ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN PADANG
LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Magister Sains Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :

AHMAD RAMADHAN HARAHAP
NIM: 8126161001

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN PADANG
LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Magister Sains Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :

AHMAD RAMADHAN HARAHAP
NIM: 8126161001

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

ABSTRACT

Ahmad Ramadhan Harahap. The analysis Effect of Tax, Levies and Other Revenue The
revenue Against Legal In North Padang Lawas regency Year 2008 - 2012. Medan State
University graduate, 2014.
Regional autonomy is one of the policies implemented by the government in order to
address issues in the area of resource management regions. Measurement of financial
performance when the area is mostly done among others by looking at the ratio between
the (PAD) total revenue income areas in the budget (APBD). In the principle, the greater

the contribution of revenue to the budget will show a smaller dependence on the central
area. In the process leading to standalone an autonomous territory in this case especially
in the areas of financing, employee administration and organization of the Goverment in
the field of development is felt still less. This fact is reflected in the role of donation or
contribution of the PAD against the budget revenue and spending areas where still low,
especially for PAD regency of North Padang Lawas. This study aims to analyze and
determine the effect of taxes, levies and other revenues legitimate to PAD in the northern
district of Padang Lawas 2008-2012. The method of analysis used in this research is to
use regression analysis with Simultan method. Testing includes using a statistical test test
of t, F test and R-square (coefficient of determination) as well as classical assumption.
where all the the test using Eviews 6.0 program aids with annual time series data are
sourced from the period 2008 to 2012 the Central Bureau of Statistics. Regression results
on the model PAD R-Squared = 0.994, the model R-Squared TAX = 0.6324, the model RSquared RET = 0.8989 and R-Squared OTHS models = 0.8035. On the model of PAD
showed that consumption (CONS) and a significant positive effect on α = 5 percent,
variable Gross Regional Domestic Product ((PDRB)) and a significant positive effect on
α = 5 percent, and a variable number of population (POP) and a significant negative
effect on α = 5 percent to Income native village (PAD) in the northern district of Padang
Lawas North Sumatra province. TAX models indicate that the variable consumption
(CONS) and a significant positive effect on α = 5 per cent and variable local taxes the
previous year (TAX-1) positive and significant effect on α = 5 per cent. The model to show

that the variable RET Gross Regional Domestic Product ((PDRB)) and a significant
negative effect on α = 5 per cent, the population variable (POP) had no significant effect
at α = 5 per cent and variable regional retribution previous year (RET-1) positive and
significant impact on α = 5 per cent. While at OTHS models indicate that the variable
number of the population has no significant effect at α = 5 percent, variable revenue
(PAD) have positive and significant at α = 5 percent.
Keywords: Regional Income, Taxes, Levies, Other Income The Legal, Consumption,
(PDRB), Population.

i

ABSTRAK

Ahmad Ramadhan Harahap. Analisis Pengaruh Pajak, Retribusi dan Pendapatan Asli
Lain Yang Sah Terhadap PAD Di Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2008-2012.
Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.
Otonomi daerah merupakan salah satu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam
rangka menjawab permasalahan daerah dalam mengelola sumber daya daerahnya.
Pengukuran kinerja keuangan daerah yang banyak dilakukan saat ini antara lain dengan
melihat rasio antara PAD dengan Total Pendapatan daerah pada APBD. Prinsipnya,

semakin besar sumbangan PAD kepada APBD akan menunjukkan semakin kecil
ketergantungan daerah kepada pusat. Dalam proses menuju kemandirian sebuah daerah
otonomi dalam hal ini terutama dalam bidang pembiayaan, pengelolaan dan
penyelenggaraan pemerintahan dalam bidang pembangunan dirasa masih kurang.
Kenyataan ini tercermin dari peranan sumbangan atau kontribusi PAD terhadap Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dirasa masih rendah, khususnya untuk
PAD kabupaten Padang Lawas Utara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan
mengetahui pengaruh pajak, retribusi dan pendapatan asli lain yang sah terhadap PAD di
kabupaten Padang Lawas utara tahun 2008-2012. Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi dengan metode Simultan. Pengujian
menggunakan Uji statistik meliputi uji t, uji F dan R-square (koefisien determinasi) serta
uji asumsi klasik. dimana semua pengujian tersebut menggunakan alat bantu program
Eviews 6.0 dengan data time series tahunan Periode 2008–2012 yang bersumber dari
Badan Pusat Statistik. Hasil Regresi pada model PAD R-Squared = 0.994, model TAX
R-Squared = 0.6324, model RET R-Squared = 0.8989 dan model OTHS R-Squared =
0,8035. Pada model PAD menunjukkan bahwa konsumsi (CONS) berpengaruh positif
dan signifikan pada α = 5 persen, variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
berpengaruh positif dan signifikan pada α = 5 persen, dan variabel jumlah penduduk
(POP) berpengaruh negatif dan signifikan pada α = 5 persen terhadap Pandapatan Asli
Daerah (PAD) di kabupaten Padang Lawas Utara propinsi Sumatera Utara. Model TAX

menunjukkan bahwa variabel konsumsi (CONS) berpengaruh positif dan signifikan pada
α = 5 persen dan variabel pajak daerah tahun sebelumnya (TAX-1) berpengaruh positif dan
signifikan pada α = 5 persen. Model RET menunjukkan bahwa variabel Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) berpengaruh negatif dan signifikan pada α = 5 persen, variabel
jumlah penduduk (POP) tidak berpengaruh signifikan pada α = 5 persen dan variabel
retribusi daerah tahun sebelumnya (RET-1) berpengaruh positif dan signifikan pada α = 5
persen. Sedangkan pada model OTHS menunjukkan bahwa variabel jumlah penduduk
tidak berpengaruh signifikan pada α = 5 persen, variabel pendapatan asli daerah (PAD)
berpengaruh positif dan signifikan pada α = 5 persen
Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah, Pajak, Retribusi, Pendapatan Lain Yang Sah,
Konsumsi, PDRB, Jumlah Penduduk.

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Tesis ini
berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli
Daerah Di Kabupaten Padang Lawas Utara Provinsi Sumatera Utara” guna

memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains Ilmu Ekonomi pada
Program Pascasarjana universitas Negeri Medan.
Selama penyusunan tesis ini, penulis menerima banyak dukungan dari
berbagai pihak. Pertama-tama, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada Ayahanda Mara Lelo Harahap S.Pdi dan terkhusus buat Ibunda Tercinta
alm. Emwati L.Tobing serta Ibu/Umak tersayang yang tak putus memberikan
dukungan moril dan materil serta doa yang tulus dan tak putus dari mereka sampai
terselesaikannya tesis ini. Ungkapan terima kasih juga kepada seluruh saudarasaudara penulis yang selalu memberi dukungan terutama kepada Abanganda
Ongku Ahmad Muda Hrp S.Pd dan Arfan Ariansyah Hrp S.Pt. serta adik-adikku
yang sangat ku sayangi, Ishaq Taufiq Habibi Hrp, Muhammad Rizal Khasan Hrp
alias “MARHAN” dan Nuriyadani Hrp atas semua do’a dan dukungan agar dapat
menyelesaikan Study ini.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program
pascasarjana Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Asisten Direktur I dan Bapak Prof. Dr.
Sahat Siagian, M.Pd selaku Asisten Direktur II Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan sekaligus penguji yang
memberikan masukan kepada penulis.

iii

5. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan sekaligus penguji
yang memberikan masukan kepada penulis.
6. Bapak Dr. H. M.Yusuf Harahap,M.Si selaku Pembimbing I yang dengan
kesabaran yang sangat besar memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis selama proses penyelesaian tesis ini.
7. Bapak Dr. Rahmanta Ginting, M.Si selaku Pembimbing II yang dengan
kesabaran yang besar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
hingga terselesaikannya tesis ini.
8. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si selaku Penguji.
9. Terima kasih saya ucapakan kepada Bakoqku Aliaz “AUY” yg meberi banyak
kekuatan dan mengerti banyak tentang HIDUPKU.
10. Seluruh teman-teman di Program Magister Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
kelas A angkatan tahun 2012 yang telah memberikan banyak saran dan kritik

yang sangat berarti bagi penulis, Sekali lagi terima kasih atas semuanya.
Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, namun penulis bertahap
dengan segala keterbatasan yang ada.

Medan,

September 2014

Ahmad Ramadhan Hrp

iv

DAFTAR ISI
ABSTRAC...................................................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah..................................................................... 14
1.3. Tujuan Penelitian......................................................................... 15
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keuangan Daerah ...................................................................... 16
2.1.1 Potensi Keuangan Daerah .......................................................... 17
2.1.2 Hubungan Keuangan Pusat dan daerah ...................................... 22
2.1.3.Pendapatan Asli Daerah ............................................................. 35
2.1.4.Pendapatan Perkapita ................................................................. 50
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................. 55
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................... 59
2.4 Hipotesis ..................................................................................... 60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek Dan Desain Penelitian ..................................................... 61
3.2. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 62
3.3. Definisi Operasional .................................................................... 62
3.4. Metode Analisis........................................................................... 64
3.5 Uji Statistik .................................................................................. 68

3.6 Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 71
1. Uji Normalitas ....................................................................... 71
2. Uji Multikolinearitas ............................................................. 71
3. Uji Autokorelasi .................................................................... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Variabel Penelitian ...................................... 73
4.1.1. Pendapatan Asli Daerah ............................................................ 73
4.1.2. Pajak,Retribusi dan Pendapatan Lain Daerah ........................... 74
4.1.3. Konsumsi ................................................................................... 76
4.1.4. Produk Domestik Regional Bruto ............................................. 77
4.1.5. Jumlah Penduduk ...................................................................... 78
4.2. Hasil Estimasi Model PAD ....................................................... 79
4.3. Hasil Uji Asumsi Ekonometrika ............................................... 83

v

1. Uji Normalitas ........................................................................ 83
2. Uji Autokorelasi ..................................................................... 85
3. Uji Multikolinearitas .............................................................. 87
BAB V KESINPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan................................................................................. 94
5.2. Saran ........................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 96
LAMPIRAN ................................................................................................... 97

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 1.1 Perkembangan realisasi pendapatan asli daerah..........................
TABEL 1.2 Realisasi Penerimaan Daerah ...................................................... .
TABEL 1.3 Data kependudukan .....................................................................
TABEL 3.1 Klasifikasi Variabel Dalam Persamaan Simultan ....................... .
TABEL 3.2 Identifikasi Persamaan Simultan .................................................
TABEL 4.1 Hasil Estimasi Model ..................................................................
TABEL 4.2 Deskriftif Statistik .......................................................................
TABEL 4.3 Matriks Korelasi Seluruh Variabel Bebas ...................................

vii

5
6
10
66
66
79
83
86

DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Sumber Pembiayaan Daerah ...................................................
GAMBAR 2.2 Kerangka Pemikiran ...............................................................
GAMBAR 4.1 Perkembangan PAD Kabupaten Padang Lawas Utara ...........
GAMBAR 4.2 Perkembangan Pajak, Retribusi dan Pendapatan Lain ...........
GAMBAR 4.3 Perkembangan Tingkat Konsumsi ..........................................
GAMBAR 4.4 Perkembangan PDRB .............................................................
GAMBAR 4.5 Perkembangan Jumlah Penduduk ...........................................

viii

Halaman
16
59
72
73
75
77
79

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN I Data Penelitian ........................................................................
LAMPIRAN II Hasil Estimasi Model.............................................................
LAMPIRAN III Deskriptif Statistik................................................................
LAMPIRAN IV Hasil Uji Multikolinearitas (Tabel VIF) ..............................
LAMPIRAN VI Hasil Estimasi.......................................................................

ix

97
98
100
101
102

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan otonomi daerah dijiwai oleh Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999, yaitu tentang Pemerintah Daerah. Daerah diberi kewenangan dan
tanggung jawab yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.
Tujuan dari pada otonomi daerah adalah meningkatkan daya guna dan hasil guna
penyelenggaraan pemerintahan daerah, terutama dalam pelaksanaan pembangunan
dan pelayanan terhadap masyarakat serta meningkatkan pembinaan kestabilan
politik

dan

kesatuan

bangsa.

Undang-Undang

tersebut

direvisi

dan

disempurnakan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2004, tentang Pemerintah Daerah dan direvisi yang kedua menjadi Undangundang Nomor 12 tahun 2008, bahwa dalam penyelenggaraan pemerintah daerah
sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, pemerintah daerah yang mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan,
pelayanan pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningakatan daya
saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,
keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

2

Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal ini mengharapkan pemerintah
daerah memiliki kemandirian yang lebih besar dalam keuangan daerah. Oleh
karena itu, peranan PAD yang merupakan bagian dari Pendapatan Daerah sangat
menentukan kinerja keuangan daerah. Pengukuran kinerja keuangan daerah yang
banyak dilakukan saat ini antara lain dengan melihat rasio antara PAD dengan
Total Pendapatan daerah pada APBD. Prinsipnya, semakin besar sumbangan PAD
kepada APBD akan menunjukkan semakin kecil ketergantungan daerah kepada
pusat. Satu hal yang perlu dicatat adalah peningkatan PAD bukan berarti daerah
harus berlomba-lomba membuat pajak baru, tetapi lebih pada upaya
memanfaatkan potensi daerah secara optimal.
Berlakunya produk hukum mengenai pemerintah daerah tersebut
membawa angin segar dalam pelaksanaan desentralisasi. Konsekuensinya
pemerintah daerah harus dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Pelaksanaan tugas tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan karena
salah satunya perlu kemampuan ekonomi yaitu : pertama, adalah tentang
bagaimana pemerintah daerah dapat menghasilkan financial untuk menjalankan
organisasi termasuk memberdayakan masyarakat; kedua, bagaimana pemerintah
daerah melihat fungsinya mengembangkan kemampuan ekonomi daerah. Dari
uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ciri utama kemampuan suatau
daerah adalah terletak pada kemampuan keuangan daerah artinya daerah otonom
harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber
keuangannya sendiri.

3

Menurut Kaho (1997 : 124) untuk menjalankan fungsi pemerintahan faktor
keuangan suatu hal yang sangat penting karena hampir tidak ada kegiatan
pemerintah yang tidak membutuhkan biaya. Pemerintah daerah tidak hanya
menggali sumber-sumber keuangan akan tetapi juga sanggup mengelola dan
menggunakan

secara

value

for

money

dalam

rangka

penyelenggaraan

pemerintahan, sehingga ketergantungan kepada bantuan pemerintah pusat dapat
ditekan. Dengan dikuranginya ketergantungan kepada pemerintah pusat, maka
Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi sumber keuangan terbesar. Kegiatan ini
hendaknya didukung juga oleh kebijakan perimbangan keuangan pemerintah
pusat dan daerah sebagai persyaratan dalam sistem pemerintahan Negara.
Undang-Undang No. 33/2004 perubahan UU No. 25/1999 tentang
Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, menyebutkan bahwa
sumber-sumber penerimaan daerah dalam rangka menyelenggarakan otonomi
daerah adalah dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, pinjaman daerah
dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
merupakan penerimaan dari daerah itu sendiri yang terdiri dari ; (1) hasil pajak
daerah, (2) hasil dari retribusi daerah, (3) hasil dari perusahaan milik daerah dan
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, (4) lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah.
Dengan berbagai pos pendapatan sumber dana yang tersedia diharapkan
dapat menyangga dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintah daerah. Dengan
semakin banyak kebutuhan daerah dapat dibiayai oleh PAD maka semakin tinggi

4

pula tingkat kualitas otonomi daerah, juga semakin mandiri dalam bidang
keuangan daerah.
Dalam proses menuju kemandirian sebuah daerah otonomi dalam hal ini
terutama

dalam

bidang

pembiayaan,

pengelolaan

dan

penyelenggaraan

pemerintahan dalam bidang pembangunan dirasa masih kurang. Kenyataan ini
tercermin dari peranan sumbangan atau kontribusi PAD terhadap Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dirasa masih rendah, khususnya
untuk PAD kabupaten/kota. Permasalahan yang sama juga dihadapi pemerintah
daerah Kabupaten Padang Lawas Utara dalam hal ini peningkatan pembiayaan
keuangan daerah yang bersumber dari pendapatan asli daerah, untuk itu penelitian
kali ini dilaksanakan di Kabupaten Padang Lawas utara dengan fokus penelitian
tentang pengaruh Pajak, Retribusi dan pendapatan Asli Daerah yang Sah terhadap
PAD dengan menggunakan data sekunder periode penelitian 2008-2012,
sehubungan dengan hal tersebut maka ada baiknya berikut ini dipaparkan
gambaran makro ekonomi mengenai kebijakan keuangan. Berdasarkan laporan
hasil pemeriksaan keuangan pemerintah Kabupaten Padang Lawas utara Tahun
Anggaran 2008. Pemerintah Kabupaten Padang Lawas utara telah berupaya terus
menerus meningkatkan pendapatan asli daerah dengan berbagai cara seperti
memperluas cakupan pungutan pajak dan retribusi, efisiensi biaya pungutan dan
penyempurnaan mekanisme pengelolaan keuangan daerah. Perkembangan
realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Padang Lawas utara selama 5 (lima)
tahun terakhir ini dapat dilihat dari tabel berikut ini:

5

Tabel 1.1 Perkembangan realisasi pendapatan asli daerah.
PAD

TAX

RET

OTHS

(Juta
Rp)

(Juta
Rp)

(Juta
Rp)

(Juta
Rp)

2008

165,500

1,400

6,500

2009

278,200

1,900

2010

338,920

2011

2012

TAHUN

CONS TAXt-1

PDRB

POP

RETt-1

(Juta
Rp)

(Juta
Rp)

(Juta
Rp)

(Jiwa)

(Juta
Rp)

150

414,560

1,400

692,420

193,278

6,500

6,700

200

450,700

1,400

734,280

194,774

6,500

1,860

6,840

360

489,650

1,900

783,760

223,531

6,700

397,450

6,130

6,280

2,680

489,480

1,860

837,150

225,621

6,840

564,320

6,000

4,990

3,680

528,030

6,130

890,590

229,064

6,280

Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2009-2013

Tabel 1.1 Menjelaskan bahwa pendapatan asli daerah tahun 2008-2012
dari pajak daerah di tahun 2008 sebesar 1,400 juta, mengalami peningkatan di
tahun 2009 sebesar 1,900 juta, kemudian mengalami penurunan di tahun 2010
sebesar 1,860 juta, kemudian ditahun 2011 mengalami peningkata sebesar 6,13
miliyar, dan ditahun 2012 kembali mengalami penuruna sebesar 6,000 juta,
retribusi daerah di tahun 2008 sebesar 6,500 juta, mengalami peningkatan di tahun
2009 sebesar 6,700 juta, kemudian mengalami peningkatan di tahun 2010 sebesar
6,840 juta, kemudian ditahun 2011 mengalami penurunan sebesar 6,280 juta, juga
pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 4,990 juta, lain-lain PD yang sah
di tahun 2008 sebesar 0,150 juta, mengalami peningkatan di tahun 2009 sebesar
200 juta, kemudian

mengalami peningkatan di tahun 2010 sebesar 360 juta,

kemudian mengalami pemningkatan ditahun 2011 sebesar 2,680 juta, kemudian

6

mengalami peningkata di tahun 2012 sebesar 3,680 juta. Bahwa selama periode 5
(Lima) tahun, anggaran Kabupaten Padang Lawas utara realisasi penerimaan
pendapatan asli daerah cenderung meningkat.
Tabel 1.2 Realisasi Penerimaan Daerah.
Tahun

PAD

TAX

RET

OTHS

2008

-

-

-

-

2009

68%

35%

3%

33%

2010

21%

2%

2%

8%

2011

17%

200%

-8%

60%

2012

42%

-0,2%

-2%%

37%

Sumber Data : Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah

Realisasi Penerimaan Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara
Menurut Jenis Penerimaannya.
250%
200%
150%

PAD
TAX

100%
RET
OTHS

50%
0%

0
2008

2009

2010

2011

2012

-50%

Grafik 1.1 Realisasi Penerimaan Daerah
Grafik 1.1 Menjelaskan grafik peningkatan Realisasi Penerimaan Daerah
Kabupaten Padang Lawas Utara Menurut Jenis Penerimaannya 2008-2012. PAD di
tahun 2008 hingga 2009 mengalami peningkatan sebesar 68,00%, di tahun 2010

7

juga mengalami peningkatan sebesar 21,00%, ditahun 2011 meningkat 17,00%,
ditahun 2012 meningkat 42,00%, pajak di tahun 2008 hingga 2009 mengalami
peningkatan sebesar 35,00%, di tahun 2010 juga mengalami peningkatan sebesar
2,00%, ditahun 2011 mengalami peningkatan 200,00%, ditahun 2012 mengalami
penurun sebesar -0,20%, reatribusi tahun 2008 hingga 2009 mengalami
peningkatan sebesar 3,00%, ditahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 2,00%,
ditahun 2011mengalami penuruna sebesar -8,00%, ditahun 2012 juga mengalami
penuruna sebesar -2,00%, lain-lain Pendapatan Daerah yang sah di tahun 2008
hingga 2009 mengalami peningkatan sebesar 33,00%, di tahun 2010 juga
mengalami peningkatan sebesar 8,00%, ditahun 2011 mengalami peningkata
sebesar 60,00%, ditahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 37,00%. Di setiap
tahunnya penerimaan pemerintah menurut jenisnya terus mengalami peningkatan,
namun peningkatannya tiap tahunnya bervariasi.
Peningkatan pendapatan asli daerah ini akibat dari perkembangan pajak
daerah dan retribusi daerah di Kabupaten Padang Lawas utara yang berkembang
pesat. Ini dikarenakan semakin tingginya pendapatan perkapita masyarakat,
kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dan semakin bertambahnya jumlah
perusahaan dimana ini memberikan kontribusi kepada pajak dan retribusi.
Kemudian jika dilihat dari pengeluaran penduduk terbesar adalah untuk
pengeluaran makanan. pada tahun 2011, pengeluaran penduduk untuk makanan
mencapai 67,52 persen, sedangkan sisanya 32,48 persen untuk non makanan 14
persentase penduduk menurut golongan pengeluaran per kapita sebulan tahun
2011

pengeluaran rata-rata per kapita sebulan persentase

0-150.000 0,48%

8

150.000-199.999 0,87% 200.000-299.999 20,24% 300.000-399.999 22,06%
400.000-499.999 21,49% 500.000 34,87% sumber : padang lawas utara dalam
angka, 2012 perkembangan kesejahteraan penduduk salah satunya dapat diukur
melalui perkembangan tingkat pendapatan.
Pada tahun 2011 sebagian besar penduduk kabupaten padang lawas utara
berada pada golongan pengeluaran lebih dari rp 500.000,- per kapita tiap
bulannnya. terdapat 34.87 persen penduduk kabupaten padang lawas utara yang
pengeluaran perkapita tiap bulannya di atas rp 500.000,-. tingkat kesejahteraan
juga dapat dilihat berdasarkan perbandingan antara pengeluaran yang dialokasikan
untuk makanan dan non-makanan. semakin tinggi persentase pengeluaran nonmakanan

dibanding

total

pengeluaran,

mengindikasikan

adanya

tingkat

kesejahteraan yang lebih baik. pada tahun 2011 persentase pengeluaran rata-rata
untuk makanan (67,52 persen) masih jauh lebih besar dibandingkan pengeluaran
untuk non-makanan (32,48 persen).
Kabupaten padang lawas utara 2012 dengan luas lahan tanaman sebesar
27.995,33 ha, menghasilkan produksi kelapa sawit sebesar 23.531,8 ribu ton pada
tahun 2011 9, 2011 padi sawah luas panen (ha) 24.568 13.947 produksi (ton)
147.408,00 65.156,45 jagungn luas panen (ha) 676 438 produksi (ton) 3.025,00
1.679,81 ubi kayu

luas panen (ha) 265 204

produksi (ton) 2.385,00 2.797,65

ubi jalar luas panen (ha) 61 62 produksi (ton) 427,00 555,36 kedelai luas panen
(ha) 136 208 produksi (ton) 204,00 251,13 kacang tanah luas panen (ha) 124 123
produksi (ton) 223,20 156,69 kacang hijau luas panen (ha) 246 102 produksi (ton)
295,20 123,30 sumber : padang lawas utara dalam angka, 2012

subsektor

9

perkebunan adalah subsektor dengan kontribusi terbesar pada pdrb kabupaten
padang lawas utara pada tahun 2011 tidak jauh dari kabupaten induknya
(kabupaten tapanuli selatan), mayoritas penduduk kabupaten padang lawas utara
menekuni kegiatan ekonomi di bidang pertanian. kegiatan pertanian yang banyak
ditekuni penduduknya adalah menanam tanaman bahan makanan seperti padi.
produksi padi di kabupaten padang lawas utara mengalami penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya. produksi padi sawah sebesar 147,41 ribu ton
pada tahun 2010 turun menjadi 65,16 ribu ton pada tahun 2011. produktivitas padi
sawah di kabupaten padang lawas utara pada tahun 2010 produktivitas padi
mencapai 6 kwintal/ha sedangkan pada tahun 2011 mencapai 41,04 kwintal/ha.
beberapa tanaman pangan di kabupaten padang lawas utara mengalami kenaikan
produktivitas bila dibandingkan dengan tahun 2010. ubi kayu mengalami
kenaikan produktivitas yang cukup tinggi. pada tahun 2011 produktivitas ubi kayu
mencapai 137,14 kuintal/ha meningkat pesat bila dibandingkan dengan tahun
2010 sebesar 90 kuintal/ha.
Kemudian jika dilihat dari perkembangan jumlah penduduk kabupaten
Padang Lawas Utara pada tahun 2010-2012 terjadi peningkatan sebesar 1,18%
dari periode tahun sebelumnya 2000-2010, peningkatan ini terjadi di setiap
kecamatan di kabupaten padang lawas utara.

10

Kecmatan

Tabel 1.3
Data kependudukan kabupaten Padang Lawas Utara
Jumlah Penduduk
Laju Pertumbuhan
Number Of Population
Penduduk Per Tahun
(oranag / persons )
(%)
2000
2010
2012
2000-2012 2010-2012

Batang Onang

11.550

12.790

13.065

1,02

1,03

Padang Bolak Julu

9.478

9.972

10.165

0,51

0,92

Portibi

20.711

23.228

23.72

1,15

1,04

Padang Bolak

48.498

58.560

60.058

1,90

1,22

Simangambat

17.552

46.769

48.043

10,32

1,30

Halongonan

21.741

29.058

29.807

2,94

1,23

Dolok

20.143

22.573

23.093

1,15

1,10

Dolok Sigompulan

12.850

15.898

16.294

2,15

1,19

Hulu Sihapas

3.401

4.68

4.807

3,25

1,26

165.895

223.531

229.064

3,03

1,18

Kab.Padang Lawas
Utara

Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Lawas Utara 2013

Untuk

melihat

potensi

sumber

penerimaan

daerah

sendiri

(Provinsi/Kabupaten) dibutuhkan pengetahuan tentang perkembangan beberapa
faktor-faktor “Yang dapat dikendalikan” (yaitu faktor-faktor kebijakan dan
kelembagaan), dan “yang tidak dapat dikendalikan”, (yaitu variabel-variabel
ekonomi) yang dapat mempengaruhi kekuatan sumber-sumber penerimaan
daerah, Beberapa faktor-faktor tersebut adalah : (1) Kondisi awal suatu daerah, (2)
Peningkatan cakupan atau ekstensifikasi dan intensifikasi penerimaan, (3)
Perkembangan PDRB perkapita riil, (4) Pertumbuhan penduduk, (5)

Tingkat

11

inflasi, (6) Penyesuaian tarif, (7) Pembangunan baru, (8) Sumber pendapatan baru,
(9) Perubahan peraturan.
Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber pendapatan murni daerah
yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli yang sah. Semua
pendapatan daerah itu mempunyai peranan penting dalam keuangan daerah yang
merupakan salah satu tolak ukur di dalam pelaksanaan otonomi daerah yang luas,
nyata, dan bertanggung jawab secara proporsional.
Pada hakikatnya retribusi daerah lebih beraneka ragam dan bervariasi
antara daerah yang satu dengan yang lain. Semakin maju suatu daerah akan
semakin banyak fasilitas atau jasa yang perlu disediakan untuk pemenuhan
kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat sehingga semakin banyak pula jasa-jasa
retribusi yang dapat dipungut oleh daerah.
Untuk menilai sejauh mana pembangunan bidang ekonomi yang telah
dilaksanakan maka sangat diperlukan adanya alat untuk mengukur tingkat
keberhasilan pembangunan tersebut. Pendapatan regional adalah suatu indikator
berupa data agregat yang sampai saat ini banyak negara termasuk Indonesia masih
memakai data tersebut untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi, baik
secara nasional maupun regional. PDRB merupakan data statistik untuk
memberikan gambaran-gambaran keadaan ekonomi baik di masa lalu maupun
sekarang dan sebagai evaluasi, perencanaan, dan sasaran yang akan dicapai masa
mendatang.

12

Produk domestik adalah seluruh produk barang dan jasa serta hasil
kegiatan ekonomi yang diproduksi di wilayah domestik, tanpa memperhatikan
apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk region
tersebut. Maksud wilayah domestik suatu region adalah meliputi wilayah yang
berada di dalam batas geografis region tersebut seperti propinsi, kabupaten/kota,
kecamatan, atau desa. Sedangkan produk regional adalah merupakan produk yang
ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu region.
Data PDRB ini diperlukan untuk mengetahui : (a) Pertumbuhan ekonomi
regional maupun sektoral, laju pertumbuhan ekonomi merupakan indikator makro
yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi; (b) Tingkat kemakmuran
suatu daerah, tinggi rendahnya tingkat kemakmuran suatu daerah biasanya diukur
dengan besar kecilnya angka pendapatan per kapita. Angka ini diperoleh dan
pembagian PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun; (c) Tingkat
perubahan harga secara keseluruhan (inflasi/deflasi), inflasi atau deflasi
merupakan gambaran tentang terjadinya perubahan harga. Jika terjadi fluktuasi
harga yang tidak menentu akan sangat berpengaruh terhadap daya beli konsumen.
Terjadinya kenaikan harga terus-menerus menurunkan daya beli konsumen,
sebaliknya terjadinya deflasi terus-menerus menimbulkan resesi ekonomi.
Penyajian PDRB atas dasar harga konstan. Penyajian atas dasar harga konstan,
semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga konstan yang terjadi. Karena
menggunakan harga konstan maka perkembangan agregat pendapatan dari tahun
ke tahun dinilai berdasarkan harga tahunan.

13

Penerimaan daerah perlu terus diupayakan dengan peningkatan adanya
penggalian

potensi

sumber-sumber

dana

yang

ada

sehingga

dapat

menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat yang
semakin meningkat kuantitas dan kualilasnya. Upaya perbaikan sangat diperlukan
terutama di bidang pengelolaan keuangan daerah. Berbagai kebijakan tentang
keuangan

daerah

diarahkan

agar

daerah

memiliki

kemampuan

untuk

meningkatkan kemampuannya dalam membiayai penyelenggaraan urusannya
sesuai dengan prinsip-prinsip otonomi daerah dengan diberikannya kewenangan
oleh pemerintah pusat berupa kewenangan yang kuat, nyata, dan bertanggung
jawab secara proporsional. Untuk mempercepat tercapainya kemandirian
khususnya perusahaan-perusahaan swasta diharapkan kontribusinya dalam sumber
lain-lain PAD yang sah.
Namun demikian pemerintah daerah harus ikut dalam hal membuka
pangsa pasar domestik dan internasional. Dengan kualitas dan kuantitas yang
tinggi produk yang dihasilkan maka pangsa pasar akan lebih luas dengan
demikian perusahaan-perusahaan tersebut dapat memberikan kontribusi yang
tinggi terhadap PAD.
Penduduk merupakan salah satu faktor penting dalam perencanaan
pembangunan daerah. Alasanya sederhana, karena penduduk merupakan sumber
daya manusia yang partisipasinya sangat diperlukan agar pelaksanaan hasil-hasil
perencanaan dapat berjalan dengan baik. Penduduk juga merupakan motor
penggerak pembangunan, juga dapat bertindak sebagai obyek, dimana ia akan
menjadi salah target dalam setiap proses pembangunan. Oleh karena itu, analisis

14

kependudukan

sangat

mendukung

efisiensi

dan

efektifitas

perencanaan

pembangunan agar berhasil sebagaimana diharapkan. Hal ini sesuai dengan teori
(Wihana Kirana : 2002) yang menyatakan bahwa besarnya pendapatan
dipengaruhi langsung oleh jumlah penduduk. Bila jumlah penduduk meningkat
maka pendapatan yang akan ditarik meningkat.
Berdasarkan teori klasik dikemukakan suatu teori yang menjelaskan kaitan
antara pendapatan per kapita dengan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan
teori penduduk optimal. Dari teori pertumbuhan klasik telah dapat dilihat bahwa
apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi
daripada pendapatan perkapita, maka pertambahan penduduk akan menaikkan
pendapatan perkapita, akan tetapi apabila penduduk sudah semakin banyak,
hukum hasil lebih yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi.
Oleh karenanya pendapatan perkapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.
Penduduk yang bertambah terus akan menyebabkan pada suatu jumlah penduduk
yang tertentu produksi marginalnya telah sama dengan pendapatan perkapita.
Pada keadaan ini pendapatan perkapita mencapai nilai maksimal.(Sadono Sukirno,
1999 : 431).
Berdasarkan uraian tersebut mendorong penulis untuk meneliti dan lebih
mencermati bagaimana pengaruh Pajak, Retribusi, Dan Pendapatan Asli Lain
Yang Sah Terhadap PAD Di Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2008-2012.

15

1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas maka dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh pajak, retribusi, dan pendapatan asli lain yang sah terhadap
PAD di kabupaten Padang Lawas utara tahun 2008-2012?

1.2

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini berguna untuk
1. Mengetahui Pengaruh Pajak, Retribusi, Dan Pendapatan Asli Lain Yang Sah
Terhadap PAD Di Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2008-2012.

1.4

Manfaat Penelitian

1. Sebagai referensi dalam mengembangkan metodologi penelitian lebih lanjut
tentang PAD.
2. Untuk mengetahui pengaruh Pajak, Retribusi, dan Pendapatan Asli Lain Yang
Sah terhadap PAD Kabupaten Padang Lawas Utara.
3. Merupakan bahan evaluasi dan masukan untuk selanjutnya dapat menentukan
arah kebijakan dalam perencanaan daerah Kabupaten Padang Lawas Utara.

94

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan
1.

Variabel-variabel yang digunakan menjelaskan model pendapatan asli
daerah, pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya
menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis. Variabel
Konsumsi dan Produk Domestik Regional Bruto berpengaruh positif dan
signifikan, Jumlah Penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Padang Lawas Utara propinsi
Sumatera Utara.

2.

Model pajak daerah dengan variabel Konsumsi dan pajak daerah tahun
sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pajak Daerah di
Kabupaten Padang Lawas Utara propinsi Sumatera Utara.

3.

Model retribusi daerah dengan variabel Produk Domestik Regional Bruto
berpengaruh negatif dan signifikan dan variabel retribusi daerah tahun
sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan serta variabel jumlah
penduduk tidak berpengaruh signifikan terhadap retribusi daerah di
Kabupaten Padang Lawas Utara propinsi Sumatera Utara.

4.

Model Pendapatan Daerah lainnya dengan variabel Pendapatan Asli Daerah
berpengaruh positif dan signifikan sedangkan variabel jumlah penduduk tidak
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan daerah lainnya di Kabupaten
Padang Lawas Utara propinsi Sumatera Utara.

95

5.

Besarnya nilai koefisien dari koefisien regresi variabel-variabel yang
menjelaskan model pendapatan asli daerah, pajak daerah, retribusi daerah dan
pendapatan daerah lainnya, yang terbesar adalah konsumsi, diikuti berturutturut oleh variabel jumlah penduduk, Pendapatan Asli Daerah, retribusi
daerah tahun sebelumnya, Produk Domestik Regional Bruto dan variabel
pajak daerah tahun sebelumnya.

5.2 Saran
1.

Pemerintah harus selalu meningkatkan kinerja perekonomian dengan
melakukan efisiensi dan transparansi anggaran ke publik serta mencari
sumber-sumber pendapatan daerah lain yang dapat menunjang perekonomian
daerah itu sendiri.

2.

Pemerintah diharapkan lebih tegas dalam melakukan peraturan yang
berkenaan dengan pelanggaran terhadap pajak serta selalu proaktif dalam
meningkatkan pajak daerah terutama dalam meningkatkan retribusi daerah.

3.

Disamping itu pemerintah harus lebih bijaksana dalam penerapan iuran yang
berupa retribusi daerah, retribusi yang tinggi tidak menjamin meningkatkan
kinerja perekonomian.

4.

Pemerintah diharapkan juga aktif serta kreatif dalam menemukan sumbersumber pendapatan lainnya yang sah, sehingga sumber pendapatan akan lebih
banyak serta dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.

5.

Diharapkan lebih banyak lagi penelitian yang sejenis dengan variabel dan
model yang baru sehingga akan menambah khasanah ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, 2004:129. "Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara
berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak
mendapat jasa, timbal balik (kontraprestasi), yang langsung dapat
ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum"
BPS, Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2009-2013
Ghozali, Imam, 1997. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap
Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah.
Ghozali, 2005. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara
variabel bebas.
Holtz, Eakin, Douglas, at. Al. 1985. Implementasi Causaly Test with panel data
with an example from local public finance paperseries.
Kaho, 1997 : 124. menggali sumber-sumber keuangan daerah.
____________. (1990: 130), ciri-ciri pajak daerah.
____________. (1996 :119), ciri-ciri pokok dari Retribusi Daerah.
Landiyanto. EA. 2005. Kinerja Keuangn dan Strategi Pembangunan Kota di Era
Otonomi Daerah.
Lutfi, Ahmad, 2006. Penyempurnaan Administrasi Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah dalam optimalisasi Penerimaan
Landiyanto 2005. ciri utama suatu daerah mampu melaksanakan suatu otonomi.
Mardiasmo (2003 : 99), pemisahan pajak daerah antara propvinsi dengan
kabupaten/kota.
Mohammad Riduansyah (2000), ”Kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah
terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dan anggaran pendapatan dan
belanja derah (APBD) guna mendukung pelaksanaan otonomi daerah”.
Riduansyah, Mohammad, 2003. Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (APBD) Guna mendukung Pelaksanaan
Otonomi Daerah (Studi kasus Pemerintahan Daerah Kota Bogor)

Republik Indonesia, 2004. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
____________ UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
____________ UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
____________ UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara merupakan acuan dasar pelaksanaan.
____________ UU Nomor 33 Tahun 2004, khususnya pengaturan komponen dana perimbangan yang terdiri atas DBH, DAU dan DAK.
____________. 2004. Undang-undang Nomor 33 Tahu 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
_______________. 2006. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintah Aceh.
------------------------. 2009. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
daerah dan retribusi daerah.
_______________. 2005. Undang-undang Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangn Daerah.
Riwu Kaho, Josef, 2007. Prospek Otonomi Daerah di Negara Indonesia, Jakarta,
Raja Grafindo.
Sekaran, Uma. 2007. Research Methods For Business Metodologi untuk Bisnis.
Penerbit Salemba.
Suparmoko 1999:320. Kemampuan Desentralisasi fiskal.
Wenny, Cherry Dhia, 2012. Analisis Pengaruh PAD Terhadap Kinerja Keuangan
pada Kabupaten/Kota Propinsi Sulawesi Selatan.
Wihana Kirana : 2002. besarnya pendapatan dipengaruhi langsung oleh jumlah
penduduk
____________ 2002. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan sumber-sumber
penerimaan daerah.

Dokumen yang terkait

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Simalungun.

12 111 87

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketimpangan Pendapatan Antarkota Di Sumatera Utara

9 130 74

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anak Putus Sekolah Dengan Menggunakan Analisis Faktor Konfirmatori Di Kabupaten Padang Lawas Utara

1 69 42

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI YOGYAKARTA TAHUN 2010-2015 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah Di Provinsi Yogyakarta Tahun 2010-2015.

1 5 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN SRAGEN Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sragen Tahun 1991-2013.

0 2 15

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pati Tahun 1993 - 2013.

0 2 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI MALUKU Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku Tahun 1990–2010.

0 2 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DI PROVINSI SUMATERA UTARA.

0 1 26

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN PATI TAHUN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Pati Tahun 1982-2007.

0 1 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN JOMBANG.

0 0 106