Analisis 'Kotowaza' Yang Berhubungan Dengan Hewan Berkaki Empat Dalam Bahasa Jepang (Kajian Semantik).

(1)

日本 こ わ 使わ 四足 動物 分析

概要

セ ア

0842002

タキ ス 教大学

文学部

日本文学科

バン ン


(2)

序論

言葉 人間 感情 伝え 表現 手助け ケ シ

ョン あ 時 人 思 い こ 手く表現出来

いこ あ そ う 時 こ わ 使う

浜島 : ,次 う 述べ い :

く 言い習わ ,教訓 風刺 そ 内容

短い こ わ 言う

こ わ ,動物,植物,体 部分 関係 基 い 分類

こ 動物 カ 中 ,いく 群 分類 こ

生動物 飼育動物 家畜 四足 動物 あ 動物

,外部 動 応答 ,運動 力 持 い 生 物 ,群

住 い

こ 分析 目的 ,四足 動物 使用 日本語 こ わ 意味

や機能や う 状態 状況 使用 説明 使用 方法

,説明的 分析方法 あ そ ,使用 技法 ,私 適当


(3)

本論

1. 生動物類 使用 い 日本語 こ わ 分析

5 虎 千 行 千 帰 (KK, 1999 : 365)

こ こ わ 意味 ,子供 こ 考え 非常 深い親 愛 表

あ 両親 確 自分 子供 愛 ,虎 そう

虎 虎 子 愛 ,そ 世話 虎 一日 千 行

,子 思い出 ,子 千 距離 戻

, 子 思う親 情愛 わ 深いこ え いう

意味 あ

2. 飼育動物類 使用 い 日本語 こ わ 分析

5 犬 日飼え 年恩 忘 (KJ, 2011 : 47)

こ こ わ 意味 , 人間 受け 恩 忘 う 恩

知 あ い いう戒 犬 忠誠 く ペ

知 い ,人 恩 忘 い ,こ こ わ 使用

犬 日 け愛情 込 飼え ,長い時間 わ 受け

恩 忘 い , 犬 日飼 , わい け

年 そ 恩 忘 い 犬 えそう 人間 恩 忘


(4)

3.家畜類 使用 い 日本語 こ わ 分析 5 豚 真珠 (KD, 1989 : 1013)

こ こ わ 意味 ,無駄 こ こ あ 値

打 あ ,そ 値打 わ い者 ,何 役

立 ,無駄 あ こ え 豚 真珠 与え こ 無駄

こ あ 豚 そ 与え 真珠 価値 わ い

あ , 価値 わ い者 , 貴 物 何 役

いこ え いう いう意味 あ

結論

第 章 分析 日本 こ わ 使わ 四足 動物 多

く 場合 愛情 忠誠心 他人 対 敬意 払わ いこ 虚栄心等 表

使わ い 結論付け こ わ け 四足 動物

使用 分 こ ,多く 場合否定的 意味 含 いうこ あ

日本 こ わ 肯定的 意味 含 使用 四足 動物 ,犬 虎

こ わ そ 役割 何 起 い 描写 こ あ

,そ 加え,直接 出 角 人 傷付け 恐 あ こ

相手 伝え こ , 言え い こ わ 使用 ,正


(5)

伝え い時,相手 傷付け 恐 あ 時,こ わ 使わ 先

ほ 分析 分 う 四足 動物 登場 諺 あ 条件 状


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………... ii

DAFTAR ISI………... iv

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Metode Penelitian dan Teknik Kajian ... 7

1.5 Organisasi Penulisan ... 8

BAB. II KAJIAN TEORI 2.1 Semantik ……….. 10

2.1.1 Makna Leksikal dan Makna Gramatikal ... 13

2.1.2 Makna Referensial dan Nonreferensial ………. 14

2.1.3 Makna Denotatif dan Konotatif ... 15

2.1.4 Makna Kata dan Makna Istilah ... 15

2.1.5 Makna Konseptual dan Makna Asosiatif ...16

2.1.6 Makna Kias ... 17

2.1.8 Makna Idiomatikal dan Peribahasa ... 17


(7)

2.3 Hewan……… 20

2.3.1 Kucing ( 猫 = neko ) .………. 21

2.3.2 Anjing ( 犬 = inu ) ……….. 22

2.3.3 Kelinci ( 兎 = usagi ) .………. 22

2.3.4 Sapi ( 牛 = ushi ) ………. 23

2.3.5 Kuda ( 馬 = uma ) ...………... 23

2.3.6 Harimau ( 虎 = tora ) ….………. 24 2.3.7 Serigala ( 狼 = ookami ) …….………. 24

2.3.8 Rubah ( 狐 = kitsune) ………….……….25

2.3.9 Musang ( 狸 = tanuki ) ……..……….………..25

2.3.10 Kambing ( 羊 = hitsuji ) ……… 26 2.3.11 Babi ( 豚 = buta ) ……….. 26

2.4 Rangkuman Teori ... 26

BAB. III ANALISIS KOTOWAZA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HEWAN DALAM BAHASA JEPANG 3.1 Analisis Kotowaza yang Menggunakan Hewan Buas 3.1.1 Tora no o o fumu (虎 踏 )... 29

3.1.2 Tora wa senri itte senri kaeru (虎 千 行 千 帰 )... 29

3.1.3 Tora wa shi shite kawa o tome, hiro wa shi shite na o nokosu (虎 死 皮 留 , 人 死 名 残 ) ...………… 30


(8)

3.1.4 Tora no ko (虎 子) ………. 31 3.1.5 Ookami ni koromo (狼 衣) ……… 32 3.1.6 Ookami to majiwaru mono wa hoeru you ni naru

(狼 交わ 者 吠え う ) ……… 33 3.1.7 Tanuki ga hito ni bakasareru (狸 人 化 ) ……… 34 3.1.8 Tanuki neiri (狸寝入) ………...… 35 3.1.9 Kitsune to tanuki (狐 狸) ………... 36 3.1.10 Kitsune ga heta no iruya o osoru

(狐 手 射 矢 恐 ) ……….. 37 3.2 Analisis Kotowaza yang Menggunakan Hewan Peliharaan

3.2.1 Inu ichidai ni tanuki ippiki (犬一代 狸一匹) …….……... 38 3.2.2 Inu wa hito ni tsuki neko wa ie ni kutsu

(犬 人 猫 家 く ) ……….. 39 3.2.3 Inu wa mikka kaeba sannen on o wasurenu

(犬 日飼え 年恩 忘 ) ...………….. 39 3.2.4 Neko ga koereba katsuobushi ga yaseru

(猫 肥え 鰹節 瘦 ) ...………. 41 3.2.5 Neko no mae no nezumi (猫 前 鼠) ……….. 42 3.2.6 Usagi mo nanuka nubureba kamitsuku

(兎 七日 ぶ 噛 付く) ………. 42 3.2.7 Usagi o mite Inu o yobu (兎 見 犬 呼ぶ) ….…………. 43 3.2.8 Usagi no tsuno, kame no ke (兎 角, 亀 毛) ……….. 44


(9)

3.2.9 Usagi heihou (兎兵法) ………..………….. 45 3.2.10 Usagi no momohiki (兎 股引) ……….. 47 3.3 Analisis Kotowaza yang Menggunakan Hewan Ternak

3.3.1 Uma no mimi ni nenbutsu (馬 耳 念仏) …………... 48

3.3.2 Uma o suien ni tsurete iketemo mizu o nomaseru koto wa dekinai (馬 水辺 連 行け 水 飲 こ い) ……...… 48

3.3.3 Ushi wa ushizure, uma wa umazure (牛 牛連 , 馬 馬連 )...……… 50

3.3.4 Ushi no tsuno o hachi ga sasu (牛 角 蜂 刺 )..……… 51

3.3.5 Hitsuji o katte tora to tatakawau (羊 駆 虎 闘わう) ………. 51

3.3.6 Hitsuji no ban ni ookami (羊 番 狼) ………. 52

3.3.7 Buta ni shinjyu (豚 真珠) ………. 53

3.3.8 Buta o nusunde hone o hodokosu (豚 盗 骨 施 )…. 54 BAB IV. KESIMPULAN ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN ... viii

SINOPSIS ... xvii


(10)

viii

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN

1. 犬 遠吠え (KD, 1989 : 23) Inu no tooboe

Makna : Seseorang yang menutupi ketakutannya dengan cara bersikap seolah- olah ia kuat.

2. 犬 西向 尾 東 (KM, 1994 : 23) Inu ga nishi mukya o wa higashi Makna : Hal yang sudah lazim terjadi.

3. 犬一代 狸一匹 (KK, 1999 : 57) Inu ichidai ni tanuki ippiki

Makna : Kesempatan yang jarang terjadi.

4. 犬 人 猫 家 く(KJ, 2011 : 46)

Inu wa hito ni tsuki neko wa ie ni tsuku Makna : Kesetiaan terhadap seseorang.

5. 犬 日飼え 年恩 忘 (KJ, 2011 : 47)

Inu wa mikka kaeba sannen on o wasurenu

Makna : Nasihat bagi orang yang tidak tahu berterima kasih terhadap orang lain yang telah menolongnya.


(11)

ix

Universitas Kristen Maranatha 6. 猫 手 借 たい (KD, 1989: 887)

Neko no te mo karitai

Makna : Perasaan ingin menambah tangan di saat sedang sibuk agar pekerjaan terasa lebih ringan.

7. 猫 肥え 鰹節 瘦 (KJ, 2011 : 313)

Neko ga koereba katsuobushi ga yaseru

Makna : Bersenang-senang di atas penderitaan orang lain.

8. 猫 小判 (KJ, 2011 : 313) Neko ni koban

Makna : Melakukan hal yang sia-sia dengan memberikan sesuatu yang berharga kepada orang yang tidak menghargainya.

9. 猫 前 鼠 (KM, 1994 : 142) Neko no mae no nezumi

Makna : Memiliki rasa takut yang sedikit.

10.猫 虎 (KK, 1999 : 390)

Neko ni mo nareba, Tora ni mo naru

Makna : Memiliki pendirian yang tidak tetap.

11.猫 額 (KK, 1999 : 391) Neko no hitai


(12)

x

Universitas Kristen Maranatha 12.猫 杓子 (KK, 1999 : 391)

Neko mo shakushi mo

Makna : Tidak membeda-bedakan.

13.猫 虎 心 知 (KD, 1989 : 324) Neko wa tora no kokoro o shirazu

Makna : Orang kecil tidak mengetahui hati dari seseorang yang besar.

14.牛 角 蜂 刺 (KJ, 2011 : 54) Ushi no tsuno o hachi ga sasu Makna : Tidak merasakan apa-apa

15.牛 牛連 , 馬 馬連 (KJ, 2011 : 54) Ushi wa ushizure, Uma wa umazure

Makna : Mengerjakan sesuatu hal dengan orang yang sesuai dengan kita terasa lebih nyaman.

16.牛 対し 琴 弾 (KK, 1999 : 69) Ushi ni tai shite koto wo danzu

Makna : Melakukan hal yang sia-sia.

17.牛 歩 (KK, 1999 : 69) Ushi no ayumi


(13)

xi

Universitas Kristen Maranatha 18.馬 耳 念仏 (KJ, 2011 : 60)

Uma no mimi ni nenbutsu

Makna : Melakukan hal yang sia-sia.

19.馬 水辺 連 行け 水 飲 こ い (KJ, 2011 :

60)

Uma o suihen ni tsurete iketemo mizu o nomaseru koto wa dekinai Makna : Seseorang yang tidak memiliki perasaan yang peka.

20.馬 合う (KK, 1999 : 75) Uma ga au

Makna : Kesabaran yang saling memenuhi.

21.馬 前 車 け (KK, 1999 : 76)

Uma no mae ni kuruma o tsukeru na

Makna : Membalik urutan suatu hal dari yang semestinya.

22.馬 鹿 (KK, 1999 : 77) Uma o shika

Makna : Melakukan sebuah kesalahan dengan terpaksa.

23.虎 尾 踏 (KJ, 2011 : 291) Tora no o o fumu


(14)

xii

Universitas Kristen Maranatha 24.虎 翼 (KK, 1994 : 364)

Tora ni tsubasa

Makna : Sesuatu yang kuat, karena memiliki semangat akan menjadi bertambah kuat.

25.虎 千里行 千里帰 (KK, 1999 : 365) Tora wa senri itte senri kaeru

Makna : Cinta kasih orang tua terhadap anaknya.

26.虎 子(KK, 1994 : 365) Tora no ko

Makna : Sesuatu hal yang berharga.

27.虎 死し 皮 留 ,人 死し 名 残 (KK, 1999 : 365)

Tora wa shi shite kawa o tome, hito wa shi shite na o nokosu

Makna : Manusia mati meninggalkan kenangan-kenangan baik kenangan baik maupun buruk pada orang-orang yang ditinggalkannya.

28.羊 し 狼 将た し (KJ, 2011 : 360) Hitsuji o shite ookami ni shou tarashimu Makna : Melakukan hal yang berbahaya.

29.羊 駆 虎 闘わ (KD, 1989 : 956) Hitsuji o katte, tora o tatakawasu


(15)

xiii

Universitas Kristen Maranatha 30.羊虎 仮 (KD, 1989 : 956)

Hitsuji tora o kaeru

Makna : Menggunakan kehebatan orang lain agar terlihat mengagumkan.

31.兎 見 犬 呼ぶ (KJ, 2011 : 54) Usagi o mite inu o yobu

Makna : Tidak pernah ada kata terlambat untuk melakukan sesuatu.

32.兎 七日 ぶ 噛 付く(KK, 1999 : 69)

Usagi mo nanuka nabureba kamitsuku

Makna : Seberapa pendiamnya seseorang, jika terus-menerus diganggu pasti akan marah juga.

33.兎 耳 (KD, 1989 : 136) Usagi no mimi

Makna : Mendengarkan kabar atau rumor mengenai orang yang tidak diketahui kebenarannya.

34.兎 股引 (KD, 1989 : 136) Usagi no momohiki

Makna : Seseorang yang bersemangat melakukan sesuatu hanya pada awal saja, setelahnya ia tidak akan pernah melanjutkan hal yang dilakukannya itu.


(16)

xiv

Universitas Kristen Maranatha 35.兎 角, 亀 毛 (KD, 1989 : 136)

Usagi no tsuno, kame no ke

Makna : Hal yang tidak mungkin ada atau terjadi .

36.狼 衣 (KK, 1999 : 90) Ookami ni koromo

Makna : Seseorang yang berusaha terlihat baik dengan cara berkelakuan baik untuk menutupi kejelekannya.

37.狼 交わ 者 吠え う (KD, 1989 : 185)

Ookami to majiwaru mono wa hoeru you ni naru.

Makna : Orang yang bergaul dengan kalangan atau kelompok yang tidak baik dapat terpengaruh dengan mudah.

38.狼 金玉 触 手 し (KD, 1989 : 185) Ookami no kintama de sawari te nashi

Makna : Karena takut tidak dapat mengulurkan tangan kepada siapapun. 39.狸 人 化 さ (KK, 1999 : 312)

Tanuki ga hito bakasareru

Makna : Berniat mengelabui seseorang, namun justru dikelabui oleh seseorang tersebut.

40.狸寝入 (KK, 1999 : 312) Tanuki neiri


(17)

xv

Universitas Kristen Maranatha Makna : Berpura-pura tertidur agar tidak diperintah untuk melakukan

sesuatu.

41.狸 前 (KD, 1989 : 712) Tanuki kara uwamae

Makna : Hal yang sangat licik.

42.狐 手 射 矢 恐 (KD, 1989 : 323)

Kitsune ga heta no iru ya o osoru.

Makna : Rasa takut akan suatu hal yang dilakukan oleh seseorang yang tidak biasa melakukan hal tersebut.

43.狐 化 さ た 眉毛 (KD, 1989 : 323)

Kitsune ni bakasaretara mayuge o nurasu Makna : Mitos tentang menjadi gila.

44.狐 落ちた う(KD, 1989 : 323) Kitsune no ochita you

Makna : Kembalinya karakter asli seseorang, kembalinya perasaan yang sebenarnya.

45.狐 狸 (KK, 1999 :150) Kitsune to tanuki


(18)

xvi

Universitas Kristen Maranatha 46.兎兵法 (KD, 1989 : 136)

Usagi byouhou

Makna : Orang yang tidak tahu cara melakukan sesuatu namun tetap bersikeras untuk melakukannya.

47.豚 盗 骨 施 (KD, 1989 : 1013) Buta o nusunde hone o hodokosu

Makna : Melakukan suatu hal untuk sedikit menebus kesalahan besar yang telah dilakukan.

48.豚 軽業 (KD, 1989 : 1013) Buta no karuwaza

Makna : Karena merasa canggung melakukan hal yang berbahaya.

49.羊 番 狼 (KD, 1989 : 956) Hitsuji no ban ni ookami

Makna : Hal yang sangat berbahaya, namun hanya orang lain yang melihatnya sebagai hal yang berbahaya.

50.豚 真珠 (KD, 1989 : 1013) Buta ni shinjyu


(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan objek penelitian linguistik. Dilihat dari fungsinya bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, sebab bahasa sebagai alat komunikasi, membantu manusia menyampaikan atau mengungkapkan perasaan jiwa manusia dalam suatu masyarakat. Oleh karena itu, setiap tempat atau daerah pasti memiliki bahasanya masing-masing yang digunakan untuk saling berkomunikasi dengan masyarakat di daerahnya. Peranan bahasa juga mempengaruhi hubungan antarmasyarakat atau bangsa. Hal tersebut mendorong banyak orang untuk tidak hanya menguasai bahasa ibu sebagai alat komunikasi tetapi juga harus mampu mempelajari bahasa asing.

Ada banyak hal yang dapat dipelajari dari bahasa asing khususnya bahasa Jepang. Salah satu diantaranya adalah peribahasa. Peribahasa merupakan sesuatu hal yang unik namun cukup sulit untuk dimengerti, dikarenakan sangat jarangnya peribahasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Peribahasa hanya digunakan di saat-saat tertentu.


(20)

2

Hampir di semua bahasa yang ada terdapat suatu hal yang dinamakan peribahasa. Menurut Poerwadarminta, (1976 : 738), peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Begitu pula dengan pendapat Harimurti Kridalaksana (2001 : 131) yang menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan peribahasa adalah “kalimat atau penggalan kalimat yang telah membentuk makna dan fungsinya dalam masyarakat, bersifat turun temurun, dipergunakan untuk penghias karangan atau percakapan, penguat maksud karangan, pemberi nasihat, pengajaran atau pedoman hidup; mencakup bidal, pepatah, perumpamaan ibarat, pemeo”. Peribahasa berfungsi untuk menyampaikan suatu nasihat, teguran, atau ingatan secara kiasan atau sindiran. Dengan menggunakan peribahasa, banyak teguran, nasihat dan sindiran dapat disampaikan tanpa menimbulkan rasa marah atau kecil hati pada orang lain. Contoh :

1. Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya pasti jatuh juga.

Maksud dari peribahasa ini adalah sepandai-pandainya seseorang dalam melakukan suatu hal, suatu saat ia pasti akan mengalami kegagalan juga. Dalam peribahasa ini yang dijadikan contoh adalah hewan tupai, karena tupai dianggap sebagai hewan yang paling pandai dalam hal melompat. Namun sepandai-pandainya tupai itu melompat, pasti ada saatnya tupai tersebut akan jatuh.

Peribahasa dalam bahasa Jepang disebut sebagai kotowaza. Kotowaza merupakan kalimat pendek yang mengandung nasehat, kritik, sindiran, dalam kehidupan manusia yang disebarluaskan melalui adat istiadat masyarakat setempat.


(21)

3

“ 諺 人々 生活 知恵 生ま , いつ も 言い わ

, 教訓や批判をふ む短い言葉 ”

例解新国語辞典 ( 1993 : 357 )

“Kotowaza wa hito bito no seikatsu no chie kara umare, itsukara

tomonaku iinarawasaretekita, kyoukun ya hihan o fukumu mijikai kotoba” “Peribahasa adalah kata-kata pendek yang lahir dari pemikiran dalam kehidupan masyarakat, yang tidak tahu dari kapan tetapi dari dulu dikatakan secara kebiasaan dalam masyarakat, mengandung isi kritikan, pengajaran dan lainnya.”

Kotowaza sendiri memiliki jumlah yang sangat banyak dan dapat diklasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan hewan, tumbuhan, benda-benda, bagian tubuh, dan sebagainya. Dari berbagai macam pengklasifikasian tersebut, penulis merasa tertarik untuk meneliti peribahasa Jepang yang berhubungan dengan hewan. Dalam kategori hewan pun, dapat diklasifikasikan lagi menjadi beberapa kelompok seperti hewan buas dan liar, hewan jinak, hewan peliharaan, hewan berkaki empat, hewan ternak, hewan berjenis unggas, dan sebagainya. Seperti contoh berikut ini :

2. 犬 遠吠え

Inu no tooboe

Artinya : gonggongan anjing

臆病 物事 恐 やすい人 ,うわべ つ そう ,

大 口を い す うすをいう。

Okubyou de monogoto ni osoreyasui hito ga, uwabe dake tsuyosou ni shitari, ookina kuchi o kiitari suru yousu o iu.


(22)

4

Maksud dari kotowaza ini adalah seseorang yang sebenarnya pengecut, namun ia bersikap seakan-akan ia kuat untuk menutupi ketakutannya itu. Hewan yang digunakan dalam kotowaza ini anjing karena pada umumnya anjing yang penakut menggonggong pada orang dari jarak jauh agar orang itu tidak mendekat karena sebenarnya anjing tersebut takut. Namun, anjing tersebut menutupinya dengan cara membuat dirinya terlihat galak dengan gonggongannya.

3. 猫 手も借 い

Neko no te mo karitai

Artinya : Ingin meminjam tangan pada kucing

大変忙 働 手 いこ え。

Taihen isogashikute hataraki te ga tarinai koto no tatoe.

こ わ 大辞典( 1994 :887 )

Maksud dari kotowaza ini adalah di saat sedang sibuk untuk mengejar suatu pesanan, dua tangan saja rasanya tidaklah cukup. Oleh karena itu, setiap orang pasti ingin memiliki tambahan tangan agar pekerjaan dapat lebih cepat terselesaikan. Dalam kotowaza ini hewan yang digunakan adalah kucing karena bagi masyarakat Jepang kucing dikenal sebagai hewan yang tidak dapat diandalkan dan tidak berguna. Si kucing tersebut pun mungkin saja malas untuk menggunakan tangannya sendiri. Karena itu, di saat kesibukan yang amat sangat terjadi, sampai-sampai tangan si kucing yang pemalas itu pun rasanya ingin dipinjam untuk membantu pekerjaan yang sedang dilakukan.


(23)

5

4. 猿も木 落

Saru mo ki kara ochiru

Artinya : Monyet juga jatuh dari pohon

そ 道 す い 人 も,時 失敗をす こ あ い

うこ え。

Sono michi ni sugurete iru hito demo, toki ni wa shippai o suru koto ga aru to iu kotae.

こ わ 大辞典( 1994 : 498 )

Maksud dari kotowaza ini adalah sepandai-pandainya seseorang dalam melakukan suatu hal, suatu saat ia pasti akan mengalami kegagalan juga. Tidak ada seorangpun yang sempurna di dunia ini. Dalam kotowaza ini hewan yang digunakan sebagai contoh adalah monyet, karena monyet dianggap sebagai hewan yang paling pandai dalam hal melompat. Monyet dapat melompat dari satu pohon ke pohon lainnya dengan sangat lihai. Namun sepandai-pandainya monyet itu melompat, pasti ada saatnya monyet tersebut akan jatuh juga.

Fungsi kotowaza adalah sebagai suatu alat untuk menyampaikan suatu nasihat atau teguran secara kiasan atau sindiran. Masyarakat Jepang tidak terbiasa dalam mengatakan hal yang sesungguhnya secara langsung kepada orang yang bersangkutan, karena masyarakat Jepang menganggap bahwa mengatakan hal yang sesungguhnya secara langsung dapat menimbulkan rasa sakit hati pada orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, kotowaza memiliki peranan yang penting bagi masyarakat Jepang. Karena dengan adanya kotowaza membantu untuk


(24)

6

memperkecil adanya rasa sakit hati pada orang lain saat menyampaikan sesuatu hal.

Banyak hal yang menarik dalam kotowaza, karena belum pernah ada yang membahas hal ini sebelumnya, maka penulis tertarik untuk membahas tentang hal ini. Penulis ingin memahami tentang kotowaza Jepang ini, terutama tentang bagaimana makna dari kotowaza Jepang tersebut dan apa sajakah kotowaza bahasa Jepang terutama yang berhubungan dengan hewan yang berkaki empat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah makna kotowaza bahasa Jepang yang menggunakan hewan berkaki empat?

2. Bagaimana fungsi dan dalam situasi atau kondisi seperti apa digunakannya?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan makna kotowaza bahasa Jepang yang menggunakan hewan berkaki empat.

2. Mendeskripsikan fungsi dan dalam situasi atau kondisi seperti apakah digunakannya.


(25)

7 1.4 Metode Penelitian dan Teknik Kajian

Dalam sebuah penelitian, diperlukan metode yang digunakan untuk membantu penulis dalam menyusun penelitiannya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif. Menurut Moh. Nazir (1983 : 63), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suato objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Teknik penelitian yang penulis gunakan adalah studi kepustakaan. Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk membangun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang diteliti. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian dan sumber-sumber lainnya yang sesuai dengan penelitian. Bila telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk disusun secara teratur untuk digunakan dalam penelitian.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari referensi baik yang berhubungan secara langsung maupun sebagai tambahan dari judul yang diteliti, membaca referensi yang berhubungan dengan topik penelitian, menulis data-data yang berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti.

Sedangkan teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah teknik pencatatan. Penulis mencatat semua data yang telah penulis dapatkan.


(26)

8 Secara berurutan, penelitian ini sebagai berikut :

1. Menentukan tema dan judul penelitian.

2. Membaca buku-buku yang berhubungan dengan materi kotowaza. 3. Membaca buku-buku teori yang berkaitan dengan tema penelitian. 4. Mengumpulkan data.

5. Menyortir dan mengelompokan data. 6. Menyimpulkan data.

7. Melaporkan data.

1.5 Organisasi Penulisan

Di dalam sebuah penelitian, diperlukan sebuah organisasi penelitian. Dalam penelitian ini terdapat halaman judul, lembar pengesahan, abstraksi, kata pengantar, daftar isi, bab I yang merupakan pendahuluan, bab II yang berisi kajian terori, bab III mengenai analisis data, bab IV yang berupa kesimpulan, dan juga daftar pustaka.

Bab I yang merupakan pendahuluan menguraikan latar belakang masalah yang berisi alasan penulis memilih judul ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik kajian, serta organisasi penulisan.

Bab II merupakan kajian teori yang menjelaskan semua teori-teori yang berhubungan dengan semantik, peribahasa atau kotowaza dalam bahasa Jepang


(27)

9

dan juga membahas mengenai pengertian dari hewan secara garis besar serta pandangan masyarakat Jepang terhadap hewan-hewan tersebut.

Bab III merupakan isi dari analisis data yang berisi analisis makna dari kotowaza yang menggunakan hewan berkaki empat dalam bahasa Jepang

Bab IV berisi tentang kesimpulan dari pembahasan bab I, bab II dan juga bab III.

Dengan format penulisan seperti ini, diharapkan pembaca paham dan mengerti pikiran penulis sehingga menelusurinya dengan mudah.


(28)

57 BAB IV

SIMPULAN

Berdasarkan data yang diperoleh di bab III, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa hewan-hewan berkaki empat yang digunakan dalam kotowaza-kotowaza Jepang biasanya berhubungan dengan kasih sayang, kesetiaan, kepura-puraan, balas budi, hal yang sia-sia dan sebagainya. Hewan-hewan tersebut pun memiliki sifatnya masing-masing seperti hewan harimau yang memiliki sifat yang buas namun dikenal juga sebagai hewan yang sangat menyayangi anaknya. Lalu serigala yang memiliki sifat liar dan kejam. Rubah dan musang memiliki sifat yang sama yaitu suka mengelabui orang lain. Anjing yang memiliki rasa kesetiaan yang tinggi berbeda dengan kucing yang tidak peduli akan orang lain tapi hanya mementingkan dirinya sendiri. Kelinci yang memiliki sifat lemah lembut. Sapi dan kuda yang merupakan hewan ternak yang tenaganya dapat digunakan untuk membantu manusia. Kambing merupakan hewan yang patuh namun nakal, dan babi hampir mirip dengan kucing yang tidak menghargai apa yang diberikan kepadanya dan juga suka bermalas-malasan.

Sifat-sifat yang dimiliki hewan-hewan berkaki empat tersebut memiliki kaitan yang erat dengan makna dari kotowazanya karena sifat dari hewan yang digunakan dalam sebuah kotowaza akan mempengaruhi makna yang ditimbulkan


(29)

58

dari kotowaza itu sendiri. Maka dari itu, makna apa yang terkandung dalam sebuah kotowaza dapat diperkirakan dengan melihat hewan apa yang digunakan dalam kotowaza tersebut.

Selain itu pun dari analisa yang telah dilakukan, penulis mendapatkan kesimpulan yang menjelaskan bahwa fungsi dari kotowaza sendiri adalah untuk menggambarkan suatu hal yang sedang terjadi dan juga untuk menyampaikan sesuatu hal yang tidak dapat disampaikan secara langsung karena kemungkinan akan adanya perasaan tersinggung pada lawan bicara. Kotowaza merupakan salah satu cara untuk memperhalus penyampaian sesuatu hal terhadap orang lain. Karena itu kotowaza membantu untuk mengurangi adanya perasaan tersinggung atau pun sakit hati pada lawan bicara terhadap perkataan yang disampaikan.

Kotowaza tidak dapat digunakan dengan sembarangan. Penggunaan kotowaza harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Biasanya kotowaza digunakan di saat kita merasa kesulitan untuk menyampaikan sesuatu karena khawatir akan adanya rasa tersinggung pada si lawan bicara. Dari analisa yang telah dilakukan diketahui bahwa kotowaza-kotowaza dengan hewan-hewan berkaki empat tersebut digunakan di saat situasi dan kondisi yang di alami berhubungan dengan sifat yang diacu dari hewan-hewan tersebut. Misalkan di saat menghadapi seseorang yang memiliki sifat yang jahat, maka kotowaza yang digunakan adalah kotowaza yang mengandung unsur hewan yang memiliki sifat yang jahat seperti serigala, rubah atau musang. Karena pandangan yang mengatakan bahwa ketiga hewan tersebut merupakan hewan yang memiliki sifat


(30)

59

yang cenderung jahat. Di saat menghadapi situasi dimana ada orang yang tidak bisa menghargai pemberian dari orang lain, kotowaza yang digunakan adalah kotowaza dengan hewan kucing atau babi di dalamnya karena kedua hewan tersebut memang identik dengan hal tidak menghargai hal yang diberikan orang lain pada mereka. Maka dari itu, dengan adanya hubungan yang erat antara sifat-sifat tersebut dengan penggunaannya dalam kotowaza, penggunaan kotowaza tersebut disesuaikan dengan situasinya.


(31)

60

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Chaedar. 1983. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung. Angkasa.

Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Garisson, Jeffrey G. 1996. Animal Idioms. Japan : Kodansha International. Kotowaza Meigen Jiten (ことわざ名言辞典). 1994. Hamajima Bookstore. Kridalaksana, Harimukti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia. Masaaki, Hamajima. 2001. Kokugo Binran. Hamajima Bookstore.

Mitsufumi, Tsuchida. 2011. Kotowaza Jiten. Seibido Shuppan Co., Ltd. Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Poerwadarminta; W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka.

Reikaishinkokugojiten (例解新国語辞典). 1993. Tokyou. Sanseido Co., Ltd. Sudaryat, Yayat. 2009. Makna Dalam Wacana. Bandung. CV. YRAMA WIDYA Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Semantik. Bandung. Angkasa

Toshio, Ichikawa. 1999. Koji Kotowaza Jiten. Gakken Co. Ltd http://www.squidoo.com/kotowaza

http://www.meetup.com/sacramento-japanese-speakers/events/42745612/ http://www.languagerealm.com/japanese/japaneseproverbs.php


(1)

Secara berurutan, penelitian ini sebagai berikut : 1. Menentukan tema dan judul penelitian.

2. Membaca buku-buku yang berhubungan dengan materi kotowaza. 3. Membaca buku-buku teori yang berkaitan dengan tema penelitian. 4. Mengumpulkan data.

5. Menyortir dan mengelompokan data. 6. Menyimpulkan data.

7. Melaporkan data.

1.5 Organisasi Penulisan

Di dalam sebuah penelitian, diperlukan sebuah organisasi penelitian. Dalam penelitian ini terdapat halaman judul, lembar pengesahan, abstraksi, kata pengantar, daftar isi, bab I yang merupakan pendahuluan, bab II yang berisi kajian terori, bab III mengenai analisis data, bab IV yang berupa kesimpulan, dan juga daftar pustaka.

Bab I yang merupakan pendahuluan menguraikan latar belakang masalah yang berisi alasan penulis memilih judul ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik kajian, serta organisasi penulisan.

Bab II merupakan kajian teori yang menjelaskan semua teori-teori yang berhubungan dengan semantik, peribahasa atau kotowaza dalam bahasa Jepang


(2)

dan juga membahas mengenai pengertian dari hewan secara garis besar serta pandangan masyarakat Jepang terhadap hewan-hewan tersebut.

Bab III merupakan isi dari analisis data yang berisi analisis makna dari kotowaza yang menggunakan hewan berkaki empat dalam bahasa Jepang

Bab IV berisi tentang kesimpulan dari pembahasan bab I, bab II dan juga bab III.

Dengan format penulisan seperti ini, diharapkan pembaca paham dan mengerti pikiran penulis sehingga menelusurinya dengan mudah.


(3)

BAB IV

SIMPULAN

Berdasarkan data yang diperoleh di bab III, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa hewan-hewan berkaki empat yang digunakan dalam kotowaza-kotowaza Jepang biasanya berhubungan dengan kasih sayang, kesetiaan, kepura-puraan, balas budi, hal yang sia-sia dan sebagainya. Hewan-hewan tersebut pun memiliki sifatnya masing-masing seperti hewan harimau yang memiliki sifat yang buas namun dikenal juga sebagai hewan yang sangat menyayangi anaknya. Lalu serigala yang memiliki sifat liar dan kejam. Rubah dan musang memiliki sifat yang sama yaitu suka mengelabui orang lain. Anjing yang memiliki rasa kesetiaan yang tinggi berbeda dengan kucing yang tidak peduli akan orang lain tapi hanya mementingkan dirinya sendiri. Kelinci yang memiliki sifat lemah lembut. Sapi dan kuda yang merupakan hewan ternak yang tenaganya dapat digunakan untuk membantu manusia. Kambing merupakan hewan yang patuh namun nakal, dan babi hampir mirip dengan kucing yang tidak menghargai apa yang diberikan kepadanya dan juga suka bermalas-malasan.

Sifat-sifat yang dimiliki hewan-hewan berkaki empat tersebut memiliki kaitan yang erat dengan makna dari kotowazanya karena sifat dari hewan yang digunakan dalam sebuah kotowaza akan mempengaruhi makna yang ditimbulkan


(4)

dari kotowaza itu sendiri. Maka dari itu, makna apa yang terkandung dalam sebuah kotowaza dapat diperkirakan dengan melihat hewan apa yang digunakan dalam kotowaza tersebut.

Selain itu pun dari analisa yang telah dilakukan, penulis mendapatkan kesimpulan yang menjelaskan bahwa fungsi dari kotowaza sendiri adalah untuk menggambarkan suatu hal yang sedang terjadi dan juga untuk menyampaikan sesuatu hal yang tidak dapat disampaikan secara langsung karena kemungkinan akan adanya perasaan tersinggung pada lawan bicara. Kotowaza merupakan salah satu cara untuk memperhalus penyampaian sesuatu hal terhadap orang lain. Karena itu kotowaza membantu untuk mengurangi adanya perasaan tersinggung atau pun sakit hati pada lawan bicara terhadap perkataan yang disampaikan.

Kotowaza tidak dapat digunakan dengan sembarangan. Penggunaan kotowaza harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Biasanya kotowaza digunakan di saat kita merasa kesulitan untuk menyampaikan sesuatu karena khawatir akan adanya rasa tersinggung pada si lawan bicara. Dari analisa yang telah dilakukan diketahui bahwa kotowaza-kotowaza dengan hewan-hewan berkaki empat tersebut digunakan di saat situasi dan kondisi yang di alami berhubungan dengan sifat yang diacu dari hewan-hewan tersebut. Misalkan di saat menghadapi seseorang yang memiliki sifat yang jahat, maka kotowaza yang digunakan adalah kotowaza yang mengandung unsur hewan yang memiliki sifat yang jahat seperti serigala, rubah atau musang. Karena pandangan yang mengatakan bahwa ketiga hewan tersebut merupakan hewan yang memiliki sifat


(5)

yang cenderung jahat. Di saat menghadapi situasi dimana ada orang yang tidak bisa menghargai pemberian dari orang lain, kotowaza yang digunakan adalah kotowaza dengan hewan kucing atau babi di dalamnya karena kedua hewan tersebut memang identik dengan hal tidak menghargai hal yang diberikan orang lain pada mereka. Maka dari itu, dengan adanya hubungan yang erat antara sifat-sifat tersebut dengan penggunaannya dalam kotowaza, penggunaan kotowaza tersebut disesuaikan dengan situasinya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Chaedar. 1983. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung. Angkasa.

Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Garisson, Jeffrey G. 1996. Animal Idioms. Japan : Kodansha International. Kotowaza Meigen Jiten (ことわざ名言辞典). 1994. Hamajima Bookstore. Kridalaksana, Harimukti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia. Masaaki, Hamajima. 2001. Kokugo Binran. Hamajima Bookstore.

Mitsufumi, Tsuchida. 2011. Kotowaza Jiten. Seibido Shuppan Co., Ltd. Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Poerwadarminta; W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka.

Reikaishinkokugojiten (例解新国語辞典). 1993. Tokyou. Sanseido Co., Ltd. Sudaryat, Yayat. 2009. Makna Dalam Wacana. Bandung. CV. YRAMA WIDYA Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Semantik. Bandung. Angkasa

Toshio, Ichikawa. 1999. Koji Kotowaza Jiten. Gakken Co. Ltd http://www.squidoo.com/kotowaza

http://www.meetup.com/sacramento-japanese-speakers/events/42745612/ http://www.languagerealm.com/japanese/japaneseproverbs.php