounds
in
bengkoang
roots(Pachyrhizus
erosus).
Würzburg, Würzburg University.
Dissertation.
Naim HY (2011). Pengaruh pemberian
yoghurt kedelai hitam (black
soyghurt) terhadap profil lipid
serum tikus hiperkolesterolemia .
Semarang, Universitas Diponegoro.
Skripsi.
Nurrochmad A, Leviana F, Wulancarsari
CG, Lukitaningsih E (2010).
Phytoestrogens of Pachyrhizus
erosus prevent bone loss in an
ovariectomized rat model of
osteoporosis. International Journal
of Phytomedicine, 2: 363-372.
Purnomo (2012). Jantung koroner
penyebab
pertama
kematian .
http://www.suaramerdeka.com/v1/in
dex.php/read/sehat/2012/12/16/890/
Jantung-Koroner-PenyebabPertama-Kematian
diakses
Februari 2013.
Santoscoy RAC, Uribe JAG, Saldivar
SOS (2013). Effect of flavonoids
and saponins extracted from black
bean (Phaseolus vulgaris L.) seed
coats
as
cholesterol
micelle
disruptors. Plant Foods for Human
Nutrition, 2013: 1-8.
Spagnoli LG, Bonanno E, Sangiorgi G,
Mauriello A (2007). Role of
inflammation in atherosclerosis. The
Journal of Nuclear Medicine, 48
(11): 1800-1815.
Sundell CL, Somers PK, Meng CQ,
Hoong LK, Suen KL, Hill RR,
Landers LK et al (2003). AGI-1067:
A
multifunctional
phenolic
antioxidant, lipid modulator, antiinflammatory
and
antiatherosclerotic
agent.
The
Journal of Pharmacology and
Experimental Therapeutics, 305 (3).
12
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
Sunga MNS, Pascual A (2012). Effect of
ascorbic acid on dyslipidemia (a
study among Philippine heart center
employees). Phil Heart Center J, 16
(2): 7-11.
Suyatna FD (2009). Hipolipidemik.
Dalam Gunawan SG et al.
Farmakologi dan Terapi. Jakarta:
Balai penerbit FKUI, pp: 370-384.
Taku K, Umegaki K, Sato Y, Taki Y,
Endoh K, Watanabe S (2007). Soy
isoflavones lower serum total and
LDL cholesterol in humans: A metaanalysis
of
11
randomized
controlled trials. Am J Clin Nutr 85:
1148-1156.
Tarigan JB, Zuhra CF, Sitohang H (2008).
Skrining fitokimia tumbuhan yang
digunakan oleh pedagang jamu
gendong untuk merawat kulit di
kecamatan medan baru. Jurnal
Biologi Sumatera , 3 (1): 1 – 6.
WHO
(2010).
Global
atlas
on
cardiovascular disease prevention
and
control.
http://www.who.int/cardiovascular_
diseases/en/ - diakses Februari 2013.
13
Pengaruh Ekstrak Bengkuang (Pachyrhizus erosus) terhadap Kadar
Kolesterol Total Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diberi
Diet Tinggi Lemak
The effect of Yam Bean (Pachyrhizus erosus) extract on blood total cholesterol
level of rats (Rattus norvegicus) with a high fat diet
Atma Sanggani Tunikasari, Suhanantyo, Ruben Dharmawan
Faculty of Medicine, SebelasMaret University
ABSTRACT
Background : Cardiovascular disease was the leading cause of disability and death in
the world. High levels of blood cholesterol became a risk factor in atherosclerosis was
the leading cause of cardiovascular disease. Yam Bean contained flavonoids,
isoflavones, phenols, and saponins which had the effect of antiherlipidemia. This study
aimed to determine the effect of Yam Bean (Pachyrhizus erosus) extract on blood total
cholesterol level of rats (Rattus norvegicus) with a high fat diet.
Methods : This research was an experimental laboratoric research using the post test
only with control group design. The research subject were 30 male white rats, Sprague
Dawley strain, 2 months old, and their weights were about 130-240 gram. The subject
were divided into 6 groups. The whole group adapted for 7 days. After a week, all
groups except normal control, were given high fat diet 2 ml/200 gram BW/day within
21 days. For the positive control group was given 0.18 mg/200 g BW/day of
simvastatin, the negative control group was given 2 ml/200 g BW/day of distilled water,
the first treatment group was given 70 mg/200 g BW/day of Yam Bean extracts, the
second treatment group was given 140 mg/200 g BW/day of Yam Bean extracts, and the
third treatment group was given 210 mg/200 g BW/day of Yam Bean extracts. On the
22nd day, the blood had been taken from pre-orbital plexus for measurement of
cholesterol levels. Then the data was analyzed using One-way ANOVA test then
continued using Least Significance Difference test (LSD).
Results : The statistical analysis by using One-way ANOVA showed a significant
difference in blood total cholesterol level among six groups of treatment (p = 0,001).
Post Hoc Test showed a significant difference among two groups, except the third
treatment group which had the same result with the normal control groups (p = 0,335).
Conclusion :Yam Bean (Pachyrhizus erosus) extract has effect to lowering total
cholesterol levels of rats.
Keywords : Yam Bean (Pachyrhizus erosus) extract, total cholesterol levels, white
rats.
1
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
menurunkan
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskular
kadar
kolesterol
plasma
adalah
(Sundell et al., 2003 Khalili et al., 2009;
penyebab utama kecacatan dan kematian
Lee et al., 2013). Begitu pula dengan
tertinggi di dunia. Disebutkan bahwa
flavonoid
sekitar 17 juta jiwa meninggal karena
kadar kolesterol
penyakit
tahun.
2007). Beberapa ekstrak tumbuhan yang
kematian
diambil saponinnya dapat menurunkan
kardiovaskuler disebabkan oleh penyakit
kadar kolesterol hewan coba maupun
jantung koroner. Di Indonesia sendiri
manusia (Francis et al., 2002; Matsuura,
sekitar 220 ribu jiwa meninggal pada
2001).
tahun 2002 karena penyakit jantung
mengurangi kadar kolesterol total (Taku et
koroner (WHO, 2010). Purnomo (2012)
al., 2007; Clerici et al., 2007). Sama
menyebutkan bahwa penyakit jantung
dengan sifat antihiperlipid pada fenol,
koroner telah menempati posisi pertama
flavonoid, isoflavon dan saponin, vitamin
penyebab kematian di Indonesia. Sebagian
C juga mempunyai efek antiheperlipid
besar penyakit jantung koroner didahului
(Sunga dan Pascual, 2012).
Sekitar
kardiovaskuler
43%
kasus
tiap
oleh aterosklerosis (Freeman, 2008).
kronik.
dapat
menurunkan
darah (Chen dan Li,
Pemberian
isoflavon
dapat
Semua zat diatas seperti isoflavon
Aterosklerosis merupakan proses
inflamasi
terbukti
Hiperkolesterolemia
(Lukitaningsih, 2009; Nurrochmad et al.,
2010),
fenol
(Lukitaningsih,
2009),
akan menyebabkan kerusakan endotel
flavonoid
yang memicu terjadinya respon platelet.
Lukitaningsih, 2009; Damayanti, 2010),
Tingginya kadar kolesterol darah menjadi
saponin (Tarigan, 2008), dan vitamin c
salah satu faktor resiko yang dapat diubah
(Astawan et al., 2008; Lukitaningsih,
pada aterosklerosis (Spagnoli et al., 2007).
Harga obat-obat antihiperlipidemia
mengenai berbagai zat alami yang dapat
menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Fenol terbukti dapat menjadi antioksidan
(Hasanuzzaman
et
al.,
2013)
dan
et
al.,
2008;
2009; Damayanti, 2010) terdapat dalam
umbi Bengkuang (Pachyrrhizus erosus).
seperti statin dan niasin yang cukup mahal
membuat banyak bermunculan penelitian
(Astawan
Penelitian
terbaru
mengenai
Bengkuang lebih dititik beratkan ke
manfaat Bengkuang sebagai perlindungan
kulit
terhadap
antihiperglikemik
sinar
buah
UV
ini.
dan
efek
Namun,
penelitian mengenai pengaruh ekstrak
2
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
total
perlakuan lainnya diberi tambahan sebagai
Sehingga
berikut: K(+) diberi simvastatin 0.18 mg/g
peneliti ingin mengkaji lebih jauh untuk
BB/hari dan diet tinggi lemak, K(-) diberi
mengetahui pengaruh ekstrak bengkoang
aquadest dan diet tinggi lemak, P1 diberi
(Pachyrhizus
kadar
ekstrak Bengkuang 70 mg/200 g BB/hari
kolesterol total darah tikus putih yang
dan diet tinggi lemak, P2 diberi ekstrak
diberi diet tinggi lemak.
Bengkuang 140 mg/200 g BB/hari dan
Bengkuang
belum
terhadap
pernah
kolesterol
dilakukan.
erosus)
terhadap
diet tinggi lemak, P3 diberi ekstrak
SUBJEK DAN METODE
Penelitian
ini
merupakan
penelitian true eksperimental dengan the
post test only with control group.
Studi Pangan dan Gizi PAU Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta. Subjek yang
digunakan adalah tikus putih (Rattus
norvegicus). Teknik pengambilan sampel
dipakai
adalah
diet tinggi lemak.
Variabel bebas pada penelitian ini
adalah perlakuan yang diberikan pada
Penelitian dilaksanakan di Pusat
yang
Bengkuang 210 mg/200 g BB/hari dan
randomized
samplingdengan kriteria inklusi (tikus
putih jantan umur 2 bulan galur Sprague
Dawley dengan berat badan kurang lebih
130-240 gram) dan kriteria eksklusi (tikus
putih yang mengalami deformitas bagian
tubuh).
masing-masing kelompok yang diberi
perlakuan yang berbeda. Kelompok K(N)
adalah kelompok yang hanya diberi
makanan dan minum standar. Kelompok
K(-) adalah kelompok yang diberi diet
tinggi lemak. Kelompok K (+) adalah
kelompok yang diberi diet tinggi lemak
dan obat standar (simvastatin). Kelompok
P1, kelompok P2, dan kelompok P3
adalah kelompok yang diberi diet tinggi
lemak dan diberi ekstrak Bengkuang
dengan dosis berbeda masing-masing P1
Jumlah sampel sebanyak 30 tikus
yang terbagi dalam 6 kelompok, yakni
kelompok Kontrol Normal/K(N), Kontrol
Positif/K(+),
Kontrol
Negatif/K(-),
Perlakuan I/P1, Perlakuan II/P2, dan
Perlakuan
III/P3.
Kemudian
sampel
diadaptasikan selama 7 hari.
Sampel kelompok K(N) diberi diet
70 mg/200 gram BB, P2 140 mg/200 gram
BB, dan P3 210 mg/200 gram BB. Skala
pengukuran variabel ini adalah nominal.
Hal ini dikarenakan adanya kesamaan
perlakuan dalam satu kelompok dan
perbedaan perlakuan dengan kelompok
yang lain. Dalam skala ini belum dapat
dipastikan
kelompok
mana
yang
normal berupa pelet, sedangkan kelompok
3
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
mempunyai derajat lebih tinggi ataupun
darah diambil dari plexus pre-orbitalis.
lebih rendah.
Pengukuran kadar kolesterol total darah
Diet tinggi lemak dibuat dari otak
tikus dilakukan di Pusat Studi Pangan dan
sapi yang dikukus kemudian diblender.
Gizi PAU UGM. Kadar kolesterol total
Pemberian diet ini sebanyak 2 ml/200
darah tikus digunakan sebagai indikator
gram BB tikus. Diet tinggi lemak ini
dalam
diberikan pada tikus menggunakan sonde
Bengkuang (Pachyrizus erosus) terhadap
oral. Pemberian diet tinggi lemak ini
kadar kolesterol darah tikus putih (Rattus
dilakukan pada pukul 07.15. Selain diet
norvegicus). Tikus diberikan diet tinggi
tinggi
kolesterol
lemak,
diet
ditambah
pula
makanan
standar
libitum.
Minuman
yang
dengan
diberikan
memberikan
(pellet)
secara
yang
ad
diberikan
Ekstrak Bengkuang adalah ekstrak
yang didapat dari umbi Bengkuang yang
dihaluskan
hingga
akan
ekstrak
menyebabkan
kenaikan kadar kolesterol darah tikus.
Efek
pemberian
ekstrak
Bengkuang
terhadap kadar kolesterol total tikus akan
Skala pengukuran variabel ini adalah
rasio.
Variabel luar pada penelitian ini
dikupas dan dicuci dengan air. Kemudian
pada
yang
pengaruh
dilihat setelah perlakuan selama 21 hari.
diperoleh dari air PDAM.
dikeringkan
menentukan
suhu
60°C
menjadi
dan
bubuk
terbagi menjadi terkendali dan tidak
terkendali.
Variabel
terkendali
pada
Bengkuang. Bubuk Bengkuang tersebut
penelitian ini, yaitu: pemilihan tikus
diekstrak menggunakan pelarut petroleum
(galur, jenis kelamin, umur, berat badan
eter. Sisa hasil pengekstrakan disaring dan
tikus) dan jenis makanan. Variabel tidak
dipekatkan
dalam
vakum
kemudian
terkendali, yaitu: reaksi hipersensitivitas
dan
diekstrak
dapat
ditambahkan
air
menggunakan
pelarut
etil
asetat
Pengekstraksian Bengkuang dilakukan di
Laboratoirum Biologi Farmasi Universitas
terjadi
kepekaan
karena
tikus
adanya
terhadap
zat
variasi
yang
digunakan.
Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini adalah spektofotometer, alat
Gadjah Mada.
Variabel terikat pada penelitian ini
pembuat ekstrak Bengkuang, timbangan,
akhir
pengaduk, rak tabung reaksi, kandang
didapatkan dari semua kelompok setelah
tikus, sonde lambung, homogenizer , pipet
adalah
kadar
kolesterol
total
masa perlakuan selama 30 hari. Sampel
4
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
mikro hematokrit, tabung mikrosentrifuge,
Tabel 4.1 Kadar Kolesterol Total Tikus
mortal, dan alu.
Setelah Perlakuan
Bahan
yang
digunakan
pada
Kelompok
penelitian ini adalah umbi Bengkuang,
K (N)
K (+)
K (-)
P1
P2
P3
pelarut ekstrak (petroleum eter dan etil
asetat), makanan tikus standar (pellet),
otak sapi, reagen untuk pengukuran kadar
kolesterol total, aquadest, simvastatin, Na
CMC, dan air.
Data yang diperoleh memenuhi
syarat uji statistik parametrik One-Way
Analysis of Variance (ANOVA) yaitu data
terdistribusi
secara
normal
dan
mempunyai varian data sama. Kemudian
dilanjutkan dengan uji statistik One-Way
ANOVA dan uji Post Hoc Multiple
Comparisons. Derajat kemaknaan yang
digunakan adalah p < 0,05 (Dahlan,
2012).
Mean ±SD
108,13 ± 6,768
121,52 ± 5,085
252,62 ± 8,233
159,69 ± 4,811
140,38 ± 6.331
112,09 ± 6,330
Dari tabel di atas, dapat dilihat
bahwa rerata kadar kolesterol total paling
tinggi terdapat pada Kelompok Kontrol
Negatif yakni sebesar 252,62 mg/dl. Hal
ini
menunjukkan
peningkatan
kadar
Setelah
terjadi
kolesterol
jika
dibandingkan dengan Kelompok Kontrol
Normal yang memiliki rerata kolesterol
total terendah yaitu 108,13 mg/dl.
Untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan kadar kolesterol total tikus
antarkelompok
HASIL
dilakukan
bahwa
perlakuan,
data
hasil
penelitian dianalisis dengan uji statistik
penelitian
parametrik, yaitu dengan uji One-way
mengenai pengaruh ekstrak Bengkuang
ANOVA.
Uji
parametrik
terhadap kadar kolesterol total darah tikus
ANOVA mempunyai syarat normalitas
putih yang dikelompokkan menjadi 6
data dan kesamaan varians.
One-way
kelompok yaitu kontrol normal, kontrol
Uji normalitas digunakan untuk
positif, kontrol negatif, perlakuan 1,
mengetahui apakah suatu data terdistribusi
perlakuan 2, dan perlakuan 3 didapatkan
normal.
hasil
setelah
terdistribusi normal apabila mempunyai
perlakuan (post test only) yang disajikan
nilai p > 0,05. Pada penelitian ini
pada Tabel 4.1
menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk
kadar
kolesterol
total
Suatu
data
dapat
dikatakan
karena jumlah sampel kurang dari 50.
5
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
Hasil uji Shapiro-Wilk disajikan dalam
adanya perbedaan bermakna pada minimal
tabel 4.2
dua kelompok data. Pada hasil uji One-
Tabel
4.2
Rangkuman
Hasil
Uji
(Lampiran 8), sehingga dapat disimpulkan
Normalitas (Uji Shapiro-Wilk)
Kelompok
K (N)
K (+)
K (-)
P1
P2
P3
way ANOVA didapatkan nilai p = 0,001
bahwa paling tidak dua kelompok data
Nilai p
0,778
0,690
0,762
0,482
0,324
0,758
yang
memiliki
perbedaan
bermakna.
Untuk mengetahui pasangan kelompok
mana yang terdapat perbedaan yang
bermakna, maka dilakukan uji Post Hoc.
Uji Post Hoc yang dipilih adalah
Dari
normalitas
uji Least Significance Difference (LSD).
didapatkan nilai p > 0,05 pada semua
Nilai p < 0,05 menunjukkan adanya
kelompok sehingga dapat disimpulkan
perbedaan yang signifikan antara dua
bahwa
kelompok
data
hasil
uji
kadar
kolesterol
total
terdistribusi normal.
apakah
varian
data
antarkelompok homogen. Pada penelitian
ini digunakan uji Levene. Data dapat
disebut homogen apabila nilai p > 0,05.
Hasil uji Levene menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0,817 (Lampiran 8)
yang menunjukkan bahwa varian data
antar kelompok homogen.
Dari hasil uji normalitas dan
homogenitas menunjukkan bahwa data
kadar kolesterol total memenuhi syarat
untuk
diuji
menggunakan
One-way
ANOVA.
Uji One-way ANOVA digunakan
untuk
mengetahui
Berikut
adalah
rangkuman hasil uji LSD antar kelompok
Uji homogenitas digunakan untuk
mengetahui
perlakuan.
paling
tidak
dua
kelompok data yang memiliki perbedaan
bermakna. Nilai p < 0,05 menunjukkan
perlakuan:
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji LSD
antar Kelompok Perlakuan
Pasangan
|Beda
Nilai p
kelompok
rerata|
K(N) dan K(+)
13,38
0,003
K(N) dan K(-)
144,49
0,000
K(N) dan P 1
51,56
0,000
K(N) dan P 2
32,25
0,000
K(N) dan P 3
3,95
0,335
K(+) dan K(-)
131,11
0,000
K(+) dan P 1
38,17
0,000
K(+) dan P 2
18,86
0,000
K(+) dan P 3
9,43
0,028
K(-) dan P 1
92,93
0,000
K(-) dan P 2
112,24
0,000
K(-) dan P 3
140,53
0,000
P 1 dan P 2
19,31
0,000
P 1 dan P 3
47,60
0,000
P 2 dan P 3
28,29
0,000
*Berbeda bermakna bila p < 0,05
Hasil uji Post Hoc menunjukan
bahwa hanya ada satu pasangan kelompok
6
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
yang tidak ada perbedaan yang signifikan,
3/P3 diberi pellet ad libitum, diet tinggi
yaitu kelompok kontrol normal dengan
lemak, dan ekstrak Bengkuang dengan
kelompok perlakuan 3 yang mempunyai
dosis 210 mg/200 gram BB.
nilai
p 0,335. Sedangkan, pasangan
kelompok
yang
lainnya
Seluruh
sampel
dilakukan
mempunyai
pemeriksaan kadar kolesterol total darah
perbedaan yang bermakna dengan nilai
setelah masa perlakuan selama 21 hari.
p< 0,05.
Diet tinggi lemak yang diberikan dengan
komposisi dan dosis 2ml/200 gram BB.
PEMBAHASAN
Penelitian ini meneliti tentang
pengaruh
(Pachyrhizus
ekstrak
erosus)
Bengkuang
terhadap
kadar
kolesterol total darah tikus putih (Rattus
norvegicus). menggunakan sampel tikus
putih sebanyak 30 ekor, galur Sprague
Dawley, kelamin jantan, berumur kira-kira
umur 2 bulan dengan berat badan (BB)
Untuk menentukan banyaknya diet tinggi
lemak
pada
masing-masing
tikus
dilakukan penimbangan setiap 1 minggu
sekali. Penimbangan dilakukan 5 kali.
Penimbangan pertama dilakukan sebelum
memasuki masa adaptasi selama 7 hari,
penimbangan kedua dilakukan sebelum
hari pertama perlakuan, penimbangan
ketiga
dilakukan
sebelum
hari
ke-8
kurang lebih 130-240 gram. Sampel tikus
perlakuan,
dibagi secara acak menjadi 6 kelompok
dilakukan sebelum hari ke-15 perlakuan,
perlakuan.
dan penimbangan terakhir
Kelompok
Kontrol
Normal/K(N) hanya diberi pellet ad
libitum. Kelompok Kontrol Positif/K(+)
penimbangan
keempat
dilakukan
sebelum pengambilan sampel darah atau
pada hari ke-22. Berat badan hasil
diberi pellet ad libitum, diet tinggi lemak,
penimbangam kedua digunakan untuk
dan simvastatin 0,18 mg/200 gram BB.
menentukan banyaknya pemberian diet
Kelompok Kontrol Negatif/K(-) diberi
tinggi lemak, simvastatin, dan ekstrak
pellet ad libitum dan diet tinggi lemak.
Kelompok Perlakuan 1/P1 diberi pellet ad
libitum, diet tinggi lemak, dan ekstrak
Bengkuang dengan dosis 70 mg/200 gram
BB. Kelompok Perlakuan 2/P2 diberi
pellet ad libitum, diet tinggi lemak, dan
ekstrak Bengkuang dengan dosis 140
Bengkuang minggu pertama. Begitu pula
begitu
pula
untuk
penimbangan
selanjutnya.
Hasil uji normalitas distribusi
(Shapiro-Wilk)
menunjukkan
nilai
signifikansi (p) dari keenam kelompok
perlakuan lebih besar dari 0,05 yang
mg/200 gram BB. Kelompok Perlakuan
7
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
berarti data kolesterol total terdistribusi
sebanyak 2 ml/200 gram BB. Penelitian
secara normal. Uji homogenitas dengan
sebelumnya yang dilakukan oleh Naim
uji Levene menunjukkan nilai p sebesar
(2010) menunjukkan hasil yang sama.
0,817 (lebih besar dari 0,05) yang berarti
Menurut Iswari (2007) kadar kolesterol
bahwa varian data sama. Dari hasil uji
tikus putih > 200 mg/dl menunjukkan
normalitas dan homogenitas menunjukkan
keadaan hiperkolesterolemia.
bahwa data penelitian ini memenuhi
Peningkatan
kadar
dikarenakan
tingginya
kolesterol
syarat untuk dilakukan uji komparatif
total
One-way ANOVA. Dari hasil uji One-way
kolesterol dan asam lemak jenuh yang
ANOVA didapatkan nilai p = 0,001 yang
terkandung dalam otak sapi. Dalam 100 g
menunjukkan bahwa paling tidak dua
otak sapi mengandung sekitar 2
kelompok data yang memiliki perbedaan
kolesterol dan 2,9 g asam lemak jenuh.
bermakna.Untuk
pasangan
Kolesterol yang ada di dalam tubuh dapat
kelompok mana yang terdapat perbedaan
berasl dari asupan dan juga dari sintesis
yang bermakna, maka dilakukan Uji Post
kolesterol oleh tubuh sendiri. Sehingga
Hoc
dengan
mengetahui
uji
Least
Significance
Difference (LSD).
asupan kolesterol
kadar
g
yang tinggi dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam
Uji LSD menunjukkan bahwa
darah (Naim, 2010)
kelompok K(N) memiliki perbedaan rerata
Hasil
penelitian
ini
juga
kadar kolesterol total terhadap kelompok
menunjukkan adanya perbedaan rerata
K (-) yang signifikan dengan p = 0,001.
kadar kolesterol total yang signifikan
Peningkatan kadar kolesterol total yang
antara kelompok K (-) dengan kelompok
disebabkan oleh diet tinggi lemak dapat
K (+), kelompok P1, kelompok P2, dan
dilihat pada nilai rerata kadar kolesterol
kelompok P3. Rerata kadar kolesterol total
total kelompok K (-) 252,62 mg/dl yang
pada kelompok K (-), kelompok K (+),
mempunyai
mg/dl
kelompok
P1,
kelompok
dibanding kelompok K (N) yang hanya
kelompok
P3
berturut-turut
108,13 mg/dl. Hal ini menunjukan bahwa
252,62 mg/dl, 121,52 mg/dl, 159,69
induksi diet tinggi lemak yang diberikan
mg/dl, 140,38 mg/dl, 112,09 mg/dl. Hal
cukup berhasil. Diet tinggi lemak yang
ini
digunakan adalah otak sapi yang telah
simvastatin pada kelompok K (+) dan
dikukus kemudian diblender dan diberikan
pemberian
selisih
144,49
menunjukkan
ekstrak
bahwa
P2,
dan
sebesar
pemberian
Bengkuang
pada
8
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
dan
Perbedaan kadar kolesterol total
kelompok P3 mampu menurunkan kadar
yang bermakna juga terdapat antara
kolesterol total darah secara bermakna
kelompok K (-) dengan kelompok P1,
pada tikus putih yang diberi diet tinggi
kelompok P2, dan kelompok P3, dengan
lemak.
nilai p = 0,001 (Lampiran 8). Perbedaan
kelompok
P1,
kelompok
P2,
Uji LSD antara kelompok K (+)
bermakna
ini
menunjukkan
bahwa
dengan K (N) menunjukkan terdapat
pemberian ekstrak Bengkuang tersebut
perbedaan yang signifikan dengan nilai p
dapat menurunkan kolesterol total pada
= 0,003. Walaupun kedua kelompok ini
tikus. Hasil ini sesuai dengan beberapa
memiliki beda rerata sebesar 13,38 mg/dl
penelitian terdahulu mengenai berbagai
bukan berarti bahwa simvastatin tidak
zat yang juga dimiliki ekstrak Bengkuang
memiliki
terhadap kadar kolesterol total.
efek
antihiperkolesterolemia.
Isoflavon, fenol, flavonoid, dan
Hal ini dikarenakan kriteria tikus putih
dapat dinyatakan tidak hiperkolesterol
saponin
apabila mempunyai kadar kolesterol total
terkandung dalam Bengkuang. Ekstrak
darah > 200 mg/dl (Iswari, 2007).
Bengkuang yang digunakan melalui dua
Simvastatin adalah obat
tahap
yang dapat
adalah
ekstraksi
berbagai
yaitu
zat
yang
menggunakan
menurunkan kolesterol darah golongan
petroleum eter yang kemudian dilanjutkan
penghambat HMG-CoA Reductase. Obat
dengan
ini merupakan hipolipidemik yang paling
penelitian Lukitaningsih (2009), tiap gram
efektif dan aman. Cara kerjanya adalah
ekstrak Bengkuang yang diekstrak dengan
dengan menghambat enzim HMG-CoA
petroleum
Reductase sehingga sintesis kolesterol
dilanjutkan dengan methanol dan eti asetat
dalam
yang
mengandung 140,76 mg fenol, 16,22
dianjurkan adalah 5-80 mg/hari. Pedoman
flavonoid dan berbagai zat lainnya seperti
terapi simvastatin menyebutkan kadar
saponin,
kolesterol total yang ingin dicapai adalah
stigmasterol, β-sitosterol, dan berbagai zat
< 200 mg/dl (Suyatna, 2009). Pada
lain. Pada penelitian ini, diharapkan
penelitian ini digunakan simvastatin dosis
kandungan
awal yaitu 10 mg/hari yang kemudian
mendekati kandungan ekstrak Bengkuang
dikonversikan ke tikus (Kasim et al.,
pada penelitian sebelumnnya
hati
terhambat.
Dosis
etil
asesat.
eter,
isoflavon
ekstrak
Menurut
yang
jenis
hasil
kemudian
daidzein,
Bengkuang
dapat
2009).
9
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
Secara umum, hasil penelitian ini
konsisten
dengan
penelitian
yang
mengandung
Kumarappan (2007). Meskipun
dan
saponin
(Santoscoy et al., 2013).
Perbedaan
dilakukan oleh Khalili (2009), Lee (2013),
dan
flavonoid
Bengkuang
dosis
yang
ekstrak
diberikan
antara
menggunakan herbal yang berbeda, akan
kelompok P1, P2, dan P3 menunjukkan
tetapi kandungan bioaktif yang diduga
hasil yang signifikan secara statistik
dapat menurunkan kadar kolesterol total
(Lampiran 8). Dengan kata lain, kelompok
memiliki
yang
P3 yang diberi ekstrak Bengkuang dosis
menggunakan ekstrak Buah Naga yang
210 mg/200 g BB lebih efektif dalam
dilakukan oleh Khalili (2009) menyatakan
menurunkan kadar kolesterol darah tikus
bahan ekstrak Buah Naga (Hylocereus sp.)
putih dibanding dengan kelompok P2
yang
dapat
yang diberi ekstrak Bengkuang dosis 140
menurunkan kadar kolesterol tikus putih
mg/200 g BB, sedangkan kelompok P2
model
tersebut lebih efektif dalam menurunkan
kesamaan.
Penelitian
mengandung
fenol
hiperkolesterolemia
secara
signifikan (p < 0,05). Ekstrak fenol yang
kadar
diambil dari Gingseng Putih (Panax
dibanding dengan kelompok P1 yang
gingseng) menunjukkan efek positif untuk
diberi
hiperkolesterolemia
mg/200 g BB. Hasil ini mengindikasikan
dan
mengurangi
kolesterol
ekstrak
darah
tikus
Bengkuang
stress
2013).
Bengkuang yang diberikan, semakin besar
(2007)
pula penurunan kadar kolesterol total
Penelitian
et
al.,
Kumarappan
darah
Black Creeper (Ichnocarpus frutescens)
relationship).
dapat menurunkan kadar kolesterol darah
ekstrak
tikus
diasumsikan semakin banyak kandungan
dan
aterosklerosis
mengurangi
yang
komplikasi
diabetes.
dilakukan
oleh
mengenai
ekstrak
proses
diakibatkan
Penelitian
yang
zat
putih
ekstrak
menunjukkan bahwa ekstrak fenol dari
putih
tikus
dosis
70
bahwa
(Lee
besar
dosis
proses aterosklerosis yang dipicu oleh
oksidatif
semakin
putih
Semakin
Bengkuang
aktifnya
(dose-response
tinggi
yang
sehingga
dosis
diberikan,
kemampuan
menurunkan kadar kolesterol total darah
tikus putih semakin besar.
Santoscoy
(2013)
Kedelai
Hitam
Berdasarkan uji LSD, didapatkan
(Phaseolus vulgaris) dapat menurunkan
satu pasangan kelompok yang tidak
kadar kolesterol total. Kandungan bioaktif
signifikan, yaitu antara kelompok K (N)
yang terdapat dalam ekstrak tersebut
dengan kelompok P3 yang mempunyai
10
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
nilai p 0,335. Hal ini menunjukkan bahwa
dan kritik demi kesempurnaan naskah
kadar kolesterol total darah tikus putih
publikasi ini.
kelompok P3 mendekati kadar kolesterol
total darah tikus putih kelompok K (N).
SIMPULAN
Pemberian ekstrak
(Pachyrhizus
erosus)
Bengkuang
berpengaruh
menurunkan kadar kolesterol total darah
tikus putih dengan p = 0,001.
SARAN
1. Penelitian ini masih bersifat awal,
DAFTAR PUSTAKA
Astawan M, Kasih AL. 2008. Khasiat
Warna-Warni Makanan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Clerici C, Setchell KDR, Battezzati PM,
Pirro M, Giuliano V, Asciutti S,
Castellani D, et al. (2007). Pasta
naturally enriched with isoflavone
aglicons from soy germ reduces
serum lipids and improves markers
of cardiovascular risk. J. Nutr ., 137:
2270-2278.
sehingga perlu dilakukan penelitian
labih lanjut mengenai dosis yang dapat
digunakan untuk mendapatkan efek
yang optimal.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai
kandungan
ekstrak
Bengkuang (Pachyrhizus erosus) yang
akan diteliti pengaruhnya terhadap
kadar kolesterol total sehingga dapat
mencapai
kadar
senyawa-senyawa
berpotensi secara tepat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Selesainya
penyusunan
naskah
publikasi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, perkenankan
penulis mengucapkan terima kasih kepada
Widardo, Drs., M.Sc., selaku Penguji
Utama dan Indriyati, Dra., selaku Penguji
Pendamping, yang telah memberi saran
Dahlan MS (2012). Statistik untuk
kedokteran
dan
kesehatan:
Deskriptif, bivariat, dan multifariat,
dilengkapi
aplikasi
dengan
menggunakan SPSS. Edisi ke 5
cetakan ke 2. Jakarta: Salemba
Medika.
Damayanti K (2010). Pembuatan tepung
bengkuang
dengan
kajian
konsentrasi natrium metabisulfit
(Na 2S2O5) dan lama perendaman.
Surabaya, Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jawa Timur.
Skripsi.
Francis G, Kerem Z, Makkar HPS, Becker
K (2002). The biological action of
saponins in animal systems: a
review. British Journal of Nutrition,
88: 587–605.
Freeman MW, Junge (2008). Kolesterol
rendah Jantung Sehat. Jakarta: PT
Buana Ilmu Populer, pp:1-3, 15-24.
Hasanuzzaman, Ali R, Hossain M, Kuri S,
Islam MS (2013). Evaluation of
total phenolic content, free radical
scavenging
activity
and
11
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
phytochemical screening of different
extracts of Averrhoa bilimbi (fruits).
International
Current
Pharmaceutical Journal , 2(4): 9296.
Iswari RS (2009). Perbaikan fraksi lipid
serum tikus putih hiperkolesterolemi
setelah pemberian jus dari berbagai
olahan tomat. Biosaintifika , 1 (1): 1.
Kasim F, Trisna Y, Kosasih (2009). ISO
Indonesia . Yogyakarta: Berlico
Mulia Farma, p: 310.
Khalili MA, Norhayati R, Rokiah AH,
Asmah MY, Siti R,Muskinah M,
Abdul
Manaf
A
(2009).
Hypocholesterolemic effect of red
pitaya
(Hylocereus
sp.)
on
hypercholesterolemia induced rats.
International
Food
Research
Journal, 16(2009): 431-440.
Kumarappan CT, Rao TG, Mandal SC
(2007). Polyphenolic extract of
Ichnocarpus frutescens modifies
hyperlipidemia status in diabetic
rats. Journal of cell and Molecular
Biology, 6(2): 175-187.
Lee LS, Cho CW, Hong HD, Lee YC,
Choi UK, Kim YC (2013).
Hypolipidemic and antioxidant
properties of phenolic compoundrich extracts from white ginseng
(Panax ginseng ) in cholesterol-fed
rabbits. Molecules, 2013 (18):
12548-12560.
Lukitaningsih E (2009). The exploration
of whitening and sunscreening
compounds
in
bengkoang
roots(Pachyrhizus
erosus).
Würzburg, Würzburg University.
Dissertation.
Naim HY (2011). Pengaruh pemberian
yoghurt kedelai hitam (black
soyghurt) terhadap profil lipid
serum tikus hiperkolesterolemia .
Semarang, Universitas Diponegoro.
Skripsi.
Nurrochmad A, Leviana F, Wulancarsari
CG, Lukitaningsih E (2010).
Phytoestrogens of Pachyrhizus
erosus prevent bone loss in an
ovariectomized rat model of
osteoporosis. International Journal
of Phytomedicine, 2: 363-372.
Purnomo (2012). Jantung koroner
penyebab
pertama
kematian .
http://www.suaramerdeka.com/v1/in
dex.php/read/sehat/2012/12/16/890/
Jantung-Koroner-PenyebabPertama-Kematian
diakses
Februari 2013.
Santoscoy RAC, Uribe JAG, Saldivar
SOS (2013). Effect of flavonoids
and saponins extracted from black
bean (Phaseolus vulgaris L.) seed
coats
as
cholesterol
micelle
disruptors. Plant Foods for Human
Nutrition, 2013: 1-8.
Spagnoli LG, Bonanno E, Sangiorgi G,
Mauriello A (2007). Role of
inflammation in atherosclerosis. The
Journal of Nuclear Medicine, 48
(11): 1800-1815.
Sundell CL, Somers PK, Meng CQ,
Hoong LK, Suen KL, Hill RR,
Landers LK et al (2003). AGI-1067:
A
multifunctional
phenolic
antioxidant, lipid modulator, antiinflammatory
and
antiatherosclerotic
agent.
The
Journal of Pharmacology and
Experimental Therapeutics, 305 (3).
12
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)
Sunga MNS, Pascual A (2012). Effect of
ascorbic acid on dyslipidemia (a
study among Philippine heart center
employees). Phil Heart Center J, 16
(2): 7-11.
Suyatna FD (2009). Hipolipidemik.
Dalam Gunawan SG et al.
Farmakologi dan Terapi. Jakarta:
Balai penerbit FKUI, pp: 370-384.
Taku K, Umegaki K, Sato Y, Taki Y,
Endoh K, Watanabe S (2007). Soy
isoflavones lower serum total and
LDL cholesterol in humans: A metaanalysis
of
11
randomized
controlled trials. Am J Clin Nutr 85:
1148-1156.
Tarigan JB, Zuhra CF, Sitohang H (2008).
Skrining fitokimia tumbuhan yang
digunakan oleh pedagang jamu
gendong untuk merawat kulit di
kecamatan medan baru. Jurnal
Biologi Sumatera , 3 (1): 1 – 6.
WHO
(2010).
Global
atlas
on
cardiovascular disease prevention
and
control.
http://www.who.int/cardiovascular_
diseases/en/ - diakses Februari 2013.
13