Studi Literatur Prosedur Pelaksanaan dan Perhitungan Biaya Untuk Pekerjaan Floor Hardener.
STUDI LITERATUR PROSEDUR PELAKSANAAN
DAN PERHITUNGAN BIAYA UNTUK PEKERJAAN
FLOOR HARDENER
Yohanes TanamaNRP : 0121042
Pembimbing : Ir. V. Hartanto., MSC
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
ABSTRAK
Pekerjaan Floor Hardener merupakan bagian dari pekerjaan lantai pada proyek konstruksi. Floor Hardener ini berfungsi untuk mengeraskan permukaan lantai beton, oleh sebab itu Floor Hardener akan sangat tepat bila dipasang pada struktur permukaan suatu lantai beton yang memang memerlukan kekuatan yang lebih. Sesuai dengan fungsinya Floor Hardener telah banyak dipasang pada lantai gedung–gedung, lantai area parkir (basement), lantai pabrik, lantai bengkel, lantai
supermarket bahkan dapat juga dipasang untuk perbaikan jalan raya yang menggunakan perkerasan kaku atau beton.
Pada suatu proyek konstruksi selain kekuatan dan keindahan, biaya merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan. Begitu pula dengan pekerjaan Floor Hardener ini, akan menjadi tidak efektif jika proses pemasangannya yang salah dan dipasang pada struktur lantai yang tidak memerlukan kekuatan yang besar.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tentang prosedur pelaksanaan
Floor Hardener, perhitungan biaya dan pengaruh Floor Hardener pada kekuatan beton, sehingga dapat diketahui pemakaian Floor Hardener yang efektif dan efisien.
Untuk mendukung penelitian ini, juga diteliti pengaruh Floor Hardener
pada struktur beton. Penelitiannya dengan studi perbandingan beton normal (tanpa
Floor Hardener) dan beton yang telah dilengkapi dengan Floor Hardener.
Perbandingan yang dilakukan adalah pengujian keausan (abrasion), pengujian kuat tekan (Strength), dan perhitungan anggaran biaya.
Floor Hardener dapat memberikan tambahan kekuatan pada struktur lantai beton, dengan penurunan keausan sampai 0,05 mm/menit (40%) dari beton normal dan menambah kuat tekannya antara 25- 40 kg/cm2 (10%) dari kuat tekan beton normal. Dari analisis student’s data hasil penelitian, telah didapat bahwa
Floor Hardener mampu menambah kekuatan struktur suatu lantai beton baik keausan dan kuat tekannya dengan penambahan kekuatan yang signifikan. Namun biaya yang diperlukan Floor Hardener cukup tinggi, mencapai 95% lebih tinggi dari biaya untuk beton normal.
(2)
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR………. i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR………..… ii
ABSTRAK……….... iii
PRAKATA……….... iv
DAFTAR ISI………. vi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN……….…ix
DAFTAR GAMBAR ………...………. x
DAFTAR TABEL ………...……… xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian…………..……….. 2
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan………....……… 2
1.4 Sistematika Penulisan………... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Floor Hardener………….…...………... 4
2.2 Karakter dan Kegunaan Floor Hardener…...………...……..………...5
2.2.1 Spesifikasi Floor Hardener ………..5
2.2.2 Kegunaan Floor Hardener………....6
2.3 Prosedur Pelaksanaan Floor Hardener………...….9
2.3.1 Persiapan Pekerjaan……….….9
2.3.2 Aplikasi Floor Hardener………....…….10
(3)
2.3.3 Perlindungan Floor Hardener………...…...11
2.4 Pengaruh Floor Hardener terhadap kekuatan lantai beton.……..…...11
2.5 Ketahanan Aus………...13
2.5.1 Pembuatan benda-benda uji………...14
2.5.2 Pengujian Ketahanan aus………....15
2.5.3 Perhitungan Keausan………..16
2.6 Kuat Tekan Beton ……….………..17
2.6.1 Perencanaan Mutu Beton………...…………....17
2.6.2 Pembuatan Benda Uji..………..17
2.7 Analisa Statistik Uji t……….………...19
BAB 3 STUDI KASUS 3.1 Diagram Alir Penelitian………...21
3.2 Diagram Alir Pengujian………...23
3.3 Perencanaan Benda Uji………... 24
3.4 Data Pengujian Keausan………...……….. 26
3.5 Data Pengujian Kuat Tekan……….…30
3.6 Rencana Anggaran Biaya………....32
BAB 4 ANALISIS MASALAH 4.1 Prosedur pelaksanaan Floor Hardener....……..………...…....34
4.2 Analisis Keausan dan Kuat Tekan beton……..………...…....35
4.2.1 Perhitungan Perbandingan Keausan………….……….……....36
4.2.2 Analisis Hasil Pengujian Keausan……….……….….…..41
4.2.3 Perhitungan Kuat Tekan …………..……….…...43
4.2.4 Analisis Hasil Pengujian Kuat Tekan………..………...45
(4)
4.3 Perbandingan Anggaran ………..…....46
4.3.1 Perhitungan Anggaran Biaya Lantai Beton Normal dan Lantai Beton dengan Floor Hardener ………...46
4.3.2 Analisis Hasil Perhitungan Anggaran Biaya ….……...……...48
4.4 Analisis Statistik Uji t..………...………...49
4.4.1 Keausan………...…49
4.4.2 Kuat Tekan……….………...…...50
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….…....52
5.2 Saran………..…...53
DAFTAR PUSTAKA………...54
LAMPIRAN………...55
(5)
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
α = Alpha,
A = Selisih berat benda uji sebelum dan sesudah di uji aus
H = Hipotesis
h = Ketebalan lantai beton I = Luas permukaan bidang aus m2 = Meter persegi
n = Jumlah sampel
P = Berat Beban
S = Standard Error
W = Lamanya pengausan
BJ = Berat jenis rata-rata lapisan permukaan cm2 = Centimeter persegi
df = derajat kebebasan FH = Floor Hardener
gr = Gram
kg = Kilogram
mm = milimeter
Vol = Volume
(6)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Penggunaan Floor Hardener pada lantai gudang……….……..7
Gambar 2.2 Penggunaan Floor Hardener pada lantai basement.…….………….7
Gambar 2.3 Penggunaan Floor Hardener pada lantai bengkel……….… 8
Gambar 2.4 Penggunaan Floor Hardener untuk perbaikan jalan raya…...……8
Gambar 2.5 Beton sebelum dilengkapi Floor Hardener……….….... 14
Gambar 2.6 Beton dengan Floor Hardener dan beton biasa………... 14
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian……….….……....22
Gambar 3.2 Diagram alir pengujian……….….……....23
Gambar 3.3 Benda Uji Keausan……….……...……....26
Gambar 3.4 Pengujian Keausan……….………...…....27
Gambar 3.5 Pengukuran berat benda uji……….……..……....27
Gambar 3.7 Pengujian Kuat tekan……….………...…....30
Gambar 4.1 Diagram alir pemasangan Floor Hardener...………....36
Gambar 4.2 Grafik Keausan permukaan beton……….………....41
Gambar 4.3 Grafik Kuat tekan beton K-225……….………....44
Gambar 4.4 Grafik Kuat tekan beton K-300……….………....44
(7)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Spesifikasi Floor Hardener Produk LEMKRA (CR-107)..…....…...6
Tabel 3.1 Formulir Perencanaan Campuran Beton K-225………...…...…24
Tabel 3.2 Formulir Hasil Rancangan Beton K-225...…………...…………....25
Tabel 3.3 Formulir Perencanaan Campuran Beton K-300………...……25
Tabel 3.4 Formulir Hasil Rancangan Beton K-300...…………...………26
Tabel 3.5 Data Keausan Beton Umur 14 hari………..…...……….28
Tabel 3.6 Data Keausan Beton Umur 28 hari ………..…..………….29
Tabel 3.7 Data pengujian Kuat tekan beton.………..……….31
Tabel 3.8 Data Anggaran Biaya Beton K-225………...……….33
Tabel 3.9 Data Anggaran Biaya Beton K-300………...……...33
Tabel 3.10 Data Anggaran Biaya Floor Hardener (CR-107).………..….34
Tabel 4.1 Perhitungan Berat Jenis Benda Uji Pada Umur 14 hari...37
Tabel 4.2 Perhitungan Berat Jenis Benda Uji Pada Umur 28 hari……...38
Tabel 4.3 Perhitungan Keausan Benda Uji pada umur 14 hari…………...….39
Tabel 4.4 Perhitungan Keausan Benda Uji pada umur 28 hari…………...….40
Tabel 4.5 Perbandingan Persentase Keausan pada umur 14 hari...…………...42
Tabel 4.6 Perbandingan Persentase Keausan pada umur 28 hari...…………...42
Tabel 4.7 Perhitungan Kuat Tekan Beton…………...43
Tabel 4.8 Perbandingan Persentase Kuat tekan pada umur 14 hari…………....45
Tabel 4.9 Perbandingan Persentase Kuat tekan pada umur 28 hari…………....46
Tabel 4.10 Perhitungan Biaya Pekerjaan Lantai...……..……..48
(8)
(9)
Lampiran 1.
Contoh Perhitungan Berat jenis benda uji keausan
Berat benda diudara = 78,70 grBerat benda dalam air = 41,50 gr
Volume benda = Berat benda diudara −Berat benda dalam air
= 78,70gr − 41,50gr
= 37,20 gr
Berat Jenis benda =
Volume diudara Berat
= 3
20 , 37
70 , 78
cm gr
= 2,12 gr/cm3
Lampiran 2.
Contoh Perhitungan keausan benda uji
Aus (A) = 3,8 gr
Berat Jenis (BJ) = 2,12gr/cm3
Luas permukaan (I) = 5 x 5 = 25 cm2 Lama pengausan (W) = 5 menit
Ketahanan aus = mm menit W
I BJ
x A
/ 10
× × =
5 25 12 , 2
10 8 , 3
x x
x
(10)
Lampiran 3.
Analisis Statistik uji t untuk Keausan Beton K-225
Beton K – 225 Beton K-225 + Floor Hardener
A
X XA XA −XA
(
)
2
A
A X
X −
0,06 0.1 -0,04 0,0016
0,09 0.1 -0,01 0,0001
0,1 0.1 0 0
0,1 0.1 0 0
0,12 0.1 0,02 0,0004
0,13 0.1 0,03 0,0009
=
∑ 0,6 ∑=0 ∑=0,003
B
X XB XB −XB
(
XB −XB)
20,06 0,065 -0,005 0,000025
0,06 0,065 -0,005 0,000025
0,06 0,065 -0,005 0,000025
0,06 0,065 -0,005 0,000025
0,07 0,065 0,005 0,000025
0,08 0,065 0,015 0,000225
=
∑ 0,39 ∑=0 ∑=0,00035
1 , 0 6 6 , 0 6 = = ∑ = = n X X n A
A 0,065
6 39 , 0 6 = = ∑ = = n X X n B B
• Penyusunan hipotesis matematis: 0
:
0 A − B =
H µ µ , perbedaan angka keausan permukaan beton K-225 normal dengan permukaan beton K-225 dengan Floor Hardener tidak signifikan.
0 :
1 A− B ≠
H µ µ , perbedaan angka keausan permukaan beton K-225 normal dengan permukaan beton K-225 dengan Floor Hardener signifikan.
• Standard error dan nilai t sebagai berikut 2
) (
)
( 2 2
2
− ++Σ − − Σ = B A B B A A n n X X X X p S 4 2 10 35 , 3 2 6 6 00035 , 0 003 , 0 − ⋅ = − ++ = p S B p A p B X A X n S n S S 2 2 + = −
(11)
01056 , 0 6 10 35 , 3 6 10 35 ,
3 4 4
=
⋅ + ⋅
= − −
−XB A X S
(
)
(
)
B X A X B A B A S X X t − − − −= µ µ
(
) ( )
314 , 3 01056 , 0 0 065 . 0 1 . 0 = − − = tDari tabel distribusi t pada lampiran 7, didapat:
228 , 2 10 2 6 6 2 05 , 0 = ⎪⎭ ⎪ ⎬ ⎫ = − + = − + = = tabel B
A n t
n df
α
, dengan daerah penerimaan 2 arah.
Ini berarti daerah penerimaan adalah H0 diantara -2,228 dan +2,228.
; angka keausan permukaan beton K-225 normal dengan permukaan beton K-225 dengan Floor Hardener mengalami perbedaan yang signifikan.
diterima H dan ditolak H t
(12)
Lampiran 4.
Analisis Statistik uji t untuk Keausan Beton K-300
Beton K – 300 Beton K-300 + Floor Hardener
B
X XB XB −XB
(
XB −XB)
2 0,04 0,0517 -0,0117 0,000137 0,04 0,0517 -0,0117 0,000137 0,05 0,0517 -0.0017 0,00000289 0,06 0,0517 0.0083 0.000069 0,06 0,0517 0.0083 0.000069 0,06 0,0517 0.0083 0.000069=
∑ 0,39 ∑=0 ∑=0.00048
A
X XA XA −XA
(
XA −XA)
2 0,07 0,0883 -0,018333 0,0003361 0,07 0,0883 -0,018333 0,0003361 0,09 0,0883 0,001667 2,7789E-06 0,09 0,0883 0,001667 2,7789E-06 0,1 0,0883 0,011667 0,00013612 0,11 0,0883 0,021667 0,00081387= ∑
0,53 ∑=0 ∑=0,003
0883 , 0 6 53 , 0 6 = = ∑ = = n X X n A A 0517 , 0 6 31 , 0 6 = = ∑ = = n X X n B B
•Penyusunan hipotesis matematis: 0
:
0 A − B =
H µ µ , perbedaan angka keausan permukaan beton K-225 normal dengan permukaan beton K-225 dengan Floor Hardener tidak signifikan.
0 :
1 A− B ≠
H µ µ , perbedaan angka keausan permukaan beton K-225 normal dengan permukaan beton K-225 dengan Floor Hardener signifikan.
• Standard error dan nilai t sebagai berikut 2
) (
)
( 2 2
2
− ++Σ − − Σ = B A B B A A n n X X X X p S 4 2 10 48 , 3 2 6 6 00048 . 0 003 . 0 − ⋅ = − ++ = p S B p A p B X A X n S n S S 2 2 + = −
(13)
01077 , 0 6 10 48 , 3 6 10 48 ,
3 4 4
=
⋅ + ⋅
= − −
−XB A X S
(
)
(
)
B X A X B A B A S X X t − − − −= µ µ
(
) ( )
398 . 3 01077 , 0 0 0517 . 0 0883 . 0 = − − = tDari tabel distribusi t pada lampiran 7, didapat:
228 , 2 10 2 6 6 2 05 , 0 = ⎪⎭ ⎪ ⎬ ⎫ = − + = − + = = tabel B
A n t
n df
α
, dengan daerah penerimaan 2 arah.
Ini berarti daerah penerimaan adalah H0 diantara -2,228 dan +2,228.
diterima H dan ditolak H t
t 〉 tabel → 0 1 ; angka keausan permukaan beton
K-300 normal dengan permukaan beton K-300 dengan Floor Hardener mengalami perbedaan yang signifikan.
(14)
Lampiran 5.
Analisis Statistik uji t untuk Kuat tekan Beton K-225
Beton K –225 Beton K-225 + Floor Hardener
A
X XA XA −XA
(
XA −XA)
2 324 328,7 -4,67 21,8089330 328,7 1,33 1 ,7689
332 328,7 3,34 11,1556
= ∑
986 ∑=0 ∑=34,7334
B
X XB XB −XB
(
)
2
B
B X
X −
368 370 -2 4
370 370 0 0
372 370 2 4
= ∑
1110 ∑=0 ∑=8
66667 , 328 3 986 3 = = ∑ = = n X X n A A 370 3 1110 3 = = ∑ = = n X X n B B
•Penyusunan hipotesis matematis: 0
:
0 A − B =
H µ µ , artinya perbedaan angka kuat tekan beton K-225 normal dengan kuat tekan beton K-225 dengan Floor Hardener signifikan.
0 :
1 A− B ≠
H µ µ ,. artinya perbedaan angka kuat tekan beton K-225 normal dengan kuat tekan beton K-225 dengan Floor Hardener tidak signifikan.
• Standard error dan nilai t sebagai berikut 2
) (
)
( 2 2
2
− ++Σ − − Σ = B A B B A A n n X X X X p S 68335 , 10 2 3 3 8 7334 , 34 2 = − + + = p S B p A p B X A X n S n S S 2 2 + = − 668 , 2 3 68335 , 10 3 68335 , 10 = + =
−XB A X
(15)
(
)
(
)
B X A X
B A B A
S X X t
−
− − −
= µ µ
(
) ( )
491 , 15
667 , 2
0 370 67 , 328
− =
− − =
t
Dari tabel distribusi t pada lampiran 7, didapat:
776 , 2 4
2 3 3
2 05
, 0
= ⎪⎭ ⎪ ⎬ ⎫ = − + =
− + = =
tabel B
A n t
n df
α
, dengan daerah penerimaan 2 arah.
Ini berarti daerah penerimaan adalah H0 diantara -2,776 dan +2,776.
diterima H
dan ditolak H
t
t < − tabel → 0 1 ; angka kuat tekan beton K-225
normal dengan kuat tekan beton K-225 dengan Floor Hardener mengalami perbedaan yang signifikan.
(16)
Lampiran 6.
Analisis Statistik uji t untuk Kuat tekan Beton K300
Beton K-300 Beton K-300 + Floor Hardener
B
X XB XB −XB
(
)
2
B
B X
X −
402 406 -4 16
406 406 0 0
410 406 4 16
= ∑
1218 ∑=0 ∑=32
A
X XA XA −XA
(
XA −XA)
2 374 377,33 -3,333 11,11089378 377,33 0,667 0,444489
380 377,33 2,667 7,111289
= ∑
1132 ∑=0
= ∑ 18,66667 33 , 377 3 1132 3 = = ∑ = = n X X n A A 406 3 1218 3 = = ∑ = = n X X n B B
•Penyusunan hipotesis matematis: 0
:
0 A − B =
H µ µ , artinya perbedaan angka kuat tekan beton K-300 normal dengan kuat tekan beton K-300 dengan Floor Hardener signifikan.
0 :
1 A− B ≠
H µ µ ,. artinya perbedaan angka kuat tekan beton K-300 normal dengan kuat tekan beton K-300 dengan Floor Hardener tidak signifikan.
• Standard error dan nilai t sebagai berikut: 2
) (
)
( 2 2
2
− ++Σ − − Σ = B A B B A A n n X X X X p S 6675 , 12 2 3 3 32 67 , 18 2 = − + + = p S B p A p B X A X n S n S S 2 2 + = −
(17)
906 , 2 3 6675 , 12 3 6675 , 12 = + =
−XB A X S
(
)
(
)
B X A X B A B A S X X t − − − −= µ µ
(
) ( )
866 , 9 906 , 2 0 406 33 , 377 − = − − = tDari tabel distribusi t pada lampiran 7, didapat:
776 , 2 4 2 3 3 2 05 , 0 = ⎪⎭ ⎪ ⎬ ⎫ = − + = − + = = tabel B
A n t
n df
α
, dengan daerah penerimaan 2 arah.
Ini berarti daerah penerimaan adalah H0 diantara -2,776 dan +2,776.
diterima H dan ditolak H t
t < − tabel → 0 1 ; angka kuat tekan beton K-300
normal dengan kuat tekan beton K-300 dengan Floor Hardener mengalami perbedaan yang signifikan.
(18)
(19)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada pelaksanaan suatu proyek konstruksi, selalu di lakukan pekerjaan pengecoran beton untuk pelat lantai. Kualitas kekuatan beton yang dihasilkanpun beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan penggunaan lantai suatu proyek konstruksi.
(20)
2 Dengan didukung perkembangan kemajuan teknologi, maka muncullah beberapa produk–produk yang dipakai untuk menambah kekuatan beton pada pengecoran pelat lantai. Produk-produk tersebut berupa zat kimia yang di tambahkan ke dalam beton, seperti: Water Proofing, Grouting, Floor Hardener dan sebagainya.
Setiap produk–produk tersebut mempunyai karakteristik, prosedur pelaksanaan dan kegunaan yang berbeda-beda. Seperti halnya pada Floor Hardener yang merupakan salah satu produk yang dihasilkan untuk mengeraskan
pelat lantai, seperti pada lantai basement, lantai gudang dan lantai pabrik, karena pada pelat lantai tersebut membutuhkan kekuatan dan ketahanan yang lebih dibandingkan dengan lantai biasa. Disamping itu tak jarang lantai-lantai gudang ataupun pabrik yang permukaannya mengalami kerusakan karena tanpa di lengkapi denhan Floor Hardener, sehingga terkadang biaya perawatannya akan menjadi lebih mahal.
1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pelaksanaan penggunaan Floor Hardener dan meneliti pengaruh Floor Hardener pada kekuatan (kuat tekan dan keausan) dan biaya pada suatu campuran beton.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan dalam tugas akhir ini dibatasi pada hal– hal sebagai berikut :
(21)
3 1. Proyek konstruksi yang memerlukan pemakaian Floor Hardener. 2. Prosedur pelaksanaan penggunaan Floor Hardener.
3. Penelitian kekuatan dan biaya Floor Hardener sesuai dengan Hand Book LEMKRA.
4. Mutu beton yang dipakai adalah K-225 dan K-300
1.4 Sistematika Penulisan
Agar penulisan Tugas Akhir menjadi lebih sistematis dan terarah, maka penulisan akan dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari :
Bab 1 Pendahuluan, akan membahas hal - hal yang berhubungan dengan isi Tugas Akhir ini. Meskipun diuraikan secara singkat, diharapkan dengan membaca bab ini pembaca dapat mengerti latar belakang permasalahan, maksud dan tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan dari Tugas akhir ini.
Bab 2 Tinjauan Pustaka, akan membahas mengenai teori – teori yang berhubungan dengan prosedur pelaksanaan pekerjaan Floor Hardener. Bab 3 Data Penelitian, berisikan tentang data hasil uji laboratorium, dan data
anggaran biaya.
Bab 4 Analisis Masalah, berisikan analisis masalah dan pembahasannya berdasarkan data proyek yang ditinjau.
Bab 5 Kesimpulan dan Saran, merupakan bab terakhir dari Tugas Akhir ini yang isinya mengenai kesimpulan dan saran dari hasil analisis.
(22)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan :
¾ Floor Hardener merupakan bahan yang ditambahkan pada saat setelah pengecoran lantai beton, yang berguna untuk menambah kekuatan pada permukaan lantai beton.
(23)
53
¾ Setelah melalui proses pengujian, Floor Hardener telah dapat mengurangi angka keausan permukaan beton sampai 0,05 mm/menit, dengan penurunan keausan rata-rata sampai 40%.
¾ Floor Hardener juga dapat menambah kuat tekan beton pada kondisi beban vertikal antara 25 – 40 kg/cm2, dengan penambahan kuat tekan rata-rata sampai 10%.
¾ Biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan cukup tinggi, mencapai 95% lebih tinggi dari biaya beton normal.
¾ Dalam pengujian, kekuatan beton berbanding lurus dengan umur beton, artinya semakin bertambah umur beton maka kekerasan permukaan dan kuat tekannyapun makin bertambah.
¾ Dengan analisis statistik uji t, menghasilkan bahwa perbandingan angka keausan dan kuat tekan antara beton normal dengan beton yang dilengkapi Floor Hardener mengalami perbedaan yang signifikan.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka penulis memberikan saran:
¾ Biaya yang dibutuhkan untuk pemakaian Floor Hardener cukup tinggi, karena itu perlu pemakaian dan perhitungan yang tepat.
¾ Penelitian akan lebih menarik dan mendetail jika dilakukan perbandingan dengan beberapa produk Floor Hardener.
(24)
54
DAFTAR PUSTAKA
1. Agus Irianto.Dr., H.,Prof (2004), Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, Prenada Media, Jakarta.
2. Badan Standardisasi Nasional (2002), Tata cara Pelaksanaan Strukur Beton Untuk Bangunan Beton Untuk Bangunan Gedung.
3. Dewan Standardisasi Nasional (1987), Ubin Semen Standar Nasional Indonesia : SNI 0028 – 1987 – A.
4. Dipohusodo,Istimawan (1996), Manajemen Proyek dan Konstruksi, Jilid 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
5. Soeharto, Iman (1997), Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Operasional, Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. Tanubrata, Maksum (2000), Diktat Kuliah : Dasar – dasar Manajemen Konstruksi, UKM, Bandung.
7. Hand Book LEMKRA, PT GUNA BANGUN JAYA
(1)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada pelaksanaan suatu proyek konstruksi, selalu di lakukan pekerjaan pengecoran beton untuk pelat lantai. Kualitas kekuatan beton yang dihasilkanpun beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan penggunaan lantai suatu proyek konstruksi.
(2)
Dengan didukung perkembangan kemajuan teknologi, maka muncullah beberapa produk–produk yang dipakai untuk menambah kekuatan beton pada pengecoran pelat lantai. Produk-produk tersebut berupa zat kimia yang di tambahkan ke dalam beton, seperti: Water Proofing, Grouting, Floor Hardener dan sebagainya.
Setiap produk–produk tersebut mempunyai karakteristik, prosedur pelaksanaan dan kegunaan yang berbeda-beda. Seperti halnya pada Floor
Hardener yang merupakan salah satu produk yang dihasilkan untuk mengeraskan
pelat lantai, seperti pada lantai basement, lantai gudang dan lantai pabrik, karena pada pelat lantai tersebut membutuhkan kekuatan dan ketahanan yang lebih dibandingkan dengan lantai biasa. Disamping itu tak jarang lantai-lantai gudang ataupun pabrik yang permukaannya mengalami kerusakan karena tanpa di lengkapi denhan Floor Hardener, sehingga terkadang biaya perawatannya akan menjadi lebih mahal.
1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pelaksanaan penggunaan Floor Hardener dan meneliti pengaruh Floor Hardener pada kekuatan (kuat tekan dan keausan) dan biaya pada suatu campuran beton.
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan dalam tugas akhir ini dibatasi pada hal– hal sebagai berikut :
(3)
3 1. Proyek konstruksi yang memerlukan pemakaian Floor Hardener. 2. Prosedur pelaksanaan penggunaan Floor Hardener.
3. Penelitian kekuatan dan biaya Floor Hardener sesuai dengan Hand Book LEMKRA.
4. Mutu beton yang dipakai adalah K-225 dan K-300
1.4 Sistematika Penulisan
Agar penulisan Tugas Akhir menjadi lebih sistematis dan terarah, maka penulisan akan dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari :
Bab 1 Pendahuluan, akan membahas hal - hal yang berhubungan dengan isi Tugas Akhir ini. Meskipun diuraikan secara singkat, diharapkan dengan membaca bab ini pembaca dapat mengerti latar belakang permasalahan, maksud dan tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan dari Tugas akhir ini.
Bab 2 Tinjauan Pustaka, akan membahas mengenai teori – teori yang berhubungan dengan prosedur pelaksanaan pekerjaan Floor Hardener. Bab 3 Data Penelitian, berisikan tentang data hasil uji laboratorium, dan data
anggaran biaya.
Bab 4 Analisis Masalah, berisikan analisis masalah dan pembahasannya berdasarkan data proyek yang ditinjau.
Bab 5 Kesimpulan dan Saran, merupakan bab terakhir dari Tugas Akhir ini yang isinya mengenai kesimpulan dan saran dari hasil analisis.
(4)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan :
¾ Floor Hardener merupakan bahan yang ditambahkan pada saat setelah
pengecoran lantai beton, yang berguna untuk menambah kekuatan pada permukaan lantai beton.
(5)
53
¾ Setelah melalui proses pengujian, Floor Hardener telah dapat mengurangi angka keausan permukaan beton sampai 0,05 mm/menit, dengan penurunan keausan rata-rata sampai 40%.
¾ Floor Hardener juga dapat menambah kuat tekan beton pada kondisi
beban vertikal antara 25 – 40 kg/cm2, dengan penambahan kuat tekan rata-rata sampai 10%.
¾ Biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan cukup tinggi, mencapai 95% lebih tinggi dari biaya beton normal.
¾ Dalam pengujian, kekuatan beton berbanding lurus dengan umur beton, artinya semakin bertambah umur beton maka kekerasan permukaan dan kuat tekannyapun makin bertambah.
¾ Dengan analisis statistik uji t, menghasilkan bahwa perbandingan angka keausan dan kuat tekan antara beton normal dengan beton yang dilengkapi
Floor Hardener mengalami perbedaan yang signifikan.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka penulis memberikan saran:
¾ Biaya yang dibutuhkan untuk pemakaian Floor Hardener cukup tinggi, karena itu perlu pemakaian dan perhitungan yang tepat.
¾ Penelitian akan lebih menarik dan mendetail jika dilakukan perbandingan dengan beberapa produk Floor Hardener.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
1. Agus Irianto.Dr., H.,Prof (2004), Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, Prenada Media, Jakarta.
2. Badan Standardisasi Nasional (2002), Tata cara Pelaksanaan Strukur Beton
Untuk Bangunan Beton Untuk Bangunan Gedung.
3. Dewan Standardisasi Nasional (1987), Ubin Semen Standar Nasional
Indonesia : SNI 0028 – 1987 – A.
4. Dipohusodo,Istimawan (1996), Manajemen Proyek dan Konstruksi, Jilid 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
5. Soeharto, Iman (1997), Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai
Operasional, Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. Tanubrata, Maksum (2000), Diktat Kuliah : Dasar – dasar Manajemen
Konstruksi, UKM, Bandung.
7. Hand Book LEMKRA, PT GUNA BANGUN JAYA